Anda di halaman 1dari 5

MENGHITUNG KEUNTUNGAN

SATU TRIP PENANGKAPAN IKAN

MASTAKA, S.St.Pi (Instruktur Madya)


Balai Pelatihan dan Penyukluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi

Setiap kegiatan usaha selalu berorientasi pada keuntungan tak terkecuali usaha
penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan. Memang ada usaha yang tidak berorientasi
pada keuntungan biasanya kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan.
Nelayan sebagai pelaku utama yang bekerja di bidang penangkapan pastilah berharap
mendapatkan keuntungan yang maksimal sehingga dapat memenuhi kebutuhan HIDUP
keluarganya sehari-hari maupun untuk menabung guna keperluan pendidikan anak-anaknya.
Pada musim ikan demikian nelayan menyebutnya, yaitu saat dimana banyak ikan yang
tertangkap maka nelayan akan memperoleh keuntungan (pendapatan) yang besar, walaupun
tidak selamanya demikian. Hal itu sdisebabkan karena pada saat musim ikan maka harga
ikan biasanya akan turun secara drastis. Di daerah-daerah tertentu kadang-kadang ikan hasil
tangkapan yang melimpah dibuang-buang karena harganya yang sangat murah.
Oleh karena itu untuk membantu para nelayan pada saat musim ikan pemerintah hadir
untuk dapat menjaga dan menstabilkan harga ikan. Beberapa cara yang sudah ditempuh
pemerintah antara lain memberikan pelatihan kepada nelayan dan keluarganya untuk
meningkatkan keterampilan khususnya di bidang pengolahan hasil tangkapan. Para istri
nelayan diajari membuat aneka olahan ikan (diversifikasi makanan dari bahan ikan) agar hasil
tangkapan yang melimpah tidak hanya dijual dalam bentuk segar tapi juga dapat diolah
menjadi barang olahan lain yang relatif lebih tahan lama untuk dipasarkan.
Selain memberikan peningkatan keterampilan, pemerintah juga telah membangun
pabrik es dan Coldstoragde. Pabrik es untuk dapat menyuplai kebutuhan nelayan terhadap
bahan untuk mempertahankan mutu ikan selama penangkapan. Sedangkan Coldstoragde
untuk menampung hasil tangkapan yang melimpah saat musim ikan.
Kita kembali pada pokok pembahasan ini yaitu menghitung keuntungan satu trip
penangkapan ikan oleh nelayan kecil. Berapa sih sebenarnya keuntungan yang didapat. Hal
demikian untuk memberikan keyakinan pada nelayan bahwa usaha yang mereka lakukan
menguntungkan, tapi berapa besarannya dalam bentuk nominal rupiah ?.
Untuk dapat mengetahui keuntungan suatu usaha maka sangatlah perlu mengetahui
berapa biaya yang dikeluarkan kemudian dibandingkan dengan nilai pendapatan yang
diperoleh. Satu trip penangkapan ikan adalah satu kali usaha penangkapan ikan yang
dimaulai dari berangkat ke tempat penangkapan ikan dan melakukan penangkapan ikan dan
sampai kemudian kembali ke daratan membawa ikan hasil penangkapan. Satu trip
penangkapan ikan bisa berbeda-beda ada yang satu hari, satu minggu, satu bulan bahkan
berbulan-bulan di laut. Tergantung dari kebiasaan nelayan itu sendiri. Namun demikian
biasanya para nelayan dengan armada kapal penangkap yang berukuran relative kecil
melakukan penangkapan ikan tidak lebih dari satu hari (one day fishing)..
Agar lebih mudah dipahami tentang bagimana menghitung keuntungan satu trip
penangkapan ikan ini maka di akhir pembahasan akan disertakan ilustrasi data sebagai
patokan dalam perhitungan yang diambil pada nelayan di desa Ba’a Kecmatan Lobalein
Kabupaten Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara Timur di bulan April 2019..
Sebagaimana telah dikemukakan tadi bahwa keuntungan sesungguhnya adalah selisih
antara nilai pendapatan dibandingan dengan nilai biaya yang dikeluarkan. Kita tahu nilai
pendapatan nelayan dari satu trip penangkapan ikan adalah nilai uang yang didapat dari hasil
penjualan ikan. Ini hanya sebagai contoh saja, jika dapat ikan tangkapan 50 kg dan harga ikan
setiap kilogramnya Rp. 20.000 maka nilai pendapatannya adalah 50 X Rp. 20.000 = Rp.
1.000.000 (satu juta rupiah). Nilai satu juta rupiah tersebut bukanlah keuntungan dari satu trip
usaha penangkapannya karena belum dikurangi dengan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh 50 kg ikan tersebut. Lalu berapa biayanya ? Nah untuk mengetahui berapa
besar biaya yang dikeluarkan maka kita harus menghitung seluruh biaya yang terdiri dari biaya
tetap ditambah dengan biaya tidak tetap.
Yang dimaksud biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dalam setiap melaut
yaitu yang terdiri dari biaya penyusutan kapal penangkap ikan, biaya penyusutan alat tangkap,
dan biaya penyusutan mesin penggerak utama kapal, serta biaya perawatan rutin. Biaya
penyusutan kapal penangkap ikan adalah jumlah biaya yang harus dihitung dari nilai beli kapal
tersebut kemudian berapa tahun kapal tersebut dapat digunakan (nilai ekonomisnya).
Sebagai contoh jika harga beli kapal penangkap ikan fiberglass ukuran kecil (kurang dari 5
GT) Rp. 30.000.000 kemudian kapal tersebut akan dapat digunakan secara optimal 10 tahun
(usia ekonomis) maka biaya penyusutan kapal penangkap ikan dalam satu tahun adalah : Rp.
30.000.000 : 10 (tahun) = Rp. 3.000.000 (tiga juta rupiah). Biaya itu adalah untuk satu tahun,
maka kalau untuk biaya satu bulannya adalah : Rp. 3.000.000 : 12 (buan) = Rp. 250.000. Hal
tersebut adalah biaya penyusutan kapal untuk satu bulan, maka biaya penyusutan atau biaya
tetap untuk satu harinya adalah : Rp. 250.000 : 30 (hari) = Rp. 8.333. Begitu juga untuk
menghitung biaya tetap (biaya penyusutan) alat tangkap dan mesin penggerak kapal
dilakukan dengan cara yang sama, diketahui dulu harga beli kemudian berapa usia
ekonomisnya.
Sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah atau berbeda
dari trip yang satu ke trip yang lainnya tergantung banyak hal seperti jauh-dekatnya daerah
penangkapan ikan karena semakin jauh daerah penangkapannya maka biaya bahan bakar
mesin pasti lebih banyak dan sebaliknya. Selain biaya bahan bakar biaya tidak tetap meliputi
biaya konsumsi anak buah kapal, pembelian es, dan yang lainnya yang merupakan biaya
tidak tetap.
Berikut ini adalah contoh menghitung keuntungan satu trip penangkapan ikan dengan
data usaha penangkapan ikan sebagai beriktu :
1. Kapal Penangkap Ikan Fiberglass ukuran 5 GT harga Rp. 40.000.000 dengan perkiraan
usia ekonomis 10 tahun.
2. Alat tangkap Gill Net 20 peace(unit) harga per unit Rp.1.000.000 maka total Rp. 20.000.000
dengan usia ekonomis 5 tahun.
3. Mesin penggerak kapal dengan daya 30 HP harga beli baru Rp. 20.000.000 dengan
perkiraan masa usia ekonomis 10 tahun.
4. Anak buah kapal sebanyak 5 orang.
5. Daerah penangkapan jaraknya ditempuh dalam waktu 4 jam pelayaran, sehingga untuk
pulang dan pergi memerlukan waktu kerja mesin 8 jam.
6. Sebagai contoh ilustrasi, ikan hasil tangkapan sebanyak 120 kg dengan harga Rp.
25.000/kg.

Dari data tersebut di atas apakah usaha penangkapan ikan tersebut untung atau rugi ?
Mari kita hitung berapa biaya tetap yang harus dikeluarkan dalam satu trip usaha
penangkapan dengan cara demikian :

RUMUS KEUNTUNGAN = TOTAL PENDAPATAN – TOTAL BIAYA


Pertama Menghitung Total Pendapatan :

Total Pendapatan = ikan hasil tangkapan (Kg) X harga ikan/kg.


Dari contoh di atas maka total pendapatannya adalah = 120 X Rp. 25.000 =
Rp. 3.000.000.

Tapi apakah dengan perolehan penjualan ikan sebesar tiga juta rupiah ini dikatakan
untung atau rugi.

Untuk mengetahui jawaban tersebut tentu sekarang kita menghitung total biaya yang
dikeluarkan dalam satu trip penangkapan ikan. Ingat bahwa total biaya adalah terdiri dari biaya
tetap ditambah dengan biaya tidak tetap.

Selanjutnya Menghitung Total Biaya :


Biaya Tetap :
Penyusutan untuk Kapal Penangkap Ikan = Rp. 40.000.000 : 10 : 12 : 30 = Rp. 11.111.
Penyusutan untuk Alat Tangkap Gill Net = Rp. 20.000.000 : 5 : 12 : 30 = Rp. 11.111.
Penyusutan untuk Mesin Penggerak Kapal = Rp. 20.000.000 : 10 :12 : 30 = Rp. 5.555.
Biaya Perawatan perbulan Rp. 150.000. maka perhari = Rp. 150.000 : 30 = Rp. 5.000.
Total Biaya Tetap ……………………………………………………………..= Rp. 32.777

Biaya Tidak Tetap :


Biaya bahan bakar satu trip penangkapan ikan = 0,2 X 8 jam X 30 X harga Solar.
= 0,2 X 8 X Rp.7.500 = Rp. 360.000.
Biaya minyak pelumas…………………………… ………………………. = Rp. 5.000.
Biaya eksploitasi (konsumsi ABK 5 orang @ Rp. 60.000)………………= Rp. 300.000.
Biaya lain-lain (upah tenaga kerja pengangkut ikan ……………….……= Rp. 100.000.
Total Biaya Tidak Tetap …………………………………………………..= Rp. 765.000.
Maka Total Biaya = Rp. 32.777 + Rp. 765.000 = Rp. 797.777.

Dari hasil perhitungan di atas maka keuntungan satu trip penangkapan tersebut adalah
Keuntungan = Total Pendapatan – Total Biaya
= Rp. 3.000.000 - Rp. 797.777 = Rp. 2.202.223.
Keuntungan yang diperoleh adalah Rp. 2.202.223. Namun namanya usaha apalagi

usaha di bidang penangkapan ikan, pendapatan tentulah tidak dapat diduga. Hal tersebut

karena dipengaruhi banyak factor seperti, cuaca, populasi ikan, teknik penangkapan, lamanya

melakukan penangkapan, dan daerah penangkapan (fishing ground) itu sendiri.

Dari contoh kasus di atas maka jika pendapatan kurang dari Rp. 797.777 maka usaha

penangkapan tersebut mengalami kerugian dan sebaliknya jika lebih dari Rp. 797.777 maka

dikatakan untung.

Demikian sekadar berbagi wawasan mengenai cara menghitung keuntungan satu trip

penangkapan ikan. Semoga ada manfaatnya.

Anda mungkin juga menyukai