Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Falsafah dan Teori
Keperawatan
TAHUN AKADEMIK
2023-2024
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-NYA, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi salah satu tugas akademik yang diberikan oleh dosen mata kuliah
Falsafah dan Teori Keperawatan di STIKES YARSI MATARAM semester 1.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan makalah ini. Kami juga
ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan
inspirasi selama proses penulisan.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi kontribusi
kecil dalam peningkatan ilmu pengetahuan. Terima kasih kepada semua yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat
dan hidayah-Nya dalam setiap langkah perjalanan kita.
Kelompok 12
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………..i
KATA PENGANTAR……………………………………………………..ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………iii
BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………..1
A. Latar Belakang……………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah………………………………………………….2
C. Tujuan………………………………………………………………2
BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………3
A. Kesimpulan ……………………………………………………….8
B. Saran……………………………………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata „holistik‟ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai
pengertian “ciri pandangan yang menyatakan bahwa keseluruhan sebagai suatu
kesatuan lebih penting dari pada satu-satu bagian dari suatu organisme”.Berdasarkan
pengertian kata holistik diatas maka istilah „pelayanan yang holistik‟ adalah
pelayanan yang bersifat menyeluruh, tidak terbagi- bagi. Pelayanan yang
memandang, memahami, mendekati dan memperlakukan manusia sebagai satu
keseluruhan yang utuh. Ini merupakan sebuah pengakuan bahwa hakikat manusia
adalah memang terdiri atas unsur-unsur dan aspek-aspek yang berbeda-beda
(multidimensional), namun demikian kepelbagaian itu tidak dipahami sebagai yang
bersiafat dikhotomis (dapat dipisah-pisahkan atau saling dipertentangankan) ataupun
hirarkis (seolaholah ada unsur yang lebih penting atau lebih mulia dari unsur
lainnya). Perawat meyakini manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-kultural
dan spiritual yang utuh berespons terhadap suatu perubahan yang terjadi antara lain
karena gangguan kesehatan dan penyimpangan pemenuhan kebutuhan. Untuk dapat
memenuhi kebutuhan secarra holistik dan unik diperlukan pendekatan yang
komprehensif dan bersifat individual bagi tiap sistem klien.
Secara holistik dalam keperawatan diperlukan adanya suatu perubahan
dengan merubah cara pikir masyarakat tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan
yang muncul di dalamnya. Karena perubahan itu merupakan suatu proses dimana
terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang
bersifat dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada atau
beranjak untuk mencapai kesehatan yang optimal.
B. Rumusan masalah
1. Apakah holistic care itu ?
2. Demonstrasikan apa itu Holisme ?
3. Jelaskan definisi dari Humanisme?
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Holistik memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and healthy.
Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan
seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam pembelajaran; seperti spiritual, moral,
imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi, dan fisik. Jadi sehat yang dimaksud
bukan hanya secara fisik, tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritual.
Sejarah holistik dimulai sebelum istilah holism diperkenalkan oleh Jan Christiaan
Smuts dalam bukunya “Holism and Evolution”. Holisme saat ini berkembang dalam
istilah holistik, yang mengkombinasikan penyembuhan, seni, dan ilmu hidup. Holistik
populer dengan cepat di tahun 70-an.
c. Perawatan Holistik
Asuhan keperawatan yang didasarkan kepada perawatan pasien secara total yang
mempertimbangkan kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi dan spiritual seseorang.
Perawat perlu mempertimbangkan respon pasien terhadap penyakitnya dan mengkaji
tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Perawat harus
menjadi teman yang mendukung dan memotivasi pasien, mendorong pasien
agar pasien memahami arti kehidupan.
a. Pengaturan Pola hidup dan Pola makan dengan gizi dan kebutuhan
berimbang
b. Rileksasi, dengan konsep Meditasi Penyembuhan
c. Stimulasi Otak dengan tehnik perangsangan alamiah
d. Silaturahmi Doktrin
e. Pancaran Bio energy (Pranaisasi)
f. Stimulan promotor dengan Nutrisi Herbal
g Terapi Doa, dengan kepasrahan mencapai God Spot.
h. Hydroteraphy dan stimulant alam sebagai pelengkap dan penyeimbang.
B. Konsep Holisme
a. Pengertian Holisme
Holisme merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang
meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi tersebut
merupakan suatu kesatuan yang utuh, apabila satu dimensi terganggu akan
mempengaruhi dimensi lainnya. Holistik terkait erat dengan kesejahteraan (Wellnes).
Untuk mencapai kesejahteraan, terdapat lima dimensi yang saling mempengaruhi
yaitu: fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Untuk mencapai kesejahteraan
tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki individu adalah kemampuan beradaptasi
terhadap stimulus. Erikson, Tomlin dan Swain (dalam Marriner-Tomey, 1994),
mengemukakan tentang holism, yang memandang bahwa manusia adalah individu
secara keseluruhan yang terdiri dari banyak subsistem yang saling ketergantungan dan
tidak dapat dipisahkan. Hal ini terkait dengan pembawaan yang berhubungan dengan
keturunan dan pengendalian spiritual. Tubuh, pikiran, emosi dan semangat merupakan
unit keseluruhan yang sifatnya dinamis. Bersifat saling mempengaruhi dan
mengendalikan satu sama lain. Interaksi dari berbagai subsistem ini tidak dapat
dipisahkan, yang akhirnya menghasilkan holisme.
2. Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada
bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi. Keseluruhan berfungsi menurut hukum-
hukum yang tidak terdapat dalam bagian-bagian.
3. Organisme memiliki satu dorongan yang berkuasa, yakni aktualisasi diri (self
actualization). Orang berjuang tanpa henti (continuous) untuk merealisasikan
potensi inheren yang dimilikinya pada ranah maupun terbuka baginya.
4. Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal.
Potensi organisme, jika terkuak di lingkungan yang tepat, akan menghasilkan
kepribadian yang sehat dan integral.
5
5. Penelitian komprehensif terhadap satu orang lebih berguna daripada ekstensif
terhadap banyak orang mengenai fungsi psikologis yang diisolir.
C. Konsep Humanisme
a. Pengertian Humanisme
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Holistik memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and
healthy.
Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan
seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam pembelajaran; seperti spiritual,
moral, imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi, dan fisik. Jadi sehat yang
dimaksud bukan hanya secara fisik, tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritual.
1. Pengaturan Pola hidup dan Pola makan dengan gizi dan kebutuhan
berimbang
2. Rileksasi, dengan konsep Meditasi Penyembuhan
3. Stimulasi Otak dengan tehnik perangsangan alamiah
4. Silaturahmi Doktrin
5. Pancaran Bio energy (Pranaisasi)
6. Stimulan promotor dengan Nutrisi Herbal
7. Terapi Doa, dengan kepasrahan mencapai God Spot.
8. Hydroteraphy dan stimulant alam sebagai pelengkap dan penyeimbang.
DAFTAR PUSTAKA
n.d.). Retrieved
fromhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40425/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=42EE8E6687D208587217A2043755C5A0?sequence
https://dewinrhasanah.blogspot.com/2013/10/konsep-holistic-care-caring-holisme-
dan.html
https://miswarymyusuf.blogspot.com/2017/01/makalah-holistik-care.html
https://novitanila2121.wordpress.com/2012/11/14/konsep-humanisme/