Anda di halaman 1dari 20

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengamatan Sifat Morfologi Kualitatif dan Kuantitatif Tubuh Ikan


Kapar (Belontia hasselti)

1. Hasil

Hasil yang di dapat dari praktikum pertama yang telah dilaksanakan

adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Ikan Kapar (Belontia hasselti) Secara Utuh

Keterangan :

Klasifikasi ilmiah dari Ikan Kapar (Belontia hasselti) :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Antinopterygii

Ordo : Perciformes

Family : Osphoronemidae

15
16

Genus : Belontia

Spesies : Belontia hasselti (Valenciennes, 1831).

Gambar 2. Ikan Kapar (Belontia hasselti) dan Bagian-bagiannya

Keterangan :

1. Kepala
2. Badan
3. Ekor

Gambar 3. Sirip punggung (dorsal) Ikan Kapar (Belontia hasselti)

Keterangan :

1. Jumlah sirip punggung pertama keras : 14 helai


2. Jumlah sirip punggung pertama lemah : 12 helai

16
17

Gambar 4. Sirip dada (pectoral) Ikan Kapar (Belontia hasselti)

Keterangan :

1. Sirip dada keras


2. Sirip dada lemah

Gambar 5. Sirip perut (ventral) Ikan Kapar (Belontia hasselti)

Keterangan :

1. Jari-jari sirip keras

17
18

Gambar 6. Sirip dubur (anal) Ikan Kapar (Belontia hasselti)

Keterangan :

1. Jari-jari sirip keras


2. Jari-jari sirip lemah

Gambar 7. Sirip caundal (ekor) Ikan Kapar (Belontia hasselti)

Keterangan :

1. Jari-jari sirip keras

18
19

Gambar 8. Insang (gill) Ikan Kapar (Belontia hasselti)

Keterangan :

1. Lapis insang

Gambar 9. Ikan Kapar (Belontia hasselti) beserta ukuran


Keterangan :

1. Panjang badan total ikan : 9,7 cm


2. Tinggi badan : 3,5 cm
3. Lebar badan : 3,3 cm
4. Panjang kepala : 2,5 cm
5. Panjang ekor : 2,3 cm

19
20

Gambar 10. Kepala Ikan Kapar (Belontia hasselti) beserta ukuran

Keterangan : :

1. Panjang kepala :

20
21

Tabel 3. Ciri Morfologi Kualitatif tubuh Ikan Kapar (Belontia hasselti)


No. Bagian Tubuh Deskripsi
1. Bentuk/bangun tubuh ikan Pipih tegak anak (Compressed)
2. Warna ikan Belakang coklat perut kuning
3. Rangka ikan Tulang keras dan tulang rawan
4. Bangun Kepala Simetris
5. Letak mata kiri kanan kepala
6. Bernafas dengan Insang
7. Celah insang sisi kiri dan kanan kepala
8. Alat labirin Ada
9. Sirip perut Ada
10. Sirip punggung Ada
11. Alat penempel, pelekat dan penghisap Tidak ada
12. Kulit badan Bersisik
13. Linea lateralis (garis rusuk) Ada
14. Letak linea lateralis Di bawah sirip punggung terputus
15. Bentuk linea lateralis Memanjang
16. Sirip punggung (dorsal) Berjari jari keras dan lemah
17. Sirip dada (pectoral) Berjari jari keras dan lemah
18. Sirip perut (ventral) Berjari jari keras dan lemah
19. Sirip belakang/dubur (anal) Berjari jari lemah
20. Bentuk ekor Bundar atau membundar
21. Rusuk/jari-jari sirip ekor Berjari-jari
22. Tipe sisik Sikloid
23. Sungut Tidak ada
24. Habitat ikan Air tawar
25. Rangka badan Tulang keras

Tabel 4. Ciri Morfologi Kuantitatif tubuh Ikan Kapar (Belontia hasselti)


No Ciri Morfologi Kuantitatif Ukuran
1. Panjang badan total 9,7 cm
2. Tinggi badan 3,5 cm
3. Lebar badan 3,3 cm
4. Panjang kepala 2,5 cm
5. Panjang ekor 2,3 cm
6. Jarak antara kepala dengan sirip punggung (dorsal) 1 cm

21
22

7. Jarak antara sirip punggung (dorsal) dengan sirip ekor 5 cm


(caudal)
8. Jarak antara sirip dada (ventral) dengan sirip dubur (anal) 6 cm
9. Jarak antara sirip dubur (anal) dengan sirip ekor (caudal) 7,3 cm
10. Panjang linea literalis 5,2 cm
11. Jumlah sisik pada linea literalis 27 keping
12. Jumlah tutup insang 2 keping
13. Jumlah lapis insang 3 helai
14. Jumlah sirip punggung (dorsal) pertama keras 14 helai
15. Jumlah sirip punggung (dorsal) pertama lemah 12 helai
16. Jumlah sirip punggung (dorsal) kedua keras - helai
17. Jumlah sirip punggung (dorsal) kedua lemah - helai
18. Jumlah sirip dada (pectoral) keras 15 helai
19. Jumlah sirip dada (pectoral) lemah - helai
20. Jumlah sirip perut (ventral) keras 6 helai
21. Jumlah sirip perut (ventral) lemah 4 helai
22. Jumlah sirip dubur (anal) keras 9 helai
23. Jumlah sirip dubur (anal) lemah 7 helai
24. Jumlah sirip ekor (caudal) 16 helai
25. Jumlah gigi atas 33 buah
26. Jumlah gigi bawah 32 buah

2. Pembahasan

Ada tiga bagian utama tubuh ikan, yaitu : kepala, badan,

ekor. Pada ketiga bagian tersebut ada yang ditutupi sisik dan

ada yang tidak ditutupi sisik, serta ada pula ikan yang sama

sekali tidak bersisik. Bagian kepala di mulai dari bagian depan

ujung mulut hingga tutup insang. Bagian badan di mulai dari

ujung tutup insang sampai ujung sirip belakang. Sementara itu,

bagian ekor dimulai dari ujung sirip belakang sampai dengan

ujung ekornya. Sirip ikan ada bermacam-macam, yaitu : sirip

22
23

perut (ventral), sirip punggung (dorsal) sirip dada (pektoral), sirip

belakang (anal) dan sirip ekor (caudal).

Di samping sirip, ada jenis-jenis ikan yang memiliki sungut.

Seluruh badan ikan tertutup oleh kulit, kadang-kadang dilengkapi

dengan sisik (berupa lempengan-lempengan tulang yang

tersusun rapi di permukaan badan ikan). Di dalam rongga badan

terdapat organ-organ tubuh ikan, yang berupa alat-alat

pencernaan, pernapasan, peredaran darah, jaringan otot dan

alat reproduksi ikan. Pada pratikum ini akan diamati ciri-ciri atau

sifat-sifat bagian luar tubuh ikan tersebut.

Pengenalan bagian-bagian tubuh ikan atau srtuktur ikan

tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang

merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam

mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan

dengan habitat ikan tersebut di perairan air tawar.

Pengamatan morfologi Ikan Kapar (Belontia hasselti)

secara kualitatif dapat diketahui bentuk/bangun tubuh pipih

panjang berwarna belakang hitam perut putih, rangkanya terdiri

atas sirip keras dan sirip lemah dan tulang rawan (mudah

dilenturkan) dan tulang keras, bangun kepala simetri, letak

matanya terdapat pada kiri dan kanan kepala, bernapas dengan

insang ditambah alat bantu napas/labirin, celah insang terdapat

23
24

pada sisi kiri dan kanan kepala, kulit badan bersisik, letak linea

lateralis diatas sirip dada (pektoral), bentuk linea lateralisnya

garis lengkung keatas (cembung), sirip punggungnya terdapat

jari-jari keras dan jari-jari lemah, sirip dada semua terdapat jari-

jari lemah, tidak memiliki sirip perut, sirip belakang berjari-jari

keras dan lemah, bentuk ekor yaitu homocircal, sisik sikloid,

tidak bersungut, bentuk insang lengkung, bentuk mata bulat dan

habitatnya berada di air tawar.

Selain secara kualitatif, sifat atau ciri morfologi tubuh ikan

dapat pula ditampilkan secara kuantitatif, yang selanjutnya

dapat disebut sebagai studi morfometrika ikan. Komponen yang

diamati kurang lebih sama dengan morfologi kualitatif, hanya

hasil yang ditunjukkan langsung berupa nilai dalam bentuk

angka. Karena pada studi kuantitatif terdahulu yang hasil

akhirnya juga dapat ditampilkan dengan angka, maka kedua sifat

atau ciri tersebut dapat disatukan dalam morfometrika ini. Pada

praktikum ini akan diamati ciri-ciri atau sifat-sifat bagian luar

tubuh ikan yang secara langsung ditampilkan dalam bentuk

angka, dengan mengikuti arahan khusus.

Ciri kuantitatif pada ikan adalah ciri yang berkaitan

dengan ukuran tubuh, misalnya panjang baku, panjang total,

24
25

panjang kepala dan sebagainya. Semua ukuran yang digunakan

merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik lain

tanpa melalui lengkungan badan. Tujuan pengukuran ikan yaitu

untuk mengetahui panjang total ikan. Ikan diukur dari bagian

terdepan moncong/bibir hingga ujung ekor. Panjang standar atau

panjang baku diukur dari bagian terdepan moncong/bibir hingga

pertengahan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti

sisik terakhir) karena sisik-sisik tersebut biasanya memanjang

sampai kesirip ekor. Panjang kepala diukur mulai dari bagian

terdepan moncong/bibir hingga sampai bagian tutup insang ikan.

Panjang badan diukur dari ujung tutup insang sampai ujung sirip

belakang. Panjang ekor diukur dari bagian ujung sirip belakang

sampai dengan ujung ekornya. Ukuran ikan merupakan satu hal

yang dapat digunakan untuk beberapa ciri taksonomi ketika

mengidentifikasi ikan serta hal ini untuk mengukur lebar badan

ikan dengan ukuran adalah antara satu bagian tubuh ke bagian

tubuh yang lain dan umumnya dinyatakan dengan millimeter

(mm) dan centimeter (cm).

Pengamatan morfologi Ikan Kapar (Belontia hasselti)

secara kuantitatif dapat diketahui panjang total tubuh ikan 9,7

cm, tinggi badan 3,5 cm, lebar badan 3,3 cm, panjang kepala 2,5

25
26

cm, panjang ekor 2,3 cm, jarak antar kepala dengan sirip

punggung (dorsal) 1 cm, jarak antar sirip punggung (dorsal)

dengan siri pekor (caudal) 5 cm, jarak antar sirip dada/depan

(ventral) dengan sirip dubur/belakang (anal) 6 cm, jarak antara

sirip dubur/belakang (anal) dengan sirip ekor (caudal) 7,3 cm,

panjang linea lateralis 5,2 cm, jumlah sisik pada garis linea

lateralis 27 keping, jumlah tutup insang 2 keping, jumlah lapis

insang 4 helai antara sebelah kiri dan kanan kepala ikan, jumlah

sirip punggung (dorsal) pertama keras 14 helai, jumlah sirip

punggung (dorsal) pertama lemah 12 helai, jumlah, jumlah sirip

badan (pektoral) keras 13 helai, jumlah sirip badan (pektoral)

lemah 4 helai, jumlah sirip dada/depan (ventral) keras 15 cm,

jumlah sirip dada/depan (ventral) lemah 12 helai, jumlah sirip

dubur/belakang (anal) keras 7 helai, jumlah sirip dubur/belakang

(anal) lemah 16 helai, jumlah sirip ekor (caudal) 16 helai, jumlah

gigi atas 33 buah dan jumlah gigi bawah 32 buah seperti yang

terlihat pada tabel 2 dan untuk hasil gambar praktikum dapat

dilihat pada gambar 1-10.

B. Identifikasi Ikan Kapar (Belontia hasellti)

1. Hasil

26
27

Adapun Ikan Kapar (Belontia hasellti) menurut Hasanuddin Saanin I dan

II 1984-1968 yaitu :

1 Rangka terdiri atas tulang benar, bertutup insang.


Sub classis TELEOSTEI 3

3 Kepala simetris. 4

4 Badan tidak seperti ular. 6

6 Badan tidak bersisik, kadang-kadang seluruhnya atau

sebagian tertutup oleh kelopak-kelopak tebal. 7

7 Garis rusuk di atas sirip dada. 9

9 Tidak demikian. 10

10 Lebih dari 2 jari-jari sirip punggung keras. 12

12 Hanya satu sirip punggung, atau dua sirip punggung yang

Bersambung atau berdekatan. 16

16 Hanya satu sirip punggung, sirip perut tidak bersatu. 17

17 Satu sirip punggung: dapat mengambil udara di luar air

(mempunyai alat labirin)

ordo LABYRINTHICI. 89

89 Sirip punggung dan sirip dubur hanya berjari-jari lemah: sirip perut

Jika ada dengan 6 jari-jari: rongga di atas rongga insang tidak berat

Labirin.

sub ordo ANABANTOIDEI. 91

91 Sub ordo ANABANTOIDEI

Gepeng, agak panjang, hidung pendek, mulut kecil, lubang insang

sempit karena bagian gabungan daun insang lebar, jari-jari keras

27
28

dari sirip punggung dari sirip dubur berbeda-beda jumlahnya:

sirip dubur panjang.

famili ANABANTIDAE. 1193

1193 Famili ANABANTIDAE

Permulaan sirip dubur di atas dasar sirip dada, sirip punggung

lebih panjang dari pada sirip dubur. 1194

1194 Langit-langit tidak bergigi. 1195

1195 sirip perut berjari-jari keras 1 dan 5 yang lemah. Garis rusuk

Lengkap tetapi terputus. 1196

1196 Rahang bergigi terpancang. Ujung sirip ekor bundar.

genus POLYACANTHUS 1206

1206 D. XVI-XIX. 10-13; A. XV-XVII. 11-13; P. 2. 11-12; V. I. 5. Sisik

Garis rusuk 31-33.

Belontia hasselti

Nama Indonesia: Katoprak, Tempe, Kapar, Tambakan, Salinca,

Belonca.

2. Pembahasan

Identifikasi ikan dapat dilakukan dengan mengetahui sifat

ikan dan tanda morfologi ikan yang hendak diidentifikasi dari

nomor yang tercantum dan selanjutnya pekerjaan dilakukan

nomor yang sama dengan zigzag antara kanan dan kiri.

Disesuaikan dengan sifat atau tanda-tanda ikan. Selanjutnya

dengan jalan ini akan diketemukan berturut-turut subclassis,

28
29

ordo, subordo, divisio, familia, genus, sub genus, dan species

ikan itu. Urutan ini adalah urutan yang paling lengkap,

kebanyakan dari ordo tidak memiliki subordo, divisio, subfamilia

dan subgenus, sehingga urutan yang akan didapat ialah

subclassis, ordo, familia, genus dan species).

Tujuan dari penggunaan Kunci Identifikasi Ikan adalah

untuk menentukan identitas (nama) ikan beserta klasifikasinya

dengan menggunakan informasi mengenai sifat-sifat atau ciri-ciri

ikan yang dicocokkan dengan pertunjukkan yang tercantum pada

Kunci Identifikasi Ikan. Kunci tersebut dapat berupa buku,

lembaran, atau foto-foto ikan. Salah satu buku tersebut adalah

Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan karya Hasanuddin Saanin

(Saanin, 1968).

Hal yang terpenting bagian ikan untuk diidentifikasi adalah

bentuk badan ikan, bentuk kepala, warna ikan, bentuk mulut

ikan, bentuk gigi ikan, bentuk sirip ikan (baik sirip dada,

punggung, belakang, ekor, perut dan sirip dubur), bentuk tulang

ikan, bentuk sisik ikan, ukuran kepala ikan, letak sisik ikan,

sungut ikan panjang/pendek, bentuk mata ikan dan warnanya,

bentuk tutup insang, bentuk insang, cara bernapasnya,

mempunyai labirin/tidak, kebiasaan ikan dan gerakan ikan

Ikan adalah hewan berdarah dingin, yang secara khusus

dia bertulang belakang, bersirip, memiliki insang, dan tergantung

29
30

pada air sebagai media hidup. Berdasarkan karya Lagler,

Bardach dan Miller (1962). Ikan merupakan kelompok terbesar

dari hewan bertulang belakang yang diperkirakan berjumlah

37.600 jenis. Dalam hal ini ikan memiliki jumlah jenis tertinggi

yaitu sekitar 15.000 – 17.000 jenis atau sekitar 42,6 %, burung

(hewan aves) memiliki jumlah 8.600 jenis atau sekitar 22, 8 %,

reptilia (hewan melata) memiliki 6.000 jenis atau sekitar 16,0 %,

mamalia (hewan menyusui) memiliki 4.500 jenis atau sekitar

12,0 %, dan ampibia (hewan air dan daratan) memiliki 2.500

jenis atau sekitar 6,6 %.

C. Klasifikasi Ikan Kapar (Belontia hasselti)

1. Hasil

Kalasifikasi ilmiah dari Ikan Kapar (Belontia hasselti) :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Antinopterygii

Ordo : Perciformes

Family : Osphoronemidae

Genus : Belontia

Spesies : Belontia hasselti (Valenciennes, 1831).

2. Pembahasan

30
31

Spesies adalah kategori taksonomi yang paling penting yaitu kelompok dari

populasi alamiah yang secara aktual atau potensial melakukan perbaikan antar

populasi dn secara reproduktif terisolasi dari kelompok lain. Genus adalah suatu

kesatuan kolektif taksonomi yang terdiri dari beberapa spesies yang bersamaan

atau yang berhubungan dekat. Famili adalah suatu kategori sistematis yang

meliputi satu genus atau sekelompok genera yang mempunyai asal phylogenetis

yang sama dan yang terpisah dari familia lain oleh suatu peluang yang ditentukan.

Bila dibuat nomor yang diperoleh sebagai berikut :

1(Sub classis TELEOSTEI) 3 4 6 7 9 10 12

16 17 89(ordo LABYRINTHICI) 91(sub ordo ANABANTOIDEI )

1193(famili ANABANTIDAE ) 1195 1196 (genus

POLYACANTHUS )1206

Taksonomi ikan atau sistematika ialah suatu ilmu mengenai klasifikasi

jasad. Istilah taksonomi berasal dari perkataan junanis taxis yang berarti susunan

atau pengaturan, dan nomos berarti hukum. Istilah ini diusulkan oleh Candolle

pada tahun 1813 untuk teori mengklasifikasikan ikan. Perkataan sistematika

berasal dari perkataan latin, asal mulanya perkataan Junani systema yang

dipergunakan untuk sistem klasifikasi yang disusun oleh para ahli pengetahuan

alam pada zaman silam, terutama oleh Linnaeus Systema naturae, 1735. Dalam

penggunaannya dewasa ini kedua istilah dipakai ganti-berganti dalam bidang

pengklasifikasian ikan dan hewan.

31
32

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum pertama ini adalah :

32
33

1. Ikan Kapar (Belontia hasellti ) adalah ikan air tawar maupun yang hidupnya

di dasar yang dan mendatar.

2. Warna ikan kapar biasanya belakang hitam bagian perut putih sampai agak

kehijauan pada hampir seluruh tubuhnya. Rangka ikan terdiri atas tulang

keras, tulang rawan dan mudah dilenturkan.

3. Identifikasi dapat dilakukan dari nomor yang tercantum dan selamjutnya

pekerjaan di lakukan nomor yang sama dengan zigzag antara kanan dan kiri.

Sesuai dengan siafat atau tanda-tanda ikan. Jalan ini akan di temukan

berturut-turut subclassis, ordo, subordo, divisio, famalia, genus, sub genus

dan spesies ikan itu.

4. Nama ilmiah ikan Kapar adalah Belontia hasselti

B. Saran

Pesan yang ingin praktikan sampaikan adalah dalam penyampaian

pembuatan laporan harus lebih jelas agar praktikan tidak mengalami kesulitan

dalam menyelesaikan pembuatan laporan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2002. Anatomi ikan.Intermassa. Jakarta.

33
34

Achjar, 2002. Ikhtiologi Ikan dan Aspek Kehidupannya. Yayasan Citra Emulasi.

Makassar.

Anonim, 2010. Ikan. http://www.unsri.ac.id. Diakses tanggal 5 april 2015.

Desrino, 2009. Morfologi Dasar Ikan. Mandala Pratama : Jogjakarta.

Mandala, 2005. Dinamika Kehidupan Perairan. Citra Emulasi Makassar.

Mudjiman, 2001. Panduan Lengkap Memelihara Ikan Air Tawar. Lily Publisher.

Yogyakarta.

Anonim, 2002. http://www.iftfishing.com/memancing/fishypedia/ikan-kapar/.


Diakses tanggal 6 April 2015.

Valenciennes dan LF.de Beufotr 2004. Ikan Kapar tawar.


Ms.wikipedia.org/wiki/ikan.sebelah.laut. Diakses tanggal 6 April 2015.

Andi, 2008 (DR. ANDI IQBAL BURHANUDDIN, M.Fish. Sc) Ikhtiologi.


Diakses tanggal 5 April 2015.

Jerianto, 2012. Gerywordpress.wordpress.com /2013/01/08/makalah-biologi-


perikanan/ Diakses tanggal 6 April 2015.

Soeyasa, 2000. Anatomi perikanan. Diakses tanggal 7 April 2015.

Saanin Hasanudin. 1984. Taksonomi Dan Identifikasi Ikan I.

Saanin Hasanudin. 1968. Taksonomi Dan Identifikasi Ikan II.

Rahardjo, 2000. Literatur Ikhtiologi. dockstock.com/docks/19916821/literarur-


ichtiologi. Diakses tanggal 7 April 2015

Robert, 2002. Biota air laut. Gramedia. Jakarta.

Wiki, 2005. Pengelompokan Sumberdaya Pesisir dan Laut Melalui


Pemberdayaan Kearifan Lokal di Kabupaten Lembata Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Universitas Di ponegoro. Semarang.

34

Anda mungkin juga menyukai