Anda di halaman 1dari 17

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

Disusun oleh Kelompok I kelas A :


1. SUBHAN MUTTAQIN BILONDATU
2. ALFARHAN SIDIK YAHYA
3. NOVA NOVIANTI LAMANGIDA
4. MELYSTYA ULYAS
5. RABIATUL MUTIA NENTO
6. PRATIWI SDJIBU
7. MERLIN MOPUTI
8. PRADITYA HARUN
9. NURMASITA DILO
10. SITI MAGFIRAH ALIMULLAH
11. ASTRI HIDAYATULLAH AZIS
12. ADELIA DWI LESTARI MOINTI
13. FIRLIYANTI MUSTAPA
14. AYU PUSPITA S. MABONGGI
15. NURMALA I. MOHI
16. SITI FAJRIN DJALIL
17. APRIA PUTRI PRATIWI PAKAYA

Dosen Mata Kuliah : Ns. Yuniar M. Soeli,M.Kep,Sp.Kep.J


Jurusan : S-1 Keperawatan
Fakultas : Ilmu-Ilmu Kesehatan

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


TAHUN 2020
1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga akhirnya kami dapat
membuat makalah falsafah dan teori keperawatan tersebut.
Makalah ini berisi tentang falsafah dan teori keperawatan diantaranya konsep
holistiker, konsep berubah, dan konsep pendekatan sistem. Pada kesempatan yang baik
ini, kami menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada kami dalam
pembuatan makalah ini terutama kepada :
1. Ns. Yuniar M. Soeli, M.Kep,Sp.Kep.Jselaku dosen mata kuliah falsafah dan teori
keperawatan
2. Orang tua kami yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan makalah ini
3. Anggota kelompok 1 yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini

Gorontalo, 5 Oktober 2020


Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI
………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………
1
A. Latar Belakang
……………………………………………………………………..1
B. Identifikasi Masalah
………………………………………………………………..2
C. Tujuan
……………………………………………………………………………..2
D. Manfaat ………….
…………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
………………………………………………………………….3
A. Konsep Holistiker : Holisme, Humanisme
…………………………………….......3
B. Konsep Berubah
……………………………………………………………………7
C. Konsep Sistem dan Pendekatan Sistem
…………………………………………….8
BAB III PENUTUP
……………………………………………………………………….12
A. Kesimpulan
………………………………………………………………………..12
B. Saran ………………………………………………………………………………
12

ii
DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………………………………..13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Falsafah keperawatan adalah dasar pemikiran yang harus dimiliki
perawat sebagai kerangka dalam berfikir, pengambilan keputusan dan bertindak
yang diberikan pada klien dalam rentang sehat sakit, yang memandang manusia
sebagai makhluk yang holistic, yang harus dipenuhi dalam hal kebutuhan biologi,
psikologi, sosial, kultural dan spiritual melalui upaya asuhan keperawatan yang
komprehensif, sistematis, logis, dengan memperhatikan aspek kemanusiaan bahwa
setiap klien berhak mendapatkan perawatan tanpa membedakan suku, agama,
status sosial dan ekonomi.
Menurut Roy (Mc Quiston, 1995), falsafah keperawatan memandang
manusia sebagai makhluk biopsikososial yang merupakan dasar bagi kehidupan
yang baik. Keperawatan adalah disiplin ilmu yang berorientasi kepada praktik
Keperawatan berdasarkan ilmu keperawatan yang ditujukan untuk memberikan
pelayanan kepada klien. Dalam kata lain, Jean Watson menegaskan bahwa
falsafah keperawatan adalah Caring yaitu suatu ilmu pengetahuan yang mencakup
suatu hal berperikemanusiaan, orientasi ilmu pengetahuan manusia ke proses
kepedulian pada manusia, peristiwa, dan pengalaman. Ilmu pengetahuan caring ini
meliputi seni dan umat manusia seperti halnya ilmu pengetahuan.
Menurut Florence Nightingale (modern nursing), dia meyakini falsafah
keperawatan serta melihat penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan
reparative proses. Manipulasi dari lingkungan eskternal perbaikan dapat
membantu proses untuk perbaikan atau pergantian dan kesehatan klien.
Esensi falsafah keperawatan yaitu memandang pasien sebagai mahluk
yang holistic, yang harus dipenuhi segala kebutuhannya , baik biologis, psikolois,
social dan spiritual yang diberiakan secara komprehensif pelayanan keperawatan
secara langsung dengan memperhatikan aspek kemanusiaan setiap pasien berhak
mendapatkan perawatan tanpa membeddakan suku, kepercayaan, status social,
agama dan ekonomipelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari system
1
pelayanan kesperawatan menjadikan pasien sebagai mitra yang aktif. Falsafah
keilmuan harus menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah sebenarnya dapat
diaplikasikan yang kemudian menghasilkan pengetahuan alam semesta, dalam hal
ini pengetahuan keperawatan, sehingga falsafah keperawatan adalah keyakinan
dasar tentang pengetahuan keperawatan yang mengandung pokok pemahaman
biologis manusia dan perilakunya dalam keadaan sehat dan sakit terutama
berfokus kepada respons mereka terhadap situasi.
B. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana konsep dari holisticare?
2. Bagaimana konsep berubah?
3. Bagaimana konsep sistem dan pendekatan sistem?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan konsep holisticare
2. Menjelaskan konsep berubah
3. Menjelaskan konsep sistem dan pendekatan sistem
D. Manfaat
1. Dapat dijadikan sumber belajar bagi pelajar
2. Dapat dijadikan bahan perbandingan dalam studi kasus
3. Sebagai dasar penulis dalam memahami falsafah keperawatan itu sendiri

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Holisticare, Holisme, dan Humanisme
1. Holisticare
Holistic memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and healthy.
Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan
seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam pembelajaran; seperti spiritual,
moral, imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi, dan fisik. Jadi healthy
yang dimaksud bukan hanya phisically, tetapi lebih pada aspek
sinergitasspiritually.
Pengobatan Holistic adalah pengobatan dengan menggunakan konsep
menyeluruh, yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method Alamiah
yang ilmiah, serta ilahia yang mana Tubuh manusia merupakan keterpaduan
system yang sangat Kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya
dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu fungsi/ elemen /
unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya.
Ada 3 (tiga) cabang penyembuhan holistic yaitu :
HolistikTradisional.
Suatu teknik penyembuhan yang memanfaatkan alam dengan prinsip holisme,
berawal sejak ribuan tahun lalu. Biasa disebut sebagai
penyembuhan/pengobatan alternatif atau pengobatan tradisional. Yang
termasuk holistik tradisional adalah akupuntur, akupresur, herbal, ayurveda,
uropathy, pranic healing, apitherapy, dan lain-lain. Gelar para praktisinya
bermacam-macam. Ada yang disebut sebagai tabib, sin-se, dukun, danlain-
lain.
HolistikModern.
Suatu teknik penyembuhan yang menggabungkan penyembuhan
tradisional/kuno dengan teknologi dan sains modern yang memanfaatkan
alam dengan prinsip holisme. Holistic modern berawal sekitar 200 tahun yang
lalu dengan adanya homeopathy.Yang termasuk holistik modern adalah
3
homeopathy, osteopathy, ananopathy, psikologi hipnotis, naturopathy
modern, dan sebagainya. Gelar para praktisinya bermacam-macam sesuai
dengan aliran/disiplin ilmunya. Untuk homeopathy, praktisinya disebut
sebagai homeopath. Osteopathy, praktisinya disebut sebagai osteopath atau
DO (Doctor of Osteopathy) di belakang nama. Naturopathy, praktisinya
disebut sebagai naturopathy atau DN (Doctor ofNaturopathy) di belakang
nama.
Holistik Moderen Antophaty
Ananopathy adalah gabungan teknik pengobatan alternatif tradisional/kuno
dengan teknologi dan sains modern, dimana tujuannya adalah
menyembuhkan, bukan sekedar merawat. Pengobatan Ananopathy fokus pada
akar penyakit, bukan pada gejala; merawat manusia secara keseluruhan
(whole), bukan pada apa yang tampak saja. Tehnik yang digunakan adalah
dengan menggunakan Hukum Alam, Hukum Sebab-Akibat, perbaikan pola
makan dan gaya hidup, penggunaan bahan-bahan alami, yang diterapkan
dengan basis alam dan sains modern.
2. Holisme
Holisme, bila ditelusuri dari akarnya berasal dari konsep Aristoteles (filosof
dari Yunani), Baruch Spinoza (filosof Belanda), dan WilliamJames (filosof
dan psikolog dari Amerika),yang berkaitan dengan pergerakan Gestalt
sebelum perang dunia. Holisme adalah nama yang diberikan kepada
keyakinan bahwa adalah semua terkait erat. Holistik melihat dirinya terus-
menerus sebagai bagian dari keseluruhan dan menganggap yang lain
(manusia, hewan, tumbuhan atau objek) sebagai yang lain. Konsep holisme
selalu mengemukakan bahwa organisme merupakan satu kesatuan yang utuh,
bukan terbagi-bagi dalam bagian- bagian. Sehingga pikiran dan tubuh bukan
merupakan bagian yang terpisah, tetapi merupakan satu bagian yang utuh, dan
apabila terjadi sesuatu pada salah satunya maka akan berpengaruh pada
keseluruhan.

4
Holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkahlaku sebagai
kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian atau komponen berbeda.
Jiwa dan tubuh bukan dua unsur terpisah tetapi bagian dari satu kesatuan dan
apa yang terjadi dibagian satu akan mempengaruhi bagian lain. Hukum inilah
yang semestinya ditemukan agar dapat dipahami berfungsinya setiap
komponen.
3. Humanisme
Perkembangan psikologi humanistik tidak lepas dari pandangan psikologi
holistik dan humanistik. ”Humanisme" dipandang sebagai sebuah gagasan
positif oleh kebanyakan orang. Humanisme mengingatkan kita akan gagasan-
gagasan seperti kecintaan akan peri kemanusiaan, perdamaian, dan
persaudaraan. Tetapi, makna filosofis dari humanisme jauh lebih signifikan:
humanisme adalah caraberpikir bahwa mengemukakan konsep peri
kemanusiaan sebagai fokus dan satu-satunya tujuan. Kamus umum
mendefinisikan humanisme sebagai "sebuah sistem pemikiran yang
berdasarkan pada berbagai nilai, karakteristik, dan tindak tanduk yang
dipercaya terbaik bagi manusia, bukannya pada otoritas supernatural mana
pun".
Dalam teori humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian
manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana dirinya untuk
melakukan hal - hal yang positif. Kemampuan positif ini disebut sebagai
potensi manusia dan para pendidik beraliran humanisme biasanya
menfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan yang positif.
Kemampuan positif tersebut erat kaitannya dengan pengembangan emosi
positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi merupakan karateristik
sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme. Dalam
teori pembelajaran humanistik, belajar merupakan proses yang dimulai dan
ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Dimana memanusiakan
manusia di sini berarti mempunyai tujuan untuk mencapai aktualisasi diri,
pemahaman diri serta realisasi diri orang yang belajar secaraoptimal.
5
Pendekatan humanisme dalam pendidikan menekankan pada perkembangan
positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan
menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan
kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan
metode untuk pengembangan diri ditujukan untuk memperkaya diri,
menikmati keberadaan hidup dan masyarakat. Ketrampilan atau kemampuan
membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan
karena keterkaitannya dengan keberhasilanakademik.
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika siswa
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya
harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan
sebaik - baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari
sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan
utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan
dirinya yaitu membantu masing - masing individu untuk mengenal diri
mereka sendiri sebagai manusia unik dan membantu dalam mewujudkan
potensi - potensi yang ada dalam dirimereka.
Ada salah satu ide penting dalam teori belajar humanisme yaitu siswa harus
mampu untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam kegiatan belajar - mengajar,
sehingga siswa mengetahui apa yang dipelajarinya serta tahu seberapa besar
siswa tersebut dapat memahaminya juga siswa dapat mengetahui mana,
kapan, dan bagaimana mereka akan belajar. Dengan demikian, siswa
diharapkan mendapat manfaat dan kegunaan dari hasil belajar bagi dirinya
sendiri. Aliran humanisme memandang belajar sebagai sebuah proses yang
terjadi dalam individu meliputi bagian atau domain diantaranya domain
kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan kata lain, pendekatan humanisme
menekankan pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi terbuka dan nilai -
nilai yang dimiliki oleh setiap individu.

6
B. Konsep Berubah
Perubahan adalah proses dinamis dimana yang terjadi pada tingkah laku dan
fungsi seseorang, keluarga, kelompok atau komunitas (Potter dan Perry,
2005).Proses berubah juga dapat diartikan sebagai proses beranjaknya seseorang
dari keadaan status quo menjadi keadaan keseimbangan semu. Status quo “Is a
situation or state of affairs as it is now, or as it was before a recent change” atau
keadaan dimana seseorang belum bergerak dari keadaan semula.Keseimbangan
semu adalah keadaan yang dirasakan belum memadai dalam  waktu
tertentu.Perubahan yang baik dapat dijalani manusia bertahap dan memerlukan
waktu sesuai dengan kemampuan manusia itu sendiri. Sehingga perubahan yang
terjadi secara radikal biasanya akan menemui banyak hambatan. Berikut
pengertian berubah menurut para ahli :
 Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dg keadaan sebelumnya, (Atkinson, 1987).
 Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau
perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis,
artinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.
 Berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku
individu / institusi, (Brooten,1978).
Dalam kaitannya dengan konteks perubahan Balogun dan Hailey dalam bukunya yang
berjudul Exploring Strategic Change (2004) merumuskan suatu model berupa
kaleidoskop perubahan yang merupakan fitur fitur atau aspek kontekstual yang perlu
dipertimbangkan dalam memutuskan suatu perubahan, fitur tersebut yaitu:
1. Time: seberapa cepat perubahan diperlukan? Apakah organisasi dalam keadaan
krisis atau apakah itu terkait dengan pengembangan strategi jangka panjang?
2. Scope: tingkatan perubahan yang bagaimana yang dibutuhkan? Penyesuaian atau
trasformasi? Apakah perubahan mempengaruhi seluruh organisasi atau hanya
sebagaian.
3. Preservation: aset, karakteristik, praktik organisasi apa yang perlu tetap dijaga

7
dan dilindungi selama perubahan
4. Diversity: apakah staf dan profesional dan divisi dalam organisasi bersifat
homogen atau lebih beragam dalam hal nilai nilai, norma, adan perilaku?
5. Capability: apa tingkatan kemampuan organisasi, manajerial, dan personal untuk
melaksanakan perubahan
6. Capacity: seberapa besar sumber daya yang mampu diinvestasikan oleh
organisasi dalam perubahan yang diajukan terutama dalam hal keuangan, SDM,
dan waktu.
7. Readiness for Change: Seberapa siap anggota organisasi dalam melakukan
perubahan? Apakah mereka menyadari akan kebutuhan perubahan dan
termotivasi untuk melaksanakan perubahan?
8. Power: apakah kekuasaan diberikan dalam organisasi. Seberapa besar kebebasan
hak dalam memilih yang dibutuhkan oleh unit untuk berubah, dan yang dimiliki
oleh pimpinan perubahan?

C. Konsep Sistem dan Pendekatan Sistem


Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah
suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Sistem
merupakan suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan aspek
sosial manusia, struktur, masalah-masalah organisasi, serta perubahan hubungan
internal dan lingkungan disekitarnya. Sistem tersebut terdiri atas tujuan, proses
dan isi. Tujuan adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga tujuan dapat
memberikan arah pada sistem. Proses berfungsi dalam memenuhi tujuan yang
hendak dicapai, dan Isi terdiri atas bagian yang membentuk suatu sistem. Dalam
mempelajari sistem, maka terlebih dahulu harus memahami teori tentang sistem.
Karena teori tentang sistem akan memudahkan dalam memecahkan persoalan
yang ada dalam sistem. Sistem tersebut terdiri dari subsistem yang membentuk
sebuah sistem yang antara satu dengan yang lainnya harus saling mempengaruhi.

8
Sistem merupakan suatu komponen yang didalamnya memiliki subsistem yang
saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan yang jelas. Dalam
keperawatan, teori sistem merupakan suatu kesatuan yang harus di pelajari oleh
seorang perawat sehingga dapat diterapkan dalam proses pelayanan kesehatan
pada masyarakat. Dalam sistem ada beberapa subsistem yang saling mendukung.
Dalam hal ini perawat harus mengetahui apa keluhan atau masalah yang dialami
pasien di dalam kehidupan masyarakat, di sini seorang perawat harus tahu
bagaimana mempelajari masalah yang timbul dalam kehidupan masyarakat
karena persepsi setiap orang dalam menanggapi suatu masalah yang terjadi
berbeda. Proses tindakan yang akan di lakukan perawat untuk mengubah
masukan yang telah muncul dalam kehidupan masyarakat, perawat harus
mengubah cara pikir dari masyarakat terhadap berbagai masukan yang muncul.
Setelah memberikan pelayanan kesehatan perawat melihat dan memahami
bagaimana cara dari anggota masyarakat dalam menerima pelayanan kesehatan
serta dampak atau apa akibat yang timbul dalam masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang di berikan. Pasien akan memberikan Umpan balik terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikan perawat, dan pasien akan bertanya atau
memberikan kritik tentang suatu masalah yang di hadapi. Disamping itu juga,
Perawat harus mengetahui bagaimana lingkungan kediaman dari pasien tersebut
sehingga memudahkan perawat mengetahui apa sebernarnya yang dialami
pasien sampai menyebabkan penyakit. Perlu di ketahui jika dalam suatu sistem
telah kehilangan satu komponen maka sistem tersebut tidak akan berjalan
sebagaimana mestinya. Suatu sistem akan berjalan dengan baik apabila di
lakukan secara bertahap dan tetap berdasarkan tujuan.
Komponen Sistem Dalam Keperawatan
1. Manusia
Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik yang mempunyai
kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia dipandang secara menyeluruh dan
holistik mempunyai siklus kehidupan meliputi tumbuh kembang, memberi
keturunan, memiliki kemampuan untuk mengatasi perubahan dengan menggunakan
9
berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir maupun yang didapat bersifat biologis,
psikologis dan sosial.
Manusia selalu mencoba memenuhi kebutuhannya melalui serangkaian peristiwa
yang mencakup belajar, menggali, serta menggunakan sumber-sumber yang
diperlukan berdasarkan potensi dan keterbatasannya.
2. Lingkungan
Manusia selalu hidup dalam suatu lingkungan tertentu, lingkungan meliputi
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan merupakan tempat dimana
manusia berada, yang selalu mempengaruhi dan dipengaruhi manusia sepanjang
hidupnya.
Setiap lingkungan mempunyai karakteristik tersendiri dan memberikan dampak
yang berbeda pada setiap manusia, dalam menanggapi dampak lingkungan ini,
manusia selalu berespon untuk mengadakan adaptasi agar keseimbangan dirinya
tetap terjaga. Adaptasi dapat bersifat positif, dapat pula negatif (apabila manusia
beradaptasi secara negatif pada pengaruh lingkungan maka akan menimbulkan
masalah.
Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi
kesehatan, lingkungan ini dapat berupa kondisi sosial budaya, lingkungan geografis
yang ada di masyarakat yang berada di luar institusi kesehatan.
3. Kesehatan
Sehat merupakan suatu persepsi yang sangat individual, beberapa definisi tentang
sehat adalah :
1. WHO (1947) : Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental,
sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau cacat.
2. Parson (1972) : Sehat adalah kemampuan individu secara optimal untuk
menjalankan peran dan tugasnya secara efektif.
3. Dubois (1978) : Sehat adalah suatu proses yang kreatif individu secara aktif dan
terus menerus beradaptasi dengan lingkungannya.

10
Kesehatan adalah suatu proses yang dinamis, terus menerus berubah sebagai
interaksi antara individu dengan perubahan lingkungan baik internal maupun
eksternal.
4. Keperawatan
Tindakan keperawatan berdasarkan pada kebutuhan manusia, keperawatan
dilaksanakan secara universal terjadi pada semua tingkat manusia. Tingkah laku
dalam keperawatan meliputi rasa simpati, empati, menghargai orang lain, tenggang
rasa. Keperawatan menghargai kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut manusia.
Keperawatan membantu klien mengenal dirinya, sebagai makhluk yang memiliki
kebutuhan yang unik.
Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan
keperawatan adalah salah satu bentuk “pelayanan profesional sebagai integral dari
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologis, psikologi sosial, dan spiritual
secara komprehensif diajukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat
maupun sakit, mencakup siklus hidup manusia”.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Pengobatan Holistic adalah pengobatan dengan menggunakan konsep
menyeluruh, yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method Alamiah
yang ilmiah, serta ilahia yang mana Tubuh manusia merupakan keterpaduan
system yang sangat Kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya
dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu fungsi/ elemen /
unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya.
2. Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau
perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis,
artinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.
3. Komponen sistem dalam keperawatan adalah manusia, lingkungan, kesehatan,
dan keperawatan.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
kami membutuhkan saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, hlm 646

Eka Darmaputra, Membangun Manusia Indonesia Seutuhnya Di Pedesaan. Bambang


Budijanto, ed.,Pesat, Salatiga, 1994, hlm 41

Vinay K. Samuel, Serving with the Poor in Asia. MARC, USA, p. 145
Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba
MedikaNursalam.(2001)

Artikel :
http://www.pedomannews.com/opini/berita-opini/ekonomi/1920-konsep-
caringmenurut- jean-watson
http://staff.undip.ac.id/psikfk/meidiana/2010/06/04/konsep-
caring/http://belajarpsikologi.com/teori-hierarki-kebutuhan-
maslow/http://ceritaanni.wordpress.com/2011/10/08/teori-humanistik-maslow-
roger/http://tepmalang.blogspot.com/2011/09/teori-humanistik-carl-
rogers.htmlhttp://novinasuprobo.wordpress.com/2008/06/15/teori-belajar-
humanistik/http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/24/teori-belajar-
humanisme/
https://rifqimulyawan.com/blog/pengertian-falsafah-keperawatan/
diakses tanggal 05-10-2020
https://bayuhernandez06.wordpress.com/materi-kuliah/falsafah-dan
paradiga-keperawatan/ diakses tanggal 05-10-2020

13

Anda mungkin juga menyukai