Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIK

KERJA LAPANGAN
(PKL) DI
BARISTAND
PONTIANAK

OLEH :
1. SARMILA
2. MAYANG SARI
3. FANY WULANDARI
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu bentuk
penyelenggaraan pendidikan keahlian yang memadukan
secara sistemik dan sesuai program penguasaan keahlian
yang diperoleh melalui profesional tertentu. Dimana siswa
yang bersangkutan ditempatkan disuatu institusi dalam
jangka waktu tertentu. Kegiatan ini dimaksudkan agar
siswa mendapatkan pengalaman sebelum mereka
memasuki dunia kerja yang sesungguhnya, sehingga siswa
akan mendapatkan bekal dari Praktik Kerja Lapangan (PKL)
yang sudah dilaksanakan.

2. Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


◦ Menambah wawasan pandangan tentang dunia kerja yang
akan dihadapi di masa yang akan datang.
◦ Melatih kemandirian dan keterampilan di dunia kerja.
◦ Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan
selama sekolah di dunia kerja.
3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan (PKL)

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini


dilaksanakan mulai tanggal 23 Maret s/d 8 Juni 2019, dimana
peserta PKL yang berjumlah 3 orang rolling 1 kali yaitu di
Laboratorium Lingkungan, Laboratorium Air, dan
Laboratorium Aneka Komoditi.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Balai Riset


dan Standardisasi Industri Pontianak ( BARISTAND) yang
terletak di Jl. Budi Utomo No.41 Pontianak Utara, Siantan
Hilir, Pontianak, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
BAB 2 PROFIL BARISTAND
1. Sejarah Singkat BARISTAND
Balai Riset dan Standarisasi
Industri Pontianak yang pada
mulanya disebut Balai Industri
Pontianak adalah unit
pelaksana Teknis Departemen
Perindustrian dan Perdagangan
di bidang penelitian dan
pengembangan industri di
Kalimantan Barat. Balai Riset dan Standarisasi Industri
Pontianak yang selanjutnya disebut baristand industri
Pontianak merupakan perubahan nama dari balai riset
dan standarisasi industri dan perdagangan Pontianak
pada tahun 2006 berdasarkan peraturan mentri
perindustrian No. 49/M-IND/PER/2006.
2. Visi dan Misi Baristand
 Visi
Menjadi lembaga riset dan standarisasi
terpercaya dibidang industri pangan berbasis
sumber daya alam Kalimantan Barat.

 Misi
1. Riset berkualitas dan dapat diterapkan untuk
mendorong pertumbuhan industri.
2. Meningkatkan inovasi teknologi dan daya saing
industri pangan.
3. Menumbuhkan IKM yang menerpakan industri
hijau.
4. Memberikan pelayanan jasa secara profesional.
3. Unit Kerja Laboratorium
Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak memiliki
unit kerja (laboratorium) yang meliputi:
1. Laboratorium Pengujian, yang terdiri dari:
a. Laboratorium Lingkungan (terakreditasi)
Laboratorium ini difokuskan untuk melakukan pengujian
pada permasalahan lingkungan seperti limbah cair industri, air
sungai, air laut dan danau, air boiler, air radiator, udara (emisi
dan ambien), kebisingan, limbah padat dan lain-lain.
b. Laboratorium Aneka Komoditi (terakreditasi)
Laboratorium ini diutamakan untuk melakukan pengujian
pada produk makanan dan minuman serta produk industri
menengah (IKM) seperti: mie instant, garam, kopi bubuk,
AMDK, pupuk, dan lain-lain.
c. Laboratorium Mikrobiologi (terakreditasi)
Laboratorium ini memiliki fungsi untuk melakukan
pengujian mikrobiologi makanan (jamur, ragi, bakteri) dan
biologi perairan (bentos, plankton, sifat perairan, dan lain-lain).
d. Laboratorium Riset
Laboratorium ini difokuskan pada riset peningkatan nilai
tambah dengan teknologi tepat guna terhadap potensi sumber
daya alam Kalbar dan daerah sekitarnya.

2. Laboratorium Kalibrasi
Keberadaan laboratorium kalibrasi ini adalah untuk
mengetahui akurasi dan presisi peralatan yang digunakan oleh
industri dan laboratorium yang ada di Kalimantan Barat.

3. Laboratorium Sertifikasi Produk (LS-Pro)


Laboratorium sertifikasi produk merupakan lembaga yang
melaksanakan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT-
SNI) 13 terhadap produk SNInya yang diberlakukan secara wajib
maupun sukarela, serta didukung oleh laboratorium yang telah
diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).

Berdasarkan Praktik Kerja Lapangan yang telah


dilaksanakan di Baristand Industri Pontianak, penulis ditempatkan
di laboratorium lingkungan, laboratorium komoditi pangan, dan
laboratorium air.
BAB 3 KEGIATAN DI BARISTAND
1. Mengerjakan Uji TDS (Total Dissolved Solids)
Bahan
◦ Sampel air sungai

Peralatan
◦ Neraca Analitik
◦ Cawan Porselen
◦ Waterbath
◦ Oven
◦ Penjepit Cawan
◦ Desikator
◦ Kertas Saring
◦ Labu volume
◦ Erlenmeyer
Prosedur Kerja TDS

 Cawan porselen di oven selama 1 jam pada suhu


105 oC
 Dinginkan pada desikator selama 20 menit
 Timbang cawan kosong (BK)
 Saring sampel sebanyak 50 mL
 Tuang sampel ke dalam cawan porselen
 Uapkan di atas waterbath selama 3 jam
 Oven pada suhu 105 OC selama 1 jam
 Dinginkan pada desikator selama 20 menit
 Timbang hasil akhir (BK+S)
Perhitungan
TDS P.3284 (mg/L) = (BK+S) - (BK) X 1.000 X 1.000
Vs
= 32,9499-32,9492 X 1.000 X 1.000
50
= 0,0007 X 1.000 X 1.000
50
= 700
50
= 14 mg/L

Ket:(BK+S) = Berat Cawan+Sampel(gr)


(BK) = Berat Cawan Kosong (gr)
Vs = Volume Contoh Uji (ml)
1000 = Faktor Konversi dari gr ke mg
1000 = Faktor Konversi dari ml ke L
2. Mengerjakan Uji TSS (Total Suspended Solids)

Bahan
◦ Sampel air limbah

Peralatan
◦ Pipet
◦ Balp
◦ Gelas ukur
◦ Water vakum
◦ Kertas saring
PROSEDUR KERJA TSS
Siapkan kertas
saring kosong

Pindahkan kertas
Pipet sampel sesuai saring secara hati-
Lakukan
dengan volume yang hati dari peralatan
pengocokan pada
telah diperkirakan penyaring lalu
sampel agar
simpan di wadah
homogen

Ulangi langkah sebelumnya Keringkan dalam oven pada


sampai di peroleh berat suhu 103-105ºC selama 1 jam,
konstan Dinginkan dalam desikator
untuk menyeimbangkan suhu
kemudian timbang
Perhitungan
TSS P.3018 (mg/L) = (BK+S) - (BK) X 1.000 X 1.000
Vs
= 0,1197-0,1082 X 1.000 X 1.000
1
= 11500 mg/L

Ket:(BK+S) = Berat Kertas Saring+Sampel(gr)


(BK) = Berat Kertas Saring Kosong (gr)
Vs = Volume Contoh Uji (ml)
1000 = Faktor Konversi dari gr ke mg
1000 = Faktor Konversi dari ml ke L
3. Mengerjakan Uji Bagian yang Tak Larut Dalam Air

Bahan
o Sampel yang akan diukur ( garam konsumsi )
o Air suling

Peralatan
o Oven
o Neraca analitik
o Desikator
o Gelas piala 600 mL
o Pengaduk
o Pemanas
o Corong
o Kertas saring
Cara Kerja
 Timbang 2 g contoh uji (W), masukkan ke dalam gelas
piala berukuran 600 mL
 Tambahkan 350 mL air suling dan larutan dipanaskan
sampai mendidih selama 30 menit sambil diaduk
 Setelah contoh larut semua larutan didinginkan
 Keringkan kertas saring dalam oven pada suhu 110ºC
selama 60 menit dan dinginkan dalam desikator selama
(20-30) menit kemudian timbang sebagai bobot kosong
(W0)
 Saring larutan dengan kertas saring
 Keringkan kertas saring beserta isinya dalam oven pada
suhu 110ºC selama 60 menit dan dinginkan dalam
desikator selama (20-30) menit kemudian timbang sebagai
bobot sesudah pengeringan (W1)
 Hitung bagian yang tidak larut dalam air
Perhitungan
Bagian yang tidak larut dalam air (%)
= x 100 %

= x 100 %

= 0,055 %

Keterangan:
W : bobot contoh uji dinyatakan dalam gram (g)
W0 : bobot kosong kertas saring, dinyatakan
dalam gram (g)
W1 : bobot akhir kertas saring, dinyatakan
dalam gram (g)
BAB 4 JENIS MASALAH DALAM
BIDANG PEKERJAAN
Masalah yang Terjadi di Industri
Adapun permasalahan yang dialami dari
kegiatan yang telah kami lakukan selama
megikuti PKL di Balai Riset Dan Standarisasi
Industri Pontianak yaitu, kurang mengerti
dalam menggunakan alat dalam menentukan
logam seperti AAS, ICV, dan Spektrofotometri
dan terkadang kami kurang teliti dalam
melakukan analisa Praktek di Laboratorium.
Alternatif Penyelesaian Masalah
• Membaca prinsip kerja dari masing-masing
alat yang kurang dipahami
• Membaca SNI cara analisa masing-masing
parameter yang kurang dipahami
• Menanyakan kepada teknisi Lab dibagian yang
kurang dipahami
• Memperhatikan teknisi Lab dan mendengarkan
penjelasannya ketika menggunakan alat yang
kurang dipahami tersebut
Jalan Keluar yang diambil
◦ Terus belajar dan berusaha sampai
memahami apa yang tidak dipahami ketika
PKL
◦ Memberanikan diri untuk mencoba hal
yang kurang dipahami sampai bisa
◦ Banyak bertanya kepada teknisi Lab atau
kepada pembimbing masing-masing
BAB 5 PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan berdasarkan dari hasil Praktik
Kerja Lapangan yang dilakukan ialah:
◦ Dengan mengikuti PKL, siswa memperoleh ilmu
mengenai dunia kerja yang akan dihadapi kelak
setelah lulus dari bangku sekolah.
◦ Dengan mengikuti PKL, siswa dapat menerapkan
ilmu yang diperoleh dibangku sekolah ke dalam
dunia kerja.
◦ Dengan mengikuti PKL, siswa juga dapat
mengetahui berbagai metode uji dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI) serta dapat
menggunakan alat yang terakreditasi.
Saran
Saran untuk Praktek Kerja Lapangan
yang akan datang agar lebih baik yaitu
sebagai berikut :
 Meningkatkan komunikasi dan kerja
sama antara siswa dan pihak perusahaan
yang terkait.
 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh
karyawan yang ada ditempat kerja
dengan sebaik mungkin agar tetap
terjalin hubungan baik antara siswa dan
karyawan.
SEMIKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai