DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
1. Ulfa Tiara
2. Nela Desmala Sari
3. Ade Nopita
4. Venny Nevia Gustin
5. Rismalawati
6. Jumraeni
7. Serly Yuliana
8. Lekha Metriani
9. Erma Nesti
10. Harleni Megawati
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini
sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Tak lupa pula, penulis kirimkan
salam dan salawat kepada junjungan kita semua, Rasulullah Muhammad SAW,
keluarga, dan seluruh sahabatnya.
Makalah ini membahas tentang “Micro Teaching The Accelerated
Learning”. Banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian
makalah ini. Oleh karena itu, penulis ucapkan banyak terimakasih. Kami
menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, olehnya itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian.
Besar harapan kami, dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan
sumbangsih yang berarti demi kemajuan ilmu pengetahuan bangsa.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Orthorexia .................................................................................. 3
B. Bagaimana seseorang dapat mengalami orthorexia ................... 3
C. Cara Mengetahui Jika Seseorang Mengalami Orthorexia ......... 4
D. Dampak Orthorexia ................................................................... 5
E. Cara Memulihkan Kelainan Orthorexia ..................................... 5
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Guru atau pendidik yang baik adalah, mereka yang berhasil membawa
peserta didik mencapai tujuan dan hasil yang baik sesuai dengan kaidah yang
berlaku dalam suatu pendidikan. Untuk mencapai efektifitas suatu
pembelajaran, tentunya dibutuhkan seorang guru profesional yang betul-betul
memahami tentang bagaimana melaksanakan suatu pembelajaran dengan baik,
serta memiliki ketrampilan (skill) dasar mengajar yang baik sebelum
melaksankan tugas sebagai seorang pendidik atau guru .
Keprofesionalisme seorang pendidik dapat diperoleh dari pelatihan serta
pengalaman belajar. Pelatihan dan pengalaman itu sendiri dapat diperoleh
antara lain dengan mengikuti pembelajaran micro (micro teaching).
Pembelajaran micro memiliki tujuan untuk membekali para calon
pendidik (guru) agar memiliki beberapa keterampilan dasar dalam mengajar,
serta dapat mendalami makna dan strategi yang akan digunakan pada suatu
proses pembelajaran. Tenaga pendidik (guru) tentunya harus terus berlatih
keterampilan tersebut satu demi satu.
Oleh karena itu, pembelajaran mikro sangat dibutuhkan oleh seorang
calon tenaga pendidik (guru) dalam bentuk peer teaching dengan harapan
agar para calon pendidik sekalius dapat menjadi pengamat bagi teman sesama
calon pendidik, untuk saling memberikan koreksi dan masukan mengenai
penguasaan keterampilan dasar mengajar yang dimilikinya.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran micro teaching ?
2. Apa yang dimaksud dengan The accelerated learning ?
3. Apa yang dimaksud dengan Quantum teaching ?
4. Apa yang dimaksud dengan Coaching dan buzz group ?
1
5. Apa yang dimaksud dengan Focus group discussion (FGD)
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui pembelajaran micro teaching
2. Untuk mengetahui The accelerated learning
3. Untuk mengetahui Quantum teaching
4. Untuk mengetahui Coaching dan buzz group
5. Untuk mengetahui Focus group discussion (FGD)
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
b. Dapat melaksanakan keterampilan khusus dalam mengajar.
c. Dapat mempraktekkan berbagai teknik mengajar dengan benar dan
tepat.
d. Dapat mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif, produktif dan
efesien
e. Dapat bersikap profesional keguruan.
4
d. Micro teaching allows for the increased control of practice
Pembelajaran mikro diarahkan untuk meningkatkan kontrol pada
setiap jenis keterampilan yang dilatihkan. Kontrol yang ketat, cermat
dan komprehensif relatif lebih mudah dilakukan dalam pembelajaran
mikro, karena setiap peserta yang berlatih hanya memfokuskan diri
pada keterampilan tertentu saja.
e. Micro teaching greatly expands teh normal knowledge of results or
feedback dimension in teaching
Pembelajaran mikro diharapkan dapat memperluas wawasan dan
pemahaman yang terkait dengan pembelajaran, karena pihak-pihak
yang berkepentingan dan juga terlibat di dalamnya mendapatkan
masukan dari pihak lainnya.
5
6. Penilaian Pembelajaran Micro
Penilaian (evaluasi) dilakukan melalui kemampuan mahasiswa
dalam menyusun desain pembelajaran, pengamatan terhadap kemampuan
mahasiswa dalam menerapkan keterampilan mengajar pada saat praktik
mengajar berlangsung di kelas atau di microteaching dengan blanko
penilaian yang telah disediakan, keseriusan dalam mengikuti perkuliahan
dan prosentase kehadiran (presensi).
6
kewajiban, sementara suasana belajar yang menyenangkan diperlukan
untuk memotivasi peserta didik dalam belajar dan memudahkannya untuk
menyerap beragam ilmu, maka pembelajaran yang menyenangkan menjadi
sesuatu yang wajib dan tidak bisa dilepaskan dalam kegiatan belajar
mengajar.
Model pembelajaran Accelerated Learning (pembelajaran yang
dipercepat) adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu
rangkaian pendekatan praktis dalam upaya meningkatkan hasil
pembelajaran dan kondisi yang disukai oleh peserta didik. Model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau dalam
pembelajaran tutorial.
7
mengawali proses belajar secara positif dan menarik. Tahap
penyampaian dalam belajar bukan hanya sesuatu yang dilakukan
fasilitator, melainkan sesuatu yang secara aktif melibatkan peserta
didik dalam menciptakan pengetahuan di setiap langkahnya.
c. Teknik Pelatihan
Tahap pelatihan (integrasi) merupakan intisari Accelerated
Learning (pembelajaran yang dipercepat). Tanpa tahap penting ini,
tidak ada pembelajaran. Bagaimanapun, apa yang dipikirkan dan
dikatakan serta dilakukan peserta didiklah yang menciptakan
pembelajaran, dan bukan apa yang dipikirkan, dikatakan dan dilakukan
oleh instruktur. Peranan instruktur adalah mengajak peserta didik
berfikir, berkata, dan berbuat-menangani materi belajar yang baru
dengan cara yang dapat membantu mereka memadukannya ke dalam
struktur pengetahuan, makna dan keterampilan internal yang sudah
tertanam dalam diri. Pembelajaran adalah perubahan. Jika tidak ada
waktu berubah, berarti tidak ada pembelajaran yang sejati.
d. Teknik Penampilan
Tujuan tahap penampilan hasil adalah membantu pelajar
menerapkan dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilan
baru mereka pada pekerjaan sehingga pembelajaran tetap melekat dan
prestasi terus meningkat. Dalam istilah pertanian penampilan hasil
sama dengan panen.
8
b. Belajar adalah Berkreasi, bukan Mengonsumsi. Pengetahuan bukanlah
sesuatu yang diserap oleh peserta didik, melainkan sesuatu yang
diciptakan oleh peserta didik.
c. Kerja Sama Membantu Proses Belajar. Semua usaha belajar yang baik
mempunyai landasan sosial. Suatu komunitas belajar selalu lebih baik
hasilnya dari pada beberapa individu yang belajar sendi-sendiri, karena
kerja sama diantara mereka mempercepatnya. Kerja sama dapat
menghilangkan hambatan mental akibat terbatasnya pengalaman dan
cara pandang yang sempit.
d. Pembelajaran Berlangsung Pada Banyak Tingkatan Secara Simultan.
Belajar bukan hanya menyerap satu hal kecil pada satu waktu secara
linier, melainkan menyerap banyak hal sekaligus. Belajar Berasal dari
Mengerjakan Pekerjaan Itu Sendiri (dengan umpan balik). Belajar
paling baik adalah belajar dalam konteks. Hal-hal yamg dipelajari
secara terpisah akan sulit diingat dan mudah menguap. Kita belajar
berenang dengan berenang, cara bernyanyi dengan bernyanyi dan lain
sebagainya
e. Emosi Positif Sangat Membantu Peserta didik. Perasaan menentukan
kualitas dan juga kuantitas belajar seseorang. Perasaan negatif
menghalangi belajar, dan perasaan positif mempercepatnya.
9
dalam diri pembelajaran, carilah cara untuk mengajak mereka untuk
membicarakan apa yang sedang mereka pelajari.
c. Belajar Visual
Belajar visual adalah belajar dengan mengamati dan
menggambarkan. Ada beberapa hal yang dapat guru manfaatkan untuk
membuat pembelajaran lebih visual, diantaranya adalah: bahasa yang
penuh gambar, bahasa tubuh yang dramatis, cerita yang hidup, perihal
ruangan, dekorasi berwarna-warni dan lain sebagainya
d. Belajar Intelektual
Menurut Dave Meier yang dimaksud dengan “intelektual” disini
bukanlah pendekatan belajar tanpa emosi, tidak berhubungan,
rasionalistis, “akademis”, dan terkotak-kotak, melainkan menunjukkan
apa yang dilakukan peserta didik dalam pikiran mereka secara internal
ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu
pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari
pengalaman tesebut.
10
sedang dijalani. Dari segi konsepnya Quantum Teaching merupakan
dialektika teori-teori belajar dan teori psikologi yang menciptakan sebuah
paradigma baru yang inklusif mengenai pembelajaran.
11
memaksimalkan kelompoknya dan masing-masing dalam memahami
bahan ajar. Dalam hal ini terbentuk suasana saling ketergantungan
yang positif antar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
12
d. Akui Setiap Usaha.
Belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar
dari kenyamanan. Ketika siswa telah mengambil langkah ini, mereka
patut diberi pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
Prinsip Akui Setiap Usaha mengandung konsekuensi bahwa dalam
pembelajaran, guru harus mengakui setiap usaha siswa, baik usaha
yang sudah tepat atau yang belum. Perlu dipahami bahwa dalam
pembelajaran kuantum tidak dikenal istilah “gagal”. Yang ada
hanyalah hasil dan umpan balik. Setiap hasil adalah prestasi, dan
masing-masing akan menjadi umpan balik demi pencapaian hasil yang
tepat sebagaimana dimaksudkan.
e. Jika Layak Dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan.
Perayaan merupakan sarapan bagi pelajar juara. Perayaan
memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan
asosiasi emosi positif dengan belajar. Mengadakan perayaan bagi
siswa akan mendorong mereka memperkuat rasa tanggung jawab dan
mengawali proses belajar mereka sendiri. Perayaan juga akan
mengajarkan kepada siswa mengenai motivasi hakiki tanpa “insentif”.
Siswa akan menanti kegiatan belajar, sehingga pendidikan mereka
lebih dari sekadar mencapai nilai tertentu.
13
5) Tahap Kelima : Ulangi
6) Ahap Keenam: Rayakan
b. Metode AMBAK
1) A : Apa yang dipelajari
2) M : Manfaat
3) BAK : Bagiku
14
3) Adanya kerjasama.
4) Menawarkan ide dan proses cemerlang dalam bentuk yang enak
dipahamisiswa.
5) Menciptakan tingkah laku dan sikap kepercayaan dalam diri
sendiri.
6) Belajar terasa menyenangkan.
7) Ketenangan psikologi.
8) Motivasi dari dalam.
9) Adanya kebebasan dalam berekspresi.
10) Menumbuhkan idialisme, gairah dan cinta mengajar oleh guru.
b. Kekurangan Quantum Teaching
1) Memerlukan persiapan yang matang bagi guru dan lingkungan
yang mendukung.
2) Memerlukan fasilitas yang memadai.
3) Model ini banyak dilakukan di luar negeri sehingga kurang
beradaptasi dengan kehidupan di Indonesia.
4) Kurang dapat mengontrol siswa
15
2. Kelebihan Metode Buzz Group Setiap metode pembelajaran mempunyai
a. Metode Diskusi Buzz Group Mendorong siswa yang malu-malu untuk
memberikan sumbangan pikiran sehingga dapat meningkatkan
partisipasi peserta yang masih belum banyak berbicara dalam
diskusiMenciptakan suasana yang menyenangkan
b. Menghemat waktu memungkinkan pembagian tugas kepemimpinan;
Memberikan variasi kegiatan belajar yang disertai dengan penggunaan
metode lain
c. Membangkitkan motivasi siswa, motivasi ini dapat menjadikan siswa
berpikir ilmiah dan dapat mengembangkan pengetahuan
d. Metode ini dapat membangun suasana saling menghargai perbedaan
pendapat dan mengembangkan kesamaan pendapat dalam mencari
suatu rumusan terbaik mengenai suatu persoalan
e. Menguasai bahan Dengan diskusi siswa terbantu untuk lebih menguasai
bahan yang didiskusikan, bukan hanya menghafal.
f. Memecahkan persoalan Dengan diskusi siswa dapat memecahkan
persoalan yang dianjurkan guru, jadi siswa belajar memecahkan
persoalan bersama.
g. Perkembangan moral Dengan diskusi siswa dilatih mengembangkan
moral seperti menghargai nilai moral seperti menghargai nilai orang.
16
kesulitan dan selalu memantau kegiatan diskusi siswa sehingga diskusi
dapat berjalan lancar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
17
berani berbicara terbuka dan spontan tentang hal yang dianggap penting
yang berhungan dengan topik diskusi saat itu. Interaksi diantara peserta
merupakan dasar untuk memperoleh informasi. Peserta mempunayi
kesempatan yang sama untuk mengajukan dan memberikan pernyataan,
menanggapi, komentar maupun mengajukan pertanyaan.
2. Tujuan FGD
Tujuan FGD adalah untuk memperoleh masukan maupun informasi
mengenai suatu permasalahan. Penyelesaian tentang masalah ini ditentukan
oleh pihak lain setelah masukan diperoleh dan dianalisa.
3. Karakteristik FGD
Peserta terdiri dari 6 – 12 orang dengan maksud agar setiap individu
mendapat kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. Umumnya FGD
dilaksanakan pada populasi asaran yang homogen (mempunayi ciri-ciri
yang sama)< ciri-ciri yang sama tersebut ditentukan oleh tujuan dari
penelitian
4. Pembentukam FGD
Setiap FGD dibutuhkan 1 (satu) orang moderator, 1 (satu) pencatat
proses, 1 (satu) pengembang peserta dan 1 (satu) atau 2 (dua) orang logistik
dan blocker
18
e. Perhatian yang penting dan mungkin tidak muncul dalam kehidupan
sehari-hari, melalui diskusi kelompok ini dapat dimunculkan.
19
rekomendasi dan aksi, dengan mudah objek penelitian bersedia
menerima rekomendasi tersebut. Partisipasi dalam FGD memberikan
kesempatan bagi tumbuhnya kedekatan dan perasaan memiliki.
Kegunaan FGD di samping sebagai alat pengumpul data adalah
sebagai alat untuk meyakinkan pengumpul data (peneliti) sekaligus
alat re-check terhadap berbagai keterangan/informasi yang didapat
melalui berbagai metode penelitian yang digunakan atau keterangan
yang diperoleh sebelumnya, baik keterangan yang sejenis maupun
yang bertentangan.
20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mengajar merupakan aktivitas yang kompleks yang mengandung unsur
teknologi, ilmu seni, dan pilihan nilai. Aktivitas mengajar memerlukan
kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi kompetensi
guru secara utuh dan menyeluruh.
Guru memiliki peranan penting dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Berhasilnya suatu proses belajar sangat bergantung pada kompetensi-
kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru. Oleh karena itu, untuk menjadi
seoarang guru yang profesional, para calon pendidik (guru) perlu berlatih terus
menerus, antara lain melalui Micro Teaching.
Melalui micro teaching, para calon pendidik (guru) dapat:
1. Mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum terjun kekelas yang
sebenarnya
2. Menguasai beberapa keterampilan dasar mengajar dan memahami kapan
dan bagaimana keterampilan itu diterapkan, sehingga calaon guru mampu
menciptakan proses pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik
3. Memberikan pengalaman belajar yang nyata dan latihan sejumlah
keterampilan dasar mengajar secara terpisah.
4. Memberikan pemahaman mengenai 4 kompetensi pendidik seta 10
kompetensi guru yang harus dimiliki oleh seorang calon pendidik.
B. SARAN
Dalam dunia pendidikan masih banyak pendidik atau guru-guru yang
belum memahami dan mengerti pentingnya kompetensi atau keterampilan
dalam mengajar. Mereka hanya berpikir bahwa mengajar adalah hal yang
biasa-biasa saja, hal ini membuat banyak para pendidik atau guru gagal dalam
menghasilkan output-output yang berkualitas.
21
Disamping itu juga, kurangnya keterampilan atau kompetensi yang
dimiliki oleh seorang guru, menjadi factor utama kegagalan mereka untuk
menjadi seorang guru yang profesional.
Oleh karena, saran penulis kepada calon pendidik ataupun yang sudah
menjadi guru serta kepada semua pembaca, agar senantiasa mau terus belajar
dan berlatih, sehingga dapat mengembangkan kemampuan atau keterampilan
dalam mengajar sehingga dapat menghasilkan generasi-generasi muda yang
berkualitas.
22
DAFTAR PUSTAKA
Colin Rose, Malcom J Nichol. 2010. Accelerated Leraning For The 21 Century:
Cara Belajar Cepat Abad XXI, diterjemah oleh Dedy Ahimsa, Bandung:
Nuansa, Cet. IV.
Dave Meir. 2011. The Accelerated Learning Handbook: Panduan Kreatif dan
Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, Saduran. Bandung:
Kaifa.
Suprijanto. 2012. Pendidikan Orang Dewasa dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta :
PT Bumi Aksara.