Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KELOMPOK

KONSEP HOLISTIC CARE,HOLISME,HUMANISME

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Falsafah dan Teori
Keperawatan

Dosen pengampuh : Istianah.,S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh: Kelompok 12

1. Ela Cahyati (338STYC23)


2. Risky Taora Maulana (374STYC23)
3. Lisna (350STYC23)
4. Nurul Aimah Ilyas (362STYC23)

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI KEPERAWATAN NERS

TAHUN AKADEMIK

2023-2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-NYA, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi salah satu tugas akademik yang diberikan oleh dosen mata kuliah
Falsafah dan Teori Keperawatan di STIKES YARSI MATARAM semester 1.

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan makalah ini. Kami juga
ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan
inspirasi selama proses penulisan.

Makalah ni membahas tentang Konsep Holistic Care, Holisme, Humanisme,


dan kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang
bermanfaat bagi pembaca. Kami sadar makalah ini belum sempurna,oleh karna itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dimasa mendatang.

Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi kontribusi
kecil dalam peningkatan ilmu pengetahuan. Terima kasih kepada semua yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat
dan hidayah-Nya dalam setiap langkah perjalanan kita.

Mataram,1 november 2023

Kelompok 12

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………………………………..i

KATA PENGANTAR……………………………………………………..ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………iii

BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………..1

A. Latar Belakang……………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah………………………………………………….2
C. Tujuan………………………………………………………………2

BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………3

A. Konsep Holistic Care………………………………………………3


B. Konsep Holisme……………………………………………………5
C. Konsep Humanisme………………………………………………..6

BAB III : PENUTUP………………………………………………………8

A. Kesimpulan ……………………………………………………….8
B. Saran……………………………………………………………….8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..9
iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata „holistik‟ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai
pengertian “ciri pandangan yang menyatakan bahwa keseluruhan sebagai suatu
kesatuan lebih penting dari pada satu-satu bagian dari suatu organisme”.Berdasarkan
pengertian kata holistik diatas maka istilah „pelayanan yang holistik‟ adalah
pelayanan yang bersifat menyeluruh, tidak terbagi- bagi. Pelayanan yang
memandang, memahami, mendekati dan memperlakukan manusia sebagai satu
keseluruhan yang utuh. Ini merupakan sebuah pengakuan bahwa hakikat manusia
adalah memang terdiri atas unsur-unsur dan aspek-aspek yang berbeda-beda
(multidimensional), namun demikian kepelbagaian itu tidak dipahami sebagai yang
bersiafat dikhotomis (dapat dipisah-pisahkan atau saling dipertentangankan) ataupun
hirarkis (seolaholah ada unsur yang lebih penting atau lebih mulia dari unsur
lainnya). Perawat meyakini manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-kultural
dan spiritual yang utuh berespons terhadap suatu perubahan yang terjadi antara lain
karena gangguan kesehatan dan penyimpangan pemenuhan kebutuhan. Untuk dapat
memenuhi kebutuhan secarra holistik dan unik diperlukan pendekatan yang
komprehensif dan bersifat individual bagi tiap sistem klien.
Secara holistik dalam keperawatan diperlukan adanya suatu perubahan
dengan merubah cara pikir masyarakat tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan
yang muncul di dalamnya. Karena perubahan itu merupakan suatu proses dimana
terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang
bersifat dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada atau
beranjak untuk mencapai kesehatan yang optimal.

Holistik juga merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan


keperawatan yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual.
Dimensi tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh. Apabila satu dimensi
terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya. Holistik terkait dengan kesejahteraan
(Wellnes). Untuk mencapai kesejahteraan terdapat lima dimensi yang saling
mempengaruhi yaitu: fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.Untuk
mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus dimilikiindividu adalah
kemampuan beradaptasi terhadap stimulus.

Keperawatan adalah pelayanan profesional oleh seseorang/lebih kepada


seseorang/sekelompok orang yang menghadapi masalah kesehatan aktual dan
potensial disuatu tatanan pelayanan kesehatan. Keperawatan adalah ilmu terapan dari
berbagai kelompok ilmu. Keberhasilan perawat profesional adalah tergantung
kemampuan mensintesa ilmu dan mengaplikasikannya, sehingga perawat mengetahui
alasan mengapa perlu mengerjakan sesuatu dan apa yang di lakukan. Keperawatan
adalah pengetahuan tentang perilaku dan kesehatan manusia sepanjang daur
kehidupan manusia. Berlandaskan falsafah keperawatan yang meyakini manusia
sebagai individu yang unik dan holistik.

Pelayanan pada klinik HOLISTIC CARE didasarkan pada konsep


keperawatan holistik yang meyakini bahwa penyakit yang dialami seseorang
bukan saja merupakan masalah fisik yang hanya dapat diselesaikan dengan
pemberian obat semata. Pelayanan keperawatan holistik memberikan pelayanan
kesehatan dengan lebih memperhatikan keutuhan aspek kehidupan sebagai
manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental, sosial dan spiritual yang saling
mempengaruhi. Klinik ini tidak saja menawarkan pelayanan keperawatan dengan
memanfaatkan teknologi perawatan moderen maupun beragam terapi alternatif
ataupun komplementer, tetapi juga pelayanan konseling dan promosi kesehatan.

B. Rumusan masalah
1. Apakah holistic care itu ?
2. Demonstrasikan apa itu Holisme ?
3. Jelaskan definisi dari Humanisme?

C. Tujuan

Menambah wawasan dan pengetahuian tentang Holistic Care, Holisme, dan


Humanisme.
2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Holistic Care

a. Pengertian Holistic Care

Holistik memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and healthy.
Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan
seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam pembelajaran; seperti spiritual, moral,
imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi, dan fisik. Jadi sehat yang dimaksud
bukan hanya secara fisik, tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritual.

Keterkaitan antara jiwa dan raga tidak terpisahkan, sebagaimana dikenal


bahwa : Didalam raga yang sehat terdapat jiwa yang sehat, dan juga sebaliknya jiwa
yang sehat dapat membentuk raga yang sehat.

b. Sejarah Holistic Care

Sejarah holistik dimulai sebelum istilah holism diperkenalkan oleh Jan Christiaan
Smuts dalam bukunya “Holism and Evolution”. Holisme saat ini berkembang dalam
istilah holistik, yang mengkombinasikan penyembuhan, seni, dan ilmu hidup. Holistik
populer dengan cepat di tahun 70-an.

Walaupun istilah holisme diperkenalkan di tahun 1926, penyembuhan holistik


sebenarnya sudah ada jauh di jaman kuno kira-kira 5000 tahun yang lalu. Sejarawan
belum bisa memastikan dari bangsa manakah pertama kali ia dipraktekkan.
Kebanyakan sejarawan percaya bahwa penyembuhan holistik dimulai di India dan
atau Cina.

Para praktisi holistik mempraktekkan prinsip hidup sehat lewat menyeimbangkan


tubuh, pikiran, dan roh untuk menyatu atau harmonis dengan alam. Contoh praktis
holistik adalah Socrates, yang hidup 4 abad sebelum kelahiran Kristus. Ia
menganut pandangan ini dan mengajarkan bahwa kita harus memandang tubuh
sebagai keseluruhan, bukannya bagian yang terpisah.
3

c. Perawatan Holistik

Semua bentuk praktik keperawatan yang tujuannya adalah membantu


kesembuhan seseorang secara menyeluruh. Perawat melihat pasien sebagai manusia
secara total dimana ada keterkaitan antara tubuh, pikiran, emosi, sosial/budaya,
spirit, relasi konteks lingkungan.

Asuhan keperawatan yang didasarkan kepada perawatan pasien secara total yang
mempertimbangkan kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi dan spiritual seseorang.
Perawat perlu mempertimbangkan respon pasien terhadap penyakitnya dan mengkaji
tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Perawat harus
menjadi teman yang mendukung dan memotivasi pasien, mendorong pasien
agar pasien memahami arti kehidupan.

d. Teknik pengobatan atau penerapan Holistic Care

Pengobatan Holistik terpadu memiliki perbedaan konsep yang sangat nyata


dengan Konsep Kedokteran (Konvensional), Konsep Konvensional lebih lebih
menekankan kepada tindakan seperti pemberian obat-obat kimiawi, dan tindakan
rekayasa fisik dengan pembedahan/ operasi, dll, sementara pengobatan holistik lebih
menekankan membangkitkan sistem imun pasien, dan memperbaiki secara
menyeluruh dari faktor pencetus penyakit (akar permasalahan penyakit), sehingga
definisi kesembuhan cenderung Permanen (tidak kambuh lagi), sedangkan yang
konnvensional pada umumnya bersifat tindakan sementara (kambuhan) sehingga
sampai ada istilah Pasien Langgangan Dokter.

Metode pengobatan holistik yang dikembangkan dengan terapi Berikut :

a. Pengaturan Pola hidup dan Pola makan dengan gizi dan kebutuhan
berimbang
b. Rileksasi, dengan konsep Meditasi Penyembuhan
c. Stimulasi Otak dengan tehnik perangsangan alamiah
d. Silaturahmi Doktrin
e. Pancaran Bio energy (Pranaisasi)
f. Stimulan promotor dengan Nutrisi Herbal
g Terapi Doa, dengan kepasrahan mencapai God Spot.
h. Hydroteraphy dan stimulant alam sebagai pelengkap dan penyeimbang.

B. Konsep Holisme

a. Pengertian Holisme

Holisme merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang
meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi tersebut
merupakan suatu kesatuan yang utuh, apabila satu dimensi terganggu akan
mempengaruhi dimensi lainnya. Holistik terkait erat dengan kesejahteraan (Wellnes).
Untuk mencapai kesejahteraan, terdapat lima dimensi yang saling mempengaruhi
yaitu: fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Untuk mencapai kesejahteraan
tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki individu adalah kemampuan beradaptasi
terhadap stimulus. Erikson, Tomlin dan Swain (dalam Marriner-Tomey, 1994),
mengemukakan tentang holism, yang memandang bahwa manusia adalah individu
secara keseluruhan yang terdiri dari banyak subsistem yang saling ketergantungan dan
tidak dapat dipisahkan. Hal ini terkait dengan pembawaan yang berhubungan dengan
keturunan dan pengendalian spiritual. Tubuh, pikiran, emosi dan semangat merupakan
unit keseluruhan yang sifatnya dinamis. Bersifat saling mempengaruhi dan
mengendalikan satu sama lain. Interaksi dari berbagai subsistem ini tidak dapat
dipisahkan, yang akhirnya menghasilkan holisme.

Pandangan holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah :

1. Kepribadian normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi dan koherensi


(unity, integration, consistency, dan coherence). Organisasi adalah keadaan
normal dan disorganisasi berarti patologik.

2. Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada
bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi. Keseluruhan berfungsi menurut hukum-
hukum yang tidak terdapat dalam bagian-bagian.

3. Organisme memiliki satu dorongan yang berkuasa, yakni aktualisasi diri (self
actualization). Orang berjuang tanpa henti (continuous) untuk merealisasikan
potensi inheren yang dimilikinya pada ranah maupun terbuka baginya.
4. Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal.
Potensi organisme, jika terkuak di lingkungan yang tepat, akan menghasilkan
kepribadian yang sehat dan integral.
5
5. Penelitian komprehensif terhadap satu orang lebih berguna daripada ekstensif
terhadap banyak orang mengenai fungsi psikologis yang diisolir.

b. Holisme Menurut Hegel

Hegel menolak konsep fundamental atomistik objek (individu). Hegel


mengatakan bahwa individu adalah objek universal yang tidak dapat direduksi atau
dibagi-bagi, ia menyatakan bahwa objek (individu) harus dianggap sebagai satu
kesatuan ontologis utama. Hegel menegaskan bahwa kesatuan yang didapatkan dalam
pengalaman di dunia ini terbangun oleh pluralitas intuisi kita sendiri. Dalam skema
ontologisnya individu tidak dapat direduksi ke dalam sifat pluralitas, melainkan
suatu contoh kesatuan substansi yang universal. Dalam pandangan Hegel, suatu zat
seperti darah merupakan sebuah kesatuan organik yang terdiri dari komposisi zat
yang berbeda yang tidak dapat dipahami dalam tingkat kimia. Jadi dalam
pandangannya, darah adalah zat yang tidak dapat dikurangi menjadi bagian yang
kita inginkan, kita harus melihat sebagai keseluruhan zat yang menyendiri. Ini
merupakan pandangan holistik yang fundamental.

C. Konsep Humanisme

a. Pengertian Humanisme

Humanisme adalah sebuah pemikiran filsafat yang mengedepankan nilai dan


kedudukan manusia serta menjadikannya sebagai kriteria dalam segala hal.
Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan
ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan
hal-hal yang positif. Menurut Carl Roger, humanisme lebih menekankan pada
perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu
mengatasi masalah-masalah kehidupannya.

b. Humanisme dalam keperawatan

Dalam keperawatan, humanisme merupakan suatu sikap dan pendekatan yang


memperlakukan pasien sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan lebih dari
sekedar nomor tempat tidur atau sebagai seorang berpenyakit tertentu. Perawat yang
menggunakan pendekatan humanistik dalam prakteknya memperhitungkan semua
yang diketahuinya tentang pasien yang meliputi pikiran, perasaan, nilai- nilai,
pengalaman, kesukaan, dan bahasa tubuh. Pendekatan humanistik ini adalah aspek
keperawatan tradisional dari caring, yang diwujudnyatakan dalam pengertian
dan tindakan. Dalam teori pembelajaran humanistik, belajar merupakan proses yang

dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Dimana


memanusiakan manusia di sini berarti mempunyai tujuan untuk mencapai aktualisasi
diri, pemahaman diri serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal.

c. Ciri-ciri Teori Humanisme

Pendekatan humanisme dalam pendidikan menekankan pada perkembangan


positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan
menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan
tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk
pengembangan diri ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan
hidup dan masyarakat. Ketrampilan atau kemampuan membangun diri secara positif
ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan
keberhasilan akademik.

d. Contoh Teori Humanistik

Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika siswa


memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus
berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya,
bukan dari sudut pandang pengamatnya.
7

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Holistik memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and
healthy.

Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan
seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam pembelajaran; seperti spiritual,
moral, imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi, dan fisik. Jadi sehat yang
dimaksud bukan hanya secara fisik, tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritual.

2. Holisme merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan


yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual

3. Humanisme adalah sebuah pemikiran filsafat yang mengedepankan nilai


dan kedudukan manusia serta menjadikannya sebagai kriteria dalam segala hal

4. Metode pengobatan holistik yang dikembangkan dengan terapi Berikut :

1. Pengaturan Pola hidup dan Pola makan dengan gizi dan kebutuhan
berimbang
2. Rileksasi, dengan konsep Meditasi Penyembuhan
3. Stimulasi Otak dengan tehnik perangsangan alamiah
4. Silaturahmi Doktrin
5. Pancaran Bio energy (Pranaisasi)
6. Stimulan promotor dengan Nutrisi Herbal
7. Terapi Doa, dengan kepasrahan mencapai God Spot.
8. Hydroteraphy dan stimulant alam sebagai pelengkap dan penyeimbang.

5. Perawat yang menggunakan pendekatan humanistik dalam prakteknya


memperhitungkan semua yang diketahuinya tentang pasien yang meliputi
pikiran, perasaan,nilai-nilai, pengalaman, kesukaan, dan bahasa tubuh.
B. Saran
Menurut kami, konsep Holistic Care, holisme dan humanisme perlu diterapkan
pada setiap tindakan asuhan keperawatan. Karena di dalamnya sudah mencakup
tentang bagaimana cara bersikap, cara berhubungan dengan orang lain, dan cara
menangani pasien/klien dengan benar.
8

DAFTAR PUSTAKA

n.d.). Retrieved
fromhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40425/Chapter

%20II.pdf;jsessionid=42EE8E6687D208587217A2043755C5A0?sequence

Dewi. (2013, Oktober 3). Retrieved from Lotus Clinical Nursing:

https://dewinrhasanah.blogspot.com/2013/10/konsep-holistic-care-caring-holisme-
dan.html

Miswary. (2017, Januari 7). Retrieved from Miswary'S Blog:

https://miswarymyusuf.blogspot.com/2017/01/makalah-holistik-care.html

Novita. (2012, November 14). Retrieved from Ilmu Keperawatan Dasar:

https://novitanila2121.wordpress.com/2012/11/14/konsep-humanisme/

Widyaningrum, R. (2015). Retrieved from


https://www.academia.edu/29583829/KONSEP_HOLISTIC_CARE
9

Anda mungkin juga menyukai