Anda di halaman 1dari 16

By.

Romauli E. G. Siallagan., S.Kep., Ns.,


M.Kep
tindakan endoskopis pengurangan
masa prostat (prostatektomi) dengan
tujuan agar kencing dapat mengalir
lancar
alat endoskopi yang dimasukkan
kedalam uretra
 dilakukan pengikisan kelenjer
prostat, shg semua lobus yang
menyumbat terkikis.
Indikasi TURP menurut Agency for
Health Care Policy and Research
guidelines, adalah :
 Retensi urine yang berulang.
 Infeksi saluran kemih rekuren akibat
pembesaran prostat.
 Gross hematuria berulang.
 Insufisiensi ginjal akibat obstruksi saluran kemih
pada buli.
 Kerusakan permanen buli atau kelemahan buli-
buli.
 Divertikulum yang besar pada buli yang
menyebabkan pengosongan buli terganggu
akibat pembesaran prostat
 status kardipulmoner yang tidak stabil
adanya riwayat kelainan perdarahan yang
tidak bisa disembuhkan
 Pasien yang baru  mengalami infark
miokard dan dipasang stent arteri koroner
sebaiknya ditunda sampai 3 bulan bila
akan dilakukan TURP
 miastenia gravis, multiple sklerosis,atau
Parkinson dan/atau buli yang hipertonik
 fraktur pelvis mayor, kanker prostat yang
baru menjalani radioterapi
Alat yang dipersiapkan :

 Cold light fountain standard (lampu


endoskopi)
 Kabel cahaya fiber optic
 Pipa air dengan luerlock
 Alat koagulasi dan reseksi listrik
 Working element yang terdiri dari :
 Sheath : No.24 F atau 27 F Teleskope : Optik
0 atau 30
 Obturator : No. 24 F atau 27 F Cutting loop :
No. 24 F atau 27 F
 urethral Bougie ukuran 25 F,27 F, dan 29
F
 Desinfeksi klem
 Sarung tangan steril 2 pasang
 Linen set terdiri dari : penutup meja
instrumen, sarung kaki 2 buah, doek
besar berlubang, baju dan skort operasi
Tehnik Operasi :

 Pasang foto-foto pada light box


 Setelah dilakukan anestesi regional penderita
diletakkan dalam posisi lithotomi
 Untuk menghindari komplikasi orchitis dilakukan
Vasektomi tanpa Pisau (VTP)
 Dilakukan desinfeksi dengan povidone jodine
didaerah penis scrotum dan sebagian dari kedua
paha dan perut sebatas umbilicus
 Persempit lapangan operasi dengan memasang
sarung kaki dan doek panjang berlubang untuk
bagian supra pubis ke kranial.
 Dilatasi uretra dengan bougie roser 25 F sampai 29
F
 Sheath 24F / 27F dengan obturator
dimasukkan lewat uretra sampai masuk buli-
buli.
 Obturator dilepas, diganti optik 30 dan
cutting loop sesuai dengan ukuran sheatnya.
 Evaluasi buli-buli apakah ada tumor, batu,
trabekulasi dan divertikel buli
 Working element ditarik keluar untuk
mengevaluasi prostat ( panjangnya prostat
yang menutup uretra, leher buli dan
verumontanum )
 Lakukan reseksi prostat sambil merawat
perdarahan
 Waktu reseksi paling lama 60 menit (bila
menggunakan irigan aquades) dan waktu bisa
lebih lama bila menggunakan irigan glisin.
Hal ini untuk menghindari terjadinya
Sindroma TUR.
 Bila terjadi pembukaan sinus, operasi
dihentikan, untuk menghindari sindroma TUR
 Chips prostat dikeluarkan dengan
menggunakan ellik evakuator sampai bersih,
selanjutnya dilakukan perawatan perdarahan
 Setelah selesai, dipasang three way kateter
24F dan dipasang Spoel NaCl 0,9% atau
Aquades.
 Tekanan darah
 Nadi
 Respirasi
 Suhu
 Kesadaran
 Keluhan mual muntah
 Gangguan pandangan
 Nyeri pada perut.
 membilas kateter diperlukan untuk
mempertahankan kepatenan kateter
urin

Apabila jumlah urine di dalam kantung


drainase lebih sedikit daripada asupan
cairan klien atau kurang dari haluaran
selama periode shift sebelumnya,
mungkin terjadi penyumbatan pada
selang
Metode dalam mengirigasi kateter, yaitu :
 Irigasi kateter tertutup

System ini sering digunakan pada klien yang


menjalani bedah genitourinaria dan yang
kateternya beresiko mengalami
penyumbatan oleh fragmen lendir dan
bekuan darah.
 Irigasi kateter terbuka

Teknik ini menimbulkan resiko lebih besar


untuk terjadinya infeksi. Namun demikian
teknik ini mungkin diperlukan saat kateter
tersumbat dan keteter tidak ingin diganti
Irigasi intermiten tertutup :
 Siapkan larutan irigasi steril dalam gelas ukur
 Hisap larutan steril ke dalam spuit dengan
mengguanakan teknik aseptic.
 Klem kateter retensi menetap pada bagian bawah pintu
masuk injeksinya yang lunak.
 Bersihkan pintu masuk injeksi pada kateter menetap
dengan mengguanakan swab antiseptic.
 Masukkan jarum spuit melalui pintu masuk pada sudut
30 derajat.
 Injeksikan cairan secara perlahan ke dalam kateter dan
ke dalam kandung kemih.
 Lepaskan spuit, klem, dan biarkan larutan mengalir ke
dalam kantung drainase urine. Pilihan : pertahankan
selang tetap di klem dan biarkan larutan berada di
dalam kandung kemih untuk sementara waktu (20-30
menit). Jangan lupa lepaskan klem kateter
Irigasi terbuka :

 Buka penampang irigasi yang steril, bentangkan


area yang steril, tuang larutan steril ke dalam
wadah
 Kenakan sarung tangan steril
 Letakkan duk kedap air steril di bawah kateter
 Aspirasi 30 ml larutan ke dalam spuit irigasi steril
 Pindahkan baskom pengumpul steril ke dekat
paha klien
 Lepaskan kateter dari selang drainase sehingga
urine dapat mengalir ke dalam baskom. Tutup
ujung selang drainase dengan penutup pelindung
yang steril, letakkan selang di tempat yang aman
 Insersi ujung spuit ke dalam lumen kateter dan
masukkan larutan secara perlahan.
 Lepaskan spuit, rendahkan kateter, dan biarkan
larutan mengalir ke dalam baskom. Ulangi
memasukkan larutan dan keluarkan lagi sampai
cairan drainase menjadi jernih.
 Apabila larutan tidak kembali, minta klien untuk
berbaring miring dengan posisi tubuh menghadap
perawat. Jika tidak juga membantu, maka
masukkan kembali spuit dan aspirasi larutan
perlahan.
 Setelah irigasi selesai, lepaskan penutup pelindung
dari selang, bersihkan ujungnya dengan swab
alkohol dan pasang kembali system drainase

Anda mungkin juga menyukai