Anda di halaman 1dari 6

Perkembangan Keperawatan dalam Agama hindu

Dalam ajaran agama hindhu terdapat upacara manusia yajna. Upacara tersebut untuk

membersihkn diri lahir batin serta memelihara secara rohaniah hidup manusia. Jika umat hindhu

ada yang sakit dilakukan tradisi melukat sebagai sarana pembersihan diri dan pikiran untuk

membuang sial biasanya juga diikuti mandi kelaut.

Perspektif Keperawatan

Mengingat kompleksnya faktor pemicu penyakit dan kesakitan, maka profesi

keperawatan tidak bisa dihindari. Kapan dan di mana pun, keperawatan sangat dibutuhkan, baik

yang dilakukan secara sederhana dan tradisional sampai pada yang semi modern dan

supermodern. Keperawatan secara umum dapat dibagi dua, yaitu pelayanan kesehatan dan

pelayanan medis. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan kesehatan diartikan

sebagai pelayanan yang diterima seseorang dalam hubungannya dengan pencegahan, diagnosis

dan pengobatan suatu gangguan kesehatan tertentu (KBBI, l990: 504). Pelayanan kesehatan

merupakan kegiatan makrososial yang berlaku antara pranata atau lembaga dengan suatu

populasi, masyarakat atau komunitas tertentu.

Sedangkan pelayanan medis ialah suatu upaya dan kegiatan pencegahan dan

pengobatan penyakit, semua upaya dan kegiatan peningkatan dan pemulihan kesehatan yang

dilaksanakan atas dasar hubungan individual antara para ahli pelayanana medis dengan individu

yang membutuhkannya.

Dengan demikian, pelayanan kesehatan lebih bersifat hubungan antarlembaga atau

institusi kesehatan dengan kelompok masyarakat yang lebih bersifat massal, sedangkan

pelayanan medis lebih bersifat hubungan individual antara pemberi layanan medis, dalam hal ini

dokter, paramedis dan perawat dengan pengguna, pasien atau orang yang membutuhkan
pelayanan medis, dengan lebih menekankankan kepada ethos kerja profesional dan tidak

materialistis.

Dalam tulisan ini, perbedaan istilah di atas tidak terlalu dipersoalkan, karena

muaranya juga sama, yakni mencegah penyakit dan peningkatan derajat kesehatan. Lumenta

mengatakan, pelayanan kesehatan dan pelayanan medis mempunyai tujuan yang sama, yakni

memenuhi kebutuhan individu atau masyarakat untuk mengatasi, menetralisasi atau

menormalisasi semua masalah atau semua penyimpangan terhadap keadaan kesehatan, atau

semua masalah dan penyimpangan terhadap keadaan medis normatif.

Karena itu pranata sosial atau politik, seperti ormas kepemudaan, keagamaan dan

partai politik, memang bisa saja memberikan pelayanan kesehatan, misalnya untuk

meningkatkan pengabdian pada masyarakat, bakti sosial dan sejenisnya, tetapi tetap harus

bekerjasama dengan institusi dan pemberi layanan medis yang profesional. Sebab tanpa

melibatkan para profesional di bidang kesehatan dan medis, pelayanan yang diberikan tidak akan

berhasil, bahkan akan kontraproduktif.

3.2 Mulianya Profesi Perawat

Perintah untuk berobat, peringatan terhadap penyakit menular, perintah

mengasingkan diri terhadap penyakit menular, penjenisan makanan-makanan sehat untuk tubuh,

dll, menunjukkan bahwa baik secara tersurat maupun tersirat Islam sangat menuntut hadirnya

para perawat di tengah masyarakat manusia. Sebab orang yang memiliki kompetensi di bidang

pengobatan dan perawatan kesehatan tidak lain adalah institusi beserta individu perawat yang

mengabdi di dalamnya.

Islam tidak membedakan apakah ia dokter, paramedis atau perawat, sepanjang ia

mengabdi di bidang pengobatan dan perawatan penyakit, maka ia merupakan orang mulia.
Bahkan dalam banyak kitab fikh dan hadits, selalu ada bab khusus yang membahas tentang

penyakit dan pengobatan.

Berkaitan dengan ini pengadaan praktik kedokteran dan perawatan adalah perintah

agama kepada masyarakat, yang disebut fardlu kifayah, yang diwakili oleh beberapa institusi

untuk melayani kebutuhan kesehatan dan pengobatan masyarakat dan dapat dinikmati oleh setiap

orang tanpa kecuali, tanpa melihat kepada perbedaan ras, agama dan status sosialnya. Kewajiban

ini merupakan tugas negara untuk menjamin kebutuhan bangsa akan para dokter dan perawat

dalam berbagai bidang spesialisiasi. Dalam Islam hal ini merupakan kewajiban negara terhadap

warganegaranya.Kesehatan harus menjadi tujuan, dan keperawatan kedokteran sebagai cara,

pasien adalah tuan, dokter dan perawat sebagai pelayannya.

Status istimewa harus diberikan kepada pasien selama ia menjadi pasien, tidak

membedakan siapa dan apa dia. Seorang pasien berada pada tempat perlindungan karena

penyakitnya dan bukan karena kedudukan sosialnya, kekuasaan atau hubungan pribadinya.

Karena itu dokter dan perawat mengemban tugas mulia, yang dalam sumpah jabatannya mereka

sudah bersumpah dengan namaTuhan, berjanji untuk mengingat Tuhan dalam profesinya,

melindungi jiwa manusia dalam semua tahap dan semua keadaan, melakukan semampu mungkin

untuk menyelamatkannya dari kematian, penyakit, rasa sakit dan kecemasan.

Ajaran-ajaran normatif agama tentang perawatan di atas, tidak hanya sebatas dasar

teoritis, melainkan sudah pula dipraktikkan dalam realitas kehidupan di masa lalu. Di masa-masa

awal perkembangan Islam dikenal sejumlah wanita yang mengabdikan dirinya di bidang

keperawatan, di antaranya Rufaidah, ia berjasa mendirikan rumah sakit pertama di zaman Nabi

Muhammad Saw guna menampung dan merawat orang-orang sakit, baik karena penyakit

maupun terluka dalam peperangan Kalau di Eropa dikenal nama Jean Henry Dunant, dokter
Swiss yang melalui Konferensi Jenewa l864 diakui sebagai Bapak Palang Merah Interasional,

diikuti oleh Florence Nightingale sebagai Ibu Perawat Dunia pertama, maka Rufaidah-lah yang

dianggap sebagai “Nightingale” dalam Islam.

3.3 Kesiapan Mengabdi Masyarakat

Sekarang sejumlah akademi dan perguruan tinggi semakin banyak membina

mahasiswanya yang berorientasi kepada profesi keperawatan. Kondisi ini tentu patut disambut

gembira, sebab tenaga keperawatan di daerah kita, apalagi di perdesaan dan pedalaman masih

sangat kurang.

Pertama, hendaklah profesi keperawatan yang disandang dijadikan sebagai profesi

yang sebenarnya.

Kedua, dalam menjalankan tugas keperawatan hendaknya dibarengi dengan

kecermatan, kehati-hatian dan kewaspadaan guna meminimalisasi risiko negatif yang mungkin

timbul. Seringnya mencuat kasus malapraktik akhir-akhir ini haruslah dijadikan pelajaran bagi

segenap insan keperawatan, dokter dan paramedis, untuk lebih hati-hati dan cermat dalam

melakukan pekerjaan. Agama menggariskan beberapa sikap waspada yang perlu direnungi bagi

para perawat. Sayyid Sabiq mengatakan, dalam memberikan perawatan medis, hendaknya

paramedis menjalankan tugas sesuai bidang keahliannya.

Ketiga, para perawat hendaknya lebih proaktif ketika mengabdikan dirinya kepada

masyarakat, tidak pasif menunggu orang sakit datang ke rumah sakit saja. Kita semua

mengetahui bahwa UNDP setiap tahun mengukur peringkat kualitas hidup manusia, human

development index (HDI), di mana HDI rakyat Indonedia selalu yang terendah dibanding

bangsa-bangsa di dunia dan di Asia Tenggara. Rendahnya derajat kesehatan merupakan salah

satu indikator kriteria yang digunakan UNDP. Dipastikan masyarakat yang kualitas kesehatannya
rendah tersebut berada pada level ekonomi menengah ke bawah. Mereka ini baru berobat atau

terpaksa datang ke rumah sakit sesudah penyakitnya parah. Oleh karenanya, para perawat

hendaknya proaktif turun ke lapangan, sehingga potensi penyakit di masyarakat dapat dihindari.

Bukankah dalam pengobatan berlaku prinsip, lebih baik mencegah daripada mengobati.

3.4 Kaidah dan Etika 5 Agama di Indonesia yang Berhubungan dengan Kesehatan

Hindu

Menurut Prof. Dr. IGN Nala, pakar pengobatan tradisional, dalam tulisannya pernah

menyampaikan bahwa kitab-kitab umat Hindu memuat berbagai macam jenis penyakit dan

teknik pengobatan. Dicontohkan penyakit kencing Manis (diabetes mellitius). Penyakit ini,

menurut Nala, sudah ditemukan sekitar 3.000 tahun yang lalu. Ini dibuktikan dengan

disebutkannya penyakit ini dalam kitab Ayur Veda. Kitab Ini merupakan bagian dari kelompok

kitab Upa Veda.

Sementara kitab Upa Veda ini sendiri termasuk dalam kitab suci umat Hindu, yakni

kitab Veda Smerti. Kitab Ayur Veda, kata Nala, sering dikelirukan dengan kitab suci Yajur Veda,

salah satu dari kitab suci Catur Veda Sruti. Padahal, lanjut Nala, isi dari kitab Ayur Veda hampir

tidak ada hubungannya dengan kitab Yajur Veda yang mengupas masalah yadnya atau upacara

serta upakara keagamaan.

Sementara itu, menurut Gede Suwindia, dosen STAHN Denpasar, dalam agama

Hindu dikenal adanya konsep keseimbangan. Karena itulah, dalam Upanisad disebutkan bahwa

keberadaan berbagai tanaman yang ada di dunia ini memiliki guna dan fungsi yang sangat vital

bagi manusia. Ada banyak tanaman di muka bumi ini yang memiliki kegunaan bagi manusia,

terutama dalam penyembuhan penyakit. ''Di sini diwajibkan bagi manusia untuk menghargai

alam terutama tumbuh-tumbuhan,'' kata Suwindia.


http://wineralways.blogspot.co.id/2012/05/makalah-peran-agama-dalam-keperawatan.html

PERAN KEPERAWATAN

. Perkembangan Keperawatan dalam Agama hindu


Dalam ajaran agama hindhu terdapat upacara manusia yajna. Upacara
tersebut untuk membersihkn diri lahir batin serta memelihara secara
rohaniah hidup manusia. Jika umat hindhu ada yang sakit dilakukan
tradisi melukat sebagai sarana pembersihan diri dan pikiran untuk
membuang sial biasanya juga diikuti mandi kelaut

Kaidah dan Etika Agama yang Berhubungan dengan Kesehatan

Hindu
Menurut Prof. Dr. IGN Nala, pakar pengobatan tradisional, dalam
tulisannya pernah menyampaikan bahwa kitab-kitab umat Hindu
memuat berbagai macam jenis penyakit dan teknik pengobatan.
Dicontohkan penyakit kencing Manis (diabetes mellitius). Penyakit ini,
menurut Nala, sudah ditemukan sekitar 3.000 tahun yang lalu. Ini
dibuktikan dengan disebutkannya penyakit ini dalam kitab Ayur Veda.
Kitab Ini merupakan bagian dari kelompok kitab Upa Veda.Sementara
kitab Upa Veda ini sendiri termasuk dalam kitab suci umat Hindu, yakni
kitab Veda Smerti. Kitab Ayur Veda, kata Nala, sering dikelirukan
dengan kitab suci Yajur Veda, salah satu dari kitab suci Catur Veda Sruti.
Padahal, lanjut Nala, isi dari kitab Ayur Veda hampir tidak ada
hubungannya dengan kitab Yajur Veda yang mengupas masalah yadnya
atau upacara serta upakara keagamaan.Sementara itu, menurut Gede
Suwindia, dosen STAHN Denpasar, dalam agama Hindu dikenal adanya
konsep keseimbangan. Karena itulah, dalam Upanisad disebutkan bahwa
keberadaan berbagai tanaman yang ada di dunia ini memiliki guna dan
fungsi yang sangat vital bagi manusia. Ada banyak tanaman di muka
bumi ini yang memiliki kegunaan bagi manusia, terutama dalam
penyembuhan penyakit. ''Di sini diwajibkan bagi manusia untuk
menghargai alam terutama tumbuh-tumbuhan,'' kata Suwindia.
http://rianakurnia.blogspot.co.id/2014/11/peran-agama-dalam-keperawatan.html

Anda mungkin juga menyukai