Materi Pembelajaran
MORFOLOGI IKAN
Biologi perikanan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari keadaan ikan
sejak individu ikan tersebut menetas (hadir ke alam) kemudian makan, tumbuh, bermain,
bereproduksi, dan akhirnya mengalami kematian, baik kematian secara alami ataupun
dikarenakan faktor-faktor lain.
Ilmu pengetahuan biologi perikanan ini menguraikan tentang struktur organisme ikan
(morfologi), struktur tubuh ikan (anatomi), faktor kimia dan fisika pada ikan (fisiologi), dan
proses beserta kebiasaan kehidupannya, sehingga pengetahuan biologi perikanan ini
merupakan pengetahuan dasar ketika mendalami pengetahuan dinamika populasi ikan,
pengembangan spesies ikan untuk dikelola menjadi ikan budidaya dan upaya pelestarian
spesies ikan yang akan mengalami kepunahan di perairan alaminya.
Ikan adalah hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup dalam air, umumnya bernapas
dengan insang, mempunyai sirip untuk bergerak dan mempunyai gurat sisi untuk mengatur
keseimbangan badannya di saat ikan tersebut bergerak. Sebagian besar ikan hidup di perairan
laut sedangkan sebagiannya kecilnya lagi hidup di perairan darat.
Bentuk luar tubuh ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai dewasa, dari
bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi asimetris pada saat dewasa.
Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan hidupnya atau merupakan
pola tingkah laku yang khusus.
Secara umum, tubuh ikan berbentuk setangkup atau simetris bilateral, yang berarti jika ikan
tersebut dibelah menjadi dua secara membujur/memanjang dari pertengahan ujung kepala
sampai ekor maka akan menghasilkan dua bagian yang sama antara sisi kanan dan sisi kiri.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Ikan Mujair ( Orecrhomis mussambicus ), dan
Ikan Kerapu ( Epinephelus pachyceniru ).
Selain itu ada beberapa jenis ikan yang mempunyai bentuk non-simetris bilateral, yaitu
apabila tubuh ikan tersebut di belah menjadi dua secara membujur/memanjang maka belahan
tubuh sebelah kanan tidak sama dengan belahan tubuh sebelah kiri.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Ikan Sebelah ( psettodes erumei ), dan
Ikan Lidah ( Cynoglossus bilineatus )
Bentuk-bentuk tubuh ikan dapat dikelompokan menjadi :
C. Kepala Ikan
Kepala ikan umumnya tidak bersisik, tetapi ada juga yang bersisik. Bagian-bagian kepala
ikan yang penting adalah:
Jika dilihat dari arah luar, celah insang tertutup oleh tutup insang (apparatus opercularis).
Tulang-tulang tutup insang terdiri dari:
Os operculare, berupa tulang yang paling besar dan letaknya paling dorsal.
Os preoperculare, berupa tulang sempit yang melengkung seperti sabit dan terletak di
depan sekali.
Os interoperculare, juga merupakan tulang yang sempit dan terletak di antara os
operculare dan os preoperculare.
Os suboperculare, bagian tulang yang terletak di bawah sekali.
Pada bagian bawah tulang-tulang penutup insang terdapat suatu selaput tipis yang menutupi
tulang-tulang di atasnya, disebut membrana branchiostega. Membrana ini diperkuat oleh radii
branchiostega yaitu berupa tulang-tulang kecil yang terletak pada bagian ventral dari
pharynx.
2. Bentuk mulut.
Ada berbagai macam bentuk mulut ikan dan hal tersebut berkaitan erat dengan jenis makanan
yang dimakannya. Bentuk mulut ikan dapat dibedakan atas:
Bentuk tabung (tube like), misalnya pada ikan Tangkur Kuda (Hippocampus histrix)
Bentuk paruh (beak like), misalnya pada ikan Julung-julung (Hemirhamphus far)
Bentuk gergaji (saw like) misalnya pada ikan Cucut Gergaji (Pristis microdon)
Bentuk terompet, misalnya pada Campylomormyrus Elephas.
Berdasarkan dapat tidaknya mulut ikan tersebut disembulkan, maka bentuk mulut ikan dapat
dibedakan atas:
Mulut yang dapat disembulkan, misalnya pada ikan Mas (Cyprinus carpio carpio)
Mulut yang tidak dapat disembulkan, misalnya pada ikan Lele (Clarias batrachus)
3. Letak sungut.
Sungut ikan berfungsi sebagai alat peraba dalam mencari makanan dan umumnya terdapat
pada ikan-ikan yang aktif mencari makan pada malam hari (nokturnal) atau ikan-ikan yang
aktif mencari makan di dasar perairan.
Ikan-ikan yang memiliki sungut antara lain:
Ikan Sembilang (Plotosus canius),
Ikan Lele (Clarias batrachus), dan
Ikan Mas (Cyprinus carpio carpio).
Letak dan jumlah sungut juga berguna untuk identifikasi. Letak, bentuk, dan jumlah sungut
berbeda-beda. Ada yang terletak pada hidung, bibir, dagu, sudut mulut, dan sebagainya.
Bentuk sungut dapat berupa rambut, pecut/cambuk, sembulan kulit, bulu, dan sebagainya.
Ada ikan yang memiliki satu lembar sungut, satu pasang, dua pasang, atau beberapa pasang.
BAHAN AJAR PERTEMUAN KE-2
Materi Pembelajaran
MORFOLOGI IKAN
D.SISIK
Sisik diistilahkan sebagai rangka dermis, karena sisik dibuat di dalam lapisan dermis.
Seluruh badan ikan umumnya mempunyai sisik (squama). Sisik berhubungan dengan rangka
luar (exoskeleton).
Sisik atau squama membentuk rangka luar terutama pada ikan-ikan primitif, misalnya
pada ikan tangkur kuda (Hippocampus histrix) yang memiliki sisik sangat keras.
Sisik pada ikan berfungsi sebagai penutup bagian tubuh ikan. Selain itu ada juga ikan yang
tak bersisik, kebanyakan dari sub-ordo Siluroidea, contohnya ikan Jambal (Pangasius
pangasius) dan ikan belut (Monopterus albus) dari family Synbranchidae.
Berdasarkan jenis bahan dan bentuknya, sisik dibedakan menjadi :
a. Sisik placoid
Terdapat pada ikan yang bertulang rawan (Chondrichthyes). Bentuknya hampir mirip
dengan bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar. Bagian yang menonjol
seperti duri keluar dari epidermis. Sisik ini dimiliki oleh ikan hiu dan pari.
b. Sisik cosmoid
Terdapat pada ikan fosil dan ikan primitif.
Dari luar sisik ini terdiri dari beberapa lapis, yaitu :
Vitrodentine (dilapisi semacam enamel)
Cosmine (lapisan kuat dan non-seluler)
Isopedine.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk sisik seperti ini antara lain:
Latimeria chalumnae.
c. Sisik ganoid
Dari luar sisik ini juga terdiri dari beberapa lapis, yaitu :
Ganoine (Terdiri dari garan-garam an-organik)
Lapisan yang seperti lapisan cosmoine
Isopedine
Bentuk tubuh seperti belah ketupat. Banyak terdapat pada ikan dari golongan
Actinopterygii. (ikan aligator)
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Polypterus,
Lepisostidae,
Acipencoridae,
Polyodontidae
d. Sisik cycloid
Disebut juga sisik lingkar, karena mempunyai bentuk bulat, tipis, transparan, dan
lingkaran pada bagian belakang bergigi. Umumnya terdapat pada ikan yang berjari-jari
sirip lemah (Malacopterygii). Sisik ini dimiliki oleh ikan salmon
e. Sisik ctenoid
Sisik cikloid dan sisik ctenoid kepipihannya tereduksi menjadi sangat tipis, fleksibel,
transparan, dan tidak mengandung dentine atau enamel. Bagian sisik yang menempel
pada tubuh hanya sebagian. Berbentuk seperti sisir, ditemukan pada ikan yang berjari-jari
sirip keras (Acanthopterygii) seperti ikan kakap.
E. ANGGOTA GERAK
Anggota gerak pada ikan berupa sirip-sirip. Ikan dapat bergerak dan berada pada
posisi yang diinginkannya karena adanya sirip-sirip tersebut.
Sirip ikan terdiri dari tiga jenis jari-jari sirip yang hanya sebagian atau seluruhnya dimiliki
oleh spesies ikan, yaitu :
1. Jari-jari sirip keras
Merupakan jari jari sirip yang tidak berbuku-buku dan keras.
2. Jari jari sirip lemah
Merupakan jari jari sirip yang dapat ditekuk, lemah, dan berbuku-buku.
3. Jari jari sirip lemah mengeras
Merupakan jari jari sirip yang keras tetapi berbuku-buku.
Sirip kaudal memiliki bentuk yang berbeda-beda dan dibedakan menjadi 4 jenis sebagai berikut.
Heterocercal, memeliki bentuk atas dan bawah yang berbeda.\
Protocercal, memiliki bentuk meruncing.
Homocercal, memiliki bentuk atas dan bawah yang sama.
Diphycercal, memiliki bentuk membulat.
Materi Pembelajaran
ANATOMI IKAN
Anatomi ikan mempelajari tentang organ-organ dalam tubuh ikan. Bentuk dan letak
setiap organ dalam antara satu spesies ikan dapat saja berbeda dengan spesies ikan lainnya.
Hal ini disebabkan adanya perbedaan bentuk tubuh dan pola adaptasi spesies ikan tersebut
terhadap lingkungan tempat mereka hidup.
Ada dua tindakan pengamatan yang dilakukan untuk mengamati anatomis ikan yaitu:
1) Inspectio adalah mengamati dengan tidak mempergunakan alat bantu.
2) Sectio adalah membuka dinding badan untuk mengamati bagian dalam tubuh ikan.
Beberapa organ yang dapat diamati secara anatomis pada tubuh ikan melalui metode
inspectio, antara lain:
A. Jantung
Jantung ikan berbentuk segitiga berawarna merah tua, jantung ikan terdiri atas dua
ruangan yaitu atrium dan ventrikel yang terletak dibelakang insang. Jantung ikan
berfungsi sebagai alat transportasi yang memompa/mengedarkan darah keselururuh
tubuh. Selain itu berupa enzim, nutrisi, oksigen, karbondioksida, garam-garam, antibodi
(kekebalan) dari tempat asal ke seluruh bagian tubuh ikan. Jantung ikan terletak di
perikardial disebelah posterior insang. Kontraksi otot jantung ikan yang ditimbulkan
sebagai sarana mengkonversi energi kimiawi menjadi energi mekanik dalam bentuk dan
aliran darah.
B. Gelembung Renang
Ikan bisa mengapung di air dengan mudah karena memiliki organ yang disebut
gelembung renang. Fungsi gelembung renang adalah untuk memudahkan ikan
mengapung di dalam air. Gelembung renang umumnya berwarna putih dan berisi gas
(oksigen dan nitrogen), yang bisa menetralkan berat ikan sehingga sama dengan berat
jenis air sekitarnya.
Udara masuk dan keluar melalui mulut dan esophagus ikan, sehingga gelembung renang
bisa mengembang dan mengempis. Tetapi beberapa ikan mengisi udara pada gelembung
renangnya melalui pembuluh darah. Pada jenis ikan tertentu gelembung renang juga
berpungsi sebagai alat pendengaran, karena gelembung renangnya berhubungan dengan
sistim pendengaran melalui rangkaian tulang kecil yang disebut tulang weber.
C. Insang
Insang berfungsi sebagai alat untuk pernafasan ikan. Insang berwarna merah muda yang
terdiri atas tulang lengkung, tulang tapis insang dan daun/filamen insang.Tiap filamen
terdapat lamela-lamela yang mengandung ratusan pembuluh darah kapiler. Air yang
mengalir melalui insang langsung dihisap oksigennya oleh arteri menuju ke jantung.
Darah yang mengandung karbon dioksida di alirkan ke lamela oleh vena keluar tubuh.
D. Ginjal
Ginjal terletak Ginjal teletak di atas rongga perut, di luar peritonium, di bawah tulang
punggung dan aorta dorsalis, sebanyak satu pasang, berwarna merah, memanjang.
Fungsi Ginjal, antara lain:
1. Menyaring sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang. Zat-zat yang diperlukan tubuh
diedarkan lagi melalui darah.
2. Mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan
osmotik cairan tubuh. Ikan-ikan yang hidup di laut memiliki tekanan osmotic yang
berbeda dengan ikan-ikan yang hidup di perairan tawar. Sehingga struktur dan jumlah
ginjalnya juga berbeda, demikian juga dengan sistem osmoregulasinya.
E. Lambung
Lambung merupakan organ pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila
dibandingkan dengan organ cerna yang lain. Besarnya ukuran lambung ini berkaitan
dengan fungsinya yaitu sebagai penampung makanan. Kemampuan ikan untuk
menampung makanan (kapasitas lambung) sangat bervariasi karena tergantung jenis dan
ukuran tubuh ikan. Selain penampung makanan, di lambung juga terjadi proses
pencernaan secara kimiawi sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap oleh
usus.
F. Usus Halus
Usus merupakan organ yang terpanjang dari saluran pencernaan. Pada ikan pembagian
segmen usus lebih sederhana bila dibandingkan dengan hewan vertebrata lainnya. Usus
pada ikan terbagi atas dua bagian yaitu usus halus dan usus besar. Usus halus berfungsi
sebagai tempat penyaringan sari-sari makanan. Sedangkan usus besar berfungsi untuk
menyerap air dan garam-garam mineral yang masih dibutuhkan serta berfungsi sebagai
tempat penyimpanan feses sementara.Panjang usus ikan sangat bervariasi dan
berhubungan erat dengan kebiasaan makannya.
G. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak
disebelah depan saluran genital dibawah sirip anus disebelah belakang dan bawah tubuh
ikan. Fungsi anus adalah sebagai saluran akhir temape keluarnya feses/kotoran ikan.
Gambar penampang anatomi ikan
BAHAN AJAR PERTEMUAN KE-4
Materi Pembelajaran
FISIOLOGI IKAN
Fisiologi ikan mempelajari tentang fungsi, mekanisme dan cara kerja dari organ,
jaringan dan sel-sel organisme ikan.
Ada beberapa sistem anatomi fisiologi pada tubuh ikan, antara lain:
a. Sistem penutup tubuh (kulit)
b. Sistem otot
c. Sistem rangka (tulang)
d. Sistem pernafasan
e. Sistem peredaran darah
f. Sistem pencernaan
g. Sistem saraf
h. Sistem hormon
i. Sistem ekskresi dan osmoregulasi
j. Sistem reproduksi dan embriologi
Ada hubungan yang sangat erat antara ke-10 sistem anatomi fisiologi tersebut, misalnya:
Menentukan cara bergeraknya mempengaruhi bentuk tubuh
Sistem urat daging dan sistem rangka
O2 dari perairan ditangkap oleh sistem pernafasan dan peredaran darah di bawa ke
seluruh tubuh melalui darah, darah dipertukarkan dengan CO2.
Materi Pembelajaran
D. SISTEM PENCERNAAN
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui cara fisik dan kimia,
sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap oleh usus, kemudian diedarkan
ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah.
Saluran pencernaan ikan meliputi beberapa organ yaitu:
1. Mulut
Mulut berfungsi sebagai alat untuk memasukkan makanan
2. Faring
Faring berfungsi sebagai tempat penyaringan dan pembuangan makanan yang tidak
bisa ditelan melalui insang.
3. Esophagus (tenggorokan)
Pada esophagus terdapat lendir yang berguna untuk membantu proses penelanan
makanan.
4. Lambung
Lambung merupakan organ pencernaan yang ukurannya relative lebis besar, hal ini
karena lambung berfungsi sebagai penampung makanan
5. Pylorus
Pylorus terletak antara lambung dan usus depan, fungsinya sebagai pengatur
pengeluaran makanan dari lambung ke usus.
6. Usus
Usus merupakan organ yang terpanjang, fungsi utamanya sebagai tempat penyerapan
nutrisi makanan dan yang tidak dicerna alan diteruskan ke rectum untuk dibuang
melalui anus.
7. Rektum
Rektum berfungsi dalam penyerapan air dan ion
8. Anus
Anus adalah ujung dari saluran pencernaan yang berfungsi sebagai tempat
pengeluaran kotoran/feses.
Menurut jenis makanannya, ikan digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
a) Herbivora (pemakan tumbuhan seperti plankton, tanaman air)
b) Karnivora (pemakan daging seperti ikan-ikan kecil)
c) Omnivora (pemakan daging dan tumbuhan)
Untuk efektifitas sistem pencernaan, terdapat modifikasi-modifikasi pada lambung,
misalnya pada ikan belanak dan pada usus misalnya pada ikan hiu.
Sistem sirkulasi pada ikan berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 dari
perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat-zat nutrisi,
garam-garam, hormon dan antibody serta mengangkut CO2 dari dalam usus, kelenjar-
kelenjar, insang menuju luar tubuh.
Sistem sirkulasi terdiri dari beberapa organ, yaitu:
Jantung
Pembuluh nadi (aorta, arteri) dan pembuluh balik (vena)
Kapiler-kapiler darah
Jantung ikan berfungsi sebagai pemompa/pengedar darah ke seluruh bagian tubuh.
Di insang terjadi pertukaran O2 dengan CO2 (sistem pernafasan) dan seterusnya darah
dengan kandungan O2 tinggi diedarkan ke daerah kepala, ke bagian dorsal, ke ventral, dan
ekor kembali ke jantung setelah mengedarkan nutrisi dsb, dan kemudian kembali ke
jantung.
Sistem pernafasan pada ikan berfungsi untuk pertukaran CO2 (sisa-sisa proses
metabolisme tubuh yang harus di buang) dengan O2 (berasal dari perairan) dibutuhkan
tubuh untuk proses metabolisme.
Mekanisme pernafasan pada ikan dimulai dengan pertukaran gas CO2 dan O2 yang
terjadi secara difusi ketika air dari habitat yang masuk melalui mulut terdorong kea rah
daerah insang. O2 yang banyak terkandung dalam air akan diikat oleh hemoglobin darah,
sedangkan CO2 yang terkandung di dalam darah akan dikeluarkan ke perairan. Darah
yang sudah banyak mengandung O2 kemudian diedarkan kembali ke seluruh organ tubuh
dan seterusnya.
Hal-hal yang berkaitan dengan sistem pernafasan adalah:
1) Perairan harus mengandung O2 cukup banyak
Bila perairan kekurangan O2 biasanya akan menuju permukaan ataupun tempat-
tempat air yang berarus.
2) Daun insang harus dalam keadaan lembab
Factor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan ikan akan O2, antara lain:
a) Ukuran dan umur
Ikan-ikan kecil membutuhkan lebih banyak O2
b) Aktivitas ikan
Ikan-ikan yang aktif berenang membutuhkan lebih banyak O2 dari pada ikan-ikan
yang tidak katif berenang
c) Jenis kelamin
Ikan betina membutuhkan lebih banyak O2 dari pada ikan jantan
d) Tingkat reproduksi
BAHAN AJAR PERTEMUAN KE-6
Materi Pembelajaran
Kedua sistem ini dapat dikatakan sebagai sistem koordinasi untuk mengantisipasi
perubahan kondisi lingkungan dan perubahan status kehidupan (reproduksi dsb).
Perubahan lingkungan akan diinformasikan ke sistem saraf (saraf pusat : otak dan tulang
punggung), lalu saraf akan merangsang kelenjar endokrin untuk mengeluarkan hormon-
hormon yang dibutuhkan untuk merangsang organ target.
Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin, antara lain hormon pertumbuhan, hormon
reproduksi, hormon ekskresi dll.
Menurut hasil kelenjar endokrin, hormon di bagi 2 yaitu:
a) Endo hormon
Endo hormon yaitu hormon yang bekerja di dalam tubuh, seperti hormon
pertumbuhan, reproduksi, dll.
b) Ekto hormon
Ekto hormon yaitu hormon yang bekerja di luar tubuh, misalnya merangsang ikan
jenis kelamin lain mendekat untuk berpijah.
H. SISTEM EKSKRESI DAN OSMOREGULASI
Sistem ekskresi pada ikan yaitu sistem pembuangan proses metabolisme tubuh ikan
berupa gas, cairan, dan padatan melalui kulit, ginjal, dan saluran pencernaan.
Organ-organ dalam sistem ekskresi yaitu:
Kulit
Ginjal
Saluran pencernaan
Sistem osmoregulasi pada ikan yaitu sistem pengaturan keseimbangan tekanan
osmotic cairan tubuh (air dan darah) ikan dengan tekanan osmotic habitat (perairan).
Organ-organ dalam sistem osmoregulasi yaitu:
Kulit
Insang
Lapisan tipis mulut
Ginjal
Fungsi ginjal, antara lain:
1) Menyaring sisa proses metabolisme untuk dibuang. Zat-zat yang diperlukan tubuh
diedarkan lagi melalui darah.
2) Mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan
osmotic cairan tubuh.
Ikan-ikan yang hidup di laut memiliki tekanan osmotic yang berbeda dengan ikan-
ikan yang hidup di air tawar. Sehingga struktur dan jumlah ginjalnya juga berbeda,
demikian juga dengan sistem osmoregulasinya.
Tipe Reproduksi
Materi Pembelajaran
Feeding habits atau kebiasaan makan pada suatu jenis ikan melingkupi dua aspek,
yakni jenis makanan dan cara makan dari ikan tersebut. Oleh sebab itu, pemahaman
mengenai kebiasaan makan jenis ikan tertentu merupakan hal yang penting, agar makanan
yang diberikan cocok dengan ikan yang akhirnya dapat termakan. Di tanah air sendiri, belum
ada jenis usaha yang memproduksi bibit pakan ikan alami dari hasil budaya murni. Bibit
pakan alami tersebut biasanya adalah hasil dari percobaan laboratorium yang sifatnya
hanyalah sekedar untuk memenuhi kebutuhan penelitian saja.
Di bidang produksi pakan ikan alami sendiri sekarang ini masih terdapat ketimpangan
yang cukup jauh, terutama dalam kebutuhan teknologi berikut penggunya, terkhusus petani
ikan. Selain itu, pengetahuan mengenai berbagai macam jenis makanan ikan juga sangat
penting. Sebab dengan tahu hal tersebut, maka akan bisa diproduksi makanan yang sesuai
dengan ikan yang bersangkutan. Alaminya, makanan ikan dapat dibedakan menjadi 5 macam
golongan, yakni: makanan ikan nabati, hewani, campuran antara nabati dan hewani, plankton,
serta detritus.
1. Makanan Nabati
Yakni makanan ikan berupa bahan dari tumbuh-tumbuhan yang berukuran besar atau
makroskopik yang dapat dilihat dengan kasat mata. Jenis ikan yang memakan golongan
makanan berupa bahan nabati ini disebut sebagai ikan herbivora atau ikan vegetaris. Contoh
dari makanan ikan nabati antara lain adalah alga filamen atau ganggang benang seperti:
Chaetomorpha, Cladophora, Enteromorpha, dan Spirogyra.
Contoh yang lain berupa sayuran seperti kangkung air, eceng gondok, daun talas, serta daun
pepaya.
Sedangkan jenis-jenis ikan herbivora antara lain tawes, nilem, jelawat, sepat siam,
bandeng, gurame besar, dan baronang.
Ikan-ikan jenis ini biasanya mudah menerima makanan tambahan ataupun pakan buatan,
misalnya bungkil kelapa, isi perut hewan ternak, dedak halus, bungkil kelapa, atau sisa
sayuran.
Ada baiknya memberikan makanan tambahan tersebut dengan dicampur bahan hijauan
seperti, tepung daun lamtoro, tepung fitoplankton, tepung daun singkong, atau tepung daun
turi.
2. Makanan Hewani
Yakni makanan ikan yang berasal dari bagian-bagian tertentu dari hewan
makroskopik atau sederhananya makanan yang berdaging. Ikan jenis ini diberi nama ikan
karnivora atau ikan pemakan daging. Sering juga ikan karnivora ini disebut sebagai ikan
buas. Daging yang biasanya diberikan pada ikan ini bisa berupa bangkai ataupun hewan
hidup dengan ukuran yang kecil.
Hewan yang seringkali menjadi mangsa ikan karnivora ini umumnya adalah jenis ikan
kecil seperti ikan seribu, ikan kepala timah, sisik mulik atau ralan curing, ikan teri, atau
anakan ikan. Untuk hewan hidup kecil lain, biasanya makanannya berupa larva serangga,
cacing tubifek (cacing sutra atau rambut), dan jenis siput kecil.
Beberapa contoh dari ikan karnivora ini ialah seperti ikan gabus, betutu, sidat, oskar,
belut sawah, kakap putih, arwana, kerapu, kakap merah, dan cucut macan. Ikan-ikan tersebut
di atas biasanya agak susah menerima makanan tambahan, apalagi pakan buatan. Mereka
lebih suka makanan berupa cincangan atau gilingan berupa ikan atau daging hewan segar.
Jika ingin diberikan pakan tambahan, maka ikan tersebut butuh lama dalam beradaptasi dan
harus dalam keadaan basah. Selain itu, komposisinya harus lebih banyak mengandung bahan
dari hewani serta beraroma tajam.
3. Makanan Campuran (Nabati dan Hewani)
Yakni makanan ikan yang terdiri dari bahan hewani dan bahan nabati. Jenis makanan
ini bisa dimakan saat masih hidup contohnya ganggang algae, larva serangga, lumut, dan
cacing. Bahkan seperti yang dimakan dalam bentuk mati, misalnya kotoran hewan, limbah
industri, kotoran manusia, atau bahkan bangkai.
Jenis ikan yang memakan makanan campuran ini disebut ikan omnivora (ikan
pemakan segala).
Contoh ikan omnivora seperti ikan mas tombro, maskoki, mujair, dan lele. Ikan omnivora
termasuk lebih mudah menerima makanan tambah ataupun pakan buatan saat masih burayak,
benih, ataupun sudah dewasa. Contohnya saja lele, yang juga memangsa hewan lain juga
menyantap makanan nabati namun tak menolak jika diberi pelet.
4. Plankton
Yakni organisme yang hidup melayang di dalam air. Bergerak pasif dan hanya
mengikuti arah arus sebab tak mampu melawan gerakan air. Plankton terbagi menjadi dua
golongan secara biologis yakni plankton nabati (fitoplankton) dan plankton hewani
(zooplankton). Ikan yang menyantap makanan utama berupa plankton disebut sebagai ikan
pemakan plankton atau plankton feeder.
Contoh jenis fitoplankton, Chlorella, Skeletonema, Isochrysis, Dunaliella,
Tetraselmis, dan Spirulina. Contoh zooplankton yakni Daphnia, Moina, Calanus, Trigiopus,
Cyclops, Brachionus, dan Artemia. Sedangkan untuk ikan pemakan plankton seperti ikan
tambakan dan ikan layang.
Ikan jenis ini bisa menerima makanan tambahan ataupun pakan buatan. Namun, harus dalam
bentuk aslinya misal berupa tepung, butiran, atau serpihan halus (flake).
5. Detritus
Yakni kumpulan bahan-bahan organik yang sudah hancur. Jika di darat, hancurannya
berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun dari hewan seperti, bakteri, cendawan, alga, protozoa.
Jenis ikan pemakan makanan ini disebut sebagai ikan pemakan detritus atau detritus feeder.
Contohnya ialah ikan belanak. Contoh detritus adalah guguran daun, batang pohon yang telah
mati dan bangkai hewan mati..
Dalam daur hidup ikan, selain dari serangan predator maupun penyakit, perubahan
kebiasaan makanan khususnya pada stadia awal merupakan masa kritis yang bisa
menyebabkan mortalitas alami. Masa kritis tersebut terjadi pada saat sesudah pemyerapan
kuning telur selesai, dimana larva ikan untuk mendapatkan makanan sangat dipengaruhi
oleh kemampuan larva ikan untuk mendeteksi keberadaan makanan, cara mennagkap
serta bukaan mulut larva ikan yang berkaitan dengan ukuran makanan yang tersedia di
perairan. Selain itu kepadatan dan ketersediaan makanan di alam juga merupakan factor
yang mempengaruhi keberhasilan hidup. Mortalitas yang tinggi dapat terjadi apabila larva
ikan tidak segera mendapatkan makanan yang sesuai baik jenis maupun jumlahnya.
Pertumbuhan suatu populasi atau individu berhubungan dengan keberadaan makanan
di daerah mereka hidup. Misalnya kebiasaan makan ikan yang tertangkap di daerah lamun
dengan tingkat kerapatan yang berbeda dapat diketahui makanan kesukaannya dan apakah
ikan tersebut jenis ikan herbivora, karnivora atau omnivora.
Berdasarkan jenis makanannya ikan dapat digolongkan dalam 3 jenis yaitu:
1) Herbivora adalah ikan pemakan tumbuh-tumbuhan
2) Karnivora adalah ikan pemakan daging
3) Omnivora adalah ikan pemakan tumbuhan dan hewan
Kebanyakan cara ikan mencari makanan dengan menggunakan mata. Pembauan dan
persentuhan juga digunakan untuk mencari makanan terutama oleh ikan pemakan dasar
dalam perairan yang kekurangan cahaya atau dalam perairan keruh. Ikan yang
menggunakan mata dalam mencari makanan akan mengukur apakah makanan itu cocok
atau tidak untuk ukuran mulutnya, tetapi ikan yang menggunakan pembauan dan
persentuhan tidak melakukan pengukuran, melainkan menyeleksi makanan dalam mulut
di terima atau ditolak.
Tipe Mulut
Mulut ikan memiliki berbagai bentuk dan posisi yang tergantung dari kebiasaan
makan dan kesukaan pada makanannya (feeding dan foot habits). Perbedaan bentuk dan
posisi mulut ini juga kadang diikuti dengan keberadaan gigi dan perbedaan bentuk gigi
pada ikan. Bentuk, ukuran dan letak mulut tersebut menggambarkan habitat ikan
tersebut.
Ikan-ikan yang berada di bagian dasar mempunyai bentuk mulut yang subterminal
sedangkan ikan-ikan pelagik dan ikan pada umumnya mempunyai bentuk mulut yang
terminal. Ikan pemakan plankton mempunyai mulut yang kecil dan umumnya tidak dapat
ditonjolkan ke luar. Pada rongga mulut bagian dalam biasanya dilengkapi dengan jari-jari
tapi insang yang panjang dan lemas untuk menyaring plankton. Umumnya mulut ikan
pemakan plankton tidak mempunyai gigi. Ukuran mulut ikan berhubungan langsung
dengan ukuran makanannya. Ikan-ikan yang memakan invertebrata kecil mempunyai
mulut yang dilengkapi dengan moncong atau bibir yang panjang. Ikan dengan mangsa
berukuran besar mempunyai lingkaran mulut yang fleksibel.
Berdasarkan letaknya, mulut pada ikan terbagi atas beberapa tipe, yaitu :
a. Terminal
Terminal yaitu mulut yang terletak di ujung kepala menghadap ke depan.
Contoh ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain:
Ikan Tambangan (Lutjanus johni), dan
Ikan Mas (Cyprinus carpio carpio)
b. Superior
Superior yaitu mulut yang terletak di bagian agak atas ujung kepala.
Contoh ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain:
Ikan julung-julung (Hemirhamphus far), dan
Ikan Kasih Madu (Kurtus indicus).
c. Sub terminal
Sub terminal yaitu mulut yang terletak sejajar kepala menghadap ke depan.
Contoh ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain:
Ikan Kuro/Senangin (Eleutheronema tetradactylum), dan
Ikan Setuhuk Putih (Makaira indica).
Ikan yang bersifat herbivora memiliki saluran pencernaan yang lebih panjang di
bandingkan ikan karnivora dan omnivore karena jenis makanan yang dimakan seperti
tumbuh-tumbuhan lebih susah hancur sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
mencernanya.
BAHAN AJAR PERTEMUAN KE-
Materi Pembelajaran
.Menurut ahli kelautan, zona laut dapat dibedakan berdasarkan sejauh mana cahaya
matahari dapat mencapai kawasan perairan tersebut. Ikan yang hidup di zona pelagis disebut
ikan pelagis. Zona Pelagis merupakan suatu zona kedalaman air laut dari permukaan hingga
beberapa meter di atas dasar laut/lantai samudera.
3. Jenis Ikan Bathypelagic, yaitu Jenis Ikan yang hidup di zona Bathypelagic. Zona
Bathypelagic merupakan zona laut yang terdalam, dimana sama sekali tidak ada cahaya
matahari yang dapat menembus, dengan kedalaman air yang dihitung mulai dari
kedalaman 1000 meter hingga mencapai kedalaman 4000 meter.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara lain:
Ikan Barracudina
4. Jenis Ikan Benthopelagic yaitu Jenis Ikan yang hidup di Zona Benthopelagic. Zona
Benthopelagic merupakan suatu Zona kedalaman air yang dihitung mulai dari
kedalaman 4000 meter hingga mencapai beberapa meter diatas Lantai Samudera.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara lain:
Ikan Rattail
2. Anadrom merupakan suatu proses pemijahan yang dilakukan oleh ikan di air tawar
kemudian dilanjutkan ke perairan laut.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara lain:
Ikan Salmon
Penggolongan Ikan yang hidup di air tawar
1. Lacustrine, golongan ikan yang hidupnya menetap di perairan diam.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara lain:
Ikan Nilem
3. Adfluvial, golongan ikan yang hidup di danau, apabila melakukan pemijahan berenang ke
sungai
Contoh ikan yang termasuk ikan cupang
BAHAN AJAR PERTEMUAN KE-
Materi Pembelajaran
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki 17.000 pulau dengan luas
wilayah laut 5,8 juta km2. Kondisi perairan yang sangat luas ini, Indonesia mempunyai
potensi sumberdaya hayati yang cukup besar, salah satunya potensi perikanan.
Ikan adalah hewan berdarah dingin yang hidup dalam air dan mempunyai sirip
sebagai penggerak tubuh serta bernapas dengan insang. Potensi tersebut diantaranya
merupakan berbagai jenis ikan, baik ikan pelagis (ikan yang hidup di dekat permukaan
laut) maupun ikan demersal (ikan yang hidup di dasar laut), serta bermacam-macam
biota laut lainnya.
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki dua musim, yakni musim
penghujan dan kemarau. Pengaruh dari dua musim ini menyebabkan Indonesia memiliki
banyak macam biota laut, tetapi jumlahnya sedikit.
Banyaknya biota laut di Indonesia, maka banyak pula jenis-jenis ikan di Indonesia.
Jenis-jenis tersebut masih di bagi dua, yakni ikan ekonomis penting sebanyak 52 jenis
dan ikan tidak ekonomis jumlahnya sangat banyak.
Ikan yang memiliki nilai ekonomis penting adalah ikan yang harganya tinggi dan
memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Beberapa jenis ikan ekonomis
penting di Indonesia, yaitu:
1. Ikan tuna cakalang (katsuwonus pelamis)
Ikan tuna cakalang merupakan salah satu jenis ikan pelagis besar yang terdapat
pada kedalaman 0-260 m. Di Jawa Tengah ikan tuna cakalang disebut dengan ikan
tongkol. Ikan tuna cakalang termasuk jenis katsuwonus pelamis.
Ikan tuna cakalang memiliki bentuk tubuh torpedo yang memanjang, sehingga ikan
ini dapat berenang dengan cepat. Dua sirip punggung dengan jarak antara tidak
melebihi diameter mata, sirip depan biasanya lebih pendek dan terpisah dari sirip
belakang. Ukurannya dapat mencapai panjang 195 cm, panjang pada umumnya 50-150
cm dan beratnya sekitar 0,8-111 kg.
Ikan tuna cakalang banyak ditemukan di daerah lepas pantai dekat permukaan
dengan temperatur permukaan berkisar antara 15-30 oC. Keberadaan ikan ini dapat
diketahui dengan adanya segerombolan burung yang terbang di atas permukaan air,
adanya ikan hiu atau ikan paus yang menunjukkan suatu karakteristik seperti melompat,
serta adanya suatu buih berbusa di atas permukaan air.
Secara khusus, daerah penangkalan ikan tuna cikalang di wilayah Indonesia,
antara lain:
1. Samudera Indonesia sebelah barat Sumatera.
2. Samudera Indonesia sebelah selatan pulau Jawa.
3. Suamudera Indonesia sebelah selatan pulau Bali.
4. Samudera Indonesia sebelah selatan kepulauan Nusa Tenggara Timur.
5. Perairan Teluk Tomini.
6. Perairan Laut Sulawesi.
7. Perairan Selat Makasar.
8. Perairan Teluk Bone.
9. Perairan Laut Halmahera.
10. Perairan Laut Banda.
11. Perairan sekitar Pulau Waigeo (Papua).
2. Ikan selar tetengkek (megalaspis cordyla)
Ikan slengseng ini ikan jenis air tawar. Ikan slengseng ini memiliki ciri-ciri badan
memanjang, bulat, batang ekor langsing. Moncong lancip, langit-langit bergigi halus,
juga rahangnya. Sirip punggung pertama berjari-jari keras 10-13, dan 12 jari-jari lemah
pada sirip punggung kedua, diikuti 5 jari-jari sirip tambahan demikian pula sirip
duburnya.
Ikan slengseng hidup bergerombol besar, hidup di perairan pantai laut terbuka.
Ikan slengseng merupakan pemakan plankton kasar. Warna ikan ini hijau keabuan di
bagian atas dan putih perak di bagian bawah. Pada bagian atas badan terdapat ban-ban
serong yang berwarna hitam, menggelombang, kadang bersiku-sikuan. Pada bagian
bawah badan terdapat totol-totol memanjang. Sirip-siripnya berwarna abu-abu
kekuningan. Ukurannya dapat mencapai panjang 40 cm, umumnya 20-30 cm.
Ciri-ciri ikan gabus, yakni biasanya badan dari ikan ini panjang dan bulat, atau
badan ikan ini memanjang dengan potongan melintang agak bundar, kepalanya seperti
ular karena agak gepeng. Ikan gabus laut ini termasuk ikan laut yang berukuran besar,
panjangnya bisa lebih dari 2 m.
Badan dan kepala ikan ini seluruhnya bersisik kasar. Mulutnya melebar,
rahangnya bergigi tajam-tajam dan rahang bawah lebih panjang dari pada bagian atas.
Warna kepala dan badan bagian atas abu-abu, sedangkan pada bagian bawah
berwarna putih, tubuhnya pada bagian punggung berwarna hijau kehitam-hitaman, atau
biasanya pada sisi atas punggung agak ungu kekuningan, serta pada bagian bawahnya
berwarna kuning abu-abu maya-maya.
Pada jenis ikan gabus laut yang masih muda terdapat dua ban berwarna putih
perak memanjang badan, sedangkan pada bagian perutnya berwarna putih. Badannya
memiliki tiga strip lebar hitam. Sirip ekor berwarna hitam dengan ujung-ujung sirip putih,
sirip dada berwarna hitam, sirip perut berwarna putih, dan sirip-siripnya tidak
mempunyai jari-jari keras. Sirip punggung dan sirip dubur panjang dan lebar. Sirip ekor,
ujungnya berbentuk bulat. Jenis ikan ini dapat hidup di air kotor yang kadar oksigennya
rendah, bahkan tahan terhadap keadaan kering. Makanannya berupa hewan-hewan
lain, misalnya cacing, katak, anak-anak ikan, udang, ketam, dan lain-lain.
Ada dua macam ikan gabus yakni yang cepat tumbuh dan lambat tumbuh. Ikan
gabus yang cepat tumbuh mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut: warna sisik punggung
abu-abu muda, bagian dada berwarna putih keperak-perakan. Ikan gabus hidup di air
tawar dengan pH antara 4, 5-6. Pada saat penebaran, ikan gabus beratnya 100
gram/ekor. Dalam pemeliharaan selama 3-5 bulan, berat ikan bisa mencapai 500
gram/ekor.
Ikan ini didapatkan dalam berbagai perairan dari bermacam-macam keadaan
suhu, dari perairan daerah tropika sampai daerah kutub, tetapi yang tebanyak adalah
daerah musim sedang, dimana perubahan suhu terletak antara 5 o sampai 21o C.
Daerah penyebaran ikan gabus laut ini sebagian besar hampir berada di wilayah
perairan Indonesia, seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bangka, Singakep,
Madura, Bali, Lombok Flores, Ambon, Bacan, dan Halmahera. Ikan ini biasanya hidup di
muara-muara sungai dan danau. Ikan ini dapat ditemukan juga di bagian hulu sungai
atau daerah estuari dan untuk berlindung dari pemangsa ikan gabus laut ini biasanya
tinggal di air terjun.
Ikan ini dapat hidup di dua perairan yakni pada daerah permukaan air (pelagis)
dan perairan dasar (demersal). Alat tangkap yang digunakan biasanya sesuai dengan
kedalaman perairan yang akan dijadikan obyek penangkapan. Beberapa alat yang dapat
digunakan, diantaranya alat tangkap trawl, payang, purse seine, pancing tonda, dan
jaring insang hanyut.
9. Ikan layar (istiophorus platypterus)
Ikan layar yang sering disebut dengan sail fish merupakan ikan yang berukuran
besar dan perenang cepat yang mengarungi samudera-samudera besar dunia.
Dagingnya lezat dan karenanya mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Di beberapa negara ikan-ikan ini dijadikan pula sebagai ikan buruan untuk
olahraga (game fish). Di Indonesia ikan ini ikut tertangkap dalam operasi penangkapan
ikan tuna.
Ikan layar mempunyai sirip punggung yang lebar bagaikan layar. Umumnya
berwarna biru gelap pada punggung dan putih pada perut. Sirip punggung umumnya
biru gelap dan biasanya dihiasi dengan banyak bintik-bintik kecil hitam. Ukurannya bisa
mencapai 4 m.
Di Indonesia dan sekitarnya terdapat ikan layar istiophorus gladius, istiophorus
platypterus, dan istiophorus orientalis. Ikan layar merapatkan sirip punggung dan sirip
dadanya ke dalam lekukan pada tubuhnya bila berenang cepat. Tetapi, apabila laut
sedang tenang, ikan layar acapkali dapat terlihat berenang santai di permukaan dan
sirip punggungnya yang bagaikan layar dikembangkan secara penuh, tegak mencuat
keluar dari air.
Tubuh ikan layar memanjang dan berbentuk compress, ukurannya bisa mencapai 4
m dengan rahang atas atau moncong bagian atas memanjang runcing ke depan
bagaikan lembing dan disebut dengan rostum. Ikan layar mempunyai 2 sirip dorsal yang
sangat panjang hingga ekor, sirip punggung sempit tapi sangat panjang hingga
mencapai anus dengan 1 spine dan 2 rays.
Ikan layar mempunyai sirip punggung yang lebar bagaikan layar. Sirip punggung
umumnya biru gelap atau biru kehitaman dan biasanya dihiasi dengan banyak bintik-
bintik kecil hitam. Ikan layar merapatkan sirip punggung dan sirip dadanya ke dalam
lekukan pada tubuhnya sehingga tidak menghambat gerakan melajunya bila berenang
cepat. Tubuh ikan layar umumnya berwarna biru gelap pada punggung di tutupi bintik-
bintik gelap yang menyebar pada tubuhnya secara melintang, sedangkan perut ikan
layar berwarna putih keperakan. Ikan layar mempunyai sirip punggung yang lebar
bagaikan layar. Tetapi apabila laut sedang tenang ikan layar acapkali dapat terlihat
berenang santai di permukaan dan sirip punggungnya yang bagaikan layar
dikembangkan secara penuh, tegak mencuat keluar dari air.
Ikan layar merupakan ikan pelagis yang hidup di permukaan dan bergerombol,
biasanya berada di atas lapisan termoklin dan termasuk ikan oceanodromus. Ikan ini
menyukai perairan yang tertutup seperti daerah pantai atau dekat pulau. Hidup pada
kisaran kedalaman 0-200 m, hidup pada perairan tropis dan subtropis. Penyebaran ikan
layar di perairan Samudera Hindia dan Pasifik, sehingga disebut Indo-Pacific sailfish.
10. Ikan tongkol (auxis thazard)
Materi Pembelajaran
Berbagai macam ikan memiliki bentuk dan ukuran tertentu yang berbeda satu sama lain.
Bentuk tubuh ikan beradaptasi dengan cara tingkah laku dan kebiasaan hidup di dalam
habitat ikan tersebut. Ikan yang hidup di daerah dasar perairan mempunyai bentuk perut datar
dan punggung mengelembung. Sedangkan untuk ikan-ikan pelagis mempunyai bentuk bagian
tubuh yang mengelembung pada bagian perut maupun punggung
2. Bentuk Torpedo, bentuk torpedo pada ikan terlihat pada badan yang terlihat ramping
bentuk seperti senjata torpedo, ikan ini cenderung berenang cepat, dengan badan elips.
3. Bentuk Paruh
4. Bentuk Tubuh membulat
5. Bentuk Pita dan Kombinasi
6. Bentuk tubuh memanjang,
Tubuh ikan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor. Batas kepala
adalah dari moncong sampai bagian belakang tutup insang, batas badan dari mulai bagian
belakang tutup insang sampai dubur, sedangkan batas ekor mulai dari dubur sampai ujung
sirip ekor.
bentuk tubuh ikan dikelompokkan menjadi delapan, yaitu:
Fusiform, dengan ciri bentuk tubuh ramping, potongan dan bentuk badan elips, bentuk ekor
sempit, sering disebut dengan bentuk torpedo. Contohnya ikan tuna.
Compressed, bentuk tubuhnya pipih dan kecepatan berenang konstan. Contohnya ikan mas.
Angulliform, bentuk tubuh sangat panjang dan bundar. Contohnya ikan belut.
Filiform, bentuk tubuh panjang seperti benang dan sangat tipis. Contohnya ikan snipe cel.
Taeniform, bentuk tubuh pipih melebar pada bagian badan sampai ekor. Contohnya, ikan
gunmel.
Klasifikasi dan taksonomi merupakan salah satu hal penting dalam mempelajari
ilmu perikanan. Mempelajari taksonomi berarti mengetahui pengelompokan suatu
individu berdasarkan perbedaan dan persamaannya sedangkan taksonomi mempelajari
tentang asal usul suatu individu.