Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“ DASAR-DASAR PENANGKAPAN IKAN”

Oleh :

MOH LALONG
O 271 20 068

PRODI S1 AKUALUTUR
JURUSAN AKUAKULTUR
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 3

1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 3

1.2. Tujuan ..................................................................................................... 3

BAB 2 PEMBAHASAN ....................................................................................... 4

2.1 Keunggulan Dan Kelemahan Produk Perikanan Di Indonesia.Error!


Bookmark not defined.

2.1.1. keunggulan produk perikanan ..............Error! Bookmark not defined.

2.2 Tantangan Dan Peluang Dalam Pemanfaatan Produk


Perikanaan. .....................................................Error! Bookmark not defined.

2.2.2. Tantangan Pemanfaatan Produk Perikanan Error! Bookmark not


defined.

2.2.1 Peluang Dalam Pemanfaatan Produk Perikanan .................. Error!


Bookmark not defined.

2.3 Sertifikasi Produk Perikanan ..........Error! Bookmark not defined.

BAB 3 PENUTUP............................................................................................... 8

3.1. Simpulan ................................................................................................... 8

3.2. Saran ............................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10


BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan memilki zona maritim yang sangat luas, yaitu
5,8 juta km2 yang terdiri atas perairan kepulauan 2,3 juta km2
, laut teritorial 0,8 juta km2dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif 2,7 juta km2
. Indonesia memiliki potensi perikanan tangkap sebesar 6,4 juta ton per tahun.
Baru termanfaatkan sebesar 63,5% atau sebesar 4,1 juta ton per tahun. Tingkat
pemanfaatan (exploitation rate) terlihat masih jauh dari potensi lestarinya
(Departemen Kelautan dan Perikanan, 2009). Gafa dan Subani (1982)
menyatakan bahwa perikanan tangkap pada dasarnya adalah memanfaatkan stok
“hewan liar” yang menghuni suatu perairan, yang sifatnya berburu. Sumberdaya
perikanan tersedia melimpah dan mempunyai kemampuan untuk pulih kembali
(renewable resources), namun tanpa adanya pengawasan terhadap usaha
penangkapan yang berlangsung secara terus menerus, dapat memperbesar
kemungkinan terjadinya over fishing dan penurunan hasil tangkapan ikan di suatu
perairan atau bahkan di beberapa daerah penangkapan ikan (Naamin dan
Hardjamulia, 1990). Data laporan tahunan Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat
menunjukkan adanya penurunan total seluruh jenis ikan hasil tangkapan, dimana
pada tahun 2006, hasil tangkapan mencapai 312.664 ton, sedangkan pada tahun
2010 hasil tangkapan mencapai 39.233,2 ton (Dinas Perikanan Jawa Barat, 2010)
Kabupaten Pangandaran secara geografis berada pada koordinat 108º 41 - 109⁰
Bujur Timur dan 07⁰ 41- 07⁰ 50 Lintang Selatan memiliki luas wilayah mencapai
61 km² termasuk luas laut dan pantai dengan batas-batas wilayah. Pangandaran
merupakan salah satu wilayah yang termasuk dalam zona Wilayah Pengelolaan
Perikanan (WPP) IX samudra hindia (WPP) IX mencakup perairan ujung barat
pulau Sumatra dan pantai selatan jawa. Kawasan in merupakan kawasan andalan
untuk sektor pariwisata bahari dan perikanan tangkap. Kedua sektor ini tercatat
memberikan kontribusi besar bagi perekonomian daerah dan masyarakat di
wilayah itu (Atikah,2013)

1.2. Tujuan
Tujuan di buatnya makalah ini agar mahasiswa dapat mengetahui :
1. Deskripsi alat tangkap
2. Daerah penangkapan
3. Cara operasi
4. Jenis ikan hasil tangkap
5. Aspek sosial dan ekonominya
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Alat Tangkap

Troll Line (pancing tonda)

Pancing Tonda merupakan alat tangkap ikan tradisional yang bertujuan untuk

menangkap ikan-ikan jenis pelagis. Pancing Tonda dikelompokan ke dalamalat

tangkap pancing (Hook and Line) .Keahlian sipemancing sangat menonjol

walaupun tempat, waktu dan persyaratan lainnya sama, hasil tangkapnya akan

berbeda beda satu samalainnya.

Pancing terhadap ikan adalah pasif, pancing akan ditarik setelah ikan

memakanumpannya. Pancing Tonda atau pancing tarik merupakan alat penangkap

ikan tradisional. Alat ini digunakan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagis

yang biasa hidup dekat permukaan.

2.2 Daerah Penangkapan

Daerah penangkapan yaitu provinsi sulawesi tengah tepatnya di

kota palu kecamatan mantikulure, kelurahan talise.

2.3 Cara Operasi

Pengoperasian Pancing Tonda sebaiknya dilakukan siang hari

karenamenggunakan umpan tiruan untuk mengelabuhi penglihatan ikan. Kegiatan

inidimulai dengan mempersiapkan pancing yang terdiri dari joran, gulungan, tali

pancing, mata pancing dan umpan keadaan mata pancing perlu diperhatikan

matamasih tajam atau tidak.


Apabila sudah tumpul, mata pancing perlu ditajamkandengan alat pengasah,

seperti pengasah pisau atau gerinda batu.

Ikan-ikan pelagisyang menjadi sasaran lebih tertarik pada benda yang bergerak

atau berenangmenyerupai ikan atau cumi-cumi hidup. Untuk membuat umpan

lebih aktif, bisamelayang dipermukaan air, kapal dapat dijalankan dengan gerakan

zig-zag(berjalan tidak lurus).

Dengan cara seperti ini gerakan permukaan air akan lebih banyak sehingga

umpan kelihatan lebih aktif dan akhirnya mampu menarik perhatian ikan pelagis,

kebanyakan ikan pelagis mudah tertarik pada permukaanair laut yang bergerak

seperti bekas permukaan yang telah dilewati oleh kapal.

2.4 Jenis Ikan Yang Di Tangkap

Hasil tangkapan utama untuk tonda perairan permukaan yaitu

tongkol,cakalang, tenggiri, madidihang, setuhuk, alu-alu, sunglir, beberapa

jenis kwe. Hasil tangkapan lapisan dalam terutama berupa cumi-cumi,

sedangkan untuk lapisan dasar terutama manyung, pari, cucut, gulamah,

senangin, kerapu, dan lain lain (Subani & Barus, 1989). Jenis ikan yang

menjadi tujuan penangkapan antara lain: baby tuna, cakalang, tenggiri, dan

lainnya melalui bagian belakang maupun samping kapal yang bergerak

tidak terlalu cepat dilakukan penarikan sejumlah tali pancing dengan mata-

mata pancing yang umumnya tersembunyi dalam umpan buatan. Ikan-ikan

akan memburu dan menangkap umpan-umpan buatan tersebut, hal ini

tentu saja memungkinkan mereka untuk tertangkap (Gunarso, 1998).


2.5. Aspek sosial dan ekonominya

Secara global, terdapat 7 spesies ikan tuna yang memiliki nilai

ekonomis penting, yaitu albacore (Thunnus alalunga), bigeye tuna

(Thunnus obesus), Atlantic bluefin tuna (Thunnus thynnus), pacific

bluefin tuna(Thunnus oreintalis), southern bluefin tuna (Thunnus

maccoyii), yellowfin tunam (Thunnus albacares), dan skipjack tuna

(Katsuwonus pelamis), kecuali pacific bluefin dan southern bluefin tuna,

kelima spesies tuna lainnya hidup dan berkembang di perairan Samudra

Pasifik, Atlantik, dan Hindia (Dahuri, 2008). Penyebaran jenis-jenis tuna

tidak dipengaruhi oleh perbedaan bujur melainkan dipengaruhi oleh

perbedaan lintang (Nakamura, 1969). Di perairan Indonesia, yellowfin

tuna dan bigeye tuna didapatkan di perairan pada daerah antara 15o LU–

15o LS, dan melimpah pada daerah antara 0-15o LS seperti daerah pantai

Selatan Jawa dan Barat Sumatera (Nurhayati, 1995). Penyebaran ikan-ikan

tuna di kawasan barat Indonesia terutama terdapat di perairan Samudra

Hindia. Pada perairan tersebut terjadi percampuran antara perikanan tuna

lapis dalam, yang dieksploitasi dengan alat rawai tuna, dengan perikanan

tuna permukaan yang dieksploitasi menggunakan alat tangkap pukat

cincin, gillnet, tonda dan payang (Sedana 2004). Menurut Dahuri (2008),

ikan madidihang dan mata besar terdapat di seluruh wilayah perairan laut

Indonesia. Sedangkan, albacore hidup di perairan sebelah barat Sumatera,

selatan Bali sampai dengan Nusa Tenggara Timur. Ikan tuna sirip biru
selatan hanya hidup di perairan sebelah selatan Jawa sampai ke perairan

Samudra Hindia bagian selatan yang bersuhu rendah (dingin).


BAB 3 PENUTUP

3.1. Simpulan

Troll Line (pancing tonda)

Pancing Tonda merupakan alat tangkap ikan tradisional yang bertujuan

untuk menangkap ikan-ikan jenis pelagis. Pancing Tonda dikelompokan ke

dalamalat tangkap pancing (Hook and Line) .Keahlian sipemancing sangat

menonjol walaupun tempat, waktu dan persyaratan lainnya sama, hasil

tangkapnya akan berbeda beda satu sama lainnya.

Daerah Penangkapan

Daerah penangkapan yaitu provinsi sulawesi tengah tepatnya di

kota palu kecamatan mantikulure, kelurahan talise.

Cara Operasi

Pengoperasian Pancing Tonda sebaiknya dilakukan siang hari

karenamenggunakan umpan tiruan untuk mengelabuhi penglihatan ikan. Kegiatan

inidimulai dengan mempersiapkan pancing yang terdiri dari joran, gulungan, tali

pancing, mata pancing dan umpan keadaan mata pancing perlu diperhatikan

matamasih tajam atau tidak.

Apabila sudah tumpul, mata pancing perlu ditajamkandengan alat pengasah,

seperti pengasah pisau atau gerinda batu.

Ikan-ikan pelagisyang menjadi sasaran lebih tertarik pada benda yang bergerak

atau berenangmenyerupai ikan atau cumi-cumi hidup. Untuk membuat umpan


lebih aktif, bisamelayang dipermukaan air, kapal dapat dijalankan dengan gerakan

zig-zag(berjalan tidak lurus).

3.2. Saran

Pada bidang perikanan pentingnya mengetahui jenis-jenis alat tangkap dan


cara penggunaan serta target ikan yang akan di tangkap.
DAFTAR PUSTAKA

Adzah Rawaeni, Implementasi Larangan Penggunaan Alat Tangkap


Cantrang Pada Jalur Penangkapan Ikan, Skripsi : Fakultas Hukum
Universitas Hasanuddin, 2017
Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana, Penerbit Alumni, Bandung, 2007
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia,
Bandung, 1986
Andi Hamzah, 2001, Bunga Rampai Hukum Pidana dan Acara Pidana,
Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001. Bagir manan, wewenang Provinsi,
Kabupaten dan Kota dalam Rangka Otonomi Daerah
Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan
Penanggulangan Kejahatan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001.
Dellyana Shant, Konsep Penegakan Hukum, Liberty, Yogyakarta, 1988.
Dewan Kelautan Indonesia, Evaluasi Kebijakan Dalam Rangk
Implementasi Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS 1982)
di Indonesia, Departemen Kelautan dan Perikanan Sekretariat
Jenderal Satuan Kerja Dewan Kelautan Indonesia, 2008.
Dunn, W.N. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Edisi Kedua.
Yogyakarta: Gadjah Mada Universi Press, 2003.
M. Yahya Harahap, S.H., 2006, Pembahasan Permasalahan Dan
Penerapan KUHAP Penyidikan Dan Penuntutan, Sinar Grafika,
Yogyakarta, 2006.
Mahmud Mulyadi, Criminal Policy, Pustaka Bangsa Press, Medan, 2008.
Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, ANDI,
Yogyakarta, 2002.
Marhaeni Ria Siombo, Hukum Perikanan Nasional dan Internasional, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010.
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 199.

Anda mungkin juga menyukai