Anda di halaman 1dari 18

AJARAN ISLAM DALAM UPAYA KURATIF

Disusun Oleh :

Melinia Dwi Tanti 101811535009


Reza Nabilla Aulyana 101811535033
Velia Putri Yulias Tanti 101811535041
Muhammad Bahtiar Afandi 101811535044
Arini Khoirunisa 101811535044

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
2014

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang selalu mencurahkan rahmat dan
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berisikan tentang
“ Ajaran Islam dalam Upaya Kuratif ”. Sholawat dan salam dihaturkan kepada junjungan Nabi
Muhamad SAW, pada keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umatnya.
Penulis menyadari, bahwa tanpa dukungan, bantuan, bimbingan dan arahan dosen dan
rekan-rekan dan keluarga makalah ini tidak akan tersusun dengan baik. Semoga segala ketulusan
dan kebajikan yang telah penulis terima mendapat balasan yang sepadan dari ALLah SWT.
Mudah-mudahan dengan disusunnya makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya dan
dapat mempermudah kita dalam belajar.

Banyuwangi, 10 Februari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6

2.1 Upaya Kuratif (Pengobatan).............................................................................................6


2.2 Konsep Pengobatan dalam Islam......................................................................................7
2.3 Prinsip Pengobatan dalam Islam.......................................................................................8
2.4 Kaidah Pengobatan dalam Islam.....................................................................................10
2.5 Petunjuk Al-Qur’an dan Hadits tentang Pengobatan......................................................11
2.6 Metode Pengobatan yang Diajarkan oleh Para Nabi......................................................13
BAB III CONTOH APLIKATIF: PENGOBATAN DENGAN METODE BEKAM....................18

3.1 Pengertian Bekam...........................................................................................................18


3.2 Sejarah Bekam................................................................................................................18
3.3 Hadits Mengenai Bekam.................................................................................................18
3.4 Manfaat Bekam...............................................................................................................19
3.5 Bekam dalam Dunia Modern..........................................................................................21
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................23

4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................23
4.2 Saran................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................24

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

XXXXXXXXXXXXXXXX

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana konsep dan kaidah pengobatan dalam ajaran islam?
1.2.2. Apa sajakah petunjuk pengobatan dalam Al-Quran dan Al-Hadist?
1.2.3. Bagaimana metode pengobatan di zaman Nabi dan Rasul?
1.2.4. Bagaimanakah metode aplikasi pengobatan yang sesuai dalam ajaran islam?

1.3 Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui konsep dan prinsip pengobatan dalam Islam.


1.3.2. Untuk mengetahui petunjuk Al-Qur’an dan Al-Hadist tentang pengobatan.
1.3.3. Untuk mengetahui metode pengobatan di zaman Nabi dan Rasul.

1.3.4. Untuk mengetahui metode aplikasi pengobatan dalam ajaran Islam.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengobatan adalah suatu kebudayaan untuk menyelamatkan diri dari dari penyakit
yang mengganggu hidup. Kebudayaan tidak saja dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi juga
oleh kepercayaan dan keyakinan, karena manusia telah merasa di alam ini ada sesuatu
yang lebih kuat dari dia, baik yang dapat dirasakan oleh pancaindera maupaun yang tidak
dapat dirasakan dan bersifat ghaib. Pengobatan ini pun tidak lepas dari pengaruh
kepercayaan atau agama yang dianut manusia (Akbar, 1988).
Istilah pengobatan medis dapat disimpulkan sebagai suatu kebudayaan untuk
menyelamatkan diri dari penyakit yang menggaggu hidup manusia di dasar kan kepada
ilmu yang di ketahui dengan kondisi tubuh manusia, dari segi kondisi sehat dan kondisi
menurunnya kesehatan, untuk menjaga kesehatan yang telah ada dan mengembalikannya
ketika kondisi tidak sehat. Pengobatan medis sendiri dalam sejarah manusia merupakan
hasil proses panjang yang di awali secara tradisional hingga menjadi modern seperti
sekarang.
Secara umum di dalam dunia pengobatan dikenal istilah medis dan non medis.
Para ahli berbeda pendapat tentang penjelasan batasan istilah medis dan definisinya
secara terminologis menjadi 3 pendapat, yaitu :
a. Pendapat pertama
Medis atau kedokteran adalah ilmu untuk mengetahui berbagai kondisi tubuh manusia
dari segi kesehatan dan penyakit yang menimpanya. Pendapat ini di nisbat kan oleh
para dokter klasik dan Ibnu Rusyd Al-hafidz.
b. Pendapat kedua
Medis atau kedokteran adalah ilmu tentang berbagai kondisi tubuh manusia untuk
menjaga kesehatan yang telah ada dan mengembalikannya dari kondisi sakit.
c. Pendapat ketiga
Ilmu pengetahuan tentang kondisi-kondisi tubuh manusia, dari segi kondisi sehat dan
kondisi menurunnya kesehatan untuk menjaga kesehatan yang telah ada dan
mengembalikannya kepada kondisi sehat ketika kondisi nya tidak sehat. Ini adalah
pendapat Ibnu sina.
5
Beberapa definisi tersebut waualupun diungkapkannya berbeda tetapi memiliki
arti dan kandungan yang berdekatan. Namun, definisi ketiga lah yang memiliki
keistimewaan karena mencakup makna yang ditujukan oleh definisi pertama dan kedua.
Istilah pengobatan medis dapat disimpulkan sebagai suatu kebudayaan untuk
menyelamatkan diri dari penyakit yang menggaggu hidup manusia di dasar kan kepada
ilmu yang di ketahui dengan kondisi tubuh manusia, dari segi kondisi sehat dan kondisi
menurunnya kesehatan, untuk menjaga kesehatan yang telah ada dan mengembalikannya
ketika kondisi tidak sehat. Pengobatan medis sendiri dalam sejarah manusia merupakan
hasil proses panjang yang di awali secara tradisional hingga menjadi modern seperti
sekarang.
Semakin berkembangnya suatu jaman, pengobatan sejalan dengan perkembangan
teknologi, mengalami kemajuan yang pesat dari tradisional beralih ke modern. Baik
pengobatan tradisional maupun modern. Kegiatan medis di dalamnya dapat mencakup
upaya promotif, preventif dan kuratif. Apabila terjadi sakit, maka umat Islam seperti
diingatkan agar berobat sesuai dengan syariat Islam. Namun masih banyak yang belum
mengetahui seperti apa upaya kuratif atau pengobatan dalam Islam dan apa saja jenis
serta manfaat yang didapat.
Upaya kuratif atau yang disebut pengobatan dalam Islam sebenarnya sudah ada
sekitar abad 13 M dengan dimunculkannya para dokter untuk menunjukkan berbagai
ilmu kedokteran yang berada dalam bingkai keimanan pada Allah, sehingga terjaga dari
kesyirikan, takhayul dan khurofat. Ibnu Sina adalah seorang muslim yang terkenal
menjadi pionir dalam ilmu kedokteran modern. Ilmu pengobatan islam bertumpu pada
cara-cara alami dan metode ilahiah yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi seorang
muslim dalam menjaga kesehatan dan mengobati penyakitnya.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Konsep dan Prinsip Pengobatan dalam Ajaran Islam

3.1.1. Konsep Pengobatan dalam Islam


Dalam Sahih Al-Bukhari diriwayatkan dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas, dari
Nabi SAW bahwasannya:
“Kesembuhan itu ada 3, dengan meminumkan madu (bisyurbata „asala), sayatan
pisau bekam(syurthota mihjam), dan sundutan besi panas (kayta naar) dan aku melarang
umatku melakukan pengobatan dengan besi panas.” (HR.Bukhari)
Masih banyak dalil sahih yang menjelaskan pengobatan Nabawi. Tetapi dari
cuplikan 2 hadis tersebut dapat diketahui bahwa pengobatan yang dianjurkan oleh
Rasullullah SAW. Adalah Al-Quran, madu, dan bekam (sayatan pisau/bekam). Akan
tetapi, Rasulullah melarang melakukan pengobatan dengan besi panas. Kesembuhan
dapat dicapai dengan sugesti diri yang baik, rasa sabar dan selalu mengingat Allah dengan
berdzikir. Allah telah berfriman dalam Al-Qur’an Surat Ar-Ra’ad (13) : 28

“orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang” {Ar-Ra’ad:28}

1. Mengobati penyakit dengan Al-Qur’an


Menurut Imam Ibnul Qayyim al Jauziyah dalam kitabnya at Thibun Nabawy
bahwa penyakit itu digolongkan 2 jenis, yakni penyakit batin dan penyakit lahir (fisik).
Penyakit batin adalah penyakit yang berkaitan dengan jauhnya batin ( hati) seseorang
dari Allah SWT. Penyakit inimenyerang unsur ruh manusia; seperti kesurupan.
Pengobatan penyakit ini adalah Al-Qur’an (ibadah, doa, ruqyah, syar’iyah).
Sedangkan yang kedua, adalah penyakit lahir (fisik). Penyakit ini obat-nya adalah
dengan obat-obatan yang sesuai dengan Al-Qur’an.
2. Mengobati dengan madu
Allah SWT berfirman, “Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang
bemacam-macam warnanya. Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia.” (QS. An-Nahl (16):69).

7
Madu merupakan makanan sekaligus obat yang disebutkan oleh Allah SWT
dalam Al-Qur’an. Oleh karena itu, Rasulullah SAW menyukai madu sebagai makanan
atau sebagai penyembuh penyakit (obat).
3. Pengobatan dengan Bekam
Bekam nama lainnya hijamah adalah teknik pengobatan dengan jalan membuang
darah kotor (racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Di
Indonesia dikenal pula dengan istilah kop atau cantuk.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah besabda :

‫طتة تملحكجرم كوككيمتة كناَرر كوإتنيلي أكلنكهىَ أأممتتلي كعلن اللككيي‬


‫شلر ك‬
‫سرل كو ك‬ ‫ ك‬:‫شكفاَأء فتلي ثكلكثكرة‬
‫شلربكتة كع ك‬ ‫ال ي‬
“Kesembuhan itu berada pada tiga hal, yaitu minum madu, sayatan pisau bekam
dan sundutan dengan api (kay). Sesungguhnya aku melarang ummatku (berobat)
dengan kay.” (HR Bukhari)
Dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda :

‫إتمن أكلمثككل كماَ تككداكوليتألم بتته اللتحكجاَكمةأ كواللفك ل‬


‫صأد‬
“Sesungguhnya cara pengobatan yang paling ideal bagi kalian adalah alhijamah
(bekam) dan fashdu (venesection).” (HR Bukhari – Muslim)

3.1.2. Prinsip Pengobatan dalam Islam


Dalam mengobati suatu penyakit, islam memiliki beberapa prinsip pengobatan
yaitu:
1. Meyakini bahwa Allah SWT. yang Maha Menyembuhkan segala penyakit
Rasulullah SAW. menyajarkan bahwa Allah SWT. adalah dzat yang Maha
Penyembuh. Allah SWT berfirman:
“Dan apabila aku sakit, maka Dia-lah yang menyembuhkan aku.” (QS. asy-
Syu’ara (26): 80).
Jika memerhatikan pengobatan masa sekarang yang serba modern ternyata
kebalikan dengan pengobatan jaman Rasulullah. Banyak orang yang menggantungkan
penyembuhan dengan obat. Padahal, keyakinan semacam itu mendekati perbuatan
syirik. Allah lah yang menyembuhkan segala penyakit melalui perantara obat. Jika kita
merasa yakin, insya Allah akan diberi kesembuhan dengan cepat. Rasulullah SAW.
mengajarkan agar orang yang sakit senantiasa berdoa kepada Allah SWT. Saat
8
mengalami kondisi sakit manusia harus senantiasa berikhtiar mencari kesembuhan
karena Allah SWT tidak akan menurunkan suatu penyakit apabila tidak menurunkan
juga obatnya, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra dari Nabi
saw bersabda:
‫اه فداَءء إشلل أفننفزفل لفهه ششففاَءء‬
‫فماَ أفننفزفل ل‬
Artinya : Allah swt tidak menurunkan sakit, kecuali juga menurunkan obatnya
(HRBukhari).

2. Tidak berobat dengan zat yang diharamkan


Prinsip ini menunjukkan bahwa berobat dengan menggunakan zat-zat yang
diharamkan sementara kondisinya tidak benar-benar darurat dalam artian tidak bisa
dan tidak tersedia alternatif obat-obatan lain yang memang boleh digunakandan tidak
dinyatakan halal, maka penggunaan zat tersebut diharamkan. Misal pengobatan
dengan meminum air seninya sendiri, terapi hormon dengan menggunakan lemak babi.
Atau mengobati gatal ditubuh dengan memakan kadal, mengobati mata rabun dengan
memakan kelelawar dan seterusnya. Sebagai conoth kondisi darurat, di dalam
pelaksanaan ibadah haji, setiap calon jama’ah haji wajib diberi vaksin meningitis yang
di dalamnya ada kandungan unsur enzim babi (porcein). Ketika belum ditemukan
alternatif vaksin lainnya, maka klasifikasi penggunaan vaksin ini bersifat darurat
karena implikasi penyakit ini yang sangat berbahaya. Namun ketika sudah ada
alternatif penggunaan vaksin lainnya, maka penggunaan vaksin tersebut menjadi
diharamkan. Keadaan darurat menyebabkan perkara yang dilarang menjadi boleh (ad-
Dharurat tabihu al-mahzhurat). Sehingga tanpa kondisi yang darurat, maka yang
haram atau tidak diperbolehkan tetap menjadi sesuatu yang diharamkan.

3. Berobat kepada ahlinya (ilmiah)


Prinsip ini menunjukkan bahwa pengobatan yang dilakukan harus ilmiah. Yang
dimaksudkan ilmiah dalam hal ini dapat diukur. Seorang dokter dalam
mengembangkan pengobatannya, dapat diukur kebenaran metodologinya oleh dokter
lainnya. Sementara seorang dukun dalam mengobati pasiennya, tidak dapat diukur
metode yang digunakannya oleh dukun yang lain. Sistem yang tidak dapat diukur

9
disebut tidak ilmiah dan tidak metodologist. Dalilnya adalah hadist yang diriwayatkan
oleh Imam Ibnu Majah di atas. Bahwasannya Nabi Muhammad SAW bersabda:
”Innarruka wattamaa‟ima wattuwalata syirkun (sesungguhnya pengobatan
dengan mantra-mantra, kalung-gelang penangkal sihir dan guna-guna adalah
syirik).”{H.R.IBNU MAJAH}
Banyaknya fenomena di masayrakat ketika sakit bukannya pergi ke deokter untuk
meminta obat, sebagian orang memilih pergi ke dukun atau orang pintar dengan alasan
manfaat kesembuhannya lebih cepat diterima.
4. Tidak menimbulkan madharat
Dalam menyembuhkan penyakit, harus diperhatikan mengenai dengan
kemudharatan obat. Seorang dokter muslim akan selalu mempertimbangkan
penggunaan obat sesuai dengan penyakitnya.
5. Pengobatan tidak bersifat TBC (tahayul, bid’ah, churafat)
Pengobatan yang disyariatkan dalam Islam adalah pengobatan yang bisa diteliti
secara ilmiah. Pengobatan dalam Islam tidak boleh berbau syirik (pergi ke dukun,
kuburan, aupun orang pintar).
6. Selalu ikhtiar, tawakkal, dan mengingat Allah
Islam mengajarkan bahwa dalam berobat hendaklan mencari obat atau dokter
yang lebih baik. Dalam kedokteran Islam diajarkan bila ada dua obat yang kualitasnya
sama maka pertimbangan kedua yang harus diambil adalah yang lebih efektif dan
tidak memiliki efek rusak bagi pasien. Itulah sebabnya Rasulullah menganjurkan kita
untuk berobat pada ahlinya. Selain itu, kita harus percaya dan selalu mengingat bahwa
Allah lah yang berkehendak mendatangkan dan menyembuhkan penyakit. Sehingga
orang yang sabar atas ujian yang diberikan termasuk sakit yang menimpanya, allah
janjikan dosa-dosanya akan ikut berguguran bersama penyakitnya dan mengangkat
derajatnya, dalam Hadist disebutkan:
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah
akan menggugurkan dosa-dosanya seperti phon yang menggugurkan daun-daunnya.”
(HR.Bukhari dan Muslim)

3.2. Petunjuk Al-Qur’an dan Hadits tentang Pengobatan


Selama menjalani kehidupan tidak ada manusia yang tidak pernah sakit, setiap
manusia pasti pernah mengalami sakit baik ringan maupun berat. Apabila manusia
mengalami sakit dia akan berusaha untuk mencari obat penyembuhan dengan berbagai

10
cara baik secara zahir seperti pergi ke dokter atau meminum obat-obatan tertentu ataupun
secara batin seperti zikir, salat, dan doa.
Sesuai dengan hadist tersebut segala macam penyakit pasti ada obatnya. Oleh
karena itu manusia wajib berusaha semaksimal mungkin dalam mencari kesembuhan.
Selain itu manusia juga wajib memohon kepada Allah agar diberi kesembuhan karena
hanya Allah sajalah yang bisa menyembuhkan dari segala macam penyakit. Hal ini
diterangkan pada Al-quran dalam surat Yunus-107, yang berbunyi :

Artinya: “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak


ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan
bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu
kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS Yunus:107)
Al-Quran sebagai kalam Allah SWT dapat digunakan sebagai penawar dan obat
terhadap penyakit seseorang baik jasmani maupun rohani. Hal ini dijelaskan dalam surah
Al Isra: 45 dan Yunus:57.

11
Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim selain kerugian”. (QS Al-Israa’:82)

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari


Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS Yunus:57)
Bila dalam kondisi sakit, umat Islam dijanjikan oleh Allah Swt berupa
penghapusan dosa apabila ia bersabar dan berikhtiar untuk menyembuhkan penyakitnya.
Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, “Tidaklah seorang muslim
tertimpa derita dari penyakit atau perkara lain kecuali Allah hapuskan dengannya (dari
sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana pohon
menggugurkan daunnya.”
Dalam mencari pengobatan umat Islam harus memperhatikan pengobatan yang
dilakukan hendaklah tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Meskipun berobat itu
diperintahkan agama tetapi penggunaan obat dibatasi pada hal-hal yang halal. Hal ini
sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi “sesungguhnya Allah Ta’ala tidaklah
menjadikan obat untuk penyembuhanmu padahal yang diharamkan atasmu.” (HR
Aththabrani)
Jadi tidak dibenarkan menjadikan sesuatu yang haram menjadi obat, seperti
berobat dengan meminum darah atau minuman keras atau dengan memakan makanan
yang diharamkan oleh Allah seperti babi dan bangkai. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran
surah Al Baqarah ayat 173, yang berbunyi:

12
Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi
barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya
dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al Baqarah:173)

3.3. Metode Pengobatan yang Diajarkan oleh Para Nabi dan Rasul
1. Nabi Muhammad SAW
Dalam menyembuhkan penyakit, Rasul telah mengajarkan cara-cara
penyembuhan sesuai yang diisyaratkan di dalam Al-Qur’an. Berikut ini adalah
beberapa metoda pengobatan yang dilakukan Rasulullah :
a. Ruqyah
Ruqyah merupakan salah satu cara pengobatan yang pernah diajarkan
malaikat jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Ketika Rasulullah sakit maka datang
malaikat jibril mendekati tubuh beliau, kemudian jibril membacakan salah satu doa
sambil ditiupkan ketubuh Nabi, seketika itu beliau sembuh.
Inilah doanya: ”Bismillahi arqiika minkulli syai-in yu’dziika minsyarri kulli
nafsin au-ainiasadin Alloohu yasyfiika bismillahi arqiika”. Ada 3 cara ruqyah yang
dilakukan oleh Nabi :
b. Dengan Memakai Madu
Sebagaimana menurut QS An-Nahl:69 bahwa madu telah Allah jadikan
sebagai obat, maka Rasulullah menggunakan madu untuk mengobati salah satu
keluarga sahabat yang sedang sakit. Dalam satu riwayat, ada sahabat yang datang
kepaa Rasulullah memberitahukan anaknya sedang sakit, kemudian Nabi menyuruh
meminumkan anaknya madu sambil membaca doa.
Kemukjizatan madu sebagaimana disampaikan Alquran telah terbukti
secara ilmiah. Dalam Tafsir Alquran, Sayyid Quthb mengungkapkan, madu sebagai
obat penyembuh penyakit sudah dibuktikan secara ilmiah oleh para pakar
kedokteran. Inilah salah satu bukti kebenaran ayat Alquran yang harus diyakni umat
manusia.

13
“... Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam

warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran

Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.'' (QS An Nahl:69).

c. Bekam
Bekam termasuk pengobatan yang diajarkan Rasulullah SAW, bahkan
Rasulullah SAW pernah melakukan bekam dan memberikan upah kepada tukang
bekam. Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya sebaik-baik apa yang kalian lakukan untuk mengobati penyakit
adalah dengan melakukan bekam”.
Rasullullah SAW. adalah suri tauladan seluruh aspek kehidupan umat
manusia,termasuk memelihara kesehatan, dan mengobati penyakit. Allah SWT
berfirman,
“Sesungguhnya telah ada pada ( diri) Rasullullah itu suri tauladan yang baik
bagimu (yaitu)bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hati
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-ahzab: 21)
2. Nabi Ayyub (BAHTIAR)

14
3.4. Metode Aplikasi pengobatan dalam ajaran islam

3..4.1. Pengertian Bekam


Bekam atau hijamah adalah teknik pengobatan dengan jalan
membuang darah kotor (racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui
permukaan kulit.Perkataan Al Hijamah berasal dari istilah bahasa arab :
Hijama (‫ )حجاَمة‬yang berarti pelepasan darah kotor. Sedangkan dalam bahasa
Inggris disebut dengan cupping, dan dalam bahasa melayu dikenal dengan
istilah Bekam. Di Indonesia dikenal pula dengan istilah kop atau cantuk.

3..4.2. Hadits Mengenai Bekam


1. HR Bukhari

‫ فشنربفشة فعفسرل فوفشنرطفشة شمنحفجرم فوفكيلشة فناَرر فوإشنيني أفننفهىَ أهلمتشني فعنن اَنلفكيي‬:‫اَليشففاَهء فشني ثفلفثفرة‬

“Kesembuhan itu berada pada tiga hal, yaitu minum madu, sayatan pisau
bekam dan sundutan dengan api. Sesungguhnya aku melarang ummatku
(berobat) dengan kay.”
2. HR Bukhari – Muslim
Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Salam bersabda :

‫إشلن أفنمثففل فماَ تففداَفونيتهنم بششه اَنلشحفجاَفمةه فواَنلفف ن‬


‫صهد‬
“Sesungguhnya metode pengobatan yang paling ideal bagi kalian adalah
hijamah (bekam) dan fashdu (venesection).”
3. (Bahtiar)
4. (Bahtiar)

3..4.3. Manfaat Bekam

Sebuah penelitian yang melibatkan 19 ilmuwan mancanengara tentang


pengobatan bekam telah menghasilkan bukti bahwa kasus darah rendah dan darah tinggi
yang diterapi dengan bekan, tekanannya kembali kepada batas normal. Bekam juga
memberikan mamfaat lain seperti menurunkan jumlah asam urat, kolesterol, dan lemak

15
trigliserida yang semuanya merupakan sumber penyakit tidak menular atau penyakit
degeneratif jika jumlah nya didalam tubuh melebihi batas normal.
Penelitian lainnya menunjukkan bahawa pembekaman di kulit akan menstimulasi
kuat saraf permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada cornu posterior medulla spinalis
melalui saraf A-delta dan C, serta tractus spino thalamicus ke arah thalamus yang akan
menghasilkan endorphin. Sedangkan bahagian rangsangan lainnya akan diteruskan
melalui serabut aferen simpatik menuju ke motor neuron dan menimbulkan reflek
intubasi nyeri. Efek lainnya adalah dilatasi salur darah kulit dan peningkatan kerja
jantung.Pada sistem endokrin terjadi pengaruh pada sistem sentral melalui hypothalamus
dan pituitary sehingga menghasilkan ACTH, TSH, FSH-LH, ADM. Sedangkan melalui
sistem periferi langsung berefek pada organ untuk menghasilkan hormon-hormon insulin,
thyroxin, adrenalin, corticotrophin, estrogen, progesterone, testosterone. Hormon-hormon
inilah yang bekerja di tempat jauh dari titik yang di bekam untuk tujuan penyembuhan
segala penyakit.

16
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
xxxxxx

4.2. Saran
xxxxxx

17
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Kisah Nabi Ayyub. s.l.:Pendidikan Islam.

Fatahillah, 2007. Keampuhan Bekam (Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Warisan Rasulullah),
Jakarta: Qultum Media.

Nurjamal, 2019. Kaya Manfaat, Ini Khasiat Madu bagi Tubuh Kita. 5 Januari.

Nurjamal, 2019. Terapi Bekam, Pengobatan Sunnah untuk Beragam Penyakit, s.l.: Khazanah.

18

Anda mungkin juga menyukai