KERJA LAPANGAN
(PKL) DI
BARISTAND
PONTIANAK
OLEH :
1. SARMILA
2. MAYANG SARI
3. FANY WULANDARI
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu bentuk
penyelenggaraan pendidikan keahlian yang memadukan
secara sistemik dan sesuai program penguasaan keahlian
yang diperoleh melalui profesional tertentu. Dimana siswa
yang bersangkutan ditempatkan disuatu institusi dalam
jangka waktu tertentu. Kegiatan ini dimaksudkan agar
siswa mendapatkan pengalaman sebelum mereka
memasuki dunia kerja yang sesungguhnya, sehingga siswa
akan mendapatkan bekal dari Praktik Kerja Lapangan (PKL)
yang sudah dilaksanakan.
Misi
1. Riset berkualitas dan dapat diterapkan untuk
mendorong pertumbuhan industri.
2. Meningkatkan inovasi teknologi dan daya saing
industri pangan.
3. Menumbuhkan IKM yang menerpakan industri
hijau.
4. Memberikan pelayanan jasa secara profesional.
3. Unit Kerja Laboratorium
Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak memiliki
unit kerja (laboratorium) yang meliputi:
1. Laboratorium Pengujian, yang terdiri dari:
a. Laboratorium Lingkungan (terakreditasi)
Laboratorium ini difokuskan untuk melakukan pengujian
pada permasalahan lingkungan seperti limbah cair industri, air
sungai, air laut dan danau, air boiler, air radiator, udara (emisi
dan ambien), kebisingan, limbah padat dan lain-lain.
b. Laboratorium Aneka Komoditi (terakreditasi)
Laboratorium ini diutamakan untuk melakukan pengujian
pada produk makanan dan minuman serta produk industri
menengah (IKM) seperti: mie instant, garam, kopi bubuk,
AMDK, pupuk, dan lain-lain.
c. Laboratorium Mikrobiologi (terakreditasi)
Laboratorium ini memiliki fungsi untuk melakukan
pengujian mikrobiologi makanan (jamur, ragi, bakteri) dan
biologi perairan (bentos, plankton, sifat perairan, dan lain-lain).
d. Laboratorium Riset
Laboratorium ini difokuskan pada riset peningkatan nilai
tambah dengan teknologi tepat guna terhadap potensi sumber
daya alam Kalbar dan daerah sekitarnya.
2. Laboratorium Kalibrasi
Keberadaan laboratorium kalibrasi ini adalah untuk
mengetahui akurasi dan presisi peralatan yang digunakan oleh
industri dan laboratorium yang ada di Kalimantan Barat.
Peralatan
◦ Neraca Analitik
◦ Cawan Porselen
◦ Waterbath
◦ Oven
◦ Penjepit Cawan
◦ Desikator
◦ Kertas Saring
◦ Labu volume
◦ Erlenmeyer
Prosedur Kerja TDS
Bahan
◦ Sampel air limbah
Peralatan
◦ Pipet
◦ Balp
◦ Gelas ukur
◦ Water vakum
◦ Kertas saring
PROSEDUR KERJA TSS
Siapkan kertas
saring kosong
Pindahkan kertas
Pipet sampel sesuai saring secara hati-
Lakukan
dengan volume yang hati dari peralatan
pengocokan pada
telah diperkirakan penyaring lalu
sampel agar
simpan di wadah
homogen
Bahan
o Sampel yang akan diukur ( garam konsumsi )
o Air suling
Peralatan
o Oven
o Neraca analitik
o Desikator
o Gelas piala 600 mL
o Pengaduk
o Pemanas
o Corong
o Kertas saring
Cara Kerja
Timbang 2 g contoh uji (W), masukkan ke dalam gelas
piala berukuran 600 mL
Tambahkan 350 mL air suling dan larutan dipanaskan
sampai mendidih selama 30 menit sambil diaduk
Setelah contoh larut semua larutan didinginkan
Keringkan kertas saring dalam oven pada suhu 110ºC
selama 60 menit dan dinginkan dalam desikator selama
(20-30) menit kemudian timbang sebagai bobot kosong
(W0)
Saring larutan dengan kertas saring
Keringkan kertas saring beserta isinya dalam oven pada
suhu 110ºC selama 60 menit dan dinginkan dalam
desikator selama (20-30) menit kemudian timbang sebagai
bobot sesudah pengeringan (W1)
Hitung bagian yang tidak larut dalam air
Perhitungan
Bagian yang tidak larut dalam air (%)
= x 100 %
= x 100 %
= 0,055 %
Keterangan:
W : bobot contoh uji dinyatakan dalam gram (g)
W0 : bobot kosong kertas saring, dinyatakan
dalam gram (g)
W1 : bobot akhir kertas saring, dinyatakan
dalam gram (g)
BAB 4 JENIS MASALAH DALAM
BIDANG PEKERJAAN
Masalah yang Terjadi di Industri
Adapun permasalahan yang dialami dari
kegiatan yang telah kami lakukan selama
megikuti PKL di Balai Riset Dan Standarisasi
Industri Pontianak yaitu, kurang mengerti
dalam menggunakan alat dalam menentukan
logam seperti AAS, ICV, dan Spektrofotometri
dan terkadang kami kurang teliti dalam
melakukan analisa Praktek di Laboratorium.
Alternatif Penyelesaian Masalah
• Membaca prinsip kerja dari masing-masing
alat yang kurang dipahami
• Membaca SNI cara analisa masing-masing
parameter yang kurang dipahami
• Menanyakan kepada teknisi Lab dibagian yang
kurang dipahami
• Memperhatikan teknisi Lab dan mendengarkan
penjelasannya ketika menggunakan alat yang
kurang dipahami tersebut
Jalan Keluar yang diambil
◦ Terus belajar dan berusaha sampai
memahami apa yang tidak dipahami ketika
PKL
◦ Memberanikan diri untuk mencoba hal
yang kurang dipahami sampai bisa
◦ Banyak bertanya kepada teknisi Lab atau
kepada pembimbing masing-masing
BAB 5 PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan berdasarkan dari hasil Praktik
Kerja Lapangan yang dilakukan ialah:
◦ Dengan mengikuti PKL, siswa memperoleh ilmu
mengenai dunia kerja yang akan dihadapi kelak
setelah lulus dari bangku sekolah.
◦ Dengan mengikuti PKL, siswa dapat menerapkan
ilmu yang diperoleh dibangku sekolah ke dalam
dunia kerja.
◦ Dengan mengikuti PKL, siswa juga dapat
mengetahui berbagai metode uji dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI) serta dapat
menggunakan alat yang terakreditasi.
Saran
Saran untuk Praktek Kerja Lapangan
yang akan datang agar lebih baik yaitu
sebagai berikut :
Meningkatkan komunikasi dan kerja
sama antara siswa dan pihak perusahaan
yang terkait.
Mengerjakan tugas yang diberikan oleh
karyawan yang ada ditempat kerja
dengan sebaik mungkin agar tetap
terjalin hubungan baik antara siswa dan
karyawan.
SEMIKIAN DAN TERIMA KASIH