Anda di halaman 1dari 4

LAMPIRAN

METODE ANALISIS
1. Analisis Kadar Air (AOAC, 2005)
1) Sampel yang telah dihaluskan ditimbang 2 g dalam cawan petri yang telah
diketahui beratnya dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105C selama 5
jam.
2) Sampel didinginkan dalam desikator dan ditimbang.
3) Sampel dipanaskan lagi dalam oven selama 30 menit, didinginkan dalam
desikator dan ditimbang. Perlakuan ini diulang sampai tercapai berat konstan
(selisih penimbangan berturut-turut 0,2 mg).
4) Pengurangan berat merupakan banyaknya air dalam bahan.
5) Perhitungan kadar air berdasarkan berat kering sebagai berikut :



2. Analisis Kadar Abu (Metode Thermogravimetri) (AOAC, 2005)
1) Cawan pengabuan (crush porselin) disiapkan kemudian dioven suhu 105C,
dinginkan dalam desikator dan ditimbang.
2) Sampel ditimbang sebanyak 4 g dalam cawan tersebut.
3) Cawan pengabuan dipanaskan dengan kompor listrik dalam ruang asam
sampai tidak mengeluarkan asap hitam.
4) Cawan pengabuan dimasukkan dalam tanur pengabuan suhu 600C, bakar
sampai diperoleh abu berwarna abu-abu, atau sampai beratnya tetap.
5) Sampel didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang.
6) Perhitungan kadar abu sebagai berikut :



3. Analisis Warna (Yuwono dan Susanto, 1998)
Skala warna ditentukan berdasarkan standar warna dengan alat ukur color
reader, tahapannya sebagai berikut :
1) Sampel disiapkan dalam plastik yang bening.
2) Color reader dihidupkan.
Kadar air (%) = Berat awal berat akhir x 100%
Berat awal
Kadar abu (%) = Berat abu (g) x 100%
Berat sampel (g)
3) Target pembacaan ditentukan : L*a*b* color space atau L*c*h*.
4) Sampel diukur warnanya.
Keterangan : L (Lightness) untuk parameter kecerahan, a dan b koordinat
kromatisitas, C = kroma, h = sudut hue (warna).

4. Analisis Kadar Protein (AOAC, 2005)
Bahan :
Sampel 0.5 g, larutan NaOH 45% @40 ml, asam borat (H
3
BO
3
) 3% @20 ml,
H
2
SO
4
@15 ml, tablet kjeldahl @ tablet, indikator PP @3 tetes, indikator
shirtoshiro @3 tetes, akuades @25 ml, dan larutan HCl 0.058 N (0.83 ml dalam 100
ml).
Cara kerja :
1) 0,5 g sampel dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl.
2) tablet Kjeldahl dan 15 ml H
2
SO
4
pekat dimasukkan dalam labu Kjeldahl.
3) Labu Kjeldahl dipasang dalam rak alat destruksi dan dilakukan destruksi pada
suhu 200-250C selama 1 jam sampai larutan berubah warna menjadi jernih
dan didinginkan selama 1 jam.
4) Setelah dingin, labu Kjeldahl dikeluarkan dari rak alat destruksi. Larutan yang
jernih ditambahkan akuades 25 ml dan 3 tetes indikator PP melalui dinding
labu.
5) Sambil menunggu destruksi, dilakukan pembuatan asam borat 3%.
6) Larutan hasil destruksi didestilasi. Ditambahkan NaOH 45% sebanyak 20 ml,
dengan menekan knop ADD NaOH. Destilasi dimulai dengan menekan knop
START.
7) Erlenmeyer 250 ml yang berisi 20 ml asam borat 3% dan 3 tetes indikator
shirtoshiro, dan buret dipasang untuk destilasi.
8) Dibuat perlakuan blanko seprti diatas tanpa sampel.
9) Destilat yang diperoleh dititrasi dengan standar HCl (0.058 N) sampai
berwarna merah jambu.



Protein = % N x Faktor konversi (6.25)
% N = (ml HCl titrasi sampel ml HCl titrasi blanko) x 14.008 x N HCl
Berat sampel (g) x 10
Standarisasi NaOH 0.1 N










Gambar Diagram Alir Proses Standarisasi NaOH
N larutan NaOH = g asam oksalat x 2
0.126 x ml NaOH
Perhitungan N NaOH = 0,1 g asam oksalat x 2
0.126 x 14.8 ml NaOH
= 1.107 N
Standarisasi larutan HCl
a) Normalitas larutan HCl :


b) Perhitungan N HCl = 27.3 x 0.107 N
50
= 0.058

5. Analisis Kadar Karbohidrat by difference (Widjanarko, 1996)
Kadar karbohidrat = 100% - (% Protein + % Lemak + % Air + % Abu)

6. Analisis Total Energi Metode Bomb Calorimeter (Suhardi, 1983)
Spesifikasi alat :
Merk : Gallankamp (Auto Bomb)
Tipe : CBA-305-010 M
No. Seri : SG72/03/006

0.1 g Ca-oksalat
Erlenmeyer 250 ml
Titrasi NaOH
+ Akuades 25 ml
+ 3 tetes indikator PP
Larutan merah jambu
N HCl = ml NaOH x N NaOH
ml HCl

Cara kerja :
1) Sampel dibuat pellet dengan berat 1-1.5 g, kemudian diletakkan dalam
crucible. Kawat dipasang pada bomb, sampel dihubungkan dengan kawat
menggunakan benang.
2) Ditimbang 200 g air dan dimasukkan dalam bucket kemudian sampel
dimasukkan ke dalam bomb dan tutup rapat.
3) Bomb diisi dengan 5 atm O
2
kemudian keluarkan kembali, dan selanjutnya diisi
lagi dengan 25-30 atm O
2
. Skrup pada bomb dikencangkan, bomb dimasukkan
dalam bucket.
4) Bucket dimasukkan dalam jaket dan tutup, sebelumnya pengaduk dan
thermometer diperiksa lalu alat dihubungkan dengan aliran listrik.
5) Tunggu sampai suhu menjadi konstan, catat suhu awal (T
1
), kemudian tekan
tombol pembakar (istilah umumnya di-bomb). Catat suhu akhir setelah 7-10
menit (T
2
), setelah itu aliran listrik dimatikan.
6) Tutup jaket dibuka dan bomb dikeluarkan.
7) O
2
dikeluarkan dari dalam bomb dengan memutar kran pembuka perlahan-
lahan (minimal 1 menit)
8) Perhitungan GE (Gross Energy) (kal/g) sebagai berikut :



7. Analisis Daya Patah (Susanto dan Yuwono, 1998)
Mesin Tensile strength dihidupkan kurang lebih 15 menit, masuk program
software untuk mesin Tensile Strength, kursor ditempatkan di ZERO dan ON
supaya alat Tensile Strength dan monitor komputer menunjukkan angka 0,0
pada pengujian, sampel diletakkan dibawah aksesoris penekan (penjepit
sampel). Kursor diletakkan pada tanda [0] dan ON sehingga komputer secara
otomatis akan mencatat gaya (N) dan jarak yang ditempuh oleh tekanan.
Menekan tombol [] untuk penekanan atau tombol [] untuk tarikan yang
ada pada alat. Setelah pengujian selesai tekan tombol [] untuk berhenti dan
menyimpan data. Hasil pengukuran dapat dicatat atau langsung diprint.

GE = (T
2
T
1
) x 1.8 x 1325,6050
Berat sampel (g)

Anda mungkin juga menyukai