Anda di halaman 1dari 16

ANTROPOLOGI KESEHATAN

KONSEP ANTROPOLOGI SECARA UMUM

DOSEN PEMBIMBING

ABD GAFAR,S. Kep,MPH

NAMA KELOMPOK:

1. Amy Ranandes Putri (233210465)


2. Dela Novisa (233210475)
3. Fanzila ramadhani (233210478)
4. Sherlina (233210497)
5. Lathifah Rahmatilla (233210483)
6. Ainul Mardiah (233210463)
7. Mutiara Seprianto (233210487)
8. Rehan Aprilian Ramblan (233210492)
9. Fitri Amelia Kartika (233210480)
10. Muhammad Abdul Azis (233210486)

Kelompok 1
Lokal 1A

Prodi D.III Keperawatan Solok


Poltekes Kemenkes Padang
Tahun 2024
KATA PENGANTAR

Teriring salam dan doa semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa
sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw sang
pilihan dan sang pemilik ukhwah. Penulis membuat makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas Makalah Antropologi Kesehatan yang berjudul konsep antropologi secara umum.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan
karena masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu, penulis dengan terbuka akan menerima
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca khususnya.

Solok, 16 januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................................................1
C. Tujuan dari makalah ini..................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
A. Sejarah Antropologi........................................................................................................2
B. Konsep Antropologi........................................................................................................2
C. Pengertian Antropologi dan Teori...................................................................................3
D. Defenisi Antropogi Menurut Para Ahli...........................................................................4
E. Fase Perkrmbangan Antropologi.....................................................................................5
F. Tujuan Dan Mafaat Antropologi.....................................................................................8
G. Objek Kajian Antropologi...............................................................................................9
BAB III....................................................................................................................................11
PENUTUPAN.........................................................................................................................11
A. Kesimpulan...................................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antropologi adalah studi tentang manusia, berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta berusaha memperoleh kejelasan
tentang keanekaragaman manusia. Antropologi bukanlah satu satunya ilmu yang
mempelajari manusia, namun juga yang mempelajari atau melihat manusia secara
menyeluruh dalam mencipta, melangsungkan dan mempertahankan budayanya.
Manusia adalah mahkluk sosial yang memerlukan kerja sama antara satu dengan
yang lain. Pengetahuan adalah upaya seseorang yang bersifat benar, sedangkan ilmu
adalah usaha mencari kebenaran. Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang
mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau
muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat
istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah antropologi ?
2. Apa konsep antropologi ?
3. Apa pengertian dan teori antropologi ?
4. Apa definisi antropologi menurut para ahli ?
5. Bagaimana fase perkembangan antropologi ?
6. Tujuan dan manfaat antropologi ?
7. Apa objek kajian antropologi ?
C. Tujuan dari makalah ini
1. Mengetahui sejarah antropologi
2. Mengetahui konsep antropologi
3. Mengetahui pengertian dan teori antropologi
4. Mengetahui apa definisi antropologi menurut para ahli
5. Mengetahui fase perkembangan antropologi
6. Mengetahui Tujuan dan manfaat antropologi
7. Mengetahui objek kajian antropologi

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Antropologi
Tahun 1849 Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun
1849 menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang
sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur sosial,
untuk menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri sehingga
kedokteran dapat melihat struktur sosial yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit,
maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian tidak dapat
dikatakan bahwa Vichrow berperan dalam pembentukan asal-usul bidang Antropologi
Kesehatan tersebut., munculnya bidang baru memerlukan lebih dari sekedar cetusan
inspirasi yang cemerlang.
Tahun 1953 Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan
terdapat pada tulisan yang ditulis Caudill berjudul "Applied Anthropology in Medicine".
Tulisan ini merupakan tour the force yang cemerlang, tetapi meskipun telah menimbulkan
antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru.
Tahun 1963Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul "Antropologi
Kesehatan" dan Paul membicarakan "Ahli Antropologi Kesehatan" dalam suatu artikel
mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi
Amerika benar- benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan
dan penyakit bagi ilmu antropologi. Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi
Kesehatan ini adalah dengan munculnya tulisan yang dibuat Pearsall (1963) yang berjudul
Medical Behaviour Science yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul)
dari yang terdaftar dalam bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya
sistem medis bagi Antropologi. Budaya merupakan hasil karya manusia.
(muslimin,dkk.2022:7-9)
B. Konsep Antropologi
Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti manusia dan logos yang
berarti ilmu, maka antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia yaitu
mempelajari ras-ras manusia, ciri fisiknya, kebudayaannya, perilakunya dsb. Menurut
Keesing antropologi merupakan studi mengenai manusia, baik dalam kedudukannya
sebagai bagian dari dunia binatang maupun dalam kedudukannya sebagai bagian dari
kehidupan masyarakat. Menurut Koentjaraningrat, Antropologi adalah ilmu yang
mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik
2
masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan. Sedangkan menurut William A. Havilland,
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang
lengkap tentang keanekaragaman manusia.Dari beberapa definisi di atas, dapat disusun
pengertian sederhana bahwa antropologi adalah sebuah ilmu (studi) yang mempelajari
tentang segala aspek dari manusia, yang terdiri dari aspek fisik dan nonfisik berupa warna
kulit, bentuk rambut, bentuk mata, kebudayaan, aspek politik, dan berbagai pengetahuan
tentang corak kehidupan lainnya yang bermanfaat.(agusalim,dkk.2020:7)
C. Pengertian Antropologi dan Teori
Secara epistemologi, antropologi berasal dari bahasa Yunani 'antropos' dan 'logos'
yang berarti "antropos" yaitu makhluk manusia dan "logos" yaitu pikir, pengetahuan yang
terorganisir (Ilmu). Jadi pengetahuan yang tidak terorganisir tidak tersistematis, bukan
ilmu. tetapi hanya melihat pada gejala. Antropologi sebagai salah satu bidang keilmuan
memiliki perbedaan dengan disiplin ilmu lainnya. baik dari segi ruang lingkup,
pendekatan, pokok perhatian, dan lainnya. Antropologi mencoba untuk mencari jawaban
siapakah dan apakah manusia itu meski tidak dapat didefinisikan secara terbatas.
Antropologi adalah studi sistematis tentang kemanusiaan, dengan tujuan memahami asal
usul evolusi kita, kekhasan kita sebagai spesies, dan keragaman besar dalam bentuk
keberadaan sosial kita di seluruh dunia dan sepanjang waktu. Fokus antropologi adalah
memahami kemanusiaan dan keragaman kita bersama, dan terlibat dengan beragam cara
berada di dunia.
Antropologi semakin berkembang karena adanya teori- teori yang bermunculan
dan berkembang. Teori antropologi tersebut adalah sebagai berikut:
a) Teori Evolusi Deterministrik
Adalah teori tertua dan dikembangkan oleh 2 tokoh pertama dalam antropologi,
ialah Edward Burnet Tylor (1832-1917) dan Lewis henry Morgan (1818-1889)Teori
ini berangkat dari anggapan bahwa ada suatu hukum (aturan) universal yang
mengendalikan perkembangan semua kebudayaan manusia.
b) Teori Partikularisme
Teori ini disebut juga sebagai partikularisme historic. Boas tidak setuju dengan
teori evolusi tentang adanya hukum universal yang menguasai kebudayaanBoas
berpendapat meskipun hanya satu unsur, kebudayaan tetap harus dipelajari dalam
konteks masyarakat di mana unsur tersebut berada. Teori partikularisme

3
berpandangan bahwa perkembangan tiap kebudayaan mempunyai kekhasan sendiri-
sendiri dan tidak dapat digeneralisasikan ke dalam aturan atau hukum yang universal.
c) Teori Difusi Rivers (1864-1922)
Meneliti unsur unsur kebudayaan di daerah Melanesia. Ia anggota Cambridge
Torres Straits Expedition dan meneliti hubungan antara kebudayaan suku bangsa yang
mendiami sekitar Selat Torres, yaitu Irian Selatan dan Australi Utara dengan
mengembangkan metode wawancara melalui pengumpulan bahan mengenai sistem
kemasyarakatannya dengan mengumpulkan data mengenai asal-usul individu dengan
mengajukan pertanyaan tentang kerabat dan nenek moyang sebagai pangkalnya.
d) Teori Fungsional
Teori ini beranggapan bahwa semua unsur kebudayaan adalah bagian-bagian
yang berguna bagi masyarakat di mana unsur-unsur tersebut berada. Pandangan
fungsionalis menekankan bahwa setiap pola perilaku, kepercayaan dan sikap yang
menjadi bagian dari kebudayaan suatu masyarakat, memiliki peran mendasar di dalam
kebudayaan yang bersangkutan.
D. Defenisi Antropogi Menurut Para Ahli
1. Definisi Antropologi
Kata Yunani anthropos (manusia) dan logos (ilmu) membentuk antropologi.
Antropologi pada dsarnya adalah ilmu sosial manusia. Antropologi dulunya
mempelajari anatomi manusia. Antropologi mempelajari perilaku manusia, hubungan,
dan budaya. Para ahli mendefinisikan dan menjelaskan antropologi sebagai berikut:
1. David Hunter Antropologi ialah wawasan dari rasa ingin tahu yang kuat untuk
manusia.
2. Koentjaraningrat Antropologi ialah Antropologi mempelajari manusia, penampilan
mereka, sistem sosial, dan peradaban. Antropologi mempelajari budaya manusia,
sistem sosial, dan warna kulit.
3. Ralf L. Beals & Harry Hoijen Antropologi ialah ilmu yang mempelajari manusia dan
semua apa yang dikerjakan olehnya.(Fajar.2023 : 3)
2. Definisi Antropologi Kesehatan
Konteks menentukan bagaimana "sehat" digunakan. Kesehatan bukan hanya
tentang sains. Dengan demikian, antropologi kesehatan sekarang menangani masalah
kesehatan-penyakit lokal. Antropolog yang mempelajari kesehatan fokus pada aspek
budaya. Cabang antropologi ini berupaya memasukkan unsur sosial budaya ke dalam
desain, implementasi, dan evaluasi program kesehatan masyarakat.
4
Foster & Anderson (2009) mendefinisikan antropologi medis sebagai "studi
antropologi sistematis tentang kesehatan dan penyakit." Antropolog mendefinisikan
antropologi medis sebagai berikut:
1. Penelitian para ahli dengan tujuan yakni sebagai definisi komprehensif dan interpretasi
tentang jaringan biologis- budaya. Perilaku dan kesehatan manusia dapat dibandingkan
dari waktu ke waktu. Tidak ada pemikiran yang diberikan tentang bagaimana
informasi ini dapat digunakan.
2. Partisipasi profesional para ahli dalam program- program yang bertujuan memperbaiki
derajat kesehatan. Pertama, gejala bio-sosial-budaya dan kesehatan harus lebih
dipahami. Selain itu, perubahan kebiasaan sehat yang mempromosikan kesehatan
dibuat.Dengan pesatnya perkembangan antropologi medis, Calson & Selby
mengatakan para spesialis belum menyepakati definisi atau batasan.
Foster & Anderson (2009) memberikan beberapa pendapat ahli definisi
antropologi kesehatan:
1. Menurut Hasan & Prasad Antropologi medis mempelajari bagaimana biologi, budaya,
dan sejarah memengaruhi pengobatan, kata mereka. Kedokteran melibatkan kontribusi
dari ilmu dasar, etika, undang-undang, dan kesehatan masyarakat.
2. Hochstrasser & Tapp Keduanya menjelaskan unsur-unsur biokultural antropologi
secara lebih menyeluruh. Antropologi medis mempelajari kesehatan manusia,
kedokteran, biokultur, dan produk.
3. Definisi oleh Richard W. Lieban Seorang antropolog Amerika mengatakan antropologi
medis mempelajari aspek sosial dan budaya yang memengaruhi peristiwa medis.
4. Horacio Fabrega Dia menciptakan "antropologi medis" dari studinya. Menurut
Fabrega, antropologi kesehatan mempelajari (a) faktor, mekanisme, dan proses yang
memengaruhi persepsi kesehatan atau bagaimana individu dan komunitas merespons
sakit dan penyakit, dan (b) pola perilaku.Antropologi medis melampaui biologi, seperti
yang didefinisikan oleh banyak spesialis. Penelitian kesehatan dan penyakit mencakup
faktor sosial dan budaya.(Fajar,2023 : 10 - 12)
E. Fase Perkrmbangan Antropologi
Fase Perkembangan Antropologi Seperti ilmu-ilmu lainnya, antropologi sebagai
mengalami tahapan perkembangan. Koentjaraningrat (1990) membagi perkembangan
antropologi menjadi empat tahap yaitu sebagai berikut.

5
1. Fase Pertama (sebelum Tahun 1800-an)
Pada abad ke-15 dan ke-16, bangsa-bangsa Eropa mulai saling berlomba untuk
menjelajahi dunia, dari Afrika, Amerika, Asia hingga Australia. Saat menjelajah,
mereka menemukan banyak hal baru, seperti bertemu dengan suku-suku yang asing.
Kisah petualangan dan penemuan mereka dicatat dalam buku harian dan catatan
perjalanan. Mereka mendokumentasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan
suku-suku asing ini, berdasarkan ciri-ciri fisik suku, budaya, struktur masyarakat atau
bahasa. Bahan yang memuat uraian tentang suku-suku tersebut disebut bahan
etnografi. Walaupun karya-karya ini sebenarnya jauh dari kajian etnografi dalam
pemahaman saat ini, karya-karya tersebut bersifat subjektif, sehingga tidak bersifat
komprehensif dan holistik dalam menggambarkan kehidupan sosial masyarakat suku-
suku yang ada di daerah koloninya. Mereka membatasi diri untuk menulis tentang
hal- hal yang menurut mereka menarik (aneh). Karena begitu unik, tulisan- tulisan ini
juga menarik minat dan perhatian orang-orang terpelajar di Eropa. Mereka
menganggap bahwa suku-suku asing yang ditemui di luar Eropa masih primitif
(barbar) sekaligus sebagai bangsa yangsangat terbelakang. Menurut mereka, suku
asing juga dianggap suci, jujur dan jauh dari kejahatan. Keunikan suku-suku ini
menyebabkan meningkatnya minat di Masyarakat Eropa, baik dari segi adat dan
benda budaya, beberapa pameran khusus dan koleksi benda, serta berbagai hal yang
berkaitan dengan budaya suku-suku asing tersebut. Pada awal abad ke-19, semakin
banyak perhatian dari sudut pandang ilmiah Eropa. Berdasarkan alasan inilah, maka
dilakukan upaya untuk mengintegrasikan semua sumber etnografi tersebut.
2. Fase Kedua (sesudah Tahun 1800-an, sekitar
Pertengahan Abad ke-19) Pada tahap ini, materi etnografi disusun menjadi
tulisan yang didasarkan pada ide-ide tentang evolusi masyarakat saat itu. Masyarakat
dan budaya berkembang secara perlahan dalam jangka waktu yang lama. Mereka
melihat bangsa-bangsa atau suku-suku di luar Eropa sebagai bangsa primitif yang
tertinggal, sedangkan Eropa sebagai bangsa yang sangat berbudaya. Pada tahap ini,
antropologi bersifat dan memiliki tujuan akademis. Mereka mempelajari masyarakat
dan budaya primitif untuk memahami tingkat sejarah penyebaran budaya manusia.
3. Fase Ketiga (Awal Abad ke-20)
Pada fase ini, bangsa-bangsa di Eropa berlomba-lomba membangun koloni
(penjajahan) di benua lain, seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka
membangun koloni tersebut, muncul berbagai kendala, seperti serangan dari bangsa
6
asli, pemberontakan dan cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa, serta berbagai
hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintah kolonial Eropa berusaha mencari
kelemahan suku-suku asli untuk menaklukkannya. Berdasarkan hal tersebut, mereka
mulai mempelajari bahan etnografi tentang suku- suku bangsa di luar Eropa,
mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya untuk kepentingan pemerintahan kolonial.
4. Fase Keempat (setelah Tahun 1930-an)
Pada tahap ini, antropologi berkembang pesat. Budaya asli yang dijajah oleh
orang Eropa mulai menghilang di bawah pengaruh budaya negara yang mereka jajah.
Selama waktu ini, terjadi juga perang besar di Eropa yang disebut Perang Dunia II.
Perang ini membawa banyak perubahan pada kehidupan manusia dan membawa
kehancuran total ke sebagian besar negara di dunia. Kehancuran telah mengakibatkan
kemiskinanyang tak berkesudahan, kesenjangan sosial dan kesengsaraan. Namun pada
saat yang sama, semangat nasionalisme muncul dari negara-negara yang dijajah orang
Eropa untuk membebaskan diri dari belenggu kolonialisme. Beberapa telah berhasil,
tetapi banyak yang menyimpan dendam terhadap orang-orang Eropa yang telah
menjajah mereka selama bertahun-tahun. Proses perubahan tersebut menyebabkan
perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar
Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa, seperti suku
Soami, Flamb dan Lapp.
5. Fase Kelima (sesudah Tahun 1970-an)
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya, di mana
perkembangan antropologi masih terfokus pada tujuan akademis dan praktis,
meskipun penekanan kedua tujuan tersebut berbeda- beda di setiap negara. Terdapat
perbedaan penekanan pada tujuan ini yaitu menciptakan arus dalam antropologi yang
dapat dikelompokkan berdasarkan asal universitas dan negara-negara yang
mengembangkannya, seperti Inggris, Eropa Utara, Eropa Tengah, Amerika Serikat,
Rusia dan Amerika Serikat. Di negara berkembang, antropologi memiliki fokus pada
kegunaan praktis yang diharapkan dalam menggambarkan berbagai masalah di negara
berkembang, seperti masalah sosial budaya. Pemaparan ini sangat membantu
pemerintah untuk membuat kebijakan pembangunan dalam mengatasi masalah sosial
budaya, seperti kemiskinan, kesehatan, hukum adat dan kesehatan. Antropologi telah
berkembang pesat di Indonesia. Antropologi dipandang sebagai studi tentang berbagai
masalah sosial budaya dan kehidupan berbagai kelompok etnis yang sangat berbeda.
Antropologi bertujuan untuk mengatasi berbagai masalah sosial budaya yang dihadapi
7
oleh berbagai kelompok etnis di Indonesia, serta berkontribusi pada konstruksi
masyarakat yang unik sesuai dengan adat dan kebiasaan masyarakat setempat.
(Wardani,dkk.2023:3-5)
F. Tujuan Dan Mafaat Antropologi
Tujuan dan Antropologi Menurut Astawa (2017, p. 141) dalam antropologi pada
hakikatnya mempunyai tiga tujuan sebagai berikut:
1. Mendiskripsikan selengkap mungkin tata arah kehidupan kelompok manusia dari
berbagai sudut belahan bumi pada.
2. Memahami manusia sebagai kelompok tertentu secara keseluruhan.
3. Menemukan prinsip-prinsip umum tentang gaya hidup manusia serta bagaimana gaya
hidup itu tertentu.(Taufika, Dkk,2022:95)
Ketika antropologi digabungkan dengan bidang medis, semua orang mendapat
manfaat.
1. Antropologi sangat diperlukan untuk menciptakan sistem perawatan kesehatan
kontemporer yang dapat diterima secara tradisional.
2. Dengan antropologi, petugas kesehatan bisa merumuskan program perilaku sehat dan
pemberdayaan masyarakat.
3. Penanganan kebiasaan buruk yang menyebabkan sakit bisa dilakukan dengan lebih
mudah dan tepat.
4. Pengetahuan dalam antropologi dapat memberikan pengetahuan ilmiah dan teknis
untuk pembangunan kesehatan, membantu membentuk kebijakan kesehatan, dan
mengatasi hambatan budaya untuk pelaksanaan program kesehatan.
5. Antropologi memberikan perspektif tentang masyarakat dan orang-orang. Di mana
sudut pandang yang tepat.
6. Dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus bergantung pada
individualitas bawaannya.
7. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menggambarkan
proses sosiokultural kesehatan.
8. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian, baik dalam merumuskan
suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan interpretasi hasil tentang
suatu kondisi yang ada di masyarakat.(Fajar Nur Alam.2023:8)

8
G. Objek Kajian Antropologi
Antropologi mempelajari semua peradaban manusia yang pernah hidup pada
semua waktu dan semua tempat yang ada di muka bumi ini. Antropologi melihat manusia
secara menyeluruh. Antropologi berusaha untuk melihat segala aspek dari diri mahluk
manusia pada semua waktu dan di semua tempat, seperti: Apa yang secara umum dimiliki
oleh semua manusia? Dalam hal apa saja mereka itu berbeda? Mengapa mereka
bertingkah-laku seperti itu? Ini semua adalah beberapa contoh pertanyaan mendasar dalam
studi-studi Antropologi. Kajian antropologi dari ilmu-ilmu sosial yang lain terletak pada
perhatian antropologi pada bidang-bidang masalah sejarah perkembangan manusia sebagai
makhluk sosial, keanekaragaman manusia dari segi ciri tubuhnya, penyebaran warna
bahasa berbagai suku bangsa, keragaman warna kebudayaan. Secara umum bidang
spesialisasi dari antropologi, yaitu antropologi fisik, arkeologi dan antropologi sosial-
budaya.
a. Antropologi fisik
Antropologi fisik tertarik pada sisi fisik dari manusia. Termasuk didalamnya
mempelajari gen-gen yang menentukan struktur dari tubuh manusia. Mereka melihat
perkembangan mahluk manusia sejak manusia itu mulai ada di bumi sampai manusia
yang ada sekarang ini. Beberapa ahli Antropologi Fisik menjadi terkenal dengan
penemuan-penemuan fosil yang membantu memberikan keterangan mengenai
perkembangan manusia. Ahli Antropologi Fisik yang lain menjadi terkenal karena
keahlian forensiknya; mereka membantu dengan menyampaikan pendapat mereka
pada sidang-sidang pengadilan dan membantu pihak berwenang dalam penyelidikan
kasus-kasus pembunuhan.
b. Arkeologi
Ahli Arkeologi bekerja mencari benda-benda peninggalan manusia dari masa lampau.
Mereka akhirnya banyak melakukan penggalian untuk menemukan sisa-sisa peralatan
hidup atau senjata. Benda-benda ini adalah barang tambang mereka. Tujuannya
adalah menggunakan bukti-bukti yang mereka dapatkan untuk merekonstruksi atau
membentuk kembali model-model kehidupan pada masa lampau. Dengan melihat
pada bentuk kehidupan yang direnkonstruksi tersebut dapat dibuat dugaan-dugaan
bagaimana masyarakat yang sisa-sisanya diteliti itu hidup atau bagaimana mereka
datang ketempat itu atau bahkan dengan siapa saja mereka itu dulu berinteraksi.

9
c. Antropologi sosial-budaya
Antropologi Sosial-Budaya atau lebih sering disebut Antropologi Budaya
berhubungan dengan apa yang sering disebut dengan Etnologi. Ilmu ini mempelajari
tingkah-laku manusia, baik itu tingkah- laku individu atau tingkah laku kelompok.
Tingkah- laku yang dipelajari disini bukan hanya kegiatan yang bisa diamati dengan
mata saja, tetapi juga apa yang ada dalam pikiran mereka. Pada manusia, tingkah-laku
ini tergantung pada proses pembelajaran. Apa yang mereka lakukan adalah hasil dari
proses belajar yang dilakukan oleh manusia sepanjang hidupnya disadari atau tidak.
Mereka mempelajari bagaimana bertingkah-laku ini dengan cara mencontoh atau
belajar dari generasi diatasnya dan juga dari lingkungan alam dan sosial yang ada
disekelilingnya. Inilah yang oleh para ahli Antropologi disebut dengan kebudayaan.
Kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia, baik itu kelompok kecil maupun
kelompok yang sangat besar inilah yang menjadi objek spesial dari penelitian-
penelitian Antropologi Sosial Budaya. Dalam perkembangannya, Antropologi Sosial
Budaya terurai menjadi bentuk peminatan atau spesialisasi yang disesuaikan dengan
bidang kajian yang dipelajari atau diteliti. Antropologi Hukum yang mempelajari
bentuk-bentuk hukum dalam kelompok sosial atau Antropologi Ekonomi yang
mempelajari gejala dan bentuk ekonomi dalam kelompok sosial merupakan dua
contoh dari banyaknya bentuk peminatan dalam Antropologi Sosial Budaya.
(Purbasari,dkk. 2017:79-82)

10
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Kata Yunani anthropos (manusia) dan logos (ilmu) membentuk antropologi.
Antropologi pada dsarnya adalah ilmu sosial manusia. Antropologi dulunya mempelajari
anatomi manusia. Antropologi mempelajari perilaku manusia, hubungan, dan budaya.
Antropologi dibagi tiga bidang yaitu antropologi sosial budaya, antropologi biologi,dan
antropologi arkeologi.
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan
mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Sedangkan menurut William A. Havilland, Antropologi adalah studi tentang umat
manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan
perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman
manusia.Dari beberapa definisi di atas, dapat disusun pengertian sederhana bahwa
antropologi adalah sebuah ilmu (studi) yang mempelajari tentang segala aspek dari
manusia, yang terdiri dari aspek fisik dan nonfisik berupa warna kulit, bentuk rambut,
bentuk mata, kebudayaan, aspek politik, dan berbagai pengetahuan tentang corak
kehidupan lainnya yang bermanfaat.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini pembaca bisa memahami isi dari makalah ini jika
ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini pembaca bisa memberikan saran dan
masukan karena penulis juga manusia yang tak luput dari kesalahan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Taufika,dkk. (2022). Pengantar Ilmu Sosial. Medan : Umsu Press

Muslimin,dkk. (2022). Teori Antropologi Kesehatan. Aceh : Yayasan Penerbit Muhammad


Zaini.

Ester, Jeini Nelwan. (2022). Sosio Antropologi Kesehatan. Yogyakarta : CV Budi Utama

Arisandi Yesi. (2023). Antropologi Kesehatan. Jawa Tengah : PT Nasya Expanding


Management.

Fajar Nur Alam. (2023). Antropologi Kesehatan : NEM

Agussalim,dkk. (2020). Antropologi Kesehatan. Yogyakarta : Zahir Publishing.

Wardani,dkk. (2023). Antropologi Kesehatan. Yogyakarta : Selat Media Patners.

Purbasari Imaniar,dkk. (2023). Konsep Dasar IPS. Jawa Tengah : PT Nasya Expanding
Management.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai