Anda di halaman 1dari 65

Pembimbing : dr. Adriansyah Sp.

B
Kanulasi Vena
Persiapan
Cuci tangan di air mengalir
Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan
IV Catheter (Abocath) sesuai dengan ukuran yang
dibutuhkan
Infus set sesuai ukuran
Cairan infus sesuai kebutuhan klien
Standard infus (kolf)
Tali pembendung (Torniquet)
Kapas alkohol 70 % dalam tempatnya
Betadine dalam tempatnya
Kassa steril
Sarung tangan bersih
Plester
Bengkok (nierbekken)
Gunting verband
Pengalas
Spalk bila perlu (untuk anak-anak)
Membawa alat-alat ke dekat klien
Pengertian dan Indikasi
Pemberian cairan intravena (infus) yaitu
memasukan cairan atau obat langsung kedalam
pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu
tertentu dengan menggunakan infus set
(potter,2005)
Tindakan infus diberikan pada klien dengan
dehidrasi, sebelum transfusi darah, pra dan
pasca bedah sesuai program pengobatan, serta
klien yang sistem pencernaannya terganggu.
Prosedur kerja
Identifikasi klien
Mempersiapkan psikologis klien
Menjelaskan dengan prosedur yang
sederhana
Menjelaskan tujuan tindakan
Mengatur cahaya agar penerangan baik
Pasang infus set ke cairan dengan
langkah:
Buka infus set. Geser bagian klem hingga 10 cm
dari bagian ruang tetesan dan tutup/klem dengan
cara diputar ke bawah
Hubungkan infus set dengan botol cairan infus
kemudian gantungkan.
Isi cairan pada infus set dengan menekan bagian
ruang tetesan hingga ruang tetesan terisi
sebagian, kemudian buka klem dan alirkan cairan
hingga slang terisi dan udaranya keluar.
Pilih vena yang akan dilakukan penusukan.
Letakkan pengalas
Siapkan plester
Lakukan pembendungan dg torniquet
Pakai sarung tangan

Biasanya perawat
melmpersiapkan
plesternya di balik
tutup bak instrumen
Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan
kapas alkohol

Tusukan IV kateter (abocath) ke dalam vena
secara perlahan dengan lubang jarum
menghadap ke atas.
Bila berhasil darah akan keluar dan terlihat
melalui indukator. Masukan seluruh cateter dan
tarik bagian jarumnya, kemudian sambungkan
pada selang infus.
Buka torniquet
Buka klem selang infus untuk melihat kelancaran
tetesan. Bila lancar amankan IV cateter dengan
cara di plester.
Letakan kassa steril yang sudah dioleskan
dengan betadine, lalu tempelkan pada vena yang
ditusuk kemudian rekatkan dengan plester.
Pasang plester berikutnya untuk mengamankan
slang infus.
Pasang spalk bila perlu
Atur tetesan infus sesuai kebutuhan
Rapikan klien dan bereskan alat-alat
Cuci tangan
Dokumentasikan
Vena seksi
Vena Seksi
Tindakan yang bertujuan
untuk mendapatkan akses vena dengan
cara pembedahan yang dilakukan jika
akses vena perifer sulit karena kollaps
pembuluh darah perifer (misalnya karena
syok, dehidrasi) atau karena thrombosis
vena perifer setelah penusukan berulang
atau diperlukan akses yang lebih besar
daripada vena perifer
Kegunaan
Sebagai akses intra vena, misalnya :
Tranfusi
Infus
Nutrisi parenteral
Terapi parenteral
Diagnostik

Kontraindikasi
Trombosis vena
Gangguan koagulopati ( PT atau PTT > 1,5
vena saphena
magna di
pergelangan kaki,
yang berlokasi 2
cm di depan dan
diatas malleolus
medialis.

Anatomis untuk vena seksi
vena basilica, berlokasi
2.5 cm lateral dari
epicondylus medialis
humeri atau 2-3 cm diatas
dan medial dari
epicondylus lateralis di
lipatan fleksi siku.
Vena safena magna Vena pada dorsum manus Vena cephalica dan
cubiti
Vena femoralis
Vena jugularis
Pasien dalam posisi terlentang, lakukan antiseptik
Identifikasi lokasi vena saphen magna pada mata kaki. Vena berlokasi pada titik 2cm
anterior dan superior dari malleolus medialis.
Lidocaine 1% diinfiltrasikan pada kulit pada area seluas 1 inchi sekitar vena yang
diinginkan
Incisi kulit transverse 1,5-2cm sampai subkutis.
Dilakukan diseksi tumpul dengan menggunakan klem pean bengkok.
Identifikasi vena saphena magna
Vena dibebaskan dengan jaringan sekitarnya dengan klem sampai sekitar 3 cm
Luksir vena dari dasarnya dengan klem, kembali bebaskan dasar sepanjang 3 cm.
Masukan klem kebawah vena dan pasang benang silk 3-0 di distal dan proksimal.
Daerah vena yang distal diikat dengan silk 3-0, sisakan benang sampai panjang.
Vena sedikit ditarik, lalu dibuat incisi pada aspek anterior dengan bisturi no 11.
Masukan venocath dengan bantuan pinset 3-5 cm.
Aspirasi dari ujung venocath untuk meyakinkan tidak ada tahanan dan sekaligus
menarik agar tidak ada udara dalam venocath.
Masukan cairan infus melalui canul di ujung venocath.
Jika lancar, ikatkan benang dibagian proksimal untuk memfiksasi venocath, hati-hati
jangan terlalu kuat hingga lumen venocath tertutup.
Luka dijahit dengan silk 3-0.
Fiksasi venocath dengan plester dibeberapa tempat.
Tutup luka dengan hypafix atau dermafilm.

Cutis, subcutis dibuka, diseksi secara
tumpul, vena diidentifikasi
Kontrol proksimal dan distal dengan silk 2-0
Insersi vecocath setelah vena diinsisi, bag
proksimal dan distal diikat
Insersi Abbocath setelah menusuk
kulit dahulu
Komplikasi
Tromboflebitis dapat mulai dalam 24 jam
Robekan syaraf dan atau arteri
Hematom
Selulitis
Penataklasanaan vena seksi kadang sulit
dilakukan,karena perdarahan, infeksi disekitar
jaringan vena, flebitis (peradangan vena), luka
bakar, trombosis dan kerusakan jaringan lainya.
NASOGASTRIC TUBE
PENDAHULUAN
Pemasangan pipa nasogastrik atau nasogastric
tube (NGT) merupakan prosedur pemasangan
pipa melalui lubang hidung (nostril) turun ke
nasofaring kemudian ke lambung
INDIKASI
Indikasi pemasangan NGT yaitu untuk kepentingan
diagnosis maupun terapi.
1. Diagnosis
a) Drainase isi lambung untuk bahan pemeriksaan
laboratorium atau sampling.
b) Pemberian agen diagnostik seperti kontras media
radioopak.
2. Terapi
a) Pemberian nutrisi yang adekuat atau obat-obatan
pada pasien yang tidak
mampu mengkonsumsi secara oral.
Indikasi pemasangan NGT untuk nutrisi:
Ketidakmampuan untuk memasukkan makanan
melalui rute oral.
Contoh: pasien tidak sadar, kanker lidah, anoreksia
nervosa, trauma dan luka bakar pada wajah.
Saluran cerna bagian atas tidak mampu
menyalurkan makanan ke usus halus. Contoh:
karsinoma esofagus dan tumor esofagus.
Gangguan pencernaan atau malabsorbsi yang
membutuhkan asupan
makanan terus menerus.
Contoh: insufisiensi pankreas atau empedu, fibrosis
kistik, penyakit radang usus dan diare
berkepanjangan.
b) Pemberian ASI, formula atau makanan cair
langsung ke dalam lambung untuk tambahan kalori.
c) Evakuasi isi lambung yang berbahaya, misalnya
pada kasus over dosis obat atau keracunan.
d) Pemberian activated charcoal.
e) Gastric lavage dengan pemasangan NGT dan
suction pada pasien perdarahan gastrointestinal
yang masif bermanfaat untuk mengurangi gejala
dan memfasilitasi visualisasi endoskopi untuk
melihat gambaran mukosa lambung dan duodenum
f) Dekompresi lambung dengan pemasangan NGT
dan suction berguna untuk mengeluarkam sekresi
saluran cerna dan udara yang tertelan pada pasien
pasien dengan obstruksi pada usus halus atau
gastric outlet, serta mengurangi keluhan pada
pasien pankreatitis dan ileus
KONTRAINDIKASI
Ada dua kontraindikasi pemasangan NGT antara lain,
kontraindikasi absolut
seperti sumbatan jalan napas, riwayat konsumsi bahan
alkali, riwayat konsumsi hidrokarbon, fraktur wajah
dengan Cribriform plate injury, luka penetrasi di
leher,diverkulum Zenker, atresia koana, striktur
esofagus
Serta kontraindikasi relatif

seperti koagulopati berat, setelah operasi
orofaringeal, operasi hidung maupun operasi
lambung, demensia
TAHAPAN PEMASANGAN NASOGASTRIC
TUBE

Salah satu cara yang tepat untuk mencegah
terjadinya komplikasi selama pemasangan NGT
yaitu dengan melakukan tahapan-tahapan
pemasangan NGT secara sistematis meliputi
tahap persiapan serta procedural
1. Persiapan
a) Persiapan preprosedural
Lakukan inform konsen tertulis.
Mengevaluasi tingkat kesadaran pasien.
Melindungi jalan napas pasien yang tidak
sadar dengan pipa endotrakeal.
b) Manajemen pasien

Menjelaskan tentang tindakan yang akan
dilakukan, risiko, indikasi, dan
alternatif lain serta menyepakati sinyal yang akan
digunakan bila pasien
ingin menghentikan segera tindakan saat
dilakukan pemasangan NGT.
Jika menggunakan lokal anastesi untuk
mengurangi rasa nyeri, sampaikan kepada
pasien kemungkinan efek samping yang timbul.
Pada pasien agitasi disarankan untuk
memberikan benzodiasepine dosis rendah. Bila
pasien tidak koperatif lakukan fiksasi tangan
c) Persiapan Prosedur Penyelamatan
Persiapan peralatan suction bila terjadi aspirasi,
nasal packing untuk
epistaksis masif, serta intubasi endotrakeal jika
terjadi aspirasi berat atau
hipoksia
2. Prosedur

a) Persiapan alat-alat
Ukuran NGT yang sesuai, senter, jelly/pelumas
larut air, spuit 10 cc, stetoskop,
handscoen steril, plester/hypafix, tisu dan tempat
sampah, segelas air
Alat yang diperlukan pada pemasangan pipa
lambung adalah :
Naso gastrik tube
Lubrikan
Kateter tip
Stetoskop
Plester
Segelas air dan sedotan
Sarung tangan
Pinset
Semprit irigasi berukuran 10ml 50 ml

Ukuran NGT diantaranya di bagi menjadi 3
kategori yaitu:
Dewasa ukurannya 16-18 Fr
Anak-anak ukurannya 12-14 Fr
Bayi ukuran 6 Fr



Pipa lambung secara umum ada dua bentuk yaitu lumen
tunggal dan lumen ganda. Ukuran tube untuk dewasa
berkisar 14-18 French. Macam-macam pipa NGT :
Pipa Levin, terbuat dari karet dengan lumen tunggal
untuk intubasi lambung, dimasukan melalui hidung
Variasi dari pipa levin: nasogastrik plastik dan
salem sump tube, mempunyai lumen ganda, untuk
drainase dan untuk melindungi lambung dari tekanan
negatif yang besar
Pipa Ewald
Pipa Miller-Abbort, dengan lumen ganda, lumen
pertama untuk aspirasi cairan dan gas, lumen kedua
dengan kantong udara di ujung distalnya untuk memacu
motilitas usus.

b) Teknik pemasangan

Teknik pemasangan NGT yang tepat bertujuan
memastikan penempatan NGT serta mengurangi
komplikasi yang terjadi.
Pasien posisi Fowler dengan tujuan
memudahkan pasien saat menelan dan
dengan bantuan gaya gravitasi akan
memudahkan masuknya pipa, tutupi
pakaian dengan handuk, lalu petugas mencuci
tangan.
Periksa pasien dari sisi kanan bila bertangan
dominan kanan atau sebaliknya.
Evaluasi patensi dan simetrisitas kedua lubang
hidung serta akses aliran udaranya, pilih yang
lebih lapang.

Lubrikasi jalan nafas dengan gel lidokain 2%
untuk efek anastesi.
Mengukur panjang NGT yang akan
dimasukkan dengan mengukur jarak
dari ujung hidung ke daun telinga lalu ke
procesus xiphoideus sternum,
tandai dengan plester atau tali untuk mencegah
insersi terlalu dalam.
Lubrikasi ujung pipa dengan jeli anastesi
atau lubrikan larut air kurang lebih 3 (7,6cm)
untuk mengurangi trauma pada mukosa hidung
dan lipoid pneumonia.
Fleksikan kepala pasien kedepan sehingga
saluran faring akan lebih lurus lanjutkan
memasukkan NGT secara gentle dan
perlahan untuk mencegah turbinasi, nyeri
serta perdarahan.
Jangan dipaksakan mendorong NGT bila
ada tahanan terutama di nasofaring
minta pasien untuk menurunkan kepalanya
untuk menutup akses ke trakea serta
membuka akses ke esofagus.
Saat tahanan berkurang, minta pasien untuk
menelan sambil lanjutkan mendorong pipa
Bila muncul respon muntah saat mendorong
pipa, dorong ke belakang dahi pasien untuk
memfasilitasi pipa masuk ke dalam faring
posterior dan esofagus daripada ke laring,
sedangkan menelan akan membuat epiglotis
menutup dan mempermudah masuknya pipa.
Ini diharapkan mampu mengurangi risiko
terjadinya komplikasi
Jika muncul tanda-tanda batuk, stridor,
sianosis, dan gejala-gejala distres
napas, kemungkinan pipa masuk ke dalam
trakea.
Tarik pipa beberapa sentimeter, putar sedikit,
kemudian dorong secara perlahan-lahan,
minta pasien untuk menelan kembali sampai
tanda yang sudah ditentukan.
Konfirmasi penempatan NGT lalu fiksasi
dengan plaster hipoalergenik.
Konfirmasi penempatan NGT dengan
memeriksa mulut dan tenggorokan
pasien, pastikan NGT tidak melengkung terutama
pasien yang tidak sadar.
Selama pemasangan evaluasi tanda-tanda
distres nafas yang menunjukan
bahwa pipa berada di bronkus sehingga harus
segera ditarik
Hentikan mendorong pipa bila penanda pada
pipa sudah mencapai ujung hidung pasien.
dengan menginjeksikan spuit yang berisi 10 cc
udara ke dalam NGT bersamaan dengan itu
lakukan auskultasi di area epigastrik dengan
menggunakan stetoskop.
Bila terdengar suara udara saat spuit didorong,
berarti posisi pipa sudah benar
Tutup ujung pipa selang dan fiksasi .
Ganti Selang maximal 7 hari sudah terpasang.
INDIKASI MELEPASKAN
NASOGASTRIC TUBE
NGT harus segera ditarik atau dilepas bila
pasien menunjukan gejala-gejala batuk,
adanya wheezing, pasien tidak mampu
bernapas, pasien tidak mampu berbicara,
pasien tampak pucat, NGT keluar dari mulut
saat dilakukan pemasangan, serta
bila indikasi pemasangan NGT tidak
diperlukan lagi.
KOMPLIKASI

Komplikasi-komplikasi dapat terjadi akibat
trauma mekanik selama proses pemasangan
awal NGT maupun penempatan NGT yang
tidak tepat antara lain:
a) Distres nafas pada pemasangan awal NGT
terjadi akibat penempatan posisi
pasien serta teknik pemasangan NGT yang tidak
tepat.
Ini dapat dicegah dengan memposisikan pasien
pada posisi fowler atau sniffing serta melakukan
setiap tahapan prosedur pemasangan NGT
dengan berurutan,
serta yang paling penting adalah konfirmasi
letak pipa. Penangan awal bila muncul tanda-
tanda distres nafas adalah dengan segera
menarik keluar NGT.
b) Malposisi NGT
Jangan melakukan pemasangan NGT
misalnya malposisi NGT misalnya pada
pasien trauma maksilofasial yang dicurigai
mengalami fraktur pada cribiformis
plate.
c) Pasien merasa tidak nyaman dapat diatasi dengan
pemberian nasal dekongestan
dan anastesi topikal dengan menggunakan lidokain 4
persen ke dalam mukosa
hidung serta sprai lidokain 4 persen atau benzocaine
langsung ke posterior
orofaring. Alternatif lain dengan menggunakan nebulizer
yang mengandung
lidocain 4 persen, sehingga baik mukosa hidung dan
mulut teranastesi baik.
d) Trauma pada mukosa terjadi akibat terlalu
memaksakan mendorong pipa saat
terdapat tahanan. Risiko ini meningkat pada pasien
dengan perforasi saluran
cerna atas
e) Pneumonia aspirasi terjadi akibat aspirasi isi
lambung saat pasien muntah ini dapat dicegah
dengan memposisikan pasien dengan baik,

bila perlu lakukan intubasi bila saluran napas tidak
lapang terutama pada pasien yang tidak sadar.
Sedangkan komplikasi pemasangan pipa
nasogastik jangka panjang dapat terjadi berupa
erosi mukosa hidung, sinusitis, esofagitis,
esofagotrakeal fistula, ulkus
lambung, infeksi paru dan infeksi mulut.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai