Anda di halaman 1dari 13

HOLISTIK CARE DALAM TEORI LEININGER

DISUSUN OLEH :
Kelompok 1
ROSILAWATI TAN (1901008)
FADHILA YASIN (1901009)
TIARA DILAPANGA (1901024)
SARTIKA MAMELAS (1901007)
MUH. FAJRIN PUTRA LUNETO (1901025)

PRODI STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH MANADO
T/A 2019-2020

1
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atas izin dan
kehendakNya jualah makalah sederhana ini dapat kami rampungkan tepat pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai “ HOLISTIK
CARE DALAM TEORI LEININGER”. Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai
hambatan yang dikarenakan terbatasnya
Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena
itu sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada dosen pembimbing kami yakni Bapak Alvi
yang telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami. Kami menyadari akan kemampuan
kami yang masih amatir. Dalam makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin.Tapi
kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan disana-sini. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar lebih maju di masa yang akan datang.
Harap kami, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi bagi kami dalam
mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain
yang membacanya.

10, November 2019

Penulis

2
Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………………………………………………1
Daftar Isi…………………………………………………………………………….2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………3
1.2 Tujuan………………………………………………………………………….....3
1.3 Rumusan Masalah………………………………………………………………...3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Holistik…………………………………………………………………4
2.2 Sejarah Holistik………………………………………………………………….4
2.3 Konsep Teori………………………………………………………………….…4
2.4 Hubungan Model Dan Paradigma Keperawatan………………………………...7
2.5 Hubungan Teori Model Leininger Dengan Konsep Holistik…………………....8
2.6 Kelebihan Dan Kelemahan Teori Leininger…………………………………….8
2.7 Terdapat 7 Komponen Dalam Sunrise Model…………………………………..9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………….11
3.2 Saran……………………………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak model konseptual dan teori yang telah dikembangkan para ahli keperawatan, dimana
teori dan model konseptual merupakan suatu cara untuk memandang, menilai situasi kerja yang
menjadi petunjuk bagi perawat dalam mendapatkan informasi untuk menjadikan perawat peka
terhadap apa yang terjadi dan apa yang harus dia lakukan.
Teori-teori keperawatan juga digunakan dalam praktik, penelitian dan proses belajar-mengajar
dalam bidang keperawatan sehingga perlu diperkenalkan, dikaji dan dikembangkan untuk
memperkuat profesi keperawatan.
Perawat perlu memiliki latar belakang pengetahuan baik secara teoritis maupun empiris terhadap
teori-teori keperawatan yang ada sehingga perawat dapat memahami dan mengaplikasikan teori-
teori tersebut dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada klien sesuai keadaannya.
Salah satu teori keperawatan yang ada adalah teori keperawatan yang dikembangkan oleh
Madeleine Leininger yang lebih dikenal dengan teori “Trans Cultural”.

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah : menyajikan teori model keperawatan “Trans Cultural” dan
Holistik care dalam keperawatan dari Madeleine Leininger

1.4 Rumusan Masalah


1. Apa Penjelasan dari definisi Holistik ?
2. Bagaiman sejarah Holistik ?
3. Apa saja konsep teori Leininger ?
4. Sebutkan hubungan model dan paradigm keperawatan ?
5. Bagaiman hubungan teori Leininger dengan konsep Holistik ?
6. Jelaskan kelebihan dan kelemahan Teori Leininger ?
7. Sebutkan 7 komponen dalam sunrise dari Leininger ?

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Holistic
Holistic memiliki arti menyeluruh yang terdiri dari kata holy and healthy. Pandangan holistik
bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan seimbang terkait dengan seluruh aspek
dalam pembelajaran; seperti spiritual,moral, imajinasi ,intelektual, budaya,estetika, emosi, dan
fisik.

Pengobatan Holistic adalah Pengobatan dengan menggunakan Konsep Menyeluruh,


yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method Alamiah yang ilmiah, serta ilahia yang
mana Tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang sangat Kompleks, dan saling
berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu fungsi/
elemen / unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya

2.2 Sejarah Holistic

Sejarah holistic di mulai sebelum istilah holism di perkenalkan oleh Jan Christian Smuts
dalam Bukunya “holism and evolution” walaupun istilah holism diperkenalkan ditahun 1926
penyembuhan holistic sebernarnya sudah ada jauh di jaman kira – kira 500 tahun yang lalu.

Sejarawan belum bisa memastikan dari bangsa manakah pertama kali ia dipraktekkan.
Kebanyakan sejarawan percaya bahwa penyembuhan holistic di mulai di India dan atau Cina.
Para praktisi holistik mempraktekkan prinsip hidup sehat lewat menyeimbangkan tubuh, pikiran,
dan roh untuk menyatu atau harmonis dengan alam.

2.3 Konsep Teori

Teori leininger adalah untuk menyediakan langkah - langkah perawatan yang selaras dengan


individu atau kelompok budaya kepercayaan, praktik, dan nilai – nilai. Pada tahun 1960an dia
menciptakan budaya kongruen perawatan jangka panjang, yang
merupakan tujuan utama transkultural keperawatan praktek. Budaya perawatan

5
sebangun adalah mungkin bila tindakan terjadi dalam hubungan perawatan klien (leininger,
1981)

leininger mengembangkan istilah baru untuk prinsip dasar teorinya. Ini definisi dan prinsip -
prinsip istilah kunci untuk memahami teori tersebut. Di bawah ini adalah ringkasan dasar prinsip
yang penting untuk memahami teori leininger.

 Care adalah untuk membantu orang lain dengan kebutuhan nyata atau di antisipasi
dalam upaya untuk memperbaiki kondisi manusia yang menjadi perhatian atau untuk
menghadapi kematian.
 Merawat adalah tindakan atau kegiatan diarahkan memberikan perawatan.
 Budaya mengacu pada belajar, berbagi, dan dipancarkan nilai - nilai,
keyakinan, norma, dan kehidupan dari individu tertentu atau kelompok yang
membimbing mereka berpikir, keputusan, tindakan, dan cara berpola hidup.
 Perawatan Budaya mengacu pada beberapa aspek budaya yang mempengaruhi
seseorang atau kelompok untuk meningkatkan kondisi manusia atau untuk menangani
penyakit atau kematian.
 Keragaman budaya peduli merujuk pada perbedaan dalam makna, nilai, pantas
tidaknya perawatan di dalam atau di antara kelompok - kelompok orang yang berbeda.
 Universalitas peduli budaya mengacu pada perawatan umum atau arti serupa yang jelas di
antara banyak budaya.
 Keperawatan adalah profesi yang dipelajari dengan disiplin terfokus dengan perawatan
fenomena.
 World view mengacu pada cara orang cenderung untuk melihat dunia atau alam semesta
dalam menciptakan pandangan pribadi tentang hidup.
 budaya dan dimensi struktur sosial termasuk faktor yang berhubungan dengan
agama, struktur sosial, politik B badan hukum, ekonomi, pola pendidikan -
terns, penggunaan teknologi, nilai - nilai budaya, dan ethnohistory yang di-fluence
tanggapan budaya manusia dalam konteks budaya.
 kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan budaya dan dihargai
oleh budaya yang ditunjuk.

6
 Pelestarian budaya perawatan atau pemeliharaan mengacu pada kegiatan pelayanan
keperawatan yang membantu orang dari budaya tertentu untuk menyimpan dan
menggunakan inti kebudayaan nilai perawatan terkait dengan masalah kesehatan atau
kondisi.
 Budaya akomodasi perawatan atau negosiasi merujuk kepada tindakan keperawatan
kreatif yang membantu orang - orang dari budaya tertentu beradaptasi dengan atau
bernegosiasi dengan lain-ers dalam kesehatan masyarakat dalam upaya untuk mencapai
tujuan bersama dari hasil kesehatan yang optimal untuk klien dari budaya yang ditunjuk.
Memahami kerja Theorists Perawat
 Budaya perawatan restrukturisasi mengacu pada tindakan terapi
yang diambil oleh budaya perawat yang kompeten atau keluarga. Tindakan ini memungki
nkan atau sebagai klien untuk mengubah perilaku kesehatan pribadi terhadap
menguntungkan hasil sementara menghormati nilai - nilai budaya klien.

Leininger mengusulkan bahwa ada tiga modus untuk membimbing penilaian asuhan
keperawatan, keputusan, atau tindakan untuk memberikan perawatan yang tepat, bermanfaat, dan
bermakna yaitu :

a) Pelestarian atau pemeliharaan
b) Akomodasi atau negosiasi
c) Re-pola atau restrukturisasi

Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan care dipengaruhi oleh elemen - elemen


berikut yaitu : Struktur sosial seperti teknologi, kepercayaan dan factor filosofi, sistem sosial, nilai - nilai
cultural, politik dan factor - faktor legal, factor - faktor ekonomi, dan factor - faktor pendidikan. Faktor
sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan sejarah etnis, masing - masing sistem ini
merupakan bagian struktur social. Pada setiap kelompok masyarakat; pelayanan kesehatan, pola - pola
yang ada dalam masyarakat dan praktek – praktek. Yang merupakan bagian integral dari aspek -
aspek struktur sosial (Leininger dan MC Farland 2002).

Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk tindakan


dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan merupakan
jantung dari keperawatan. Tindakan membantu didefinisikan sebagai prilaku yang mendukung.

7
Menurut Leininger bantuan semacam itu baru dapat benar - benar efektif jika
latar belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan pemberian
asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.

Beberapa inti dari model teorinya

a) Asuhan membantu, mendukung atau membuat seorang atau kelompok yangmemiliki
kebutuhan nyata agar mampu memperbaiki jalan hidup dan kondisinya.
b) Budaya diekspresikan sebagai norma - norma dan nilai - nilai kelompok tertentu.
c) Asuhan transkultural perawat secara sadar mempelajari norma - norma dan nilai -
nilai dan cara hidup budaya tertentu dalam rangka memberikan bantuan dan
dukungan dengan tujuan untuk membantu individu mempertahankan tingkat
kesejahteraanya.
2.4 Hubungan Model Dan Paradigma Keperawatan
a) MANUSIA
Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai - nilai dan norma - norma
yang diyakini dan berguna untuk menentukan pilihan serta melakukan tindakan.
Menurut Leininger, manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya
pada setiap saat dimanapun ia berada.
b) KESEHATAN
Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara kultural
memiliki nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan individu maupun kelompok
untuk menampilkan kegiatan budaya mereka sehari - hari, keuntungan dan pola hidup.
c) LINGKUNGAN
Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman -
pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan
interaksi sosial dalam lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan
kebudayaan.
d) KEPERAWATAN
keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi
keilmuan serta disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena perawatan manusia
yang bertujuan untuk membantu, memberikan dukungan, menfasilitasi, atau

8
memampukan individu maupun kelompok untuk memperoleh kesehatan mereka dalam
cara yang menguntungkan yang berdasarkan pada kebudayaan atau untuk menolong
orang - orang agar mampu menghadapi rintangan dan kematian.

2.5 Hubungan Teori Model Leinenger Dengan Konsep Holism


Holistic artinya menyeluruh. Perawat perlu melakukan asuhan keperawatan secara
menyeluruh/ holistic care, hal ini dikarenakan objek keperawatan adalah manusia yang
merupakan individu yang utuh sehingga dengan asuhan keperawatan terhadap individu harus
dilakukan secara menyeluruh dan holistic.

Pada asuhan holistic maupun menyeluruh individu diperlakukan secara utuh


sebagai individu/ manusia, perbedaan asuhan keperawatan menyeluruh berfokus memadukan
berbagai praktek dan ilmu pengetahuan kedalam satu kesatuan asuhan. Sedangkan asuhan
holistic berfokus pada memadukan sentiment kepedulian ( sentiment of care ) dan praktik
perawatan ke dalam hubungan personal - professional antara perawat dan pasien yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan pasien sebagai individu yang utuh.

Leininger dengan teori modelnya telah dengan jelas memaparkan bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan pada klien atau kelompok harus mengikut sertakan
individu/kelompok secara keseluruhan termasuk aspek bio - psiko – sosio - spiritual dengan
menitikberatkan konsep terapi pada kondisi kultural klien.

2.6 Kelebihan Dan Kelemahan Teori Leininger


1. Kelebihan :
a. Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat memberikan pengetahuan
kepada perawat dalam pemberian asuhan dengan latar belakang budaya yang 
berbeda
b. Teori ini sangat berguna pada setiap kondisi perawatan untuk memaksimalkan pel
aksanaan model - model teori lainnya (teori Orem, King, Roy, dll)
c. Penggunakan teori ini dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan berdampak
terhadap pasien, staf keperawatan dan terhadap rumah sakit.

9
d. Penggunanan teori transcultural dapat membantu perawat untuk membuat
keputusan yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan
e. Teori ini banyak digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan
pengembangan praktek keperawatan.

2. Kelemahan
a. Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri
sendiri dan hanya digunakan sebagai pendamping dari berbagai macam
konseptual model lainnya.
b. Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi
masalah keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan model teori lainnya.
c. Akhirnya, menurut Leininger, tujuan studi praktek pelayanan kesehatan transkultural
adalah meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam kaitan
dengan kesehatannya. Dengan mengidentifikasi praktek kesehatan dalam berbagai
budaya (kultur) baik dimasa lalu maupun zaman sekarang, akan terkumpul persamaan -
persamaan sehingga kombinasi pengetahuan tentang pola praktek transkultural dengan
kemajuan teknologi dapat menyebabkan makin sempurnanya pelayanan perawatan dan
kesehatan orang banyak da ri berbagai kultur
2.7 Terdapat 7 (tujuh) komponen dalam sunrise model tersebut, yaitu :
1. Faktor Teknologi ( Technological Factors )
Teknologi kesehatan adalah sarana yang memungkinkan individu untuk memilih atau
mendapat penawaran untuk menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan.
Berkaitan dengan pemanfatan teknologi kesehatan, maka perawat perlu mengkaji berupa
persepsi individu tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi
permasalahan kesehatan saat ini, alasan mencari kesehatan, persepsi sehat sakit,
kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan.
2. Faktor keagamaan dan falsafah hidup ( Religous and Philosofical Factors)
Agama adalah suatu sistem simbol yang mengakibatkan pandangan dan motivasi yang
realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi kuat sekali untuk
menempatkan kebenarannya di atas segalanya bahkan di atas kehidupannya sendiri.
Faktor agama yang perlu dikaji perawat seperti : agama yang dianut, kebiasaan agama

10
yang berdampak positif terhadap kesehatan, berikhtiar untuk sembuh tanpa mengenal
putus asa, mempunyai konsep diri yang utuh.
3. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (Kinship and Social Factors)
Faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nama lengkap dan nama
panggilan dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe
keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota keluarga, hubungan klien dengan kepala
keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin oleh keluarga.
4. Faktor nilai budaya dan gaya hidup (Cultural Values and Lifeways)
Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia mengenai apa yang
dianggap baik dan buruk. Hal-hal yang perlu dikaji berhubungan dengan nilai-nilai
budaya dan gaya hidup adalah posisi dan jabatan, bahasa yang digunakan, kebiasaan
membersihkan diri, kebiasaan makan, makan pantang berkaitan dengan kondisi sakit,
sarana hiburan yang dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-
hari.
5. Faktor peraturan dan kebijakan (Polithical and Legal Factor)
Peraturan dan kebijakan yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan
individu dalam asuhan keperawatan transkultural. Misalnya peraturan dan kebijakan yang
berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang menunggu.
6. Faktor ekonomi ( Economical Faktor )
Klien yang dirawat dapat memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk
membiayai sakitnya agar segera sembuh. Sumber ekonomi yang ada pada umumnya
dimanfaatkan klien antara lain asurannsi, biaya kantor, tabungan.
Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan klien,
sumber biaya pengobatan.
7. Faktor pendidikan (Educational Factor)
Latar belakang pendidikan individu adalah pengalaman individu dalam menmpuh jalur
pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan individu, maka
keyakinannya harus didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan dapat beradaptasi
terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.

11
Perawat perlu mengkaji latar belakang pendidikan meliputi tingkat pendidikan, jenis
pendidikan, serta kemampuan belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya
sehingga tidak terulang kembali

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan dipengaruhi oleh
elemen-elemen antara lain struktur sosial seeperti tehnologi, kepercayaan dan factor
filosofi, sistem sosial, nilai-nilai kultural, politik dan factor-faktor legal,factor-faktor
ekonomi dan factor-faktor pendidikan.
Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan sejarah etnis,
masing-masing sistem ini nerupakan bagian struktur social. Pada setiap kelompok
masyarakat pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat dan praktek-
praktek yang merupakan bagian integral dari aspek-aspek struktur social.
Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan isualisasi hubungan antara berbagai
konsep yang signikan ide pelayanan dan peralatan yang dilihat leineinger sebagai bentuk
tindakan dari asuhan merupakan inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan
asuhan merupakan jantung dari keperawatan.
Tindakan membantu didefinisikan sebagai perilaku yang mendukung Menurut Leineinger
bantuan semacam ini baru dapat benar-benar efektif jika latar belakang budaya pasien
juga dipertimbangkan, dan bahhwa perencanaan dan pemberian asuhanselalu dikaitkan
dengan budaya.
3.2. Saran
Penerapan teori Leinienger diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmuan
tropologi agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.

12
Pelaksanaan teori leininger memerlukan pengabungan dari teori kepera)atan yanglain
yang terkait seperti teori adaptasi, self care, dan lain-lain.

Daftar Puastaka

Asmadi, S(kep, Ners, Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit buku kedokteran EGC,Jakarta

Biografi diambil dari http://en.wikipedia.org/wiki/madeleine-leininger, Di akses pada 26


September 2016

Teori Medeleine Leininger diambil dari The basic concepts of trancultutar nursing. Dari
http://www.cultulrediversity.org/thirdwrld.html. Di akses pada 26 september 2016

13

Anda mungkin juga menyukai