Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Banyak model konseptual dan teori yang telah dikembangkan para


ahli keperawatan, dimana teori dan model konseptual merupakan suatu cara
untuk memandang, menilai situasi kerja yang menjadi petunjuk bagi perawat
dalam mendapatkan informasi untuk menjadikan perawat peka terhadap apa
yang terjadi dan apa yamg harus dilakukan.
Teori-teori keperawatan juga digunakan dalam prakti,penelitian dan
proses belajar-mengajardalam bidang keperawatan sehingga perlu
deperkenalkan,disaji dan dikembangkan untuk memperkuat profesi
keperawatan. Perawat perlu memiliki latar belakang pengetahuan baik secara
teoritis maupun empiris terhadap teori-teori keperawatan yang ada, sehingga
perawat dapat memahami dan mengaplikasikan teori-teori tersebut.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan yang ada adalah teori
keperawatan yang dikembangkan oleh Madeleine Leininger yang lebih di
kenal dengan teori “trans Cultural”.

B. TUJUAN

Tujuan ditulis makalah ini antara lain untuk meningkatkan


pengetahuan tentang Teori Model Keperawatan Madeleine Leiniger serta
dapat menaplikasikannya dalam praktik keperawatan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

( Falsafah Dan Teori Dalam Keperawatan.,2015)


Siokal,B.,Patmawati,& Sudarman

A. Riwayat Hidup

Madeleine Leininger (13 Juli 1925 di Sutton , Nebraska, Amerika


Serikat ) adalah perintis teori keperawatan , pertama kali diterbitkan pada
tahun 1961 [1] . kontribusi nya untuk teori keperawatan melibatkan diskusi
tentang apa itu peduli. Terutama, ia mengembangkan konsep keperawatan
transkultural , membawa peran faktor budaya dalam praktek keperawatan ke
dalam diskusi tentang bagaimana terbaik hadir untuk mereka yang
membutuhkan asuhan keperawatan .
Dr Madeleine Leininger memegang gelar akademis berikut dan judul:
1. PhD – Doctor of Philosophy (cultural and social Anthropology) PhD –
Doctor ofPhilosophy (Antropologi budaya dan sosial)
2. LHD – Doctor of Human Sciences LHD – Dokter Ilmu Pengetahuan
Manusia

2
3. DS – Doctor of Science DS – Dokter Sains
4. RN – Registered Nurse RN – Perawat Terdaftar
5. CTN – Certified Transcultural Nurse CTN – Perawat Transcultural
Bersertifikat
6. FRCNA – Fellow of the Royal College of Nursing in Australia FRCNA –
Fellow dari Royal College of Nursing di Australia
7. FAAN – Fellow American Academy of Nursing FAAN – Fellow
American Academy of Nursing(Siokal,B.,2015)

Leininger Madeline adalah seorang antropolog perawat perintis.


Menjabat dekan dari University of Washington, Sekolah Keperawatan pada
tahun 1969, dia tetap dalam posisi itu sampai 1974. janji nya mengikuti
perjalanan ke New Guinea pada tahun 1960 yang membuka matanya untuk
kebutuhan perawat untuk memahami ‘pasien dan latar belakang budaya
mereka dalam rangka untuk menyediakan perawatan. Dia dianggap oleh
beberapa orang sebagai “Margaret Mead keperawatan” dan diakui di seluruh
dunia sebagai pendiri keperawatan transkultural, sebuah program yang dia
menciptakan di Sekolah pada tahun 1974.
Dr Leininger telah menyediakan bahan berikut yang dapat didownload
pada forum diskusi: Enabler Sunrise (Sunrise Model), Paket Informasi
tentang Dr Leininger, Informasi tentang Leininger’s 2005 Dr Awards
Terobosan dan Beasiswa, Surat Terbuka untuk Perawat dengan Informasi
Kontak.
Madeleine Leininger adalah pendiri gerakan Transcultural
Keperawatan di seluruh dunia Dia tetap sebagai salah satu penulis paling
produktif keperawatan dan otoritas terkemuka di seluruh dunia dalam bidang
perawatan budaya.
Pendidikan Madeliene M. Leininger :
1. Tahun 1948 lulus dari St. Anthony·s School of Nursing, Denver, CO.
2. Tahun 1950 mendapat BSN dari Benedictine College, Atchison, KS.M

3
3. Tahun 1953 memperoleh MSc Keperawatan dari Catholic University,
Washington, DC.
4. Tahun 1965 mendapat gelar PhD dalam Antropology dari University of
Washington, Seattle.( Siokal,B.,2015)

B. Konsep Teori Medeleine Leininger

Teori Leininger adalah untuk menyediakan langkah-langkah


perawatan yang selaras dengan individu atau kelompok budaya kepercayaan,
praktik, dan nilai-nilai. Pada tahun 1960-an diamenciptakan budaya kongruen
perawatan jangka panjang, yang merupakan tujuan utama transkultural
keperawatan praktek. Budaya perawatan sebangun adalah mungkin bila
tindakan terjadi dalam hubungan perawat-klien (Leininger, 1981).
Leininger mengembangkan istilah baru untuk prinsip dasar teorinya.
Ini definisi dan prinsip-prinsip istilah kunci untuk memahami teori tersebut.
Di bawah ini adalah ringkasan dasar prinsip yang penting untuk memahami
teori Leininger :
1. Care adalah untuk membantu orang lain dengan kebutuhan nyata atau
diantisipasi dalam upaya untuk memperbaiki kondisi manusia yang
menjadi perhatian atau untuk menghadapi kematian.
2. Merawat adalah tindakan atau kegiatan diarahkan memberikan
perawatan.
3. Budaya mengacu pada belajar, berbagi, dan dipancarkan nilai-nilai,
keyakinan, norma, dan kehidupan dari individu tertentu atau kelompok
yang membimbing mereka berpikir, keputusan, tindakan, dan cara berpola
hidup.
4. Perawatan Budaya mengacu pada beberapa aspek budaya yang
mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk meningkatkan kondisi
manusia atau untuk menangani penyakit atau kematian.

4
5. Keragaman budaya peduli merujuk pada perbedaan dalam makna, nilai,
pantas tidaknya perawatan di dalam atau di antara kelompok-kelompok
orang yang berbeda.
6. Universalitas peduli Budaya mengacu pada perawatan umum atau arti
serupa yang jelas di antara banyak budaya.
7. Keperawatan adalah profesi yang dipelajari dengan disiplin terfokus
dengan perawatan fenomena.
8. Worldview mengacu pada cara orang cenderung untuk melihat dunia atau
alam semesta dalam menciptakan pandangan pribadi tentang hidup.
9. Budaya dan dimensi struktur sosial termasuk faktor yang berhubungan
dengan agama, struktur sosial, politik / badan hukum, ekonomi, pola
pendidikan-terns, penggunaan teknologi, nilai-nilai budaya, dan
ethnohistory yang di-fluence tanggapan budaya manusia dalam konteks
budaya.
10. Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan
budaya dan dihargai oleh budaya yang ditunjuk.
11. Pelestarian budaya perawatan atau pemeliharaan mengacu pada kegiatan
pelayanan keperawatan yang membantu orang dari budaya tertentu untuk
menyimpan dan menggunakan inti kebudayaan nilai perawatan terkait
dengan masalah kesehatan atau kondisi.
12. Budaya akomodasi perawatan atau negosiasi merujuk kepada tindakan
keperawatan kreatifyang membantu orang-orang dari budaya tertentu
beradaptasi dengan atau bernegosiasi dengan lain- ers dalam kesehatan
masyarakat dalam upaya untuk mencapai tujuan bersama dari hasil
kesehatan yang optimal untuk klien dari budaya yang ditunjuk.
Memahami Kerja Theorists Perawat
13. Budaya perawatan restrukturisasi mengacu pada tindakan terapi yang
diambil oleh budaya perawat yang kompeten atau keluarga. Tindakan ini
memungkinkan atau sebagai klien untuk mengubah perilaku kesehatan
pribadi terhadap menguntungkan hasil sementara menghormati nilai-nilai
budaya klien. (Siokal,B.,2015)

5
Leininger mengusulkan bahwa ada tiga modus untuk membimbing
penilaian asuhan keperawatan, keputusan, atau tindakan untuk memberikan
perawatan yang tepat, bermanfaat, dan bermakna yaitu :
a. pelestarian dan / atau pemeliharaan
b. akomodasi dan / atau negosiasi
c. re-pola dan / atau restrukturisasi ( Siokal,B.,2015)

Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan care


dipengaruhi oleh elemen-elemen berikut yaitu : Struktur sosial seperti
teknologi, kepercayaan dan factor filosofi, sistem sosial, nilai-nilai cultural,
politik dan factor-faktor legal, factor-faktor ekonomi, dan factor-faktor
pendidikan. Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan,
bahasa dan sejarah etnis, masing-masing sistem ini merupakan bagian
struktur sosial. Pada setiap kelompok masyarakat; pelayanan kesehatan, pola-
pola yang ada dalam masyarakat dan praktek-praktek. Yang merupakan
bagian integral dari aspek-aspek struktur sosial (Leininger dan MC Farland
2002). Dalam model Sunrisenya Leininger menampilkan visualisasi
hubungan antara beberapa konsep yang disignifikan.(Siokal,B.,2015)
Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk
tindakan dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan.
Memberikan asuhan merupakan jantung dari keperawatan. Tindakan
membantu didefinisikan sebagai prilaku yang mendukung.(Siokal,B.,2015)
Menurut Leininger bantuan semacam itu baru dapat benar-benar
efektif jika latar belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa
perencanaan dan pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.
Beberapa inti dari model teorinya :
1. Asuhan membantu, mendukung atau membuat seorang atau kelompok
yang memiliki kebutuhan nyata agar mampu memperbaiki jalan hidup dan
kondisinya.
2. Budaya diekspresikan sebagai norma-norma dan nilai-nilai kelompok
tertentu.

6
3. Asuhan transkultural perawat secara sadar mempelajari norma-norma dan
nilai-nilai dan cara hidup budaya tertentu dalam rangka memberikan
bantuan dan dukungan dengan tujuan untuk membantu individu
mempertahankan tingkat kesejahteraanya.
4. Diversitas asuhan cultural, Keanekaragaman asuhan kultural mengakui
adanya variasi dan rentang kemungkinan tindakan dalam hal memberikan
bantuan dan dukungan.
5. Universalitas asuhan kultural merujuk pada persamaan atau karakteristik
universal, dalam hal memberikan bantuan dan dukungan (Siokal,B.,2015)

C. Hubungan Model Dan Paradigma Keperawatan


1) Manusia

Manusia adalah individu atau kelompok yamg memiliki nilai-nilai


dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menentukan pilihan
serta melakukan tindakan. Menurut Leininger, manusia memiliki
kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat
dimanapun ia berada.
2) Kesehatan

Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan


secara kultural memiliki nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan
individu maupun kelompok untuk menampilkan kegiatan budaya mereka
sehari-hari, keuntungan dan pola hidup.
3) Lingkungan

Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi,


atau pengalaman-pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku
manusia, interpretasi, dan interaksi sosial dalam lingkungan fisik, ekologi,
sosial politik, dan atau susunan kebudayaan.

7
4) Keperawatan

Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan


profesi keilmuan serta disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan
fenomena perawatan manusia yang bertujuan untuk membantu,
memberikan dukungan, menfasilitasi, atau memampukan individu maupun
kelompok untuk memperoleh kesehatan mereka dalam cara yang
menguntungkan yang berdasarkan pada kebudayaan atau untuk menolong
orang-orang agar mampu menghadapi rintangan dan
kematian.(Siokal,B.,2015)

D. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Caring

Caring adalah bentuk perhatian kepada orang lain, berpusat kepada


orang lain, menghargai harga diri dan kemanusiaan , berusaha mencegah
terjadi suatu yang buruk, serta memberi perhatian dan cinta. Caring adalah
suatu tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu

8
secara utuh,. Caring dalam keperawatan adalah fenomena transkultural
dimana perawat berinteraksi dengan klien, staf dan kelompok lain.
Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa ”care” adalah cocok dan
masuk akal terhadap kebutuhan klien dan realita yang ada.Leininger meyakini
bahwa “ perilaku caring dan praktiknya secara unik membedakan
keperawatan terhadap kontribusi dari disiplin ilmu yang lain.”
Alasan utama untuk mempelajari caring adalah :
1) Konsep ”care” muncul secara kritis pada pertumbuhan manusia,
perkembangan manusia, dan kemampuan bertahan pada makhluk hidup.
2) Untuk secara eksplisit mengerti secara menyeluruh aturan-aturan pemberi
pelayanan dan penerima pelayanan pada kultur yang berbeda untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan secara kultural
3) ”Care” adalah studi untuk memenuhi kebutuhan yang esensial untuk
proses penyembuhan, perbaikan dan untuk bertahan pada manusia dan
kelompok sepanjang waktu.
4) Profesi keperawatan telah mempelajari ”care” secara terbatas tetapi secara
sistematis dari persfektif kultural dan telah melupakan aspek-aspek
epistemology dan ontology yg berlandaskan pada pengetahuan
keperawatan.(Siokal,B.,2015)

Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan


pelayanan yang berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus
bekerja dengan prinsip ”care” dan pemahaman yang dalam mengenai ”care”
sehingga culture‟s care, nilai-nilai, keyakinan, dan pola hidup memberikan
landasan yang realiabel dan akurat untuk perencanaan dan implementasi yang
efektif terhadap pelayanan pada kultur tertentu. Dia meyakini bahwa seorang
perawat tidak dapat memisahkan cara pandangan dunia, struktur sosial dan
keyakinan kultur ( orang biasa dan profesional) terhadap kesehatan,
kesejahteraan , sakit, atau pelayanan saat bekerja dalam suatu kelompok
masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama
lain. Struktur sosial seperti kepercayaan, politik, ekonomi dan kekeluargaaan

9
adalah kekuatan signifikan yang berdampak pada ”care” dan mempengaruhi
kesejahteraan dan kondisi sakit.(Siokal,B.,2015)

E. Kelebihan dan Kekurangan Teori Transcultural dari Leininger


1. Kelebihan :
a. Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat memberikan
pengetahuan kepada perawat dalam pemberian asuhan dengan latar
belakang budaya yang berbeda.
b. Teori ini sangat berguna pada setiap kondisi perawatan untuk
memaksimalkan pelaksanaan model-model teori lainnya (teori Orem,
King, Roy, dll).
c. Penggunakan teori ini dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang
akan berdampak terhadap pasien, staf keperawatan dan terhadap
rumah sakit.
d. Penggunanan teori transcultural dapat membantu perawat untuk
membuat keputusan yang kompeten dalam memberikan asuhan
keperawatan.
e. Teori ini banyak digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan
pengembangan praktek keperawatan .(Siokal,B.,2015)
2. Kelemahan :
a. Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri
sendiri dan hanya digunakan sebagai pendamping dari berbagai
macam konseptual model lainnya.
b. Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam
mengatasi masalah keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan
model teori lainnya.(Siokal,B.,2015)

Akhirnya, menurut Leininger, tujuan studi praktek pelayanan


kesehatan transkultural adalah meningkatkan pemahaman atas tingkah
laku manusia dalam kaitan dengan kesehatannya. Dengan
mengidentifikasi praktek kesehatan dalam berbagai budaya (kultur) baik

10
dimasa lalu maupun zaman sekarang, akan terkumpul persamaan-
persamaan, sehingga kombinasi pengetahuan tentang pola praktek
transkultural dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan makin
sempurnanya pelayanan perawatan dan kesehatan orang banyak dari
berbagai kultur.(Siokal,B.,2015)

F. Contoh Aplikasi Kasus Dalam Proses Keperawatan

Studi Kasus
Strategis I,Perlindungan/Mempertahankan budaya.
Seorang dokter muda berumur 28 tahun baru saja melahirkan anak
pertamanya, di kamar perawatan dia ditemani oleh suamindan kelurga
termaksud mertuanya. Karena baru selesai melahirkan, sang dokter
tampaknya agak malas untuk menyusui bayinya saat itu dan ingin tidur
sebentar. Melihat hal termaksud ibu mertuanya berkata tidak baik bagi
seorang ibu yang baru melahirkan untuk bermalas-malasan dan tidak segera
menyusui bayinya, menurut ibu mertuanya nanti akan terbawa malas untuk
bekerja di kemudian hari.
Saat yang bersamaan,seorang perawat ada di situ sedang memeriksa
keadaan ibu dan bayi tersebut, dia mengiyakan pendapat dari mertua dokter
itu dengan mengemukakan argumentasinya bahwa kontak pertama ibu dan
anak adalah hal yang sangat baik untuk perkembangan mental bayi nanti;
semakin cepat bayi menyusui akan merangsang produk ASI;semakin cepat
bergerak akan lebih cepat ibu mandiri merawat dari dan bayi.
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan
untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih
menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan
menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan.
(Siokal,B.,2015)

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan


dipengaruhi oleh elemen-elemen antara lain : struktur sosial seeperti
tehnologi, kepercayaan dan faktor filosofi, sistem sosial, nilai-nilai kultural,
politik dan fakto-faktor legal, faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor
pendidikan.
Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan
sejarah etnis, masing-masing sistem ini nerupakan bagian struktur sosial.
Pada setiap kelompok masyarakat: Pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada
dalam masyarakat dan praktek-praktek yang menrupakan bagian integral dari
aspek-aspek struktur sosial.
Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan visualisasi hubungan
antara berbagai konsep yang signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang
dilihat Leineinger sebagai bentuk tindakan dari asuhan) merupakan inti dari
idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan merupakan jantung dari
keperawatan.
Tindakan membantu didefinisikan sebagai perilaku yang mendukung.
Menurut Leineinger bantuan semacam ini baru dapat benar-benar efektif jika
latar belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan
dan pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.

B. Saran

Penerapan teori Leinienger diperlukan pengetahuan dan pemahaman


tentang ilmu antropologi agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang
baik.
Pelaksanaan teori leininger memerlukan pengabungan dari teori
keperawatan yang lain yang terkait seperti teori adaptasi, self care, dll

12
DAFTAR PUSTAKA

Siokal,B.,Patmawati,& Sudarman.2017. Falsafah Dan Teori Dalam


Keperawatan.Jakarta:CV. Trans Info Media

13

Anda mungkin juga menyukai