Anda di halaman 1dari 27

ORGANISASI KEPERAWATAN

PENGERTIAN

Organisasi yang anggotanya merupakan para praktisi yang menetapkan diri sebagai profesi dab
bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi social yang tidak dapat dilaksanakan
dalam kapasitas sebagai idividu

CIRI-CIRI ORGANISASI PROFESI

Ada 3 ciri organisasi (Prof. DR. Azrul, MPH), sebagai berikut :

 Umumnya satu profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang para anggotanya
berasal dari satu profesi, pendidikan dengan dasar ilmu yang sama.
 Misi utama profesi untuk merumuskan kode etik dan kompetensi profesi serta
memperjuangkan otonomi profesi
 Kegiatan pokok menetapkan serta merumuskan standa pelayanan profesi, standa
pendidikan dan pelatihan profesi serta menetapkan kebijakan profesi.

PERAN ORGANISASI PROFESI

 Pembina, pengembang dan pengawas terhadap mutu pendidikan keperawatan


 Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan keperawata
 Pembina serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
 Pembina, pengembang dan pengawas kehidupan profesi

FUNGSI ORGANISASI PROFESI


1. Fungsi umum
a. Menentukan,mempertahankan dan meningkatkan standar
b. Mempertahankan anggota untuk menggunakan akuntabilitas dlm melaksanakan
standar
c. Mendidik masyarakat yang tidak ingin mengikuti standar
d. Melindungi anggota profesi
2. Bidang pendidikan keperawatan
a. Menetapkan standar pendidikan keperawatan
Pengembangan pelayanan keperawatan profesional tidak dapat dipisahkan dengan
pendidikan profesional keperawatan. Pendidikan keperawatan bukan lagi merupakan
pendidikan vokasional/ kejuruan akan tetapi bertujuan untuk menghasilkan tenaga
keperawatan yang menguasai ilmu keperawatan yang siap dan mempu melaksanakan
pelayanan / asuhan keperawatan profesional kepada masyarakat.Pendidikan tinggi
keperawatan diharapkan menghasilkan tenaga keperawatan profesional yang mampu
mengadakan pembaruan dan perbaikan mutu pelayanan / asuhan keperawatan, serta
penataan perkembangan kehidupan profesi keperawatan
b. Mengembangkan pendidikan keperawatan berjenjang lanjut.
Adanya tujuan ditetapkannya standar praktik keperawatan diatas merupakan
faktor penggerak perkembangan pendidikan keperawatan di Indonesia pada jenjang
pendidikan tinggi, yang sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1962 yaitu dengan
dibukanya Akademi Keperawatan yang pertama di Jakarta. Proses ini berkembang
terus sejalan dengan hakikat profesionalisme keperawatan.Dalam Lokakarya
Keperawatan tahun 1983, telah dirumuskan dan disusun dasar-dasar pengembangan
Pendidikan Tinggi Keperawatan. Sebagai realisasinya disusun kurikulum program
pendidikan D-III Keperawatan, dan dilanjutkan dengan penyusunan kurikulum
pendidikan Sarjana (S1) Keperawatan.
3. Bidang pelayanan keperawatan
Keperawatan sebagai suatu profesi, dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab
pengembanggannya harus mampu mandiri. Untuk itu memerlukan suatu wadah yang
mempunyai fungsi utama untuk menetapkan, mengatur serta mengendalikan berbagai hal
yang berkaitan dengan profesi seperti pengaturan hak dan batas kewenangan, standar
praktek, standar pendidikan, legislasi, kode etik profesi dan peraturan lain yang berkaitan
dengan profesi keperawatan. Maka organisasi profesi juga berfungsi:
a. Menetapkan standar profesi keperawatan
Adanya standar keperawatan menjadi dasar rasional dalam merencanakan
keperawatan, mencapai efisiensi organisasi, mengevaluasi membina dan upaya
perbaikan, alat komunikasi dan koordinasi asuhan keperawatan diseluruh system
pelayanan kesehatan, menentukan kebutuhan perawat dan pola utilitasnya. 
Aspek-aspek penting mengapa standar keperawatan harus ditentukan : pertama
memebrikan arah kedua mencapai persetujuan sesuai harapan / ekspekstasi ketiga
memantau dan menilai hasil memnuhi standar, tidak memenuhi standar atau
melampaui standar, dan keempat merupakan petunjuk bagi organisasi/manajemen,
profesi dan pasien dalam organisasi tatanan pelayanan untuk memperoleh hasil
optimal.
b. Memberikan izin praktik
Izin praktik keperawatan sampai tulisan ini dibuat masih tetap merupakan
perjuangan keperawatan. Bagi setiap profesi atau pekerjaan untuk mendapatkan hak
izin praktik bagi anggotanya, biasanya harus memenuhi tiga kriteria :
 Ada kebutuhan untuk melindungi keamanan atau kesejahteraan
masyarakat.
 Pekerjaan secara jelas merupakan area kerja yang tersendiri dan terpisah.
 Ada suatu organisasi yang melaksanakan tanggung jawab proses
pemberian izin. (Kozier Erb, 1990). Izin praktik keperawatan diperlukan
oleh profesi dalam upaya meningkatkan dan menjamin professional
anggotanya. Bagi masyarakat izin praktik keperawatan merupakan
perangkat perlindungan bagi mereka untuk mendapat pelayanan dari
perawat professional yang benar-benar mampu dan mendapat pelayanan
keperawatan dengan mutu tinggi.
c. Memberikan registrasi tenaga keperawatan
Registrasi merupakan pencantuman nama seseorang dan informasi lain pada
badan resmi baik milik pemerintah maupun non pemerintah. Praktik keperawatan
sudah di atur dalam surat keputusan Menteri Kesehatan No.1239 tentang registrasi
dan praktik keperawatan yang mengatur hak, kewajiban, dan kewajiban perawat,
tindakan-tindjakan keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat dalam
menjalankan praktiknya, dan persyaratan praktik keperawatan dan mekanisme
pembinaan dan pengawasan. Sekarang rancangan undang-undang tentang praktik
keperawatan sudah di usulkan ke DPR untuk Mendapatkan pengesahan.
d. Menyusun dan memberlakukan kode etik keperawatan
Kode Etik Keperawatan berisi tentang  tanggung jawab perawat terhadap
tugas,klien, profesinya sendiri,pemerintah, bangsa dan tanah air yang telah diatur
dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.1239.

4. Bidang IPTEK
a. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasai riset keperawatan
Riset keperawatan diperlukan dalam perkembangan metodologi dan asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh anggota profesi itu sendiri untuk mencapai standar
yang lebih baik. Pada dasarnya ada tiga sumber informasi utama, untuk mengembangkan
standar yaitu penelitian, keputusan kelompok ahli/spesialis, observasi cara praktek
keperawatan actual. Dalam organisasi pelayanan keperawatan standar bersumber baik
dari sumber eksternal maupun internal.
Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi perkembangan IPTEK dalam
keperawatan
Pelayanan keperawatan adalah essensial bagi kehidupan dan kesejahteraan klien oleh
karena itu profesi keperawatan harus akontebel terhadap kualitas asuhan yang diberikan.
Pengembangan ilmu dan teknologi memungkinkan perawat untuk mendapatkan informasi
yang dibutuhkan dalam rangka menerapkan asuhan bagi klien dengan kebutuhan yang
kompleks. Untuk menjamin efektifitas asuhan keperawatan pada klien, harus tersedia
criteria dalam area praktek yang mengarahkan keperawatan mengambil keputusan dan
melakukan intervensi keperawatan secara aman.
b. Bidang kehidupan profesi
 Membina, mengawasi organisasi profesi
 Membina kerjasama dengan pemerintah, masyarakat, profesi lain dan antar
anggota. Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran
kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan
kepada masyarakat.
 Membina kerjasama dengan organisasi profesi sejenis dengan negara lain
 Mengikuti peran perawat sebagai kolaborator.
 Membina, mengupayakan dan mengawasi kesejahteraan anggota
 MANFAAT ORGANISASI PROFESI

Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan
untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu.Profesi adalah pekerjaan yang memerlukan
pendidikan yang lama dan menyangkut keterampilan intelektual ( Webster, 1995 ).
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang
menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-
fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu.
Jadi menurut Breckon (1989) manfaat organisasi profesi mencakup 4 hal yaitu :
1. Mengembangkan dan memajukan profesi
            Organisasi profesi yang beranggotakan warga profesi akan berusaha untuk
mengembangkan dan memajukan profesi yang mereka jalani. Apapun organisasi profesi yang
ada, para warga profesi pasti akan memperoleh manfaat dari kegiatan yang mereka laksanakan di
organisasi profesi yang telah mereka ikuti. Dengan adanya organisasi profesi, maka profesi yang
ada akan berkembang dan dengan adanya struktur organisasi yang tersusun rapi maka profesi
itupun bisa berkembang dan maju dengan cepat.
            Contohnya saja organisasi profesi keperawatan. Seseorang yang berprofesi sebagai
perawat akan bergabung dengan organisasi profesi yang bergerak di bidang keperawatan. Dia
akan menjadi pengurus organisasi profesi, apakah akan menjadi anggota atau jabatan lainnya di
organisasi tersebut. Kumpulan dari perawat akan membentuk sebuah organisasi profesi yang
kuat sehingga profesi sebagai perawat bisa berkembang dan maju karena adanya kepengurusan
organisasi profesi.

2. Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi


Kepengurusan sebuah organisasi profesi bisa menertibkan tindakan yang diambil oleh
warga profesi. Dengan adanya kepengurusan yang baik dan tersusun rapi maka setiap tindakan
yang diambil oleh warga profesi bisa ditertibkan  dan tindakan seorang warga profesi tidak akan
berbenturan dengan warga profesi lainnya. Organisasi profesi akan memperluas ruang gerak
profesi karena apabila orang –orang yang berprofesi sama tidak bergabung dan bekerja sendiri-
sendiri maka ruang gerak mereka akan terbatas karena tidak ada yang mengatur.
Misalnya organisasi profesi keperawatan, setiap anggota organisasi akan tertib dalam
melaksanakan tugasnya dan tidak akan bentrok dengan anggota yang lainnya karena tugas
mereka sudah diatur dengan kesepakatan yang sudah ada. Profesi keperawatan akan tertib
apabila para anggota menjalankan tugas sesuai dengan keahliannya. Organisasi profesi
keperawatan juga akan memperluas ruang gerak profesi keperawatan. Hal ini dikarenakan
organisasi ini terstruktur dan semua perawat di Indonesia bergabung ke dalam organisasi ini
sehingga ruang gerak profesi akan luas dan mereka juga bisa tukar informasi sehingga tidak ada
diantara perawat yang akan ketinggalan informasi.

3. Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi


            Organisasi profesi bertugas untuk menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi.
Para warga profesi mempunyai hak untuk mengeluarkan pendapat dan pengurus organisasi lah
yang akan menampung semua pendapat itu dan menghimpunnya sehingga terciptalah sebuah
kerjasama yang baik. Di organisasi profesilah pendapat warga profesi akan ditampung dan
disatukan. Warga profesi yang juga merupakan pengurus akan mengadakan sebuah rapat dan
mereka berhak untuk berpendapat dan dengan adanya perbedaan pendapat maka pengurus akan
bermusyawarah untuk menyatukan pendapat warga profesi. Contohnya : organisasi profesi
keperawatan yang ada akan menghimpun pendapat warga profesi. Pengurus organisasi juga
bertugas untuk menyatukan pendapat warga profesi.

4.   Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif dalam
mengembangkan dan memajukan profesi
Organisasi profesi juga memberikan kesempatan kepada para warga profesi untuk
berkarya dan berperan aktif  di dalam organisasi tersebut sesuai dengan kemampuannya. Para
warga berhak untuk berkarya dalam mengembangkan dan memajukan profesi yang mereka
tekuni.
Contohnya : organisasi profesi keperawatan memberikan kesempatan pada semua
anggota untuk berkarya dan berperan aktif. Misalnya anggota membentuk suatu kumpulan kecil
dan mereka bisa mengadakan suatu seminar atau rapat untuk membicarakan bagaimana jalannya
organisasi profesi ini ke depannya. 

JENIS - JENIS ORGANISASI KEPERAWATAN

A. ORGANISASI KEPERAWATAN DI INDONESIA

PPNI

Organisasi keperawatan tingkat nasional yang merupakan wadah bagi perawat di


Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang didirikan pada tanggal 17
Maret 1974 dan merupakan gabungan dari berbagai organisasi keperawatan saat itu. PPNI pada
awalnya terbentuk dari penggabungan beberapa organisasi keperawatan seperti IPI (Ikatan
Perawat Indonesia), PPI (Persatuan Perawat Indonesia), IGPI (Ikatan Guru Perawat Indonesia),
IPWI (Ikatan Perawat Wanita Indonesia). Dalam penggabungan ini IBI (Ikatan Bidan Indonesia)
tidak ikut serta karena mempunyai anggapan bahwa bidan adalah profesi sendiri. Setiap orang
yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang sah dapat mendaftarkan diri sebagai
anggota PPNI dan semua siswa/mahasiswa keperawatan yang sedang belajar dapat disebut calon
anggota.
Tujuan :
o Membina dan mengambangkan organisasi profesi keperawatan antara lain : persatuan dan
kesatuan,kerja sama dengan pihak lain dan pembinaan manajemen organisasi
o Membina, mengambangkan dan mengawasi mutu pendidikan keperawatan di Indonesia
o Membina, mengembangkan dan mengawasi mutu pelayanan keperawatan di indonesia
o Membina dan mengembangkan IPTEK keperawatan di Indonesia
o Membina dan mengupayakan kesejahteraan anggota
Fungsi :
o Sebagai wadah tenaga keperawatan yang memiliki kesatuan kehendak sesuai dengan
posisi jabatan, profesi dan lingkungan untukmencapai tujuan organisasi
o Mengembangkan dan mengamalkan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
program-program pembangunan manusia secara holistic tanpa membedakan golongan,
suku, keturunan, agama/kepercayaan terhadap Tuhan YME
o Menampung,memadukan,menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi tenaga
keperawatan serta mengembangkan keprofesian dan kesejahteraan tenaga keperawatan.
Tugas pokok :
o Bidang pembinaan organisasi
PPNI bertugas membina kelembagaan anggotanya dan akder kepemimpinan
o Bidang pembinaan profesi
PPNI bertugas meningkatkan mutu pelayanan, penghayatan dan pengamalan kode etik
perawat, mengutamakan terbentuknya peraturan perundang-undangan keperawatan serta
mengembangkan ilmu dan teknologi keperawatan
o Bidang kesejahteraan anggota
PPNI bertugas membina hubungan kerja sama dengan organisasi dan lembaga lain
didalam maupun diluar negeri.
Visi :
o Membenahi sistem pendidikan keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan
masyarakat serta pelayanan kesehatan utama (PHC) dengan landasan yang kokoh yang
meliputi wawasan keilmuan, orientasi pendidikan dan kerangka konsep pendidikan
keperawatan profesional yang berfokus pada penguasaan iptek keperawatan
o Membenahi sistem pelayanan keperawatan. Upaya ini dapat dilakukan dengan selalu
berusaha memberikan asuhan keperawatan yang profesional dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Dalam rangka menopang keterlaksanaan asuhan
keperawatan profesional diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu
diperlukan pengembangan kemauan tenaga keperawatan secara kualitatif dan kuantitatif
dan juga advokasi terhadap perawat.
o Membenahi kinerja PPNI. Dalam hal ini sangat mendesak untuk mengoptimalkan peran
dan fungsinya,sehingga mampu mengangkat citra keperawatan,menyusun standar
pelayanan/praktik keperawatan dan memelihara kesejahteraan anggota.
o Mendesiminasikan pengertian keperawatan profesional serta lingkup
peran,fungsi,tanggung jawab, dan kewenangan profesi keperawatan kepada masyarakat
luas dan para penyusun/pengambil kebijakan.
Misi :
o Membina kelembagaan anggotanya dan akder kepemimpinan
o Meningkatkan mutu pelayanan, penghayatan dan pengamalan kode etik perawat,
mengutamakan terbentuknya peraturan perundang-undangan keperawatan serta
mengembangkan ilmu dan teknologi keperawatan
o Membina hubungan kerja sama dengan organisasi dan lembaga lain didalam maupun
diluar negeri.
Peran PPNI
a. Menganjurkan suatu kegiatan Sosialisasi Profesional
 Sosialiasasi professional sejak dini dimulai pada saat pendidikan dilanjutkan setelah
lulus masuk pada lingkungan kerja
 Sosialisasi professional adalah : suatu proses dimana peserta didik pendidikan tinggi
keperawatan mendapat pengalaman melaksanakan praktek keperawatan professional,
menumbuhkan dan membina sikap, tingkah laku dan keterampilan professional yang
diperlukan untuk siap melaksanakan praktek keperawatan ilmiah. Suatu proses
transformasi perilaku dari peserta didik pendidikan tinggi keperawatan menjadi
seorang “perawat professional”.
 Sosialisasi praktek keperawatan profesional adalah proses dimana nilai-nilai dan
norma-norma dari profesi keperawatan diinternalisasi kedalam perilaku perawat itu
sendiri dan konsep-konsep dirinya. Sehingga perawat belajar dari menerima
pengetahuan keterampilan dan sikap sebagai karakteristik profesi.
Hinshaws mengemukakan tahap-tahap sosialisasi professional mencakup : awal
belum merasakan, keganjilan, identifikasi, simulasi peran, kebimbangan dan akhirnya
internalisasi yaitu : menerima dan nyaman dengan peran perawat.
Sosialisasi professional menjadi bagian penting untuk membentuk perawat
professional.
b. Mengusulkan  “ Pola  Jenjang  Karir ” tenaga   perawat   sebagai system pengembangan
karir
Perawat professional adalah : seseorang yang mempunyai alasan-alasan rasional,
dapat mengakomodasi realita, menerima dirinya, diminati oleh orang lain, belajar dari
pengalaman serta percaya diri. Agar perawat professional ini tetap terus berkembang
menigkatkan kinerjanya, diperlukan suatu sistem pengembangan karir yang jelas. Dimana
saat ini belum mendapat perhatian yang baik. Akibatnya perawat perawat merasa resah,
lelah dan jenuh dalam pekerjaannya, kualitas asuhan keperawatan menurun dan sistem
imbalan jasa tidak jelas. Jika sistem pengembangan karir telah diterima maka masalah-
masalah tersebut diatas dapat diatasi dan masyarakat akan memperoleh haknya terhadap
pelayanan keperawatan berkualitas.
Prinsip-Prinsip dalam Sistem Pengembangan Karir
o Kualifikasi tenaga keperawatan dimulai dari D III keperawatan atau S1
Keperawatan
o Jenjang mempunyai makan kompetensi yang dimiliki untuk melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai lingkupnya dan bertingkat sifatnya sesuai dengan
kompleksitas masalah klien.
o Fungsi utama yang menjadi pegangan adalah fungsi memberikan asuhan
keperawatan
o Setiap perawat pelaksana mempunyai kesempatan sama untuk meningkatkan
karirnya sampai pada jenjang paling atas
o Jenjang karir mempunyai dampak terhadap tanggung jawab dan akontabel
terhadap tugas serta sistem penghargaan
o Pimpinan organisasi RS mempunyai komitmen yang tinggi terhadap sistem
pengembangan karir tenaga perawat pelaksana sehingga dapat dijamin kepuasan
pasien terhadap pelayanan keperawatan.
o Lingkup jenjang pengembangan karir mencakup : keperawatan medikal bedah,
maternitas, pediatri, jiwa, komunitas dan gawat darurat.
Bentuk, Jenjang Pengembangan Karir
o Perawat Klinik I
Pengalaman dan Pendidikan
 D III Keperawatan + pengalaman 1 tahun
 S1 Keperawatan + penagalaman 0 bulan
Deskripsi
 Memiliki kompetensi : memberikan keperawatan dasar
 Diperlukan supervisi dalam memberikan asuhan keperawatan
 Berperan sebagai perawat pelaksana dan pendidik bagi klien dan
keluarganya
o Perawat Klinik II
Pengalaman dan pendidikan
 D III keperawatan dengan pengalaman 3 tahun
 S1 Keperawatan + pengalaman 1 tahun
Deskripsi
 Memiliki kompetensi memberikan keperawatan dasar dalam lingkup
medikal bedah, maternitas, pediatrik, jiwa, komunitas dan gawat darurat
 Diperlukan supervisi terbatas
 Berperan sebagai perawat pelaksana pendidik bagi pasien dan keluarga
serta pengelola dalam asuhan keperawatan
o Perawat Klinik III
Pengalaman dan pendidikan
 D III Keperawatan + pengalaman 6 tahun
 S1 Keperawatan + pengalaman 4 tahun
 Spesialisasi sesuai bidang + pengalaman 0
Deskripsi
 Memiliki kompetensi memberikan keperawatan lanjut dalam lingkup
medical bedah, maternitas, pediatri, jiwa, komunitas dan gawat darurat
 Sepenuhnya dapat melakukan asuhan keperawatan dengan keputusan
sendiri
 Berperan sebagai perawat pelaksana, pendidik bagi pasien, keluarga dan
sesama teman,pengelola dalam asuhan keperawatan serta mampu
mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti
o Perawat  Klinik IV
Pengalaman dan Pendidikan
 D III Keperawatan + pengalaman 9 tahun
 S1 Keperawatan + pengalaman 7 tahun
 Spesialisasi sesuai bidang + 1 tahun
Deskripsi
 Memiliki kompetensi memberikan keperawatan super spesialisasi dalam
lingkup medikal bedah, maternitas, pediatri, jiwa, komunitas dan gawat
darurat
 Sepenuhnya dapat melakukan asuhan keperawatan dengan keputusan
sendiri dan supervisor bagi perawat pada jenjang I, II dan III
c. Agar  sistem    pengembangan   karir   dapat  terlaksana PPNI bertanggung jawab  
terhadap  terlaksananya   Program  Pendidikan Berkelanjutan bagi perawat (PBP/CNE)
Pendidikan Berkelanjutan bagi Perawat/PBP adalah :  proses yang meliputi
berbagai pengalaman/pelatihan setelah pendidikan formal dasar keperawatan, yang dapat 
meningkatkan kemampuan keprofesian. Dalam program PBP ini akan ditentukan :
kurikulum pelatihan, modul bentuk penghargaan, criteria pelatih dan institusi yang boleh
melaksanakan pelatihan. Diharapkan bentuk-bentuk pelatihan dapat dilaksanakan dengan
professional memberikan dampak terhadap peningkatan kemampuan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan.
d. Menciptakan komunitas professional yaitu komunitas perawat yang ada diinstitusi
pelayanan kesehatan dan pendidikan dan melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan
professional. Mempunyai sistem nilai dan tanggung jawab sama. Merupakan bagian dari
masyarakat keperawatan profesional. Komunitas keperawatan diperlukan karena :
o Adanya pengembangan sistem pemikiran asuhan keperawatan di institusi
pelayanan kesehatan
o Dalam rangka menetapkan standard asuhan keperawatan
o Untuk mengelola ketenagaan keperwatan
o Mengelola pelaksanaan praktek keperawatan
o Bertanggung jawab terhadap hasil/dampak asuhan keperawatan pada klien dan
sistem.
Komunitas keperawatan merupakan “agents of formal knowledge” dalam
keperawatan yaitu orang-orang yang menciptakan, transmisi dan menerapkan
pengetahuan formal (eliot freidson, 1986). Berada pada baris terdepan dalam proses
profesionalisasi keperawatan, membangun citra keperawatan sebagai profesi serta
merupakan kekuatan dalam proses membudayakan keperawatan.
Upaya membangun komunitas professional keperawatan
o Membangun dan membina pelayanan/asuhan keperawatan rumah sakit dan
masyarakat sebagai bagian integral dari dari pelayanan rumah sakit/masyarakat
sehingga diterima sebagai pelayanan professional.
o Mengidentifikasi dan membina perawat professional yang diakui dan diberi
kewenangan serta tanggung jawab melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan
professional.
Langkahnya adalah merumuskan criteria kualifikasi perawat professional,
mendaftar para perawat yang memenuhi kualifikasi, mengakui dan memberi kewenangan
serta tanggung jawab.
Membangun komisi etika keperawatan yang memberikan tuntutan dalam
pelaksanaan praktek keperawatan yaitu membina para perawat professional seabgai
komunitas dengan tradisi/budaya keperawatan sebagai komunitas professional yang sarat
dengan perannya sebagai “model”.
e. Untuk     menjamin       kualitas       pelayanan  keperawatan yang diterima
masyarakat       maka  PPNI telah menetapkan sistem legislasi keperawatan diawali     
dengan   adanya     Kepmenkes    No. 647 tentang Registrasi dan Praktek Keperawatan
Legislasi keperawatan adalah : proses pemberlakuan Undang-undang atau
perangkat hukum yang sudah disempurnakan yang mempengaruhi pengembangan ilmu
dan kiat dalam praktek keperawatan.
Tujuan Legislasi keperawatan meliputi :
o Memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan keperawatan
yang diberikan
o Menginformasikan kepada masyarakat tentang pelayanan keperawatan yang
diberikan dan tanggung jawab para praktisi professional
o Memelihara kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan

o Memberi kejelasan batas kewenangan setiap kategori tenaga keperawatan

o Menjamin adanya perlindungan hukum bagi perawat

o Memotivasi pengembangan profesi

o Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan


Kode Etik menurut PPNI

Kode etik keperawatan di Indonesia telah disusun oleh Dewan Pinpinan Pusat Persatuan
Perawat Nasioanl Indonesia (DPP PPNI) melalui munas PPNI di Jakarta pada tangal 29
November 1989.

Fungsi Kode Etik Perawat


Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi status
profesional dengan cara sebagai berikut:
a. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskan
memahami dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang diberikan kepada
perawat oleh masyarakat.
b. Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin hubungan
keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etika.
c. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus dipatuhi
yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator, perawat dengan tenaga
profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi keperawatan sebagai
seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan.
d. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.

Kode etik keperawatan Indonesia : Terdiri dari 5 Bab, dan 17 pasal. yaitu:

1. Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat

o Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman kepada


tanggungjawab yang bersumber dari adanya kebutuhan akan keperawatan
individu, keluarga dan masyarakat.

o Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan senantiasa


memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat-
istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan
masyarakat.
o Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu, keluarga dan
masyarakat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat
dan tradisi luhur keperawatan.Tanggungjawab terhadap tugas.

o Perawat senantiasa menjalin hubungan kerja sama dengan individu, keluarga dan
masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan
khususnya serta upaya kesejahteraan umum sebagai bagian dari tugas kewajiban
bagi kepentingan masyarakat.

2. Tanggungjawab terhadap tugas

o Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai


kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.

o Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku.

o Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan untuk


tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.

o Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan


penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta
kedudukan sosial.

o Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien dalam


melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan
kemampuan jika menerima atau mengalihtugaskan tanggungjawab yang ada
hubungannya dengan keperawatan.

3. Tanggungjawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya


o Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan dengan
tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan suasana lingkungan
kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.

o Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan


pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan
pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam
bidang keperawatan.

4. Tanggungjawab terhadap profesi keperawatan

o Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan profesional secara


sendiri-sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.

o Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan


menunjukkan perilaku dan sifat pribadi yang luhur.

o Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan


pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan dan pendidikan
keperawatan.

o Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi


keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.

5. Tanggungjawab terhadap pemerintah, bangsa dan Negara

o Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan


yang diharuskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.

o Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada


pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada
masyarakat.

AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia)


Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) digagas oleh Dekan FIK
Universitas Indonesia dalam suatu pertemuan tanggal 29 Juni 2001 yang dihadiri oleh 16
institusi. Tujuan pertemuan adalah untuk mengkonsolidasi diri dalam rangka menjamin kualitas
lulusan. Salah satu keputusan penting dalam pertemuan ini adalah disepakati untuk membentuk
wadah asosiasi yang kemudian disebut Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI).

Latar belakang pendirian wadah ini adalah keinginan yang kuat untuk menghasilkan
lulusan yang berkualitas melalui penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas pula. Keinginan
ini juga untuk menghadapi tantangan akan belum terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan
layanan kesehatan yang berkualitas serta menghadapi dampak globalisasi.

Sebagai pengurus yang pertama AIPNI periode 2001 – 2005  adalah Prof. Dra. Elly
Nurachmah, DNSc., RN sebagai ketua, Dra. Murni Hartanti S, SKp., MKes sebagai sekretaris
dan Allenidekania, SKp., MN sebagai bendahara. Asosiasi ini telah disahkan didepan akte
Notaris No. 11, tanggal 12 Juni 2002.

Visi

Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia memiliki visi menjadi wadah institusi
penyelenggara pendidikan yang berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat,
pengembangan teknologi dan ilmu keperawatan melalui penyelenggaraan proses pendidikan
Ners yang berwawasan global.

Misi

1) Mewujudkan suatu sistem penyelenggaraan pendidikan Ners yang baku dan berstandar
nasional atau internasional bagi seluruh anggotanya
2) Menjamin terselenggaranya perkembangan keilmuan, kualitas sumber daya, dan kegiatan
riset pada semua pusat pendidikan Ners.

3) Mewujudkan suatu hubungan kerjasama yang setara dengan institusi pendidikan Ners di
negara lain.

4) Mengendalikan pertumbuhan dan meningkatkan kualitas pendidikan Ners di Indonesia.


Tujuan

Memberdayakan setiap institusi pendidikan Ners untuk menjadi penyelenggara


pendidikan yang dapat menghasilkan Ners yang berkualifikasi setara, bermartabat tinggi, dan
bermanfaat bagi masyarakat.

Peran

a. AIPNI sebagai mitra pemerintah, organisasi profesi perawat nasional  dan lembaga lain
dalam pengaturan dan penyelenggaraan institusi pendidikan keperawatan.
b. AIPNI berperan sebagai pusat pembinaan penyelenggaraan pendidikan ners di Indonesia,
penelaah kebijakan yang berlaku bagi pendidikan tinggi keperawatan, inisiator kerjasama
dengan pusat pendidikan ners di luar negeri, pemprakarsa berbagai aspek dalam sistem
penyelenggaraan pendidikan ners di Indonesia.

B. ORGANISASI KEPERAWATAN INTERNASIONAL

ICN (INTERNATIONAL COUNCIL OF NURSE)

International Council of Nurses [ICN] atau Konsil Keperawatan Internasional


[KKI] merupakan organisasi profesional wanita pertama didunia yang didirikan tanggal 1 Juli
1899 yang dimotori oleh Mrs. Bedford Fenwick. ICN merupakan sebuah federasi yang
beranggotakan asosiasi-asosiasi perawat nasional [NNAs] dari 133 negara di dunia dan
merupakan representasi dari jutaan perawat di seluruh dunia. ICN bekerja sama dengan asosiasi-
asosiasi yang menjadi anggotanya terkait berbagai issue penting pada profesi keperawatan.
ICN tidak memiliki keanggotaan secara perseorangan. Para perawat yang telah terdaftar
dalam asosiasi perawat nasional dari suatu negara secara otomatis terdaftar juga sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari ICN. ICN bekerja dalam tiga [3] area program utama, yang dikenal
sebagai Pilar ICN, yaitu: Praktik Keperawatan Profesional, Regulasi, dan Kesejahteraan Sosial
Ekonomi. Ketiga Pilar ICN tersebut berfokus pada tujuan untuk memperbaiki kesenjangan yang
masih terjadi dalam area keperawatan dan kesehatan.
Kode Etik ICN merupakan dasar pijakan bagi Kode Etik asosiasi perawat nasional dari
seluruh dunia.
Visi :
Memberikan panduan dalam Praktik Keperawatan Profesional, Perumusan Regulasi, dan
peningkatan Kesejahteraan Sosial Ekonomi pada berbagai negara di dunia, terutama yang
berkaitan dengan Standar Keperawatan dan Kebijakan dalam Keperawatan dan Kesehatan di
manca negara.
Misi :
Sebagai representasi dari profesi perawat dalam tatanan internasional dan terlibat secara
aktif dalam mempengaruhi kebijakan kesehatan di seluruh dunia.
Tujuan :
Tujuan pendirian ICN adalah memperkokoh silaturahmi para perawat diseluruh dunia,
memberi kesempatan bertemu bagi perawat diseluruh dunia untuk membicarakan berbagai
masalah tentang keperawatan, menjunjung tinggi peraturan dalam ICN agar dapat mencapai
kemajuan dalam pelayanan, pendidikan keperawatan berdasarkan dan kode eik profesi
keperawatan.
Peran :
ICN menyediakan publikasi dalam skala yang luas terkait issue-issue terkini dan
kebijakan-kebijakan yang diambil organisasi bagi anggotanya secara gratis.Setiap tahun ICN
mempublikasikan dan mendiseminasikan seperangkat media untuk dipergunakan dalam
peringatan Hari Perawat Sedunia [The International Nurses' Day Kit] yang dilaksanakan secara
serentak diberbagai belahan dunia setiap tanggal 12 Mei. ICN memiliki proyek penting terkait
Praktik Keperawatan Profesional dan Kesejahteraan Sosial Ekonomi, seperti Leadership for
Change, ICNP, Negotiation in Leadership, yang terus dijalankan di Amerika Latin, Karibia, Asia
Pasifik, dan Afrika. ICN juga merupakan jembatan penghubung bagi jaringan perawat di seluruh
dunia. ICN juga memberikan pelayanan kepada anggotanya dalam rangka sharing pengetahuan,
pengalaman, maupun ide bagi Profesional Perawat dari berbagai negara di dunia.

Kode Etik menurut ICN


 
ICN adalah suatu federasi perhimpunan perawat di seluruh dunia yang didirikan pada
tanggal 1 Juli 1899 oleh Mrs.Bedford Fenwich di Hanover Square, London dan direvisi pada
tahun 1973. Adapun kode etiknya adalah sebagai berikut :

a. Tanggung Jawab Utama Perawat

Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah timbulnya


penyakit, memelihara kesehatan dan mengurangi penderitaan. Untuk melaksanakan
tanggung jawab utama tersebut, perawat harus meyakini bahwa :

o Kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan di berbagai tempat adalah sama.

o Pelaksanaan praktik keperawatan dititik beratkan pada penghargaan terhadap


kehidupan yang bermartabat dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

o Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan /atau keperawatan kepada


individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, perawat mengikutsertakan
kelompok dan instansi terkait.

b. Perawat, Individu dan Anggota Kelompok Masyarakat

Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan masyuarakat. Oleh karena itu , dalam menjalankan tugas, perawat perlu
meningkatkan keadaan lingkungan kesehatan dengan menghargai nilai-nilai yang ada di
masyarakat, menghargai aadat kebiasaan serta kepercayaan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat yang menjadi pasien atau kliennya. Perawat dapat memegang teguh
rahasia pribadi (privasi) dan hanya dapat memberikan keterangan bila diperlukaan oleh
pihak yang berkepentingan atau pengadilan.

c. Perawat dan Pelaksanaan Praktik Keperawatan

Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan standar


praktik keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan
keperawatan. Perawat dapat mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya secara aktif
untuk menopang perannya dalam situasi tertentu. Perawat sebagai anggota profesi, setiap
saat dapat mempertahankan sikap sesuai dengan standar profesi keperawatan.
d. Perawat dan Lingkungan Masyarakat

Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif, dan dapat


berperan serta secara aktif dalam menentukan masalah kesehatan dan masalah sosial yang
terjadi di masyarakat.

e. Perawat dan Sejawat

Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman kerja, baik tenaga
keperawatan maupun tenaga profesi lain di keperawatan. Perawat dapat melindungi dan
menjamin seseorang, bila dalam masa perawatannya merasa terancam.

f. Perawat dan Profesi Keperawatan

Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar praktik
keperawatan dan pendidikan keperawatan . Perawat diharapkan ikut aktif dalam
mengembangkan pengetahuan dalam menopang pelaksanaan perawatan secara
profesional. Perawat sebagai anggota profesi berpartisipasi dalam memelihara kestabilan
sosial dan ekonomi sesuai dengan kondisi pelaksanaan praktik keperawatan.

ANA (American Nurse Association)


  ANA adalah organisasi profesi perawat di Amerika Serikat. Didirikan pada akhir tahun
1800 yang anggotanya terdiri dari organisasi perawat dari negara-negara bagian. ANA berperan
dalam menetapkan standar praktek keperawatan, melakukan penelitian untuk meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan serta menampilkan profil keperawatan profesional dengan
pemberlakukan legislasi keperawatan. American Nurses Association (ANA) adalah organisasi
profesional untuk memajukan dan melindungi profesi keperawatan .
Ini dimulai pada tahun 1896 sebagai Perawat Alumni dan berganti nama menjadi
Perawat American Association pada tahun 1911. American Nurses Association (ANA) adalah
organisasi layanan penuh hanya profesional yang mewakili seluruh populasi perawat terdaftar
bangsa. Dari lorong-lorong Kongres dan lembaga federal untuk papan kamar, rumah sakit dan
fasilitas kesehatan lainnya, ANA adalah suara terkuat untuk profesi keperawatan. Hal ini
bermarkas di Silver Spring, Maryland.
American Nurses Association (ANA), Keperawatan Pernyataan Kebijakan Sosial,
menekankan enam fitur penting dari keperawatan profesional:
 Penyediaan hubungan kepedulian yang memfasilitasi penyembuhan kesehatan
 Memperhatikan kisaran pengalaman manusia dan tanggapan terhadap kesehatan dan
penyakit dalam lingkungan fisik dan sosial.
 Integrasi data objektif dengan pengetahuan yang didapat dari apresiasi terhadap pasien
atau pengalaman subjektif kelompok.
 Penerapan pengetahuan ilmiah untuk proses diagnosis dan pengobatan melalui
penggunaan penilaian dan pemikiran kritis
 Kemajuan pengetahuan keperawatan profesional melalui penyelidikan ilmiah
 Pengaruh pada kebijakan sosial dan publik untuk mempromosikan keadilan sosial.

Tujuan dari keperawatan adalah sebagai berikut:


 Untuk mempromosikan kesehatan, termasuk emosional dan kesejahteraan sosial; · Untuk
mencegah penyakit dan kecacatan;
 Untuk menyediakan lingkungan, fisik, dukungan kognitif, dan empotional dalam
penyakit; · Untuk meminimalkan berbagai macam penyakit, dan
 Untuk mendorong rehabilitasi

Organisasi yg tergabung dalam ANA:


 Amerika Perawat Yayasan
  Akademi Keperawatan Amerika ·
 Keperawatan Pusat Amerika

Tugas ANA Didedikasikan untuk memastikan bahwa pasokan yang cukup dari perawat yang
sangat terampil dan terdidik tersedia, ANA berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan perawat
serta konsumen kesehatan. ANA kemajuan profesi keperawatan dengan mengembangkan standar
tinggi praktik keperawatan, mempromosikan kesejahteraan ekonomi dan umum di tempat kerja
perawat, memproyeksikan pandangan positif dan realistis keperawatan, dan dengan melobi
Kongres dan badan pengatur pada masalah perawatan kesehatan yang mempengaruhi perawat
dan masyarakat umum.

Kode Etik Menurut ANA


Kode Etik Keperawatan menurut American Nurse Association (ANA) adalah sebagai berikut:
1. Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat kemanusiaan dan
keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan status sosial atau ekonomi, atribut
personal atau corak masalah kesehatan.
2. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi yang
bersifat rahasia
3. Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya terancam oleh
praktek seseorang yang tidak berkompoten, tidak etis atau illegal
4. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan yang
dijalankan masing-masing individu
5. Perawat memelihara kompetensi keperawatan
6. Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan kompetensi dan
kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan konsultasi, menerima tanggung
jawab dan melimpahkan kegiatan keperawatan kepada orang lain.
7. Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan pengetahuan profesi
8. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan meningfkatkan
standar keperawatan
9. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan membina kondisi
kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas
10. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik terhadap
informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas perawat
11. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga masyarakat lainnya
dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan nasional untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan publik

BMA (BRITISH MEDICAL ASSOCIATION)


British Medical Association (BMA) didirikan oleh Sir Charles Hastings (1794-1866)
pada pertemuan di Ruang Dewan Worcester Infirmary pada 19 Juli 1832. 50 dokter hadir untuk
mendengar Hastings mengusulkan peresmian Asosiasi baik ramah dan ilmiah. Disebut Provinsi
Medical and Surgical Association (PMSA) sampai 1856.

Abad kesembilan belas


Hampir segera setelah berdirinya Asosiasi terlibat dalam perjuangan untuk reformasi
medis. The BMA Medis Komite Reformasi setelah 20 tahun negosiasi berhasil mengamankan
berlalunya Kedokteran 1858 Undang-Undang. Undang-undang mendirikan Dewan Kedokteran
Umum dan Kedokteran Register, oleh karena itu membedakan, untuk pertama kalinya, antara
praktisi yang berkualitas dan tidak berkualitas.
Amandemen penting tindakan itu kemudian berlalu termasuk UU Kedokteran 1886,
setelah itu menjadi wajib bagi semua praktisi untuk memenuhi syarat dalam kedokteran, bedah
dan kebidanan, bukan pada salah satu dari daerah-daerah ini. The 1886 Act juga memungkinkan
profesi untuk secara langsung memilih wakil-wakil ke Dewan.
Isu-isu lain yang sangat penting saat ini adalah pelaksanaan Undang-Undang Hukum
Miskin 1834 dan dampaknya pada kedua kaum miskin dan profesi medis, pemberitahuan dari
penyakit menular dan investigasi kolektif.
Salah satu yang paling aktif dan berpengaruh dari Asosiasi tubuh adalah Bills Komite
Parlemen. First appointed in 1863, from 1872 to 1897. Pertama diangkat pada 1863, 1872-1897
Komite ini di bawah pimpinan Ernest Hart, pada waktu itu juga Editor BMJ.

Tujuan :
Bertujuan untuk mempromosikan ilmu pengetahuan medis dan sekutu dan untuk menjaga
kehormatan dan kepentingan profesi medis-tujuan yang tetap sama hari ini.

Peran utama
Mempengaruhi perundang-undangan tentang masalah-masalah kesehatan masyarakat
termasuk (dan juga yang telah disebutkan) dalam pendaftaran bidan, pemaparan dari "dukun obat
', perlakuan terhadap inebriates, undang-undang kesehatan mental, perumahan dan pabrik
perundang-undangan, pemeriksa mayat kematian hukum dan sertifikasi, dan regulasi pertanian.
CNA (KANADA NURSES ASSOCIATION)

Kanada Nurses Association (CNA) adalah sebuah federasi dari 11 provinsi dan teritorial
perawat 'asosiasi dan perguruan tinggi yang mewakili lebih dari 136,200. CNA adalah suara
profesional nasional yang terdaftar perawat, mendukung mereka dalam praktik dan advokasi
untuk kebijakan publik yang sehat dan berkualitas, didanai publik, bukan-untuk-keuntungan
sistem kesehatan.
Pada tahun 1908, wakil-wakil dari 16 badan terorganisasi keperawatan bertemu
di Ottawa untuk membentuk Asosiasi Nasional Kanada Perawat terlatih (CNATN). Pada 1911,
CNATN ini terdiri dari 28 berafiliasi anggota masyarakat, termasuk asosiasi alumni sekolah
rumah sakit keperawatan dan kelompok-kelompok lokal dan regional perawat.
Pada tahun 1924, masing-masing dari sembilan provinsi memiliki organisasi perawat
provinsi dengan keanggotaan di CNATN, dan dalam tahun itu kelompok nasional berubah nama
menjadi Canadian Nurses Association (CNA). CNA sekarang sebuah federasi dari 11 provinsi
dan teritorial perawat terdaftar asosiasi dan perguruan tinggi.
Menoleh ke belakang pada setiap dekade dalam sejarahnya, Canadian Nurses Association
(CNA) telah membuat dampak yang signifikan pada kemajuan profesi keperawatan dan
peningkatan kualitas, perawatan kesehatan yang dapat diakses untuk Kanada.
Dokumen ini adalah sebuah retrospektif dari periode 1990-1999, kesembilan dekade sejak
penciptaan dari Canadian Nurses Association.
Misi :
CNA adalah suara profesional nasional Terdaftar Perawat, mendukung mereka dalam
praktik dan advokasi untuk kebijakan publik yang sehat dan berkualitas, didanai publik, bukan-
untuk-keuntungan sistem kesehatan.

Tujuan :
o CNA untuk kemajuan disiplin keperawatan dalam kepentingan publik.
o CNA advokasi kebijakan publik yang menggabungkan prinsip-prinsip dasar kesehatan
(akses, praktek interdisipliner, sabar dan keterlibatan masyarakat, promosi kesehatan
termasuk faktor-faktor penentu kesehatan dan teknologi tepat guna / peran / model) dan
menghormati prinsip-prinsip, kondisi dan semangat Undang-undang Kesehatan Kanada .
o Kemajuan CNA peraturan perawat terdaftar untuk kepentingan publik.
o CNA bekerja dalam kolaborasi dengan perawat, lain penyedia layanan kesehatan, sistem
kesehatan pemangku kepentingan dan masyarakat untuk mencapai dan mempertahankan
praktek kualitas lingkungan dan hasil klien yang positif.
o Kebijakan kesehatan dan pengembangan, di Kanada dan di luar negeri, untuk mendukung
kesehatan global dan ekuitas.CNA mempromosikan kesadaran terhadap profesi
keperawatan sehingga peran dan keahlian perawat terdaftar dipahami, dihormati dan
dioptimalkan dalam sistem kesehatan.

SNA (SINGAPORE NURSES ASSOCIATION)


Visi perawat dua orang Inggris, Miss BM Griffin dan Miss Edna George untuk
mempromosikan kemajuan keperawatan sebagai sebuah profesi mengakibatkan fondasi yang
terlatih SingapuraNurses 'Association (STNA) pada bulan Juli 1957. Pertama dipilih Dewan
Eksekutif, yang dipimpin oleh Presiden Miss Lim Kwee Neo, secara resmi terdaftar di Registrar
of Societies pada tahun 1958. Asosiasi ini diterima sebagai anggota dari International Council of
Nurses (ICN) pada bulan Juli 1959. Sejak tahun 1962, Asosiasi terhormat telah memiliki First
Lady sebagai Pelindung.
Sejalan dengan perkembangan keperawatan di Singapura dan memproyeksikan gambar
yang lebih profesional untuk keperawatan. Asosiasi berubah nama menjadi Singapore Nurses
Association (SNA) pada tahun 1990. Dalam hanya 4 dekade, Asosiasi telah berkembang dari 100
anggota ke 3000 anggota Asosiasi telah memenangkan United Nations Association of Singapura
Gold Citation Award untuk yang paling menonjol memikirkan kepentingan organisasi pada
tahun 1993 dan Perak Citation Award di tahun 1995.
Tujuan :
Untuk bekerja menuju mengakui dan meningkatkan kontribusi profesional Nurses.
Visi :
Keperawatan akan menjadi mandiri dan bersatu profesi,diakui dan dihargai untuk
kepemimpinan dalam memberikan perawatan yang berkualitas dan sebagai pemain kunci dalam
mempengaruhi kebijakan dan keputusan.
Misi  :
Untuk mengangkat profil keperawatan di Singapura, memfasilitasi dan mendukung
kontribusi perawat untuk memperbaiki dan meningkatkan kesehatan penduduk.

DAFTAR PUSTAKA
Chitty RT (1997), Profesional Nursing : Concept and Challenges. WB Sounders Company
Philadelphia
Husin Ma’rifin (1999), Pendidikan Tinggi Keperawatan dan Rumah Sakit Pendidikan
Marqius Bessi L & Huston JC (2000), Leadership Roles and Management Functions in Nursing.
Theory and Application, Lippincott Philadelphia
Rully DE & Oermann MH (1985), The clinical Field its use in Nursing  Education. Appleton
century – Crufts. Norwalk, Connecticut
Swansburg RJ & Swansburg RC (1998): Introductory management and Leaderhip for Nurses :
an Intercative text, Jones and Barlett Publisher.
Diunduh : http://hanaf1225ari.blogspot.com/2013/03/peran-organisasi-profesi-ppni-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai