I.
PENDAHULUAN
a. Tujuan : Mengetahui karakter morologi ikan
b. Dasar teori :
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup diair
dan bernapas dengan insang. Iakn merupakan kelompok vertebrata yang paling
beraneka ragam denag jumlah spesies lebih dari 27.000 diseluruh dunia. Ikan hidup
diair tawar dan air asin (laut). Bergerak dan mempertahankan kesimbangan tubuhnya
dengan menggunakan sirip dan bernapas dengan insang, namun selain menggunakan
insang ada juga ikan yang memiliki alat pernapasan tambahan yang fungsinya sama
dengan paru-paru. Ikan apabila ditinjau dari morfologinya dapat dibagi menjadi 7
bagian yaitu bentuk tubuh, bentuk mulut, linnea lateralis, sirip, sungut, sisik dan cirriciri lainnya. Sedangkan bagian tubuh lainnya, dan ciri-ciri lainnya. Sedangkan bagian
tubuh lainnya, ikan dapat dibagi tiga bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan
ekor (caudal) (Storer, dkk., 1957).
Menurut Konishi (2008) klasifikasi ikan yang ada saat ini dapat dibagi menjadi
dua saat ini dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu: pertama Agnathous,
kelompok ini tidak menindak rahang dan alat gerak yang berpasangan, memiliki
rahang yang tersusun tulang rawan, memiliki notochord dan dua kanal semisirkular
pada setiap telinga (kecuali pada Hagfishes hanya terdapat pada satu sisi telinga)
Agnathous terdiri dari dua kelas yaitu kelas Myxini (memiliki empat pasang tentakal
pada mulutnya, kantong olfaktori terbuka hingga rongga mulut, memiliki 5-15 celah
pharyngeal.
Contoh
anggota
kelas
ini
adalah
Hagfishes).
Dan
kelas
Cephalaspidomorphi (memiliki tipe mulut menghisap dengan gigi dan lidah yang
kasar, 7 celah pharyngeal, dan kantong olfactory yang samar. Contoh : Lampreys).
Yang kedua Gnathostomos, kelompok ikan ini telah memiliki tiga semicircular kanal
pada setiap telinganya. Gnathostomos terdiri dari dua kelas yaitu: Chondrichythyes
(memiliki sirip ekor dengan lobus bagian atas lebih besar, kerangka tersusun dari
LAPORAN KARAKTERISTIK IKAN
Page 1
tulang rawan, tidak memiliki operculum dan kantung renang atau paru-paru contoh
hiu, chimaeras) dan Osteichthyes (kerangka tersusun dari tulang operkulum yang
menutupi insang tunggal dan kanung pneumatik yang berfungsi sebagai paru-paru,
contoh ikan mas, ikan nila ikan gurame dan lain-lain).
Osteichthyes atau ikan bertulang sejati, terdiri atas kurang lebih 25000 spesies
dan merupakan vertebrata yang paling sukses dan yang berkembang menjadi
vertebrata darat atau tetrapoda. Mereka muncul pada periode silur, diduga sebagai
ikan air tawar dan iikan laut (Jasin, 1992).
Kelas osteichthyes (ikan bertulang sejati memiliki ciri-ciri kulit mengandung
mukosa, tutupi sisik, mulut terletak terminaldan terdapat gigi, pada umumnya rangka
teriri atas tulang sejati, tapi tulang rawan terdapat pada golongan Coelacanthformes
dan Acipenseridae, insang ditutupi dengan tiga tulang dermal yang besar yang disebut
operculum, tiap lengkung insang berfilamen, paru-paru atau gelembung renang
berkembang sebagai penonjolan keluar dari saluran pencernaan makanan
(Winantasasmita, 1989).
Vertebrata yang pertama kali ditemukan sebagai fosil adalah ikan tak berahang,
yakni Ostrakodermi. Beberapa didalam batu-batuan ordo visium meskipun pada
zaman silur mereka terdapat dalam jumlah yang lebih banyak. Hewani adalah ikan
pipih yang relative berukuran kecil dengan ukuran sekitar 15 sampai 30 cm
denganukurannya tersebut diperkirakan hidup dengan menghisap zat-zat organic dari
dasar sungai tempat mereka hidup (Kimball, 1983).
Adapun morfologi ikan yang terlihat dengan jelas dari luar antara lain adalah
bentuk tubuh, mulut, cekung hidung, mata tutup insang, sisik, gurat sisi (linea
laterlis/LL), sirp dada, sirip panggung, sirip belakang, dan sirip ekor, bentuk dari
sirip-sirip tersebut serat warna badan dan atau bagian-bagian badan tersebut
(Mukayat, 1989).
Page 2
Bentuk tubuh berbeda-beda disebabkan oleh adaptasi terhadap habitat dan cara
hidupnya dibagi dua ikan bersifat simetri bilateral dan non simetri bilateral. Simetri
bilateral yaitu ikan yang apabila dibelah ditengah dengan potongan sagital, maka kita
kan mendapat hasil yang sama persis antara bagian kiri dan bagian kananya, bentukbentuknya pipih/kompres, picak/depress, cerutu/fusiform, ular/sidat, tali/filiform,
pita/taeniform, panah/sagitiform, bola, kotak. Non simetri bilateral, ikan yang
nonsimetri bilateral adalah ikan sebelah dan ikan lidah. Bentuk mulut ikan anatara
jenis ikan yang satu dengan jenis ikan lainnya berbeda-beda tergantung pada jenis
makanan yang dimakannnya. Secara umum ada empat jenis mulut ikan yaitu bentuk
tabung, bentuk seperti paruh, bentuk seperti gerguji dan bentuk seperti terompet.
Posisi mulut ada tiga posisi terminal, posisi sub terminal dan posisi superior. Bnetuk
sirip pada ikan: sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip belakang (dubur) maupun
sirip ekor beraneka ragam. Bentuk sisik ikan: sisik placoid, sisik cosmoid, sisik
ganoid, sisik cycloid dan sisik ctenoid (Richard, 1984).
Sisite penutup tubuh (kulit) : sisik, kelenjar racun, kelenjar lendir, sistem otot
(urat daging)., penggerak tubuh, sirip-sirip, insang, organ listrik. Sistem rangka
(tulang): tempat melekatnya otot, pelindung organ-organ dalam dan penegak tubuh.
Sistem pernapasan: organ utama insang ada organ-organ tambahan lain. Sistem
peredaran darah (sirkulasi): oragn jantung dan sel-sel darah. Sistem pencernaaan:
organ saluran pencernaan dari mulut sampai anus. Sistem saraf: organ otak dan sarafsaraf tepi. Sistem reproduksi: organ ganoad jantan dan betina (Tim dosen, 2011).
Page 3
II.
METODE KERJA
a. Alat dan bahan
Alat
Pinset
Jumlah
1 buah
Bahan
Ikan mujair
Jumlah
1 ekor
Jangka sorong
1 buah
Ikan mas
1 ekor
Baki plastik
1 buah
Ikan patin
1 ekor
Lup
1 buah
Sarung tangan
1 pasang
b. Cara kerja
Ikan mujair,
ikan mas
dan ikan bentuk
patin sirip, sisik, jumlah pada gurat
- Diamati
morfologi:
sisi, tipe mulut bentuk gigi, bentuk badan struktur lengkung
insang, jumlah sisik insang, sisik melintang badan, sisik
didepan sirip dorsal
Hasil
III.
HASIL PENGAMATAN
Klasifikasi Ikan Mujair
Kingdom : Animalia
a : 118 mm
Pengukuran
g : 63 mm
Filum
: Chordata
b : 90 mm
h : 8 mm
Kelas
: Actinopeterygi
c : 33 mm
i : 14 mm
Ordo
: Ferciformes
C : 61 mm
j : 35 mm
Page 4
Family
: Chichlidae
D : 10 mm
Genus
: Oreochromis
e : 7 mm
Spesies
: Oreochromis mossambicus
f : 14 mm
k:
mm
( Patoeh, 2011).
Gambar keseluruhan
(sumber : Pribadi)
Gambar Literatur
Page 5
Bentuk gigi:
Bentuk badan : Flattened
Struktur lengkung insang:
Jumlah sisik insang : 24 buah
(sumber : Patoeh. 2011)
a : 5,6 mm
Pengukuran
g : 0,9 mm
Filum
: Chordata
b : 4,4 mm
h : 0,4 mm
Kelas
: Osteichthyes
c : 1,5 mm
i : 1,3 mm
Ordo
: Cypriniformes
C : 3 mm
j : 4,3 mm
Family
: Cyprinidae
d : 0,8 mm
k : 0,17 mm
Genus
: Cyprinus
e : 0,4 mm
Spesies
f : 0,9 mm
2012).
LAPORAN KARAKTERISTIK IKAN
Page 6
Gambar keseluruhan
(sumber : Pribadi)
Gambar Literatur
Page 7
a : 12,5 mm
Pengukuran
g : 5,5 mm
Filum
: Chordata
b : 1,5 mm
h : 1 mm
Kelas
: Pisces
c : 4,9 mm
i : 3,1 mm
Ordo
: Ostariophysi
C : 6,9 mm
j : 9,7 mm
Family
: Schilbeidae
d : 1,4 mm
k : 3,2 mm
Genus
: Pangasius
e : 1,2 mm
Spesies
: Pangasius hypophthalmus
f : 1,7 mm
(Fauzi, 2010).
Gambar keseluruhan
Page 8
(sumber : Pribadi)
Gambar Literatur
IV.
PEMBAHASAN
Page 10
pada sisik melintang badan 6 sisik dan sisik didepan sirip dorsal berjumlah 6 sisik.
Panjang total ikan mujair ini 118 mm, panjang standar 90 mm, panjang kepala 33
mm, jumlah gurat sisi 61 mm, panjang batang ekor 10 mm, panjang moncong ikan
mujair 7 mm, tinggi sirip punggang 14 mm, panjang pangkal sirip punggung 63 mm,
dimeter mata 8 mm, tinggi batang ekor 14 mm, lebar badan ikan mujair 35 mm, dan
panjang sirip dada 4,5 mm.
Ikan mujair merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih dengan
warna abu-abu, coklat atau hitam. Ikan mujair hidup secara berkelompok. Tempat
hidup ideal untuk ikan mujair adalah diperairan tenang seperti bendungan, sungai dan
danau air tawar. Meskipun ikan mujair dapat dipelihara di dalam akuarium, mereka
tidak akan tumbuh secepat ikan mujair yang dibesarkan di kolam atau alam terbuka.
Ikan ini berasal dari perairan Afrika dan pertama kali di Indonesia ditemukan oleh
bapak Mujair di muara sungai Serang pantai selatan Blitar Jawa Timur pada tahun
1939. Ikan mujair mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam/salinit as.
Jenis ikan ini mempunyai kecepatan pertumbuhan yang relatif lebih cepat, tetapi
setelah dewasa percepatan pertumbuhannya akan menurun. Panjang total maksimum
yang dapat dicapai ikan mujair adalah 40 cm.
Ikan Mujair merupakan ikan yang mempunyai bentuk pipih kesamping
memanjang. Mata kelihatan menonjol dan relatif kecil dengan bagian tepi mata
berwarna putih badan relatif lebih tipis dan tidak kekar dibandingkan ikan Nila. Garis
lateralis (gurat sisi ditengah tubuh) terputus dan dilanjutkan dengan garis terletak
lebih bawah (Affandi, 1992).
Bentuk tubuh ikan Mujair simetris bilateral, namun jika dikelompokkan dalam
beberapa bentuk daseir maka dapat dikatakan pipih (compress) karena lebar tubuh
relatif besar dibanding dengan tinggi tubuh. Bagian-bagian tubuh ikan mujair yaitu
terdiri bagian kepala, badan dan ekor, mempunyai sirip dorsal, sirip ekor, sirip dada,
sirip perut, sirip anal, mulut, lubang hidung, operkulum, preoperkulum, rahang atas
Page 11
dan rahang bawah. Sirip ekornya berbentuk agak membundar (rounded), posisi mulut
terminal yakni rahang atas dan rahang bawah relatif sama panjang, kemudian posisi
sirip perut terhadap sirip dada turosik karena sirip perut berada dibawah sirip dada,
tipe sirip dorsal tunggal dan memiliki linea literalis (gurat sisi) guna sebagai alat
pendeteksi keadaan lingkungan dan Ormoregulasi (Cahyono, 2002).
Pada ikan mas yang telah diamati secara morfologinya bahwa sirip forked,
memiliki rumus sirip yaitu pada sirip punggung VVII;XI sedangkan pada sirip
dubur . Bentuk sirik sikloidjumlah pada gurat sisi yang berada pada bagian tubuhnya
27. Tipe mulut ikan mas superior. Bentuk badan Flattened. Jumlah sisik saring 25
sisik, sisik melintang badan 8 sisik serta sisik disepan sisik dorsal 8 sisik. Panjang
total ikan mas ini 5,6 mm, panjang standar 4,4 mm, panjang kepala 1,5 mm, panjang
jumlah gurat sisi 3 mm, panjang batang ekor 0,8 mm, panjang moncong ikan mas 0,4
mm, tinggi sirip punggang 0,9 mm, panjang pangkal sirip punggung 0,9 mm,
diameter mata 0,4 mm, tinggi batang ekor 1,3 mm, lebar badan ikan mujair 4,3 mm,
dan panjang sirip dada 0,7 mm.
Ikan mas (Cyprinus carpio, L) berasal dari Cina dan Rusia. Dari Negara asalnya
ikan ini kemudian menyebar ke daerah Eropa serta Negara-negara Asia Timur dan
Selatan pada abad pertengahan. Di Indonesia, ikan mas mulai dikenpertama kali di
daerah Galuh, Ciamis, Jawa Barat sekitar tahun 1810, kemudian berkembang di
beberapa daerah di Indonesia. Penyebaran ikan mas ke berbagai daerah di Indonesia
begitu cepat. Cepatnya proses penyebaran ini tidak terlepas dari cara pemeliharaan
dan pembudidayaan ikan mas yang tergolong mudah. Selain itu, didukung oleh
sifatnya yang tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan. Ikan mas (Cyprinus
carpio, L) berasal dari Cina dan Rusia. Dari Negara asalnya ikan ini kemudian
menyebar ke daerah Eropa serta negara-negara Asia Timur dan Selatan pada abad
pertengahan. Di Indonesia, ikan mas mulai dikenal pertama kali di daerah Galuh,
Ciamis, Jawa Barat sekitar tahun 1810, kemudian berkembang di beberapa daerah di
Indonesia. Penyebaran ikan mas ke berbagai daerah di Indonesia begitu cepat.
LAPORAN KARAKTERISTIK IKAN
Page 12
Cepatnya proses penyebaran ini tidak terlepas dari cara pemeliharaan dan
pembudidayaan ikan mas yang tergolong mudah. Selain itu, didukung oleh sifatnya
yang tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan (Khairuman dkk., 2002).
Secara umum ikan mas mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan memipih
tegak (compressed). Mulut terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan
(prootaktil). Di bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Di ujung dalam
mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang bersusun dari tiga baris
gigi geraham. Hampir seluruh bagian tubuh ikan mas ditutupi sisik, kecuali beberapa
varietas yang memiliki sedikit sisik. Sisik ikan mas berukuran relatif besar dan
digolongkan ke dalam sisik tipe lingkaran (sikloid). Sirip punggung (dorsal)
berukuran memanjang dan bagian belakangnya berjari keras. Sementara itu, sirip
ketiga dan keempat bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan
permukaan sirip perut (ventral). Tipe sirip dubur (anal) mirip dengan sirip punggung,
yakni berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi. Garis rusuk atau gurat sisi (linea
lateralis) pada ikan tergolong lengkap, berada di pertengahan tubuh melintang dari
tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor. Rahang dengan gigi-gigi kecil
berbentuk kerucut (Rochdianto, 2007).
Ikan mas ini merupakan ikan pemakan organisme hewan kecil atau renik ataupun
tumbuh-tumbuhan (omnivore). Kolam yang di bangun dari tanah banyak
mengandung pakan alami, ikan ini mengaduk Lumpur, memangsa larva insekta,
cacing-cacing mollusca. Pada umumnya ciri morfologi ikan mas adalah memiliki
bentuk tubuh Bilateral Simetris, bentuk demikian berarti terdiri atas dua belahan yang
sama, apabila tubuh dibelah dua belahan yang sama. Bentuk dan posisi mulutnya
Terminal
yaitu
terletak
di
ujung
hidung.
Mulut
ikan
mas
dapat
Page 13
Pada ikan mas tidak terdapat ciri khusus. Terdapat operkulum, properkulum dan sirip
dada (Djarijah, 2001).
Menurut Bachtiar (2002) ikan mas mempunyai sirip punggung dengan jari-jari
keras yang tidak sejajar dengan sirip perut memanjang kebelakang dan berakhir
sejajar dengan bagian sirip anus. Tubuh berbentuk pipih memanjang, lipatan mulut
dan bibir tipis, memiliki satu atau dua sepasang kumis. Ikan mas memiliki mulut di
ujung kepala dan pada sudut-sudut mulut terdapat dua pasang sungut peraba. Sirip
punggung mempunyai 4 jari-jari keras dan 16-18 jari-jari lunak dan 8 jari-jari lunak.
Sirip dada mempunyai 1 jari-jari keras dan 13-16 jari-jari lunak, jumlah sisi pada
gurat sisi antara 33-37 buah.
Pada ikan patin bentuk dari sirip yaitu forked, ikan patin memiliki sirip punggung
dengan rumus sirip V dan pada sirip dubur rumus siripnya
memiliki sisik, bagian tubuhnya halus, serta tidak memiliki gurat sisi pada badannya.
Bentuk badan ikan patin adalah flattened jumlah sisik insang ada 11 sisik. Panjang
total ikan patinini 12,5 mm, panjang standar 1,5 mm, panjang kepala 4,9 mm, jumlah
gurat sisi 6,9 mm, panjang batang ekor 1,4 mm, panjang moncong ikan patin 1,2 mm,
tinggi sirip punggang 1,7 mm, panjang pangkal sirip punggung 5,5 mm, dimeter mata
1 mm, tinggi batang ekor 3,1 mm, lebar badan ikan mujair 9,7 mm, dan panjang sirip
dada 3,2 mm.
Jenis ikan tawar ini banyak terdapat di sungai-sungai Tropis Asia. Di Indonesia
ikan Patin banyak ditemukan di wilayah: sungai Batang Hari (Jambi), sungai Kampar
(Riau), sungai Musi (Palembang). Ikan ini mampu bertahan hidup pada perairan yang
kondisinya sangat jelek dan akan tumbuh normal di perairan yang memenuhi
persyaratan ideal sebagaimana habitat aslinya. Kandungan oksigen (O2) yang cukup
baik untuk kehidupan ikan patin berkisar 2-5 ppm dengan kandungan karbondioksida
(CO2) tidak lebih 12,0 ppm. Nilai pH atau derajat keasaman adalah 7,2-7,5,
konsentrasi sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) yang masih dapat ditoleransi oleh ikan
Page 14
patin yaitu 1 ppm. Keadaan suhu air yang optimal untuk kehidupan ikan patin antara
20C-29C. Ikan patin lebih menyukai perairan yang memiliki fluktuasi suhu rendah.
Kehidupan ikan patin mulai terganggu apabila suhu perairan menurun sampai 14C15C ataupun meningkat diatas 35C. Aktivitas patin terhenti pada perairan yang
suhunya dibawah 6C atau diatas 42C (Djariah, 2001).
Djariah (2001) mengemukakan, ikan patin memiliki ciri-ciri antara lain sebagai
berikut: dua sengat di kiri kanan, satu dibelakang, tidak bersisi lembut, mulut lebar
seperti lele. Ikan patin memiliki warna tubuh putih keperak-perakan dan punggung
kebiru-biruan, bentuk tubuh memanjang, kepala relatif kecil. Ujung kepala terdapat
mulut yang dilengkapi dua pasang sungut pendek.
Susanto dan Amri (2002) menambahkan, pada sirip punggung memiliki sebuah
jari-jari keras yang berubah menjadi patil yang bergerigi dan besar di sebelah
belakangnya. Sirip ekor membentuk cagak dan bentuknya simetris. Ikan patin tidak
mempunyai sisik, sirip dubur relatif panjang yang terletak di atas lubang dubur
terdiri dari 30-33 jari-jari lunak sedangkan sirip perutnya memiliki enam jari-jari
lunak. Sirip dada mempunyaii 12-13 jari-jari lunak dan sebuah jarijari keras yang
berubah menjadi senjata yang dikenal dengan patil. Di bagian permukaan punggung
ikan patin terdapat sirip lemak yang berukuran kecil.
V.
KESIMPULAN
Page 15
forked, pada ikan patin tidak terdapat sisik, tipe mulut terminal, bentuk badan
flattened dan warna tubuh putih keperak-perakan dan punggung kebiru-biruan.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Asmawi, S. 1983. Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba. Gramedia. Jakarta.
Bachtiar, Y. 2002. Pembesaran Ikan Mas di Kolam Perkarangan. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Cahyono, B. 2002. Budidadaya Air Tawar. Kanisius. Yogyakarta.
Djariah, A.S. 2001. Budi Daya Ikan Patin. Kanisius. Yogyakarta.
Fauzi. 2010. Klaisfikasi ikan patin
[http://ahmadfauzibratasena.wordpress.com/2010/06/14/21/] <20/11/1013
09.00>
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Vertebrata. Sinar Wijaya. Surabaya.
Kimball, J.W. 1983. Biologi Edisi kelima jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Khairuman dan Amri, K. 2002. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Konishi, Y. 2008. Morphological Characters Useful for Laval Fish Identification
and Fish Taxonomy. SEAFDEC. MFRDMD. Developmental Stages of Bany
Fish.
Leni. 2012. Klasifikasi ikan mas
[http://leniblogs.blogspot.com/2012/12/taksonomi-ikan-mas.html]
Page 16
<20/11/2013 09.17>.
Mukayat, Djaburoto. 1984. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta.
Patoeh. 2011. Kalsifikasi ikan mujair
[http://www.scribd.com/doc/3089783/ikan-mujair] <20/11/2013 09.09>.
Richard. 1984. College Zoology. Macmillan Publishing Co. Inc. New York
Rochdianto, A. 2007. Kiat Budidaya Ikan Mas di Lahan Kritis. Penebar Swadaya.
Jakarta. 72-80 hal
Storer, T.I dan R.L. Usinger. 1957. General Zoology. Mc. Graw-Hill book
Company. New York.
Susanto, H dan Amri, K. 2002. Budi Daya Ikan Patin. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tim Dosen. 2011. Penuntun Praktikum Taksonomi Vertebrata. UIN Makassar.
Makassar.
Winatasasmita, Djamhur. 1988. Sistematika Vertebrata Pisces. Biologi FMIPA
IKIP. Bandung.
Page 17