Anda di halaman 1dari 1

MAKANAN TABU DI PAPUA ( SUKU JAE) Tabu makanan merupakan suatu larangan dalam mengkonsumsi makanan tertentu karena

ada beberapa ancaman atau hukuman terhadap orang yang mengkonsuminya. Dalam ancaman ini, ada kekuatan supranatural dan mistik yang akan menghukum mereka yang melanggar aturan atau tabu ini (Susanto, 1991). Orang Jae membedakan diri dari kelompok orang Marind lainnya. Deskripsi etnografis mengenai suku bangsa Marind dimana orang Jae termasuk didalamnya diprotes oleh orang Jae. Mereka memiliki asal-usul, bahasa, dan organisasi sosial yang tersendiri dari orang Marind. Tetapi mereka memaklumi penggolongan diri mereka kedalam suku besar Marind, yang tersebar menduduki beberapa kawasan mulai dari pantai sampai pedalaman di kabupaten Merauke. Orang Jae bertempat di daerah Bupul distrik Muting, tanah leluhur mereka. Secara fisik dan sosial-budaya memang tidak berbeda dengan orang Marind, tetapi mereka mengaku bukan diri orang Marind. Mereka tidak membantah jika disebut dengan Marind-Jae. Bagi mereka, sebutan Marind-Jae boleh dipopulerkan untuk menyebut diri mereka dengan maksud untuk mengekspos diri kepada orang luar yang selama ini hanya tahu tentang suku Marind saja. Dalam sistem pemerintahan Indonesia, suku ini dimukimkan pada sejumlah desa menurut sub-suku pada lahan dan dusun sagunya. Sejumlah klen dapat bersatu sebagai satu kesatuan hidup karena memiliki mitos yang sama. Stratifikasi sosial masyarakat Marind-Jae terdiri dari tiga lapisan, yaitu (1) pemimpin, (2) kepala klen, dan (3) masyarakat biasa. Sebagai masyarakat dengan kebiasaan meramu, orang Jae memakan hampir segala sesuatu yang tersedia untuk bisa dimak

Anda mungkin juga menyukai