NAMA : SAIFUDIN
NIM : 2020206203426P
KELAS : 2D LAM-TIM
A. Keperawatan Islam
Islam mengandung ajaran yang mencakup semua aspek hidup dan
kehidupan manusia. Dimana konsep sehat-sakit, manusia termasuk keperawatan
ada sejak manusia diciptakan. Keperawatan sangat diilhami oleh ajaran Islam,
dimana hal tersebut tertera di Alquran dan hadits yang dapat dijadikan sebagai
dasar-dasar keperawatan dalam islam.
“Dan orang orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian
mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh
mengerjakan yang ma’ruf, mencegah yang munkar, mendirikan sholat, zakat
dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat
oleh Allah: sesunggguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS At-
Taubah (9):71 )
“Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya
Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang
Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” (QS Al-Anbiyaa(21) :83).
“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya,
“Sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana.”(Qs
Shaad :41)
“Dan ambillah seikat (rumput) dengan tanganmu, lalu pukullah dengan
itu dan janganlah engkau melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia
(Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba” (Qs Shaad : 44)
“Barang siapa yang berkeinginan untuk diselamatkan oleh Allah dari
bencana pada hari kiamat, maka bantulah orang yang dalam kesulitan atau
hindarkan kesulitannya” (HR. Muslim)
B. Definisi Keperawatan Islami
Manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan profesional dan
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada
keimanan, keilmuan dan amal serta kiat keperawtan berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosio-spiritual yang kompehensif, ditujukan kepada individu, keluarga
dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh siklus
kehidupan manusia.
Keperawatan merupakan manifestasi dari fungsi manusia sebagai kholifah
dan hamba Allah dalam melaksanakan kemanusiaaannya. Keunikan manusia
harus didekati dengan silaturahmi (interpesonal) yang didasari iman, ilmu dan
amal serta Perawat dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual, tehnikal,
interpersonal dan amar ma’ruf nahi munkar.
A. Latar Belakang
Didalam Al-Qur’an ada ayat yang menerangkan bahwa salah satu tujuan
diturunkannya Al-Qur’an adalah sebagai obat dan rohmat bagi orang – orang
mukmin. Misalnya dengan ilmu kesehatan, ilmu ini zaman nabi pun ada tapi
belum semaju sekarang karena adanya pengaruh globalisasi.
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zhalim (Al-
Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.”(Q.S Al-Isra'[17]: 82).
Tokoh Islam yang terkenal di dunia kesehatan salah satunya yaitu Ibnu
Sina. Islam sangat menyarankan untuk selalu menjaga kesehatan karena dengan
jiwa yang sehat akan mempermudah sekali kita untuk beribadah kepada Allah
karena tujuan kita diciptakan adalah untuk beribadah kapada-Nya.
A. Pengertian
Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau
cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih
tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan.
Empat komponen paradigma keperawatan yaitu :
1. Keperawatan
2. Kesehatan
3. Manusia
4. Lingkungan
B. Fungsi paradigma
Paradigma memiliki fungsi antara lain:
Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi
profesi keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan
keperawatan, praktik dan organisasi profesi.
Membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia
keperawatan kita dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena
yang terjadi disekitar kita.
C. Konsep Keperawatan
Konsep keperawatan mencakup 4 komponen paradigma keperawatan
yaitu Manusia, Kesehatan, Keperawatan, Lingkungan/masyarakat.
1. Konsep Manusia dan kemanusiaan
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh,
dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani
serta unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat
perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang terbaik dan bentuknya dan
dimulaikan Allah, terdiri atas jasad, nuh dan psikologis, dimana makhluk
lainnya yang berada di langit dan di bumi ditundukkan oleh Allah kepada
manusia kecuali iblis yang menyombongkan diri. Yang terdapat dalam
Surah At-tin (95 : 4). Yang artinya :
لَقَ ْد خَ لَ ْقنَا اإْل ِ ْن َسانَ فِي أَحْ َس ِن تَ ْق ِو ٍيم
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya”. (QS. Shaad 38 : 72)
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah
manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal
yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh.
a. Sistem terbuka, peka terhadap lingkungan (biologis, psikologis, sosial
dan spiritual).
b. Sistem adaptif, merespond lingkungan.
c. Sistem personal, mempunyai kepribadian yang unik.
d. Sistem interpersonal, hubungan dengan individu lain.
1.1.1. Komponen Manusia
Manusia sebagai salah satu mahluk ciptaan Allah terdiri atas beberapa
komponen yang meliputi jasad (fisik), ruh dan nafs (jiwa).
Jasad (Fisik)
Komponen fisik adalah komponen jasad / bentuk, yang dapat makan
dan minum, berjalan, mendengar, melihat, dan berusaha untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Penyakit jasad : TBC, Pusing, Maag.
Ruh
“Maka apabila telah kusempurnakan kejadiannya (manusia) dan
kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan) Ku; maka hendaklah kamu
(malaikat, jin dan iblis) tunduk dengan bersujud”. (QS. Shaad 38 : 72)
Penyakit ruh : malas, dengki, iri, buruk sangka, bohong, sombong,
dendam.
Nafs (Jiwa)
Dalam (QS. Ar-Ra’d 13 : 28) jiwa merupakan salah satu komponen
yang terdapat pada manusia dan menjadi tentram jika selalu mengingat
Allah. Manusia dalam siklus hidupnya melalui proses reproduksi
hingga regenerasi meliputi fase : pernikahan, kehamilan, kelahiran,
nifas, tumbuh kembang dan kematian.
Kehamilan
Jika kita dalam keraguan tentang kebangkitan, maka Allah telah
menjadikan dari setetes mani (nuthfah) menjadi segumpal darah dan
segumpal darah menjadi segumpal daging yang sempurna yang
ditetapkan dalam rahim. Kemudian apa yang dikehendaki sampai
waktu yang sudah ditentukan. Kemudian keluarlah seorang bayi, dari
bayi kemudian berangsur-angsur sampai dewasa dan di antara itu ada
yang diwafatkan dan ada pula yang dipanjangkan umurnya.
Nifas dan tumbuh kembang
Berkaitan dengan kehamilan, persalinan, nifas dan tumbuh kembang
dan kematian tentang hal tersebut telah dijelaskan dalam Al-Qur’an.
Yaitu QS. Luqman 31. “Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada orang ibu bapaknya. Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepadakulah kembalimu”.
Kematian
Semua makhluk ciptaan Allah khususnya manusia pasti akan
mengalami kematian. Kematian yang akan mengantarkan pada
kehidupan baru yang lebih abadi di alam akhirat. Manusia sebagai
makhluk Allah memiliki peran dan fungsi sebagai khlifah dan hamba
Allah sebagai khalifah Allah di bumi manusia di beri tugas untuk
melaksanakan fungsi kemanusiaan yaitu memimpin dan mengatur
bumi, Memakmurkan bumi dan mengeluarkan potensi yang terhadap
didalamnya untuk kesejahteraan umat manusia berdasarkan petunjuk
dan peraturan Allah dan Menyebarkan keadilan dan kemaslahatan.
2. Lingkungan
Berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat
mempengaruhi status kesehatan manusia. Untuk memahami hubungan
lingkungan dengan kesehatan masyarakat (individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat) dapat digunakan model segitiga agen-hospes-lingkungan yang
dikemukakan oleh Leavelll,(1965)
2.1. Unsur lingkungan
Unsur lingkungan dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Lingkungan internal
Lingkungan internal meliputi genetika, struktur fungsi tubuh,
psikologis dan internal spiritual yang dimaksud genitika adalah
lingkungan dalam diri manusia yang mempengaruhi unsur-unsur
sifat dan struktur fungsi tubuh. Struktur fungsi tubuh merupakan
lingkungan yang berada dalam diri manusia, didalamnya berisi
tulang-belulang, daging, darah dan sebagainya.
2) Lingkungan Eksternal
Di lingkungan eksternal adalah segala sesuatu yang berada di
luar diri manusia yang secara langsung ataupun tidak langsung
mempengaruhi pelaksanaan profesi keperawatan, didalamnya terdiri
atas : biologis, fisik, sosial dan spiritual.
3. Kesehatan
Sehat didefinisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi
dengan efektif (Parson). Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah
kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif (Paplau).
Menurut HL Bloom ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan
1. Keturunan
2. Perilaku
3. Pelayanan kesehatan
4. Lingkungan
Ruang lingkup kesehatan antara lain :
Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan: Penyuluhan kesehatan
Peningkatan gizi Pemeliharaan kesehatan perorangan Pemeliharaan
kesehatan lingkungan Olahraga teratur Rekreasi Pendidikan seks.
Preventif
Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehatan terhadap individu, keluarga kelompok dan masyarakat melalui
kegiatan: Imunisasi Pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu,
puskesmas dan kinjungan rumah ,Pemberian vitamin A, Iodium
,pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui.
Kuratif
Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau
masalah kesehatan melalui kegiatan: Perawatan orang sakit dirumah
Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut dari Pukesmas atau rumah
sakit, Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis, Perawatan buah dada,
Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
Rehabilitatif
Upaya pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau kelompok-
kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat
fisik lainnya melalui kegiatan:Latihan fisik pada penderita kusta, patah
tulang dan lain sebagainya,Fisioterapi pada penderita stroke, batuk efektif
pada penderita TBC
Resosialitatif
Adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke masyarakat yang karena
penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita AIDS, kusta
dan wanita tuna susila.
4. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu manifesatikan dari ibadah yang berbentuk
pelayanan profesional dan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada keimanan, keilmuan, dan amal serta kiat
keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-kultural-spiritual yang
komprehensif, ditunjukkan kepada individu keluarga dan masyarakat, baik
sehat maupun sakit yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia.
Keperawatan Islam tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam secara
keseluruhan. Berbagai dalil dalam Al-Qur’an dan Hadits juga Tarikh Islam
diyakini bahwa keperawatan Islam ada sejak jaman nabi Adam. Untuk dapat
memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat dituntut memiliki
keterampilan intelektual, interpersonal, tehnikal serta memiliki kemampuan
berdakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
BAB IV
KEPERAWATAN DALAM SUDUT PANDANG ISLAM
A. Keperawatan Islam
Keperawatan dalam islam dalah suatu manifestasi dari ibadah yang
berbentuk pelayanan professional dan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasari pada keimanan, keilmuan dan amal serta
kiat. Keperawatan diilhami oleh ajaran islam, didalam islam mengandung
ajaran yang mencakup semua aspek hidup dan kehidupan manusia dimana
Konsep sehat sakit manusia termasuk keperawatan, serta ada sejak manusia
diciptakan. Keperawatan merupakan manifestasi dan fungsi manusia sebagai
kholifah dan hamba Allah dalam melaksankan kemanusiaannya. Keunikan
manusia harus didekati dengan silahurahmi (interpersonal) dan Perawat dituntut
untuk memiliki kemampuan intelektual tehnikal interpersonal dan amar ma’ruf
nahi munkar.
E. Hikmah Sakit
Ada lima hikmah sakit diantarannya:
1. Sakit bisa menghindari kita dari siksa api neraka. Dalam sebuah riwayat
dijelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sakit demam itu
menjauhkan setiap orang mukmin dan api neraka.” (HR al Bazzar).
2. Sakit bisa menjadi penghapus dosa bagi kita. Seperti sabda Rasulullah
SAW dalam hadis riwayat Muslim, “Tidaklah menimpa seorang
mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga
kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan
akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya.”
3. Sakit bisa menjadi sumber kebaikan bagi seseorang jika dia bersabar.
Hal tersebut sejalan dengan sebuah hadist di mana Rasulullah Saw
bersabda: “Sungguh semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal
ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika ia mendapapt
kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan
baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini
merupakan kebaikan baginya.” (HR Muslim).
4. Sakit bisa membuat kita kembali mengingat Allah. Sebagaimana yang
diketahui, kadang kita hanya ingat Allah di kala kesusahan dan diberi
cobaan. Sementara saat diberikan kebahagiaan, kita mendadak lupa
dengan Rabb semesta alam. Allah SWT telah berfirman: “Dan
sesungguhnya kami telah mengutus (para Rasul) kepada umat-umat
sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan)
kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada
Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (QS al-An’am: 42)
5. Sakit bisa membuat kita lebih optimis untuk bertahan hidup. Salah satu
moral yang harus dimiliki oleh seorang mukmin ialah tidak boleh
menyerah dengan sakitnya. Dia harus berusaha untuk sembuh dari
penyakitnya, dia pun harus optimis dengan dirinya sampai Allah
mengatakannya untuk berhenti.
BAB VI
HUKUM DAN ETIK KEPERAWATAN ISLAM
DI DALAM MEMBERIKAN PELAYAN KEPERAWATAN
A. Latar Belakang
Perawat menjalankan praktek profesinya secara aman membutuhkan dua
pengaturan, kedua pengaturan yaitu profesi (menurut hakekat profesinya
maupun pengaturan secara hukum yang merupakan satu kesatuan. Kedua
pengaturan tersebut ditujukan dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan
dan melindungi masyarakat dengan praktek keperawatan yang bermutu dan
aman. Standar yang menjadi pedoman profesi dikembangkan dan diterapkan
oleh profesi keperawatan. Profesi keperawatan secara terus - menerus
mengadakan pengkajian terhadap pungsi standar serta kualifikasi anggotanya.
Standar hukum harus disetujui oleh badan legislative dan diimplentasikan
melalui peraturan perundangan berupa standar pendidikan untuk perawat,
menetapkan persyaratan untuk mendapatkan lisensi (kewenangan) bahkan
peraturan tentang sangsi apabila terjadi pelanggaran praktek profesi.
Sebagai perawat muslim dalam menjalankan tugas profesinya dengan
menjadikan Alquran dihadapan manusia sebagai mandataris-Nya. Hal ini dapat
menjadi milik perawat muslim untuk menciptakan pelayanan secara paripurna
dengan standar yang dijalankan oleh setiap perawat muslim dengan
memberikan hak dan pelayanan secara optimal.
Memberikan pelayanan ini diperlukan perangkatnya yaitu : Hukum dan
Etika dalam memberikan pelayanan sesuai dengan PERDA No.4 Tahun
2011Tentang Penyelenggaraan praktik keperawatan, Undang-Undang
Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan, Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2019 Tentang Peraturan
Pelaksanaan, Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan.
B. Hukum
Hukum dapat diartikan sebagai aturan yang disyahkan oleh pemerintah
yang bertujuan memberikan perlindungan kepada masyarakat. Prinsip etik
maupun hukum mencakup autonomy, beneficience, nonmalefecience, veracity,
justice, dan fidelity.
1) Autonomy
Berkaitan dengan hak seseorang untuk membuat keputusan bagi
dirinya misalnya seorang klien yang akan mengalami suatu tindakan seperti
pembedahan, keputusan harus diputuskan oleh klien itu sendiri, tetapi
tenaga kesehatan berkewajiban memberikan informasi yang rinci sehingga
klien membuat keputusan
2) Beneficence (kemurahan hati atau kemanfaatan)
Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban melakukan yang terbaik,
sebagai perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terbaik
sehingga anggota profesi selalu bersikap untuk meningkatkan mutu yang
lebih baik dalam setiap memberikan pelayanan keperawatan.
3) Nonmaleficence (tidak merugikan oranglain)
Prinsip ini berkenan dengan kewajiban untuk tidak menimbulkan
kerugian atau cidera bagi orang lain apalagi membunuh. Seorang perawat
yang menerapkan prinsip ini akan bersikap hati-hati, teliti dan cermat
sehingga dalam setiap mengerjakan sesuatu tidak sembarangan.
4) Veracity (jujur)
Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban untuk menyampaikan atau
mengatakan sesuatu dengan benar, tidak berbohong apalagi menipu.
Perawat yang menerapkan prinsip ini akan selalu bicara benar, terbuka
sehingga dapat terpercaya.
5) Justice (adil)
Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban berlaku adil kepada semua
orang. Sikap perawat yang menerapkan prinsip ini akan berbuat adil, tidak
membeda-bedakan klien yang dirawatnya, baik aspek social, agama,
kesukuan dll.
6) Fidelity (Komitmen/kesetiaan)
Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban untuk setia atau loyal dengan
kesepakatan atau tanggung jawab yang diemban. Perawat menerapkan
prinsip ini akan bertanggung jawab secara sungguh-sungguh terhadap tugas
yang dibebankanya .
7) Confidentiality (kerahasiaan)
Prinsip ini mengedapankan Kerahasian informasi yang sifatnya
pribadi.
C. Etik
Prinsip etik dan hukum berbeda namun prinsipnya sama. Etik berasal dari
kata ethos yaitu bahasa yunani yang berarti motif dan sikap serta hubungan dari
sikap ini terhadap yang baik dari individu. Menurut Clohezy (1985) Pengertian
etik adalah interprestasi individual tentang falsapah dan moral dari kehidupan
dan merupakan dorongan internal perorangan. Secara singkat etik ditujukan
untuk mengukur prilaku yang diharapkan dari manusia sehingga jika manusia
tersebut merupakan suatu kelompok tertentu atau profesi tertentu seperti profesi
keperawatan, maka aturannya merupakan suatu kesepakatan dari kelompok
tersebut yang disebut kode etik.
Unsur –unsur yang penting diperhatikan dalam kode etik:
1. Perawat memberikan pelayanan dengan memperhatikan dan menghargai
kemuliaan seseorang manusia.
2. Perawat wajib melindungi hak azazi manusia.
3. Perawat bertindak melindungi klien dan masyarakat.
4. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap setiap
tindakan dan pengambilan keputusan keperawatan.
5. Perawat mempertahankan kompetensinya dalam melaksanakan
pelayanan keperawatan.
6. Perawat melatih diri dalam menetapkan informasi dan menggunakan
kompetensi individunya.
7. Perawat berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang terkait dengan
pengembangan keilmuan dari profesi keperawatan.
8. Perawat berpartisipasi dalam upaya profesi untuk melaksanakan dan
meningkatkan standar profesi serta meningkatkan mutu pelayanan.
9. Perawat berpartisifasi dalam upaya profesi untuk melindungi
masyarakat terhadap mis informasi serta mempertahankan integritas
keperawatan.
10. Perawat berkolaborasi dengan anggota dan profesi kesehatan lainnya
serta masyarakat.