Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MATERI ETIKA DAN HUKUM DALAM KEPERAWATAN

Disusun oleh :

Nama : Trianti Rusmia Anggraeni


NIM :2020206203253p
Kelas : 2D Keperawatan Konversi LAMTIM

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

2021
SEJARAH KEPERAWATAN ISLAM

A. Definisi Keperawatan Islam

Islam mengandung ajaran yang mencakup semua aspek hidup dan


kehidupan manusia. Manifestasi dari ibadah yang berbentuk
pelayanan profesional dan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada keimanan, keilmuan dan amal serta
kiat keperawtan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
kompehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat
baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh siklus kehidupan
manusia.

Keperawatan merupakan manifestasi dari fungsi manusia sebagai


kholifah dan hamba Allah dalam melaksanakan kemanusiaaannya.
Keunikan manusia harus didekati dengan silaturahmi (interpersonal)
didasari iman, ilmu dan amal. Perawat dituntut untuk memiliki
kemampuan intelektual tehnikal, interpersonal dan amar ma’ruf nahi
munkar.

B. Fungsi Manusia Dalam Islam


1. Khalifah → pemimpin, pemelihara, pengatur untuk diri dan orang
lain(kepedulian kepada sesama) manusia dan kemanusiaan
melandasi pelayanan keperawatan
2. Sebagai hamba/abdi Allah → berkewajiban menyembah kepada
Allah.
3. Segala perbuatan,tingkah laku, gerak-gerik dan fikiran hanyalah
ditujukan kepada Allah. Melaksanakan profesi keperawtan secara
benar→ pengabdian dan mencari ridho Allah

C. Sejarah Keperawatan Islam


 Zaman Nabi Adam, AS (Qs Al Maidah (6):3→ awal konsep
perawatan jenazah, konsep sehat sakit
 Zaman Nabi Ayub, AS (Qs Shaad(38):41), Qs Al-
Anbiyaa’(21):83-84)
 Zaman Nabi Isa,As
Zaman Nabi Muhammad SAW Para wanita ikut berjuang dalam
perang dengan memberikan pertolongan dan bantuan korban perang
yang terluka dan sakit dalam peperangan. Wanita yang terbai’at kepada
rosul adalah :
1. Rubiyi binti Mu’awidz
2. Umu Sinan Al-Aslamiyah
3. Umu Ziyad Al Asyja-iyah
4. Ku’aibah binti Sa’ad
5. Umayah binti Qais Al-Anshariyah
6. Rufaidah binti Sa'ad

Mengenal Ibu perawat islam (RUFAIDA)


Lahir di Yastrib,tinggal di Madinah , golongan kaum Anshar (penganut
Islam pertama di Madinah). Ayahnya seorang dokter pada Abad 1H/ ke-
8 SM (570-632 SM). Rufaida seorang perawat teladan, baik dan empati
serta memiliki kompetensi klinik dan komunitas (public health nurse and
social worker). Bekerja membantu korban perang (Badr, uhud, khandaq
dan khaibar) bersama beberapa kelompok wanita yang sudah dilatihnya.
Beliau sebagai pemimpin dan pencetus sekolah perawat (lokasi tidak
dilaporkan dimana).

Masa penyebaran islam/the Islamic


 periode 570-632 SM
è sejalan dengan perang kaum muslimin
è Rufaida
 Periode setelah Nabi (632-1000M)
è setelah wafatnya Nabi Muh. → sejarah keperawatan jarang, lebih
didominasi kedokteran
è Perawat Al Asiyah: Aasa: mengobati luka dengan tugas utama
memberi makan, obat dan rehidrasi
 Masa late to midle ages (1000-1500M)
è Dimasa ini negara-negara Arab membangun RS dengan baik, dan
mengenalkan perawatan orang sakit. Ada gambaran unik di RS yang
tersebar dalam peradaban Islam dan banyak dianut RS modern saat
ini hingga sekarang, yaitu pemisahan antara ruang pasien laki-laki
dan wanita, serta perawat wanita merawat pasien wanita dan
perawat laki-laki, hanya merawat pasien laki-laki (Donahue, 1985,
Al Osimy, 2004).
 Masa Modern(1500M-sekarang) Early Leaders in Nursing’s
Development
è mulai kedatangan perawat dari eropa dan amerika
è th 1890 misionaris amerika, dokter dan perawat datang masuk
ke Bahrain dan Riyadh.
è Lutfiyyah Al Khateeb→ perawat pertama lulusan diploma→
mendirikan Institut Kep di Arab Saudi

Keperawatan Islam masa kini dan mendatang


 Dr. H Afif Muhammad dalam seminar perawat rohani Islam di
Akper Aisyiyah, Bandung 31/8/2004 mengatakan, masalah sehat dan
sakit adalah alami sebagai ujian dari Allah SWT, hingga manusia
tidak akan bisa terbebas dari sakit. "Sehat kerap membuat orang lupa
dan lalai baik dalam melaksanakan perintah-perintah Allah maupun
mensyukuri nikmat sehatnya. Kita sering menyebut kondisi yang
tidak menyenangkan seperti sakit sebagai musibah yang terkesan
negatif, padahal musibah berkonotasi positif," jelasnya. Tugas
seorang perawat, menurut H. Afif, menekankan pasien agar tidak
berputus asa apalagi menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki
harapan hidup lagi. "Pernyataan tidak memiliki harapan hidup untuk
seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis tidak
lagi bisa menanganinya, tapi kalau Allah bisa saja
menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum sebab akibat,"
katanya. Perawat juga memandu pasiennya untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT hingga kondisinya semakin saleh yang bisa
mendatangkan "manjurnya" doa.

Di negara-negara timur tengah, konteks keperawatan sendiri banyak


dipengaruhi oleh sejarah keperawatan dalam Islam, budaya dan
kepercayaan di Arab, keyakinan akan kesehatan dari sudut pandang
islam (Islamic health belief), dan nilai-nilai profesional yang
diperoleh dari pendidikan keperawatan. Tidak seperti pandangan
keperawatan di negara barat, keyakinan akan spiritual islam
tercermin dalam budaya mereka.

Di Indonesia mungkin hal serupa juga terjadi, tinggal bagaimana


keperawatan dan islam dapat berkembang sejalan dalam harmoni
percepatan tuntutan asuhan keperawatan, kompleksitas penyakit,
perkembangan tehnologi kesehatan dan informatika kesehatan. Agar
tetap mengenang dan menteladani sejarah perkembangan
keperawatan yang di mulai oleh Rufaida binti Sa'ad.
PROFESI PERAWAT DALAM PRESPEKTIF ISLAM

 Didalam Al-Qur’an ada ayat yang menerangkan bahwa salah satu tujuan
diturunkannya Al-Qur’an adalah sebagai obat dan rohmat bagi orang –
orang mukmin. Misalnya dengan ilmu kesehatan, ilmu ini zaman nabi
pun ada tapi belum semaju sekarang karena adanya pengaruh globalisasi.

ٰ ۡ ‫ة لِّ ۡل ُم‬KKKK ۡ ُ‫ ِّز ُل ِمنَ ۡٱلق‬KKKKَ‫َونُن‬


ٗ KKKK‫ ُد ٱلظَّلِ ِمينَ إِاَّل خَ َس‬KKKK‫ؤ ِمنِينَ َواَل يَ ِزي‬KKKK
 ‫ارا‬ ٞ ‫ َو َر ۡح َم‬ٞ‫فَٓاء‬KKKK‫ َو ِش‬KKKKُ‫ا ه‬KKKK‫ان َم‬
ِ ‫ر َء‬KKKK
Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zhalim (Al-
Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.(Q.S Al-Isra'[17]: 82).

 Tokoh Islam yang terkenal di dunia kesehatan salah satunya yaitu Ibnu
Sina.
Islam sangat menyarankan untuk selalu menjaga kesehatan karena
dengan jiwa yang sehat akan mempermudah sekali kita untuk beribadah
kepada Allah karena tujuan kita diciptakan adalah untuk beribadah
kapada-Nya.

Perawat sebagai profesi


 Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan
dan keperawatan guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan
kesehatan.
 Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan
melaksanakan aktivitas lainnya.
 Ajaran Islam yang selalu menekankan agar setiap orang memakan
makanan yang baik dan halal menunjukkan apresiasi Islam terhadap
kesehatan, sebab makanan merupakan salah satu penentu sehat
tidaknya seseorang.
 Bukan saja saja makanan yang halal, tetapi juga makanan yang
sesuai dengan kebutuhan kesehatan, baik zatnya, kualitasnya
maupun ukuran atau takarannya. Makanan yang halal bahkan sangat
enak sekalipun belum tentu baik bagi kesehatan.
Sebagian besar penyakit berasal dari isi lambung, yaitu perut,
sehingga apa saja isi perut kita sangat berpengaruh terhadap
kesehatan. Karena itu salah satu resep sehat Nabi Muhammad SAW
adalah memelihara makanan dan ketika makan, porsinya harus
proporsional, yakni masing-masing sepertiga untuk makanan, air dan
udara (HR. Turmudzi dan al-Hakim).
 Anjuran Islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi Islam
untuk mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal
kesehatan, dan kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman. Itu
sebabnya ajaran Islam sangat melarang pola hidup yang
mengabaikan kebersihan, seperti buang kotoran dan sampah
sembarangan, membuang sampah dan limbah di sungai/sumur yang
airnya tidak mengalir dan sejenisnya. Islam sangat menekankan
kesucian (al-thaharah), yaitu kebersihan atau kesucian lahir dan
batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan semakin terjaga,
sebab selain bersumber dari perut sendiri, penyakit seringkali berasal
dari lingkungan yang kotor.

Keperawatan secara umum dapat dibagi dua, yaitu


1. Pelayanan kesehatan
  Pelayanan kesehatan ialah kegiatan yang sama, yang dilakukan oleh
pranata sosial atau pranata politik terhadap keseluruhan masyarakat
sebagai tujuannya. Pelayanan kesehatan merupakan kegiatan
makrososial yang berlaku antara pranata atau lembaga dengan suatu
populasi, masyarakat atau komunitas tertentu.
2. pelayanan medis
pelayanan medis ialah suatu upaya dan kegiatan pencegahan dan
pengobatan penyakit, semua upaya dan kegiatan peningkatan dan
pemulihan kesehatan yang dilaksanakan atas dasar hubungan
individual antara para ahli pelayanan medis dengan individu yang
membutuhkannya.

Mulianya profesi perawat


 Islam tidak membedakan apakah ia dokter, paramedis atau perawat,
sepanjang ia mengabdi di bidang pengobatan dan perawatan
penyakit, maka ia merupakan orang mulia
 Di dalam Islamic Code of Medical Ethics diterangkan bahwa
pengobatan dan keperawatan merupakan profesi mulia
 Sama halnya dengan semua aspek ilmu pengetahuan, ilmu
kedokteran dan keperawatan adalah sebagian dari ilmu Allah, karena
Allah-lah yang mengajarkan kepada manausia apa yang tidak
diketahuinya.
 Kesehatan harus menjadi tujuan, dan keperawatan kedokteran
sebagai cara, pasien adalah tuan, dokter dan perawat sebagai
pelayannya.
 Peraturan-peraturan, jadwal-jadwal, waktu dan pelayanan harus
dilaksanakan sedemikian rupa untuk menentukan keadaan pasien
dan ditempatkan paling atas dengan kesejahteraan dan kesenangan
yang pantas. Status istimewa harus diberikan kepada pasien selama
ia menjadi pasien, tidak membedakan siapa dan apa dia. Seorang
pasien berada pada tempat perlindungan karena penyakitnya dan
bukan karena kedudukan sosialnya, kekuasaan atau hubungan
pribadinya.
PARADIGMA ISLAM DALAM ILMU KEPERAWATAN

A. Pengertian
Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang
mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna,
menyikapi dan memilih tindakan terhadap fenomena yang ada dalam
keperawatan.
Empat komponen paradigma keperawatan yaitu :

1. Keperawatan
2. Kesehatan
3. Manusia
4. Lingkungan
B. Fungsi paradigma
Paradigma memiliki fungsi antara lain:
 Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang
melingkupi profesi keperawatan sebagai aspek pendidikan dan
pelayanan keperawatan, praktik dan organisasi profesi.
 Membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia
keperawatan kita dan membantu kita untuk memahami setiap
fenomena yang terjadi disekitar kita.
C. Konsep Keperawatan
Konsep keperawatan mencakup 4 komponen paradigma
keperawatan yaituManusia, Kesehatan, Keperawatan,
Lingkungan/masyarakat.

1. Konsep Manusia dan kemanusiaan


 Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang
utuh, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek
jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai berbagai
macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya
(Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).
 Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang terbaik dan
bentuknya dan dimulaikan Allah, terdiri atas jasad, nuh dan
psikologis, dimana makhluk lainnya yang berada di langit dan di
bumi ditundukkan oleh Allah kepada manusia kecuali iblis yang
menyombongkan diri. Yang terdapat dalam Surah At-tin (95 :
4). Yang artinya :
‫لَقَ ْد خَ لَ ْقنَا اإْل ِ ْن َسانَ فِي أَحْ َس ِن تَ ْق ِو ٍيم‬
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya”. (QS. Shaad 38 : 72)
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan
adalah manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif , personal
dan interpersonalyang secara umum dapat dikatakan holistik atau
utuh.
a. Sistem terbuka, peka terhadap lingkungan (biologis,
psikologis, sosial danspiritual).
b. Sistem adaptif, merespond lingkungan.
c. Sistem personal, mempunyai kepribadian yang unik.
d. Sistem interpersonal, hubungan dengan individu lain.
1.1.1. Komponen Manusia
Manusia sebagai salah satu mahluk ciptaan Allah terdiri atas
beberapakomponen yang meliputi jasad (fisik), ruh dan nafs
(jiwa).
 Jasad (Fisik)
Komponen fisik adalah komponen jasad / bentuk, yang dapat
makan dan minum, berjalan, mendengar, melihat, dan
berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Penyakit
jasad : TBC, Pusing, Maag.
 Ruh
“Maka apabila telah kusempurnakan kejadiannya (manusia)
dan kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan) Ku; maka hendaklah
kamu (malaikat, jin dan iblis) tunduk dengan bersujud”.(QS.
Shaad 38 : 72)
Penyakit ruh : malas, dengki, iri, buruk sangka, bohong,
sombong,dendam.
 Nafs (Jiwa)
Dalam (QS. Ar-Ra’d 13 : 28) jiwa merupakan salah satu
komponen yang terdapat pada manusia dan menjadi tentram
jika selalu mengingat Allah. Manusia dalam siklus hidupnya
melalui proses reproduksi hingga regenerasi meliputi fase :
pernikahan, kehamilan, kelahiran, nifas, tumbuh kembang
dan kematian.
 Kehamilan
Jika kita dalam keraguan tentang kebangkitan, maka Allah
telah menjadikan dari setetes mani (nuthfah) menjadi
segumpal darah dan segumpal darah menjadi segumpal
daging yang sempurna yang ditetapkan dalam rahim.
Kemudian apa yang dikehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan. Kemudian keluarlah seorang bayi, dari bayi
kemudian berangsur-angsur sampai dewasa dan di antara itu
ada yang diwafatkan dan ada pula yang dipanjangkan
umurnya.
 Nifas dan tumbuh kembang
Berkaitan dengan kehamilan, persalinan, nifas dan tumbuh
kembang dan kematian tentang hal tersebut telah dijelaskan
dalam Al-Qur’an. Yaitu QS. Luqman 31.“Dan Kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada orang ibu
bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua
tahun. Bersyukurlah kepada dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepadakulah kembalimu”.
 Kematian
Semua makhluk ciptaan Allah khususnya manusia pasti akan
mengalami kematian. Kematian yang akan mengantarkan
pada kehidupan baru yang lebih abadi di alam akhirat.
Manusia sebagai makhluk Allah memiliki peran dan fungsi
sebagai khlifah dan hamba Allah sebagai khalifah Allah di
bumi manusia di beri tugas untuk melaksanakan fungsi
kemanusiaan yaitu memimpin dan mengatur bumi,
Memakmurkan bumi dan mengeluarkan potensi yang
terhadap didalamnya untuk kesejahteraan umat manusia
berdasarkan petunjuk dan peraturan Allah dan Menyebarkan
keadilan dan kemaslahatan.

2. Lingkungan
Berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat
mempengaruhi status kesehatan manusia.Untuk memahami
hubungan lingkungan dengan kesehatan masyarakat (individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat) dapat digunakan model segitiga
agen-hospes-lingkungan yang dikemukakan oleh Leavelll,(1965)
2.1. Unsur lingkungan
Unsur lingkungan dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Lingkungan internal
Lingkungan internal meliputi genetika, struktur fungsi
tubuh, psikologis dan internal spiritual yang dimaksud
genitika adalah lingkungan dalam diri manusia yang
mempengaruhi unsur-unsur sifat dan struktur fungsi tubuh.
Struktur fungsi tubuh merupakan lingkungan yang berada
dalam diri manusia, didalamnya berisi tulang-belulang,
daging, darah dan sebagainya.
2) Lingkungan Eksternal
Di lingkungan eksternal adalah segala sesuatu yang
berada di luar diri manusia yang secara langsung ataupun
tidak langsung mempengaruhi pelaksanaan profesi
keperawatan, didalamnya terdiri atas : biologis, fisik,
sosial dan spiritual.
1. Kesehatan
Sehat didefinisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran
dan fungsi dengan efektif (Parson).Kesehatan adalah proses yang
berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif
(Paplau).

Menurut HL Bloom ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan


1. Keturunan
2. Perilaku
3. Pelayanan kesehatan
4. Lingkungan
Ruang lingkup kesehatan antara lain :
 Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan
jalan:Penyuluhan kesehatanPeningkatan giziPemeliharaan
kesehatan peroranganPemeliharaan kesehatan
lingkunganOlahraga teraturRekreasiPendidikan seks.
 Preventif
Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan: Imunisasi Pemeriksaan kesehatan
berkala melalui posyandu, puskesmas dan kinjungan rumah
,Pemberian vitamin A, Iodium ,pemeriksaan dan pemeliharaan
kehamilan, nifas dan meyusui.
 Kuratif
Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang
sakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan:Perawatan orang
sakit dirumah Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut dari
Pukesmas atau rumah sakit,Perawatan ibu hamil dengan kondisi
patologis,Perawatan buah dada,Perawatan tali pusat bayi baru
lahir.
 Rehabilitatif
Upaya pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau
kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti
TBC, kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan:Latihan fisik
pada penderita kusta, patah tulang dan lain sebagainya,Fisioterapi
pada penderita stroke, batuk efektif pada penderita TBC
 Resosialitatif
Adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke masyarakat
yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti,
penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.

4. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu manifesatikan dari ibadah yang
berbentuk pelayanan profesional dan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada keimanan, keilmuan, dan
amal serta kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual yang komprehensif, ditunjukkan kepada individu
keluarga dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup
seluruh siklus kehidupan manusia. Keperawatan Islam tidak dapat
dipisahkan dari ajaran Islam secara keseluruhan. Berbagai dalil
dalam Al-Qur’an dan Hadits juga Tarikh Islam diyakini bahwa
keperawatan Islam ada sejak jaman nabi Adam. Untuk dapat
memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat dituntut
memiliki keterampilan intelektual, interpersonal, tehnikal serta
memiliki kemampuan berdakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
KEPERAWATAN DALAM SUDUT PANDANG ISLAM

A. Keperawatan Islam
Keperawatan dalam islamdalah suatu manifestasi dari ibadah
yang berbentuk pelayanan professional dan merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang didasari pada keimanan, keilmuan dan
amal serta kiat.Keperawatan diilhami oleh ajaran islam, didalam islam
mengandung ajaran yang mencakup semua aspek hidup dan
kehidupan manusiadimana Konsep sehat sakit manusia termasuk
keperawatan,serta ada sejak manusia diciptakan.Keperawatan
merupakan manifestasi dan fungsi manusia sebagai kholifah dan
hamba Allah dalam melaksankan kemanusiaannya. Keunikan manusia
harus didekati dengan silahurahmi (interpersonal) dan Perawat
dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual tehnikal interpersonal
dan amar ma’ruf nahi munkar.

B. Prinsip keperawatan dalam pandangan islam


1. Agama Islam bertujuan memelihara agama, jiwa, akal, kesehatan
dan harta benda umat manusia.
2. Justice.
3. Anggota badan dan jiwa manusia merupakan milik Allah.
4. Mengutamakan peluang hidup yang lebih tinggi.

C. Peran Keperawatan Dalam Pandangan Islam


1. Mengintegrasikan Nilai-nilai Keislaman dalam Ilmu
Keperawatan
Islam mengajarkan kita beberapa aspek nilai-nilai yang
dapat menjadikan manusia itu terlihat baik disisi Allah SWT.
Oleh karena itu nilai-nilai keislaman perlu di integrasikan
terhadap ilmu keperawatan yang berkembang pada saat ini.
Adanya pengintegrasian inidimaksudkan akan terciptanya
seorang perawat yang bercirikan agama Islam.
2. Mengaplikasikan Nilai-nilai Keislaman dalamIlmu Keperawatan
Setelah adanya pengintegrasian maka perlu adanya
realisasi dari pada nilai-nilai tersebut untuk diaplikasikan
terhadap praktik keperawatan.Misalnya ketika seorang perawat
mendapati pasien yang beragama islam, dan pasien tersebut
memiliki penyakit yang apabila terkena air maka penyakit
tersebut bertambah. Maka seorang perawat tersebut perlu untuk
mengajarkan bertayamum kepada pasien/klien agar klien tidak
bertambah sakitnya, namun tidak pula meninggalkan ibadahnya.
PERAN PERAWAT ISLAM DALAM MEMBIMBING IBADAH

A. Nilai-Nilai Islami Dalam Peran Dan Fungsi Perawat Profesional.


Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan
kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang
dimilikinya dan diperoleh melalui pendidikan keperawatan.Seorang
perawat dikatakan profesional jika memiliki ilmu pengetahuan,
keterampilan keperawatan professional serta memiliki sikap
profesional sesuai kode etik profesi.
B. Peran Dan Fungsi Perawat Profesional
1. Sebagai Pelaksana
Peran ini dikenal dengan istilah care giver. Peran perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau
tidak langsung kepada klien sebagai individu keluarga dan
masyarakat.Dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak
sebagai comforter, protector, dan advokat, communicator, serta
rehabilitator.
2. Sebagai Comforter
Perawat berusaha memberi kenyamanan dan rasa aman pada
klien. Islam mengajarkan bagaimana umat manusia dapat
menolong terhadap sesamanya, pertolongan itu diberikan secara
tulus ikhlas dan holistic, sehingga kita dapat merasakan apa
yang klien kita rasakan. Ibarat orang mukmin saling mencintai
kasih mengasihi dan saling menyayangi adalah lukisan satu
tubuh jika salah satu angggota tubuhnya sakit maka selruh tubuh
akan merasa sakit.
3. Sebagai Protector
Lebih berfokus pada kemampuan perawat melindungi dan
menjamin agar hak dan kewajiban klien terlaksana dengan
seimbang dalam memperoleh pelayanan kesehatan.Misalnya,
kewajiban perawat memenuhi hak klien untuk menerima
informasi dan penjelasan tentang tujuan dan manfaat serta efek
samping suatu terapi pengobatan atau tindakan keperawatan.
4. Sebagai Communicator
Akan nampak bila perawat bertindak sebagai mediator antara
klien dengan anggota tim kesehatan lainnya. Peran ini berkaitan
erat dengan keberadaan perawat mendampingi klien sebagai
pemberi asuhan keperawatan selama 24 jam. Perawat dalam
islam harus memberikan dukungan Rehabilitator berhubungan
erat dengan tujuan pemberian askep yakni mengembalikan
fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi
normal.
5. Sebagai Pendidik (Health Educator)
Sebagai pendidik, perawat berperan mendidik individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat serta tenaga keperawatan
atau tenaga kesehatan yang berada dibawah tanggung
jawabnya.Peran ini dapat berupa penyuluhan kesehatan kepada
klien (individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat).Sebagai
pendidik, perawat berperan mendidik individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat serta tenaga keperawatan atau tenaga
kesehatan yang berada dibawah tanggung jawabnya.Peran ini
dapat berupa penyuluhan kesehatan kepada klien (individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat).
6. Peran Sebagai Pengelola
Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggung jawab
dalam mengelola pelayanan maupun pendidikan keperawatan
yang berada dibawah tanggung jawabnya sesuai dengan konsep
manajemen keperawatan dalam kerangka paradigma
keperawatan. Sebagai pengelola perawat berperan dalam
memantau dan menjamin kualitas asuhan/pelayanan
keperawatan serta mengorganisasi dan mengendalikan sistem
pelayanan keperawatan
7. Peran Sebagai Peneliti
Sebagai peneliti dibidang keperawatan, perawat diharapkan
mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan
prinsip dan metode penelitian serta memanfaatkan hasil
penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan
pendidikan keperawatan
C. Ciri-Ciri Perawat Yang Memiliki Trandental
1. Tipe realistik
Menyukai pekerjaan yang sifatnya konkret, yang melibatkan
kegiatan sistematis, seperti mengoperasikan mesin,
peralatan.Tipe seperti ini tidak hanya membutuhkan
keterampilan, komunikasi, atau hubungan dengan orang lain,
tetapi dia memiliki fisik yang kuat. Bidang karier yang cocok,
yaitu perburuhan, pertanian, barber shop, dan konstruski.
2. Tipe intelektual/investigative
Menyukai hal-hal yang teoritis dan konseptual, cenderung
pemikir daripada pelaku tindakan, senang menganalis, dan
memahami sesuatu.Biasanya menghindari hubungan sosial yang
akrab.Tipe ini cocok bekerja di laboratorium penelitian, seperti
peneliti, ilmuwan, ahli matematika.
3. Tipe social
Senang membantu atau bekerja dengan orang lain. Dia
menyenangi kegiatan yang melibatkan kemampuan
berkomunikasi dan ketrampilan berhubungan dengan orang lain,
tetapi umumnya kurang dalam kemampuan mekanikal dan sains.
Pekerjaan yang sesuai, yaitu guru/pengajar, konselor, pekerja
sosial, guide, dan bartender.
4. Tipe konvensional
Menyukai pekerjaan yang terstruktur atau jelas urutannya,
mengolah data dengan aturan tertentu.Pekerjaan yang sesuai,
yaitu sekretaris, teller, filing, serta akuntan.
5. Tipe usaha/enterprising
Cenderung mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi
yang baik dan menggunakannya untuk memimpin orang lain,
mengatur, mengarahkan, dan mempromosikan produk atau
gagasan. Tipe ini sesuai bekerja sebagai sales, politikus, manajer,
pengacara atau agensi iklan.
6. Tipe artistik
Cenderung ingin mengekspresikan dirinya, tidak menyukai
struktur atau aturan, lebih menyukai tugas-tugas yang
memungkinkan dia mengekspresikan diri.Karier yang sesuai,
yaitu sebagai musisi, seniman, dekorator, penari, dan penulis.
D. Sakit Menurut Pandangan Islam
Sakit dalam pandangan Islam bukanlah suatu kondisi yang hina
atau memalukan melainkan kedudukan mulia bagi seorang hamba
karena dengan mengalami sakit seorang hamba akan diingatkan untuk
selalu bersyukur. Hal ini karena keselamatan dan kesehatan
merupakan nikmat Allah SWT yang terbesar dan harus diterima
dengan rasa syukur.Sakit tidak selamanya berarti musibah. Sakit bisa
menjadi sebuah nikmat yang bisa kita ambil hikmahnya

E. Hikmah Sakit
Ada lima hikmah sakit diantarannya:
1. Sakit bisa menghindari kita dari siksa api neraka. Dalam
sebuah riwayat dijelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dan api
neraka.” (HR al Bazzar).
2. Sakit bisa menjadi penghapus dosa bagi kita. Seperti sabda
Rasulullah SAW dalam hadis riwayat Muslim, “Tidaklah
menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus,
kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai
kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan
dengannya dosa-dosanya.” 
3. Sakit bisa menjadi sumber kebaikan bagi seseorang jika dia
bersabar. Hal tersebut sejalan dengan sebuah hadist di mana
Rasulullah Saw bersabda: “Sungguh semua urusannya
merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi
orang mukmin. Jika ia mendapapt kegembiraan, maka dia
bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika
mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan
kebaikan baginya.” (HR Muslim).
4. Sakit bisa membuat kita kembali mengingat Allah.
Sebagaimana yang diketahui, kadang kita hanya ingat Allah di
kala kesusahan dan diberi cobaan. Sementara saat diberikan
kebahagiaan, kita mendadak lupa dengan Rabb semesta
alam.  Allah SWT telah berfirman: “Dan sesungguhnya kami
telah mengutus (para Rasul) kepada umat-umat sebelummu,
kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan)
kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon
(kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (QS al-
An’am: 42)  
5. Sakit bisa membuat kita lebih optimis untuk bertahan hidup.
Salah satu moral yang harus dimiliki oleh seorang mukmin
ialah tidak boleh menyerah dengan sakitnya. Dia harus
berusaha untuk sembuh dari penyakitnya, dia pun harus
optimis dengan dirinya sampai Allah mengatakannya untuk
berhenti.
HUKUM DAN ETIK KEPERAWATAN ISLAM
DI DALAM MEMBERIKAN PELAYAN KEPERAWATAN

A. Latar Belakang
Perawat menjalankan praktek profesinya secara aman
membutuhkan dua pengaturan, kedua pengaturan yaitu profesi
(menurut hakekat profesinya maupun pengaturan secara hukum yang
merupakan satu kesatuan. Kedua pengaturan tersebut ditujukan dalam
rangka memberikan pelayanan kesehatan dan melindungi masyarakat
dengan praktek keperawatan yang bermutu dan aman.Standar yang
menjadi pedoman profesi dikembangkan dan diterapkan oleh profesi
keperawatan.Profesi keperawatan secara terus - menerus mengadakan
pengkajian terhadap pungsi standar serta kualifikasi
anggotanya.Standar hukum harus disetujui oleh badan legislative dan
diimplentasikan melalui peraturan perundangan berupa standar
pendidikan untuk perawat, menetapkan persyaratan untuk
mendapatkan lisensi (kewenangan) bahkan peraturan tentang sangsi
apabila terjadi pelanggaran praktek profesi.
Sebagai perawat muslim dalam menjalankan tugas
profesinya dengan menjadikan Alquran dihadapan manusia sebagai
mandataris-Nya. Hal ini dapat menjadi milik perawat muslim untuk
menciptakan pelayanan secara paripurna dengan standar
yang dijalankan oleh setiap perawat muslim dengan memberikan hak
dan pelayanan secara optimal.
Memberikan pelayanan ini diperlukan perangkatnya yaitu :
Hukum dan Etika dalam memberikan pelayanan sesuai dengan
PERDA No.4 Tahun 2011Tentang Penyelenggaraan praktik
keperawatan, Undang-Undang Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014
Tentang Keperawatan, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 26 Tahun 2019 Tentang Peraturan Pelaksanaan,
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan.
B. Hukum
Hukum dapat diartikan sebagai aturan yang disyahkan oleh
pemerintah yang bertujuan memberikan perlindungan kepada
masyarakat. Prinsip etik maupun hukum mencakup autonomy,
beneficience, nonmalefecience, veracity, justice, dan fidelity.
1) Autonomy 
Berkaitan dengan hak seseorang untuk membuat keputusan
bagi dirinya misalnya seorang klien yang akan mengalami suatu
tindakan seperti pembedahan, keputusan harus diputuskan oleh
klien itu sendiri, tetapi tenaga kesehatan berkewajiban
memberikan informasi yang rinci sehingga klien membuat
keputusan
2) Beneficence (kemurahan hati atau kemanfaatan)
Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban melakukan yang
terbaik, sebagai perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
yang terbaik sehingga anggota profesi selalu bersikap untuk
meningkatkan mutu yang lebih baik dalam setiap memberikan
pelayanan keperawatan.
3) Nonmaleficence (tidak merugikan oranglain)
Prinsip ini berkenan dengan kewajiban untuk tidak
menimbulkan kerugian atau cidera bagi orang lain apalagi
membunuh. Seorang perawat yang menerapkan prinsip ini akan
bersikap hati-hati, teliti dan cermat sehingga dalam setiap
mengerjakan sesuatu tidak sembarangan.
4) Veracity (jujur)
Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban untuk menyampaikan
atau mengatakan sesuatu dengan benar, tidak berbohong apalagi
menipu. Perawat yang menerapkan prinsip ini akan selalu bicara
benar, terbuka sehingga dapat terpercaya.
5) Justice (adil)
Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban berlaku adil kepada
semua orang. Sikap perawat yang menerapkan prinsip ini akan
berbuat adil, tidak membeda-bedakan klien yang dirawatnya, baik
aspek social, agama, kesukuan dll.
6) Fidelity (Komitmen/kesetiaan)
Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban untuk setia atau loyal
dengan kesepakatan atau tanggung jawab yang diemban. Perawat
menerapkan prinsip ini akan bertanggung jawab secara sungguh-
sungguh terhadap tugas yang dibebankanya .
7) Confidentiality  (kerahasiaan)
Prinsip ini mengedapankan Kerahasianinformasi yang
sifatnya pribadi.
C. Etik
Prinsip etik dan hukum berbeda namun prinsipnya sama. Etik
berasal dari kata ethos yaitu bahasa yunani yang berarti motif dan
sikap serta hubungan dari sikap ini terhadap yang baik dari
individu.Menurut Clohezy (1985) Pengertian etik adalah interprestasi
individual tentang falsapah dan moral dari kehidupan dan merupakan
dorongan internal perorangan.Secara singkat etik ditujukan untuk
mengukur prilaku yang diharapkan dari manusia sehingga jika
manusia tersebut merupakan suatu kelompok tertentu atau profesi
tertentu seperti profesi keperawatan, maka aturannya merupakan suatu
kesepakatan dari kelompok tersebut yang disebut kode etik.
Unsur –unsur yang penting diperhatikan dalam kode etik:
1. Perawat memberikan pelayanan dengan memperhatikan dan
menghargai kemuliaan seseorang manusia.
2. Perawat wajib melindungi hak azazi manusia.
3. Perawat bertindak melindungi klien dan masyarakat.
4. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap
setiap tindakan dan pengambilan keputusan keperawatan.
5. Perawat mempertahankan kompetensinya dalam melaksanakan
pelayanan keperawatan.
6. Perawat melatih diri dalam menetapkan informasi dan
menggunakan kompetensi individunya.
7. Perawat berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang terkait
dengan pengembangan keilmuan dari profesi keperawatan.
8. Perawat berpartisipasi dalam upaya profesi untuk
melaksanakan dan meningkatkan standar profesi serta
meningkatkan mutu pelayanan.
9. Perawat berpartisifasi dalam upaya profesi untuk melindungi
masyarakat terhadap mis informasi serta mempertahankan
integritas keperawatan.
10. Perawat berkolaborasi dengan anggota dan profesi kesehatan
lainnya serta masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai