Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keperawatan
1. Pengertian Keperawatan
Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap
masalah kesehatan aktual maupun potensial. Dalam keperawatan moderen respon
manusia yang didefinisikan sebagai pengalaman dan respon orang terhadap sehat dan
sakit yang merupakan suatu fenomena perhatian perawat. Perawat atau nurse berasal
dari kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang komprehensif, ditujukan pada
individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia.
Keperawatan merupakan profesi, dimana kedepan perlu semakin tertib, menurut word
medical association yaitu semakin tertibnya pekerjaan profesi yang apabila semakin terus
dipertahankan pada gilirannya akan berperan besar dalam turut meningkatkan kulitas hidup
serta derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
2. Perawat
irutiorut
Perawat adalah seseorang (seorang profesional) yang mempunyai kemampuan, tanggung
jawab dan kewenangan melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan pada berbagai
jenjang pelayanan keperawatan. Perawat adalah orang yang telah menyelesaikan
pendidikan professional keperawatan, dan diberi kewenangan untuk melaksanakan peran
serta fungsinya. Perawat profesional adalah perawat yang bertanggungjawab dan
berwenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya sesuai
dengan kewenangannya.

Perhatian perawat profesional dalam pelayanan


keperawatan adalah pada pemenuhan kebutuhan dasar
manusia. Profil perawat profesional adalah gambaran dan
penampilan menyeluruh dimana dalam melakukan aktifitas
keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan, dimana
aktifitas keperawatan meliputi peran dan fungsi pemberi
asuhan keperawatan, praktek keperawatan, pengelolaan
institusi keperawatan, pendidikan dalam keperawatan.

3. Peran dan Fungsi Perawat

Fungsi perawat didalam melakukan pengkajian pada


individu yang sehat maupun sakit dimana segala aktifitas
yang dilakukan dengan berbagai cara untuk mengendalikan
kepribadian pasien secepat mungkin dalam bentuk proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, identifikasi
masalah (diagnosa keperawatan), perencanaan,
implementasi dan evaluasi.

A. Dimensi Keperawatan dalam Persepektif Islam

Keperawatan dalam islam adalah pelayanan kesehatan yang berkaitan


dengan merawat pasien, individu, keluarga dan masyarakat sebagai manifestasi cinta
kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Keperawatan sebagai profesi bukan
merupakan hal baru dalam agama islam. Pada kenyataannya, itu adalah atribut untuk
simpati dan tanggungjawab terhadap yang bersangkutan membutuhkan. Usaha ini
telah dimuali selama pengembangan islam sebagai agama dan peradaban (Dahlia,
2013).
Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan
keperawatan guna menolong irang yang sakit dan meningkatkan kesehatan.
Kesehatan merupakan modal urama untuk beribadah dan melaksanakan aktivitas
lainnya. Ajaran islam yang selalu menekankan agar setiap oran memakan makanan
yang bai dan halal menunjukkan apersiasi islam terhadap kesehatan, sebab makanan
merupakasalah satu penentu sehat tidaknya seseorang (Inna, 2009)
Islam meruapakan agama yang memiliki akar kata s-l-m yang berarti
selamat, damai, penyerahan dan tangga. Oleh karena itu, seluruh bangunan ajaran
islam adalah membawa ajaran yang menyelamatkan umat manusia di dunia dan di
akhirat. Secara terminologi, islam adalah tunduk dan patuh secara sempurna terhadap
seluruh ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW yang dapat diketahu secara
darurat. Setiap umat islam dituntut untuk menjadikan seluruh rangkaian kehidupan
menjadi ibadah (taqarrub) kepada Allah SWT karena hanya dengan cara seperti itulah
hidup menjadi bermakan (Lubis, 2011).
Tugas seorang muslim adalah menyebarkan keselamatan bagi setiap
makhluk hidup termasuk manusia tanpa membeda-bedakan seorang pasien
berdasarkan pada agamanya. Tugas penyebaran untuk berbuat baik adalah meruapakn
inti dari ajaran dakwah yaitu menolong manusia kepada kebaikan dan petunjuk,
menyuruh perbuatan makruf dan mencegah perbuatan mungkar, agar mereka
memperoleh kehidupan yang beruntung di dunia dan di akhirat (Lubis, 2011)
Oleh karena itu profesi keperawatan dalam pandangan islam memiliki
berbagai aspek. Seorang perawat juga bisa berfungsi sebagai mubalig,dai, guru dan
sebagainya. Terdapat empat prinsip etika keperawatan dalam sudut pandang islam:
1. Penghargaan terhadap klien menjadi prinsip etik dalam teori keperawatan.
Islam mengajarkan bahwa keberadaan seorang manusia hendaklah
memperbanyak orang yang memberikan pertolongan bukan orang yang
mnegharap pertolongan, sesuai dengan sabda Rasul yadu al ulya kharirun
min yadu al sufla, yang artinya tangan diatas yaitu yang memberikan
pertolongan lebih baik dari tangan di bwah. Hal ini menunjukkan bahwa
dalam pandangan islam seseorang sebaiknya menjadi pribadi yang mandiri
yaitu dapat menolong orang lain kare perbuatan itu hakikatnya adalah
menolong dirinya sendiri.
2. Tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan teori keperawatan
sekalipun pada akhirnya yang menyembuhkan itu semata-mata Allah SWT.
Seluruh perangkat tenaga medis hanya berfungsi sebagai sebab yang
mengantarkan kesembuhan atau sebaliknya terhadap klien
3. Seorang yang berprofesi sebagai perawat dan memiliki komitmen keislaman
yang kuat adalah sealalu mempertimbangkan manfaat dari perbuatannya
karena Rosul bersabda yang artinya sebagian dari tanda keindahan Islam
adalah meninggalkan perbuatan yang tidak berguna kepadanya (min husni
islam al mar-l tarku ma la yanihi)
4. Seorang yang berprofesi sebagai perawat adalah mereka yang mampu berlaku
adil dan baik kepada pasien maupun kepada dirinya sendiri sehingga juga
memperhatikan fisik dan psikisnya.

B. Mulianya Profesi Perawat


Menurut mantan Rektor Universitas Al-Azhar, Syeikh Mahmoud Syaltout
(l973: l24), banyak sekali petunjuk Nabi Muhammad SAW yang jelas sekali
menuntut perlunya profesi keperawatan. Perintah untuk berobat, peringatan terhadap
penyakit menular, perintah mengasingkan diri terhadap penyakit menular, penjenisan
makanan-makanan sehat untuk tubuh, dll, menunjukkan bahwa baik secara tersurat
maupun tersirat Islam sangat menuntut hadirnya para perawat di tengah masyarakat
manusia. Sebab orang yang memiliki kompetensi di bidang pengobatan dan
perawatan kesehatan tidak lain adalah institusi beserta individu perawat yang
mengabdi di dalamnya. Islam tidak membedakan apakah ia dokter, paramedis atau
perawat, sepanjang ia mengabdi di bidang pengobatan dan perawatan penyakit, maka
ia merupakan orang mulia. Bahkan dalam banyak kitab fikh dan hadits, selalu ada bab
khusus yang membahas tentang penyakit dan pengobatan (kitab al-maridh wa al-
thib).
Di dalam Islamic Code of Medical Ethics diterangkan bahwa pengobatan
dan keperawatan merupakan profesi mulia. Allah menghormatinya melalui mukjizat
Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Ibrahim yang pandai mengobati penyakit dan selalu
menyebut nama Allah sebagai penyembuh penyakitnya. Sama halnya dengan semua
aspek ilmu pengetahuan, ilmu kedokteran dan keperawatan adalah sebagian dari ilmu
Allah, karena Allah-lah yang mengajarkan kepada manausia apa yang tidak
diketahuinya. Allah berfirman: Iqra wa rabbukal akram, alladzi allama bil qalam,
allamal insana ma lam yalam (Bacalah dan Tuhanmulah yang paling mulia, yang
mengajar manusia dengan perantaraan qalam (baca tulis), dan Dia mengajarkan
kepada manusia segala apa yang tidak diketahuinya. QS al-Alaq: 3-5). Melalui ayat
ini Allah menyuruh mempelajari alam semesta beserta segenap organisme dan
anorganisme yang ada di dalamnya dengan nama dan kemuliaan Tuhan, melalui baca
tulis, eksperimen, penelitian, diagnonis, dsb. Ini terbukti dengan semakin banyaknya
studi di bidang kedokteran dan kesehatan, semakin terungkap tanda-tanda kekuasaan
Allah terhadap makhluk-makhluk-Nya.
Berkaitan dengan ini pengadaan praktik kedokteran dan perawatan adalah
perintah agama kepada masyarakat, yang disebut fardlu kifayah, yang diwakili oleh
beberapa institusi untuk melayani kebutuhan kesehatan dan pengobatan masyarakat
dan dapat dinikmati oleh setiap orang tanpa kecuali, tanpa melihat kepada perbedaan
ras, agama dan status sosialnya. Kewajiban ini merupakan tugas negara untuk
menjamin kebutuhan bangsa akan para dokter dan perawat dalam berbagai bidang
spesialisiasi. Dalam Islam hal ini merupakan kewajiban negara terhadap
warganegaranya.
Kesehatan harus menjadi tujuan, dan keperawatan kedokteran sebagai cara,
pasien adalah tuan, dokter dan perawat sebagai pelayannya. Peraturan-peraturan,
jadwal-jadwal, waktu dan pelayanan harus dilaksanakan sedemikian rupa untuk
menentukan keadaan pasien dan ditempatkan paling atas dengan kesejahteraan dan
kesenangan yang pantas.
Status istimewa harus diberikan kepada pasien selama ia menjadi pasien,
tidak membedakan siapa dan apa dia. Seorang pasien berada pada tempat
perlindungan karena penyakitnya dan bukan karena kedudukan sosialnya, kekuasaan
atau hubungan pribadinya. Karena itu dokter dan perawat mengemban tugas mulia,
yang dalam sumpah jabatannya mereka sudah bersumpah dengan namaTuhan,
berjanji untuk mengingat Tuhan dalam profesinya, melindungi jiwa manusia dalam
semua tahap dan semua keadaan, melakukan semampu mungkin untuk
menyelamatkannya dari kematian, penyakit, rasa sakit dan kecemasan.
Allah berjanji akan menolong setiap orang di akhirat dan di hari pembalasan,
siapa saja yang menolong saudaranya di dunia. Walaupun kematian merupakan hak
prerogatif Allah menentukannya, namun manusia diberi kewenangan yang maksimal
untuk mengatasi penyakitnya dengan bantuan dokter dan perawat. Itu sebabnya
terhadap penyakit yang parah sekalipun, dokter dan perawat tetap melakukan usaha
maksimal dan memberi semangat hidup para pasien bersangkutan.
Ajaran-ajaran normatif agama tentang perawatan di atas, tidak hanya sebatas
dasar teoritis, melainkan sudah pula dipraktikkan dalam realitas kehidupan di masa
lalu. Di masa-masa awal perkembangan Islam dikenal sejumlah wanita yang
mengabdikan dirinya di bidang keperawatan, di antaranya Rufaidah, ia berjasa
mendirikan rumah sakit pertama di zaman Nabi Muhammad Saw guna menampung
dan merawat orang-orang sakit, baik karena penyakit maupun terluka dalam
peperangan Kalau di Eropa dikenal nama Jean Henry Dunant, dokter Swiss yang
melalui Konferensi Jenewa l864 diakui sebagai Bapak Palang Merah Interasional,
diikuti oleh Florence Nightingale sebagai Ibu Perawat Dunia pertama, maka
Rufaidah-lah yang dianggap sebagai Nightingale dalam Islam.
Para Khalifah Abbasiyah juga banyak memiliki dokter dan perawat istana
yang mendapatkan kedudukan istimewa turun temurun. Jurjis ibnu Bakhti, Hunain
bin Ishak dan keturunannya merupakan para dokter dan perawat yang handal. Bazmi
Alim, bukan saja aktif dalam dunia keperawatan, tapi juga membangun rumah sakit
Yamki Baghcha di Istanbul-Turki, dan masih banyak lagi. Figuritas Ibnu Sina
(Avicenna) dan Abubakar al-Razi (Razez) yang dianggap pelopor ilmu kedokteran
dengan karya-karya tulis monumentalnya di bidang keperawatan medis, semakin
memacu banyaknya masyarakat yang terjun dalam profesi keperawatan, baik pria
maupun wanita.

Sholikah. 2015. Keperawatan dalam Pandangan Islam.


https://www.slideshare.net/khomsyasholikha/keperawatan-dalam-dimensi-
islam

Akhlak perawat menurut agama Islam


Ahlak Seorang Perawat Menurut Pandangan Islam Seorang perawat selalu
dijadikan roll model oleh setiap pasiennya, oleh sebab itu seorang perawat harus
memiliki sikap :

1. Ikhlas
Ikhlas disini dalam artian sikap yang murni, semata-mata demi memperoleh ridhla
dan perkenan Allah dalam proses keperawatannya. Allah menerangkan dalam surat
Al-Bayyinah 98 : 5



Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) Agama yang lurus
Ikhlas disini dapat dilakukan dengan cara :
1. Selalu Menolong Dengan Segala Cara. Bersegeralah menolong seseorang dengan
segenap kemampuan, baik berupa harta, tenaga, waktu atau setidak-tidaknya
perhatian yang tulus hanya untuk mendengarkan keluh kesahnya.
2. Sumbangkan Ilmu Pengetahuan.
3. Hindari Penghinaan Terhadap Pasien Segala sesuatu yang bersifat merendahkan,
mengejek, menghina dalam bentuk apapun terhadap seseorang, baik tentang postur
tubuhnya, keadaan penyakitnya, kepribadiannya, keadaan sosial dan sebagainya.

2. Ramah dan Santun


Ramah dan santun dalam menghadapi pasien dengan tidak membedakan kaya atau
miskin, golongan muslim atau non-muslim.
Hadist riwayat Al-Tarmidzi :
Senyumu terhadap saudaramu adalah merupakan suatu kebajikan.

Ramah dan santun seorang perawat yang patut kita hadirkan adalah :
Wajah Yang Selalu Ceria Entah kenapa wajah yang cerah ceria selalu tampak
menyenagkan, sebaliknya wajah yang cemberut, angkuh, musam, selalu saja terlihat
tidak menyenangkan.

Rasulullah SAW bahkan bersabda : Janganlah selalu membebani jiwamu dengan


sesungguh hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu. Sebab, bila
hati terus dipaksakan dengan memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi
buta. (HR Abu Dawud)

3. Belas Kasih
Belas kasih dalam merawat pasioen, yakni sikap simpati terhadap penderitaan orang
lain sehingga menimbulkan kesungguhan untuk menollong.
Rasulullah SAW bersabda :
Belaskasihanilah penduduk kami, niscaya yang ada dilangit mengasihani kamu.
(HR Abu Dawud)

Belas kasihan seorang perawat sangatlah penting yang perlu kita hadirkan ialah :
Bersikaplah Sangat Sopan Dan Penuh Penghormatan.
Jika Rasulullah SAW berbincang dengan para sahabatnya, beliau selalu berusaha
menghormatinya sebagai perawat kita yang wajib mencontoh, berilah penghormatan
kepada pasien dengan cara perhatian, cara mengobatinya, mendengarkankeluhannya
dan sebaginya.
Dalam keperawatan ada sebutan bahwa kasih sayang dan belas kasihan seseorang
perawat seperti seorang ibu terhadap anaknya.

4. Sabar dan Tak Lekas Marah.


Bila seorang perawat sedang kesal, waspadalah, karena kemarahan dan kekesalan
yang tidak terkendali biasanya menghasilkan kata dan prilaku yang keji, yang akan
melukai orang lain. Hal itu bisa membuat pasien merasa takut dan disa berakibat patal
bagi penya kitnya. Kita harus senantiasa bersabar dan menyayangi pasien seperti
keluarga sendiri. Al-Baqarah :153



Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu
sesungguhnya Allah besrta orang-orang yang sabar.

5. Bersikap Tenang
Bersikap tenang disini mempunyai arti tidak tergesa-gesa, teliti yakni seksama,
dengan hati-hati sekali, cermat dan rapi dalam merawat pasien.
Bila Engkau hendak melakukan suatu pekerjaan, hadapilah dengan tenang, hingga
Allah menjalankan kepada engkau jalan keluar.

6. Penampilan Yang Menyenangkan


Gunakan selalu pakaian yang rapi, serasi dan tercium harum, kita tahu harum-
haruman yang baik akan membuat senang siapa pun yang berada disekitar kita.
Memakai pakain yang baik bukanlah tanda kesombongan. Allah maha indah dan
menyukai keindahan. Tentu saja dalam batas syariat yang disukai Allah. Jangan
meremehkan penampilan karena hal ini akan membuat orang lain senang atau
sebaliknya.

B. Peran perawat profesional menurut nilai-nilai Islami


Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan
melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya dan diperoleh
melalui pendidikan keperawatan. Seorang perawat dikatakan profesional jika
memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan keperawatan professional serta memiliki
sikap profesional sesuai kode etik profesi. Nilai Nilai Islami dalam Peran dan
Fungsi Perawat Profesional :

1. Peran Pelaksana
Peran ini dikenal dengan istilah care giver. Peran perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai
individu keluarga dan masyarakat. Dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak
sebagai comforter, protector, dan advokat, communicator, serta rehabilitator.
Sebagai comforter, perawat berusaha memberi kenyamanan dan rasa aman
pada klien. Islam mengajarkan bagaimana umat manusia dapat menolong terhadap
sesamanya, pertolongan itu diberikan secara tulus ikhlas dan holistic, sehingga kita
dapat merasakan apa yang klien kita rasakan. Ibarat orang mukmin saling mencintai
kasih mengasihi dan saling menyayangi adalah lukisan satu tubuh jika salah satu
angggota tubuhnya sakit maka seluruh tubuh akan merasa sakit. ( HR.Muttafaq
Alaih)
Peran sebagai protector lebih berfokus pada kemampuan perawat melindungi
dan menjamin agar hak dan kewajiban klien terlaksana dengan seimbang dalam
memperoleh pelayanan kesehatan. Misalnya, kewajiban perawat memenuhi hak klien
untuk menerima informasi dan penjelasan tentang tujuan dan manfaat serta efek
samping suatu terapi pengobatan atau tindakan keperawatan. Dalam islam kita tidak
boleh membuka aib saudara kita sendiri karena jika kita membukanya sama saja kita
memakan bangkai saudara kita yang mati sebagaimana dalam surah al-hujurat ayat
12:






Artinya: hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah mencari-cari kesalah
orang lain dan jangan lah sebahagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah
salah seseorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Penerima lagi Maha Penyayang.
Peran sebagai communicator akan nampak bila perawat bertindak sebagai
mediator antara klien dengan anggota tim kesehatan lainnya. Peran ini berkaitan erat
dengan keberadaan perawat mendampingi klien sebagai pemberi asuhan keperawatan
selama 24 jam. Perawat dalam islam harus memberikan dukungan. Rehabilitator
berhubungan erat dengan tujuan pemberian askep yakni mengembalikan fungsi organ
atau bagian tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi normal.

2. Peran Sebagai Pendidik (Health Educator)


Sebagai pendidik, perawat berperan mendidik individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat serta tenaga keperawatan atau tenaga kesehatan yang berada dibawah
tanggung jawabnya. Peran ini dapat berupa penyuluhan kesehatan kepada klien
(individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat). Sebagaimana dalam Q.S Ali-Imran
ayat 148 :







Artinya: Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala
yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang yang berbuat kebaikan.
Dan Q.S Al-Mujadilah ayat 11 :







Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: Berlapang-
lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu, maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.

3. Peran Sebagai Peneliti


Sebagai peneliti dibidang keperawatan, perawat diharapkan mampu
mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian serta
memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan
pendidikan keperawatan. Penelitian bertujuan untuk menghasilkan :
a. Jawaban terhadap pertanyaan.
b. Solusi penyelesaian masalah baik melalui produk teknologi atau metode baru
maupun berupa produk jasa.
c. Penemuan dan penafsiran fakta baru.
d. Pengujian teori berdasarkan kondisi atau fakta baru.
e. Perumusan teori baru. Quran Surah Al-Qashash ayat 77, yang berbunyi:










Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari duniawi dan berbuat baiklah
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah berbuat kerusakan
dibumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
C. Peran perawat dalam membimbing pasien dalam beribadah

1. Pada awal pertemuan, perawat membacakan doa menjenguk orang sakit.







Hilangkanlah penyakit wahai Rabb manusia dan berilah kesembuhan, sesungguhnya
Engkau adalah Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali dengan
kesembuhan dari-Mu, (berilah) kesembuhan total yang tidak menyisakan penyakit.
2. Membimbing pasien untuk bersuci
Sebagai perawat kita harus membimbing pasien saat sedang bersuci . Bagi orang sakit
bersuci bisa dilakukan dengan cara berwudhu jika dia mampu namun jika dia tidak
mampu untuk menggerakan badannya untuk berwudhu maka di bolehkan untuk
bertayamum , dan disini perawat membimbing pasien dalam melaksanakan
tayamumnya.















Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka
mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang
air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka
bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu
dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu
bersyukur. (Al-Maidah : 6)
3. Membimbing pasien ketika tiba waktu sholat
Karena sholat itu merupakan tiang agam jadi dalam keadaan apapun kita diwajibkan
untuk sholat , maka dari itu sebagai perawat kita wajib mengingatkan pasien kita agar
terus menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim .






Jagalah (peliharah) segala shalat(mu) dan (peliharalah) shalat wustha. Berdirilah
untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu. (Al-Baqarah [2]: 238).
Apabila pasien tidak mampu melaksanakan solat dengan berdiri, maka bisa dengan
posisi duduk, jika tidak bisa dalam posisi duduk pasien bisa melakukan dalam posisi
berbaring dengan menghadap ke arah kiblat. Dan untuk pasien yang kondisinya
sangat lemah bisa melakukan solatnya dalam hati.
4. Membimbing pasien membaca Al-Quran
Bimbing pasien dengan membaca Al-Quran terutama ayat-ayat dengan orang sakit,
rahmat allah, dan karunia allah, dengan begitu pasien akan termotivasi untuk sembuh.
Dan memberikan pengertian bagi pasien supaya membaca Al-Quran daripada
mengeluh atas penyakit yang dideritanya.




Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji
dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (Al-Ankabut : 45)
5. Mengingatkan untuk selalu berdoa kepada Allah
Karena dengan kita berdoa kita bisa lebih dekat dengan ALLAH SWT .



Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku
akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina. (Ghafir : 60)
6. Membimbing agar selalu berdzikir kepada Allah
Dengan berdzikir hati pasien yang tidak tenang akan menjadi lebih tanang dan akan
menjadi lebih dekat kepada Allah.




(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.
Begitulah Allah SWT menguji manusia ( dengan sakit ) , untuk melihat siapa
di antara hamba-Nya yang memang benar-benar berada dalam keimanan dan
kesabaran. Karena sesungguhnya iman bukanlah sekedar ikrar yang diucapkan
melalui lisan, tapi juga harus menghujam di dalam hati dan teraplikasian dalam
kehidupan oleh seluruh anggota badan. AllahSWT menegaskan bahwa Dia akan
menguji setiap orang yang mengaku beriman. Apakah manusia itu mengira bahwa
mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka tidak
diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka,
maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya
Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al-Ankabuut: 2-3)

2.1 Profesi Perawat dalam Islam


Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan
keperawatan, guna menolong orang yang sakit dan untuk meningkatkan kesehatan.
Karena kesehatan merupakan modal untuk menjalani aktivitas, seperti bekerja,
beribadah, dan aktivitas lainnya. Ajaran islam selalu menekankan setiap orang untuk
menjaga kesehatan dan memakan makanan yang baik dan halal untuk menunjukan
bahwa Islam mendukung kesehatan, sebab makanan merupakan salah-satu penentu
sehat atau tidaknya seseorang.
Profesi keperawatan dalam islam adalah dipandang sebagai profesi yang
mulia.akan tetapi hal itu berlaku apabila asuhan keprawatan yang dilakukan sesuai
dengan syariah islam,yaitu dengan memperhatikan kaidah-kaidah dan aturan-aturan
dalam islam.dalam Al-Quran disebutkan bahwa:
bertolong-tolonglah kamu dalam hal kebaikan,dan janganlah kamu
bertolong-tolong dalam hal keburukan atau kejahatan.
dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Quran menganjurkan
untuk membantu orang orang yang sedang kesulitan dalam hal ini adalah pada
keadaan sakit.seperti yang dicontohkan oleh rufaidah di zaman Rasulullah
Saw.sebagai perumpamaan dalam penerapan asuhan keperawatan yang sesuai dengan
aturan-aturan yang ada dalam islam.misalnya adalah bagaimana cara bersuci dan
shalat bagi pasien yang sedang sakit.
Allah berfirman dalam surat Al-baqarah ayat 185:
artinya : allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu(QS.Al-baqarah;185)

Seperti telah difirmankan Allah dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah: 168, 172
:
Wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat dibumi. Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik
yang kami rezeki kepadamu (Q.S Al-Baqarah: 168,172).
Anjuran Islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk
mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan
kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam sangat
melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan, seperti buang kotoran dan
sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah di sungai atau sumur yang
airnya tidak mengalir dan sejenisnya. Islam sangat menekankan kesucian (al-
thaharah), yaitu kebersihan atau kesucian lahir dan batin. Dengan hidup bersih, maka
kesehatan akan semakin terjaga, sebab selain bersumber dari perut sendiri, penyakit
seringkali berasal dari lingkungan yang kotor.
Islam juga sangat menganjurkan kehati-hatian dalam bepergian dan
menjalankan pekerjaan, dengan selalu mengucapkan basmalah dan berdoa. Agama
sangat melarang perilaku nekad dan ugal-ugalan, seperti bekerja tanpa alat pengaman
atau ngebut di jalan raya yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Mengingat kompleksnya faktor pemicu penyakit dan kesakitan, maka profesi
perawat tidak bisa dihindari. Keperawatan sangat dibutuhkan, baik yang dilakukan
secara sederhana, tradisional sampai pada yang semi modern dan supermodern.
Keperawatan secara umum dapat dibagi dua, yaitu pelayanan kesehatan dan
pelayanan medis. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan kesehatan
diartikan sebagai pelayanan yang diterima seseorang dalam hubungannya dengan
pencegahan, diagnosis dan pengobatan suatu gangguan kesehatan tertentu (KBBI,
l990: 504).
Menurut mantan Rektor Universitas Al-Azhar, Syeikh Mahmoud Syaltout
(l973: l24), banyak sekali petunjuk Nabi Muhammad SAW yang jelas sekali
menuntut perlunya profesi keperawatan. Perintah untuk berobat, peringatan terhadap
penyakit menular, perintah mengasingkan diri terhadap penyakit menular, penjenisan
makanan-makanan sehat untuk tubuh, dll, menunjukkan bahwa baik secara tersurat
maupun tersirat Islam sangat menuntut hadirnya para perawat di tengah masyarakat
manusia. Sebab orang yang memiliki kompetensi di bidang pengobatan dan
perawatan kesehatan tidak lain adalah institusi beserta individu perawat yang
mengabdi di dalamnya.
Islam tidak membedakan apakah ia dokter, paramedis atau perawat, sepanjang
ia mengabdi di bidang pengobatan dan perawatan penyakit, maka ia merupakan orang
mulia. Bahkan dalam banyak kitab fikh dan hadits, selalu ada bab khusus yang
membahas tentang penyakit dan pengobatan (kitab al-maridh wa al-thib). Di dalam
Islamic Code of Medical Ethics diterangkan bahwa pengobatan dan keperawatan
merupakan profesi mulia. Allah menghormatinya melalui mukjizat Nabi Isa bin
Maryam dan Nabi Ibrahim yang pandai mengobati penyakit dan selalu menyebut
nama Allah sebagai penyembuh penyakitnya. Sama halnya dengan semua aspek ilmu
pengetahuan, ilmu kedokteran dan keperawatan adalah sebagian dari ilmu Allah,
karena Allah-lah yang mengajarkan kepada manausia apa yang tidak diketahuinya.

Keperawatan Dalam Islam


Islam adalah agama yang memiliki akar kata s-l-m yang berarti selamat,
damai, penyerahan dan tangga. Oleh karena itu, seluruh bangunan ajaran Islam adalah
membawa ajaran yang menyelamatkan kehidupan umat manusia di dunia dan di
akhirat. Secara terminologi, Islam adalah tunduk dan patuh secara sempurna terhadap
seluruh ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW yang dapat diketahui secara
darurat (al islam: al khudlu wa al inqiyad al tamm lima ja-a bihi Nabiyu
Muhammadin sallallahu alaihi wa salam wa ulima bi al dlarurat). Setiap umat
Islam dituntut untuk menjadikan seluruh rangkaian kehidupannya menjadi
ibadah (taqarrub) kepada Allah SWT karena hanya dengan cara seperti itulah hidup
menjadi bermakna.[10] Tugas seorang muslim untuk menyebarkan keselamatan bagi
setiap makhluk termasuk manusia tanpa membeda-bedakan seorang pasien berdasar
pada agamanya. Tugas penyebaran untuk berbuat baik adalah merupakan inti dari
ajaran dakwah yaitu mendorong manusia kepada kebaikan dan petunjuk, menyuruh
perbuatan makruf dan mencegah perbuatan mungkar, agar mereka memperoleh
kehidupan yang beruntung di dunia dan di akhirat.[11]
Oleh karena itu, profesi keperawatan dalam pandangan Islam memiliki
berbagai aspek. Seorang perawat juga bisa berfusngsi sebagai muballig, dai, guru
dan sebagainya. Sebagaimana disinggung di muka bahwa terdapat empat prinsip etika
dalam profesi keperawatan, maka akan diberi alas teologis dari sudut pandangan
Islam. Pertama, penghargaan terhadap kemandirian klien menjadi prinsip etik dalam
teori keperawatan. Islam mengajarkan bahwa keberadaan seorang manusia hendaklah
memperbanyak orang yang memberikan pertolongan bukan orang yang mengharap
pertolongan sesuai dengan sabda Rasul yadu al ulya khairun min yadu al
sufla, artinya tangan di atas yaitu yang memberikan pertolongan lebih baik dari
tangan yang di bawah. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pandangan Islam
seseorang sebaiknya menjadi pribadi yang mandiri yaitu yang dapat menolong orang
lain karena perbuatan itu pada hakikatnya adalah menolong dirinya
sendiri. Kedua, tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan teori
keperawatan sekalipun pada akhirnya yang menyembuhkan itu semata-mata Allah
SWT. Seluruh perangkat tenaga medis hanya berfungsi sebagai sebab yang
mengantarkan kesembuhan atau sebaliknya terhadap klien. Ketiga, seorang yang
berprofesi sebagai perawat dan memiliki komitmen keislaman yang kuat adalah
selalu mempertimbangkan manfaat dari perbuatannya karena Rasul bersabda yang
artinya sebagian dari tanda keindahan Islam seseorang adalah meninggalkan
perbuatan yang tidak berguna kepadanya (min husni islam al mar-I tarku ma la
yanihi). Keempat, seorang yang berprofesi perawat adalah mereka yang mampu
berlaku adil baik kepada pasien maupun kepada dirinya sendiri sehingga juga
memperhatikan kebutuhan fisik dan psikisnya. Berikut akan diuraikan beberapa
prinsip keperawatan dalam Islam yaitu sebagai berikut.
1. Aspek Teologis: setiap hamba telah dibekali oleh Allah dua potensi yaitu
kehendak (masyiah) dan kemampuan (istithaah). Atas dasar kehendak maka seorang
muslim memiliki cita-cita untuk melakukan berbagai rekayasa dan inovasi dalam
kehidupannya yang dibaktikan karena Allah. Dengan adanya kehendak dan
kemampuan maka seorang manusia melakukan upaya yang sungguh-sungguh tanpa
menyisakan kemampuannya dan setelah itu menyerahkan hasilnya menanti ketentuan
Allah. Dalam perspektif yang seperti itulah bertemunya dua hal yang seing dipandang
krusial dalampemahaman akidah yaitu antara usaha manusia dan takdir Allah.
Keduanya adalah merupakan perpaduan dalam perjalanan hidup manusia yang
disebut tawakkal. Hal ini tercermin dalam Al Quran sebagian diantaranya
menekankan manusia agar berbuat secara maksimal karena Allah tidak akan merubah
nasib seseorang sehingga merubah sendiri.[12] Sementara pada ayat yang lain
menegaskan seakan manusia tidak berperan sedikitpun dalam perbuatannya dengan
mengatakan Dan Allah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu kerjakan.[13]
2. Aspek Fungsi keanusiaan yaitu khilafah dan ibadah. Tugas khilafah adalah
mengelola seluruh alam semesta untuk kepentingan umat manusia. Dan tentunya
harus diingat bahwa tugas pengelolaan yang baik harus dilakukan oleh hamba-hamba
Allah yang memiliki kepatutan untuk itu.[14] Selanjutnya pelaksanaan tugas khilafah
yang benar pastilah akan menghasilkan ibadah yang benar pula dan demikian
sebaliknya. Atas dasar itu, seorang muslim hendaknya menggali seluruh informasi
ilmu pengetahuan tentang alam semesta termasuk tugas perawatan sekalipun ilmu itu
ada pada umat lain yang tidak muslim. Anjuran tentang hal ini ditegaskan dalam
berbagai ayat Al Quran antara lain dengan penyebutan tipologi orang berilmu itu
dengan ulul albab. Allah menegaskan bahwa sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi dan pergantian siang dan malam adalah menjadi tanda-tanda kebesaran
Allah bagi orang yang berpikir[15] Selanjutnya dalam ayat berikutnya Allah
menjelaskan tanda-tanda orang yang disebut ulul albab yaitu orang yang selalu
mengingat Allah; memikirkan penciptaan langit dan bumi; dan kemudian yang
mampu mengambil keputusan: ya Tuhan kami, tidaklah Engkau jadikan semua ayang
ada di alam semesta ini sia-sia; dan terakhir pernyataan Maha Suci Allah dari sifat
kekurangan dan peliharalah kami dari azab neraka.[16]
3. Aspek akhlak yaitu ihsan yang menyatakan bahwa setiap orang yang beriman
hendaklah menyadari bahwa dirinya selalu dalam pengawasan Allah sesuai dengan
Hadis Rasul bahwa engkau menyembah Allah seakan engkau melihatNya dan
andaikata engkau tidak mampu melihatNya maka yakinlah Ia melihatmu (an tabud
Allah kaannaka tarahu fa in lam takun tarahu fa innahu yaraka). Atas dasar itu,
seorang muslim dalam segala tindakannya tidak memerlukan kendali eksternal untuk
menjadi orang baik karena di dalam hatinya terdapat potensi fitrah yang selalu
menuntunnya untuk menjadi orang yang takut berbuat maksiat.

Anda mungkin juga menyukai