Anda di halaman 1dari 18

KONSEP BUDAYA DAN ANTROPOLOGI KESEHATAN

DosenPembimbing : Ns. Ratna Indah Sari Dewi, M.Kep

Nama Kelompok 1 :

1. Elsi Audina Sari


2. Felya Elsa Pratiwi Kurnia
3. Febriola Yuki Nugraha
4. Nadia Mulia Fitri
5. Ridho Mahendra

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “antropologi
kesehatan”.Makalah ini dapat dijadikan bahan sumber bacaan yang membahas mengenai
sejarah antropologi kesehatan dan hubungan antropologi dengan kesehatan serta kegunaan
antropologi kesehatan dan merupakan sarana untuk kami sebagai menambah syarat untuk
melengkapi tugas dalam mata kuliah antropologi yang telah ditugaskan.

Dalam makalah Antropologi Kesehatan ini kami mendiskusikan sejumlah pokok


bahasan yang berhubungan mengenai masalah dengan antropologi kesehatan dari sejak
generasi yang lalu. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca maupun bagi
kami, saran serta kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini kami
harapkan.

Padang,08 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….......i

DAFTAR ISI………………………………………………………………….……ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………....1

A. Latar Belakang……………………………………………………………….1
B. Tujuan………………………………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..3

A. Pengertian Transkultural……………………………………………………...3
B. Tujuan………………………………………………………………………...3

C. Konsep Budaya……………………………………………………………...3

D. Pengertian Antropologi Kesehatan………………………………………….6

E. Sejarah Antropologi Kesehatan……………………………………………...7

F. Hubungan Sosial Budaya……………………………………………………8

G. Perkembangan Sosial Budaya dari Sisi Biological…………………………10

H. Perkembangan Antropologi Kesehatan dari Sisi Sosiocultural…………….11

I. Perbedaan antara Perkembangan Antropologi Kesehatan Biological Pole dan


Sosiocultural Pole………………………………………………………….11
J. Kegunaan Antropologi Kesehatan…………………………………………12

BAB III PENUTUP……………………………………………………………….14

A. Kesimpulan…………………………………………………………………14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Antropologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk
manusia dan juga budayanya. Menurut Koentjaraningrat (1981 : 11) antropologi berarti
“ilmu tentang manusia.” Ilmu antropologi telah berkembang dengan luas, ruang lingkup
dan batas lapangan perhatiannya yang luas. Terdapat macam-macam antropologi seperti
antropologi fisik, antropologi budaya, antropologi biologi antropologi sosial, antropologi
kesehatan. Ilmu antropologi memberi sumbangan bagi ilmu kesehatan. Anderson (2006 :
247) menyatakan bahwa kegunaan antropologi bagi ilmu-ilmu kesehatan terletak dalam 3
kategori utama :
a. Ilmu antropologi memberikan suatu cara yang jelas dalam memandang masyarakat
secara keseluruhan maupun para anggota individual mereka. Ilmu
antropologimenggunakan pendekatan yang menyeluruh atau bersifat sistem, dimana
peneliti secara tetap menanyakan, bagaimana seluruh bagian dari sistem itu saling
menyesuaikan dan bagaimana sistem itu bekerja.
b. Ilmu antropologi memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk
menguraikan proses-proses perubahan sosial dan buaya dan juga untuk membantu
memahami keadaan dimana para warga dari “kelompok sasaran” melakukan respon
terhadap kondisi yang berubah dan adanya kesempatan baru.
c. Ahli antropologi menawarkan kepada ilmu-ilmu kesehatan suatu metodologi
penelitian yang longgar dan efektif untuk menggali serangkaian masalah teoritis dan
praktis yang sangat luas, yang dihadapi dalam berbagai program kesehatan.
Antropologi kesehatan sebagai ilmu akan memberikan suatu sumbangan pada
pengemban pelayanan kesehatan, termasuk didalamnya obstetri ginekologi sosial. Bentuk
dasar sumbangan keilmuan tersebut berupa pola pemikiran, cara pandang atau bahkan
membantu dengan paradigma untuk menganalisis suatu situasi kesehatan, berdasarkan
perspektif yang berbeda dengan sesuatu yang telah dikenal para petugas kesehatan saat ini.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, berbagai ilmu yang menunjang profesi
sangat diperlukan guna mendukung tenaga kerja yang profesional. di dalam bidang
kesehatan itu sendiri, khususnya perawat berbagai bidang ilmu yang mencakup bidangnya
sangat penting untuk dikuasai dan dipahami. salah satunya yaitu antropologi kesehatan.
1
Di dalam antropologi kesehatan itu sendiri tercakup materi mengenai perkembangan
antropologi kesehatan dimana di dalam perkembangannya menyangkut hal-hal yang
penting untuk dipelajari, yaitu : hubungan antara sosial budaya dan biologi yang
merupakan dasar dari perkembangan antro kesehatan, perkembangan antro kesehatan dari
sisi biological pole, perkembangan antro kesehatan darsi sisi sosiocultural pole, beda
antara perkembangan antro kesehatan biological pole dan sosiocultural pole, dan kegunaan
antro kesehatan. Maka dari itu kami membuat makalah yang menyangkut tentang
antropologi kesehatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian antropologi kesehatan.
2. Mengetahui hubungan antara sosial budaya dan biologi yang merupakan dasar dari
perkembangan antro kesehatan.
3. Mengetahui perkembangan antro kesehatan dari sisi biological pole.
4. Mengetahui perkembangan antro kesehatan dari sisi sosiocultural pole.
5. Mengetahui beda antara perkembangan antro kesehatan biological pole dan
sosiocultural pole.
6. Mengetahui kegunaan antro kesehatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Transkultural

Transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada analisis dan

studi perbandingan tentang perbedaan budaya (Leininger, 1978). Keperawatan

ranscultural adalah ilmu dan kiat yang humanis, yang difokuskan pada perilaku individu

atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau

perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya. Pelayanan

keperawatan ranscultural diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.

B. Tujuan Keperawatan Transkultural

Tujuan penggunaan keperawatan ranscultural adalah untuk mengembangkan sains

dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang

spesifik dan universal. Kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai norma spesifik

yang tidak dimiliki oleh kelompok lain, seperti bahasa. Sedangkan kultur yang universal

adalah nilai atau norma yang diyakini dan dilakukan ransc oleh semua kultur seperti

budaya berolahraga membuat badan sehat, bugar; budaya minum teh dapat membuat

tubuh sehat (Leininger, 1978).

Dalam melaksanakan prakti kkeperawatan yang bersifat humanis, perawat perlu

memahami landasan teori dan praktik keperawatan yang berdasarkan budaya.Budaya yang

telah menjadi kebiasaan tersebut diterapkan dalam asuhan keperawatan ranscultural,

melalui 3 strategi utama intervensi, yaitu mempertahankan, bernegosiasi dan

merestrukturisasi budaya.

C. Konsep Budaya Keperawatan Transkultural


Budaya merupakan salah satu dari perwujudan atau bentuk interaksi yang nyata

sebagai manusia yang bersifat sosial. Budaya yang berupa norma, adat istiadat menjadi

acuan perilaku manusia dalam kehidupan dengan yang lain. Pola kehidupan yang

berlangsung lama dalam suatu tempat, selalu diulangi, membuat manusia terikat dalam

proses yang dijalaninya. Keberlangsungan terus-menerus dan lama merupakan proses

internalisasi dari suatu nilai-nilai yang mempengaruhi pembentukan karakter, pola pikir,

pola interaksi perilaku yang kesemuanya itu akan mempunyai pengaruh pada pendekatan

intervensi keperawatan (cultural nursing approach)

Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu. Oleh sebab itu,

penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat (Pasien).

Misalnya kebiasaan hidup sehari-hari, seperti tidur, makan, kebersihan diri, pekerjaan,

pergaulan sosial, praktik kesehatan, pendidikan anak, ekspresi perasaan, hubungan

kekeluargaaan, peranan masing-masing orang menurut umur. Kultur juga terbagi dalam

sub-kultur. Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur yang tidak seluruhnya

mengaanut pandangan keompok kultur yang lebih besar atau member makna yang

berbeda. Kebiasaan hidup juga saling berkaitan dengan kebiasaan cultural.

Nilai-nilai budaya Timur, menyebabkan sulitnya wanita yang hamil mendapat

pelayanan dari dokter pria. Dalam beberapa setting, lebih mudah menerima pelayanan

kesehatan pre-natal dari dokter wanita dan bidan. Hal ini menunjukkan bahwa budaya

Timur masih kental dengan hal – hal yang dianggap tabu.

Dalam tahun-tahun terakhir ini, makin ditekankan pentingnya pengaruh kultur

terhadap pelayanan perawatan. Perawatan Transkultural merupakan bidang yang relative

baru; ia berfokus pada studi perbandingan nilai-nilai dan praktik budaya tentang kesehatan

4
dan hubungannya dengan perawatannya. Leininger ( 1991 ) mengatakan bahwa

transkultural nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan

perbedaan maupun kesamaan nilai-nilai budaya (nilai budaya yang berbeda ras, yang

mempengaruhi pada seseorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan kepada

pasien). Perawatan transkultural adalah berkaitan dengan praktik budaya yang ditujukan

untuk pemujaan dan pengobatan rakyat (tradisional). Caring practices adalah kegiatan

perlindungan dan bantuan yang berkaitan dengan kesehatan.

Menurut Dr. Madelini Leininger, studi praktik pelayanan kesehatan transkultural

adalah berfungsi untuk meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam kaitan

dengan kesehatannya. Dengan mengidentifikasi praktik kesehatan dalam berbagai budaya

(kultur), baik di masa lampau maupun zaman sekarang akan terkumpul persamaan-

persamaan. Lininger berpendapat, kombinasi pengetahuan tentang pola praktik

transkultural dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan makin sempurnanya

pelayanan perawatan dan kesehatan orang banyak dan berbagai kultur.

Sistem pengobatan tradisional merupakan sub unsur kebudayaan masyarakat

sederhana, pengetahuan tradisional. Dalam masyarakat tradisional, sistem pengobatan

tradisional ini adalah pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara yang sama seperti

mempelajari pranata social umumnya dan bahwa praktek pengobatan asli (tradisional)

adalah rasional dilihat dari sudut kepercayaan yang berlaku mengenai sebab akibat. 

D. Pengertian Antropologi Kesehatan


Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti "manusia", dan logos yang
berarti ilmu. Menurut Koentjaraningrat dalam buku (1981 : 11) antropologi berarti “ilmu
tentang manusia.” Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur
budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita
Sarwono, 1993).
5
Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek
biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi
antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan
dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Antropologi Kesehatan adalah studi mengenai konfrontasi manusia dengan penyakit
dan keadaan sakit, dan mengenai susunan adaptif (yaitu sistem medis dan obat-obatan)
dibuat oleh kelompok manusia untuk berhubungan dengan bahaya penyakit pada manusia
sekarang ini. (Landy, dalam Koentjaraningrat ,2000). Landy juga menyatakan bahwa
terdapat tiga generalisasi yang pada umumnya disetujui oleh ahli antropologi, yaitu:
1. Penyakit dalam beberapa bentuk merupakan kenyataan universal dari kehidupan
menusia. Ini terjadi dalam keseluruhan waktu, tempat dan masyarkaat,
2. Kelompok manusia mengembangkan metode dan peran-peran yang teralokasi, sama
dengan sumber daya dan struktur mereka untuk meniru dengan atau merespon penyakit,
3. Kelompok manusia mengembangkan beberapa set kepercayaan, pengertian dan
persepsi yang konsisten dengan matriks budaya mereka, untuk menentukan atau
menyadari penyakit. Menurut Landy, Masyarakat yang berbeda, dengan budaya yang
berbeda, memiliki pandangan yang berbeda pula terhadap kesehatan dan penyakit, dan
juga berbeda ketika memperlakukan si pasien.

Menurut Foster/Anderson, Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah


kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial
budaya.

1) Pokok perhatian Kutub Biologi :


 Pertumbuhan dan perkembangan manusia
 Peranan penyakit dalam evolusi manusia
 Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba)
2) Pokok perhatian kutub sosial-budaya :
 Sistem medis tradisional (etnomedisin)
 Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka
 Tingkah laku sakit
 Hubungan antara dokter pasien

6
 Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat
tradisional.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah disiplin


yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkahlaku
manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah
kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia
(Foster/Anderson, 1986; 1-3)

E. Sejarah Antropologi Kesehatan

Uraian sejarah muncul dan perkembangan antropologi kesehatan dibuat menurut


urutan waktu cetusannya:

1. Tahun 1849
Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun 1849 menulis
apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang sakit, maka
apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur sosial, untuk
menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri sehingga kedokteran
dapat melihat struktur sosial yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit, maka
kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian tidak dapat dikatakan
bahwa Vichrow berperan dalam pembentukan asal-usul bidang Antropologi Kesehatan
tersebut., munculnya bidang baru memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang
cemerlang.

2. Tahun 1953
Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat pada
tulisan yang ditulis Caudill berjudul “Applied Anthropology in Medicine”. Tulisan ini
merupakan tour the force yang cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan
antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru.

3. Tahun 1963
Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi Kesehatan” dan Paul
membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel mengenai kedokteran
7
dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika benar-benar
menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu
antropologi. Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah
dengan munculnya tulisan yang dibuat Pearsall (1963) yang berjudul Medical Behaviour
Science  yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar
dalam bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi
Antropologi.

F. Hubungan antara Sosial Budaya dan Biologi yang merupakan Dasar dari
Perkembangan Antropologi Kesehatan.
Hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan
antropologi kesehatan yaitu masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang
merupakan resultant dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun
masalah buatan manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan
sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic
health well being , merupakan resultante dari 4 faktor yaitu :

1. Environment  atau lingkungan


2. Behaviour  atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan
dengan ecological balance
3. Heredity  atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan
sebagainya
4. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif,
kuratif, dan rehabilitative.
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang
paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan
masyarakat. Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti kelas social, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman
kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variable-variabel
tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien.

Misalnya dalam bidang biologi, antropologi kesehatan menggambarkan teknik dan


penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia,

8
genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan epidemiologi. Hal ini memungkinkan
untuk

menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan dengan menggunakan


teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosialdan budaya di masyarakat tertentu. Contoh :
penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa Tenggara Timur ditransmisikan
melalui gen resesif karena pernikahan diantara anggota keluarga.

G. Perkembangan Antropologi Kesehatan dari Sisi Biological Pole


Antropologi kesehatan dari sisi Biological Pole berusaha untuk memahami jasad/fisik
manusia melalui evolusi, kemampuan adaptasi, genetika populasi, dan primatologi (studi
tentang makhuk primate / binatang yang menyerupai manusia). Sisi biologi adalah hal
penting dalam kesehatan. Sisi biologi adalah kesatuan sistem organ tubuh yang saling
menunjang, apabila terdapat gangguan dari salah satu organ tubuh maka juga akan
menggangggu keseluruhan sistem fungsi.
Sisi biologi, melalui tubektomi, dilihat dari sudut budaya oleh Haryati, 1990 dalam
penelitiannya tentang penerimaan masyarakat desa terhadap cara ini untuk ber-KB. Kajian
yang dilakukan Haryati selangkah lebih maju dari dua peneliti sebelumnya dengan lebih
banyak menggali sisi biologi (tubektomi) dan kemudian memasukan ke dalam wacana
kesehatan pada masyarakat yang diteliti dengan melibatkan sistem pengetahuan mereka
untuk memilih cara ini dalam ber-KB.
Terdapat ahli-ahli antropologi yang pokok perhatiannya adalah tentang pertumbuhan
dan perkembangan manusia, peranan penyakit dalam evolusi manusia dan paleopatologi
(studi mengenai penyakit-penyakit purba). Ahli-ahli antropologi yang memiliki minat
tersebut mempunyai kesamaan perhatian dengan ahli-ahli genetika, anatomi, sorologi,
biokimia dan sejenisnya.
Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang
didapatkan dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosial dan budaya
di masyarakat tertentu. Ada beberapa ilmu yang memberikan sumbangan terhadap
antropologi kesehatan, antara lain :

1. Antropologi fisik/biologi/ragawi, Contoh : nutrisi mempengaruhi pertumbuhan,


bentuk tubuh, variasi penyakit. Selain itu juga mempelajari evolusi penyakit sebagai akibat
faktor budaya, migrasi dan urbanisasi.
9
2. Etnomedisin, awalnya mempelajari tentang pengobatan pada masyarakat primitif atau
yang masih dianggap tradisional, meski dalam perkembangan lebih lanjut stereotipe ini
harus dihindari karena pengobatan tradisional tidak selamanya terbelakang atau salah.
3. Kepribadian dan budaya, adalah observasi terhadap tingkah laku manusia di berbagai
belahan dunia. Misalnya: perawatan schizophrenia di suatu daerah untuk mencari
penyembuhan yang tepat dapat digunakan untuk mengevaluasi pola perawatan penyakit
yang sama.
4. Kesehatan Masyarakat, dimana beberapa program kesehatan bekerjasamadengan
antropologi untuk menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan praktek kesehatan.

H. Perkembangan Antropologi Kesehatan dari Sisi Sosiocultural Pole


Antropologi kesehatan mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang
berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, dalam jurnal Drs. Naffi
Sanggenafa, 2002. Jurnal Antropologi Papua.di antaranya objek yang menjadi kajian
disiplin ilmu ini adalah:

1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes).


2. Beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun
supernatural atau penyihir,
3. Kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda disetiap kelompok
masyarakat.
4. Healers yang mempunyai peranan sebagai penyembuh.
5. Perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual,
terutama illness dan sickness pada keluarga ataupun masyarakat.

Jauh sebelum apa yang disimpulkan ahli-ahli antropologi pada akhir abad 20, pada
tahun 1924 W.H. R. River, seorang dokter, menyebutkan bahwa kepercayaan medis dan
prakteknya tidak dapat dipisahkan dari aspek budaya dan organisasi sosial yang lain. Ia
menyatakan “praktek medis primitif mengikuti dari dan membuat pengertian dalam syarat-
syarat yang mendasari kepercayaan medis. Ia juga menyatakan keberadaan 3 padangan
dunia yang berbeda (gaib, religi, dan naturalistik) dan menghubungkan sistem-sistem
kepercayaan, dan tiap-tiap pandangan memilki model perilaku medis yang sesuai.
10
Ackerkencht, seorang dokter dan ahli antropologi, orientasi teoritisnya diungkapkan
dalam bentuk lima generalisasi yaitu:

1) Studi signifikan dalam antropologi medis bukanlah sifat tunggal melainkan


konfigurasi budaya secara keseluruhan dai masyarakat dan temapt dimana pola medis
berada dalam totalitas tersebut,
2) Ada begitu banyak pengobatan primitif,
3) Bagian dari pola medis, seperti yang ada pada keseluruhan budaya, secara fungsional
saling berkaitan,
4) Pengobatan primitif paling baik dipahami dalam kaitan kepercayaan dan definisi
budaya,
5) Manifestasi pengobatan primitif yang bervariasi seluruhnya merupakan pengobatan
gaib.

Penelitian-penelitian dan teori-teori yang dikembangkan oleh para antropolog,


perilaku sehat (health behavior ), perilaku sakit (illness behavior) perbedaan
antara illness dan disease, model penjelasan penyakit explanatory model ), peran dan karir
seorang yang sakit (sick role), interaksi dokter-perawat, dokter-pasien, perawat-pasien,
penyakit dilihat dari sudut pasien, membuka mata para dokter bahwa kebenaran ilmu
kedokteran modern tidak lagi dapat dianggap kebenaran absolut dalam proses
penyembuhan.
Terdapat ahli-ahli antropologi dengan pokok perhatian pada sistem medis tradisional
(etnomedisin), masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka,
tingkah laku sakit, hubungan antara dokter-pasien serta dinamika dari usaha
memperkenalkan pelayanan kesehatan Barat kepada masyarakat-masyarakat tradisional.

I. Perbedaan antara Perkembangan Antropologi Kesehatan Biological Pole dan


Sosiocultural Pole
Antropologi kesehatan tidak boleh dipandang sebagai penggabungan dari dua disiplin
yang longgar, biologi dan sosial-budaya, karena seringkali masalah-masalah yang dihadapi
kedua disiplin ilmu tersebut saling membutuhkan data maupun teori-teori dari kedua
bidang yang bersangkutan. Penyakit jiwa, misalnya, tidaklah semata-mata dapat dipelajari
dalam kerangka faktor fisiologis atau biokimia belaka, atau faktor-faktor psiko-sosial-
11
budaya yang bersumber pada stres; kedua jenis data tersebut penting untuk
memperoleh pemahaman yang mendalam dari faktor-faktor yang berpengaruh. Serupa
halnya dengan makanan, dimana kebiasaan makan dan makanan yang dipilih berkaitan
dengan tingkatan nutrisi. Demikian pula teori epidemiologi yang didasarkan atas
pengetahuan bahwa tingkahlaku manusia sangat mempengaruhi vektor yang menularkan
banyak pennyakit.

Pokok perhatian biological pole :


1) Pertumbuhan dan perkembangan manusia.
2) Peranan penyakit dalam evolusi manusia.
3) Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba)

Pokok perhatian sociocultural pole :


1) Sistem medis tradisional (etnomedisin).
2) Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka.
3) Tingkah laku sakit.
4) Hubungan antara dokter pasien.
5) Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat
tradisional.
Jadi perbedaannya terletak pada masing-masing disiplin ilmu yang bersangkutan,
dalam memandang suatu fenomena baik dari bidang biologi maupun bidang sosial-budaya.
Contoh: dari segi biologi, penyakit merupakan suatu kondisi patologis yang dibuktikan
dengan hasil-hasil tes laboratorium atau bentuk-bentuk pemeriksaan klinis lainnya. Namun
dari pandangan budaya, penyakit adalah pengakuan sosial bahwa seseorang itu tidak bisa
menjalankan peran normalnya secara wajar, dan bahwa harus dilakukan sesuatu terhadap
situasi tersebut. Dengan kata lain harus dibedakan antara penyakit (disease) sebagai suatu
konsep patologis, dan penyakit (illness) sebagai suatu konsep kebudayaan.

12
J. Kegunaan Antropologi Kesehatan
Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu
kesehatan lain sebagai berikut :

1. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk


individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan kontribusi
yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap bertumpu
pada akar kepribadian masyarakat yang membangun.
Contoh ; pendekatan sistem, holistik, relativisme yang menjadi dasar pemikiran
antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah dan
mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.
2. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses
sosial budaya bidang kesehatan. Memang tidak secara tepat meramalkan perilaku individu
dan masyarakatnya, tetapi secara tepat bisa memberikan kemungkinan luasnya pilihan
yang akan dilakukan bila masyarakat berada pada situasi yang baru.
3. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam merumuskan
suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan iterpretasi hasil tentang suatu
kondisi yang ada di masyarakat.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek
biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi
antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan
dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
2. Hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan
antropologi kesehatan yaitu masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang
merupakan resultant dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun
masalah buatan manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan
sebagainya.
3. Sisi biologi adalah kesatuan sistem organ tubuh yang saling menunjang, apabila
terdapat gangguan dari salah satu organ tubuh maka juga akan menggangggu keseluruhan
sistem fungsi.
4. Antropologi kesehatan mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang
berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya.
5. Perbedaan perkembangan antropologi kesehatan biological pole dan sosiocultural pole
yaitu  biological pole pokok perhatian adalah pertumbuhan dan perkembangan manusia,
peranan penyakit dalam evolusi manusia dan paleopatologi (studi mengenai penyakit-
penyakit purba). Pokok perhatian sociocultural pole adalah sistem medis tradisional
(etnomedisin), masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka,
tingkah laku sakit, hubungan antara dokter pasien dan dinamika dari usaha
memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat tradisional.
6. Kegunaan antropologi kesehatan adalah memberikan suatu cara untuk memandang
masyarakat secara keseluruhan termasuk individunya, memberikan suatu model yang
secara operasional berguna untuk menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan dan
sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian.
7. Budaya merupakan salah satu dari perwujudan atau bentuk interaksi yang nyata
sebagai manusia yang bersifat sosial. Budaya yang berupa norma, adat istiadat menjadi
acuan perilaku manusia dalam kehidupan dengan yang lain.
14
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Barbara dan George M. Foster. 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta : UI-
Press
Gutomo Priyatmono. 2007. Bermain dengan Kematian. Yogyakarta: Kanisius.
Koentjaroningrat.2000.Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta: PT. Rineka Cipta
Saifudin. 2005. Antropologi Kontemporer, Suatu Pengantar Kritis Mengenai
Paradigma. Jakarta: Prenata Media
Tedi Sutardi. 2007. Antropologi :mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
Sekolah Menengah Atas, Program Bahasa. Bandung: PT Setia Purna Inves.
Drs. Naffi Sanggenafa, 2002. Jurnal Antropologi Papua : Penerapan Ilmu Antropologi
Kesehatan Dalam Pembangunan Kesehatan Masyarakat Papua. Jayapura : Laboratorium
Antropologi Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Cenderawasih.
http://sayedmuddasir.wordpress.com/2014/05/01/pandangan-ahli-antropologi-terhadap-
penyakit/ pada pukul 13.30 WIB
http://www.anneahira.com/artikel-kesehatan-antropologi-kesehatan.htm pada pukul
13.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai