ABSTRAK
Kepuasan kerja perawat dalam ruang lingkup rumah sakit sangat penting dalam kualitas mutu
pelayanan.Kepuasan kerja merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaan dengan pengalaman yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan. Terbentuknya kepuasan kerja perawat antara lain adalah
hubungan interaksi perawat dengan kepala ruangan dan perilaku positif yang diberikan perawat pada
rekan kerja sesama perawat diluar dari tuntutan kerja tanpa melihat adanya penghargaan yang diberikan
oleh pihak manajemen rumah sakit. Penelitian ini menggunakan causality design.Besaran sampel
sebanyak 123 perawat.Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Hasil uji
simultan menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara leader member exchange dan
organizational citizenship behavior terhadap kepuasan kerja perawat dengan nilai p 0,00< 0,05, sedangkan
pada hasil uji parsial terdapat pengaruh positif leader member exchange terhadap kepuasan kerja perawat
dengan nilai p 0,00 < 0,05 dan terdapat pengaruh positif organizational citizenship behavior terhadap
kepuasan kerja perawat dengan nilai p 0,00 < 0,05. Kepada pihak rumah sakit diharapkan dapat
meningkatkan hubungan interaksi antara kepala ruangan dan perawat, memberikan dukungan kepada
perawat untuk saling meningkatkan perilaku yang positif sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja
perawat di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara.
Kata kunci: leader member exchange, organizational citizenship behavior, kepuasan kerja perawat
Pendahuluan akanmemberikan kinerja melebihi yang
diharapkan, perilaku tersebut mampu
Kualitas mutu pelayanan sangat meningkatkan efektifitas dan kelangsungan hidup
tergantung pada kinerja dan tingkat kepuasan dalam suatu organisasi. Perilaku pegawai
kerja didalam organisasi. Penilaian kinerja akan tersebut dalam organisasi disebut sebagai
memberikan motivasi untuk mempengaruhi Organizational Citizenship Behavior (Rohayati,
peningkatkan hasil dari kerja yang akan 2014).Organizational Citizenship Behavior
meningkatkan kualitas mutu pelayanan adalah istilah yang mencakup hal-hal positif yang
(Kampkotter, 2016). Menurut Dennis dan Dugguh dilakukan individu dalam organisasi atas
(2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kemauan sendiri yang mendukung pekerjaan
kepuasan kerja dapat dianggap sebagai sesama rekan kerja (Zhang, 2011).
sekelompok nilai positif dan nilai negatif yang Meningkatnya perilaku Organizational
diperoleh melalui pengalaman dari realitas Citizenship Behavior dipengaruhi oleh dua faktor
tempat kerja atau lingkungan kerja individu dan utama, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
sejauh mana upaya individu untuk menyesuaikan individu (internal) seperti moral, rasa puas, sikap
dengan karakteristik dari tempat kerjanya. positif dan faktor yang berasal dari luar individu
Lingkungan kerja yang tidak sehat dapat (eksternal) seperti sistem manajemen, sistem
menyebabkan para perawat mudah stres, tidak kepemimpinan dan budaya organisasi (Ahdiyana,
semangat untuk bekerja, datang terlambat, 2012). Organisasi pada umumnya harus
demikian juga sebaliknya lingkungan kerja yang mempunyai tujuan untuk mencapai keunggulan
sehat akan menciptakan semangat dalam dan meningkatkan kinerja individu yang lebih
bekerja perawat, tidak mudah sakit, mudah baik karena pada dasarnya kinerja individu
untuk konsentrasi sehingga pekerjaan menjadi mempengaruhi kinerja tim atau kelompok kerja
cepat selesai sesuai dengan target (Ma, Olds & dan pada akhirnya mempengaruhi kinerja
Dunton 2015). Perawat yang mendapatkan organisasi secara keseluruhan. Fleksibilitas
kepuasan dalam bekerja akan memiliki motivasi kerja, kejelasan kerja dan fasilitasi kerja menjadi
dan semangat yang lebih tinggi dalam bekerja, faktor yang berpengaruh positif terhadap
meningkatkan prestasi kerja perawat, Organizational Citizenship Behavior (Huang &
meningkatkan hubungan sesama teman kerja, Sing, 2011).
meningkatkan kepuasan pasien, dan berdampak Organizational Citizenship Behavior
kepada peningkatan kinerja perawat dan memiliki dimensi antara lainAltruism,
kualitas pelayanan di rumah sakit (Mihaela & Conscientiousness, Sportmanship, Courtesy dan
Tihenea, 2014). Civic Virtue (Ilies, Fulmer, Spitzmuller & Johnson,
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmadi 2009). Perawat yang mempunyai perilaku
(2010) menyatakan bahwa adanya hubungan Organizational Citizenship Behavior akan
signifikan antara kinerja dengan kepuasan kerja memperlihatkan motivasi yang tinggi terhadap
perawat.Hal ini dipengaruhi oleh beban kerja perkerjaannya. Dampak signifikan antara
yang diberikan, hubungan sesama rekan kerja perilaku Organizational Citizenship Behavior dan
dan gaji yang didapatkan oleh perawat di rumah motivasi perawat dapat terlihat dari melakukan
sakit.Semakin tinggi tingkat kepuasan terhadap pekerjaan secara sukarela diluar dari
beban kerja yang diberikan, hubungan sesama tanggungjawab perkerjaannya (Omidi, Meftahi &
rekan kerja dan gaji yang didapatan maka Omidi, 2018).
semakin besar pula peluang untuk memiliki Penelitian Domínguez, Enache, Sallan
kinerja perawat yang baik dan berdampak pada dan Simo (2013) menyatakan bahwa
kualitas pelayanan di rumah sakit. terwujudnya Organizational Citizenship Behavior
Organisasi yang mengutamakan tidak lepas dari peran seorang pemimpin,
terciptanya produktifitas pegawai yang baik pimpinan mampu menginspirasi pengikut untuk
mementingkan kepentingan tim dan dapat ruangan terkadang tidak dapat meluangkan
membuat bawahannya bekerja lebih keras dan waktu untuk berdiskusi dan bersikap tidak netral
bekerja lebih dari yang seharusnya dikerjakan. pada setiap dan 6 perawat menyatakan tidak
Seorang pemimpin atau kepala suatu organisasi merasakan kepuasan dalam kerja. Atas dasar
akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti
dapat mempengaruhi dan mampu mengarahkan pengaruh Leader Member Exchange dan
bawahannya kearah pencapaian tujuan Organizational Citizenship Behavior terhadap
organisasi (Andrews, Richard, Robinson, Celano kepuasan kerja pada perawat di Rumah Sakit
& Hallaron, 2012). Universitas Sumatera Utara.
Pemimpin organisasi dapat
mempengaruhi perilaku dengan menciptakan Metode
hubungan interaksi timbal balik antara pimpinan Desain penelitian yang digunakan dalam
dan bawahan dengan proses organisasi yang penelitian ini adalah korelasional dengan
sesuai kebutuhan organisasi. Hubungan interaksi pendekatan Causality yang
antara pimpinan dan bawahan dinamakan bertujuanuntukmemeriksa kausalitas hubungan
dengan Leader Member Exchange (Blanc & sebab-akibat antara variabel independen
Roma, 2012).Potensi pemimpin yang dapat (variabel yang mempengaruhi) dan variabel
menciptakan hubungan pertukaran khusus dependen (variabel yang dipengaruhi) (Grove,
dengan semua anggota kelompok bawahannya Gray, & Burns, 2014).Penelitian ini bertujuan
dan semua hubungan tersebut masing-masing untuk melihat seberapa erat pengaruhantara
berbeda (Priyono, 2010). variabel Leader Member Exchange dan
Leader Member Exchange mempunyai Organizational Citizenship Behavior terhadap
dimensi antara lain afeksi, loyalitas, kontribusi variabel kepuasan kerja perawat.Populasi dalam
dan respek, dimensi tersebut menjadi satu penelitian ini adalah perawat pelaksana yang
bekerja di Rumah Sakit Universitas Sumatera
kesatuan dalam hubungan interaksi antara
Utara sebanyak 171 perawat tahun 2019.
atasan dan bawahan dalam suatu organisasi Sampel dalam penelitian ini sebanyak
(Yukl, 2010). Leader Member Exchange yang 123perawat dengan menggunakan metode
berkualitas tinggi berkaitan dengan psikososial power analysis.Pengambilan sampel
yang baik bagi tenaga kesehatan untuk menggunakan teknik Probability
memperkuat hubungan antara atasan dan sampling.Instrumen dalam pengumpulan data
tenaga kesehatan.Kepuasan kerja tenaga profesi berupa kuesioner dengan skala interval.Analisa
bivariate menggunakan Uji
kesehatan berdampak positif dengan hubungan
PearsonCorrelationdan analisa mulitvariat
interaksi atasan, hal tersebut berdampak pada menggunakan regresi linier berganda.
kualitas kerja yang diberikan tenaga profesi
kesehatan (Srivastava & Singh, 2017). Hasil Penelitian
Survei awal yang dilakukan peneliti di Hasil penelitian diuraikan melalui satu
Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara.Peneliti tahapan analisis yaitu analisis univariat, untuk
mewawancarai 10 perawat tentang kepuasan mengetahui distribusi frekuensi dari data
kerja yang dari segi hubungan antara perawat demografi perawat, analisa bivariat untuk
dengan kepala ruangan dan perilaku perawat mengetahui pengaruh antara variabel-variabel
yang dilakukan pada organisasi. Terdapat 4 dan diantara kedua variabel independen
perawat menyatakan bahwa masih adanya terhadap variabel dependen.
teman sesama perawat yang tidak bekerjasama Distribusi Karakteristik Perawat
dan cenderung ingin terlihat baik didepan kepala Deskripsi subjek penelitian meliputi usia, jenis
ruangan, 3 perawat menyatakan bahwa kepala kelamin, pendidikan terakhir dan masa kerja.
exchange
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik 1 Baik 103 83,7
Perawat Rumah Sakit Universitas Sumatera 2 Kurang Baik 20 16,3
Utara (n=123)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas
Karakteristik F % perawat mempunyai leader member exchange
Usia sebanyak 103 perawat (83,7%), selebihnya
1. < 20 tahun 0 0 terdapat 20 perawat (16,3%) yang mempunyai
2. 20 - 30 tahun 74 60,2 leader member exchange kurang baik.
3. 31 - 40 tahun 48 39,0
4. 40 - 50 tahun 1 0,8 Distribusi Organizational citizenship behavior
5. > 50 tahun 0 0 perawat
Jumlah 123 100,0 Organizational citizenship behavior perawat
Jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:
1. Laki-laki 30 24,4
2. Perempuan 93 75,6 Tabel 4.3 Distribusi organizational citizenship behavior
Jumlah 123 100,0 perawat (n=123)
Pendidikan
1. Akademi/Diploma 76 61,8 No Organizational f %
2. Sarjana + Ners 47 38,2 citizenship
Jumlah 123 100,0 behavior
Masa kerja 1 Baik 108 87,8
1. < 1 tahun 15 12,5 2 Kurang Baik 15 12,2
2. 1 - 2 tahun 8 6,5
3. 2 - 4 tahun 42 34,1 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas
4. 4 - 6 tahun 58 47,2 perawat mempunyai organizational citizenship
Jumlah 123 100,0 behavior sebanyak 108 perawat (87,8%),
selebihnya terdapat 15 perawat (12,2%) yang
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas mempunyai organizational citizenship behavior
perawat pada rentang umur 20-30 tahun yaitu kurang baik.
sebanyak 74 (60,2 %) perawat, jenis kelamin
perempuan sebanyak 93 (75,6%), mayoritas Distribusi kepuasan kerjaperawat
pendidikan perawat adalah D-III keperawatan Kepuasan kerja perawat dapat dilihat pada tabel
sebanyak 76 (61,8%) perawat dan masa kerja berikut:
perawat mayoritas sudah bekerja 4-6 tahun
sebanyak 58 (47,2%). Tabel 4.4 Distribusi kepuasan kerjaperawat
(n=123)
Distribusi leader member exchange perawat
Leader member exchangeperawat dapat dilihat No Kepuasan f %
pada tabel berikut: kerja
1 Puas 50 40,7
Tabel 4.2 Distribusi leader meber exchange 2 Kurang puas 73 59,3
perawat (n=123)
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas
No Leader f % perawat kurang puas dalam bekerja sebanyak
member
173 (59,3%), selebihnya terdapat 50 perawat yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan
(40,7%) yang puas dalam bekerja. antara organizational citizenship behavior
dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit
Hasil Analisa Bivariat Universitas Sumatera Utara
Ma, C., Olds, M. C., & Dunton, E. N. (2015). Priyono. (2010) . Manajemen sumber daya
Nurse work environment an quality of care manusia. Edisi kedua. Sidoarjo: Zifatama
by unit types a cross sectional study. Publisher. ISBN : 978-602-6930-16-3.
Journal nursing studies, 1565-1572. DOI:
10.1016/j.ijnurstu.2015.05.001. Rohayati. (2014). Pengaruh kepuasan kerja
terhadap organizational citizenship
Mansueti, N., Grandia, M. G., & Grazio, A. behavior : studi pada yayasan masyarakat
(2016). The leader member exchange in madani indonesia. Jurnal penelitian
organizational health context.Journal of manajemen, vol 11. ISSN : 1693-4474.
medicine and pharmacy, vol 4. DOI:
10.15640/ijmp.v4n1a1. Sahertian, O. L. (2013). Pengaruh kepuasan
kerja dan komitmen organisasi terhadap
Mahmoud, A. S., & Ibrahim, S. A. (2016). Faktor organizational citizenship behavior pada
in nurses organizational citizenship perawat RSUD Haulussy Ambon.Naskah
behavior. Journal of nursing and health Publikasi. Ambon:Universitas Brawijaya.
science, 22-28.DOI: 10.9790/1959-
0502062228. Suwanto & Priansa, J.D. (2016). Manajemen
SDM dalam organisasi public dan bisnis.
Mihaela, R., & Tihenea, A. B. (2014). Bandung: Alfabeta.
Psychosocial issue related to te\he work
environment. Journal social and behavioral Srivastava, P., & Singh, M. M. (2017).Job
sciences, 831-836. DOI: satisfaction among healthcare professional
10.1016/j.sbspro.2014.08.321. in public and private healthcare setup in
India.Journalof research, vol 6, ISSN:
2250-1991.
Omidi, M., Meftahi, H., & Omidi, N. (2018). The
relationship between organizational Tanu, M. (2012).Pengaruh organizational
citizenship behavior and nursing citizenship behavior terhadap kepuasan
achievement motivation.Journal of health kerja karyawan.Naskah Publikasi.
management and informatics, 111–117. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
ISSN: 2322-1097. Triyanto, A., & Santosa, E. C.
(2010).Organizational citizenship behavior
(OCB) Dan pengaruhnya terhadap
keinginan keluar dan kepuasan kerja
karyawan.Jurnal manajemen, vol 4.
Universias Kristen Maranatha.
Urbach, A. A. (2017). Hubungan antara
kepuasan kerja dengan organizational
citizenship behavior pada karyawan RS
PKU Muhammadiyah Surakarta.Naskah
Publikasi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.