Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT. SYAM SURYA MANDIRI (SSM) KECAMATAN ANGGANA

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

OLEH :

Dirga Agustian Palemmai 1806025034

Nurhasanah 1806025035

Fadhilah Nuha Mufidah 1806025026

Julia Syahnur Rahmani 1806025019

AGROBISNIS PERIKANAN
SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
DI PT. SYAM SURYA MANDIRI ANGGANA
Jalan Provinsi No. 14, Sungai Mariam Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai
Kartanegara Kalimantan Timur

Judul

Anggana, 28 Januari 2021

Mengetahui/Mengesahkan

Ketua Jurusan Agrobisnis Perikanan PT. Syam Surya Mandiri

Dr. Ir. Said Abdusysyahid, M.Si Dedy Azhari


NIP: 196812021997031002 Factory Manager

Pembimbing PKL Pembimbing


Lapangan

Heru Susilo,S.Pi,M.Si Yunida


NIP: 198009172005011002 Quality Control Section Head
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Yang telah melimpahkan hidayahNya dan memberi kami kesempatan dalam
menyelesaikan Laporan PKL (Praktek Kerja Lapangan) yang kami buat ini.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan PKL (Praktek Kerja Perikanan) bagi para Mahasiswa dari
Fakultas perikanan dan ilmu kelautan universitas mulawarman.
Praktek kerja ini merupakan salah satu upaya dalam menjalin kerja sama
yang baik dalam bidang perikanan dengan mengetahui proses pengolahan
perikanan pada salah satu Perusahaan di Kalimantan Timur dan kami harap
praktek kerja ini akan memberi banyak manfaat bagi mahasiswa maupun bagi
pembaca.
Penyelesaian laporan ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, karena itu sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Bapak Dr.Ir.H.Iswan Suyatna,M.sc.,DEA, Dekan fakultas Perikanan dan


Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman.

2. Bapak Dr. Ir. Said Abdusysyahid, M.Si Ketua Jurusan Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman.

3. Ibu Dr. Elly Purnama, S.Pi, M.Si Koordinator Program Studi Teknologi
Hasil Perikanan dan selaku dosen pembimbing Praktik Kerja Lapangan
yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada saya dalam
melaksanakan praktik kerja dan juga penyelesaian laporan Praktik Kerja
Lapangan ini.

4. Bapak H. Mangkana dan Hj. Siti Wahdania selaku direktur utama PT.
Syamsurya Mandiri.
5. Bapak Dedy Azhari selaku Factory Manager PT.Syam Surya Mandiri.

6. Bapak Hengly Manoppo selaku Manager Produksi PT. Syam Surya


Mandiri

7. Ibu Yunida selaku Quality Control Section Head PT. Syam Surya Mandiri

8. Ibu Puspahati Amri selaku Production Section Head PT. Syam Surya
Mandiri.

9. Bapak Basri selaku Manager Warehouse, Bapak lose Tiantoro selaku


Supervisor Warehouse dan seluruh staf dan pekerja divisi Warehouse PT.
Syam Surya Mandiri

10. Ibu santi Listiawati selaku Supervisor Laboratorium beserta seluruh staf
Laboratorium PT. Syam Surya Mandiri.

11. Kepada seluruh Supervisor dan Quality Control, serta para karyawan PT.
Syamsurya Mandiri yang telah memberi arahan dan membimbing saya
untuk memperoleh ilmu dan dapat mengaplikasikannya langsung dalam
kegiatan Paktik Kerja Lapangan ini.

12. Kedua orang tua tercinta, serta keluarga yang senantiasa memberikan doa
dan dukungan selama pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan
maupun saat proses penyusupan laporan.

13. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, yang telah
banyak membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik dan
berjalan dengan lancar.
Susunan Laporan PKL ini sudah dibuat dengan sebaik-baiknya, namun
tentu masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu jika ada kritik atau saran
apapun yang sifatnya membangun bagi penulis, dengan senang hati akan
penulis terima.

Anggana, 28 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Tujuan...........................................................................................................2

C. Manfaat.........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3

A. Klasifiksi dan Morfologi udang Black Tiger (Penaeus Monodon)...............3

B. Proses Pembekuan Udang.............................................................................5

BAB III....................................................................................................................7

A. Waktu dan Tempat........................................................................................7

B. Alat dan bahan..............................................................................................7

C. Prosedur Kerja...............................................................................................7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................9

A. Hasil..............................................................................................................9

B. PEMBAHASAN.........................................................................................10

BAB V PENUTUP.................................................................................................15

A. Kesimpulan.................................................................................................15

B. Saran............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kalimantan Timur merupakan provinsi terluas di Indonesia. Secara


geografis hampir 12% dari luas wilayah nasional Indonesia. Kalimantan
Timur memiliki luas ±245.237 km² ,dan luas perairan / luasnya ± 44.842 km²
dangaris pantai sepanjang ± 1.185 km². Satu diantaranya adalah pesisir
Anggana dan sekitarnya. Potensi yang mengutungkan tersedianya kekayaan
alam, baik di darat maupun dilaut yang belum sepenuhnya dimanfaatkan dan
dikembangkan. Oleh karena itu upaya pembangunan di Kalimantan Timur
terus ditingkatkan terutama sektor perikanan dan kelautan.

Anggana merupakan satu diantara kecamatan yang berada di wilayah


Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kecamatan berpenduduk
23.342 jiwa (2005) ini memiliki luas wilayah sekitar 1.798,80 km2.
Wilayahnya terletak di muara Sungai Mahakam dan didominasi pulau-pulau
kecil yang disebut Delta Mahakam. Satu diantara desa di Kecamatan Anggana
yang bernama Kutai Lama merupakan pusat pemerintahan pertama Kerajaan
Kutai Kartanegara selama 4 abad sejak berdiri pada abad ke-13 hingga abad
ke-17 sebelum pindah ke Pemarangan. Saat ini pusat pemerintah Kecamatan
Anggana berada di Desa Sungai Mariam.

Salah satu komoditas unggulan perikanan adalah udang. Udang dikenal


sebagai sumber makanan yang memiliki kandungan protein dan air sangat
tinggi, oleh karenanya termasuk komoditi yang sangat mudah megalami
kerusakan (perishable food) atau mudah dicemari bakteri pembusuk. Salah
satu cara untuk mempertahankan mutu dan kesegaran udang adalah dengan
metode pengawetan. Pengawetan merupakan suatu upaya yang ditunjukkan
dalam mempertahankan produk dari kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan
enzimatis dan mikrobiologi yang berakibat pada menurunnya mutu produk
secara intrinsik.
Pembekuan adalah salah satu cara pengawetan bahan pangan dengan cara
membekukan bahan pada suhu dibawah titik beku pangan tersebut.
Pembekuan dapat mempertahankan rasa dan nilai gizi bahan pangan, karena
pengawetan suhu rendah (pembekuan) dapat menghambat aktivitas mikroba,
mencegah terjadinya reaksi-reaksi kimia dan aktivitas enzim yang dapat
merusak kandungan gizi bahan pangan.

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Syam Surya Mandiri


(SSM) Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara ini bukan hanya
bertujuan memenuhi syarat perkuliahan di kampus, tetapi juga bertujuan untuk
memberikan wawasan, pengetahuan serta pengalaman dimana mahasiswa
terjun langsung melihat situasi dan kondisi perikanan yang ada di wilayah
Indonesia, dengan harapan dapat memberikan manfaat guna kemajuan di
sektor perikanan terutama di bidang pengolahan dan pemasarannya..

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktek kerja lapangan (PKL) ini antara lain :
1. Mengaplikasikan atau menerapkan ilmu yang telah di dapat di
perkuliahan dan praktikum.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui secara langsung alur proses
pembekuan udang black tiger head less, mulai dari penerimaan Raw
Material hingga ke tahap pengemasan (packing).

C. Manfaat

Adapun manfaat dari praktek kerja lapangan (PKL) ini antara lain :
1. Mahasiswa dapat mengetahui secara langsung bagaimana cara
penanganan dan pembekuan udang yang baik dan benar.
2. Mahasiswa dapat mengetahui secara langsung alur proses pembekuan
udang Black Tiger head less mulai dari penerimaan Raw Material
hingga ke tahap pengemasan (packing).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifiksi dan Morfologi udang Black Tiger (Penaeus Monodon)

Udang Black Tiger (Penaeus monodon) memiliki sifat-sifat dan ciri khas
yang membedakannya dengan udang-udang yang lain. Udang Black Tiger
(Penaeus monodon) bersifat Euryhaline, yakni secara alami bisa hidup di
perairan yang berkadar garam dengan rentang yang luas, yakni 5-45%. Kadar
garam ideal untuk pertumbuhan Udang Black Tiger (Penaeus monodon)
adalah 19-35%. Sifat lain yang juga menguntungkan adalah ketahanannya
terhadap perubahan temperature yang dikenal dengan eurythemal (Suryanto
dkk 2004).

Adapun klasifikasi Udang Black Tiger (Penaeus monodon) menurut amri


(2003) berikut:
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Family : Penaeidae
Genus : Penaeus
Species : Penaeus Monodon

Secara morfologi, tubuh Udang Black Tiger terbagi menjadi dua bagian
yaitu bagian kepala hingga dada dan abdomen yang meliputi bagian perut dan
ekor. Bagian kepala dada disebut cephalothorax, dibungkus kulit kitin yang
tebal yang disebut carapace. Bagian ini terdiri dari kepala dengan 5 segmen
dan dada dengan 8 segmen. Bagian abdomen terdiri atas 6 segmen dan 1
telson (Murtidjo 2003).

Bagian kepala, dada terdapat anggota-anggota tubuh lain yang berpasang –


pasangan berturut-turut dari muka kebelakang adalah sungut kecil (antennula),
sirip kepala (Scophocerit), sungut besar (antenna), rahang (mandibulla), alat-
alat pembantu rahang (maxilla) yang terdiri dari dua pasang maxilliped yang
terdiri atas tiga pasang, dan kaki jalan (periopoda) yang terdiri atas lima
pasang, tiga pasang kaki jalan yang pertama ujung-ujungnya bercapit yang
dinamakan chela (Suyanto dkk 2003).
Bagian perut terdapat lima pasang kaki renang (pleopoda), pada ruas
ke enam kaki renang mengalami perubahan bentuk menjadi ekor kipas
(uropoda). Ujung ruas keenam kearah belakang membentuk ekor (telson)
(Suyanto dkk 2003). Udang Black Tiger termasuk hewan heterosexual yaitu
mempunyai jenis kelamin jantan dan betina yang dapat dibedakan dengan
jelas. Jenis Udang Black Tiger betina dapat diketahui dengan adanya telikum
pada kaki jalan ke-4 dan ke-5. Telikum berupa garis tipis dan akan melebar
setelah terjadi fertilisasi. Sementara jenis kelamin Udang Black Tiger jantan
dapat diketahui dengan adanya petasma yaitu tonjolan diantara kaki renang
pertama (Murtidjo 2003).
Tubuh Udang Black Tiger terdiri dari dua bagian yaitu kepala dan dada
(cephalothorax) dan perut (abdomen). Pada bagian cephalothorax terdiri dari
13 ruas, yaitu 5 ruas kepala dan 8 ruas dada. Bagian kepala terdiri dari
antenna, antenulle, mandibula dan 6 dua pasang maxillae. Kepala dilengkapi
dengan 3 pasang maxilliped dan 5 pasang kaki jalan (periopoda). Bagian perut
atau abdomen terdiri dari 6 ruas yang tersusun seperti genting. Pada bagian
abdomen terdapat 5 pasang kaki renang (Pleopod) dan sepasang uropods
(mirip ekor) yang membentuk kipas bersama-sama telson yang berfungsi
sebagai alat kemudi (Tricahyo, 1995). Tubuh Udang Black Tiger dibentuk
oleh 2 cabang (biramous), yaitu exopodite dan endopodite. Udang Black Tiger
mempunyai tubuh berbuku-buku dan aktifitas berganti kulit luar atau
eksoskleton secara perodik yang biasa disebut dengan istilah moulting
(Mujiman dan Suyanto, 1999).
Udang Black Tiger mempunyai 2-4 gigi pada bagian tepi ventral rostrum
dan 6-8 gigi pada tepi dorsal (Mujiman dan Suyanto, 1999). Udang Black
Tiger betina mempunyai thelicum sebagai alat reproduksinya. Letak thelicum
berada diantara pangkal kaki jalan ke-4 dan ke-5 dengan lubang saluran
kelaminnyua terletak diantara pangkal kaki ke-3. Sedangkan alat kelamin
udang jantan disebut petasma yang terletak pada kaki renang pertama. Udang
Black Tiger bersifat kanibalisme yaitu suka memangsa jenisnya sendiri. Hal
ini terjadi jika Udang Black Tiger kekurangan pakan.
Morfologi Udang Black Tiger warna carapace dan bagian tubuh bergaris-
garis tebal melintang berwarna merah dan putih. Antena berwarna coklat
keabu-abuan. Kaki jalan dan kaki renang berwarna coklat dan pinggirnya
merah. Bila berada di tambak terutama yang dangkal, warnanya berubah
menjadi coklat tua atau gelap dan sering berwarna kehitam-hitaman
(Sudarmini dan Sulistiyono, 1988).

B. Proses Pembekuan Udang

Pembekuan udang adalah salah satu pengolahan hasil perikanan yang


bertujuan untuk mengawetkan makanan berdasarkan atas penghambatan
pertumbuhan mikroorganisme, menahan reaksi-reaksi kimia dan aktivitas
enzim-enzim. Produk udang beku merupakan komoditas ekspor, dalam
penambahan devisa negara di Indonesia dari hasil perikanan, udang
menempati urutan teratas, oleh karena itu untuk menjamin terhadap jaminan
mutu dan keamanan produk udang beku bagi konsumen mutlak diperlukan
suatu cara pengendalian mutu untuk mengkompromi problema “food hygien
dan safety” yang terjadi dengan pendekatan HACCP.
Menurut Hadiwiyoto (1993), secara garis besar proses pembekuan udang
antara lain seperti, Penampungan udang, Sortasi, Pemotongan Kepala,
Penghilangan Genjer, dan Pengupasan Kulit , Persiapan Pembekuan
(penimbangan, penyusunan pada wadah pembeku, dan pengemasan),
Pengaturan udang pada Pan Pembeku, Pembekuan, dan Penyimpanan di cold
storage.
BAB III

A. Waktu dan Tempat

Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan mulai tanggal 4


Januari 2021 – 31 Januari 2021, Di PT. SYAM SURYA MANDIRI (SSM)
Jl. Propinsi No. 1 Kampung Kajang, Kec. Anggana Kab. Kutai
Kartanegara.

C. Alat dan bahan

a. Alat
- Gunting
- Baskom
- MCO
- Basket
- Inner
- Tutup inner
- Plat
- Longpan
- MC
- Polybag
b. Bahan
- Udang
- Air
- Es

D. Prosedur Kerja

Bidang kerja yang kami lakukan adalah semua bagian, yang


dimulai dari proses pembelian, dilanjutkan dengan pembongkaran udang
dari truk supplier, kemudian barang masuk ke bagian penampungan (stock
up) dan dilakukan penimbangan, uji sample dan pemberian label, setelah
itu terjadi proses pengguntingan genjer kemudian udang akan dipindahkan
ke tempat proses sortir untuk menentukan size dan mutu udang.
Dilanjutkan ke proses penimbangan (weighting) dan penyusunan
(layering). Setelah proses tersebut, udang akan melalui pembekuan di
contact freezer sebelum akhirnya di packing dan disimpan di Cold
Storage.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Adapun hasil dari kegiatan kegiatan praktik kerja lapangan yang dilakukan
di PT. Syam Surya Mandiri sebagai berikut :

PEMBELIAN

PENERIMAAN RM

SORTIR

TIMBANG PRODUK

PENYUSUNAN

PEMBEKUAN

PELEPASAN PRODUK DARI INNER & GLAZING

PENGEMASAN

COLD STORAGE

LOADING
E. PEMBAHASAN

Adapun pembahasan dari kegiatan praktik kerja lapangan yang dilakukan


di PT. Syam Surya Mandiri sebagai berikut :

1. Pembelian (Purchasing)
Bahan baku udang Black Tiger (Penaeus monodon)
diperoleh dari supplier sekitar Anggana dan juga daerah yang
termasuk juga dalam Delta Mahakam serta daerah lain seperti
Balikpapan.
Tahapan yang terdapat pada pembelian (Purchasing) adalah
pengecekan udang yang di uji dengan cara di sortir, selama proses
sortir udang yang tidak memenuhi kriteria akan dikembalikan
kepada supplier. Dalam proses pembongkaran, udang di bongkar
secara berhati–hati tujuannya untuk menjaga udang agar tidak
mengalami kerusakan fisik dan mutu. Kemudian setelah proses
pembongkaran selesai maka dilakukan pengambilan sampling yang
bertujuan untuk mengetahui kode dan mutu udang sekaligus untuk
menentukan harga beli udang tersebut. Selanjutnya udang akan
diproses menuju unit selanjutnya yang bernama unit StockUp.

2. Stock Up
Sebelum bahan baku ditampung, proses yang dilakukan
adalah menimbang udang seberat 20 Kg/basket kemudian mencuci
bahan baku dengan air dingin (suhu <5°). Selanjutnya dilakukan
sampling ulang guna untuk mengetahui mutu, size ,dan jenis serta
bersamaan dengan dilakukannya penimbangan. Selanjutnya diberi
kode yang isinya tanggal, supplier, dan kode pembelian.
Fungsi dari unit Stock Up adalah untuk menampung udang
yang dibeli dari supplier karena sering banyaknya udang yang
dibeli tidak dapat diproses pada waktu bersamaan.
3. Gunting genjer
Gunting genjer merupakan kegiatan yang mana dilakukan
dengan cara memotong sisa daging dengan posisi gunting
mengarah pada bagian genjer yang akan digunting. Setelahnya
dilakukan penimbangan kembali dan genjer yang digunting tetap
diproduksi oleh perusahaan. Tujuan dari pemotongan genjer udang
adalah agar udang terlihat rapi walaupun pada dasarnya genjer–
genjer udang tidak mempengaruhi mutu dari udang tersebut.Untuk
standar panjangnya genjer udang yaitu genjer tidak melebihi kaki
renang pertama.

4. Sortir
Sortir merupakan unit selanjutnya setelah penampungan
(Stock Up) yang berfungsi untuk memisahkan udang menurut tiga
komponen yaitu mutu, jenis, dan size. Proses sortir ini
membutuhkan ketelitian dari penyortir dikarenakan harus mampu
memisahkan udang menurut tiga komponen dengan sangat teliti.
Pada ruang proses sortir memiliki mesin yang berguna untuk
memisahkan udang menurut sizenya. Biasanya mesin ini hanya
berlaku untuk udang tiger. Selain itu seperti udang white, banana,
blackpink dan lain-lain di sortir secara manual.
Standar mutu udang Headless Tiger dan White, terbagi
menjadi 3 macam yaitu :
1. FQ (First Quality)
2. SC (Second Quality)
3. BS (Bellow Standar)

5. Timbang Produk (Weighting)


Pada proses timbang produk yang pertama dilakukan yaitu
pencucian dengan air suhu <5° C. Setelah dicuci udang tersebut
ditiriskan agar timbangan produk tidak terjadi penambahan berat
karena mengandung air. Udang di timbang sesuai standart timbang
produk yang telah disepakati sesuai spesifikasi dari konsumen.
Untuk menghindari penyusutan, pada saat proses penimbangan,
terdapat penambahan berat (Over Weight) sebanyak 2% dari berat
standart, dikarenakan untuk menutupi jika terjadi penyusutan pada
produk. Selanjutnya dilakukan kembali pencucian dengan air.

6. Penyusunan (Layering)
Proses penyusunan udang dilakukan ketika udang sudah
ditimbang berdasarkan size dan jenis produknya. Dengan disusun
menggunakan media bernama inner. Setelah udang disusun
kedalam inner berdasarkan jenis produk dan sizenya. Tahap
selanjutnya sebelum udang masuk ke proses pembekuan, udang
yang sudah disusun kedalam inner terlebih dahulu dilakukan proses
water filling (pemberian air dingin) pada udang dan es curah
bagian atas. Tujuan dari pemberian air dingin adalah agar udang
yang akan dibekukan dapat membeku dengan baik sehingga udang
tahan lama untuk disimpan. Pada proses ini air yang digunakan
adalah air es yang dituangkan kedalam inner secukupnya.

7. Frosting (Pembekuan)
Produk yang telah disusun kedalam inner akan langsung
dimasukan kedalam frezzer atau mesin pembekuan guna
membekukan produk. Produk akan beku selama 3-5 jam
tergantung dari mesin pembekuan itu sendiri, karena mesin
pembekuan ada yang memakai sistem produk harus menempel
pada media plat sebagai penghantar dingin dan ada juga
menggunakan sistem semprot suhu udara dingin
8. Pelepasan Produk dari Inner Pan & Glazing
Setelah udang beku, selanjutnya udang akan melalui
proses glazing terlebih dahulu. Tujuan tahap glazing adalah
mencegah pelekatan antar bahan baku, melindungi produk dari
kekeringan selama penyimpanan, mencegah ketengikan akibat
oksidasi dan memperbaiki penampakan permukaan. Glazing
dilakukan dengan cara menyemprotkan atau mencelupkan udang
beku dalam air bersuhu antara 0-5° C.Pengawasan mutu pada
tahap ini adalah mempertahankan suhu air yang digunakan
minimal 3°C.
9. Pengemasan (Packaging)
Setelah melalui proses glazing produk udang beku yang
akan dikemas dilewatkan metal detector untuk mendeteksi adanya
kontaminan logam. Produk yang terdapat logam harus dibuang
dan dilakukan penelusuran untuk mencari tahu penyebab
kontaminasi logam. Selain untuk mendeteksi logam atau benda
asing yang terdapat pada udang beku, metal detector juga dapat
mendeteksi apakah udang tersebut beku maksimal atau tidak.

10. Penyimpanan Dingin (Cold Storage)


Penyimpanan didalam ruang penyimpanan dingin (cold
storage) bertujuan untuk dapat mempertahankan mutu udang baik
dari segi rasa, kulitas dan aroma serta bakteri yang menyebabkan
penurunan mutu udang dapat terhambat perkembangannya dan
udang menjadi tidak cepat busuk. Produk yang sudah dikemas
disimpan dalam cold storage. Ruang penyimpanan beku yang ada
di PT. Syam Surya Mandiri terdiri dari tiga unit dengan suhu -20°
C ±2° C dengan kapasitas 170 ton dan 120 ton.
11. Pemuatan (Loading)
Kegiatan pemuatan (Loading) merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk proses pengiriman produk dari pihak perusahaan
kepada pihak pelanggan (buyer)yang bersangkutan. Jumlah produk
dan brand yang akan diloading tidak menentu tergantung dari
jumlah permintaan pelanggan. Sebelum proses loading dilakukan
persyaratan dokumen– dokumen yang diperlukan untuk keperluan
ekspor harus dilengkapi terlebih dahulu oleh pihak perusahaan.
Adapun proses pemuatan (loading) dilakukan dengan cara
mengeluarkan produk dari ruang penyimpanan (Cold Storage)
melalui pintu khusus yang sudah di sediakan. Produk di susun ke
dalam kontainer (Thermobox) pengangkutan yang dihubungkan
menggunakan rel besi dan dicatat ulang sesuai dengan jumlah
permintaan. Suhu didalam ruang kontainer (Thermobox) yang
digunakan haruslah sama dengan suhu diruang penyimpanan (Cold
Storage) untuk menjaga agar produk tetap segar dan tidak
mengalami kerusakan selama dalam proses pengiriman sampai ke
negara tujuan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan dari data di atas bahwa alur proses pembukuan


udang head-less harus dilakukan semaksimal mungkin, agar mendapatkan
mutu dan kualitas produk yang baik. Serta seluruh penanganan udang di
mulai dari awal hingga akhir harus menggunakan suhu <5˚ Celcius untuk
menjaga mutu dan kualitas dari udang tersebut. Penanganan dari udang
head-less sendiri harus ditangani secara cepat dan teliti agar tidak terjadi
kerusakan yang dapat menurunkan mutu dari udang tersebut. Udang harus
mencapai suhu -18˚ Celcius sebelum akhirnya dikemas agar aktifitas
enzim dan bakteri yang terdapat pada udang tersebut dapat dihambat
sehingga tidak membuat udang mengalami penurunan mutu.

F. Saran

Sebaiknya dalam penanganan proses udang head-less harus sangat teliti


dan cepat agar udang atau produk yang dihasilkan memiliki kualitas dan
mutu yang sangat baik.
DAFTAR PUSTAKA

Tasbih, M. Proses Pengolahan Udang Beku (Frozen Shrimp) Peeled And


Deveined (Pd) Dengan Metoda Pembekuan Individually Quick Frozen
(Iqf) Pada Pt. Dua Putra Utama Makmur Tbk Pati Jawa Tengah. Proses
Pengolahan Udang Beku (Frozen Shrimp) Peeled And Deveined (Pd)
Dengan Metoda Pembekuan Individually Quick Frozen (Iqf) Pada Pt. Dua
Putra Utama Makmur Tbk Pati Jawa Tengah.

Gery Purnomo Aji Sutrisno, S.Pi. .2020. diakses pada 28 Januari 2020.
https://www.melekperikanan.com/2020/01/udang-windu.html

Anda mungkin juga menyukai