Muhammad Lutpiansyah
05061181924002
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya
Muhammad Lutpiansyah
05061181924002
PRAKTEK LAPANGAN
Oleh:
Muhammad Lutpiansyah
05061181924002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Koordinator Program Studi
Perikanan Teknologi Hasil Perikanan
Dr. Ferdinand Hukama Taqwa, S.Pi., M. Si. Prof. Dr. Ace Baehaki, S.Pi., M.Si
NIP. 197602082001121003 NIP.197606092001121001
iii
RINGKASAN
iv
KATA PENGANTAR
Muhammad Lutpiansyah
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iii
RINGKASAN ............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ...............................................................................................v
DAFTAR ISI ..............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................x
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2. Tujuan .................................................................................................................2
1.3. Manfaat ...............................................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................3
2.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Gabus. ...............................................................3
2.2. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tenggiri ............................................................4
2.3. Pempek ................................................................................................................5
2.4. Pengertian Sanitasi dan Hygiene .........................................................................7
2.5. Penerapan Sanitasi dan Higiene dalam Industri Pengolahan ..............................8
BAB 3. PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANGAN...............................................13
3.1. Tempat dan Waktu ..............................................................................................13
3.2. Pengumpulan Data Primer ..................................................................................13
3.3. Pengumpulan Data Sekunder ..............................................................................13
BAB 4. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN .........................................................14
4.1. Profil Perusahaan ...............................................................................................14
4.2. Lokasi Perusahaan ...............................................................................................14
4.3. Visi dan Misi Perusahaan ....................................................................................15
4.4. Struktur Organisasi .............................................................................................15
4.5. Fasilitas Perusahaan ............................................................................................16
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................18
5.1. Proses Pembuatan Pempek ..................................................................................18
vi
5.2. Penerapan sanitasi dan higiene............................................................................21
5.2.1.Keamanan Air dan ES .......................................................................................22
5.2.2.Peralatan Kontak Langsung dengan Produk .....................................................23
5.2.3. Pencegahan Kontaminasi Silang ......................................................................23
5.2.4. Toilet dan Tempat Pencucian Tangan ..............................................................24
5.2.5. Bahan Kimia Pembersih dan sanitizer .............................................................25
5.2.6. Pelabelan, Penyimpanan dan Bahan Toksin ....................................................25
5.2.7. Kesehatan Karyawan ........................................................................................25
5.2.8. Pengendalian Pest Control ...............................................................................26
5.2.9. 5.2.9. Bangunan dan fasilitas ...........................................................................27
BAB 6. PENUTUP ....................................................................................................28
6.1. Kesimpulan .........................................................................................................28
6.2. Saran ....................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
LAMPIRAN ...............................................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Universitas Sriwijaya
2
SSOP bertujuan untuk memastikan mutu produk dan menjamin tingkat dasar
pengendalian keamanan pangan, serta meminimalisirkan kontaminasi. Terdapat 8
kunci pokok persyaratan sanitasi yang terdapat pada teknik penerapan SSOP
diantaranya yaitu keamanan air dan es, kondisi dan kebersihan permukaan yang
kontak dengan bahan pangan, pencegahan kontaminasi silang, menjaga fasilitas
pencuci tangan, sanitasi dan toilet, proteksi dari bahan-bahan kontaminan,
pelebelan, peyimpanan dan penggunaan bahan toksin yang benar, pengawasan
kondisi kesehatan personil dan pengendalian pest. Prinsip sanitasi dijalankan sama
sekali bukan untuk mengatasi masalah kotornya lingkungan tetapi untuk
menghilangkan kontaminan dari makanan dan mesin pengolahan makanan serta
mencegah terjadinya kontaminasi kembali, berdasarkan penilaian tersebut saya
tertarik untuk mengkaji sanitasi dan higiene disalah satu UMKM pempek yang
ada dikota Palembang, UMKM yang saya pilih yaitu UMKM pempek sentosa.
UMKM pempek sentosa sendiri berpusat dijalan sentosa plaju, memiliki dua
cabang yang terletak di jakabaring dan terletak diwayhitam Palembang. UMKM
pempek sentosa ini saya pilih sebagai tempat praktek lapangan saya karena sudah
memenuhi beberapa pokok kunci sanitasi dan higiene sehingga dapat saya
menerapkan atau mengkaji ilmu tentang sanitasi dan higine pada umkm tersebut.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktek lapangan ini yaitu untuk menambah
pengetahuan serta pengalaman pada proses pengolahan hasil perikanan dan
penerapan sanitasi dan higiene di UMKM Pempek sentosa palembang, Sumatera
Selatan.
1.3. Manfaat
Manfaat dari praktek lapangan ini adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan ilmu yang baru dalam penerapan sanitasi dan higiene yang baik
di UMKM Pempek Sentosa
2. Mendapatkan wawasan baru pada UMKM dan menerapkan ilmu-ilmu yang
telah dipelajari selama ini.
3. Menjalin hubungan dan kerjasama yang baik antara Universitas Sriwijaya dan
UMKM Pempek Sentosa.
2 Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan gabus pada umumnya memiliki tubuh yang berwarna coklat kehitam
hitaman, pada bagian atas berwarna coklat muda dan dibagian perut berwana
keputih-putihan, namun sering kali menyerupai lingkungan sekitarnya. Ikan gabus
sering kali sering dijuluki “Snake head” karena memiliki kepala seperti ular agak
pipih dan terdapat sisik besar diatas kepalanya. Pada kepala bagian kanan sampai
ujung ekor berwarna hitam kecoklatan dan agak kehijauan dan pada sisi samping
bercoret-coret tebal (striata). Sirip punggung memanjang dengan sirip ekor
membulat dibagian ujung. Ikan gabus memiliki mulut yang lebar terminal dan gigi
yang sangat tajam. Ikan gabus sendiri terbagi menjadi dua jenih yaitu ikan gabus
yang cepat tumbuh dan ikan gabus yang lambat tumbuh. Gabus yang cepat
tumbuh biasanya hidup disekitar danau memiliki warna sisik abu-abu muda dan
pada bagian dada berwarna putih keperakan (Gufron dan Kordi, 2010).
3 Universitas Sriwijaya
4
Ikan gabus dapat hidup di daerah yang memiliki kandungan oksigen dan pH
yang rendah. Ikan gabus tersebar dan hidup di daerah danau, sungai, rawa, dan
saluran-saluran air hingga sawah bahkan saluran air yang tidak mengalir serta
sangat toleransi terhadap lingkungan yang beriklim ekstrim seperti dibenua Asia,
Afrika dan Amerika. Ikan gabus merupakan ikan karnivor yang cukup buas,
ditambak pedalaman yang salinitasinya rendah/tawar, ikan gabus merupakan
hama yang amat merugikan .Ansar (2010) menyatakan bahwa pada setiap daerah
ikan gabus memiliki nama yang berbeda beda biasanya di perairan Indonesia. Ikan
gabus merupakan jenis ikan buas yang tumbuh di air tawar maupun air payau.
Ikan gabus memiliki manfaat antara lain meningkatkan kadar albumin dan daya
tahan tubuh, mempercepat proses penyembuhan pasca-operasi dan juga
mempercepat penyembuhan luka dalam atau luka luar (Ulandari et al., 2011).
4 Universitas Sriwijaya
5
scombridae. Ikan ini juga masih kerabat dekat dengan ikan tuna, ikan tongkol,
ikan makerel dan ikan kembung. Ikan tenggiri hidup diiklim tropis perairan laut
yang dimiliki Indonesia merupakan surga bagi ikan tenggiri. Ikan tenggiri menjadi
komoditas perikanan laut yang paling utama karena memiliki nilai komersil yang
tinggi dan ikan tenggiri mengandung gizi yang cukup tinggi sehingga kebutuhan
protein hewani dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi ikan ini. Secara umum ikan
ini terbagi menjadi dua bagian yaitu ikan yang berdaging merah (gelap) banyak
mengandung lemak, glokogen dan vitamin sedangkan ikan yang bedaging putih
(terang) banyak mengandung protein (Aceng, 2008).
Ikan tenggiri ditemukan di perairan dangkal, kadang dengan salinitas rendah
dan kekeruhan yang tinggi. Pantai dengan batu karang (reef) merupakan wilayah
yang disukai tenggiri. Makanan utamanya adalah ikan-ikan kecil seperti teri,
sarden, herring, cumi-cumi, dan udang. Ikan tenggiri memiliki bentuk
memanjang, daging kulit licin, tidak memiliki sisik kecuali sisik pada gurat sisi
yang kecil, sirip punggung ada dua letal yang berdekatan dengan bagian depan
yang disokong dengan jari-jari keras berjumlah 16-17 buah, yang di belakang
disokong dengan 3-4 buah jari-jari keras dan 13-14 jari-jari lunak. Sirip dubur
sama besar dengan sirip punggung yang belakang, dan disebelah belakangnya
terdapat sirip tambahan sebanyak 9-10 buah. Sirip ekor bercagak dua berlekuk
dalam dengan kedua ujung sirip-siripnya yang panjang. Mulut lebar, rahang
bagian atas dan rahang bagian bawah bergerigi tajam dan kuat. Langit-Langit
bergerigi kecil-kecil. Warna punggung kebiru-biruan, pinggiran tubuh dan perut
berwarna perak. Jenis ikan ini tergolong ikan yang besar dan panjang tubuhnya
dapat mencapai 150 cm. Ikan tenggiri memiliki sifat rakus ketika makan. Ikan ini
tidak akan pernah berhenti bergerak untuk mencari makanan sebagai penunjang
hidupnya. Sifat ikan tenggiri yang lainnya ialah tidak suka bergerombol atau ikan
tenggiri lebih suka menyendiri.Ikan ini termasuk ikan perenang yang cepat dan
buas, predator dan karnivor. Penyebaran ikan in banyak terdapat di Laut merah,
dekat pantai timur Afrika, laut-laut India, Malaysia, dan Indonesia. Ikan tenggiri
merupakan jenis ikan banyak disukai oleh masyarakat karena dapat dimanfaatkan
atau diolah menjadi berbagai macam produk makanan seperti produk pempek-
pempek, kerupuk, kemplang, ikan asin dan lain sebagainya (Sheedy, 2006).
5 Universitas Sriwijaya
6
2.3. Pempek
Pempek adalah makanan yang banyak mengandung protein, terutama protein
hewani yang bersumber dari ikan. Pempek sebagai makanan tradisional khas
Palembang Sumatera Selatan yang keberadaannya semakin disukai oleh hampir
seluruh orang dan sudah dapat ditemui dimana-mana, baik pada skala kecil
maupun skala besar, baik di tempat yang sederhana maupun mewah, dari tukang
bakul sampai di hotel. Pempek terbuat dari beberapa bahan seperti daging ikan
giling, tepung tapioka, air, garam, dan bumbu-bumbu sebagai penambah cita rasa.
Pempek diolah dengan beberapa tahapan yaitu penggilingan daging ikan,
pencampuran bahan, pembentukan dan pemasakan pempek. Pempek terdiri dari
beberapa bentuk seperti pempek telur, pempek lenjer ada yang berukuran kecil
dan juga berukuran besar, pempek kapal selem, pempek pastel, pempek tahu,
pempek keriting, pempek lenggang, dan pempek adaan (Karneta et al., 2013).
Pempek mengandung gizi seperti protein, lemak dan karbohidrat yang berasal
dari ikan dan tepung tapioka. Kadar protein, lemak dan karbohidrat dapat berubah
sesuai dengan proporsi daging ikan dan tapioka yang digunakan Kualitas pempek
di pasaran ditentukan oleh jenis dan jumlah ikan yang digunakan. Ikan yang
digunakan berasal dari ikan sungai maupun ikan laut. Pempek merupakan produk
yang bersifat basah, hal tersebut menyebabkan daya awetnya sangat terbatas
Kerusakan pada pempek ditandai dengan adanya perubahan tekstur, terbentuknya
lendir, perubahan warna, munculnya bau tidak sedap karena gas ammonia, sulfide
atau senyawa busuk lainnya. Kerusakan pada pempek juga akan cepat terjadi jika
mempunyai kadar air yang tinggi dikarenakan ada memicu pertumbuhan semua
jenis mikrobia yaitu kapang, khamir dan bakteri (Alhanannasir et al., 2018).
6 Universitas Sriwijaya
7
kepada usaha kebersihan atau kesehatan dan keutuhan makanan itu. Perbedaan
sanitasi dan higiene adalah higiene lebih mengarahkan aktivitasnya pada
manusia, sedangkan sanitasi lebih menitik beratkan pada faktor lingkungan hidup
manusia. Tujuan diadakannya usaha sanitasi dan higiene adalah untuk mencegah
timbulnya penyakit dan keracunan serta gangguan kesehatan sebagai akibat
dari adanya interaksi faktor lingkungan hidup manusia (Sihite, 2011).
Sanitasi adalah suatu usaha yang mengawasi beberapa faktor lingkungan yang
berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek,
merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup atau upaya
menjaga pemeliharaan makanan, tempat kerja atau bebas pencemaran yang
diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya. Tujuan dari sanitasi
yaitu menciptakan atau pemeliharaan kondisi yang mampu mencegah terjadinya
kontaminasi makanan atau penyakit yang disebabkan oleh makanan dan usaha
kongkret dalam mewujudkan kondisi higienis. Higiene dan sanitasi memiliki
tujuan untuk mencegah timbulnya penyakit dan keracunan serta gangguan
kesehatan lainnya yang diakibatkan dari adanya interaksi faktor-faktor lingkungan
hidup manusia. Sanitasi makanan merupakan upaya-upaya yang ditujukan untuk
kebersihan dan keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan
dan penyakit pada manusia (Chandra, 2006). Sanitasi makanan adalah upaya
pencegahan terhadap kemungkinan bertumbuh dan berkembang biaknya jasad
renik pembusuk dan patogen dalam makanan yang merusak makanan dan
berpotensi membahayakan kesehatan manusia (Rahmadhani dan Sumarmi, 2017).
7 Universitas Sriwijaya
8
8 Universitas Sriwijaya
9
1. Lantai
Lantai ditempat pengolahan yang sifatnya untuk pekerjaan basah atau tempat
bahan baku diterima, diolah dan dikemas harus cukup kemiringannya. Permukaan
9 Universitas Sriwijaya
10
lantai harus rata, padat, terbuat dari bahan yang kedap air, tahan lama dan
pertemuan antara lantai dengan dinding dibuat melengkung dan tidak bersudut
agar memudahkan dalam pembersihan. Sebaiknya lantai yang digunakan adalah
keramik, berwarna putih, kedap air, dan tidak licin. Untuk menghindari adanya
genangan air kemiringan dibuat 3ºC, sehingga air mudah mengalir menuju saluran
pembuangan. Lantai dibersihkan minimal sebelum dan sesudah kegiatan proses
pengolahan agar bebas dari kuman penyebab penyakit, serta dilarang membanting
benda apapun yang dapat merusak lantai.
2. Dinding
Permukaan dinding bagian dalam yang sifatnya pekerjaan basah atau tempat
basah atau tempat bahan baku diterima, disimpan dan diolah harus kedap air, rata,
tidak lembab, mudah dibersihkan dan berwarna terang. Permukaan dinding yang
selalu kena percikan air, dilapisi bahan kedap air setinggi 2 (dua) meter dari lantai
dengan permukaan halus, tidak menahan debu dan berwarna terang. Sudut dinding
dengan lantai berbentuk lengkung (conus) agar mudah dibersihkan dan tidak
menyimpan debu/kotoran.
3. Langit-langit
Langit-langit ruang pengolahan harus memenuhi beberapa syarat seperti
permukaan tidak retak, tidak bercelah, tidak terdapat tonjolan dan sambungan
tidak terbuka. Bidang langit-langit harus menutupi seluruh atap bangunan, terbuat
dari bahan yang permukaannya rata, mudah dibersihkan, tidak menyerap air dan
berwarna terang. Tinggi langit-langit minimal 2,4 meter di atas lantai.
4. Pintu
Pintu ruang tempat pengolahan dibuat membuka ke arah luar dan dapat
menutup sendiri (self closing), dilengkapi peralatan anti serangga/lalat seperti
kassa, tirai, pintu rangkap dan lain-lain. Permukaan pintu harus halus, tahan karat,
tahan air dan mudah dibersihkan.
10 Universitas Sriwijaya
11
5. Ventilasi
Dalam ruang pengolahan harus mempunyai ventilasi yang cukup menjamin
sirkulasi udara, menghilangkan bau dan mencegah pengembunan. Luas ventilasi
20% dari luas lantai, untuk :
- Mencegah udara dalam ruangan panas atau menjaga kenyamanan dalam ruangan.
- Mencegah terjadinya kondensasi/pendinginan uap air atau lemak dan menetes
pada lantai, dinding dan langit-langit.
- Membuang bau, asap dan pencemaran lain dari ruangan.
6. Penerangan
Semua permukaan kerja dalam ruangan harus mendapat penerangan yang rata.
Lampu harus diberi perlindungan untuk menghindari kontak lansung dengan
produk. Intensitas pencahayaan harus cukup untuk dapat melakukan pemeriksaan
dan pembersihan serta melakukan pekerjaan-pekerjaan secara efektif. Semua
pencahayaan tidak boleh menimbulkan silau dan distribusinya sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan bayangan.
7. Saluran Pembuangan
Saluran pembuangan harus berukuran cukup dan dapat mengalirkan air atau
kotoran dengan lancar. Lubang saluran dinding ruang pengolahan harus
dilengkapi dengan alat yang mencegah masuknya tikus dan binatang lainnya.
8. Toilet
Unit pengolahan harus memiliki kamar kecil atau toilet dengan jumlah dan
kebersihan yang memadai untuk kebutuhan staf dan karyawan. Toilet harus
terpisah dengan ruang pengolahan, dibersihkan dalam interval waktu tertentu dan
dilengkapi dengan fasilitas air bersih dan desinfektan, seperti sabun dan alkohol.
11 Universitas Sriwijaya
12
patogen dari tubuh oleh karena itu pencucian tangan merupakan hal pokok yang
harus dilakukan para karyawan/pekerja yang terlibat dalam unit pengolahan.
Pencucian tangan meskipun tampaknya merupakan kegiatan yang ringan dan
sering disepelehkan terbukti cukup efektif dalam upaya pencegahan kontaminasi
pada makanan. Pencucian tangan dengan sabun dan diikuti dengan pembilasan
akan menghilangkan banyak mikroba yang terdapat pada tangan.
12 Universitas Sriwijaya
13
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANGAN
13 Universitas Sriwijaya
BAB 4
PROFIL PERUSAHAAN
14 Universitas Sriwijaya
15
kantor dan universitas swasta yang memberikan banyak potensi atau peluang agar
banyak dikenal oleh masyarakat, selain itu juga dapat dilihat dari sumber atau
tempat perolehan bahan baku pempek yang didapatkan, bisa dikatakan strategi
karena jarak antara UMKM pempek sentosa dengan pasar tidak terlalu jauh dan
mudah dijangakau.
15 Universitas Sriwijaya
16
16 Universitas Sriwijaya
17
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENIMBANGAN (C)
PENCETAKAN (F)
PENIRISAN (H)
PRODUK (I)
PENGEMASAN (J)
17 Universitas Sriwijaya
18
B. Pencampuran Daging
Bahan baku yang diterima dari berbagai macam pasar yang ada di Palembang
langsung dibawa ke ruang proses yang ada dilantai dua UMKM sentosa. Bahan
baku ikan gabus dan tenggiri lansung diproses dengan alat penggilingan ikan,
sekali proses pengilingan ikan memiliki kapasitas kurang lebih 10 kg ikan,
ditambahkan garam dan penyedap kemudian dicampur sampai merata kurang
lebih selama 10 menit. Untuk bahan baku kulit hampir sama dengan proses
pencampuran bahan baku tenggiri dan gabus yang membedakannya di tambahkan
beberapa butir telur dan ketumbar bubuk untuk sekali pencampuran jumlahnya
sama dengan daging giling yaitu sebanyak 10 kg dan selama 10 menit waktu
pemcampuran.
C. Penimbangan
Pada proses ini bahan baku ikan yang sudah melalui proses pencampuran atau
penggilingan dilanjutkan dengan proses penimbangan, ikan dimasukkan ke dalam
plastic yang sudah disiapkan lalu ditimbang per dua kg baik itu bahan baku ikan
gabus, tenggiri ataupun bahan baku kulit yang sudah diproses penggilingan.
Penimbangan bahan baku pempek per dua kg dilakukan sampai dengan bahan
baku dari ikan gabus, ikan tinggiri dan kulit sampai habis.
18 Universitas Sriwijaya
19
D. Penyimpanan Sementara
Setelah selesai melakukan proses penimbangan dilanjutkan dengan proses
penyimpanan sementara dengan menggunakan cool box yang didalamnya sudah
diisi dengan es. Bahan baku yang sudah ditimbang per dua kg kemudian
dimasukkan dan disusun dengan rapi di dalam cool box tersebut, dengan tujuan
untuk mencegah kontaminasi dari bakteri atau patogen dan sebagai upaya
mempertahankan kualitas kesegaran bahan baku ikan sebelum memasuki proses
pengolahan yang selanjutnya.
E. Pengadonan
Bahan baku yang sudah disimpan dalam cool box diambil kemudian
dilanjutkan dengan proses pencampuran atau pengadonan, bahan baku ikan
diambil sesuai dengan kebutuhan pembuatan pempek. Untuk pembuatan pempek
lenjer, pempek telur, pempek kapal selam, dan pempek kriting bahan baku ikan
gabus dan tengiri diambil kurang lebih enam kg untuk sekali adonan kemudian
ditambahkan sagu sesuai dengan kebutuhan adonanan lalu dicampurkan atau
diaduk secara manual dengan tangan. Sedangkan untuk pembuatan pempek adaan
hampir sama dengan pembuatan pempek lenjer, pempek telur, pempek kapal
selam dan pemepk kriting yang membedakan cuman ditambahkan daun bawang
dan telur. Untuk pembuatan pempek kulit bahan baku yang digunakan yaitu kulit
merah dan hitam yang sudah diproses dan simpan di cool box diambil enam kg
untuk sekali adonan lalu ditambahkan telur, bawang putih, bawang merah,
bawang bombai dan daun bawang serta tambahkan terigu ,sagu secukupnya sesuai
dengan kebutuhan lalu aduk adonan sampai merata secara manual dengan
menggunakan tangan. Sebelum melakukan proses pengadonan produk pempek
hendaknya tangan terlebih dahulu dicuci.
F. Pencetakan
Setelah melakukan proses pengadonan dilanjutkan dengan proses pencentakan
sesuai dengan bentuk dan kebutuhan pempek. Untuk pencentakan ini dilakukan
dengan beberapa teknik sesuai dengan bentuknya, dimulai dari pempek adaan
bentuknya bulat, teknik yang dilakukan karyawan UMKM pempek sentosa masih
19 Universitas Sriwijaya
20
H. Penirisan
Pempek yang sudah direbus dan digoreng kurang lebih 10-15 menit
dilanjutkan dengan proses pentirisan dengan mengangkat pempek yang sudah
direbus ataupun digoreng dimasukkan ke dalam wadah yang sudah disiapkan, lalu
dibawa ke ruangan untuk ditiriskan sesuai waktu yang dibutuhkan.
20 Universitas Sriwijaya
21
I. Produk
Produk pempek yang sudah melalui beberapa tahap pembuatan dan diakhiri
dengan proses penirisan, akhirnya menjadi sebuah produk pempek yang siap
dipasarkan atau dijual di UMKM pempek sentosa sesuai dengan bentuk dan
ukuran yang dibuat serta sesuai dengan harganya di UMKM pempek sentosa
Palembang.
J. Pengemasan
Pada tahap ini produk pempek yang sudah dibeli konsumen dikemas sesuai
dengan kebutuhan konsumen, untuk pengemasan sendiri ada yang menggunakan
plastik yang diisi sagu ada yang menggunakan pengemasan vacum lalu
dimasukkan ke dalam box sesuai ukuran atau isi dari pempek yang sudah dibeli
atau dipesan oleh konsumen UMKM pempek sentosa.
21 Universitas Sriwijaya
22
dan tidak berasa, sedangkan untuk UPI (unit pengolahan ikan) skala menengah
dan besar harus memenuhi standar air minum. Standar Nasional Indonesia (SNI)
Air mineral ini SNI 3553:2015, Air minum dalam kemasan Standar ini
dirumuskan dengan tujuan yang pertama menyesuaikan standar dengan
perkembangan teknologi terutama dalam metode uji dan persyaratan mutu,
menyesuaikan standar dengan peraturan-peraturan baru yang berlaku, Melindungi
kesehatan dan kepentingan konsumen, Menjamin perdagangan pangan yang jujur
dan bertanggung jawab, Mendukung perkembangan dan diversifikasi produk
industri air minum dalam kemasan. Berdasarkan hasil survei air yang digunakan
Pada UMKM pempek Sentosa Palembang yaitu air yang berasal dari PDAM yang
dialirkan melalui pipa-pipa air lalu ditampung kedalam bak penampungan air
terlebih dahulu. Sebelum air dialirkan kedalam ruang proses produksi, air terlebih
dahulu dilakukan filtrasi.
Es harus terbuat dari air yang memenuhi persyaratan atau memenuhi SNI es
dan dibuktikan dengan pengujian. Dalam penggunaannya, es harus ditangani dan
disimpan di tempat yang bersih agar terhindar dari kontaminasi. Es harus
terlindung dari kontaminasi selama produksi, penanganan dan penyimpanan, dan
es tidak digunakan ulang dalam proses. Berdasarkan hasil survei es yang
digunakan oleh UMKM Pempek Sentosa berasal dari kerjasama dengan
perusahaan es kristal yang ada di kota Palembang. Kualitas air dan es harus diuji
di laboratorium paling sedikit setiap enam bulan sekali untuk parameter
mikrobiologi dan setiap satu tahun sekali untuk parameter kimia. Dari hasil
pengamatan yang sudah dilakukan pada umkm pempek sentosa dilihat dari aspek
kualitas air dan es belum dilakukan pengujian di laboratorium seharusnya
dilakukan pengujian parameter mikrobiologi dan kimia untuk menentukan
kualitas air dan es yang digunakan pada umkm pempek sentosa.
22 Universitas Sriwijaya
23
dan produk, serta didesain sehingga air dapat mengalir dengan baik. Berdasarkan
hasil survei pada UMKM pempek sentosa, fasilitas peralatan yang kontak
langsung dengan pembuatan produk pempek diantaranya planetary mixer,
timbangan, pan wadah, panci, kompor, gunting, pisau dan keranjang pengangkut.
Peralatan peralatan tersebut sebelum digunakan harus dalam keaadaan bersih.
Peralatan dan perlengkapan yang sudah dibersihkan harus ditata sesuai
dengan jenis, ukuran, dan bentuk pada setiap tahapan proses untuk menjamin
kelancaran pengolahan, mencegah kontaminasi silang dan mudah dibersihkan.
Monitoring kondisi dan kebersihan peralatan yang digunakan dalam pengolahan
hasil perikanan, pemantauan jadwal pencucian dan sanitasi harian peralatan dan
pelaksanaan uji swab pada permukaan peralatan tersebut akan tetapi untuk
monitoring kondisi dan kebersihan peralatan serta pelaksanaan uji swab pada
permukaan peralatan belum dilakukan.
Universitas Sriwijaya
24
sebelum melakukan proses pembuatan pempek. Tata letak dan alur proses UPI
(unit pengolahan ikan) didesain untuk mencegah kontaminasi dan menjamin
kelancaran proses. Tata letak UPI (unit harus dirancang dan dikonstruksi untuk
mendukung proses pengolahan secara saniter, cepat, tepat, dan harus mampu
menghindari kontaminasi terhadap hasil perikanan dengan memisahkan antara
ruang penanganan hasil perikanan yang bersih dan ruang penanganan hasil
perikanan yang kotor. Berdasarkan hasil survei tata letak sudah di rancang dan
dikontruksi untuk mendukung proses pembuatan pempek diumkm pempek
sentosa ini akan tetapi disetiap ruangan pada UMKM pempek sentosa belum
dilengkapi dengan pembatas yaitu mengunakan plastik curtain pada setiap
ruangan dan setiap ruangan proses harus dalam kondisi bersih.
Universitas Sriwijaya
25
yang berbentuk jell. Prosedur cuci tangan harus dilakukan dengan benar untuk
menjamin kebersihan dan sanitasi karyawan
Universitas Sriwijaya
26
Universitas Sriwijaya
27
kerja karyawan yang harus lengkap dengan kondisi memadai, terpelihara, bersih,
dan menggunakan tutup kepala yang menutupi rambut secara sempurna.
Karyawan tidak diperbolehkan menggunakan kosmetik, obat-obat luar, perhiasan
seperti cincin, kalung, gelang, jam tangan, alat elektronik, atau membawa barang
pribadi lainnya ke area kerja yang dapat menyebabkan kemungkinan jatuh ke
produk atau mengkontaminasi produk.
Universitas Sriwijaya
28
Universitas Sriwijaya
26
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari praktek lapangan yang telah
dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Proses pembuatan produk pempek di UMKM Pempek sentosa meliputi
proses penerimaan bahan baku, pencampuran daging, penimbangan,
penyimpanan sementara, pengadonan, pecentakan, perebusan dan
penggorengan, penirisan dan Produk jadi pempek.
2. Sanitasi dan higiene merupakan indikator utama yang harus diterapkan pada
UMKM dimulai dari proses produksi sampai hasil produk dapat dinikmati
oleh konsumen.
3. Penerapan Sanitasi dan Higiene pada UMKM Pempek Sentosa sudah cukup
memenuhi, akan tetapi masih adanya beberapa hal yang perlu di tingkatkan
lagi seperti pengedalian kesehatan karyawan dan pengendalian pest control.
4. Bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan pempek kualitasnya
sudah baik karena langsung ditangani dengan baik dan benar pada saat bahan
baku diterima
6.2. Saran
Adapun saran yang didapatkan dari pelaksanaan praktek lapangan di UMKM
Pempek Sentosa yaitu perlunya dilakukan pengendalian kesehatan karyawan dan
perlunya penerapan pengendalian pest control seperti pemasangan insect killer,
perangkap lalat di ruangan produksi dan memasang plastik curtain disetiap
pembatas ruangan agar mengurangi resiko kontaminasi pada produk pembuatan
pempek pada UMKM Pempek Sentosa.
29 Universitas Sriwijaya
30
DAFTAR PUSTAKA
Aceng, ugan T., 2008. Macam Olahan Ikan R. Yanuar, ed., Bandung.
Afrianto. 2008. Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan Jilid 1 untuk
SMK.Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional.
AlhanannasirA, Rejo A, Saputra D dan Priyanto G. 2018. Karakteritik
Pempek Instan dengan Pengolahan Pengeringan oven dan freeze
drying. Prosiding Seminar Nasional PATPI. Fakultas Pertanian
Universitas Lampung, pp: 191-200.Gambar2.Lightness (kecerahan
warna) pempek instan dilihat dari kombinasi perlakuan (PL)
Ansar, 2010. Ikan Gabus (channa Striata) Manfaat Pengembagan dan Alternatif
Teknik Budidaya . Media akuakultur 4(1):18-25.
Chandra. 2006. Higiene dan Sanitasi Industri. Teknologi Pertanian. Universitas
Sriwijaya. Indralaya.
Courtenay, W.R. and J. D. Williams. 2004. Snakehed (Pisces, Channidae) – A
biological synopsis and Risk Assessment. US Geological Survey Circular
; 1251, series II.
Departemen Kesehatan. 2006. Kumpulan Modul Kursus Higiene Sanitasi
Makanan Dan Minuman. Sub Direktorat Sanitasi Makanan dan Bahan
Pangan. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan. Jakarta.
Ghufron, M dan H. K. Kordi. 2010. Buku Pintar Pemeliharaan 14 Ikan Air Tawar
Ekonomis di Keramba Jaring Apung. Lily Publisher. Yogyakarta. 324 hlm.
Karneta, R., 2010. Analisis kelayakan ekonomi dan optimasi formulasi pempek
lenjer skala industri. Jurnal Pembangunan Manusia. 4(3): 264-274.
Purnawijayanti. 2001. Sanitasi dan Hygiene Bahan Pembantu. Jakarta: Karya
Pratama.
Purwaningsih. 1995. Teknologi Pembekuan Ikan. Penebar swadaya. Jakarta.
Rahmadhani, D., Sumarmi, S., & Nutr, A. 2017. The Description of Food
Sanitation and Hygiene At PT Aerofood Indonesia, Tangerang, Banten.
Gambaran Penerapan Prinsip Higiene Sanitasi Makanan Di PT Aerofood
Indonesia, Tangerang, Banten, 27–39.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Jilid I dan II. Bina Tjipta.
Bandung.
Sheedy. 2006. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tenggiri (Online),
(http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-ikan-tenggiri/).
(diakses 25 Juli 2022)
Universitas Sriwijaya
31
Universitas Sriwijaya
32
LAMPIRAN
Universitas Sriwijaya
33
PARKIR
mushola
tangan
T. cuci
T. Cuci
piring
Toilet Toilet
T. Cuci piring
T. Cuci piring
Ruang Penggilingan
Universitas Sriwijaya
34
Universitas Sriwijaya
35
Universitas Sriwijaya
36
Universitas Sriwijaya
37
Universitas Sriwijaya
38
Universitas Sriwijaya
39
Universitas Sriwijaya
40
Universitas Sriwijaya
41
Universitas Sriwijaya
42
Universitas Sriwijaya
43
Showekes
freezer
Parkiran vacum
Universitas Sriwijaya
26
Hari/Tanggal :
NILAI
0 1 2 3 4
1. Peralatan
1. Menggunakan peralatan
makanan sesuai dengan
peruntukannya
2. Mencuci peralatan bekas pakai
dengan air bersih dan sabun
2. Keamanan air
29 Universitas Sriwijaya
45
Universitas Sriwijaya
46
5. Tempat
6.
Bahan Makanan
Universitas Sriwijaya
47
7.
Penyajian Makanan
Universitas Sriwijaya
48
10.
Pemberantasan Hama
Universitas Sriwijaya
26
29 Universitas Sriwijaya