Dosen Pengampu:
1A D3 KEPERAWATAN PADANG
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan Rahmad nya.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, utusan dan manusia pilihannya.
Berkat pertolongan dan hidayahnya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu, dengan judul
“Antropologi Dalam Praktik Keperawatan ”. Atas di lancarkan pembuatan makalah ini kami berterima
kasih kepada ibuk dosen Ns Murniati Muchtar, S.Kep.SKM.M.Biomed selaku dosen pengampu mata
kuliah etika keperawatan
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari keterbatasan dan kekurangan yang dirasakan
mengingat pengetahuan dan pengalaman kami masih terbatas. Berkat bantuan dari berbagai pihak secara
langsung maupun tidak langsung, keterbatasan dan kekurangan tersebut dapat terselesaikan dengan baik.
Kami harap agar semua pihak dapat memberikan saran dan kritik yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermaanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami ucapkan
terima kasih.
Penulis
i
Daftar isi
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
BAB I.................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................2
Bab II................................................................................................................................................3
Pembahasan....................................................................................................................................3
A. Defenisi Antropologi............................................................................................................3
BAB III.............................................................................................................................................10
Penutup.........................................................................................................................................10
A. Kesimpulan.........................................................................................................................10
B. SARAN...............................................................................................................................10
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani berbagai
aspek dari kesehatan dan penyakit (Weaver, 1968;1). Antropologi kesehatan sebagai ilmu akan
memberikan suatu sumbangan pada pengemban pelayanan kesehatan, termasuk didalamnya
obstetri ginekologi sosial. Bentuk dasar sumbangan keilmuan tersebut berupa pola pemikiran,
cara pandang atau bahkan membantu dengan paradigma untuk menganalisis suatu situasi
kesehatan, berdasarkan perspektif yang berbeda dengan sesuatu yang telah dikenal para petugas
kesehatan saat ini.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, berbagai ilmu yang menunjang profesi sangat
diperlukan guna mendukung tenaga kerja yang profesional. Di dalam bidang kesehatan itu
sendiri, khususnya perawat berbagai bidang ilmu yang mencakup bidangnya sangat penting
untuk dikuasai dan dipahami. salah satunya yaitu antropologi kesehatan.
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya, sebagai salah satu
contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu
sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respons
terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang tingkatannya.
Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi
juga membuat mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana
meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk membahas tentang aplikasi
ilmu antropologi dalam proses praktik keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1. ApaDefenisi Pengertian Antropologi ?
2. ApaSejarah Perkembangan Antropologi Kesehatan ?
3. ApaPerkembngan Antropologi dalam Keperawatan ?
1
4. Apa hubungan Antropologi kesehatan dengan praktik
keperawatan?
5. Apa Manfaat Antropologi Dalam Proses Praktik Keperawatan?
6. Apa Contoh –Contoh Penerapan Antropologi Dalam Praktik
Keperawatan?
C. Tujuan Penulisan
2
Bab II
Pembahasan
A. Defenisi Antropologi
Kata antropologi merupakan kombinasi dari dua kata yang diambil dari Bahasa Yunani,
yaitu anthropos yang berarti manusia dan logos yang berarti ilmu. Pada intinya,antropologi
adalah salah satu cabang ilmu sosial tentang manusia. Dulu istilah antropologi memiliki arti lain
yakni ilmu tentang ciri-ciri tubuh manusia. Namun secara garis besar, antropologi berkaitan
dengan perilaku manusia, interaksi yang dilakukan,serta budaya yang tercipta. Berikut beberapa
pengertian dan penjelasan ilmu antropologi dari beberapa pakar:
a.David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
b. Koentjaraningrat
mempelajari Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya d engan
aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang
dihasilkan.
c. Ralf L. Beals dan Harry Hoijen
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan semua apa yang dikerjakan
olehnya.
3
dapat melihat struktur sosial yang memengaruhi kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat
ditetapkan sebagai antropologi.
Pada tahun 1953 dimulai sejarah pertama timbulnya perhatian pada Antropologi Kesehatan
yang terdapat pada tulisan yang ditulis oleh Caudill dengan judul "Applied Anthropology in
Medicine". Tulisan ini merupakan tour the force yang cemerlang, akan tetapi meskipun telah
menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu sub disiplin baru.
Sepuluh tahun kemudian tepatnya pada tahun 1963. Scoth memberi judulo to "Antropologi
Kesehatan" dan Paul membicarakan "Ahli Antropologi Kesehatan dalam suatu artikel mengenai
kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah tulisan Scoth dan Paul barulah ahli-ahli
antropologi Amerika benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang
kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi.
4
Dengan kemajuan iptek yang semakin canggih, budaya kesehatan di masa lalu berbeda
dengan kebudayaan kesehatan di masa sekarang dan mendatang. Salah satu contoh
budaya kesehatan adalah tentang cara menjaga kesehatan secara individu, seperti mandi,
keramas, atau sikat gigi. Pada zaman dahulu sebelum ditemukannya sabun, manusia
berbagai daerah memiliki cara yang berbeda dalam membersihkan badan. Yang lazim
digunakan diantaranya adalah minyak, abu, atau batu apung sesuai dengan kebudayaan
masing-masing daerah. Masyarakat Mesir Kuno melakukan ritual mandi dengan
menggunakan kombinasi minyak hewani dan nabati ditambah garam. Bahan-bahan
tersebut adalah pengganti sabun yang juga berfungsi untuk menyembuhkan penyakit
kulit. Orang Yunani Kuno mandi untuk alasan kecantikan dan tidak menggunakan sabun.
Mereka membersihkan tubuh dengan menggunakan balok lilin, pasir, batu apung dan
abu. Mereka juga mengoleskan tubuh dengan minyak dan kadang dicampur abu.
Sedangkan orang Sunda kuno biasa menggunakan tanaman wangi liar sebagai alat mandi
mereka.
Bukan hanya cara mandi yang berbeda dari zaman dahulu dan sekarang, tetapi juga
budaya gosok gigi. Pada zaman dahulu masyarakat Arab menggunakan kayu siwak untuk
menggosok gigi. Orang Roma menggunakan pecahan kaca halus sebagai bagian dari
pembersih mulut mereka. Sedangkan masyarakat Indonesia menggunakan halusan
genting dan bata. Namun saat ini manusia beralih menggunakan pasta gigi untuk
menggosok gigi. Begitu juga dengan shampoo yang secara luas digunakan. Dahulu,
masyarakat menggunakan merang untuk keramas dan merawat rambut mereka.
Tidak hanya tentang budaya kesehatan individu atau personal yang mengalami
perubahan. Budaya kesehatan masyarakat pun saat ini telah mengalami perubahan jika
dibandingkan dengan masa lalu. Dahulu masyarakat lebih ke arah paradigma sakit.
Namun saat ini seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat cenderung
berparadigma sehat dalam memaknai kesehatan mereka. Penilaian individu terhadap
5
status kesehatan merupakan salah satu faktor yang menentukan perilakunya, yaitu
perilaku sakit jika mereka merasa sakit dan perilaku sehat jika mereka menganggap sehat.
Perilaku sakit yaitu segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang
sakit agar memperoleh kesembuhan, contohnya mereka akan pergi ke pusat layanan
kesehatan jika sakit saja, karena mereka ingin sakitnya menjadi sembuh. Sedangkan
perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, misalnya: pencegahan penyakit, penjagaan kebugaran dan
mengkonsumsi makanan yang bergizi. Masyarakat akan selalu menjaga kesehatannya
agar tidak menjadi sakit. Masyarakat menjadi rajin berolah raga, fitness, chek up ke pusat
layanan kesehatan, membudayakan cuci tangan menggunakan sabun, menghindari
makanan berkolesterol tinggi dan lain-lain.
Saat ini masyarakat lebih memaknai kesehatan sebagai sebuah kebutuhan. Banyaknya
informasi kesehatan yang diberikan melalui penyuluhan dan promosi kesehatan membuat
masyarakat mengetahui pentingnya kesehatan. Dengan kesehatan kita bisa melakukan
berbagai macam kegiatan yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Sekarang pola pikir masyarakat kebanyakan lebih ke arah preventif terhadap adanya
suatu penyakit. Yaitu pola pikir bahwa mencegah datangnya penyakit itu lebih baik
daripada mengobati penyakit.
6
1.Antropologi kesehatan dan ekologi keperawatan
Para antropologi kesehatan pada masa kini khususnya di amerika bekerja dibidang
kesehatan masyarakat,fakultas kedokteran,sekolah perawat dirumah sakit, dan
departemen kesehatan serta dijurusan antropologi pada universitas umum. Mereka
melakukan penelitian dalam topic seperti manusia, anatomi, pediatric, epidemiologi,
kesehatan jiwa, penyalah gunaan obat, definisi mengenai sehat dan penyakit, layihan
petugas kesehatan, birokasi medis, pengaturan dan pelaksanaan rumah sakit, hubungan
dokter-pasien, dan proses memperkenalkan system kesehatan tradisional.
7
E. Manfaat Antropologi Dalam Proses Praktik Keperawatan
8
Pendekatan antropologi atau metode yang digunakan untuk memecahkan masalah terhadap
masyarakat dengan cara yang berbeda. Ada pendekatan holistik, mikro, semiotik, komparatif,
dan behavioristik.
Antropologi budaya adalah Ilmu yang melihat atau mempelajari manusia, berkaitan dengan
materi-materi kebudayaan, seperti misalnya, alat-alat hidup, perumahan, kesenian, norma,
perilaku dan lain sebagainya yang ada dalam masyarakat.
peran dan fungsi antropologi antara lain: Melihat dengan jelas tentang manusia, baik sebagai
pribadi maupun anggota kelompok masyarakat. Mampu mengkaji kedudukan menusia dalam
masyarakat dan dapat melihat dunia atau budaya lain yang belum kita ketahui sebelumnya.
9
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan
sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya
disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada
manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dar perkembangan
antropologi kesehatan yaitu masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan
resultant dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan
manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya.
Kegunaan antropologi kesehatan adalah memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat
secara keseluruhan termasuk individunya, memberikan suatu model yang secara operasional
berguna untuk menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan dan sumbangan terhadap
metode penelitian dan hasil penelitian.
B. SARAN
Penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan olehnya itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun sebagai bahan ajar untuk penyusunan berikutnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
11