Anda di halaman 1dari 49

BAHAN AJAR PERTEMUAN KE-1

Kompetensi Dasar 3.1: Menganalisis Morfologi Ikan


Kompetensi Dasar 4.1: Mempresentasikan Morfologi Ikan
Indikator Pencapaian Kompetensi :
3.1.1 Menetapkan sifat/ciri bagian tubuh ikan secara umum
4.1.1 Menunjukkan organ morfologi pada ikan tongkol

Materi Pembelajaran

MORFOLOGI IKAN

Biologi perikanan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari keadaan ikan
sejak individu ikan tersebut menetas (hadir ke alam) kemudian makan, tumbuh, bermain,
bereproduksi, dan akhirnya mengalami kematian, baik kematian secara alami ataupun
dikarenakan faktor-faktor lain.

Ilmu pengetahuan biologi perikanan ini menguraikan tentang struktur organisme ikan
(morfologi), struktur tubuh ikan (anatomi), faktor kimia dan fisika pada ikan (fisiologi), dan
proses beserta kebiasaan kehidupannya, sehingga pengetahuan biologi perikanan ini
merupakan pengetahuan dasar ketika mendalami pengetahuan dinamika populasi ikan,
pengembangan spesies ikan untuk dikelola menjadi ikan budidaya dan upaya pelestarian
spesies ikan yang akan mengalami kepunahan di perairan alaminya.

Ikan adalah hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup dalam air, umumnya bernapas
dengan insang, mempunyai sirip untuk bergerak dan mempunyai gurat sisi untuk mengatur
keseimbangan badannya di saat ikan tersebut bergerak. Sebagian besar ikan hidup di perairan
laut sedangkan sebagiannya kecilnya lagi hidup di perairan darat.

PENGERTIAN MORFOLOGI IKAN


Morfologi ikan adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur/bentuk luar dari tubuh ikan.

A. Bagian tubuh ikan


Pada umumnya tubuh ikan terbagi atas tiga bagian, yaitu :
1.     Bagian kepala (caput),
Bentuk kepala dimulai dari ujung mulut terdepan sampai dengan ujung tutup insang
paling belakang. Pada bagian ini terdapat mulut, rahang atas, rahang bawah, gigi, sungut,
hidung, mata, insang, tutup insang, otak, jantung, dan sebagainya.
2.      Bagian badan (truncus),
Bentuk badan dimulai dari ujung tutup insang bagian belakang sampai dengan permulaan
sirip anus. Pada bagian ini terdapat sirip punggung, sirip dada, sirip perut, serta organ-
organ dalam seperti hati, empedu, lambung, usus, gonad, gelembung renang, ginjal,
limpa, dan sebagainya.

3.      Bagian ekor (cauda),


Bagian ekor dimulai dari permulaan sirip anus sampai dengan ujung sirip ekor bagian
paling belakang. Pada bagian ini terdapat anus, sirip dubur, sirip ekor, dan kadang-kadang
juga terdapat scute dan finlet.

B. Bentuk Tubuh Ikan

Bentuk luar tubuh ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai dewasa, dari
bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi asimetris pada saat dewasa.
Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan hidupnya atau merupakan
pola tingkah laku yang khusus.
Secara umum, tubuh ikan berbentuk setangkup atau simetris bilateral, yang berarti jika ikan
tersebut dibelah menjadi dua secara membujur/memanjang dari pertengahan ujung kepala
sampai ekor maka akan menghasilkan dua bagian yang sama antara sisi kanan dan sisi kiri. 
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
  Ikan Mujair ( Orecrhomis mussambicus ), dan
  Ikan Kerapu ( Epinephelus pachyceniru ).

Selain itu ada beberapa jenis ikan yang mempunyai bentuk non-simetris bilateral, yaitu
apabila tubuh ikan tersebut di belah menjadi dua secara membujur/memanjang  maka belahan
tubuh sebelah kanan tidak sama dengan belahan tubuh sebelah kiri.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
  Ikan Sebelah ( psettodes erumei ), dan
  Ikan Lidah ( Cynoglossus bilineatus )
                  
Bentuk-bentuk tubuh ikan dapat dikelompokan menjadi :

1.      Bentuk Pipih ( Compressed )


Ikan dengan bentuk tubuh seperti ini mempunyai lebar tubuh jauh lebih kecil
dibandingkan dengan tinggi badan dan panjang tubuh. Ikan dengan bentuk tubuh seperti
ini mempunyai pergerakan yang agak lambat (sedang).
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
  Ikan Tambakan (Helestoma temmineki),
  Ikan Nila (Oreocromis niloticus), dan
  Ikan Mujair (Orecrhomis mussambicus ).
2.      Bentuk Bola (Globiform)
Ikan dengan bentuk tubuh seperti ini bertubuh pendek dan gemuk dan jika sedang
mengembang maka bentuk tubuhnya akan menyerupai bola. Cara mengembangnya yaitu
dengan cara mengisi badannya dengan udara. Biasanya terjadi saat ikan dalam keadaan
bahaya. Ikan dengan bentuk tubuh seperti ini mempunyai pergerakan yang lambat.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
  Ikan Buntal (Diodon hystrix),
  Ikan Buntal Batu (Ostraction nasus), dan
  Ikan Jebong (Abalistes stellaris).

3.      Bentuk Kotak (Ostraciform)


Ikan seperti ini bentuk tubuhnya menyerupai kotak.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
  Whitedotted Boxfish, yaitu ikan laut yang hidup diperairan pasifik, hindia dan samudra
pasifik.
  Toadfish (Lagocephalus sceleratus)

4.      Bentuk Panah (Sagittiform)


Bentuk tubuh ikan ini seperti anak panah, kepalanya lancip/ meruncing, badan
memanjang kebelakang dengan bentuk yang hampir seimbang  dan ekor bercagak. 
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
  Ikan Alu-alu  (Sphyraene jello),
  Ikan Kelah (Tor khudree), dan
  Ikan Kuniran (Upeneus vittatis)

5.      Bentuk Ular (Anguilliform)


Tubuh ikan seperti ini berbentuk bulat memanjang dengan penampang lintang yang agak
silindris dan kecil, serta pada bagian ujung meruncing/tipis. Bentuknya seperti ular
dengan ukuran panjang tubuh dapat mencapai 20 kali tingginya.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
  Ikan Belut (Monopterus albus),dan
  Ikan Sidat (Anguilla bicolor).

6.      Bentuk Torpedo/Cerutu (Fusiform)


Ikan dengan bentuk tubuh seperti ini mempunyai tinggi yang hampir sama dengan
lebarnya, sedangkan panjang tubuh beberapa kali tinggi tubuh. Bentuk tubuh hamper
meruncing pada kedua bagian ujung. Bentuk ikan ini menyerupai cerutu dan apabila
dilihat dari depan maka tubuhnya membentuk lingkaran yang sempurna. Bentuk torpedo
(bentuk cerutu), yaitu suatu bentuk yang sangat stream-lineuntuk bergerak dalam suatu
medium tanpa mengalami banyak hambatan. Bentuk tubuh ini biasanya dimiliki oleh ikan
yang sering melakukan migrasi.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
  Ikan Tuna (thunnus allalunga),
  Ikan Tongkol (Euthynus affinis), dan
  Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis).

7.      Bentuk Pita (Taeniform atau flatted-form)


Tubuh ikan seperti ini berbentuk pipih mendatar, memanjang dan tipis menyerupai pita.
Ikan ini cenderung bergerak lambat dengan cara berenang seperti ular yang membentuk
huruf S.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
 Ikan Layur (Trichiurus saval).
8.      Bentuk gepeng atau picak (Depressed)  
Ikan dengan bentuk tubuh seperti ini mempunyai tinggi badan jauh lebih kecil bila
dibandingkan dengan tebal ke arah samping badan (lebar tubuh). Biasanya dimiliki oleh
ikan yang suka hidup di dasar perairan dan mengendap-ngendap untuk menangkap
mangsanya.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
 Ikan Pari (dasyatis bleekeri)
 Ikan Pare Totol (Himantura uarnak)
9.      Bentuk tali (Filiform), yaitu bentuk tubuh yang menyerupai tali.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
  Snipe Eel (Nemichthys scolopaceus)
  Pipefish (Pseudophallus straksii)

C. Kepala Ikan

Kepala ikan umumnya tidak bersisik, tetapi ada juga yang bersisik. Bagian-bagian kepala
ikan yang penting adalah:

1. Tulang-tulang tambahan tutup insang.

Jika dilihat dari arah luar, celah insang tertutup oleh tutup     insang (apparatus opercularis).
Tulang-tulang tutup insang terdiri dari:
 Os operculare, berupa tulang yang paling besar dan letaknya paling dorsal.
 Os preoperculare, berupa tulang sempit yang melengkung seperti sabit dan terletak di
depan sekali.
 Os interoperculare, juga merupakan tulang yang sempit dan terletak di antara os
operculare dan os preoperculare.
 Os suboperculare, bagian tulang yang terletak di bawah sekali.
Pada bagian bawah tulang-tulang penutup insang terdapat suatu selaput tipis yang menutupi
tulang-tulang di atasnya, disebut membrana branchiostega. Membrana ini diperkuat oleh radii
branchiostega yaitu berupa tulang-tulang kecil yang terletak pada bagian ventral dari
pharynx.
2. Bentuk mulut.

Ada berbagai macam bentuk mulut ikan dan hal tersebut berkaitan erat dengan jenis makanan
yang dimakannya. Bentuk mulut ikan dapat dibedakan atas:
 Bentuk tabung (tube like), misalnya pada ikan Tangkur Kuda (Hippocampus histrix)
 Bentuk paruh (beak like), misalnya pada ikan Julung-julung (Hemirhamphus far)
 Bentuk gergaji (saw like) misalnya pada ikan Cucut Gergaji (Pristis microdon)
 Bentuk terompet, misalnya pada Campylomormyrus Elephas.

Berdasarkan dapat tidaknya mulut ikan tersebut disembulkan, maka bentuk mulut ikan dapat
dibedakan atas:
 Mulut yang dapat disembulkan, misalnya pada ikan Mas (Cyprinus carpio carpio)
 Mulut yang tidak dapat disembulkan, misalnya pada ikan Lele (Clarias batrachus)

3. Letak sungut.

Sungut ikan berfungsi sebagai alat peraba dalam mencari makanan dan umumnya terdapat
pada ikan-ikan yang aktif mencari makan pada malam hari (nokturnal) atau ikan-ikan yang
aktif mencari makan di dasar perairan.
Ikan-ikan yang memiliki sungut antara lain:
 Ikan Sembilang (Plotosus canius),
 Ikan Lele (Clarias batrachus), dan
 Ikan Mas (Cyprinus carpio carpio).

Letak dan jumlah sungut juga berguna untuk identifikasi. Letak, bentuk, dan jumlah sungut
berbeda-beda. Ada yang terletak pada hidung, bibir, dagu, sudut mulut, dan sebagainya.
Bentuk sungut dapat berupa rambut, pecut/cambuk, sembulan kulit, bulu, dan sebagainya.
Ada ikan yang memiliki satu lembar sungut, satu pasang, dua pasang, atau beberapa pasang.
BAHAN AJAR PERTEMUAN KE-2

Kompetensi Dasar 3.1: Menganalisis Morfologi Ikan


Kompetensi Dasar 4.1: Mempresentasikan Morfologi Ikan
Indikator Pencapaian Kompetensi :
3.1.2 Membedakan bentuk-bentuk sisik pada ikan
3.1.3 Menemukan letak macam-macam sirip pada ikan
4.1.2 Menunjukkan bentuk sisik dan letak sirip ikan melalui gambar

Materi Pembelajaran

MORFOLOGI IKAN

  D.SISIK

Sisik diistilahkan sebagai rangka dermis, karena sisik dibuat di dalam lapisan dermis.
Seluruh badan ikan umumnya mempunyai sisik (squama). Sisik berhubungan dengan rangka
luar (exoskeleton).
Sisik atau squama membentuk rangka luar terutama pada ikan-ikan primitif, misalnya
pada ikan tangkur kuda (Hippocampus histrix) yang memiliki sisik sangat keras.
Sisik pada ikan berfungsi sebagai penutup bagian tubuh ikan. Selain itu ada juga ikan yang
tak bersisik, kebanyakan dari sub-ordo Siluroidea, contohnya ikan Jambal (Pangasius
pangasius) dan ikan belut (Monopterus albus) dari family Synbranchidae.
 
Berdasarkan jenis bahan dan bentuknya, sisik dibedakan menjadi :

a.       Sisik placoid
Terdapat pada ikan yang bertulang rawan (Chondrichthyes). Bentuknya hampir mirip
dengan bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar. Bagian yang menonjol
seperti duri keluar dari epidermis. Sisik ini dimiliki oleh ikan hiu dan pari.

b.      Sisik cosmoid
Terdapat pada ikan fosil dan ikan primitif.
Dari luar sisik ini terdiri dari beberapa lapis, yaitu :
 Vitrodentine (dilapisi semacam enamel)
 Cosmine (lapisan kuat dan non-seluler)
 Isopedine.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk sisik seperti ini antara lain:
 Latimeria chalumnae.

c.       Sisik ganoid
Dari luar sisik ini juga terdiri dari beberapa lapis, yaitu :
 Ganoine (Terdiri dari garan-garam an-organik)
 Lapisan yang seperti lapisan cosmoine
 Isopedine
Bentuk tubuh seperti belah ketupat. Banyak terdapat pada ikan dari golongan
Actinopterygii. (ikan aligator)
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
 Polypterus,
 Lepisostidae,
 Acipencoridae,
 Polyodontidae

d.      Sisik cycloid
Disebut juga sisik lingkar, karena mempunyai bentuk bulat, tipis, transparan, dan
lingkaran pada bagian belakang bergigi. Umumnya terdapat pada ikan yang berjari-jari
sirip lemah (Malacopterygii). Sisik ini dimiliki oleh ikan salmon

e.     Sisik ctenoid
Sisik cikloid dan sisik ctenoid kepipihannya tereduksi menjadi sangat tipis, fleksibel,
transparan, dan tidak mengandung dentine atau enamel. Bagian sisik yang menempel
pada tubuh hanya sebagian. Berbentuk seperti sisir, ditemukan pada ikan yang berjari-jari
sirip keras (Acanthopterygii) seperti ikan kakap.

Gambar Tipe-tipe sisik ikan

E. ANGGOTA GERAK

Anggota gerak pada ikan berupa sirip-sirip. Ikan dapat bergerak dan berada pada
posisi yang diinginkannya karena adanya sirip-sirip tersebut. 
Sirip ikan terdiri dari tiga jenis jari-jari sirip yang hanya sebagian atau seluruhnya dimiliki
oleh spesies ikan, yaitu :
1.     Jari-jari sirip keras
Merupakan jari jari sirip yang tidak berbuku-buku dan keras.
2.     Jari jari sirip lemah
Merupakan jari jari sirip yang dapat ditekuk, lemah, dan berbuku-buku.
3.      Jari jari sirip lemah mengeras
Merupakan jari jari sirip yang keras tetapi berbuku-buku.

Pada ikan terdapat lima macam sirip, yaitu:

1.      Sirip perut (V atau P2)


Sirip perut (pinnae ventralis) terletak disebelah bawah tubuh ikan. Sirip perut
merupakan sirip yang berpasangan.

2.      Sirip punggung (D)


Sirip punggung (pinnae dorsalis) terletak diantara bagian kepala dan bagian batang
ekor. Sirip punggung merupakan sirip berjari-jari keras.

3.      Sirip dada (Vc)


Sirip dada (pinnae pictoralis) terletak di sebelah belakang kepala baik disamping kiri
maupun kanan. Sirip dada merupakan sirip yang berpasangan.

4.      Sirip anus (A)


Sirip anus (pinnae analisis) terletak disebelah belakang dan bawah tubuh ikan.

5.      Sirip ekor (C)


Sirip ekor (pinnae caudalis) terletak dibagian belakang tubuh ikan. Sirip ekor ini
berjari-jari lemah, lentur berfungsi agar pergerakan ikan tidak kaku saat berenang.

Tipe-tipe sirip ikan


Sirip kaudal (ekor) digunakan untuk mendorong tubuh ikan di dalam air, sedangkan sirip
yang lainnya digunakan untuk menyeimbangkan tubuhnya. 

Sirip kaudal memiliki bentuk yang berbeda-beda dan dibedakan menjadi 4 jenis sebagai berikut.
 Heterocercal, memeliki bentuk atas dan bawah yang berbeda.\
 Protocercal, memiliki bentuk meruncing.
 Homocercal, memiliki bentuk atas dan bawah yang sama.
 Diphycercal, memiliki bentuk membulat.

A. heterocercal, B. protocercal, C. homocercal, D. diphycercal


BAHAN AJAR PERTEMUAN KE-3

Kompetensi Dasar 3.2: Menganalisis Anatomi Ikan


Kompetensi Dasar 4.2: Mempresentasikan Anatomi Ikan
Indikator Pencapaian Kompetensi :
3.2.1 Menguraikan ciri dan fungsi organ-organ anatomi ikan
4.2.1 Menempel nama organ anatomi ikan pada label gambar

Materi Pembelajaran

ANATOMI IKAN

PENGERTIAN ANATOMI IKAN

Anatomi ikan mempelajari tentang organ-organ dalam tubuh ikan. Bentuk dan letak
setiap organ dalam antara satu spesies ikan dapat saja berbeda dengan spesies ikan lainnya.
Hal ini disebabkan adanya perbedaan bentuk tubuh dan pola adaptasi spesies ikan tersebut
terhadap lingkungan tempat mereka hidup.

Ada dua tindakan pengamatan yang dilakukan untuk mengamati anatomis ikan yaitu:
1) Inspectio adalah mengamati dengan tidak mempergunakan alat bantu.
2) Sectio adalah membuka dinding badan untuk mengamati bagian dalam tubuh ikan.

Beberapa organ yang dapat diamati secara anatomis pada tubuh ikan melalui metode
inspectio, antara lain:

A.    Jantung
Jantung ikan berbentuk segitiga berawarna merah tua, jantung ikan terdiri atas dua
ruangan yaitu atrium dan ventrikel yang terletak dibelakang insang. Jantung ikan
berfungsi sebagai alat transportasi yang memompa/mengedarkan darah keselururuh
tubuh. Selain itu berupa enzim, nutrisi, oksigen, karbondioksida, garam-garam, antibodi
(kekebalan) dari tempat asal ke seluruh bagian tubuh ikan. Jantung ikan terletak di
perikardial disebelah posterior insang. Kontraksi otot jantung ikan yang ditimbulkan
sebagai  sarana mengkonversi energi  kimiawi menjadi energi mekanik dalam bentuk dan
aliran darah.

B.     Gelembung Renang
Ikan bisa mengapung di air dengan mudah karena memiliki organ yang disebut
gelembung renang. Fungsi gelembung renang adalah untuk memudahkan ikan
mengapung di dalam air. Gelembung renang umumnya berwarna putih dan berisi gas
(oksigen dan nitrogen), yang bisa menetralkan berat ikan  sehingga sama dengan berat
jenis air sekitarnya.
Udara masuk dan keluar melalui mulut dan esophagus ikan, sehingga gelembung renang
bisa mengembang dan mengempis. Tetapi beberapa ikan mengisi udara pada gelembung
renangnya melalui pembuluh darah. Pada jenis ikan tertentu gelembung renang juga
berpungsi sebagai alat pendengaran, karena gelembung renangnya berhubungan dengan
sistim pendengaran melalui rangkaian tulang kecil yang disebut tulang weber.

C. Insang
Insang berfungsi sebagai alat untuk pernafasan ikan. Insang berwarna merah muda yang
terdiri atas tulang lengkung, tulang tapis insang dan daun/filamen insang.Tiap filamen
terdapat lamela-lamela yang mengandung ratusan pembuluh darah kapiler. Air yang
mengalir melalui insang langsung dihisap oksigennya oleh arteri menuju ke jantung.
Darah yang mengandung karbon dioksida di alirkan ke lamela oleh vena keluar tubuh.

D. Ginjal
Ginjal terletak Ginjal teletak di atas rongga perut, di luar peritonium, di bawah tulang
punggung dan aorta dorsalis, sebanyak satu pasang, berwarna merah, memanjang.
Fungsi Ginjal, antara lain:
1.    Menyaring sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang. Zat-zat yang diperlukan tubuh
diedarkan lagi melalui darah.
2.    Mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan
osmotik cairan tubuh. Ikan-ikan yang hidup di laut memiliki tekanan osmotic yang
berbeda dengan ikan-ikan yang hidup di perairan tawar. Sehingga struktur dan jumlah
ginjalnya juga berbeda, demikian juga dengan sistem osmoregulasinya.

E. Lambung
Lambung merupakan organ pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila
dibandingkan dengan organ cerna yang lain. Besarnya ukuran lambung ini berkaitan
dengan fungsinya yaitu sebagai penampung makanan. Kemampuan ikan untuk
menampung makanan (kapasitas lambung) sangat bervariasi karena tergantung jenis dan
ukuran tubuh ikan. Selain penampung makanan, di lambung juga terjadi proses
pencernaan secara kimiawi sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap oleh
usus.

F. Usus Halus
Usus merupakan organ yang terpanjang dari saluran pencernaan. Pada ikan pembagian
segmen usus lebih sederhana bila dibandingkan dengan hewan vertebrata lainnya. Usus
pada ikan terbagi atas dua bagian yaitu usus halus dan usus besar. Usus halus berfungsi
sebagai tempat penyaringan sari-sari makanan. Sedangkan usus besar berfungsi untuk
menyerap air dan garam-garam mineral yang masih dibutuhkan serta berfungsi sebagai
tempat penyimpanan feses sementara.Panjang usus ikan sangat bervariasi dan
berhubungan erat dengan kebiasaan makannya.

G. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak
disebelah depan saluran genital dibawah sirip anus disebelah belakang dan bawah tubuh
ikan. Fungsi anus adalah sebagai saluran akhir temape keluarnya feses/kotoran ikan.
Gambar penampang anatomi ikan
BAHAN AJAR PERTEMUAN KE-4

Kompetensi Dasar 3.2: Menganalisis Anatomi Ikan


Kompetensi Dasar 4.2: Mempresentasikan Anatomi Ikan
Indikator Pencapaian Kompetensi :
3.2.2 Mengaitkan hubungan antara sistem kulit, sistem otot dan sistem rangka pada ikan
4.2.2 Menunjukkan organ morfologi dan anatomi ikan yang menyusun beberapa sistem
fisiologi ikan

Materi Pembelajaran

FISIOLOGI IKAN

Fisiologi ikan mempelajari tentang fungsi, mekanisme dan cara kerja dari organ,
jaringan dan sel-sel organisme ikan.
Ada beberapa sistem anatomi fisiologi pada tubuh ikan, antara lain:
a. Sistem penutup tubuh (kulit)
b. Sistem otot
c. Sistem rangka (tulang)
d. Sistem pernafasan
e. Sistem peredaran darah
f. Sistem pencernaan
g. Sistem saraf
h. Sistem hormon
i. Sistem ekskresi dan osmoregulasi
j. Sistem reproduksi dan embriologi
Ada hubungan yang sangat erat antara ke-10 sistem anatomi fisiologi tersebut, misalnya:
 Menentukan cara bergeraknya mempengaruhi bentuk tubuh
 Sistem urat daging dan sistem rangka
 O2 dari perairan ditangkap oleh sistem pernafasan dan peredaran darah di bawa ke
seluruh tubuh melalui darah, darah dipertukarkan dengan CO2.

A. SISTEM PENUTUP TUBUH/KULIT

Kulit terdiri dari 2 lapis, yaitu:


1) Epidermis terletak paling luar, tipis dan selalu berganti
2) Dermis terletak di bawah epidermis, lebih tebal, tempat terbentuknya sisik
Fungsi kulit adalah :
 Sebagai pembungkus/penutup tubuh
 Sebagai pertahanan pertama terhadap penyakit dan parasite
 Sebagai penyesuaian terhadap kondisi lingkungan
 Sebagai alat ekskresi
 Sebagai alat pernafasan tambahan
Organ yang terdapat pada kulit, yaitu:
1. Sisik
2. Kelenjar lendir
Kelenjar lender berfungsi untuk mengeluarkan lender
Fungsi lender yaitu:
 Mencegah gesekan badan dengan air, mempercepat gerakan
 Mencegah keluar masuknya air melalui kulit
 Mencegah infeksi
 Menutup luka
 Mencegah kekeringan (pada ikan paru-paru)
 Membuat sarang (pada spesies ikan tertentu)
3. Kelenjar racun
Kelenjar racun adalah kelenjar modifikasi dari kelenjar lender. Pada spesies
tertentu letaknya berbeda-beda. Ada yang letaknya di sirip-sirip atau di tempat-tempat
lain.
Fungsi kelenjar racun yaitu untuk pertahanan diri, menyerang, dan mencari makan.
4. Sumber pewarnaan (organ cahaya)
Sumber pewarnaan pada ikan-ikan laut berfungsi untuk penyamaran,
persembunyian, pemberitahuan, menghindar dari predator, menunggu mangsa,
komunikasi dengan lawan jenis.

B. SISTEM URAT DAGING (OTOT)

Ada 3 macam sistem otot, yaitu:


1) Otot lurik (otot sadar)
Otot lurik yaitu otot yang bekerja secara cepat dan kuat. Otot ini bekerja di bawah
control otak
2) Otot polos (otot tak sadar)
Otot polos yaitu otot yang bekerja secara lambat dan otomatis
3) Otot jantung
Otot jantung yaitu otot yang bekerja secara cepat dan kuat. Otot ini bekerja secara
otomatis.
Fungsi otot pada ikan adalah untuk menggerakkan tubuh, sirip, rongga mulut, dan organ-
organ lainnya.

C. SISTEM RANGKA (TULANG)

Fungsi rangka yaitu sebagai:


1) Penegak tubuh
2) Tempat melekatnya otot
3) Pelindung organ-organ dalam
4) Pembentuk eritrosit
Berdasarkan strukturnya, rangka tulang ikan terdiri atas 2 macam yaitu:
1. Rangka tulang rawan, misalnya pada ikan pari, cucut dan hiu
2. Rangka tulang keras/sejati, pada umumnya ikan-ikan mempunyai tulang keras,
misalnya pada ikan cakalang dll.
Berdasarkan letaknya, rangka tulang ikan terdiri atas 3 macam, yaitu:
a) Tulang tengkorak
b) Tulang punggung
c) Tulang rusuk
BAHAN AJAR PERTEMUAN KE-5

Kompetensi Dasar 3.2: Menganalisis Anatomi Ikan


Kompetensi Dasar 4.2: Mempresentasikan Anatomi Ikan
Indikator Pencapaian Kompetensi :
3.2.3 Menghubungkan fungsi dan cara kerja sistem pencernaan, sistem peredaran darah,
dan sistem pernafasan pada ikan
4.2.3 Memadankan hubungan antara fungsi dan mekanisme cara kerja sistem anatomi
fisiologi ikan

Materi Pembelajaran

D. SISTEM PENCERNAAN

Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui cara fisik dan kimia,
sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap oleh usus, kemudian diedarkan
ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah.
Saluran pencernaan ikan meliputi beberapa organ yaitu:
1. Mulut
Mulut berfungsi sebagai alat untuk memasukkan makanan
2. Faring
Faring berfungsi sebagai tempat penyaringan dan pembuangan makanan yang tidak
bisa ditelan melalui insang.
3. Esophagus (tenggorokan)
Pada esophagus terdapat lendir yang berguna untuk membantu proses penelanan
makanan.
4. Lambung
Lambung merupakan organ pencernaan yang ukurannya relative lebis besar, hal ini
karena lambung berfungsi sebagai penampung makanan
5. Pylorus
Pylorus terletak antara lambung dan usus depan, fungsinya sebagai pengatur
pengeluaran makanan dari lambung ke usus.
6. Usus
Usus merupakan organ yang terpanjang, fungsi utamanya sebagai tempat penyerapan
nutrisi makanan dan yang tidak dicerna alan diteruskan ke rectum untuk dibuang
melalui anus.
7. Rektum
Rektum berfungsi dalam penyerapan air dan ion
8. Anus
Anus adalah ujung dari saluran pencernaan yang berfungsi sebagai tempat
pengeluaran kotoran/feses.
Menurut jenis makanannya, ikan digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
a) Herbivora (pemakan tumbuhan seperti plankton, tanaman air)
b) Karnivora (pemakan daging seperti ikan-ikan kecil)
c) Omnivora (pemakan daging dan tumbuhan)
Untuk efektifitas sistem pencernaan, terdapat modifikasi-modifikasi pada lambung,
misalnya pada ikan belanak dan pada usus misalnya pada ikan hiu.

E. SISTEM SIRKULASI (PEREDARAN DARAH)

Sistem sirkulasi pada ikan berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 dari
perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat-zat nutrisi,
garam-garam, hormon dan antibody serta mengangkut CO2 dari dalam usus, kelenjar-
kelenjar, insang menuju luar tubuh.
Sistem sirkulasi terdiri dari beberapa organ, yaitu:
 Jantung
 Pembuluh nadi (aorta, arteri) dan pembuluh balik (vena)
 Kapiler-kapiler darah
Jantung ikan berfungsi sebagai pemompa/pengedar darah ke seluruh bagian tubuh.

Adapun bagian-bagian dari jantung ikan adalah:


 Atrium ; berdinding tipis
 Ventrikel : berdinding tebal fungsinya sebagai pemompa darah
 Bulbus arteriosus : berwarna putih

Di insang terjadi pertukaran O2 dengan CO2 (sistem pernafasan) dan seterusnya darah
dengan kandungan O2 tinggi diedarkan ke daerah kepala, ke bagian dorsal, ke ventral, dan
ekor kembali ke jantung setelah mengedarkan nutrisi dsb, dan kemudian kembali ke
jantung.

F. SISTEM RESPIRASI (PERNAFASAN)

Sistem pernafasan pada ikan berfungsi untuk pertukaran CO2 (sisa-sisa proses
metabolisme tubuh yang harus di buang) dengan O2 (berasal dari perairan) dibutuhkan
tubuh untuk proses metabolisme.
Mekanisme pernafasan pada ikan dimulai dengan pertukaran gas CO2 dan O2 yang
terjadi secara difusi ketika air dari habitat yang masuk melalui mulut terdorong kea rah
daerah insang. O2 yang banyak terkandung dalam air akan diikat oleh hemoglobin darah,
sedangkan CO2 yang terkandung di dalam darah akan dikeluarkan ke perairan. Darah
yang sudah banyak mengandung O2 kemudian diedarkan kembali ke seluruh organ tubuh
dan seterusnya.
Hal-hal yang berkaitan dengan sistem pernafasan adalah:
1) Perairan harus mengandung O2 cukup banyak
Bila perairan kekurangan O2 biasanya akan menuju permukaan ataupun tempat-
tempat air yang berarus.
2) Daun insang harus dalam keadaan lembab
Factor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan ikan akan O2, antara lain:
a) Ukuran dan umur
Ikan-ikan kecil membutuhkan lebih banyak O2
b) Aktivitas ikan
Ikan-ikan yang aktif berenang membutuhkan lebih banyak O2 dari pada ikan-ikan
yang tidak katif berenang
c) Jenis kelamin
Ikan betina membutuhkan lebih banyak O2 dari pada ikan jantan
d) Tingkat reproduksi
BAHAN AJAR PERTEMUAN KE-6

Kompetensi Dasar 3.2: Menganalisis Anatomi Ikan


Kompetensi Dasar 4.2: Mempresentasikan Anatomi Ikan
Indikator Pencapaian Kompetensi :
3.2.4 Memadukan hubungan antara sistem saraf dan hormon, sistem ekskresi dan
osmoregulasi serta sistem reproduksi dan embriologi pada ikan
4.2.3 Memadankan hubungan antara fungsi dan mekanisme cara kerja sistem anatomi
fisiologi ikan

Materi Pembelajaran

G. SISTEM SARAF DAN HORMON

Kedua sistem ini dapat dikatakan sebagai sistem koordinasi untuk mengantisipasi
perubahan kondisi lingkungan dan perubahan status kehidupan (reproduksi dsb).
Perubahan lingkungan akan diinformasikan ke sistem saraf (saraf pusat : otak dan tulang
punggung), lalu saraf akan merangsang kelenjar endokrin untuk mengeluarkan hormon-
hormon yang dibutuhkan untuk merangsang organ target.

Sistem saraf terdiri dari:


1) Sistem cerebro spinal, terdiri atas:
 Sistem saraf pusat (otak dan tulang punggung)
 Sistem saraf tepi
2) Sistem otonomi terdiri atas:
 Simpati
 Parasimpati
3) Organ-organ khusus, seperti hidung, telinga, mata, dll.

Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin, antara lain hormon pertumbuhan, hormon
reproduksi, hormon ekskresi dll.
Menurut hasil kelenjar endokrin, hormon di bagi 2 yaitu:
a) Endo hormon
Endo hormon yaitu hormon yang bekerja di dalam tubuh, seperti hormon
pertumbuhan, reproduksi, dll.
b) Ekto hormon
Ekto hormon yaitu hormon yang bekerja di luar tubuh, misalnya merangsang ikan
jenis kelamin lain mendekat untuk berpijah.
H. SISTEM EKSKRESI DAN OSMOREGULASI

Sistem ekskresi pada ikan yaitu sistem pembuangan proses metabolisme tubuh ikan
berupa gas, cairan, dan padatan melalui kulit, ginjal, dan saluran pencernaan.
Organ-organ dalam sistem ekskresi yaitu:
 Kulit
 Ginjal
 Saluran pencernaan
Sistem osmoregulasi pada ikan yaitu sistem pengaturan keseimbangan tekanan
osmotic cairan tubuh (air dan darah) ikan dengan tekanan osmotic habitat (perairan).
Organ-organ dalam sistem osmoregulasi yaitu:
 Kulit
 Insang
 Lapisan tipis mulut
 Ginjal
Fungsi ginjal, antara lain:
1) Menyaring sisa proses metabolisme untuk dibuang. Zat-zat yang diperlukan tubuh
diedarkan lagi melalui darah.
2) Mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan
osmotic cairan tubuh.
Ikan-ikan yang hidup di laut memiliki tekanan osmotic yang berbeda dengan ikan-
ikan yang hidup di air tawar. Sehingga struktur dan jumlah ginjalnya juga berbeda,
demikian juga dengan sistem osmoregulasinya.

I. SISTEM REPRODUKSI DAN EMBRIOLOGI

Sistem reproduksi adalah sistem mempertahankan/melestarikan spesies dengan


menghasilkan keturunan.
Embriologi adalah urutan proses perkembangan dari zygot (hasil pembuangan sel
telur oleh sel sperma) samapi menjadi anak ikan dan seterusnya.
Organ-organ reproduksi yaitu organ kelamin (gonad) yang menghasilkan sel-sel
kelamin (gamet). Gonad jantan (testis) ada sepasang (kiri dan kanan) dan menghasilkan
spermatozoa, sedangkan gonad betina (ovarium) menghasilkan telur.

Tipe Reproduksi

Berdasarkan organ kelamin, tipe reproduksi terdiri atas 2 macam, yaitu:


1. Biseksual (individu betina terpisah dari individu jantan)
2. Hermaprodit (sel kelamin jantan dan betina terdapat dalam satu individu)
Berdasarkan proses pembuahan sel telur oleh spermatozoa, reproduksi ada 2 macam,
yaitu:
1. Eksternal (ovivar)
Ovivar yaitu perkembangan embrio terjadi di luar tubuh induk betina, jumlah telur
ratusan/ribuan. Contohnya ikan julung.
2. Internal
Reproduksi internal terbagi atas 2, yaitu:
 Vivipar yaitu pembuahan terjadi di dalam tubuh betina. Embrio mendapatkan sari
makanan dari induk sampai menetas. Contohnya ikan paus.
 Ovovivipar yaitu pembuahan yang memerlukan spermatozoa dan embrio
mendapat sari makanan dari kuning telur. Contohnya ikan seribu dan ikan cucut.

Berdasarkan perlindungan induk terhadap telur/anaknya, ikan di bagi dalam 5 golongan,


yaitu:
1. Tanpa perlindungan
Biasanya pemijahan terjadi di tempat terbuka. Telur yang dihasilkan sangat banyak
mencapai ratusan ribu dengan ukuran yang sangat kecil.
2. Membuat sarang
Sarang ikan golongan ini terbuat dari daun-daunan, kayu ataupun pasir. Biasanya
ikan yang menetas di sarang tidak di tunggu oleh induknya.
3. Sarang di lokasi khusus, tanpa perlindungan induk
Sarang ikan golongan ini adanya di bebatuan yang tenggelam di dasar, di tanaman
air, ataupun diletakkan di pasir. Biasanya ikan yang menetas di tempat khusus ini
tidak di lindungi oleh induknya.
4. Perlindungan induk di luar tubuh
Misalnya perlindungan di buih gelombang, di kayu/daun ataupun di lubang/sarang
5. Perlindungan induk di dalam tubuh
Misalnya perlindungan di dalam mulut, di cekungan kepala ataupun di dalam
uterus/rahim.
BAHAN AJAR PERTEMUAN KE-

Kompetensi Dasar 3.5: Menganalisis Kebiasaan Makan Ikan


Kompetensi Dasar 4.5: Melaporkan Kebiasaan Makan Ikan
Indikator Pencapaian Kompetensi :
3.5.1 Menganalisis jenis makanan ikan berdasarkan kebiasaan makan ikan
3.5.2 Membedakan golongan ikan berdasarkan jenis makanannya
4.5.1 Menyesuaikan jenis ikan dengan makanannya melalui gambar dengan mengisi tabel

Materi Pembelajaran

KEBIASAAN MAKAN IKAN

A. JENIS MAKANAN IKAN

Feeding habits atau kebiasaan makan pada suatu jenis ikan melingkupi dua aspek,
yakni jenis makanan dan cara makan dari ikan tersebut. Oleh sebab itu, pemahaman
mengenai kebiasaan makan jenis ikan tertentu merupakan hal yang penting, agar makanan
yang diberikan cocok dengan ikan yang akhirnya dapat termakan. Di tanah air sendiri, belum
ada jenis usaha yang memproduksi bibit pakan ikan alami dari hasil budaya murni. Bibit
pakan alami tersebut biasanya adalah hasil dari percobaan laboratorium yang sifatnya
hanyalah sekedar untuk memenuhi kebutuhan penelitian saja.
Di bidang produksi pakan ikan alami sendiri sekarang ini masih terdapat ketimpangan
yang cukup jauh, terutama dalam kebutuhan teknologi berikut penggunya, terkhusus petani
ikan. Selain itu, pengetahuan mengenai berbagai macam jenis makanan ikan juga sangat
penting. Sebab dengan tahu hal tersebut, maka akan bisa diproduksi makanan yang sesuai
dengan ikan yang bersangkutan. Alaminya, makanan ikan dapat dibedakan menjadi 5 macam
golongan, yakni: makanan ikan nabati, hewani, campuran antara nabati dan hewani, plankton,
serta detritus.

1. Makanan Nabati
Yakni makanan ikan berupa bahan dari tumbuh-tumbuhan yang berukuran besar atau
makroskopik yang dapat dilihat dengan kasat mata. Jenis ikan yang memakan golongan
makanan berupa bahan nabati ini disebut sebagai ikan herbivora atau ikan vegetaris. Contoh
dari makanan ikan nabati antara lain adalah alga filamen atau ganggang benang seperti:
Chaetomorpha, Cladophora, Enteromorpha, dan Spirogyra.
Contoh yang lain berupa sayuran seperti kangkung air, eceng gondok, daun talas, serta daun
pepaya.
Sedangkan jenis-jenis ikan herbivora antara lain tawes, nilem, jelawat, sepat siam,
bandeng, gurame besar, dan baronang.
Ikan-ikan jenis ini biasanya mudah menerima makanan tambahan ataupun pakan buatan,
misalnya bungkil kelapa, isi perut hewan ternak, dedak halus, bungkil kelapa, atau sisa
sayuran.
Ada baiknya memberikan makanan tambahan tersebut dengan dicampur bahan hijauan
seperti, tepung daun lamtoro, tepung fitoplankton, tepung daun singkong, atau tepung daun
turi.

2. Makanan Hewani

Yakni makanan ikan yang berasal dari bagian-bagian tertentu dari hewan
makroskopik atau sederhananya makanan yang berdaging. Ikan jenis ini diberi nama ikan
karnivora atau ikan pemakan daging. Sering juga ikan karnivora ini disebut sebagai ikan
buas. Daging yang biasanya diberikan pada ikan ini bisa berupa bangkai ataupun hewan
hidup dengan ukuran yang kecil.
Hewan yang seringkali menjadi mangsa ikan karnivora ini umumnya adalah jenis ikan
kecil seperti ikan seribu, ikan kepala timah, sisik mulik atau ralan curing, ikan teri, atau
anakan ikan. Untuk hewan hidup kecil lain, biasanya makanannya berupa larva serangga,
cacing tubifek (cacing sutra atau rambut), dan jenis siput kecil.
Beberapa contoh dari ikan karnivora ini ialah seperti ikan gabus, betutu, sidat, oskar,
belut sawah, kakap putih, arwana, kerapu, kakap merah, dan cucut macan. Ikan-ikan tersebut
di atas biasanya agak susah menerima makanan tambahan, apalagi pakan buatan. Mereka
lebih suka makanan berupa cincangan atau gilingan berupa ikan atau daging hewan segar.
Jika ingin diberikan pakan tambahan, maka ikan tersebut butuh lama dalam beradaptasi dan
harus dalam keadaan basah. Selain itu, komposisinya harus lebih banyak mengandung bahan
dari hewani serta beraroma tajam.
3. Makanan Campuran (Nabati dan Hewani)

Yakni makanan ikan yang terdiri dari bahan hewani dan bahan nabati. Jenis makanan
ini bisa dimakan saat masih hidup contohnya ganggang algae, larva serangga, lumut, dan
cacing. Bahkan seperti yang dimakan dalam bentuk mati, misalnya kotoran hewan, limbah
industri, kotoran manusia, atau bahkan bangkai.
Jenis ikan yang memakan makanan campuran ini disebut ikan omnivora (ikan
pemakan segala).
Contoh ikan omnivora seperti ikan mas tombro, maskoki, mujair, dan lele. Ikan omnivora
termasuk lebih mudah menerima makanan tambah ataupun pakan buatan saat masih burayak,
benih, ataupun sudah dewasa. Contohnya saja lele, yang juga memangsa hewan lain juga
menyantap makanan nabati namun tak menolak jika diberi pelet.

4. Plankton

Yakni organisme yang hidup melayang di dalam air. Bergerak pasif dan hanya
mengikuti arah arus sebab tak mampu melawan gerakan air. Plankton terbagi menjadi dua
golongan secara biologis yakni plankton nabati (fitoplankton) dan plankton hewani
(zooplankton). Ikan yang menyantap makanan utama berupa plankton disebut sebagai ikan
pemakan plankton atau plankton feeder.
Contoh jenis fitoplankton, Chlorella, Skeletonema, Isochrysis, Dunaliella,
Tetraselmis, dan Spirulina. Contoh zooplankton yakni Daphnia, Moina, Calanus, Trigiopus,
Cyclops, Brachionus, dan Artemia. Sedangkan untuk ikan pemakan plankton seperti ikan
tambakan dan ikan layang.
Ikan jenis ini bisa menerima makanan tambahan ataupun pakan buatan. Namun, harus dalam
bentuk aslinya misal berupa tepung, butiran, atau serpihan halus (flake).
5. Detritus

Yakni kumpulan bahan-bahan organik yang sudah hancur. Jika di darat, hancurannya
berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun dari hewan seperti, bakteri, cendawan, alga, protozoa.
Jenis ikan pemakan makanan ini disebut sebagai ikan pemakan detritus atau detritus feeder.
Contohnya ialah ikan belanak. Contoh detritus adalah guguran daun, batang pohon yang telah
mati dan bangkai hewan mati..

B. KEBIASAAN MAKAN IKAN

Dalam daur hidup ikan, selain dari serangan predator maupun penyakit, perubahan
kebiasaan makanan khususnya pada stadia awal merupakan masa kritis yang bisa
menyebabkan mortalitas alami. Masa kritis tersebut terjadi pada saat sesudah pemyerapan
kuning telur selesai, dimana larva ikan untuk mendapatkan makanan sangat dipengaruhi
oleh kemampuan larva ikan untuk mendeteksi keberadaan makanan, cara mennagkap
serta bukaan mulut larva ikan yang berkaitan dengan ukuran makanan yang tersedia di
perairan. Selain itu kepadatan dan ketersediaan makanan di alam juga merupakan factor
yang mempengaruhi keberhasilan hidup. Mortalitas yang tinggi dapat terjadi apabila larva
ikan tidak segera mendapatkan makanan yang sesuai baik jenis maupun jumlahnya.
Pertumbuhan suatu populasi atau individu berhubungan dengan keberadaan makanan
di daerah mereka hidup. Misalnya kebiasaan makan ikan yang tertangkap di daerah lamun
dengan tingkat kerapatan yang berbeda dapat diketahui makanan kesukaannya dan apakah
ikan tersebut jenis ikan herbivora, karnivora atau omnivora.
Berdasarkan jenis makanannya ikan dapat digolongkan dalam 3 jenis yaitu:
1) Herbivora adalah ikan pemakan tumbuh-tumbuhan
2) Karnivora adalah ikan pemakan daging
3) Omnivora adalah ikan pemakan tumbuhan dan hewan

Kebiasaan makan ikan terbagi atas :


1. Kebiasaan makan berdasarkan tempat
 Ikan dasar perairan demersal, yaitu ikan yang mencari makanan di dasar perairan.
Pada umumnya ikan jenis ini pemakan detritus. Contohnya ikan lele dan ikan
patin
 Ikan lapisan tengah perairan, yaitu ikan yang mencari makan dengan mengapung
di tengah perairan. Contohnya ikan bawal
 Ikan permukaan perairan, yaitu ikan yang mencari makan di permukaan perairan.
Contohnya ikan nila dan gurami
 Ikan menempel, yaitu ikan pemakan bahan organik yang menempel pada benda
yang terdapat di dalam air. Contohnya ikan nilam

2. Kebiasaan makan ikan berdasarkan waktu


1. Jenis ikan yang aktif mencari makan pada siang hari dan beristirahat pada malam
hari. Contohnya ikan mas, nila dan gurami
2. Jenis ikan yang mencari makan pada malam hari. Ikan jenis ini pada umumnya
mempunyai sungut untuk meraba makanan di dasar perairan. Contohnya ikan lele.

3. Pengelompokan ikan berdasarkan makanannya, terdiri atas ikan pemakan plankton,


pemakan tumbuhan air, pemakan detritus, ikan buas dan ikan pemakan campuran.
Berdasarkan kepada jumlah variasi dan macam-macam makanannya, ikan dapat di
bagi atas 3 kelompok yaitu:
 Euryphagic, adalah ikan pemakan bermacam-macam makanan
 Stenophagic, adalah ikan pemakan makanan sedikit
 Monophagic, adalah ikan memakan makanan hanya satu jenis makanan.

C. CARA MAKAN IKAN

Kebanyakan cara ikan mencari makanan dengan menggunakan mata. Pembauan dan
persentuhan juga digunakan untuk mencari makanan terutama oleh ikan pemakan dasar
dalam perairan yang kekurangan cahaya atau dalam perairan keruh. Ikan yang
menggunakan mata dalam mencari makanan akan mengukur apakah makanan itu cocok
atau tidak untuk ukuran mulutnya, tetapi ikan yang menggunakan pembauan dan
persentuhan tidak melakukan pengukuran, melainkan menyeleksi makanan dalam mulut
di terima atau ditolak.

Tipe Mulut

Mulut ikan memiliki berbagai bentuk dan posisi yang tergantung dari kebiasaan
makan dan kesukaan pada makanannya (feeding dan foot habits). Perbedaan bentuk dan
posisi mulut ini juga kadang diikuti dengan keberadaan gigi dan perbedaan bentuk gigi
pada ikan. Bentuk, ukuran dan letak mulut tersebut menggambarkan habitat ikan
tersebut. 
Ikan-ikan yang berada di bagian dasar mempunyai bentuk mulut yang subterminal
sedangkan ikan-ikan pelagik dan ikan pada umumnya mempunyai bentuk mulut yang
terminal. Ikan pemakan plankton mempunyai mulut yang kecil dan umumnya tidak dapat
ditonjolkan ke luar. Pada rongga mulut bagian dalam biasanya dilengkapi dengan jari-jari
tapi insang yang panjang dan lemas untuk menyaring plankton. Umumnya mulut ikan
pemakan plankton tidak mempunyai gigi. Ukuran mulut ikan berhubungan langsung
dengan ukuran makanannya. Ikan-ikan yang memakan invertebrata kecil mempunyai
mulut yang dilengkapi dengan moncong atau bibir yang panjang. Ikan dengan mangsa
berukuran besar mempunyai lingkaran mulut yang fleksibel.

Berdasarkan letaknya, mulut pada ikan terbagi atas beberapa tipe, yaitu :
a.      Terminal
Terminal yaitu mulut yang terletak di ujung kepala menghadap ke depan.
Contoh ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain:
 Ikan Tambangan (Lutjanus johni), dan
 Ikan Mas (Cyprinus carpio carpio)

b.      Superior
Superior yaitu mulut yang terletak di bagian agak atas ujung kepala.
Contoh ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain:
 Ikan julung-julung (Hemirhamphus far), dan
 Ikan Kasih Madu (Kurtus indicus).

c. Sub terminal
Sub terminal yaitu mulut yang terletak sejajar kepala menghadap ke depan.
Contoh ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain:
 Ikan Kuro/Senangin (Eleutheronema tetradactylum), dan
 Ikan Setuhuk Putih (Makaira indica).

Ikan yang bersifat herbivora memiliki saluran pencernaan yang lebih panjang di
bandingkan ikan karnivora dan omnivore karena jenis makanan yang dimakan seperti
tumbuh-tumbuhan lebih susah hancur sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
mencernanya.
BAHAN AJAR PERTEMUAN KE-

Kompetensi Dasar 3.6: Menjelaskan Habitat Ikan


Kompetensi Dasar 4.6: Menentukan Habitat Ikan
Indikator Pencapaian Kompetensi :
3.6.1 Menganalisis habitat ikan berdasarkan zona pelagis
3.6.2 Menghubungkan antara habitat ikan dengan sistem penutup tubuhnya
4.6.1 Melaporkan contoh ikan di zona pelagis, ikan yang melakukan migrasi dan ikan di air
tawar
4.6.2 Melaporkan faktor yang mempengaruhi ikan melakukan migrasi

Materi Pembelajaran

HABITAT & JENIS IKAN

.Menurut ahli kelautan, zona laut dapat dibedakan berdasarkan sejauh mana cahaya
matahari dapat mencapai kawasan perairan tersebut. Ikan yang hidup di zona pelagis disebut
ikan pelagis. Zona Pelagis merupakan suatu zona kedalaman air laut dari permukaan hingga
beberapa meter di atas dasar laut/lantai samudera.

Jenis Ikan berdasarkan Zona Pelagic terdiri dari :


1.   Jenis Ikan Epipelagic, yaitu Jenis Ikan yg hidup di zona Epipelagis atau umumnya
dikatakan Ikan Pelagis. Zona Epipelagis merupakan suatu zona yang dapat diterangi oleh
pancaran sinar matahari, sehingga proses fotosintesis dapat berjalan dengan baik. Zona
epipelagic memiliki kedalaman air yg dihitung mulai dari permukaan hingga kedalaman
200 meter.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara lain:
a) Ikan Kembung,
 2.  Jenis Ikan Mesopelagic, yaitu Jenis Ikan yg hidup di Zona Mesopelagic. Zona
mesopelagic merupakan suatu zona yang hanya mendapatkan sejumlah kecil penerangan
sinar matahari dengan kedalaman air yang dihitung mulai dari kedalaman 200 meter
hingga mencapai kedalaman 1000 meter.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara lain:
 Ikan Opah

3.   Jenis Ikan Bathypelagic, yaitu Jenis Ikan yang hidup di zona Bathypelagic. Zona
Bathypelagic merupakan zona laut yang terdalam, dimana sama sekali tidak ada cahaya
matahari yang dapat menembus, dengan kedalaman air yang dihitung mulai dari
kedalaman 1000 meter hingga mencapai kedalaman 4000 meter.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara lain:
 Ikan Barracudina

4. Jenis Ikan Benthopelagic yaitu Jenis Ikan yang hidup di Zona Benthopelagic. Zona
Benthopelagic merupakan suatu Zona kedalaman air yang dihitung mulai dari
kedalaman 4000 meter hingga mencapai beberapa meter diatas Lantai Samudera.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara lain:
 Ikan Rattail

Penggolongan ikan menurut migrasi ada 2, yaitu:


1.   Katadrom merupakan siklus pemijahan yang dilakukan ikan di daerah perairan laut
kemudian melanjutkan siklusnya di perairan tawar.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara lain:
 Ikan Belanak

2.   Anadrom merupakan suatu proses pemijahan yang dilakukan oleh ikan di air tawar
kemudian dilanjutkan ke perairan laut.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara lain:
 Ikan Salmon
Penggolongan Ikan yang hidup di air tawar
1.     Lacustrine, golongan ikan yang hidupnya menetap di   perairan diam.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara lain:
 Ikan Nilem

2.     Fluvial, golongan ikan yang hidupnya di air mengalir (sungai)


Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara lain:
 Ikan Mujair

    
3. Adfluvial, golongan ikan yang hidup di danau, apabila melakukan pemijahan berenang ke
sungai
Contoh ikan yang termasuk ikan cupang
BAHAN AJAR PERTEMUAN KE-

Kompetensi Dasar 3.7: Mengidentifikasi Jenis Ikan


Kompetensi Dasar 4.6: Menentukan Jenis Ikan
Indikator Pencapaian Kompetensi :
3.3.1 Mengklasifikasi jenis-jenis ikan yang termasuk dalam golongan ekonomis penting
3.3.2 Menentukan bentuk dari jenis-jenis ikan yang termasuk dalam golongan ekonomis
penting
4.3.1 Menempel jenis ikan pada LKS berdasarkan ciri-ciri yang sudah ditentukan
4.3.2 Menunjukkan jenis ikan yang termasuk dalam golongan ekonomis penting yang
terdapat di Maluku hkususnya di Masohi

Materi Pembelajaran

Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki 17.000 pulau dengan luas
wilayah laut 5,8 juta km2. Kondisi perairan yang sangat luas ini, Indonesia mempunyai
potensi sumberdaya hayati yang cukup besar, salah satunya potensi perikanan.
Ikan adalah hewan berdarah dingin yang hidup dalam air dan mempunyai sirip
sebagai penggerak tubuh serta bernapas dengan insang. Potensi tersebut diantaranya
merupakan berbagai jenis ikan, baik ikan pelagis (ikan yang hidup di dekat permukaan
laut) maupun ikan demersal (ikan yang hidup di dasar laut), serta bermacam-macam
biota laut lainnya.
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki dua musim, yakni musim
penghujan dan kemarau. Pengaruh dari dua musim ini menyebabkan Indonesia memiliki
banyak macam biota laut, tetapi jumlahnya sedikit.
Banyaknya biota laut di Indonesia, maka banyak pula jenis-jenis ikan di Indonesia.
Jenis-jenis tersebut masih di bagi dua, yakni ikan ekonomis penting sebanyak 52 jenis
dan ikan tidak ekonomis jumlahnya sangat banyak.
Ikan yang memiliki nilai ekonomis penting adalah ikan yang harganya tinggi dan
memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Beberapa jenis ikan ekonomis
penting di Indonesia, yaitu:
1. Ikan tuna cakalang (katsuwonus pelamis)

Ikan tuna cakalang merupakan salah satu jenis ikan pelagis besar yang terdapat
pada kedalaman 0-260 m. Di Jawa Tengah ikan tuna cakalang disebut dengan ikan
tongkol. Ikan tuna cakalang termasuk jenis katsuwonus pelamis.
Ikan tuna cakalang memiliki bentuk tubuh torpedo yang memanjang, sehingga ikan
ini dapat berenang dengan cepat. Dua sirip punggung dengan jarak antara tidak
melebihi diameter mata, sirip depan biasanya lebih pendek dan terpisah dari sirip
belakang. Ukurannya dapat mencapai panjang 195 cm, panjang pada umumnya 50-150
cm dan beratnya sekitar 0,8-111 kg.
Ikan tuna cakalang banyak ditemukan di daerah lepas pantai dekat permukaan
dengan temperatur permukaan berkisar antara 15-30 oC. Keberadaan ikan ini dapat
diketahui dengan adanya segerombolan burung yang terbang di atas permukaan air,
adanya ikan hiu atau ikan paus yang menunjukkan suatu karakteristik seperti melompat,
serta adanya suatu buih berbusa di atas permukaan air.
Secara khusus, daerah penangkalan ikan tuna cikalang di wilayah Indonesia,
antara lain:
1. Samudera Indonesia sebelah barat Sumatera.
2. Samudera Indonesia sebelah selatan pulau Jawa.
3. Suamudera Indonesia sebelah selatan pulau Bali.
4. Samudera Indonesia sebelah selatan kepulauan Nusa Tenggara Timur.
5. Perairan Teluk Tomini.
6. Perairan Laut Sulawesi.
7. Perairan Selat Makasar.
8. Perairan Teluk Bone.
9. Perairan Laut Halmahera.
10. Perairan Laut Banda.
11. Perairan sekitar Pulau Waigeo (Papua).
2. Ikan selar tetengkek (megalaspis cordyla)

Ikan selar tetengkek dalam bahasa Internasional dikenal dengan nama hardtail


scad. Nama yang biasa dipakai di berbagai daerah di Indonesia, antara lain Jawa dikenal
dengan pangga, cengkurungan, Jawa Barat dan Jakarta dikenal dengan tangrongan,
selar kokok, Madura dikenal dengan tangkorongan, Sulawesi selatan dikenal dengan
sarisi, kili, dan Ambon dikenal dengan taruri, tarauru, serta kalu halui.
Ikan selar tetengkek termasuk ikan buas, hidup di perairan pantai. Panjangnya
dapat mencapai 37,5 cm. Mempunyai batang ekor yang kaku dan kuat. Bentuk badan
memanjang agak gepeng seperti cerutu, bagian punggung dan perut melengkung
(cembung). Badan ditutupi sisik kecil, bagian garis tengah pada badan ikan pendek
berbentuk kurva. Gigi kecil-kecil berukuran sedang, tumbuh di rahang, langit-langit dan
lidah. Bagian batang ekor pipih, kaku, dan kuat karena disusun oleh sisik yang keras
dan besar-besar.
Ikan selar tetengkek merupakan ikan pelagis, yakni ikan yang umumnya berenang
mendekati permukaan perairan hingga kedalaman 200 m. Ikan pelagis umumnya
berenang berkelompok dan dalam jumlah yang sangat besar.
Daerah penyebaran ikan seler tetengkek adalah perairan karang di seluruh
Indonesia, antara lain Sumatera (Bengkulu, Padang, Pariaman, Bagan Siapiapi),
Bangka, Jawa (Jakarta, Jepara, Pelabuhan Ratu), Kalimantan (Singkawang), Bali,
Sumbawa, Sulawesi (Makasar), Seram, dan Ambon.
3. Ikan madidihang/yellowfin tuna (thunnus albacares)

Ikan madidihang berenang di kedalaman 0-200 m. Jika konsentrasi oksigen


rendah, maka ikan madidihang akan berenang menuju lapisan air di atas 100 m. Selain
itu, ikan ini menyenangi perairan dimana terdapat termoklin (perubahan suhu yang
mencolok) dankal. Atas dasar inilah sebaiknya ikan madidihang ditangkap dengan rawai
tuna permukaan. Ikan ini termasuk jenis ikan stenohaline artinya hidup di perairan yang
sanitisnya tinggi dengan fluktuasi kecil.
Di Indonesia ikan madidihan menyebar di seluruh perairan di Indonesia.
Khususnya di perairan sebelah selatan Laut Banda, sebelah selatan Pulau Jawa, Laut
Sulawesi, perairan sebelah utara Pulau Halmahera, perairan sebelah timur dan barat
Pulau Halmahera, perairan sebelah selatan Kepulauan Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur, dan perairan sebelah utara Papua.
Ikan madidihang hidup di lapisan atas perairan sehingga mudah ditangkap dengan
pancing tonda, hutate, payang, gilinet, dan pukat cincin. Dalam fase dewasa
kebanyakan ikan ini tertangkap dengan menggunakan long line (rawai) dan pancing ulur
(hand line) di sekitar Laut Sulawesi Utara (Laut Mindanau) dan yang tertangkap adalah
ikan madidihang tua yang kembali untuk bertelur. Tetapi makin besar ikan tersebut ada
kecenderungan untuk hidup di lapisan yang lebih dalam karena membutuhkan sanisitas
yang lebih besar, tetapi tetap berada di atas termoklin.
5. Ikan pisang-pisang biru (Caesio coerulaureus)
Ikan pisang-pisang biru merupakan salah satu sumber daya ikan pelagis. Ikan ini
merupakan jenis ikan yang memiliki harga ekonomis sedang dan dipasarkan dalam
kondisi segar, asin, maupun kering. Ikan jenis ini merupakan pemakan plankton.
Tubuhnya ramping berbentuk kerucut seperti bentuk pisang, mulutnya kecil, bibirnya
tipis, sisik-sisik ktenoid kecil-kecil, menutupi seluruh tubuhnya. Gigi terdapat pada
rahang-rahang tersusun dalam satu atau beberapa baris.
Sebenarnya yang dinamakan ikan pisang-pisang tidak
hanya Caesiocoerulaureus saja, tetapi ada beberapa macam spesies ikan lagi
yakni Caesio chysozonus, Caesio pisang, dan Caesio lunaris. Jenis-jenis Caesio terdapat di
daerah-daerah karang. Seperti ikan-ikan karang lainnya, jenis ini mempunyai warna
yang menarik, misalnya pada bagian atas biru kehijauan, putih kemerahan pada bagian
bawahnya. Suatu ban warna kuning emas sepanjang garis rusuk, dua ban warna kuning
lainnya terdapat di atas dan di bawah garis rusuk. Totol hitam pada sirip dada. Masing-
masing lembaran sirip ekor gelap dengan pinggiran kemerahan. Mereka berenang
bergerombol-gerombol di atas gosong karang.
Pada penentuan daerah penangkapan ikan yang baik, wilayah tersebut harus
memenuhi persyaratan, antara lain:
1. Populasi ikan yang menjadi sasaran jumlahnya cukup banyak dan alat tangkap dapat
dioperasikan dengan aman tanpa adanya gangguan dari bekas tonggak bagan, bekas
perahu tenggelam atau batu karang.
2. Dasar perairan terdiri dari pasir atau campuran pasir dan lumpur, serta kondisi dasar
perairan darat.
3. Arus tidak terlalu kuat.
Di Indonesia, ikan-ikan ini ikut tertangkap dalam operasi penangkapan ikan
kerapu, kakap, kaci, dan tuna. Untuk menjaga kesegaran ikan hasil tangkapan dilakukan
penangkapan ikan di atas kapal dengan melengkapi instalasi pendingin/pembekuan
atau membawa es.
5. Ikan parang-parang (chirocentrus dorah)
Ikan parang-parang merupakan ikan yang berbentuk seperti parang atau golok.
Ikan ini disebut ikan parang-parang karena bentuk tubuhnya yang panjang seperti
parang yang mengkilap dengan warna tubuh bagian atas biru kehijauan, putih perak,
dan mengkilat. Sedangkan bagian bawah sirip-siripnya tembus cahaya, bening, sirip
ekor sedikit kekuningan, dan kuning maya-maya. Bagian belakang badan kecuali di
bagian kepalanya terdapat lekukan dan cekungan. Bentuk mulut yang serong ke atas,
dilengkapi dengan gigi-gigi taring yang menegaskan bahwa ikan tersebut adalah ikan
buas atau predator.
Bentuk badan ikan parang-parang agak panjang, gepeng, seperti ikat pinggang.
Badannya dibungkus dengan sisik-sisik yang kecil, mudah terkelupas. Sirip punggung
terletak jauh di belakang badan, pangkalnya hanya di depan sedikit punggung terletak
jauh di belakang badan, pangkalnya hanya di depan sedikit dari sirip dubur. Jari-jari sirip
dubur terletak jauh dan bertaut antara satu sama lain. Sirip punggung dan sirip dubur
berjari-jari masing-masing 16-18 dan 32-35. Sirip ekor bercagak, sirip perut di tengah-
tengah antara kepala dan batang ekor. Sirip perut sangat kecil dengan jari-jari lemah 6-
7. Sirip dada bisa lebih panjang, sirip dada berjumlah 12-14. Perut yang tajam, sisik
halus dan warna yang menghilap menjadi ciri khas dari jenis ikan ini.
Letak giginya terdapat di bagian atas tenggorokan atau pada premaxilla yang
dikenal sebagai gigi tekak yang berfungsi sebagai alat pengunyah, karena tidak
mempunyai gigi geraham. Ikan ini mempunyai tutup insang yang cukup besar, berguna
untuk menghalangi ikan yang telah masuk mulut keluar lagi. Ikan ini tidak memiliki
sungut, dengan posisi mulut yang terbuka dan memanjang ke bawah.
Di perairan Indonesia, ikan parang-parang umumnya ditemukan di seluruh wilayah
penangkapan, meliputi perairan barat Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Bengkulu, dan Lampung), timur Sumatera (Jambi, Sumatera Selatan, dan
Lampung). Selat Malaka (Aceh, Sumatera Utara, dan Riau), perairan selatan Jawa
(Yogyakarta dan Jawa Timur), utara Jawa (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Jawa Timur), Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan
Kalimantan Selatan.
Penangkapan ikan parang-parang ini biasanya dilakukan di dekat pantai, karena
termasuk dalam jenis ikan payau. Sebagian besar makanan mereka adalah ikan-ikan
kecil, tetapi mereka juga bisa memakan jenis-jenis crustacea. Ukurannya dapat mencapai
panjang 100 cm, panjang umumnya 30-50 cm. Ikan parang-parang hidup sendiri tidak
bergerombol.
6. Ikan Slengseng (scomber australasicus)

Ikan slengseng ini ikan jenis air tawar. Ikan slengseng ini memiliki ciri-ciri badan
memanjang, bulat, batang ekor langsing. Moncong lancip, langit-langit bergigi halus,
juga rahangnya. Sirip punggung pertama berjari-jari keras 10-13, dan 12 jari-jari lemah
pada sirip punggung kedua, diikuti 5 jari-jari sirip tambahan demikian pula sirip
duburnya.
Ikan slengseng hidup bergerombol besar, hidup di perairan pantai laut terbuka.
Ikan slengseng merupakan pemakan plankton kasar. Warna ikan ini hijau keabuan di
bagian atas dan putih perak di bagian bawah. Pada bagian atas badan terdapat ban-ban
serong yang berwarna hitam, menggelombang, kadang bersiku-sikuan. Pada bagian
bawah badan terdapat totol-totol memanjang. Sirip-siripnya berwarna abu-abu
kekuningan. Ukurannya dapat mencapai panjang 40 cm, umumnya 20-30 cm.

7. Ikan gabus laut (rachycenton canadus)

Ciri-ciri ikan gabus, yakni biasanya badan dari ikan ini panjang dan bulat, atau
badan ikan ini memanjang dengan potongan melintang agak bundar, kepalanya seperti
ular karena agak gepeng. Ikan gabus laut ini termasuk ikan laut yang berukuran besar,
panjangnya bisa lebih dari 2 m.
Badan dan kepala ikan ini seluruhnya bersisik kasar. Mulutnya melebar,
rahangnya bergigi tajam-tajam dan rahang bawah lebih panjang dari pada bagian atas.
Warna kepala dan badan bagian atas abu-abu, sedangkan pada bagian bawah
berwarna putih, tubuhnya pada bagian punggung berwarna hijau kehitam-hitaman, atau
biasanya pada sisi atas punggung agak ungu kekuningan, serta pada bagian bawahnya
berwarna kuning abu-abu maya-maya.
Pada jenis ikan gabus laut yang masih muda terdapat dua ban berwarna putih
perak memanjang badan, sedangkan pada bagian perutnya berwarna putih. Badannya
memiliki tiga strip lebar hitam. Sirip ekor berwarna hitam dengan ujung-ujung sirip putih,
sirip dada berwarna hitam, sirip perut berwarna putih, dan sirip-siripnya tidak
mempunyai jari-jari keras. Sirip punggung dan sirip dubur panjang dan lebar. Sirip ekor,
ujungnya berbentuk bulat. Jenis ikan ini dapat hidup di air kotor yang kadar oksigennya
rendah, bahkan tahan terhadap keadaan kering. Makanannya berupa hewan-hewan
lain, misalnya cacing, katak, anak-anak ikan, udang, ketam, dan lain-lain.
Ada dua macam ikan gabus yakni yang cepat tumbuh dan lambat tumbuh. Ikan
gabus yang cepat tumbuh mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut: warna sisik punggung
abu-abu muda, bagian dada berwarna putih keperak-perakan. Ikan gabus hidup di air
tawar dengan pH antara 4, 5-6. Pada saat penebaran, ikan gabus beratnya 100
gram/ekor. Dalam pemeliharaan selama 3-5 bulan, berat ikan bisa mencapai 500
gram/ekor.
Ikan ini didapatkan dalam berbagai perairan dari bermacam-macam keadaan
suhu, dari perairan daerah tropika sampai daerah kutub, tetapi yang tebanyak adalah
daerah musim sedang, dimana perubahan suhu terletak antara 5 o sampai 21o C.
Daerah penyebaran ikan gabus laut ini sebagian besar hampir berada di wilayah
perairan Indonesia, seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bangka, Singakep,
Madura, Bali, Lombok Flores, Ambon, Bacan, dan Halmahera. Ikan ini biasanya hidup di
muara-muara sungai dan danau. Ikan ini dapat ditemukan juga di bagian hulu sungai
atau daerah estuari dan untuk berlindung dari pemangsa ikan gabus laut ini biasanya
tinggal di air terjun.
Ikan ini dapat hidup di dua perairan yakni pada daerah permukaan air (pelagis)
dan perairan dasar (demersal). Alat tangkap yang digunakan biasanya sesuai dengan
kedalaman perairan yang akan dijadikan obyek penangkapan. Beberapa alat yang dapat
digunakan, diantaranya alat tangkap trawl, payang, purse seine, pancing tonda, dan
jaring insang hanyut.
9. Ikan layar (istiophorus platypterus)
Ikan layar yang sering disebut dengan sail fish merupakan ikan yang berukuran
besar dan perenang cepat yang mengarungi samudera-samudera besar dunia.
Dagingnya lezat dan karenanya mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Di beberapa negara ikan-ikan ini dijadikan pula sebagai ikan buruan untuk
olahraga (game fish). Di Indonesia ikan ini ikut tertangkap dalam operasi penangkapan
ikan tuna.
Ikan layar mempunyai sirip punggung yang lebar bagaikan layar. Umumnya
berwarna biru gelap pada punggung dan putih pada perut. Sirip punggung umumnya
biru gelap dan biasanya dihiasi dengan banyak bintik-bintik kecil hitam. Ukurannya bisa
mencapai 4 m.
Di Indonesia dan sekitarnya terdapat ikan layar  istiophorus gladius, istiophorus
platypterus, dan istiophorus orientalis. Ikan layar merapatkan sirip punggung dan sirip
dadanya ke dalam lekukan pada tubuhnya bila berenang cepat. Tetapi, apabila laut
sedang tenang, ikan layar acapkali dapat terlihat berenang santai di permukaan dan
sirip punggungnya yang bagaikan layar dikembangkan secara penuh, tegak mencuat
keluar dari air.
Tubuh ikan layar memanjang dan berbentuk compress, ukurannya bisa mencapai 4
m dengan rahang atas atau moncong bagian atas memanjang runcing ke depan
bagaikan lembing dan disebut dengan rostum. Ikan layar mempunyai 2 sirip dorsal yang
sangat panjang hingga ekor, sirip punggung sempit tapi sangat panjang hingga
mencapai anus dengan 1 spine dan 2 rays.
Ikan layar mempunyai sirip punggung yang lebar bagaikan layar. Sirip punggung
umumnya biru gelap atau biru kehitaman dan biasanya dihiasi dengan banyak bintik-
bintik kecil hitam. Ikan layar merapatkan sirip punggung dan sirip dadanya ke dalam
lekukan pada tubuhnya sehingga tidak menghambat gerakan melajunya bila berenang
cepat. Tubuh ikan layar umumnya berwarna biru gelap pada punggung di tutupi bintik-
bintik gelap yang menyebar pada tubuhnya secara melintang, sedangkan perut ikan
layar berwarna putih keperakan. Ikan layar mempunyai sirip punggung yang lebar
bagaikan layar. Tetapi apabila laut sedang tenang ikan layar acapkali dapat terlihat
berenang santai di permukaan dan sirip punggungnya yang bagaikan layar
dikembangkan secara penuh, tegak mencuat keluar dari air.
Ikan layar merupakan ikan pelagis yang hidup di permukaan dan bergerombol,
biasanya berada di atas lapisan termoklin dan termasuk ikan oceanodromus. Ikan ini
menyukai perairan yang tertutup seperti daerah pantai atau dekat pulau. Hidup pada
kisaran kedalaman 0-200 m, hidup pada perairan tropis dan subtropis. Penyebaran ikan
layar di perairan Samudera Hindia dan Pasifik, sehingga disebut Indo-Pacific sailfish.
10. Ikan tongkol (auxis thazard)

Ikan tongkol merupakan komoditas utama ekspor Indonesia. Namun, akibat


pengelolaan yang kurang baik di beberapa perairan Indonesia, terutama disebabkan
minimnya informasi waktu musim tangkap dan kendala teknologi tangkapnya, karena itu
tingkat pemanfaatan sumber daya ikan ini masih sangat rendah.
Di Indonesia penyebarannya sangat luas tersebar di seluruh perairan Nusantara,
baik di sekitar pantai maupun lepas pantai. Ikan ini termasuk ikan buas, bahkan karena
kerakusannya, ikan ini akan memakan bangkai-bangkai.
Ikan tongkol jenis auxis thazard disebut juga frigate tuna atau frigate mackerel. Ikan
ini merupakan spesies tuna yang masuk dalam famili scombridae yang dapat ditemukan
di laut tropik dengan kedalaman 50 m dari permukaan laut. Ikan ini memiliki panjang
antara 25-65 cm, termasuk ikan yang kecil dan ramping di antara keluarga tuna.
Ciri-ciri yang dimiliki ikan tongkol adalah badan memanjang, kaku, bulat seperti
cerutu atau torpedo. Warna tubuh pada bagian atas hitam kebiruan dan pada bagian
bawah putih perak. Terdapat ban-ban hitam, serong, menggelombang pada bagian atas
garis rusuk, serta sirip-sirip perut dan dada gelap keunguan. Di bagian punggung
terdapat dua sirip, sirip punggung yang pertama berjari-jari keras 10, sedangkan yang
kedua berjari-jari keras 11, diikuti 6-9 jari-jari sirip tambahan yang letaknya di belakang
sirip punggung yang kedua. Sirip dubur berjari-jari lemah 14, diikuti 6-8 jari-jari sirip
tambahan. Terdapat 1 lidah atau cupingg diantara sirip perut. Badan tanpa sisik kecuali
pada bagian korselet yang tumbuh sempurna dan mengecil di bagian belakang. Satu
lunas kuat diapit dua lunas kecil pada dasar sirip ekornya.
Ikan ini memiliki nama yang beragam, antara lain tongkol (Jawa), balaki (Sulawesi
Tenggara), alaluhun (Seram), kalaharan atau mori (Ambon), maoling (Saparua), lisong
(Cilacap), komo (Bitung), deho (Sibolga), dan mutrin (Banda). Tidak hanya di Indonesia,
di luar negeri pun ada beberapa nama, seperti frigate
mackerel dan leadenall (Australia), hiramejika, hirasoda, hirasodakatsuo, oboso,
obososgatsuwo, shibuwa, soma, dan suma (Jepang), bullet mackerel dan frigate tuna
(Amerika Serikat).
Jenis ikan ini tersebar di seluruh daerah pantai, lepas pantai perairan Indonesia
dan seluruh perairan Indo-Pasifik. Di perairan Indonesia, seperti perairan Sumatera
daerah penyebarannya di seluruh perairan dengan daerah penangkapan utama yaitu
perairan di sekitar Aceh bagian utara, di luar perairan Sumatera Utaran dan di selatan
Malaka. Di perairan Jawa dan Nusa Tenggara yakni di seluruh perairan dengan daerah
penyebaran utama selat Sunda bagian barat sampai di selatan Jawa Barat. Sedangkan
perairan Maluku dan Papua daerah penyebarannya di seluruh perairan dan daerah
penangkapan utama terdapat di bagian pantai barat Halmahera, sekitar Seram dan
perairan Sorong.
BAHAN AJAR PERTEMUAN KE-

Kompetensi Dasar 3.4: Mengidentifikasi Ikan Berdasarkan Bentuk dan Ukuran


Kompetensi Dasar 4.6: Menentukan Ikan Berdasarkan Bentuk dan Ukuran
Indikator Pencapaian Kompetensi :
3.4.1 Mengklasifikasi ikan berdasarkan bentuk dan ukuran
3.4.2 Mengaitkan hubungan antara bentuk dan ukuran ikan
4.4.1 Menggunakan penggaris untuk mengetahui ukuran ikan
4.4.2 Mengisi kolom pada LKS dengan keterangan gambar berdasarkan bentuk dan ukuran
tubuh ikan

Materi Pembelajaran

KLASIFIKASI IKAN BERDASARKAN BENTUK DAN UKURAN

JENIS DAN TIPE BENTUK TUBUH IKAN

Berbagai macam ikan memiliki bentuk dan ukuran tertentu yang berbeda satu sama lain. 
Bentuk tubuh ikan  beradaptasi dengan cara tingkah laku dan kebiasaan hidup di dalam
habitat ikan tersebut. Ikan yang hidup di daerah dasar perairan mempunyai bentuk perut datar
dan punggung mengelembung. Sedangkan untuk ikan-ikan pelagis mempunyai bentuk bagian
tubuh yang mengelembung pada bagian perut maupun punggung

Macam bentuk tubuh ikan secara umum adalah :

1. Bentuk Pipih, bentuk pipih dibagi menjadi dua tipe


pertama Pipih Lateral, bentuk ikan pipih lateral menandakan ikan memiliki sifat bergerak
lambat dan santai tetapi dapat bergerak cepat saat terdapat ancaman bahaya
- kedua pipih dorsaventral, bentuk ikan pipih dorsanventral memiliki sifat ikan yang suka
hidup di dasar perairan.

2. Bentuk Torpedo, bentuk torpedo pada ikan terlihat pada badan yang terlihat ramping
bentuk seperti senjata torpedo, ikan ini cenderung berenang cepat, dengan badan elips.

3. Bentuk Paruh
4. Bentuk Tubuh membulat
5. Bentuk Pita dan Kombinasi
6. Bentuk tubuh memanjang,

Tubuh ikan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor. Batas kepala
adalah dari moncong sampai bagian belakang tutup insang, batas badan dari mulai bagian
belakang tutup insang sampai dubur, sedangkan batas ekor mulai dari dubur sampai ujung
sirip ekor.
bentuk tubuh ikan dikelompokkan menjadi delapan, yaitu:

 Fusiform, dengan ciri bentuk tubuh ramping, potongan dan bentuk badan elips, bentuk ekor
sempit, sering disebut dengan bentuk torpedo. Contohnya ikan tuna.
 Compressed, bentuk tubuhnya pipih dan kecepatan berenang konstan. Contohnya ikan mas.

 Depressed, badan berbentuk picak. Contohnya ikan pari.

 Angulliform, bentuk tubuh sangat panjang dan bundar. Contohnya ikan belut.

 Filiform, bentuk tubuh panjang seperti benang dan sangat tipis. Contohnya ikan snipe cel.
 Taeniform, bentuk tubuh pipih melebar pada bagian badan sampai ekor. Contohnya, ikan
gunmel.

 Sagitiform, contohnya ikan pike dari famili Esocidae.

 Globiform, contohnya ikan in sucher


PENGGOLONGAN IKAN DAN KLASIFIKASI

Klasifikasi dan taksonomi merupakan salah satu hal penting dalam mempelajari
ilmu perikanan. Mempelajari taksonomi berarti mengetahui pengelompokan suatu
individu berdasarkan perbedaan dan persamaannya sedangkan taksonomi mempelajari
tentang asal usul suatu individu.

A. Identifikasi dalam tingkat analitis


Identifikasi yang dilakukan merupakan identifikasi untuk mengenal ciri-ciri
baik secara biologi maupun deskriptif dari suatu jenis ikan. Biasanya yang
digunakan sebagai dasar dalam melakukan identifikasi adalah:
 Rumus sirip, yaitu rumus yang menggambarkan bentuk dan  .jumlah jari-jari sirip dan
bentuk sirip yang merupakan ciri khusus.
 Perbandingan antara panjang, lebar dan tinggi dari bagian-bagian tertentu atau
antara bagian-bagian itu sendiri yang merupakan ciri umum.
 Bentuk garis rusuk dan jumlah sisik yang membentuk garis rusuk.
 Bentuk sirip dan gigi
 Tulang-tulang insang

Beberapa jenis identifikasi pada beberapa jenis ikan yang terdiri atas:


1) Penghitungan jari-jari sirip
Sirip pada ikan terdiri dan pinna caudalis, dorsalis, pectoralis,
vertbralis dan analis. Sirip-sirip tersebut tersusun atas jari jari sirip yang bersifa
keras, lemah dan lemah mengeras. Tiap jenis sirip memiliki semua jenis jari-jari sirip
tersebut atau hanya sebagian saja.
Penulisan jari jari sirip dikodekan berdasarkan letak sirip tersebut pada tubuh  ikan.
Jumlah jari-jari sirip dituliskan dalam angka Romawi besar untuk jari-jari sirip keras,
angka Romawi kecil untuk jari-jari sirip lemah mengeras dan angka Arab untuk jari
jari sirip lemah.

2)  Garis rusuk lateral (Linea lateralis)


Salah satu obyek dalam sifat meristik adalah menghitung jumlah sisik yang ditalui  oleh
linea lateralis (1:1). Penghitungan sisik pada linea lateralis ini dimulai
dari ujung anterior operculum terbelakang dan berakhir pada
bagian caudal peduncle atau pangkal batang ekor. Jika terdapat lebih dari satu linea
lateralis maka yang dihitung adalah yang sisik yang terletak di tengah.
Seadainya linea lateralis tidak jelas ataupun tidak ada maka dihitung jumlah sisik di
tempat biasanya garis rusuk tersebut berada.

3)  Pengukuran tubuh ikan.


Ukuran dan perbandingan ukuran tubuh ikan dapat digunakan untuk melakukan
penggolongan. Ukuran-ukuran ikan yang digunakan adalah:
a. Panjang total atau Total length (TL) diukur dari bagian mulut paling anterior sampai
bagian sirip ekor paling posterior.
b.  Panjang baku atau Standard length (SL) diukur dari bagian mulut paling anterior
sampai pangkal batang ekor (caudal penducle)
c.  Panjang sampai lekuk ekor atau l ,‘ork length (FL) diukur dari bagian paling anterior
sampai lekukan sirip ekor.
d.  Panjang kepala atau Head length (HdL) diukur dari bagian kepala paling anterior
sampai tutup insang paling posterior,
e.  Panjang predorsal atau Pre-dorsal length (PreDL) diukur dari bagian kepala paling
anterior sampai bagian anterior dasar sirip dorsal.
f.  Panjang hidung atau Snout length (SntL) diukur dari bagian kepala paling anterior
sampai kelopak mata paling anterior.
g.  Panjang orbital belakang atau Post orbital length (Post-orbL) diukur dari bagian
kelopak mata paling posterior sampai bagian tutup insang paling posterior.
h.  Panjang mata atau Eve length (EyeL) diukur garis tengah dari rongga mata.
i.  Panjang orbital atau Orbital length (OrbL) diukur jarak diantara kedua bagian
terluar kelopak mata.
j.  Panjang pangkal ekor atau Caudal penducle length (CPedL) diukur dari posterior
dasar sirip anal sampai bagian pangkal batang ekor.
k.  Tinggi badan adalah jarak terbesar antara dorsal dan ventral
l.  Tinggi kepala adalah panjang garis tegak antara pertengahan kepala sebelah atas
dengan pertengahan kepala sebelah bawah.
m. Tebal badan adalah jarak terbesar antara kedua sisi badan.
n.  Tebal atau lebar kepala adalah jarak terbesar antara kedua keeping tutup insang
pada kedua sisi kepala.
o.  Tinggi pipi adalah jarak antara ringga mata dan bagian paling anterior dari keeping
tutup insang terdepan (praeoperculum).
p.  Tinggi bawah mata adalah jarak antara puiggir•an bawah rongga mata dengan
rahang bawah.
q.  Panjang rahang atas/bawah adalah jarak yang diukur dari ujung paling anterior
sampai ujung paling posterior bertemu dengan badan, diukur melalui dasar sirip.
r.  Panjang dasar sirip dadalperut adalah panjang terbesar menurut arah jari-jari
sirip, dari pangkal sirip dada/sirip perut sampai puncak tertinggi sirip tersebut.
s.  Tinggi sirip punggung adalah jarak antara pangkal sirip sampai puncak sirip.

B. Identifikasi dalam tingkat sintesis

Selain melakukan identifikasi dari suatu jenis ikan ikan langkah


selanjutnya adalah menyusun kelompok – kelompok yang lebih tinggi dan menetapkan
ciri – cirinya sehingga dapat diperoleh suatu klasifikasi untuk jenis ikan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai