TINJAUAN PUSTAKA
Vertebrata, kelas Pisces, sub kelas Teleostei, ordo Perchomorphi, sub ordo
1990). Ikan ini disebut juga spotted rabbit fish, rata-rata memiliki panjang 25,0
cm. Ikan ini memiliki jari-jari sirip dorsal keras sejumlah 13 buah, jari-jari sirip
dorsal lunak 10 buah, jari-jari sirip anal 7 buah, dan jari-jari sirip dubur lunak 9
buah. Ikan ini berwarna hitam kebiruan di bagian punggung, keperakan di bagian
bawah, memiliki titik kuning cerah dekat ujung sirip punggung, serta tubuh yang
berbintik-bintik. Ikan ini memiliki duri yang kokoh dan beracun. Habitat ikan
baronang totol berada di perairan pantai diantara mangrove dan terumbu karang
totol termasuk ikan nokturnal dan memakan alga bentik. (Woodland, 1990).
3
4
Kesegaran ikan merupakan keadaan dari saat ikan mati hingga memasuki
tahap penurunan mutu ikan. Tingkatan kesegaran ikan merupakan tolak ukur
untuk membedakan ikan yang bermutu baik dan buruk. Ikan dikatakan masih
belum menyebabkan perubahan sifat-sifat ikan pada waktu masih hidup. Proses
ini terutama dipengaruhi oleh waktu dan suhu, serta faktor lain seperti jenis ikan,
jenis kelamin, musim penangkapan, serta ketersediaan pakan di air, habitat dan
perombakan oleh aktivitas enzim terutama enzim proteolitik yang terdapat secara
alami pada ikan. Proses kemunduran mutu dan kesegaran ikan meliputi fase pre
rigor, rigor mortis, post rigor, dan busuk. Fase tersebut akan terus berlangsung
jika tidak dihambat. Lamanya waktu perubahan yang berlangsung pada ikan
tergantung pada jenis ikan, ukuran, kondisi ikan waktu hidup, cara kematian, dan
5
suhu penyimpanan (Saskia et al., 2011). Beberapa metode yang digunakan untuk
(TVB), Total Plate Count (TPC), Potensial Hidrogen (pH), pengukuran tahanan
dengan melihat langsung bagian pada tubuh ikan seperti pada bagian mata,
insang, daging dan isi perut ikan. Mata merupakan salah satu bagian tubuh ikan
yang dijadikan sebagai parameter tingkat kesegaran ikan. Pada ikan segar, bola
mata terlihat cembung dan cerah, sedangkan pada ikan busuk, bola mata terlihat
kekenyalan yang menunjukan kondisi perut dan sayatan daging ikan yang sering
dijadikan parameter kesegaran ikan. Insang merupakan salah satu tempat hidup
bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan pada daging ikan. Parameter utama
untuk menentukan tingkat kesegaran ikan adalah daging dan isi perut. Daging
ikan yang segar sayatannya masih cemerlang sedangkan ikan busuk warna
dagingnya kusam (Munandar et al, 2009). Selain sebagai sumber bakteri, di dalam
isi perut ikan juga mengandung beberapa enzim yang dapat menguraikan protein.
Enzim yang terdapat pada organ pencernaan ini adalah tripsin, kemotripsin, dan
senyawa basa volatile camin, metil amin, dimetil amin dan trimetil amin. Senyawa
tersebut diikat oleh asam borak dan kemudian dititrasi dengan larutan HCl. Indeks
kemunduran mutu ikan hasil perikanan dapat diketahui melalui kandungan TVB.
6
Kandungan (TVB) merupakan hasil akhir penguraian protein. Kadar TVB tersebut
dapat dipakai sebagai indikator kerusakan ikan, berbagai komponen seperti basa
volatile, terakumulasi pada daging sesaat setelah mati. Akumulasi ini terjadi
akibat reaksi biokimia post mortem dan aktivitas mikroba pada daging. Ikan
dinyatakan telah busuk ketika memiliki kadar TVB >30 mgN/100 gram,
sedangkan batas nilai TVB ikan air tawar yang masih dapat diterima ialah 18 – 25
Menurut Aidil (1998), tubuh ikan memiliki nilai tahanan listrik yang selalu
meningkat selama penyimpanan pada suhu ruang. Sifat kelistrikan ikan dapat
diukur melalui nilai konduktivitas listrik daging ikan. Menurut Jaya dan
mengetahui kondisi atau karakteristik pantulan suara terhadap target ikan yang
diamati. Nilai echo yang dihasilkan dari pantulan berfluktuasi karena tekstur dan
kulit ikan yang masih sangat kenyal dan juga masih dapat mempertahankan
cahaya tampak berada pada rentang 400 nm hingga 700 nm. Radiasi inframerah
dekat memiliki panjang gelombang 700 – 1.500 nm, inframerah jarak menengah
memiliki panjang gelombang 150 – 1000 nm, dan inframerah jarak jauh memiliki
panjang gelombang 100 – 1000 nm. Dalam pendeteksian dengan NIR, ikan
7
kesegaran ikan, terutama pada rentang gelombang tampak dan inframerah dekat.
elektromagnetik dengan materi yang disebabkan oleh respon fisik dari sampel
mutu dari ikan cod yang ditangkap oleh longline dan gillnet oleh Nilsen dan
Esaialsen (2005), serta menentukan kesegaran fillet ikan cod dan membandingkan
fillet ikan cod segar dan frozen-thawed oleh Sirversten et al. (2011). Olafsdottir et
al. (2004) membandingkan beberapa sensor yang mengukur kualitas fisik ikan,
Koppang et al. (2005) menemukan bahwa kualitas ikan tidak hanya dinilai
berdasarkan penampilan (warna dan cacat), bau dan komposisi gizi. Terdapat
cacat mutu lain misalnya bintik-bintik melanin yang dapat terdeteksi cukup baik
pada kisaran panjang gelombang 700 nm dan 800 nm. Selain itu terdapat pula
telah menunjukkan hasil yang cukup baik. Percobaan oleh Heia dan Sirvesten et
al. (2007) telah menunjukkan bahwa bercak darah dapat dideteksi sampai 10 mm
tergantung pada ukuran dan konsentrasi. Nematoda gelap dan bercak darah
karena itu sebagian besar kesalahan pendeteksian nematoda adalah karena bercak
8
NIR sebelumnya telah dilakukan oleh Munandar pada tahun 2012 dengan
membuat IFFI-1, instrumen pengukuran kesegaran ikan secara real time dengan
penampilan data digital dengan tampilan yang lebih sederhana dan mudah untuk
pengukuran pantulan infrared pada ikan nila dan ikan lele dan pengukuran suhu
pada ikan nila dan ikan lele. Hasil pengukuran panjang gelombang diperoleh
panjang gelombang yang baik untuk pengukuran kesegaran ikan sekitar 525 nm
780 nm dan sensor suhu pada ikan lele, terjadi penurunan nilai pantulan infrared
selama masa pengukuran tetapi tidak terdapat penurunan yang signifikan. Ikan
nila lebih mudah mengalami kemunduran mutu yaitu masa 12 jam setelah
pematian ikan nila sudah mulai mengeluarkan cairan dari dalam tubuhnya
sedangkan pada ikan lele belum terjadi. Ikan lele baru mengeluarkan cairan
setelah melewati masa 24 jam setelah waktu ikan dimatikan (Munandar, 2012).