Anda di halaman 1dari 28

Memahami Morfologi ikan

II. PEMBELAJARAN
A. Deskripsi
1. Pengertian
Memahami morfologi ikan merupakan materi awal dari mata pelajaran
biologi perikanan yang banyak mengenalkan dan membahas tentang ikan
sebagai satu organisme yang memiliki ciri-ciri tertentu baik dilihat dari
morfologinya

2. Ruang Lingkup Materi


Dalam kegiatan belajar ini materi pembelajaran meliputi Pengertian
morfologi ikan. Selanjutnya akan dibahas tentang morfologi luar ikan
yang meliputi bagian-bagian tubuh ikan yang tampak dari luar serta
fungsi masing-masing bagian, bentuk tubuh, bentuk sisik, dan bentuk
sirip ekor. Bagian akhir

B. Kegiatan Belajar
1. SISTEMATIKA, MORFOLOGI DAN ANATOMI IKAN
a. Tujuan Pembelajaran
 Siswa mampu menjelaskan ciri-ciri ikan, klasifikasi dan sistem
penamaan pada ikan.
 Siswa mampu mengidentifikasi bagian-bagian dan bentuk tubuh ikan
yang terlihat dari luar.
 Siswa mampu melakukan pengukuran terhadap tubuh ikan dengan
tepat
 Siswa mampu mengidentifikasi anatomi tubuh ikan.

6
Memahami Morfologi ikan

b. Uraian Materi
1) MORFOLOGI IKAN
Morfologi ikan adalah ilmu yang mempelajari bentuk serta bagian-bagian
(ikan) yang terlihat dari luar.

2.1) Bagian-bagian tubuh ikan


Pada umumnya tubuh ikan terbagi atas tiga bagian, yaitu:
1) Caput: bagian kepala, yaitu mulai dari ujung moncong terdepan
sampai dengan ujung tutup insang paling belakang. Pada bagian
kepala terdapat mulut, rahang atas, rahang bawah, gigi, sungut,
hidung, mata, insang, tutup insang, otak, jantung, dan sebagainya.

2) Truncus: bagian badan, yaitu mulai dari ujung tutup insang bagian
belakang sampai dengan permulaan sirip dubur.Pada bagian
badan terdapat sirip punggung/dorsal fin, sirip dada/pectoral fin,
sirip perut/ventral fin, serta organ-organ dalam seperti hati,
empedu, lambung, usus, gonad, gelembung renang, ginjal, limpa,
dan sebagainya.

3) Cauda: bagian ekor, yaitu mulai dari permulaan sirip dubur sampai
dengan ujung sirip ekor bagian paling belakang. Pada bagian ekor
terdapat anus, sirip dubur/anal fin, sirip ekor/caudal fin, dan
kadang-kadang juga terdapat scute dan finlet.

7
Memahami Morfologi ikan

Gambar 5: Bagian-bagian tubuh ikan secara morfologi (Bond, 1979)

Fungsi bagian-bagian tubuh ikan


 Mulut
Berfungsi untuk menangkap/memotong makanan atau mangsanya.
Pada ikan mulut bukan alat pencernaan makanan, tetapi hanya
merupakan salah satu saluran makanan.Mulut ikan tidak dapat
digunakan untuk mengunyah,karena rahang atas dan bawah tidak
terikat kuat pada tulang tengkorak. Hal ini menyebabkan mulut ikan
dapat membuka selebar-lebarnya sehingga mudah memasukkan
makanan kedalam mulut. Gigi ikan berfungsi untuk menahan agar
makanan tidak terlepas, dan utk memotong makanan.
 Lubang Hidung : sebagai indera penciuman
 Mata : sebagai alat penglihatan, ada ikan yang mempunyai
penglihatan sangat tajam,ada juga yang matanya tidak berfungsi
sebagai indera penglihatan tetapi hanya berfungsi untuk
membedakan gelap dan terang.
 Sisik kulit : berfungsi sebagai alat perlindungan tubuh dari pengaruh
luar.

8
Memahami Morfologi ikan

 Anus/dubur : sebagai alat pengeluaran


 Gurat sisi : sebagai alat pendeteksi perubahan keadaan
lingkungan,misal perubahan suhu, kadar garam
 Sirip : berfungsi sebagai alat pergerakan dan alat keseimbangan.
 Sirip dada (Pectoral fin / P) : melekat di bawah lengkung bahu
tepatnya di belakang kepala. Fungsinya sebagai alat berenang
(maju/mundur),pergerakan membalik dengan cepat.
 Sirip Perut (Ventral fin / V) : untuk gerakan naik turun dalam
air,dan untuk gerakan melompat.
 Sirip dubur (Anal fin/A) : sebagai alat keseimbangan
(membantu sirip punggung) dan juga membantu proses
pengeluaran.
 Sirip ekor (Caudal fin / C ) : sebagai kemudi,dan alat gerak maju
(berenang).
 Sirip punggung (Dorsal fin / D) : sebagai alat keseimbangan dan
pengatur kecepatan gerak renang. Ada 1 sirip punggung, pada
beberapa ikan ada yang mempunyai 2 sirip punggung.
 Sirip tambahan : fungsi belum jelas, sirip tambahan terdapat
pada sub ordo Scombroidea.

2.2) Bentuk tubuh ikan

Bentuk tubuh ikan biasanya berkaitan erat dengan tempat dan cara mereka
hidup. Secara umum, tubuh ikan berbentuk simetris bilateral, yang berarti
jika ikan tersebut dibelah pada bagian tengah-tengah tubuhnya (potongan
sagittal) akan terbagi menjadi dua bagian yang sama antara sisi kanan dan
sisi kiri. Selain itu, ada beberapa jenis ikan yang mempunyai bentuk non-
simetris bilateral, yang mana jika tubuh ikan tersebut dibelah secara
melintang (cross section) maka terdapat perbedaan antara sisi kanan dan

9
Memahami Morfologi ikan

sisi kiri tubuh, misalnya pada ikan langkau (Psettodes erumei (Bloch &
Schneider, 1801)) dan ikan lidah (Cynoglossus bilineatus (Lacepède, 1802)).
Bentuk tubuh simetris dapat dibedakan atas (Gambar 6):

1. Fusiform atau bentuk torpedo (bentuk cerutu)


yaitu suatu bentuk yang sangat stream-line untuk bergerak dalam suatu
medium tanpa mengalami banyak hambatan. Tinggi tubuh hampir sama
dengan lebar tubuh, sedangkan panjang tubuh beberapa kali tinggi tubuh.
Bentuk tubuh hampir meruncing pada kedua bagian ujung.
Contoh: Rastrelliger kanagurta (Cuvier, 1816) kembung lelaki
Euthynnus affinis (Cantor, 1849) tongkol
Katsuwonus pelamis (Linnaeus, 1758) cakalang

2. Compressed atau pipih


yaitu bentuk tubuh yang gepeng ke samping. Tinggi badan jauh lebih
besar bila dibandingkan dengan tebal ke samping (lebar tubuh). Lebar
tubuh juga lebih kecil daripada panjang tubuh.
Contoh: Gerres filamentous (Cuvier, 1829)kapas-kapas
Gazza minuta (Bloch, 1795) peperek bondolan
Parastromateus niger (Bloch, 1795) bawal hitam

3. Depressed atau picak, yaitu bentuk tubuh yang gepeng ke bawah. Tinggi
badan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan tebal ke arah samping
badan (lebar tubuh).
Contoh: Rhynchobatus djiddensis (Forsskål, 1775) pari kekeh

4. Anguilliform atau bentuk ular atau sidat atau belut.


yaitu bentuk tubuh ikan yang memanjang dengan penampang lintang
yang agak silindris dan kecil serta pada bagian ujung meruncing/tipis.
Contoh: Anguilla celebesensis (Kaup, 1856) sidat
Monopterus albus (Zuiew, 1793) belut

10
Memahami Morfologi ikan

Plotosus canius (Hamilton, 1822) sembilang

5. Filiform atau bentuk tali.


yaitu bentuk tubuh yang menyerupai tali.
Contoh: Pseudophallus straksii (Jordan & Cuvier, 1895) pipefish
Nemichthys scolopaceus (Richardson, 1848) snipe eel

6. . Taeniform atau flatted-form atau bentuk pita.


yaitu bentuk tubuh yang memanjang dan tipis menyerupai pita.
Contoh: Trichiurus brevis (Wang & You, 1992) ikan layur
Pholis laeta (Cope, 1873)

7. Sagittiform atau bentuk panah,yaitu bentuk tubuh yang menyerupai anak


panah.
Contoh: Esox lucius (Linnaeus, 1758) pike

8. Globiform atau bentuk bola, yaitu bentuk tubuh ikan menyerupai bola.
Contoh: Diodon histrix (Linnaeus, 1758) buntal landak
Cyclopterus lumpus (Linnaeus, 1758) lumpfish

9. Ostraciform atau bentuk kotak,yaitu bentuk tubuh ikan yang menyerupai


kotak.
Contoh: Tetraodon baileyi (Sontirat, 1989) hairy puffer
Lagocephalus sceleratus (Gmelin, 1789) toadfish

11
Memahami Morfologi ikan

Gambar 6. Bentuk-bentuk tubuh ikan. A. Fusiform; B. Compressed; C.


Depressed; D. Anguilliform; E. Filiform; F. Taeniform; G. Sagittiform; H.
Globiform (Bond, 1979)

Tidak semua ikan mempunyai bentuk tubuh sebagaimana yang telah


disebutkan di atas. Beberapa jenis ikan mempunyai bentuk tubuh yang
berbeda, misalnya pada ikan Eurypegasus draconis (Linnaeus, 1766) dari
famili Pegasidae, ikan sapi Acanthostracion quadriformis (Linnaeus,
1758)(famili Ostraciidae), ikan tangkur kuda Hippocampus kuda (Bleeker,
12
Memahami Morfologi ikan

1852) (famili Syngnathidae)(Gambar 7). Bentuk tubuh ikan Ictalurus


punctatus (Rafinesque, 1818) dari famili Ictaluridae dan golongan lele
Clarias batrachus (Linnaeus, 1758) merupakan kombinasi dari beberapa
bentuk tubuh, yaitu bagian kepala berbentuk picak, bagian badan berbentuk
cerutu, dan bagian ekor berbentuk pipih (Gambar 7-C).

Gambar 7. Bentuk-bentuk tubuh kombinasi. A. Famili Pegasidae; B. Famili


Ostraciidae; C. Famili Ictaluridae; D. Famili Syngnathidae (ikan
Tangkur kuda)(Bond, 1979)

2.3) Bentuk Sisik Ikan


Seluruh badan ikan umumnya mempunyai sisik (squama). Sisik disebut juga
rangka dermal, yang berhubungan dengan rangka luar (exoskeleton). Sisik
atau squama membentuk rangka luar terutama pada ikan-ikan primitif,
misalnya pada ikan tangkur kuda (Hippocampus histrix Kaup, 1856.) yang
memiliki sisik sangat keras. Ikan-ikan yang tidak mempunyai sisik antara
lain Ameiurus nebulosus (Lesueur, 1819) dari famili Ictaluridae, Lampetra

13
Memahami Morfologi ikan

tridentata (Richardson, 1836) dari famili Petromyzontidae, dan ikan belut


Monopterus albus (Zuiew, 1793) dari famili Synbranchidae.
Beberapa ikan hanya mempunyai sisik hanya pada bagian-bagian tubuh
tertentu saja, misalnya Polyodon spathula (Walbaum, 1792) dan ikan
cakalang Katsuwonus pelamis (Linnaeus, 1758).

Menurut bentuknya, sisik ikan dapat dibedakan atas beberapa tipe (Gambar
8), yaitu:
1. Cosmoid, terdapat pada ikan-ikan purba yang telah punah,
mengandung cosmine
2. Placoid, merupakan sisik tonjolan kulit, banyak terdapat pada ikan
yang termasuk kelas Chondrichthyes.
3. Ganoid, merupakan sisik yang terdiri atas garam-garam ganoin,
banyak terdapat pada ikan dari golongan Actinopterygii.
4. Cycloid, berbentuk seperti lingkaran, umumnya terdapat pada ikan
yang berjari-jari sirip lemah (Malacopterygii).
5. Ctenoid, berbentuk seperti sisir dan terdapat duri dibagian
belakangnya, ditemukan pada ikan yang berjari-jari sirip keras
(Acanthopterygii)

14
Memahami Morfologi ikan

Gambar 8. Bentuk-bentuk sisik ikan (Bond, 1979)

2.4) Bentuk Sirip Ikan


Anggota gerak pada ikan berupa sirip-sirip. Ikan dapat bergerak dan berada pada
posisi yang diinginkannya karena adanya sirip-sirip tersebut. Sirip ini ada yang
berpasangan (bersifat ganda) dan ada juga yang tunggal.
Sirip yang berpasangan adalah:
 Sirip dada (pinnae pectoralis = pinnae thoracicae = pectoral
fins), disingkat dengan P atau P2.
 Sirip perut (pinnae abdominalis = pinnae pelvicalis = pinnae
ventralis = pelvic fins = ventral fins), disingkat dengan V atau V2.

Sirip yang tidak berpasangan atau sirip tunggal adalah:


 Sirip punggung (pinna dorsalis = dorsal fin), disingkat dengan
D. Jika sirip punggung terdiri atas dua bagian, maka sirip punggung
pertama (di bagian depan) disingkat dengan D1, sedangkan sirip
punggung kedua (Triodon macropterus yang di belakang)
disingkat dengan D2.
 Sirip dubur (pinna analis = anal fin), disingkat dengan A.
 Sirip ekor (pinna caudalis = caudal fin), disingkat dengan C.

Ikan-ikan yang mempunyai baik sirip-sirip yang berpasangan maupun sirip-sirip


tunggal disebut ikan bersirip lengkap (Gambar 9). Namun demikian ada juga
ikan-ikan yang tidak bersirip lengkap. Ikan buntal (Lesson, 1831) tidak
mempunyai sirip perut, sedangkan ikan bawal (Parastromateus niger (Bloch,
1795)) juvenil memiliki sirip perut tetapi pada saat dewasa sirip ini tidak
berkembang dan bahkan tereduksi.

15
Memahami Morfologi ikan

Gambar 9. Posisi sirip-sirip pada tubuh ikan (Lagler et al., 1977)

Pada beberapa jenis ikan, ada sirip yang mengalami modifikasi menjadi
semacam alat peraba, penyalur sperma, penyalur cairan beracun, dan lain-lain.
Ikan gurami Osphronemus gourami (Lacepède, 1801) mempunyai sirip perut
yang bermodifikasi menjadi alat peraba.

Sirip punggung pertama pada ikan remora Remora remora (Linnaeus, 1758)
berubah fungsinya menjadi alat penempel. Jari-jari mengeras sirip dada ikan
lele (Clarias batrachus) berfungsi sebagai alat penyalur cairan beracun.

Ikan terbang (Hyrundichthys oxycephalus (Bleeker, 1852)) memiliki sirip dada


yang sangat panjang sehingga ikan ini dapat terbang di atas permukaan air
(Gambar10).

16
Memahami Morfologi ikan

Gambar 10. Modifikasi berbagai sirip pada ikan (Affandi et al., 1992)

17
Memahami Morfologi ikan

Setiap sirip disusun oleh “membrana”, yaitu suatu selaput yang terdiri dari
jaringan lunak, dan “radialia” atau “jari-jari sirip” yang terdiri dari jaringan
tulang atau tulang rawan. Radialia ini ada yang bercabang dan ada pula yang
tidak, tergantung pada jenisnya.

Berdasarkan letak sirip perut terhadap sirip dada, dapat dibedakan empat
macam letak sirip perut (Gambar 11), yaitu:

 Abdominal, yaitu jika letak sirip perut agak jauh ke belakang dari
sirip dada, misalnya pada ikan bulan-bulan Megalops
cyprinoides (Broussonet, 1782) dan ikan japuh Dussumieria acuta
(Valenciennes, 1847).
 Subabdominal, yaitu jika letak sirip perut agak dekat dengan sirip
dada, misalnya pada ikan kerong-kerong Therapon theraps (Cuvier,
1829) dan ikan karper perak Hypophthalmichthys molitrix
(Valenciennes, 1844)
 Thoracic, yaitu jika sirip perut terletak tepat di bawah sirip
dada, misalnya pada ikan layang Decapterus russelli (Rüppell,
1830) dan ikan bambangan Lutjanus sanguineus (Cuvier, 1828).
 Jugular, yaitu jika sirip perut terletak agak lebih ke depan daripada
sirip dada, misalnya pada ikan kasih madu (Kurtus indicus Bloch,
1786) dan ikan tumenggung Priacanthus tayenus (Richardson,
1846).

18
Memahami Morfologi ikan

Gambar 11. Letak sirip perut pada tubuh ikan. A. Abdominal; B.


Subabdominal; C. Thoracic; D. Jugular (Bond, 1979)

2.5) Bentuk Sirip Ekor Ikan


Kent (1954) membagi bentuk ekor ikan atas empat macam seperti terlihat pada
Gambar 12. Pembagian ini berdasarkan perkembangan arah ujung belakang
notochord atau vertebrae, yaitu:
 Heterocercal, ujung belakang notochord pada bagian ekor agak
membelok ke arah dorsal sehingga cauda terbagi secara tidak
simetris, misalnya pada ikan cucut.
 Protocercal, ujung belakang notochord atau vertebrae berakhir lurus
pada ujung ekor, umumnya ditemukan pada ikan-ikan yang masih
embrio dan ikan Cyclostomata.
 Homocercal, ujung notochord pada bagian ekor juga agak membelok ke
arah dorsal sehingga cauda terbagi secara tidak simetris bila dilihat dari
dalam tetapi terbagi secara simetris bila dilihat dari arah luar, terdapat
pada Teleostei.
 Diphycercal, ujung notochord lurus ke arah cauda sehingga sirip ekor
terbagi secara simetris baik dari arah dalam maupun dari arah luar,
terdapat pada ikan Dipnoi dan Latimeria menadoensis Pouyaud,
Wirjoatmodjo, Rachmatika, Tjakrawidjaja, Hadiaty & Hadie, 1999..

19
Memahami Morfologi ikan

Gambar 12. Tipe-tipe sirip ekor. A. Heterocercal; B. Heterocercal (abbreviate);


C heterocercal; D. Isocercal (Bond, 1979)

Jika ditinjau dari bentuk luar sirip ekor, maka secara morfologis dapat
dibedakan beberapa bentuk sirip ekor (Gambar 13), yaitu:

• Rounded (membundar), misalnya pada ikan kerapu bebek


Cromileptes altivelis (Valenciennes, 1828).

• Truncate (berpinggiran tegak), misalnya pada ikan tambangan


Lutjanus johni (Bloch, 1792).

20
Memahami Morfologi ikan

• Pointed (meruncing), misalnya pada ikan sembilang Plotosus


canius (Hamilton, 1822).

• Wedge shape (bentuk baji), misalnya pada ikan gulamah


Argyrosomus amoyensis (Bleeker, 1863).

 Emarginate (berpinggiran berlekuk tunggal), misalnya pada ikan


lencam merah Lethrinus obsoletus (Forsskål, 1775).

 Double emarginate (berpinggiran berlekuk ganda), misalnya pada


ikan ketang-ketang Drepane punctata (Linnaeus, 1758).

 Forked / Furcate (bercagak), misalnya pada ikan cipa-cipa Atropus


atropos (Bloch & Schneider, 1801).

 Lunate (bentuk sabit), misalnya pada ikan tuna mata besar Thunnus
obesus (Lowe, 1839).

 Epicercal (bagian daun sirip atas lebih besar), misalnya pada ikan
cucut martil Eusphyra blochii (Cuvier, 1816).

 Hypocercal (bagian daun sirip bawah lebih besar), misalnya pada


ikan terbang Exocoetus volitans (Linnaeus, 1758).

21
Memahami Morfologi ikan

Gambar 13. Bentuk morfologi ekor ikan. 1. Rounded; 2. Truncate; 3.


Pointed; 4. Wedge shape; 5. Emarginate; 6. Double emarginate; 7. Forked;
8. Lunate; 9. Epicercal; 10. Hypocercal (Affandi et al., 1992)

22
Memahami Morfologi dan Anatomi ikan

2.6) Rumus sirip (Meristik)

Ketentuan dalam membuat rumus sirip adalah sebagai berikut :


1. Permulaan penulisan rumus sirip biasanya dimulai dengan huruf
kapital yang menunjukkan nama sirip, kemudian disusul dengan
angka yang menunjukkan jumlah jari-jari sirip.
2. Jari-jari sirip keras digunakan angka romawi, jari-jari sirip lemah
digunakan angka numerik biasa.
3. Jika ikan tersebut mempunyai sirip tambahan, maka di belakang
ditulis jumlah sirip tambahan dengan angka romawi.

Contoh :
Rumus sirip ikan layang ( Decapterus russelli )
D1 I, VIII : D2 I, 30-32 +I
Artinya : ikan tersebut mempunyai sirip punggung 2, yaitu D1 dan D2.
Sirip punggung pertama terdiri dari 1 jari-jari sirip keras yang agak
memisah dan disusul 8 jari-jari keras. Sirip punggung kedua terdiri dari 1
jari-jari sirip keras dan 30-32 jari-jari sirip lemah serta 1 sirip tambahan
yang terletak di belakang sirip punggung.

2.7) Pengukuran badan ikan (morfometrik)

Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh


ikan (measuring methods). Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian
tubuh ke bagian tubuh yang lain. Karakter morfometrik yang sering
digunakan untuk diukur antara lain panjang total, panjang baku, panjang
cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan panjang sirip, dan diameter mata
(Hubbs dan Lagler, 1958; Parin, 1999).

23
Memahami Morfologi dan Anatomi ikan

Berbagai ukuran bagian tubuh ikan yang sering digunakan di dalam


identifikasi ikan adalah (Gambar 21 dan 22):
o Panjang baku (standart length), yaitu jarak garis lurus antara
ujung bagian kepala yang paling depan (biasanya ujung salah satu
dari rahang yang terdepan) sampai ke pelipatan pangkal sirip ekor.
o Panjang cagak (fork length), adalah panjang ikan yang diukur dari
ujung kepala yang terdepan sampai ujung bagian luar lekukan
cabang sirip ekor.
o Panjang total (total length), adalah jarak garis lurus antara ujung
kepala yang terdepan dengan ujung sirip ekor yang paling
belakang.
o Tinggi badan (depth of Body), diukur pada tempat yang tertinggi
antara bagian dorsal dengan ventral, dimana bagian dari dasar
sirip yang melewati garis punggung tidak ikut diukur.
o Panjang di bagian depan sirip punggung, merupakan jarak antara
ujung kepala terdepan sampai ke pangkal jari-jari pertama sirip
punggung.
o Panjang kepala, adalah jarak antara ujung termuka dari kepala
hingga ujung terbelakang dari keping tutup insang. Beberapa
peneliti melakukan pengukuran sampai ke pinggiran terbelakang
selaput yang melekat pada tutup insang (membrana
branchiostega) sehingga diperoleh panjang kepala yang lebih
besar.
o Tinggi kepala, merupkan panjang garis tegak antara pertengahan
pangkal kepala dan pertengahan kepala di sebelah bawah.

24
Memahami Morfologi dan Anatomi ikan

Gambar 14. Berbagai ukuran pada tubuh ikan. PT= Panjang total;
PB.=Panjang baku; PC=PF=Panjang cagak/fork; PK=Panjang kepala

Tes Formatif 2.

1. Jelaskan yang dimaksud dengan morfologi ikan dan bentuk –bentuk


tubuh ikan !
2. Sebutkan bentuk –bentuk sisik ikan dan berikan contohnya!
3. Sebutkan bentuk-bentuk sirip ekor dan Ikan beserta contohnya!
4. Jabarkan arti rumus sirip ikan layang D1 I, IX : D2 II, 12-15 +I !
5. Bagaimana cara mengukur pangjang total dan panjang fork pada ikan ?

Jumlah Jawaban Anda yang benar


Tingkat Penguasaan = X 100 %
5

Arti tingkat penguasaan yang anda capai :


90 % - 100 % : Baik sekali
80 % - 89 % : Baik
70 % - 79 % : Cukup
 69 % : Kurang

25
Memahami Morfologi dan Anatomi ikan

4). Jobsheet Praktikum


Nama :…....................………………….
Kelas : ………………..................……
Waktu : …………………..................…
Tandatangan:……………..................

STANDAR KOMPETENSI :
Biologi Perikanan

KOMPETENSI DASAR:
Mengidentifikasi berbagai sistematika, morfologi dan anatomi ikan

MATERI AJAR:
Sistematika, Morfologi dan Anatomi Ikan

TUJUAN:
Siswa dapat
a. Mengidentifikasi bagian-bagian tubuh ikan
b. Mengidentifikasi bentuk tubuh ikan, sisik , dan sirip ikan.
c. Melakukan pengukuran tubuh ikan
d. Mengidentifikasi anatomi tubuh ikan

ALAT DAN BAHAN:


Alat :
a. Jangka sorong
b. Plastik ukuran 50 cm persegi
c. Ember 5 liter
d. Nampan ukuran 20 x 30 cm
e. Alat bedah/pisau
f. Alat tulis
g. timbangan

26
Memahami Morfologi dan Anatomi ikan

Bahan :
Ikan segar (1 ekor/siswa)

KESELAMATAN KERJA :
1. Memakai pakaian praktek
2. Menggunakan alat kerja sesuai dengan fungsinya
3. Mengikuti petunjuk kerja dengan benar
4. Apabila ada hal-hal yang tidak jelas,mintalah petunjuk pada
instruktur/guru

LANGKAH KERJA:
1. Cuci ikan dengan air bersih dan tiriskan.
2. Letakkan ikan di atas nampan dengan alas plastik yang sudah di
sediakan.
3. Atur posisi ikan untuk mempermudah identifikasi.
4. Gambar penampang ikan pada buku gambar dan nama bagian-
bagiannya .
5. Tuliskan hasil kerja anda mengenai ikan yang diidentifikasi ( nama,
bentuk tubuh, bentuk sisik,dan bentuk sirip ekor)
6. Timbanglah berat tubuh ikan
7. Ukurlah tubuh ikan : Panjang kepala, panjang tubuh, lebar mata,
panjang standar, panjang ekor, panjang fork, panjang dasar sirip
punggung, panjang keseluruhan/ total dan tinggi tubuh ikan
menggunakan jangka sorong/ penggaris.
8. Belahlah ikan dengan pisau tajam/ alat bedah dari belakang insang
naik ke atas dibawah sirip punggung terus kebelakang sampai
pangkal ekor ke bawah,

27
Memahami Morfologi dan Anatomi ikan

9. Gambarlah organ-organ dalam tersebut.

HASIL KERJA :

Gambar 1. Morfologi ikan...........................(nama ikan beserta nama latinnya)

DATA IKAN
Nama ikan : ………………………………………………………………
Klasifikasi ikan Phylum : ...........................................................
Klass : ..........................................................
Ordo : ...........................................................
Famili : ...........................................................
Genus :............................................................
Spesies :............................................................
Bentuk tubuh : ………………………………………………………………
Bentuk sisik : ………………………………………………………………
Bentuk sirip ekor : ………………………………………………………………
Berat tubuh ikan : ………………………………………………………………

28
Memahami Morfologi dan Anatomi ikan

Panjang kepala : ………………………………………………………………


Lebar mata : ………………………………………………………………
Panjang tubuh : ………………………………………………………………
Panjang ekor : ………………………………………………………………
Panjang Standar : ………………………………………………………………
Panjang Fork : ………………………………………………………………
Panjang total : ………………………………………………………………
Tinggi tubuh : ………………………………………………………………
Panjang dasar sirip dorsal : ……………………...................……………………………
Rumus sirip dorsal : .........................................................................................
Rumus sirip pectoral : ..........................................................................................
Rumus sirip ventral : ..........................................................................................
Rumus sirip Anal : ..........................................................................................
Rumus sirip caudal : ..........................................................................................

Gambar 2. Anatomi ikan....... (nama ikan beserta nama latinnya)

29
Memahami Morfologi dan Anatomi ikan

PENILAIAN :
1) Persiapan :………….
2) Proses :………….
3) Hasil : …………
4) Sikap :………….
5) Waktu :………….

Total nilai : .................

Tegal.........................................................2017
Guru Pengampu

.........................................................................

30
Memahami Morfologi dan Anatomi ikan

D. Refleksi
Setelah melakukan pembelajaran saya mengadakan refleksi komponen
sebagai berikut:

1. Apakah kegiatan membuka pelajaran yang saya lakukan dapat


mengarahkan dan mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran
dengan baik?

Ya, karena setiap awal pembelajaran saya selalu memberikan


pertanyaan atau apersepsi tentang materi yang akan diajarkan
sehingga siswa siap mengikuti pelajaran saya.

2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap materi / bahan ajar yang saya


sajikan sesuai dengan yang diharapkan? (Apakah materi terlalu
tinggi, terlalu rendah, atau sudah sesuai dengan kemampuan awal
siswa ?)

Materi sudah sesuai dengan kemampuan siswa ,terlihat ketika saya


menanyakan apakah materi yang diberikan dapat dipahami, para
siswa kompak mengatakan sudah paham. Dan ketika diberikan
pertanyaan sesuai materi yang telah disampaikan, siswa dapat
menjawabnya dengan baik.

3. Bagaimana respons siswa terhadap media pembelajaran yang


digunakan ? (Apakah media sesuai dan mempermudah siswa
menguasai kompetensi / materi yang diajarkan?)

Ya, media yang digunakan sangat membantu siswa saya dalam


memahami materi yang saya jelaskan.
Memahami Morfologi dan Anatomi ikan

4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap metode / teknik


pembelajaran yang digunakan ?

Siswa merasa lebih paham dengan teknik ceramah dan tanya jawab,
serta praktikum yang diterapkan dalam pembelajaran hari ini.

5. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pengelolaan kelas (perlakuan


terhadap siswa, cara mengatasi masalah, memotivasi siswa) yang
dilakukan?

Saya selalu berusaha membuat siswa nyaman dan tidak terbebani


dengan pembelajaran yang dilakukan, saat siswa kelihatan kurang
konsentrasi saya mencoba mengatasi masalah tersebut dengan cara
senam kecil meski sekedar berdiri, melekukkan badan kekanan-kiri
dan bertepuk itu semua sudah cukup membuat siswa segar kembali.

6. Apakah siswa dapat menangkap penjelasan / intruksi yang saya


berikan dengan baik ?

Alhamdulilah, siswa saya dapat dengan mudah menerima


penjelasan atau intruksi yang diberikan apalagi sudah ada jobsheet
praktikum..

7. Apakah siswa telah mencapai penguasaan kemampuan yang telah


ditetapkan?

Alhamdulilah siswa memahami materi dan praktikum yang saya


berikan dengan hasil sesuai yang diharapkan.

8. Apakah kegiatan penutup pelajaran meningkatkan pemahaman


siswa?
Memahami Morfologi dan Anatomi ikan

Iya, karena di akhir pertemuan saya merangkum dan


menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai