ANTROPOLOGI KESEHATAN
Disusun oleh:
Annisa Nurulisah
18001002
Dosen:
Fahmy Rezkiah, S.K.M., MMRS
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan resume
antropologi kesehatan.
Adapun resume antropologi kesehatan ini telah saya usahakan semaksimal mungkin
dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak. Namun tidak lepas dari semua itu, saya
menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya
maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka saya
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik.
Akhirnya saya mengharapkan semoga dari resume antropologi kesehatan dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
TEORI DAN KONSEP ANTROPOLOGI SOSIAL
A. Definisi Antropologi
1. Secara umum
Antropologi adalah ilmu tentang manusia. Kata antropologi berasal dari bahasa
Yunani, yakni anthropos yang berarti manusia, dan logos yang berarti ilmu. Jadi
secara etimologis, maka antropologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
tentang manusia. Antropologi adalah bagian atau cabang dari ilmu sosial.
Antropologi lahir karena adanya minat yang tinggi dari bangsa Eropa terkait
perbedaan karakteristik fisik, budaya, perilaku, dan tradisi yang berlaku antara
satu daerah dengan daerah lainnya.
1
manusia dengan cara melaksanakan penelitian terhadap monyet dan kera yang
ada di segala penjuru dunia.
B. Sejarah Antropologi
1. Fase pertama (sebelum 1800an)
Sejak akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, suku-suku bangsa di benua Asia,
Afrika, Amerika, dan Oseania mulai kedatangan orang-orang Eropa Barat selama
kurang lebih 4 abad. Orang-orang eropa tersebut, yang antara lain terdiri dari para
musafir, pelaut, pendeta, kaum nasrani, maupun para pegawai pemerintahan
jajahan, mulai menerbitkan buku-buku kisah perjalanan, laporan dan lain-lain
yang mendeskripsikan kondisi dari bangsa-bangsa yang mereka kunjungi.
Deskripsi tersebut berupa adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa, atau ciri-ciri
fisik. Deskripsi tersebut kemudian disebut sebagai "etnografi" (dari kata
etnosberarti bahasa).
3. Fase ketiga
Pada awal abad ke-20, sebagian besar Negara penjajah di Eropa berhasil
memantapkan kekuasaannya di daerah-daerah jajahan mereka. Dalam era kolonial
tersebut, ilmu Antropologi menjadi semakin penting bagi kepentingan
kolonialisme. Pada fase ini dimulai ada anggapan bahwa mempelajari bangsa-
bangsa non Eropa ternyata makin penting karena masyarakat tersebut pada
umumnya belum sekompleks bangsa-bangsa Eropa. Dengan pemahaman
mengenai masyarakat yang tidak kompleks, maka hal itu akan menambah
pemahaman tentang masyarakat yang kompleks.
4. Fase keempat
Pada fase ini, antropologi berkembang pesat dan lebih berorientasi akademik.
Pengembangannya meliputi ketelitian bahan pengetahuannya maupun metode-
metode ilmiahnya. Di lain pihak muncul pula sikap anti kolonialisme dan gejala
makin berkurangnya bangsa-bangsa primitive (yaitu bangsa-bangsa yang tidak
memperoleh pengaruh kebudayaan Eropa-Amerika) setelah Perang Dunia II.
Menyebabkan bahwa antropologi kemudian seolah-olah kehilangan lapangan.
Oleh karena itu sasaran dan objek penelitian para ahli antropologi sejak tahun
1930 telah beralih dari suku-suku bangsa primitiv non Eropa kepada penduduk
2
pedesaan, termasuk daerah-daerah pedesaan Eropa dan Amerika. Secara akademik
perkembangan antropologi pada fase ini ditandai dengan symposium internasional
pada tahun 1950-an, guna membahas tujuan dan ruang lingkup antropologi oleh
para ahli dari Amerika dan Eropa.
3
struktur yang dapat dikatakan stabil karena dibutuhkan dalam jangkau yang lama dari
satu generasi ke generasi selanjutnya”.
4
Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak
perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya
dalam berbagai jenis. Keistimewaan yang dianggap melekat pada dirinya yang
dimiliki manusia, mereka digolongkan pada binatang menyusui, khususnya
primata.
2. Antropologi budaya
Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia
ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. Menurut Havilan cabang antropologi
budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni arkeologi, antropologi
linguistik, dan etologi. Untuk memahami pekerjaan para ahli antropologi budaya,
kita harus tahu tentang hakikat kabudayaan, menyangkut konsep kabudayaan, dan
karakteristiknya serta kebudayaan dan kepribadian.
3. Antropologi medis
Antropologis medis merupakan subdisiplin yang sekarang paling populer di
Amerika serikat, bahkan tumbuh pesat. Antropologis medis ini banyak membahas
hubungan antara penyakit dan kebudayaan yang tampak mempengaruhi evolusi
manusia, terutama berdasarkan hasil-hasil penemuan paleopatologi. Beberapa
dokter yang menjadi ahli antropologi medis pada masa-masa awal adalah W.H.R.
Rivers yang merasa tertarik pada reaksi penduduk pribumi terhadap penyakit, para
penduduk berkeyakinan bahwa datangnya penyakit sebagai kejadian alam yang
tidak berhubungan dengan kebudayaan.
4. Antropologi psikologi
Antropologis psikologi bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji
tentang hubungan antara individu dengan makna dan nilai dengan kebiasaan sosial
dari sistem budaya yang ada. Adapun ruang lingkup antropologi psikologi tersebut
sangat luas dan menggunakan berbagai pendekatan pada masalah kemunculan
dalam interaksi antara pikiran, nilai, dan kebiasaan sosial. Kajian ini dibentuk
secara khusus oleh percakapan interdisipliner antara antropologi dan ruang
lingkup lain dalam ilmu-ilmu sosial serta humaniora (Schawartz, 1992).
Sedangkan fokus kajian bidang ini terpusat pada individu dalam masyarakat
makin mendekatkan hubungan dengan psikologi dan psikistri dibanding dengan
mainstream antropologi. Namun, secara historis bidang antropologi psikologi
tersebut lebih dekat pada psikoalanisasi daripada psikologi eksperimental.
5. Antropologi sosial
Antropologi sosial bidang ini mulai dikembangkan oleh James George Frazer di
Amerika serikat pada awal abad ke-20. Dalam kajiannya, antropologi sosial
mendeskripsikan proyek evolusionis yang bertujuan untuk merekontruksi
masyarakat primitif asli dan mencatat perkembangannya melalui berbagai tingkat
peradaban.
5
G. Teori Antropologi dan Antropologi Sosial
Antropologi semakin ramai diperbincangkan karena adanya teori-teori yang
bermunculan serta berkembang. Berikut teori antropologi yg berkembang di
masyarakat:
1. Teori Evolusionisme Deterministik bisa dikatakan merupakan bagian dari teori
tertua diantara teori antropologi lainnya. Teori ini dikembangkan oleh Lewis
Henry Morgan serta Edward Burnet Tylor. Teori ini berhasil memunculkan
adanya hukum universal, hukum ini yang mengendalikan perkembangan
keseluruhan kebudayaan manusia. Teori ini yang mendasari setiap kebudayaan
serta mengalami fase-fase dan juga evolusi.
2. Lewis Henry Morgan sendiri menggambarkan proses evolusi yang terjadi pada
masyarakat serta kebudayaan kedalam delapan tahap evolusi universal. Gagasan
ini dituangkan kedalam karyanya yang berjudul Ancient Society. Delapan
tahapan ini terdiri atas zaman liar, zaman liar madya, zaman liar muda, zaman
barbar tua, zaman barbar madya, zaman barbar muda, zaman peradaban purba
serta zaman peradaban masa kini.
Dalam antropologi sosial atau budaya, suatu pembedaan sering kali dibuat antara
„etnografi‟ dan „teori‟. Etnografi secara harfiah adalah praktik penulisan mengenai
suatu masyarakat. Etnografi sebagai cara kita untuk manjadikan masuk akal mode
pemikiran orang lain, karena ahli antropologi biasanya mempelajari budaya lain
ketimbang kebudayaannya sendiri. Oleh karena itu, teori dan etnografi menjadi satu
kesatuan. Tidak mungkin kita membicarakan etnografi tanpa gagasan tertentu tentang
apa yang penting dan yang tidak penting.
Etnografi adalah berasal dari kata “ethnos” yang berarti bangsa dan graphein yang
berarti tulisan atau uraian. Jadi berdasarkan asal katanya, etnografi berarti tulisan
tentang/ mengenai bangsa. Namun pengertian tentang etnografi tidak hanya sampai
sebatas itu. Burhan Bungin (2008:220) mengatakan etnografi merupakan embrio dari
antropologi. Artinya etnografi lahir dari antropologi. Jika kita berbicara etnografi
maka kita tidak lepas dari antropologi setidaknya kita sudah mempelajari dasar dari
antropologi. Etnografi merupakan ciri khas antropologi artinya etnografi merupakan
metode penelitian lapangan asli dari antropologi (Marzali 2005:42).
6
BAB II
TEORI DAN KONSEP ANTROPOLOGI KESEHATAN
Tahun 1963, Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi Kesehatan”
dan membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel mengenai
kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika
7
benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan dan
penyakit bagi ilmu antropologi.
Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan
munculnya tulisan yang dibuat Pearsal (1963) yang berjudul “Medical Behaviour
Sciene” yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar
dalam bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis
bagi antropologi.
8
2) Etnomedisin, awalnya mempelajari tentang pengobatan pada masyarakat
primitif atau yang masih dianggap tradisional, meski dalam perkembangan lebih
lanjut stereotipe ini harus dihindari karena pengobatan tradisional tidak
selamanya terbelakang atau salah.
3) Kepribadian dan budaya, adalah observasi terhadap tingkah laku manusia di
berbagai belahan dunia. Misalnya: perawatan schizophrenia di suatu daerah
untuk mencari penyembuhan yang tepat dapat digunakan untuk mengevaluasi
pola perawatan penyakit yang sama.
4) Kesehatan masyarakat, beberapa program kesehatan bekerjasama dengan
antropologi untuk menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan praktek
kesehatan.
2. Kutub Sosial-Budaya
Antropologi kesehatan membantu mempelajari sosio-budaya dari semua
masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya,
diantaranya:
1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes).
2. Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural
maupun supernatural atau penyihir.
3. Kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda di setiap kelompok
masyarakat.
4. Healers mempunyai peranan sebagai penyembuh.
5. Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara
individual, terutama illness dan sickness pada keluarga ataupun masyarakat.
Lingkungan manusia bersifat alamiah dan sosial budaya, semua kelompok harus
berdaptasi dengan lingkungan geografi dan iklim, belajar mengeksploitasi sumber
yang tersedia untuk kehidupan dan harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
diciptakan sendiri dan mereka hidup. Manusia menderita penyakit selain karena
patologinya juga karena sosial psikologi dan faktor budayanya.
1. Paleopatologi
9
Merupakan studi mengenai penyakit manusia purba, yang menjelaskan manusia
dulu dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka hidup dan mengenai cara hidup.
Misalnya kerangka pada kuburan Anglo-Saxonditemuka fraktur pada tulang betis
oleh karena sering jatuh (tanah keras dan bukit terjal), sedangkan pada suku
Nubia di zaman Mesir kuno ditemukan patah yang sering pada lengan
diperkirakan karena menahan pukulan (karakteristik suku yang gampang marah
dan suka memukul).
2. Penyakit dan evolusi
Penyakit infeksi merupakan faktor penting dalam evolusi manusia melalui proses
evolusi dari proteksi genetik, makanya nenek moyang kita dapat mengatasi
ancaman penyakit dalam kehidupan individu dan kelompok. Misal adanya gen
anti malaria (sel darah merah berbentuk sabit pada penduduk Afrika Barat). Pada
penduduk kulit hitam di Amerika sel sabit menimbulkan Penyakit Anemia sel
sabit (Sickle-cell Anemia).
10
BAB III
KONSEP SEHAT, SAKIT DAN PENYAKIT
Perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memilihara dan
meingkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan
diri, menjaga kebugaran melalui olahraga dan makanan yang bergizi. Perilaku sehat
diperlihatkan oleh individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum
tentu mereka betul-betul sehat. Persepsi masyarakat tentang sehat-sakit ini sangatlah
dipengaruhi oleh sosial pengalaman masa lalu disamping sosial budaya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku sehat. Sehat sakit berada pada setiap
orang bergerak sepanjang kehidupannya, yaitu:
1. Suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur ke dalam sehat atau kesehatan
seseorang.
2. Kedudukannya : dinamis, dan bersifat individual.
3. Jarak dalam skala ukur yaitu keadaan sehat secara optimal pada satu titik dan
kemauan pada titik yang lain.
11
D. Sistem Medis Modern dan Medis Tradisional
Menurut Dunn (1976) yang dikutip dari Anne (2007) sistem medis adalah pola-
pola dari pranata sosial dan tradisi-tradisi yang menyangkut perilaku yang
disengaja untuk meningkatkan kesehatan, meskipun hasil dari tingkah laku
khusus tersebut belum tentu menghasilkan kesehatan yang baik. Sistem medis
juga merupakan suatu kompleks luar dari pengetahuan, kepercayaan, teknik, peran,
norma-norma, nilai-nilai, ideologi, sikap, adat istiadat, upacara-upacara dan lain-lain.
Secara singkat sistem medis mencakup semua kepercayaan dalam usaha untuk
meningkatkan kesehatan dan tindakan serta pengetahuan ilmiah maupun
keterampilan anggota-anggota kelompok yang mendukung sistem tersebut.
1. Medis tradisional
Pengobatan tradisional adalah cara pengobatan atau perawatan yang
diselenggarakan dengan cara lain diluar ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan
yang lazim dikenal, mengacu kepada pengetahuan, pengalaman dan keterampilan
yang diperoleh secara turun temurun, atau berguru melalui pendidikan, baik asli
maupun yang berasal dari luar Indonesia, dan diterapkan sesuai norma yang
berlaku dalam masyarakat (UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan).
12
campuran dari bahan-bahan tersebut yang turun-temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman.
1. Pengobatan tradisional dengan ramuan obat, yaitu pengobatan tradisional
dengan menggunakan ramuan asli Indonesia, pengobatan tradisional dengan
ramuan obat Cina, pengobatan dengan ramuan obat India.
2. Pengobatan tradisional spiritual/kebatinan, yaitu pengobatan yang dilakukan
atas dasar kepercayaan agama, dan dengan dasar getaran magnetis yaitu
orang itu bisa memakai pengaruh dari luar dunia manusia untuk membantu
orang sakit.
3. Pengobatan tradisional dengan memakai peralatan/perangsangan yaitu seperti
akupuntur, pengobatan atas dasar ilmu pengobatan tradisional Cina yang
menggunakan penusukan jarum dan penghangatan moxa (daun arthamesia
vulgaris yang dikeringkan) termasuk juga pengobatan urut pijat, pengobatan
patah tulang, pengobatan patah tulang, pengobatan dengan peralatan
(tajam/keras), dan benda tumpul.
4. Pengobatan tradisional yang telah mendapatkan pengarahan dan pengaturan
pemerintah yaitu, seperti dukun beranak, tukang gigi tradisional
2. Medis modern
Pengobatan modern merupakan cara-cara pengobatan yang dilakukan
berdasarkan penelitian ilmiah dan berdasarkan pengetahuan dari berbagai aspek.
Biasanya pengobatan medis menggunakan beberapa terapan disiplin ilmu
pengetahuan dalam mengobati sebuah penyakit, cara pemeriksaan dan diagnosa
penyakit pun lebih akurat daripada pengobatan tradisional.
Selain itu obat yang gunakan dalam pengobatan medis semuanya merupakan hasil
uji klinis yang mendalam dan memiliki fungsi yang dapat dibuktikan secara
ilmiah. Pengobatan modern memiliki sebuah prosedur yang sesuai dan terus di
tingkatkan seiring dengan kemajuan teknologi.
Saat ini, obat modern memiliki jawaban untuk mendeteksi dan mengobati
sejumlah besar dari berbagai kondisi medis, terutama yang di picu oleh bakteri,
virus dan jenis lain dari penyebab infeksi atau penyakit. Banyak penyakit yang
dulunya tidak dapat disembuhkan dan berakhir pada kematian tetapi sekarang
mudah untuk disembuhkan antara lain batuk rejan, difteri, cacar, dan penyakit
lainnya.
13
jawabkan, didasari oleh keyakinan, kompeten, tepat atau taat asas, cermat,
intelektual atau cerdas, etos kerja, percaya diri atas kemampuan, optimistik,
bermoral, dan bersikap serta berpikir positif.
2. Pelayanan Kesehatan
1. Pengertian pelayanan kesehatan
Menurut Levey dan Loomba (1973)
Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
14
a. Pelayanan Kedokteran
Ditandai dengan cara pengorganisasian yang bersifat sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi, tujuan utamanya untuk
menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta utamanya
adalah perseorangan dan keluarga.
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Ditandai dengan cara pengorganisasian yang umunnya secara bersama-
sama dalam suatu organisasi, tujuan utamanya yaitu untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasaran
utamanya adalah kelompok dan masyarakat.
5. Sistem Rujukan
Menurut SK Menteri Kesehatan RI No 32 tahun 1972 sistem rujukan adalah
suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan
pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus masalah
kesehatan secara vertikal .
Dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih
mampu atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat
kemampuanya.
Sistem Kesehatan Nasional membedakannya menjadi dua macam yaitu:
a. Rujukan Kesehatan
Upaya pelayanan kesehatan dalam pencegahan penyakit dan peningkatan
derajat kesehatan. Rujukan ini dibedakan menjadi tiga yaitu :
15
Rujukan teknologi
Rujukan sarana
Rujukan Operasional
b. Rujukan Medik
Upaya pelayanan kedokteran dalam penyembuhan penyakit serta
pemulihan kesehatan. Rujukan medic terdiri dari penderita, pengetahuan,
dan bahan laboratorium.
16
BAB IV
ASPEK BUDAYA DAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
A. Konsep Kebudayaan
1. Secara umum
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan.
B. Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan,
aktivitas, dan artefak.
1. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya
abstrak yaitu tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak
dalam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan
gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu
berada dalam karangan, dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat
tersebut.
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati, dan didokumentasikan.
17
3. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau
hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret
di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat,
antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan
yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur, dan memberi arah
kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
C. Unsur Kebudayaan
Makna tentang budaya dan kebudayaan tidak pernah lepas dari unsur-unsur
kebudayaan secara universal. Guru besar antropologi Universitas Indonesia
Koentjaraningrat membagi unsur kebudayaan universal ini menjadi tujuh bagian
yakni:
1. Bahasa
Suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus menjadi
alat perantara yang utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasikan
kebudayaan. Ada dua bentuk bahasa yaitu lisan dan tulisan.
2. Sistem Pengetahuan
Unsur ini berkisar pada pengetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat-
sifat peralatan yang dipakainya. Sistem pengetahuan meliputi ruang pengetahuan
tentang alam sekitar, flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, sifat-sifat dan
tingkah laku sesama manusia, tubuh manusia.
18
3. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial
Dimaknai sebagai sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan
sesamanya. Meliputi: kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, sistem kenegaraan,
sistem kesatuan hidup, perkumpulan.
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
Teknologi di sini dimaknai sebagai jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh
para anggota suatu masyarakat, meliputi keseluruhan cara bertindak dan berbuat
dalam hubungannya dengan pengumpulan bahan-bahan mentah, pemrosesan
bahan-bahan itu untuk dibuat menjadi alat kerja, penyimpanan, pakaian,
perumahan, alat transportasi dan kebutuhan lain yang berupa benda material.
5. Sistem pencarian hidup
Ini merupakan segala usaha manusia untuk mendapatkan barang dan jasa yang
dibutuhkan. Sistem ekonomi ini meliputi, berburu dan mengumpulkan makanan,
bercocok tanam, peternakan, perikanan, dan perdagangan.
6. Sistem religi
Perpaduan antara keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan
hal-hal suci dan tidak terjangkau oleh akal. Sistem ini meliputi, sistem
kepercayaan, sistem nilai dan pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan
upacara keagamaan.
7. Kesenian
Kesenian dapat dimaknai sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan.
Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu timbul dari imajinasi kreatif yang
dapat memberikan kepuasan batin bagi manusia. Pemetaan bentuk kesenian dapat
terbagi menjadi tiga garis besar, yaitu; seni rupa, seni suara dan seni tari
19
Merupakan faktor ke 3 yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan
pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan
perawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan
kesehatan. Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh lokasi dan tenaga
kesehatan.
d. Keturunan (genetik)
Faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir, misalnya
dari golongan penyakit keturunan, asma.Hendrik L Blum juga menyebutkan
12 indicator yang berhubngan dengan derajat kesehatan, yaitu:
Life Spam, yaitu lamanya usia harapan untuk hidup dari masyarakat,
atau dapat juga dipandang sebagai derajat kematian masyarakat yang
bukan karena mati tua.
Disease Or Infirmity, yaitu keadaan sakit atau cacat secara fisiologis
dan anatomis dari masyarakat.
Discomfort Or Ilness, yaitu keluhan sakit dari masyarakat tentang
keadaan somatic, kejiwaan maupun social dari dirinya.
Disability Or Incapacity yaitu ketidakmampuan seseorang dalam
masyarakat untuk melakukan pekerjaan dan menjalankan peranan
sosialnya karena sakit.
Participation In Healt Care, yaitu kemampuan dan kemauan
masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga dirinya untuk selalu
dalam keadaan sehat.
Health Behaviour, yaitu perilaku manusia yang nyata dari anggota
masyarakat secara langsung berkaitan dengan masalah kesehatan.
Ecologic behavior, yaitu perilaku masyarakat terhadap lingkungan,
spesies lain, sumber daya alam, dan ekosistem
Sosial Behavior, yaitu perilaku anggota masyarakat terhadap
sesamanya, keluarga, komunitas dan bangsanya.
Interpersonal Relationship, yaitu kualitas komunikasi anggota
masyarakat terhadap sesamanya.
Reserve or Positive Health, yaitu daya tahan anggota masyarakat
terhadap penyakit atau kapasitas anggota masyarakat dalam
menghadapi tekanan-tekanan somatic, kejiwaan, dan social.
External Satisfaction, yaitu rasa kepuasan anggota masyarakat
terhadap lingkungan sosialnya meliputi rumah, sekolah, pekerjaaan,
rekreasi, transportasi.
Internal Satisfaction, yaitu kepuasan anggota masyarakat terhadap
seluruh aspek kehidupan dirinya sendiri.
20
namun sekarang masyarakat lebih memilih pergi ke bidan atau pun dokter kandungan
dengan peralatan yang canggih. Artinya saat ini masyarakat lebih memaknai
kesehatan. Banyaknya informasi kesehatan yang diberikan melalui penyuluhan dan
promosi kesehatan membuat masyarakat mengetahui pentingnya kesehatan. Sekarang
pola pikir masyarakat kebanyakan lebih ke arah preventif terhadap adanya suatu
penyakit, yaitu pola pikir bahwa mencegah datangnya penyakit itu lebih baik daripada
mengobati penyakit. Artinya sejak dulu masyarakat sudah mengambil andil dalam
peran sebagai agen kesehatan, karena sejak dulu manusia sudah memiliki pemikiran
cara agar sembuh dari penyakit serta pada zaman saat ini pemikiran manusia
mengenai budaya kesehatan sudah lebih maju diiringi dengan perkembangan IPTEK
oleh karena itulah masyarakat sebagai agen kesehatan disini sangat berperan untuk
menciptakan serta menghidupkan budaya kesehatan .
Pada kualitas tenaga kesehatan yang memadai yang berguna untuk memberikan
pelayanan kesehatan secara optimal kepada masyarakat. Salah satu agen SDM disini
adalah “Mahasiswa”. Karena mahasiwa memiliki ilmu pengetahuan yang lebih
dibandingkan masyarakat awam oleh karena itulah peran mahasiswa disini sangat
membantu dalam mensosialisasikan kesehatan kepada masyarakat. Namun tidak
hanya yang bergelar “mahasiswa” saja yang dapat menjadi agen kesehatan melainkan
yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan juga bisa menjadi
agen kesehatan.
21
BAB V
PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
22
Kerukunan, merupakan salah satu bentuk dari kerja sama yang paling
sederhana serta paling mudah untuk kita wujudkan dalam kehidupan
bermasyarakat.Contoh kerukunan antara lain gotong royong untuk
membangun masjid, jembatan, membantu korban bencana alam, dan
sebagainya.
Kooptasi, merupakan suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
sebuah kepemimpinan atau sebuah pelaksanaan politik suatu organisasi
kelompok masyarakat guna mencegah terjadinya guncangan ataupun
perpecahan dalam organisasi tersebut.
Bergaining, merupakan suatu bentuk kerjasama yang dihasilkan dari
tindakan tawar menawar yang terjadi pada dua individu atau lebih untuk
mencapai kesepakatan bersama. Contoh bergaining sendiri biasa kita
temukan dalam kehidupan sehari-hari seperti kegiatan tawar menawar
yang terjadi antara penjual dan pembeli utnuk mencapai kesepakatan
bersama.
Koalisi (coalition), yaitu merupakan perpaduan antara dua kubu yang
berbeda untuk mencapai tujuan bersama. Contohnya koalisi antara dua
partai politik untuk memenangkan tokoh yang dicalonkan dalam pemilihan
kepala daerah.
Join Venture, merupakan kerjasama antara beberapa pihak dalam waktu
tertentu untuk menyelengggarakan usaha bersama. Biasanya kerja sama
berakhir ketika tujuan bersama telah tercapai atau selesai. Contoh kerja
sama antara dua perusahaan untuk mengembang suatu proyek.
Akomodasi, sebagai keadaan akomodasi merupakan bentuk keseimbangan
yang berkaitan dengan norma sosial dan nilai sosial dalam interaksi antar
individu atau kelompok. Sebagai proses akomodasi dapat diartikan sebagi
bentuk atau tindakan untuk meredakan suatu konflik atau permasalahan
yang terjadi baik antar individu atau kelompok sehingga terwujud suatu
kestabilan.
Akulturasi, merupakan proses penerimaan kebudayaan-kebudayaan lain ke
dalam kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan kepribadian asli ataupun
ciri khas dari kebuyaan sendiri.
Asimilasi, yaitu peleburan dua unsur kebudayaan atau lebih menjadi satu
kebudayaan milik bersama. Asimilasi mengarah pada hilangnya
perbedaan.
Amalgamasi, peleburan dua kelompok budaya atau lebih menjadi satu
kelompok budaya baru.
2. Proses disosiatif
Proses disosiatif adalah proses yang menjurus pada yang dapat mengakibatkan
perpecahan dalam kelompok masyarakat ( bersifat negatif).
Persaingan atau kompetisi, suatu proses sosial yang dilakukan individu
untuk mencapai kemenangan secara kompetitif serta menghindari benturan
23
fisik. Contoh Persaingan atau kompetisi yaitu persaingan antara Andi dan
Tono untuk menjadi Rangking 1 di kelas.
Pertentangan / Perselisihan / Konflik, suatu proses sosial individu atau
kelompok melakukan ancaman atau benturan fisik berupa kekerasan untuk
mencapai tujuannya. Contoh Pertentangan / Perselisihan / Konflik yaitu
Peristiwa Rengas dengklok merupakan pertentangan golongan muda
dengan golongan tua tentang waktu pelaksanaan proklamasi kemerdekaan
Indonesia.
Kontravensi, adalah usaha untuk menghalangi atau menggagalkan
tercapainya tujuan dari individu lain dengan cara memfitnah, provokasi,
atau melakukan intimidasi. Contoh kontravensi yaitu usaha menjatuhkan
nama baik salah satu capres agar masyarakat enggan memilihnya.
24