Anda di halaman 1dari 21

MANFAAT ZAITUN DITINJAU DARI SUDUT PANDANG HADIS

NABI SAW. DAN ILMU KESEHATAN

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

NURCHOLIS TANJUNG

NIM: 0406192015

PROGRAM STUDI ILMU HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2023
KATA PENGANTAR
Seluruh puja untuk Allah SWT. Yang sudah mengasih kesehatan serta
anugerah-Nya serta kesempatan sampai penulis dianugerahi kemampuan,
semangat dan kesempatan untuk dapat menyusun proposal ini yang berjudul
tentang: “Manfaat Zaitun Ditinjau dari Sudut Pandang Hadis Nabi SAW. Dan
Ilmu Kesehatan.
Shalawat berliputkan salam selalu dituangkan teruntuk Nabi Muhammad
Saw yang sudah membawakan perbaikan teruntuk pengikutnya sampai masa ini
juga pada sahabat rasulullah Saw yang di mana berupaya dengannya.
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, Proposal tugas akhir ini telah diselesaikan oleh
penulis. Maka demikian, penulis memberikan saran ini dengan harapan bisa
dimanfaatkan baik untuk penulis atau juga mahasiswa lain yang membaca
proposal skripsi ini.

Medan , 6 Maret 2023

Nurcholis Tanjung

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................11
C. Tujuan Masalah.............................................................................................12
D. Manfaat Penelitian........................................................................................12
E. Kajian Terdahulu...........................................................................................12
F. Batasan Istilah...............................................................................................14
G. Metodelogi Penelitian...................................................................................16
H. Sistematika Pembahasan...............................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hadits adalah salah satu sumber ajaran yang secara gamblang

menjelaskan kaidah agama setelah al Quran, dari sejak mengaplikasikan dalam

kehidupan empiris, memerincinya, serta menguatkannnya. Dengan demikian,

perhatian terhadap hadits adalah keharusan dalam agama, sebab al Quran

dan hadits sama sama memberi perhatian mendasar pada pilar-pilar di

bidang akidah, ibadah, akhlak, mu’amalat, dan ilmu pengetahuan. Pendek

kata, hadits memiliki petunjuk yang dapat digali untuk kehidupan.

Islam begitu perhatian mengenai pola hidup umat muslim. Pola

hidup tersebut mecakup kesehatan dzahir serta kesehatan batin. Kesehatan

dzahir berarti apapun yang dikonsumsi setiap saatnya yang dapat

mempengaruhi pada kesehatan dzahir kita. Al-Qur’an dan Hadis bedalah

pada buku kedokteran, akan tetapi pada isinya kerap menyampaikan

kandungan serta tahapan penyembuhan. Hal ini bisa dikatakan kalau

agama Islam merupakan agama yang bertujuan memelihara kesehatan agar

terjamin supaya generasi hidup ummat bisa merdeka dari berbagai macam

penyakit mau itu penyakit fisik maupun jiwa, terkhusus umat Islam.

Tetapi, mengenai pemeliharaannnya dilarang memakai cara-cara yang

bersifat buruk. Maka dari itu, perawatan serta pencegahan diibaratkan dua

permukaan lembar uang yang sulit dipisahkan, tetapi Islam lebih

menyarankan perawatan ketimbang penyembuhan, layaknya sesuai

1
gagasan hidup yang menyampaikan “Mencegah lebih bagus dari pada

menyembuhkan”.

Perhatian pemerintah dan organisasi dalam hal kesehatan di dunia

begitu terpusat untuk membentuk manusia sehat jasmani dan rohani pada

masing masing individu dalam masyarakat. Oleh sebab itu, diadakan

semacam seminar, diskusi-diskusi dan studi dengan pembahasan agar

manusia mencapai puncak kesehatan yang utama dan kehidupan yang

bahagia. Namun keberhasilan yang diamsusikan itu hanya terbatas dan

mereka tidak mampu merealisasikan apa yang dimaksudkan. Dalam

menjaga kesehatan dapat di ambil dari metode Nabi dalam cara dan

metode kesehatan yang ilmiah dengan memperhatikan faktor makanan

yang sehat dan mentaati peraturan-peraturan cara memakannya, bersikap

hati-hati terhadap makanan dan minuman yang membahayakan

kesehatan.1

Berkenaan dengan etiologi penyakit, penyebab penyakit alamiah

penyakit diakui keberadaannya sebagaimana juga dampak alamiah

kedokteran. Namun, Al-Qur’an dan hadis menyebutkan tujuan Allah SWT

mendatangkan penyakit. Paling sering disebutkan bahwa penyakit seperti

musibah, merupakan cobaan Allah SWT terhadap manusia. Ada sejumlah

hadis yang menyebutkan bahwa si penderita akan mendapatkan pahala jika

ia menjalaninya dengan sabar.2 Mengkaji ajaran Islam, baik secara

teoritis maupun praktis, ternyata perhatian Islam terhadap kesehatan

1
Thoha Anwar, Pengobatan Cara Nabi (Jakarta Pusat: Kalam Mulia, 1994),hal. 31
2
Fazlur Rahman, Etika Pengobatan Islam (Bandung: Mizan, 1999), hal. 61

2
manusia lebih unggul dan istimewa dibandingkan dengan perhatian

pemerintah terhadap kesehatan masyarakatnya.3

Berdasarkan pada kebiasaan hidup, tentu banyak kita dapati

masyarakat yang tidak menjaga sistem makan dengan benar sehungga

banyak yang memakan produk mengandung bahan kimia yang dampaknya

negatif bagi kesehatan dimana hal tersebut dapat mengakibatkan

timbulnya penyakit, hal ini juga mengakibatkan ketidak stabilan pada

organ-organ tubuh.4

Kehidupan orang-orang masa kini kerap ditemui dengan pola hidup

yang kurang sehat. Sehat sesuai patokan World Health Organisation

(WHO) yang merupakan suatu kondisi yang baik menyangkut ketenangan

tubuh, pikiran, interaksi, serta tidak hanya bersih dari penyakit, lumpuh

juga kekurangan. Bahkan merujuk UU No.23 Tahun 1992 mengenai

kesembuhan, sembuh merupakan tentang kondisi ketentraman tubuh,

pikiran, serta interaksi yang mampu membuat semua manusia hidup aktif

mau itu sosial atau ekonomis.5

Tidak mengecilkan kenyataan bahwa semua orang pernah

merasakan perih. Perih yang dirasakan bagi seluruh orang berlainan

pribadi dengan pribadi. Perih bisa diartikan sebagai perasaan di mana fisik

merasakan keadaan tidak normal yang diakibatkan dari bermacam dampak

3
Hasan Raqith, Hidup Sehat Cara Islam (Bandung: Marja, 2006),hal.18
4
Misbahuddin Ali and Desa Benda, „Program Studi Ilmu Al-Qur’an Dan
Tafsir Fakultas
Ushuluddin Adab Dan Humaniora Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto 2020‟, 2020, h
5
Ina Wati, “Kesehatan Dalam Perspektif Al-Qur’an” 2019,hal.76.

3
dari dalam tubuh ataupun luar. Penyakit pun didirikan oleh dua macam

yakni penyakit yang menjangkit serta tidak menjangkit. Sewaktu

berbincang mengenai penyakit yang menjangkit maka di dalamnya itu

dikarenakan adanya bactery, virus, serta jamur yang bisa dijangkitkan

dengan interaksi terkhusus, boleh bagi tempat tinggal yang kotor mungkin

juga penjangkitan oleh pribadi yang tampak sehat.

Karena menjaga kesehatan jasmani dan ruhani cari berbagai

macam penyakit merupakan bagian dari misi ajaran Islam, Nabi sendiri

menganjurkan orang-orang Islam untuk sedang berdoa meminta kesehatan

jasmani dan rohani kepada Allah SWT. Nabi juga mengajak umatnya

untuk dapat mencapai tingkatan orang mukmin yang kuat dan sehat.

Islam melarang setiap praktik yang berangkat dari keyakinan- keyakinan

yang salah seperti azimat pergi ke dukun tukang tenung (ahli nujum), ke

kuburan untuk menolak bahaya dan meminta sesuatu yang bermanfaat

baginya. Semua itu dianggap sebagai perbuatan syirik. Islam

menganjurkan kepada umatnya untuk menjaga hak atas tubuhnya,

misalnya dengan cara mengkonsumsi makanan halal,menjaga kebersihan,

dan berobat di kala sakit. Islam menganjurkan berobat dengan

menggunakan cara yang benar dan menafikkan pemikiran-pemikiran yang

mengatakan bahwa penyakit itu muncul dari setan binatang atau ruh-ruh

yang nakal.

Dalam hal pengobatan, Nabi kadang memadukan antara pengobatan

dengan melalui tabib dan pengobatan langsung kepada Tuhan dengan

4
menggunakan ayat-ayat al-Qur’an. Disebutkan dalam al-Qur’an tentang

dasar makanan yang ideal dan menyehatkan, islam sangat menjaga

makanan yang baik dan selamat dari bahaya, mudah diperoleh, mudah

digunakan dan tidak membebani manusia dalam menyiapkannya.

Islam membolehkan setiap sesuatu yang lezat dan baik berupa buah-

buahan sayur-mayur, biji-bijian, dan tumbuh-tumbuhan Islam

membolehkan setiap sesuatu yang lezat dan baik berupa buah-buahan

sayur- mayur biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan.6

Banyak hadis yang bersifat anjuran dalam soal makan dan minum,

ini tampaknya merupakan prinsip yang penting dalam perawatan

kesehatan bangsa Arab pra-Islam, misalnya, sejumlah hadis yang berisi

anjuran agar makan tidak terlalu kenyang atau waktu makan jangan

terlalu dekat dengan makan sebelumnya.7

Kajian terhadap hadis sudah sangat banyak dilakukan oleh para

ulama baik ulama salaf maupun ulama kontemporer. Telah banyak

buku-buku dan jurnal yang menulis tentang ilmu hadis dan kajian-

kajian hadis dengan berbagai variasinya. Kita ketahui bahwa awal

pembukuan hadis ialah pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz

tepatnya pada tahun 100 H.8 Mulai sejak itu berkembanglah ilmu hadis

sampai saat ini. Banyak kajian-kajian tentang hadis yang membahas

masalah ibadah, aqidah dan mu’amalah. Akan tetapi masih belum

6
Ibid,hal.23
7
Fazlur, Etika Pengobatan,,,,hal.57
8
T.M Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, (Semarang: Pustaka
Rizki Putra, 2009), hal.52.

5
banyak ahli-ahli hadis yang mengkaji hadis yang berbicara mengenai

kealaman.

Banyak hadis-hadis Nabi SAW yang berbicara tentang kealaman,

diantaranya berbicara mengenai bintang, embriologi, gerhana,

berkumur, bersin, madu, kurma, zaitun, habbatus sauda’ dan lain-lain.

Yang mana hadis-hadis tersebut membutuhkan pendekatan keilmuwan

dalam membuktikan kebenarannya. Perlu adanya penelitian dan

percobaan (tajribiyyah) dalam membuktikan hadis –hadis Nabi SAW

yang mengandung isyarat ilmiah tersebut. Sebenarnya dasar-dasar

metode pengamatan untuk mendapatkan pengetahuan merupakan

arahan al-Qur’an, dimana pengamatan dengan penglihatan dan

pendengaran yang merupakan alat untuk dapat memberikan input pada

pikiran banyak dianjurkan oleh al-Qur’an, misalnya dalam surat An-

Nahl ayat 78. Demikian menurut Dr. Muhammad al-Syarqawiy bahwa

al-Qur’an mendorong umat muslim untuk melakukan pengamatan

bahkan percobaan serta penelitian.9

Dengan demikian umat muslim perlu mengkaji lebih banyak lagi

mengenai ayat ataupun hadis yang berbicara soal kealaman. Dalam

kajian ini berfokus kepada hadis Nabi SAW yang berbicara

mengenai obat-obatan. Ada hadis utama yang menjadi fokus yaitu hadis

mengenai zaitun. Nabi SAW telah memberikan kabar kepada umatnya

9
Asjmuni Abdurrahman, manhaj Tarjih muhammadiyah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2012), hal. 297-298.

6
bahwa terkandung beberapa manfaat yang terdapat di dalamnya. Akan

tetapi perlu penelitian dengan menggunakan pendekatan ilmu

kedokteran, yang mana saat ini tekhnologi sudah sangatlah maju

sehingga mendukung akan pengkajian hadis dengan metode penelitian.

Dalam hal ini akan dipaparkan penjelasan dari ulama salaf hingga

ulama kontemporer tentang hadis tersebut. Selain itu ada juga hasil dari

penelitian mengenai kandungan dan zat-zat yang terdapat di dalam

zaitun. Kajian ini sebagai penguat kebenaran bukan bermaksud

meragukan kebenaran hadis Nabi SAW. Hal ini juga sebagai motivasi

umat muslim untuk lebih berinovasi dan mengembangkan keilmuwan

sehingga mampu menjadi umat yang kreatif, dinamis dan berkemajuan.

Para mufassir mengatakan, pohon zaitun ini bisa diambil

manfaatnya antara lain minyak zaitun, makanan yang berasal dari pohon

zaitun, serta kayunya. Adapun pohon zaitun ini tumbuh dekat dengan

bukit Thurisina berdekatan dengan jurang Al-Muqaddas.10 Khasiat

zaitun juga di sebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Mu’minun ayat 20:

‫ِكِل‬ ‫ِص‬ ‫ِب‬ ‫ِم‬


‫َو َش َج َر ًة َتْخ ُرُج ْن ُطْو ِر َس ْيَنۤاَء َتْنُبُت الُّد ْه ِن َو ْبٍغ ِّلٰاْل ْيَن‬

Artinya: dan (Kami tumbuhkan) pohon (zaitun) yang tumbuh dari


gunung Sinai, yang menghasilkan minyak, dan bahan pembangkit
selera bagi orang-orang yang makan.

Zaitun disini tidak disebutkan secara langsung didalam ayat ini,

tapi disebutkan bahwa ada pohon kayu dari Thurisina yang

10
Raqith, Hidup Sehat...,93

7
menghasilkan minya. Dimana pada saat itu yang ada di Thurisina

hanyalah pohon zaitun, zaitun dilihat dari buahnya tidak berminyak,

namun buah zaitun menghasilkan minyak. Disebutkan dalam Tafsir Al-

Azhar, semacam kayu yang tumbuh di bukit-bukit Thurisina, ataupun di

bukit-bukit lain yang sama tanah dan udaranya dengan yang digunung

Thurisina itu, seperti kayu itu bernama kayu zaitun. Minyak zaitun

terkenal karena dapat dipergunakan untuk menyalakan lampu atau

untuk mengilatkan papan pendinding rumah ataupun untuk campuran

bumbu makanan.11 Zaitun tumbuh di padang pasir. Tumbuh terbuka di

permukaan bumi dan tidak terhalang sinar matahari. Itulah mengapa

minyak dihasilkan sangat berkualitas. Pohon zaitun tumbuh dengan

penuh berkah, tidak jauh dengan Teluk Aqabah dan Terusan Suez.12

Khasiat dan keistimewaan zaitun didasarkan pada Al-Qur’an dan

sejumlah hadis yang menyebutkan bahwa zaitun merupakan buah yang

dapat memulihkan kesehatan. Dengan demikian, hadis-hadis Nabi

tentang pengobatan dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori.

Pertama, hadis yang mendorong praktik penyembuhan penyakit dn

prinsip kesehatan secara luas. Kedua, hadis yang berisi praduga Nabi

mengenai masalah penyakit dan kesehatan serta tindakan untuk

menyembuhkannya, entah secara medis atau spiritual. Ketiga, hadis

yang berkait dengan ilmu pengobatan Nabi.13 Zaitun adalah pohon yang

11
Hamka, Tafsir Al-Azhar (Surabaya: Penerbit Pustaka Islam) Jilid 18,hal. 30
12
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lantera Hati, 2002) Jilid 8,hal. 247-368
13
Fazlur, Etika Pengobatan,,,hal.57

8
buahnya mengandung minyak. Buah Zaitun amat kaya mengandung

67% air, 23% minyak, 5% protein, 1% garam mineral, terutama garam

kalsium dan besi.14 Zaitun sangat istimewa dan merupakan pohon yang

berumur panjang. Salah satu hadis yang menjelaskan tentang zaitu

yaitu:

Melihat hadis diatas, tampak keistimewaan minyak zaitun

merupakan pohon yang penuh berkah. Memakai minyak zaitun

termasuk salah satu dari sunnah Nabi. Pohon zaitun tumbuh di

puncak bukit. Ia mendapat sinar matahari baik di waktu matahari terbit

juga sewaktu matahari terbenam, sehingga pohonnya subur dan

buahnya menghasilkan minyak yang baik. Jika diminum, ia bermanfaat

untuk menguatkan daya ingatan, mencegah masalah pencernaan,

mengobati penyakit buasir dan impotensi, membantu masalah haid,

menghilangkan racun dalam tubuh, mencegah pertumbuhan sel-sel

kanker, menurunkan kadar gula dan kolesterol, mencegah penyakit

kencing manis serta bermacam-macam khasiat lagi untuk kesehatan

manusia. Jika dioleskan bermanfaat untuk menghilangkan kerutan pada

wajah, melindungi dari bakteria, mencegah keguguran rambut,

menghilangkan penyakit kulit, menghaluskan serta melembabkan kulit,

melambatkan proses penuaan dan menjaga kebersihan kulit kepala.

Berdasarkan latar belakang diatas, akan apa saja manfaat minyak

zaitun dalam kesehatan yang salah satunya bisa mencegah dan

14
Abu Sakhi, Cara Sehat Ala Nabi (Yogyakarta: Muezza 2016), hal. 99

9
mengobati dari beberapa penyakit, tetapi masyarakat masih kurang peduli

terhadap kesehatan tidak hanya meliputi fisik yang bebas dari penyakit

atau kecacatan melainkan juga kesehatan jiwa atau ruhani. Oleh sebab

itu penting sekali dilakukan penelitian dan pemahaman terhadap hadis

anjuran mengkomsumsi zaitun, Penelitian yang mengambil dasar rujukan

hadits Nabi tersebut, hanya pada satu jenis makanan yang berfungsi

sebagai obat. Penelitian haditsnya tidak hanya sebatas mengungkap pesan-

pesan agama., terutama yang terkait dengan buah (makanan), selain

mengandung pesan agama, yang menjadi sumber gagasan yang dapat

dikembangkan menjadi suatu riset. Pesan-pesan inilah yang akan

menambah keimanan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya SAW semakin

mantap. sehingga memberi pelajaran kepada masyarakat akan pentingnya

menjaga kesehatan, yang semua itu berdasarkan anjuran syariat Islam.

Maka saya sebagai peneliti akan melakukan penelitian dalam bentuk karya

tulis ilmiah berbentuk skripsi yang diberi judul Manfaat Zaitun Ditinjau

dari Sudut Pandang Hadis Nabi SAW. Dan Ilmu Kesehatan.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas, dalam penelitian ini penulis hendak membahas

tentang Manfaat Zaitun Ditinjau dari Sudut Pandang Hadis Nabi SAW.

Dan Ilmu Kesehatan tersebut masih diperlukan adanya penjelasan. Oleh

sebab itu dapat dirumuskan permasalahan yang dapat dikaji diantaranya

adalah:

10
1. Bagaimana Keberadaan Hadis Nabi SAW Tentang Zaitun?

2. Bagaimana Manfaat Zaitun dalam Hadis Nabi Saw dan Ilmu

Kesehatan?

C. Tujuan Penelitian

Penulusuran ini direncanakan agar mengkaji Hadis mengenai

Zaitun pada Pandangan Kedokteran. Pada kacamata tehnis penulusuran ini

ditujukan agar menemukan jawaban pada rumusan masalah adapun

berikut:

1. Untuk Memahami Analisis Hadis Nabi Tentang Zaitun.

2. Untuk Memahami Manfaat Zaitun dalam Hadis Nabi Saw dan

Ilmu Kesehatan.

3. Untuk Mengetahui kontekstualisasi Zaitun dalam Pengobatan.

D. Manfaat Penelitian

1. Berdasarkan teoritis akademisi, disemogakan bisa beperan

layaknya referensi secukupnya pada pertumbuhan pengkajian

ilmu hadis berikutnya, serta semoga dapat meningkatan

khazanah literasi pada Fakultas Ushuluddin, diutamakan pada

Ilmu Hadis untuk penelitian hadis buah zaitun untuk kesehatan.

2. Dengan instan, diharapkan bisa menjadi patokan untuk

masyarakat terkhusus untuk mengkaji kemujaraban serta

khasiatnya pada kesembuhan dengan

3. Buah zaitun yang sudah diberkahi Allah swt. pada Al-Qur’an

ataupun Hadis.

11
E. Kajian Terdahulu

Merujuk pada berbacam referensi, skripsi bahkan artikel yang pada

isinya mengupas mengenai buah zaitun atau juga yang bersangkutan pada

topik saat ini, mau pada pemikiran tokoh ataupun yang diliput berdasarkan

literasi hadis yang mengangkat ide pokok bersangkutan penulusuran ini,

pada kajian pustaka ini bisa dideskripsikan berbagai penulisan ini, antara

lain:

1. Buku “Fakta dan Manfaat Minyak Zaitun” oleh Made Astawan

dkk, di tahun 2015. Buku informasi ini memaparkan dengan

singkat fakta serta kualitas pada minyak zaitun mengangkat

minyak zaitun pada bermacam tipe minyak zaitun yang bisa

dipakai, khasiat dari pemakaian minyak zaitun, saran sekilas

minyak zaitun agar memahami minyak zaitun original juga

bernilai tinggi, serta bagaimana perawatan yang pantas, dan

mengupas cikal-bakal minyak zaitun dari deskriptif penyusun

pohon, daun, bunga, buah kandungan gizi terus pada penilaian

terhadap lemak tumbuhan yang ada serta minyak zaitun pada

kaca mata Islam.

2. Skripsi yang berjudul “Khasiat Minyak Zaitun Dalam al-Qur’an

Dan Relevansinya Di Klinik Thibbun Nabawi Dr. Imam

Wahyudi Bandar

Lampung”. Oleh Muhammad Rizqi, Fakultas Ushuluddin Dan

Studi Agama UIN Raden Intan Lampung 2021. Penelitian ini

12
lebih khusus mengkaji menganai apa itu manfaat zaitun pada Al-

Qur’an, hadis juga kesehatan. Benang merahnya pada penulisan

ini kalau zaitun pada artian buah-buahan yang abadi namanya

dalam Al-Qur’an.

3. Jurnal “Pengaruh Masker Jagung dan Minyak Zaitun Terhadap

Perawatan

Kulit Wajah”, dari Nining Riana Sari, Jurusan Pendidikan

Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik Program Studi

Pendidikan Tata Kecantikan, Universitas Negeri Semarang

tahun 2015. Penulisan ini adalah uji coba menggunakan bahan

eksperimen masker jagung juga minyak zaitun oleh hasil

penelitian terbilang bisa dikatakan jika sesudah menggunakan

masker jagung serta minyak zaitun bisa memberikan muka yang

begitu basah bersinar juga dipandang tampak lebih muda.

Melalui bermacam penulusuran atau karya ilmiah di atas bisa

dipahami kalau penulisan ini berselisihan pada penulisan tersebut. Penulisan

ini lebih mengutamakan pada pengkajian hadis dengan memakai langkah

syarah hadits sedangkan penulisan di atas meneliti ayat Al-Quran juga

pemakaian zaitun kepada pemeliharan kulit.

13
F. Batasan Istilah

Supaya mempermudah untuk mengetahui saat mempersentasekan

judul skripsi ini, saya menyuguhkan tepian bahasa yang kiranya wajib

saya jelaskan, adapun sebagai berikut:

1. Analisis : Analisis yang dimaksud disini adalah untuk

mengetahui bagaimana kajian Hadis Zaitun dalam kitab syarah

hadis.

2. Kualitas : “Kualitas hadis yang berterusan sanadnya, yang

diriwayatkan orang-orang yang tsiqah juga dhabit, yang terhindar

dari syuduz juga illat.” Kualitas yang dimaksud disini adalah

kualitas hadis tentang zaitun.

3. Hadis : “Semua apa yang berasal dari Nabi saw. baik

berbentuk ucapan, tingkah laku, taqrir (pernyataan atau

pengakuan) bahkan karakternya.”21 Hadis yang dimaksud disini

adalah hadis penelitian tentang kualitas Hadis zaitun kitab kutub

at-Tis’ah yakni Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu

Dawud, Sunan an-Nasa‟i, Sunan at-Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah,

Musnad Ahmad, Dimana nanti penulis hanya mentakhrij hadis

yang terkandung dalam kitab syarah hadis tersebut.

4. Zaitun : “Buah yang memiliki keistimewaan dari daun

hingga batangnya. Buah ini abadi namanya dalam al-Qur‟an.”

14
Yang disebutkan di sini yaitu bagaimana Hadis Khasiat Zaitun

Perspektif Kesehatan.

5. Ilmu Kesehatan: “Dimana kajian ini nanti akan menjelaskan

bagaimana kandungan gizi yang terdapat dalam buah zaitun.

6. Studi Syarah Hadis : “Ilmu yang berupaya menjelaskan kualitas

matan hadis dengan jelas berdasarkan pertimbangan hal-hal yang

berkaitan dengan itu atau factor-faktor yang mecakupinya.”

Dimana nanti akan di jelaskan Hadis tentang zaitun pada Darul

Kutub Ilmiyah dengan kajian studi syarah hadis tersebut.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelusuran yang dipakai teruntuk penulisan pada penelusuran

skripsi ini disebut jenis penulisan kualitatif. Penelesuran ini studi gudang

pustaka atau Library research. Dengan melakukan penelitian untuk

memperoleh data-data dari berbagai buku, kitab, skripsi, jurnal dan

literasi-literasi yang berkait dengan materi yang dikaji. Penulisan ini

memiliki sifat deskriptif serta condong memakai analisis secara

pendekatan induktif.

2. Data Penelitian

a. Data primer

15
Rujukan primer merupakan hal wajib dalam penulisan. Peneliti

memakai rujukan data primer melalui buku-buku syarah hadis, terutama

kitab kutub at-Tis’ah yakni Sunan Ibnu Majah.

b. Data Sekunder

Referensi data pendukung ialah referensi data penyempurna yang

mana rujukan terbilang ada kesinambungan dengan pengkajian tersebut.

3. Analisis Data

Analisis ini memakai pemikiran, mau itu deduksi ataupun induksi

supaya ditarik satu kesimpulan.

H. Sistematika Pembahasan

Penulis akan memaparkan sistematika pembahasan dalam

penelitian ini., yakni:

BAB I : berisikan beberapa sub pembahasan diantaranya adalah

latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metodologi

penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II : Penjelasan menyangkut penjelasan zaitun ditinjau dari

berbagai sudut, defenisi zaitun, awal-mula ditemukan

zaitun, jenis-jenis zaitun, morfologi zaitun, kandungan

zaitun, macam-macam pepohonan zaitun, klasifikasi buah

zaitun. Kandungan buah zaitun, Zaitun menurut para ahli.

BAB III: Mengumpulkan Petunjuk Hadis tentang zaitun,. Dan

menganalisis manfaat buah zaitun.

16
BAB IV: menjelaskan tentang keberadaan hadis Nabi tentang

minyak zaitun yang berisi sub bab antara lain kualitas

hadis, kandungan hadis, yang meliputi pembahasan

tentang minyak zaitun. Manfaat zaitun bagi kesehatan,

dalam ilmu kesehatan.

BAB V : penutup yang berisi tentang kesimpulan dari penelitian

ini yang merupakan jawaban dari rumusan masalah dan

juga saran penulis dari penelitian.

Daftar Pustaka.

17
18

Anda mungkin juga menyukai