Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HOLISTIC CARE

DISUSUN OLEH :

Ketua : Ana Riska Lestari

Notulen : Dewi Anugrah Pratiwi Rhamadani

Anggota :

1. Basse Nurfaidah
2. Cici Andriani
3. Etriyana Elvia
4. Fatimah Safir
5. Fatimah Usman
6. Fatimatuszuhriyah
7. Fitrah Aulia M
8. Hadriani

STIKES PANAKUKANG MAKASSAR


PROGRAM STUDI S1. KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2011 / 2012

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………...………… 1

DAFTAR ISI …………………………..………………………………………… 2

KATA PENGANTAR …………………………………………..……………….. 3

BAB I

PENDAHULUAN ………………..……..………………………………… 4

BAB II

1. PENGERTIAN HOLISTIC CARE …………………………………… 5


A. CARING ……………………………………………………………. 6
B. HOLISM ……………………………………………………………10
C. HUMANISM ……………………………………………………….11
D. TRANSCULTURAL NURSING ……………..…………………..12

KESIMPULAN ………………………………………………………...………. 15

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….…………. 16

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan
hidayahnyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah Ilmu Keperawatan Dasar 1
kami yang berjudul ‘HOLISTIC CARE’ tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas kelompok yang diberikan
kepada kami sebagai materi kuliah yang harus dipahami dan mengerti maksudnya.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang
dimiliki oleh kami. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan tugas makalah kami.

Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantuh kami dalam
penyusunan makalah ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Akhirnya kami berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal
kepada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan bantuan ini
sebagai ibadah, Amin yaaa rabbal alamin.

Makassar, 25-Oktober-2011

Penyusun

3
BAB I

PENDAHULUAN

HOLOSTIC CARE adalah Pengobatan dengan menggunakan Konsep


Menyeluruh, yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method Alamiah yang
ilmiah, serta ilahiah.., yang mana Tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang
sangat Kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak
dan otomatis…, terganggunya satu fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat
mempengaruhi fungsi yang lainnya. Keterkaitan antara jiwa dan raga tidak terpisahkan,
sebagaimana dikenal bahwa : Didalam raga yang sehat terdapat jiwa yang sehat, dan
juga sebaliknya jiwa yang sehat dapat membentuk raga yang sehat.., Dan
Pembentukan Jiwa yang sehat adalah dengan berserah diri secara penuh dan ikhlas
kepada Sang Pencipta dan Penguasa Jagat Raya, yang memiliki segala sesuatu, dan
penentu segala sesuatu, Allah SWT.

Pengobatan Holistic terpadu, memiliki perbedaan konsep yang sangat nyata


dengan Konsep Kedokteran (Konvensional), Konsep Konvensional lebih lebih
menekankan kepada tindakan seperti pemberian obat-obat kimiawi, dan tindakan
rekayasa fisik dengan pembedahan/ operasi, dll, sementara pengobatan holistic lebih
menekankan membangkitkan system imun pasien, dan memperbaiki secara
menyeluruh dari factor pencetus penyakit (akar permasalahan penyakit), sehingga
definisi kesembuhan cenderung Permanen (tidak kambuh lagi), sedangkan yang
konnvensional pada umumnya bersifat tindakan sementara (kambuhan) sehinnga
sampai ada istilah Pasien Langgangan Dokter.

4
BAB II

1. PENGERTIAN HOLISTIC CARE

HOLISTIC CARE

Holistic memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and healthy.
Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan
seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam pembelajaran; seperti spiritual, moral,
imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi, dan fisik. Jadi healthy yang dimaksud
bukan hanya phisically, tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritually.

Care mempunyai banyak arti yaitu adalah:

 Perawatan
 Perhatian
 Asuhan
 Pemeliharaan
 Perlindungan
 Ketelitian
 Rawatan
 Kewaspadaan
 Peduli

Pengobatan Holistic (holistic care) adalah Pengobatan dengan menggunakan


Konsep Menyeluruh, yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method Alamiah
yang ilmiah, serta ilahiah.., yang mana Tubuh manusia merupakan keterpaduan system
yang sangat Kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat
kompak dan otomatis…, terganggunya satu fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia
dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya. Keterkaitan antara jiwa dan raga tidak
terpisahkan, sebagaimana dikenal bahwa : Didalam raga yang sehat terdapat jiwa yang
sehat, dan juga sebaliknya jiwa yang sehat dapat membentuk raga yang sehat.., Dan
5
Pembentukan Jiwa yang sehat adalah dengan berserah diri secara penuh dan ikhlas
kepada Sang Pencipta dan Penguasa Jagat Raya, yang memiliki segala sesuatu, dan
penentu segala sesuatu, Allah SWT.

Pengobatan Holistic terpadu, memiliki perbedaan konsep yang sangat nyata


dengan Konsep Kedokteran (Konvensional), Konsep Konvensional lebih lebih
menekankan kepada tindakan seperti pemberian obat-obat kimiawi, dan tindakan
rekayasa fisik dengan pembedahan/ operasi, dll, sementara pengobatan holistic lebih
menekankan membangkitkan system imun pasien, dan memperbaiki secara
menyeluruh dari factor pencetus penyakit (akar permasalahan penyakit), sehingga
definisi kesembuhan cenderung Permanen (tidak kambuh lagi), sedangkan yang
konnvensional pada umumnya bersifat tindakan sementara (kambuhan) sehinnga
sampai ada istilah Pasien Langgangan Dokter.

A. CARING

Caring adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan


kepada individu secara utuh, tindakan dalam bentuk perilaku caring seharusnya
diajarkan pad amanusia sejak lahir, masa perkembangan, masa pertumbuhan, masa
pertahanan sampai dengan meninggal. Caring adalah esensi dari keperawatan yang
membedakan dengan profesi yang lain dan mendominasi serta mempersatukan
tindakan- tindakan keperawatan, menurut Watson, (2002) dalam Dwidiyanti (2007).

Caring dalam keperawatan adalah fenomena transkultural dimana perawat


berinteraksi dengan klien, staf dan kelompok lain. Perilaku caringbertujuan dan
berfungsi mengubah struktur social, pandangan hidup dan nilai kultur setiap orang yang
berbeda pada satu tempat dengan tempat yang lain.

 Asumsi yang mendasari caring:


1. Pembentukan system nilai humanistic dan altruistic. Perawat menunbuhkan rasa
puas karena mampu memberikan sesuatu kepada klien. Selain itu perawat juga

6
memperlihatkan kemampuan diri dengan memberikan pendidikan kesehatan
pada klien.
2. Memberikan kepercayaan dan harapan dengan cara memfasilitasi dan
meningkatkan asuhan keperawatan yang holistic. Di samping itu, perawat
meningkatkan perilaku klien dalam mencari pertolongan.
3. Menumbuhkan sensitifan terhadap diri dan orang lain. Perawat belajar
menghargai kesensitifan dan perasaan kepada klien, sehingga ia sendiri dapat
menjadi labih sensitive, murni, dan bersikap wajar pada orng lain.
4. Mengembangkan hubungan saling percaya. Perawat memberikan informasi
dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut merasakan apa yang
dialami klien.
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative klien.
Perawat memberikan waktunya dalam mendengarkan keluhan dan perasaan
klien.
6. Penggunaan sistematis metode penyelesaian masalah untuk pengambilan
keputusan. Perawat menggunakan metoda proses keperawatan sebagai pola
piker dan pendekatan asuhan kepada klien.
7. Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal, memberikan asuhan
mandiri, menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan kesempatan untuk
pertumbuhan personal klien.
8. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural,dan spiritual yang
mendukung. Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan iksternal
klien terhadap kesehatan kondisi penyakit klien.
9. Member bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi. Perawat perlu
mengenali kebutuhan komprehensif diri dan klien.
10. Perawat membantu memberikan semangat spiritual terhadap kebutuhan klien.

 Sikap dan Perilaku Caring


Sikap caring diberikan melalui: kejujuran, kepercayaan, dan nilai baik.
Perilaku caring  membantu klien  perubahan + pada aspek fisik, psikologis,
spiritual, dan social.

7
 Perilaku Caring
Daftar dimensi caring (Caring Dimensions Inventory = CDI) yang didesain oleh
Watson
dan Lea (1997) merupakan instrumen yang dikembangkan untuk meneliti perilaku
perawat (perilaku caring). Daftar dimensi caring tersebut antara lain:
CDI 1. Membantu klien dalam ADL.
CDI2. Membuat catatan keperawatan mengenai klien.
CDI 3. Merasa bersalah /menyesal kepada klien
CDI 4. Memberikan pengetahuan kepada klien sebagai individu
CDI 5. Menjelaskan prosedur klinik
CDI 6. Berpakaian rapi ketika bekerja dengan klien
CDI 7. Duduk dengan klien
CDI 8. Mengidentifikasi gaya hidup klien
CDI 9. Melaporkan kondisi klien kepada perawat senior
CDI 10. Bersama klien selama prosedur klinik
CDI 11. Bersikap manis dengan klien
CDI 12. Mengorganisasi pekerjaan dengan perawat lain untuk klien
CDI 13. Mendengarkan klien
CDI 14. Konsultasi dengan dokter mengenai klien
CDI 15. Menganjurkan klien mengenai aspek self care
CDI 16. Melakukan sharing mengenai masalah pribadi dengan klien
CDI 17. Memberikan informasi mengenai klien
CDI 18. Mengukur tanda vital klien
CDI 19. Menempatkan kebutuhan klien sebelum kebutuhan pribadi
CDI 20. Bersikap kompeten dalam prosedur klinik
CDI 21. Melibatkan klien dalam perawatan
CDI 22. Memberikan jaminan mengenai prosedur klinik
CDI 23. Memberikan privacy kepada klien
CDI 24. Bersikap gembira dengan klien

8
CDI 25. Mengobservasi efek medikasi kepada klien

 Sikap dan perilaku caring ditunjukkan dengan:


 Memperkenalkan diri serta membuat kontrak hubungan.
 Menyebut klien dengan namanya.
 Menggunakan sentuhan  kesembuhan.
 Selalu memotivasi klien.
 Selalu mengkaji lebih lanjut keinginan klien.
 Meyakinkan klien perawat akan membantu.
 Memenuhi kebutuhan dasar klien dengan ikhlas.
 Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.
 Pendengar aktif.
 Bersikap jujur.
 Empati.
 Dapat mengendalikan perasaan.
 Mendahulukan kepentingan klien.
 Tidak menerima uang dari klien.
 Member waktu dan perhatian.
 Bekerja dengan terampil, cepat, cermat berdasarkan ilmu.
 Kompeten dalam melakukan tindakan keperawatan.
 Berespon dengan cepat dan tanggap.
 Mengidentifikasi secara dini perubahan status kesehatan klien.
 Memberikan rasa aman dan nyaman.
 Pelayanan kesehatan  tim keperawatan klien  bentuk pelayanan
professional.
 Peran perawat.
 Memberi perhatian, perawatan, rasa tenang dan nyaman, dukungan
klien.
 Akibat perubahan besar dalam paradigm ilmu pengetahuan  peran
sebagai pemberi. perawatan/ care dan konsep caring akhirnya
berkembang pesat.

9
 Caring sebagai inti profesi keperawatan dan focus sentral dalam praktik
keperawatan.
 Spirit Caring  harus tumbuh.

B. HOLISM

Holisme (dari ὂλος Holos, sebuah kata Yunani yang berarti semua, utuh,
keseluruhan, total) adalah gagasan bahwa semua sifat-sifat dari sistem tertentu (fisik,
biologi, bahasa kimia, sosial, ekonomi, mental, dll) tidak dapat ditentukan atau
dijelaskan oleh bagian-bagian komponennya saja. Sebaliknya, sistem sebagai
keseluruhan menentukan dalam cara yang penting bagaimana bagian-bagian
berperilaku.
Para holisme Istilah ini diciptakan pada tahun 1926 oleh Smuts Januari
Reduksionisme adalah kadang-kadang terlihat sebagai lawan dari holisme.
Reduksionisme dalam ilmu mengatakan bahwa sistem yang kompleks dapat dijelaskan
dengan reduksi ke bagian fundamental. Sebagai contoh, proses biologi yang direduksi
menjadi kimia dan hukum-hukum kimia dijelaskan oleh fisika.

Ilmuwan sosial dan dokter Nicholas Christakis A. menjelaskan bahwa "untuk beberapa
abad terakhir, proyek Cartesian dalam ilmu telah memecah masalah ke dalam bit yang
lebih kecil, dalam mengejar pemahaman. Dan ini bekerja, sampai batas tertentu.

Para holisme Istilah ini diciptakan pada tahun 1926 oleh Jan Smuts, seorang
negarawan Afrika Selatan, dalam bukunya, Holisme dan Evolusi. Smuts holisme
didefinisikan sebagai "Kecenderungan di alam untuk membentuk keseluruhan yang
lebih besar daripada jumlah dari bagian melalui kreatif evolusi.

Ide memiliki akar kuno. Contoh holisme dapat ditemukan di seluruh sejarah
manusia dan dalam konteks sosio-budaya yang paling beragam, seperti yang telah
dikonfirmasi dengan penelitian etnologis banyak. Misionaris Protestan Prancis, Maurice
Leenhardt diciptakan dengan cosmomorphism istilah untuk menunjukkan keadaan

10
simbiosis sempurna dengan lingkungan sekitarnya yang ditandai budaya Melanesia
Kaledonia Baru. Bagi orang-orang, seorang individu yang terisolasi adalah benar-benar
tak tentu, tidak jelas dan tanpa sifat sampai ia dapat menemukan posisinya dalam dunia
alam dan sosial di mana ia dimasukkan. Batas-batas antara diri dan dunia adalah
membatalkan ke titik bahwa tubuh materi itu sendiri tidak menjamin semacam
pengakuan identitas yang khas dari budaya kita sendiri.

C. HUMANISM

Orang humanis meyakini kebaikan dan nilai-nilai manusia sebagai suatu


komitmen dalam bekerja untuk kemanusiaan.

Contoh perilaku yang manusiawai adalah :

 Empati

 Simpati

 Terharu

 Menghargai kehidupan. Humanisme ini mendapat tempat yang khusus


dalam keperawatan.

Dalam keperawatan, humanisme merupakan suatu sikap dan pendekatan yang


memperlakukan pasien sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan lebih dari
sekedar nomor tempat tidur atau sebagai seorang berpenyakit tertentu. perawat yang
menggunakan pendekatan humanistik dalam prakteknya memperhitungkan semua
yang diketahuinya tentang pasien yang meliputi pikiran, perasaan, nilai-nilai,
pengalaman, kesukaan, dan bahasa tubuh.

Pendekatan humanistik ini adalah aspek keperawatan tradisional dari caring,


yang diwujudnyatakan dalam pengertian dan tindakan. Pengertian membutuhkan
kemampuan mendengarkan orang lain secara aktif dan arif serta menerima perasaan-

11
perasaan orang lain. prasyarat bertindak adalah mampu bereaksi terhadap kebutuhan
orang lain dengan keikhlasan, kehangatan untuk meningkatkan kesejahteraan yang
optimal.

D. TRANSCULTURAL NURSING
Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses
belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dankesamaan
diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkanpada nilai
budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan
asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia
(Leininger, 2002).

 Konsep dalam Transcultural Nursing


1. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang
dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan
mengambil keputusan.
2. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan
atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan
melandasi tindakan dan keputusan.
3. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang
optimal daei pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan
variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan
budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan
termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan
individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
4. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap
bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki
oleh orang lain.
5. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya
yang digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.

12
6. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada
mendiskreditkan asal muasal manusia.
7. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi
pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan
kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan
dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling
memberikan timbal balik diantara keduanya.
8. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan,
dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya
kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk
meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
9. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,
mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada
keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi
kehidupan manusia.
10. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui
nilai, kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing,
mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok
untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup,
hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
11. Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan
untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain
karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada
kelompok lain.

 Paradigma Transcultural Nursing


Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai cara
pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan
keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep
sentral keperawatan yaitu : manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrew and
Boyle, 1995).

13
1. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-
norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan.
Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan
budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).

2. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi
kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu
keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga
dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas
sehari-hari.

3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu
totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga
bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. kelompok merasa bersatu seperti
musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.

4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.
Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan budaya klien.

14
KESIMPULAN

Holistic care adalah Pengobatan dengan menggunakan Konsep Menyeluruh,


yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method Alamiah yang ilmiah, serta
ilahiah.., yang mana Tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang sangat
Kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan
otomatis…, terganggunya satu fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat
mempengaruhi fungsi yang lainnya. Keterkaitan antara jiwa dan raga tidak terpisahkan,
sebagaimana dikenal bahwa : Didalam raga yang sehat terdapat jiwa yang sehat, dan
juga sebaliknya jiwa yang sehat dapat membentuk raga yang sehat.., Dan
Pembentukan Jiwa yang sehat adalah dengan berserah diri secara penuh dan ikhlas
kepada Sang Pencipta dan Penguasa Jagat Raya, yang memiliki segala sesuatu, dan
penentu segala sesuatu, Allah SWT.

Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada


proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan
dankesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit
didasarkanpada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini
digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan
budaya kepada manusia (Leininger, 2002).

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Alfaro.R (1998) application of Nursing process : A Step-by-Step Guide.J.B.


Lippincot Co. Depkes R.I (2000). PERMENKES 647. Depkes. Jakarta
2. Carppenito,LJ (2000). Nursing Diagnosis. Aplication to Clinical Practice. 8 th ed.
JB. Lippincott. Philadelphia.
3. Asih,N.L.G.D. (1994). Diagnosa Keperawatan, edisi 5. Penerbit buku kedokteran
( EGC ), Jakarta.
4. Yura, H. Walsh, M.B. (1967 ). The Nursing Process : Assessing, Planning,
Implementing, Evaluation. 1 st. ed. Appletton-century-crofts, New York.
5. Kaliat, B.A. (1990). Proses keperawatan, Penerbit,Arcan, Jakarta.
6. Banner, Bellack, J. & Bamford,P. (1984). Nursing Assessment. Wansworth.
California.
7. F. (1982). The Proces of planing Care, 3 rd ed, CV Mosby, St. louis.
8. Maslow,A. (1943). A Theory of Human Motivation, Psycol Rev (50:370)
9. PERMENKES NO. 647/2000. Praktik Keperawatan. Depkes. Jakarta
10. Ignatavicius. D.D. & Bayne, M.V. (1994), Medical-Surgical Nursing : A Nursing
Process Approach. W.B. Saundres Company, Philadelphia.

16

Anda mungkin juga menyukai