ABSTRAK
Mutu dari ikan tuna yang didaratkan di PPS Bungus sangat tergantung dari
proses penanganannya mulai dari penangkapan sampai didaratkan dan dibongkar
untuk dijual ke agen atau perusahaan penampung. Tujuan penelitian ini yaitu
mengetahui proses penanganan ikan tuna sirip kuning yang didaratkan di PPS
Bungus Kota Padang Sumatera Barat. Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode survei dengan melakukan pengamatan, wawancara dan observasi
langsung ke lapangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses penanganan
ikan tuna sirip kuning di PPS Bungus melalui beberapa tahapan yaitu: 1)
Penanganan diatas kapal 2) Penanganan saat bongkar muat dari dalam kapal 3)
pemeriksaan oleh petugas 4) pengangkutan ke PT. Dempo 5) penanganan di PT
Dempo
ABSTRACT
The quality of tuna landed at PPS Bungus is very dependent on the handling
process, from catching to landing and unloading to be sold to agents or collection
companies. The purpose of this study was to determine the handling process of
yellowfin tuna landed at PPS Bungus, Padang City, West Sumatra. The method
used in this research is a survey method by making observations, interviews and
direct observations in the field. The results showed that the yellowfin tuna
handling process at PPS Bungus went through several stages, that is: 1) Handling
on board 2) Handling when loading and unloading from the ship 3) inspection by
officers 4) transportation to PT. Dempo 5) handling at PT Dempo.
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang potensi sumberdaya ikan tuna di
Ikan tuna merupakan salah satu perairan Indonesia yang tersedia
sumber hasil perikanan yang bernilai cukup besar dan kemampuan bahan
ekonomis tinggi dan berperan baku untuk diolah menjadi berbagai
penting bagi perkembangan produk unggulan, sehingga dapat
perekonomian Indonesia, mengingat menciptakan usaha bisnis, menyerap
1
tenaga kerja, serta meningkatkan penanganannya mulai dari
pendapatan masyarakat khususnya penangkapan sampai didaratkan dan
masyarakat perikanan. Jenis-jenis dibongkar untuk dijual ke agen atau
ikan tuna yang banyak perusahaan penampung. Penanganan
diperdagangkan adalah bluefin tuna, merupakan langkah awal dalam
southern bluefin tuna, bigeye tuna, menjaga ikan dari kemunduran mutu,
yellowfin tuna, albacore, dan karena baik buruknya penanganan
skipjack (Anon, 2008; Irianto, 2008) akan berpengaruh langsung terhadap
Salah satu pelabuhan mutu ikan sebagai bahan makanan
perikanan samudera di Indonesia atau bahan baku untuk pengolahan
adalah Pelabuhan Perikanan lebih lanjut. Demikian juga
Samudera (PPS) Bungus, terletak penempatan ikan pada tempat yang
di Provinsi Sumatera Barat. PPS tidak sesuai, misalnya pada tempat
Bungus telah menetapkan visinya yang bersuhu panas, terkena sinar
yaitu menjadi “Pusat Pertumbuhan matahari langsung, tempat yang
dan Pembangunan Ekonomi kotor dan lain sebagainya akan
Perikanan Indonesia Bagian Barat” berperan mempercepat mundurnya
dengan menetapkan tujuan sebagai mutu ikan (Junianto, 2003;
“Sentra Tuna Indonesia Bagian Murdaniel, 2007; Nurani et al., 2013)
Barat” (PPS Bungus 2015; Salah satu jenis ikan tuna
Ikhsan et al., 2017). yang didaratkan di PPS Bungus yaitu
Aktivitas pendaratan ikan di jenis ikan tuna sirip kuning (Thunnus
pelabuhan perikanan samudera albacores) bahasa inggrisnya yellow
bungus meliputi proses fin tuna dan bahasa internationalnya
pembongkaran, penyotiran dan madidihang. Ikan tuna sirip kuning
penangkutan ke gedung pangkalan merupakan ikan pelagis yang
pendaratan ikan yang bertujuan menghuni lapisan atas perairan
utama agar ikan yang didaratkan dan samudera, menyebar kedalam kolom
diangkut ke pangkalan pendaratan air sampai di bagian atas termoklin.
ikan sebelum dijual dapat Jenis ikan ini kebanyakan
dipindah/diangkut dengan cepat dan mengarungi lapisan kolom air, dan
terjaga mutunya. Aktivitas relatif jarang menembus lapisan
pendaratan ikan hasil tangkapan di termoklin, namun ikan ini mampu
pelabuhan sangat bergantung kepada menyelam jauh kedalam laut di
kelengkapan fasilitas yang ada di samudera hindia menghabiskan 85 %
pelabuhan perikanan, seperti waktunya di kedalaman kurang 75 m
dermaga, kolam pelabuhan dan alur (Sumadhiharga, 2009).
pelayaran yang dapat memperlancar Dari uraian diatas penelitian
kapal-kapal perikanan untuk ini bertujuan untuk mengetahui
bertambat labuh (Hutauruk et al., proses penanganan ikan tuna sirip
2017). kuning yang didaratkan di PPS
Mutu dari ikan tuna yang Bungus Kota Padang Sumatera
didaratkan di PPS Bungus sangat Barat.
tergantung dari proses
2
II. METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat wawancara dan observasi (Hasan,
Penelitian ini dilaksanakan 2002) secara langsung ke lapangan.
pada bulan Februari 2020 bertempat Data yang dibutuhkan adalah
di Pelabuhan Perikanan Samudera data sekunder dan data primer, data
(PPS) Bungus Kota Padang, Provinsi primer adalah data yang diperoleh
Sumatera Barat (Gambar 1). dari hasil wawancara pihak-pihak
yang terkait, sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh
dari pelabuhan, perusahaan dan
Sumber dan Teknik Pengumpulan beberapa literatur yang mendukung
Data kebenarannya.
Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode survei
dengan melakukan pengamatan,
Analisis Data penjelasan secara sistematis, faktual,
Analisis data yang digunakan dan akurat mengenai fakta-fakta dan
yaitu analisis deskriptif. Analisis ini gejala yang ada di lokasi penelitian.
memberikan gambaran dan
3
juga mengalami fluktuasi yang trip dan perkembangan unit
signifikan dengan nilai produksi penangkapan, sedangkan fluktuasi
tertinggi pada tahun 2017 mencapai laju tangkap dipengaruhi oleh
Rp. 18.108 milyar dan terendah pada musim. Suhendrata & Badrudin
tahun 2018 sebesar 1.864 milyar. (1990) juga mengatakan bahwa
Menurut Wujdi dan Suwarso (2016) perubahan komposisi hasil tangkapan
tuna neritik juga mengalami fluktuasi disebabkan oleh pengaruh musim
setiap bulannya naik-turun pada dan fluktuasi alat tangkap yang
periode 2011-2012 di laut cina digunakan. Lebih jelas fluktuasi
selatan. Ditambahkan Ernawati dan volume dan nilai produksi ikan tun
Sumiono (2017) fluktuasi produksi sirip kunig di PPS Bungus dapat
hasil tangkapan disebabkan jumlah dilihat pada (Gambar 2).
600
Volume/Nilai Produksi (ton/Rp)
500
400
300
Volume Produksi (ton)
200 Nilai Produksi (Rp. Milyar)
100
Rp4,440 Rp18,108 Rp23,677
Rp1,864
0
2016 2017 2018 2019
Tahun
Gambar 2. Volume dan Nilai Produksi Ikan Tuna Sirip Kuning tahun 2016-2019
di PPS Bungus
Alat Tangkap Pancing Ulur (Hand ikan di laut. Pancing ulur (hand line)
Line) adalah alat tangkap ikan jenis
Alat tangkap yang digunakan pancing yang paling sederhana.
nelayan PPS Bungus untuk Terdiri dari pancing, tali pancing dan
menangkap ikan tuna sirip kuning pemberat atau umpan. Daerah
yaitu pancing ulur. Jenis pancing penangkapan ikan (fishing ground)
memiliki konstruksi yang hampir untuk mengoperasikan pancing ulur
sama pancing pada umumnya, yakni cukup terbuka dan bervariasi
terdiri dari tali pancing, mata sehingga pancing ulur dapat
pancing, pemberat, umpan dan dioperasikan disekitar permukaan
swivel (Mulyadi et al., 2015; Jaya et sampai dengan di dasar perairan,
al., 2017; Kholis et al., 2017). disekitar perairan pantai maupun di
Pancing ulur (hand line) laut dalam (Mulyadi et al., 2015).
merupakan salah satu jenis alat Ukuran tali pancing 200-300
tangkap yang digunakan oleh meter berbahan nilon, dengan mata
nelayan tradisional untuk menangkap pancing berukuran 8 cm (nomor 5)
4
model circle. Umpan yang perairan (daerah penangkapan ikan)
digunakan yaitu cumi (Teuthida). dan setelah itu menunggu sampai
Satu kapal biasanya membawa 10-15 umpan dimakan oleh ikan.
unit pancing ulur yang dibawa pada Haulingnya dilakukan secara
saat melakukan operasi penangkapan perlahan-lahan mengikuti pergerakan
ikan tuna sirip kuning. Metode ikan agar ikan tidak lepas dari mata
pengoperasian pancing ulur yaitu pancing. Konstruksi pancing ulur
dengan melemparkan tali pancing ke dapat dilihat pada (Gambar 3).
Keterangan:
1. Penggulung
2. Tali
3. Swivel
4. Mata Pancing
5. Pemberat
5
Gambar 4. Alur Penanganan Ikan Tuna Sirip Kuning di PPS Bungus
6
buangan di suatu tempat yang jauh tangkapan banyak maka ikan akan
dari letak ikan, untuk menghindari disusun bertumpuk dengan rapi
kontaminasi; Pencucian ikan sampai didalam palka.
semua sisa darah hilang, dengan cara Menurut Mboto et al., (2014)
pemasukkan selang ke dalam insang setelah itu nelayan kembali
untuk mengalirkan air dan melakukan aktivitas pemancingan
membersihkan sisa darah di bagian dengan menggunakan perahu
dalam ikan. pemancing. Setelah waktu istrahat
Jika hasil tangkapan sedikit pemancingan tiba, barulah ikan tuna
maka posisi ikan akan digantung tersebut disusun dengan rapi dalam
dengan moncong menghadap wadah pendingin.
kebawah namun jika ikan hasil
7
Gambar 5. Pembongkaran Ikan Tuna Sirip Kuning di PPS Bungus
8
Penanganan Distribusi ke PT. (2017) proses distribusi ikan tuna di
Dempo pelabuhan perikanan dilakukan lewat
Ikan tuna sirip kuning sebelum darat menggunakan mobil
didistribusikan ke PT. Dempo pengangkut truk terbuka yang diisi es
terlebih dahulu diangkut dengan dan ditutupi dengan terpal. Pada
mobil bak terbuka atau pick up. Bak proses distribusi, ikan segar harus
mobil dilapisi besi yang tidak mudah didinginkan agar kesegarannya dapat
berkarat dan agak licin agar tidak bertahan. Syarat untuk
merusak bentuk fisik ikan. Mobil bak mempertahankan kesegaran ini
terbuka dipilih karena jarak antara adalah ikan harus dikelilingi oleh
dermaga pelabuhan dan pabrik hancuran es yang cukup luas dan
pengolahan ikan tuna cukup dekat. kerendahan suhu ruang tetap terjaga.
PT. Dempo Andalas Samudera Pengangkutan ikan tuna sirip kuning
merupakan pabrik pengolahan ikan ke PT. Dempo dapat dilihat pada
tuna yang berada dilingkungan PPS (Gambar 6).
Bungus. Menurut Furqon et al.,
9
Petugas pelaksana Pengambilan sampel daging diambil
operasional pelabuhan melakukan dibagian tengah badan ikan. Mutu
pengambilan data berupa panjang ikan tuna dapat diperiksa secara
dan berat ikan, sedangkan petugas cepat oleh ahlinya menggunakan alat
pabrik melakukan pendataan berupa coring tube yang berfungsi untuk
nama kapal penangkapan ikan, alat mengambil sampel daging dari tubuh
tangkap, daerah tangkapan dan juga ikan. Alat tersebut terbuat dari
mengecek kembali data panjang dan stainless steel dan berbentuk silinder
berat. Setiap ikan diberi tanda tali lancip agar tidak merusak bahan
rafia dengan warna berbeda untuk baku ikan tuna. Cara
membedakan setiap ikan yang pengoperasiannya adalah dengan
ditangkap oleh kapal-kapal tuna. menusukkan coring tube tersebut ke
Alat yang digunakan dalam tubuh ikan tuna yang diperiksa
pendataan adalah meteran 10 kemudian diputar dan ditarik
meter dan timbangan berat kembali. Sampel daging biasanya
maksimal 300 kg. diambil pada bagian punggung
Kemudian penanganan namun tidak menutup
dilanjutkan oleh petugas labor kemungkinan diambil dari bagian
mengecek mutu dengan mengambil lain sehingga akan diperoleh bagian
sampel daging menggunakan alat yang efektif untuk pemeriksaan mutu
coring tube alat уаng berbentuk tuna.
batang, tajam, dan terbuat dаrі besi.
a b c
Gambar 8. Pendataan Ikan Tuna Sirip Kuning: a.Pengukuran Berat, b.Pengukuran
Panjang, c.Uji Mutu Ikan
Setelah pendaatan ikan tuna stainless steel atau anti karat. Golok
dan sesuai standar PT. Dempo akan yang digunakan harus dalam kondisi
dipotong sirip dan ekornya bersih dan tajam. Parang yang kotor
menggunakan parang yang tajam. atau berkarat dapat mengkontaminasi
Pemotongan ini merupakan proses ikan, sehingga dapat merusak mutu
lanjutan untuk tahapan ekspor atau ikan tuna yang dihasilkan. Petugas
diolah menjadi produk. Proses pabrik mengambil sampel daging
pemotongan sirip dan ekor dapat untuk pengujian mutu ikan sebagai
dilihat pada (Gambar 9). persyaratan penerimaan ikan oleh
Menurut Sidik, (2013); Jaya pabrik pengolahan.
et al., (2018) pemotongan ekor dan
sirip ikan menggunkan golok
10
Gambar 9. Pemotongan Sirip dan Ekor Ikan Tuna Sirip Kuning
11
Penyimpanan Ikan Tuna Perikanan Samudera Nizam
Segar di Atas Kapal. Squalen Zachman Jakarta [Skripsi].
Bulletin of Marine and Bogor: Departemen
Fisheries Postharvest and Pemanfaatan Sumberdaya
Biotechnology, 3(2), 41-49. Perikanan, FPIK, IPB.
Jaya, M. M., Wiryawan, B., & Nurani, T. W., Murdaniel, R. P., &
Simbolon, D. Harahap, M. H. (2013).
(2018).Keberlanjutan Upaya Penanganan Mutu
Perikanan Tuna di Perairan Ikan Tuna Segar Hasil
Sendangbiru Kabupaten Tangkapan Kapal Tuna
Malang. ALBACORE, 1(1). Longline Untuk Tujuan
Junianto. 2003. Teknik Penanganan Ekspor (Fresh Tuna Handling
Ikan. Seri Agriwawasan. Quality for Tuna Longliner
Jakarta : Penebar Swadaya. Caching for Export Market).
Kholis, M. N., Wahju, R. I., & Marine Fisheries: Journal of
Mustaruddin, M. Marine Fisheries Technology
(2017).Keragaan Aspek and Management, 4(2), 153-
Teknis Unit Teknologi 162.
Penangkapan Ikan Kurau di PPS Bungus. 2016. Laporan Statistik
Pambang Pesisir Kabupaten 2015. Padang (ID): KKP.
Bengkalis Provinsi Sidik F. (2013). Mutu dan
Riau. Jurnal Teknologi Perdagangan Ikan Tuna Hasil
Perikanan dan Tangkapan Longline yang
Kelautan, 8(1), 67-79. didaratkan di PPS Nizam
Mboto, N. K., Nurani, T. W., & Zachman Jakarta. [Skripsi].
Wisudo, S. H. (2014). Bogor: Departemen
Mustaruddin. 2014. Strategi Pemanfaatan Sumberdaya
Sistem Penanganan Ikan Perikanan FPIK IPB.
Tuna Segar Yang Baik di Suhendrata, T. & M. Badrudin.
Kapal Nelayan Hand Line (1990). Sumber daya
PPI Donggala. Jurnal perikanan demersal di
Teknologi Perikanan dan perairan pantai utara
Kelautan. 5(1), 191-206. Rembang. Jurnal Penelitian
Mboto, Normawati. (2014). Analisis Perikanan Laut. No.54.
Permasalahan Penanganan Sumadhiharga, O.K. (2009). Ikan
Ikan Tuna Diatas Kapal Tuna. Pusat Penelitian
Hand Line. Bogor : Institut Oceanografi. Lembaga Ilmu
Pertanian Bogor. Pengetahuan Indonesia,
Mulyadi, R. A., Brown, A., & Rengi, Jakarta.
P. (2015). Study Technology Wujdi, A., & Suwarso, S. (2016).
Hand Line In Ocean Fishing Fluktuasi dan Komposisi
Port Bungus Province West Hasil Tangkapan Tuna
Sumatra (Doctoral Neritik Tertangkap Jaring
dissertation, Riau Insang di Perairan Laut Cina
University). Selatan. Jurnal Penelitian
Murdaniel RP. (2007). Pengendalian Perikanan Indonesia, 20(4),
Kualitas Ikan Tuna untuk 207-214.
Tujuan Ekspor di Pelabuhan
12