HOLISTIC CARE
DISUSUN OLEH :
Anggota :
1. Basse Nurfaidah
2. Cici Andriani
3. Etriyana Elvia
4. Fatimah Safir
5. Fatimah Usman
6. Fatimatuszuhriyah
7. Fitrah Aulia M
8. Hadriani
1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ………………..……..………………………………… 4
BAB II
KESIMPULAN ………………………………………………………...………. 15
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan
hidayahnyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah Ilmu Keperawatan Dasar 1
kami yang berjudul ‘HOLISTIC CARE’ tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas kelompok yang diberikan
kepada kami sebagai materi kuliah yang harus dipahami dan mengerti maksudnya.
Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantuh kami dalam
penyusunan makalah ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Akhirnya kami berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal
kepada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan bantuan ini
sebagai ibadah, Amin yaaa rabbal alamin.
Makassar, 25-Oktober-2011
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
HOLISTIC CARE
Holistic memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and healthy.
Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan
seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam pembelajaran; seperti spiritual, moral,
imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi, dan fisik. Jadi healthy yang dimaksud
bukan hanya phisically, tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritually.
Perawatan
Perhatian
Asuhan
Pemeliharaan
Perlindungan
Ketelitian
Rawatan
Kewaspadaan
Peduli
A. CARING
6
memperlihatkan kemampuan diri dengan memberikan pendidikan kesehatan
pada klien.
2. Memberikan kepercayaan dan harapan dengan cara memfasilitasi dan
meningkatkan asuhan keperawatan yang holistic. Di samping itu, perawat
meningkatkan perilaku klien dalam mencari pertolongan.
3. Menumbuhkan sensitifan terhadap diri dan orang lain. Perawat belajar
menghargai kesensitifan dan perasaan kepada klien, sehingga ia sendiri dapat
menjadi labih sensitive, murni, dan bersikap wajar pada orng lain.
4. Mengembangkan hubungan saling percaya. Perawat memberikan informasi
dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut merasakan apa yang
dialami klien.
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative klien.
Perawat memberikan waktunya dalam mendengarkan keluhan dan perasaan
klien.
6. Penggunaan sistematis metode penyelesaian masalah untuk pengambilan
keputusan. Perawat menggunakan metoda proses keperawatan sebagai pola
piker dan pendekatan asuhan kepada klien.
7. Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal, memberikan asuhan
mandiri, menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan kesempatan untuk
pertumbuhan personal klien.
8. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural,dan spiritual yang
mendukung. Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan iksternal
klien terhadap kesehatan kondisi penyakit klien.
9. Member bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi. Perawat perlu
mengenali kebutuhan komprehensif diri dan klien.
10. Perawat membantu memberikan semangat spiritual terhadap kebutuhan klien.
7
Perilaku Caring
Daftar dimensi caring (Caring Dimensions Inventory = CDI) yang didesain oleh
Watson
dan Lea (1997) merupakan instrumen yang dikembangkan untuk meneliti perilaku
perawat (perilaku caring). Daftar dimensi caring tersebut antara lain:
CDI 1. Membantu klien dalam ADL.
CDI2. Membuat catatan keperawatan mengenai klien.
CDI 3. Merasa bersalah /menyesal kepada klien
CDI 4. Memberikan pengetahuan kepada klien sebagai individu
CDI 5. Menjelaskan prosedur klinik
CDI 6. Berpakaian rapi ketika bekerja dengan klien
CDI 7. Duduk dengan klien
CDI 8. Mengidentifikasi gaya hidup klien
CDI 9. Melaporkan kondisi klien kepada perawat senior
CDI 10. Bersama klien selama prosedur klinik
CDI 11. Bersikap manis dengan klien
CDI 12. Mengorganisasi pekerjaan dengan perawat lain untuk klien
CDI 13. Mendengarkan klien
CDI 14. Konsultasi dengan dokter mengenai klien
CDI 15. Menganjurkan klien mengenai aspek self care
CDI 16. Melakukan sharing mengenai masalah pribadi dengan klien
CDI 17. Memberikan informasi mengenai klien
CDI 18. Mengukur tanda vital klien
CDI 19. Menempatkan kebutuhan klien sebelum kebutuhan pribadi
CDI 20. Bersikap kompeten dalam prosedur klinik
CDI 21. Melibatkan klien dalam perawatan
CDI 22. Memberikan jaminan mengenai prosedur klinik
CDI 23. Memberikan privacy kepada klien
CDI 24. Bersikap gembira dengan klien
8
CDI 25. Mengobservasi efek medikasi kepada klien
9
Caring sebagai inti profesi keperawatan dan focus sentral dalam praktik
keperawatan.
Spirit Caring harus tumbuh.
B. HOLISM
Holisme (dari ὂλος Holos, sebuah kata Yunani yang berarti semua, utuh,
keseluruhan, total) adalah gagasan bahwa semua sifat-sifat dari sistem tertentu (fisik,
biologi, bahasa kimia, sosial, ekonomi, mental, dll) tidak dapat ditentukan atau
dijelaskan oleh bagian-bagian komponennya saja. Sebaliknya, sistem sebagai
keseluruhan menentukan dalam cara yang penting bagaimana bagian-bagian
berperilaku.
Para holisme Istilah ini diciptakan pada tahun 1926 oleh Smuts Januari
Reduksionisme adalah kadang-kadang terlihat sebagai lawan dari holisme.
Reduksionisme dalam ilmu mengatakan bahwa sistem yang kompleks dapat dijelaskan
dengan reduksi ke bagian fundamental. Sebagai contoh, proses biologi yang direduksi
menjadi kimia dan hukum-hukum kimia dijelaskan oleh fisika.
Ilmuwan sosial dan dokter Nicholas Christakis A. menjelaskan bahwa "untuk beberapa
abad terakhir, proyek Cartesian dalam ilmu telah memecah masalah ke dalam bit yang
lebih kecil, dalam mengejar pemahaman. Dan ini bekerja, sampai batas tertentu.
Para holisme Istilah ini diciptakan pada tahun 1926 oleh Jan Smuts, seorang
negarawan Afrika Selatan, dalam bukunya, Holisme dan Evolusi. Smuts holisme
didefinisikan sebagai "Kecenderungan di alam untuk membentuk keseluruhan yang
lebih besar daripada jumlah dari bagian melalui kreatif evolusi.
Ide memiliki akar kuno. Contoh holisme dapat ditemukan di seluruh sejarah
manusia dan dalam konteks sosio-budaya yang paling beragam, seperti yang telah
dikonfirmasi dengan penelitian etnologis banyak. Misionaris Protestan Prancis, Maurice
Leenhardt diciptakan dengan cosmomorphism istilah untuk menunjukkan keadaan
10
simbiosis sempurna dengan lingkungan sekitarnya yang ditandai budaya Melanesia
Kaledonia Baru. Bagi orang-orang, seorang individu yang terisolasi adalah benar-benar
tak tentu, tidak jelas dan tanpa sifat sampai ia dapat menemukan posisinya dalam dunia
alam dan sosial di mana ia dimasukkan. Batas-batas antara diri dan dunia adalah
membatalkan ke titik bahwa tubuh materi itu sendiri tidak menjamin semacam
pengakuan identitas yang khas dari budaya kita sendiri.
C. HUMANISM
Empati
Simpati
Terharu
11
perasaan orang lain. prasyarat bertindak adalah mampu bereaksi terhadap kebutuhan
orang lain dengan keikhlasan, kehangatan untuk meningkatkan kesejahteraan yang
optimal.
D. TRANSCULTURAL NURSING
Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses
belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dankesamaan
diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkanpada nilai
budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan
asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia
(Leininger, 2002).
12
6. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada
mendiskreditkan asal muasal manusia.
7. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi
pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan
kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan
dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling
memberikan timbal balik diantara keduanya.
8. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan,
dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya
kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk
meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
9. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,
mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada
keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi
kehidupan manusia.
10. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui
nilai, kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing,
mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok
untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup,
hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
11. Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan
untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain
karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada
kelompok lain.
13
1. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-
norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan.
Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan
budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi
kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu
keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga
dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas
sehari-hari.
3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu
totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga
bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. kelompok merasa bersatu seperti
musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.
Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan budaya klien.
14
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16