BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Biologi perikanan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari keadaan ikan sejak
individu ikan tersebut menetas (hadir ke alam) kemudian makan, tumbuh, bermain,
bereproduksi, dan akhirnya mengalami kematian, baik kematian secara alami ataupun
dikarenakan faktor-faktor lain.
Ilmu pengetahuan biologi perikanan ini menguraikan tentang struktur organisme ikan
(morfologi), struktur tubuh ikan (anatomi), faktor kimia dan fisika pada ikan (fisiologi), dan
proses beserta kebiasaan kehidupannya, sehingga pengetahuan biologi perikanan ini
merupakan pengetahuan dasar ketika mendalami pengetahuan dinamika populasi ikan,
pengembangan spesies ikan untuk dikelola menjadi ikan budidaya dan upaya pelestarian
spesies ikan yang akan mengalami kepunahan di perairan alaminya.
Ikan adalah binatang bertulang belakang (vertebrata) yang hidup dalam air, berdarah dingin
(poikilotherm), umumnya bernapas dengan insang, mempunyai sirip untuk bergerak dan
mempunyai gurat sisi untuk mengatur keseimbangan badannya di saat ikan tersebut bergerak.
Sebagian besar ikan hidup di perairan laut sedangkan sebagiannya kecilnya lagi hidup di
perairan darat.
1.2 TUJUAN
Penyusunan makalah Biologi Perikanan ini antara lain bertujuan:
Untuk mengetahui pengertian Biologi Perikanan,
Untuk mengetahui tentang Morfologi ikan,
Untuk mengetahui tentang Anatomi ikan,
Untuk mengetahui tentang Fisiologi ikan, dan
Untuk mengetahui Lingkungan Hidup ikan.
1.3 MANFAAT
Manfaat makalah Biologi Perikaanan ini antara lain agar kita:
Dapat mengetahui pengertian Biologi Perikanan,
Dapat mengetahui tentang Morfologi ikan,
Dapat mengetahui tentang Anatomi ikan,
Dapat mengetahui tentang Fisiologi ikan, dan
Dapat mengetahui Lingkungan Hidup ikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MORFOLOGI IKAN
Morfologi ikan adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur organisme ikan.
A. Bagian tubuh ikan
Pada umumnya tubuh ikan terbagi atas tiga bagian, yaitu :
1. Bagian kepala (caput),
Bentuk kepala dimulai dari ujung mulut terdepan sampai dengan ujung tutup insang paling
belakang.
Pada bagian ini terdapat mulut, rahang atas, rahang bawah, gigi, sungut, hidung, mata,
insang, tutup insang, otak, jantung, dan sebagainya.
Selain itu ada beberapa jenis ikan yang mempunyai bentuk non-simetris bilateral, yaitu
apabila tubuh ikan tersebut di belah menjadi dua secara membujur/memanjang maka belahan
tubuh sebelah kanan tidak sama dengan belahan tubuh sebelah kiri.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Ikan Sebelah ( psettodes erumei ), dan
Ikan Lidah ( Cynoglossus bilineatus )
C. Kepala Ikan
Kepala ikan umumnya tidak bersisik, tetapi ada juga yang bersisik. Bagian-bagian kepala
ikan yang penting adalah:
1. Tulang-tulang tambahan tutup insang.
Jika dilihat dari arah luar, celah insang tertutup oleh tutup insang (apparatus opercularis).
Tulang-tulang tutup insang terdiri dari:
Os operculare, berupa tulang yang paling besar dan letaknya paling dorsal.
Os preoperculare, berupa tulang sempit yang melengkung seperti sabit dan terletak di depan
sekali.
Os interoperculare, juga merupakan tulang yang sempit dan terletak di antara os operculare
dan os preoperculare.
Os suboperculare, bagian tulang yang terletak di bawah sekali.
Pada bagian bawah tulang-tulang penutup insang terdapat suatu selaput tipis yang menutupi
tulang-tulang di atasnya, disebut membrana branchiostega. Membrana ini diperkuat oleh radii
branchiostega yaitu berupa tulang-tulang kecil yang terletak pada bagian ventral dari
pharynx.
2. Bentuk mulut.
Ada berbagai macam bentuk mulut ikan dan hal tersebut berkaitan erat dengan jenis makanan
yang dimakannya. Bentuk mulut ikan dapat dibedakan atas:
Bentuk tabung (tube like), misalnya pada ikan Tangkur Kuda (Hippocampus histrix)
Bentuk paruh (beak like), misalnya pada ikan Julung-julung (Hemirhamphus far)
Bentuk gergaji (saw like) misalnya pada ikan Cucut Gergaji (Pristis microdon)
Bentuk terompet, misalnya pada Campylomormyrus Elephas.
Berdasarkan dapat tidaknya mulut ikan tersebut disembulkan, maka bentuk mulut ikan dapat
dibedakan atas:
Mulut yang dapat disembulkan, misalnya pada ikan Mas (Cyprinus carpio carpio)
Mulut yang tidak dapat disembulkan, misalnya pada ikan Lele (Clarias batrachus)
3. Tipe Mulut
Mulut ikan memiliki berbagai bentuk dan posisi yang tergantung dari kebiasaan makan dan
kesukaan pada makanannya (feeding dan foot habits). Perbedaan bentuk dan posisi mulut ini
juga kadang diikuti dengan keberadaan gigi dan perbedaan bentuk gigi pada ikan. Bentuk,
ukuran dan letak mulut tersebut menggambarkan habitat ikan tersebut.
Ikan-ikan yang berada di bagian dasar mempunyai bentuk mulut yang subterminal sedangkan
ikan-ikan pelagik dan ikan pada umumnya mempunyai bentuk mulut yang terminal. Ikan
pemakan plankton mempunyai mulut yang kecil dan umumnya tidak dapat ditonjolkan ke
luar. Pada rongga mulut bagian dalam biasanya dilengkapi dengan jari-jari tapi insang yang
panjang dan lemas untuk menyaring plankton. Umumnya mulut ikan pemakan plankton tidak
mempunyai gigi. Ukuran mulut ikan berhubungan langsung dengan ukuran makanannya.
Ikan-ikan yang memakan invertebrata kecil mempunyai mulut yang dilengkapi dengan
moncong atau bibir yang panjang. Ikan dengan mangsa berukuran besar mempunyai
lingkaran mulut yang fleksibel.
Berdasarkan letaknya, mulut pada ikan terbagi atas beberapa tipe, yaitu :
a. Terminal
Terminal yaitu mulut yang terletak di ujung kepala menghadap ke depan.
Contoh ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain:
Ikan Tambangan (Lutjanus johni), dan
Ikan Mas (Cyprinus carpio carpio)
b. Sub terminal
Sub terminal yaitu mulut yang terletak sejajar kepala menghadap ke depan.
Contoh ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain:
Ikan Kuro/Senangin (Eleutheronema tetradactylum), dan
Ikan Setuhuk Putih (Makaira indica).
c. Superior
Superior yaitu mulut yang terletak di bagian agak atas ujung kepala.
Contoh ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain:
Ikan julung-julung (Hemirhamphus far), dan
Ikan Kasih Madu (Kurtus indicus).
d. Inferior
Inferior yaitu mulut yang terletak di bagian agak bawah ujung kepala.
Contoh ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain:
Ikan Pare Kembang (Neotrygon kuhlii), dan
Ikan Cucut (Chaenogaleus macrostoma).
4. Letak sungut.
Sungut ikan berfungsi sebagai alat peraba dalam mencari makanan dan umumnya terdapat
pada ikan-ikan yang aktif mencari makan pada malam hari (nokturnal) atau ikan-ikan yang
aktif mencari makan di dasar perairan.
Ikan-ikan yang memiliki sungut antara lain:
Ikan Sembilang (Plotosus canius),
Ikan Lele (Clarias batrachus), dan
Ikan Mas (Cyprinus carpio carpio).
Letak dan jumlah sungut juga berguna untuk identifikasi. Letak, bentuk, dan jumlah sungut
berbeda-beda. Ada yang terletak pada hidung, bibir, dagu, sudut mulut, dan sebagainya.
Bentuk sungut dapat berupa rambut, pecut/cambuk, sembulan kulit, bulu, dan sebagainya.
Ada ikan yang memiliki satu lembar sungut, satu pasang, dua pasang, atau beberapa pasang.
5. Sisik
Sisik diistilahkan sebagai rangka dermis, karena sisik dibuat di dalam lapisan dermis. Seluruh
badan ikan umumnya mempunyai sisik (squama). Sisik berhubungan dengan rangka luar
(exoskeleton). Sisik atau squama membentuk rangka luar terutama pada ikan-ikan primitif,
misalnya pada ikan tangkur kuda (Hippocampus histrix) yang memiliki sisik sangat keras.
Sisik pada ikan berfungsi sebagai penutup bagian tubuh ikan. Selain itu ada juga ikan yang
tak bersisik, kebanyakan dari sub-ordo Siluroidea, contohnya ikan Jambal (Pangasius
pangasius) dan ikan belut (Monopterus albus) dari family Synbranchidae.
Berdasarkan jenis bahan dan bentuknya, sisik dibedakan menjadi :
a. Sisik placoid
Terdapat pada ikan yang bertulang rawan (Chondrichthyes). Bentuknya hampir mirip dengan
bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar. Bagian yang menonjol seperti duri
keluar dari epidermis.
b. Sisik cosmoid
Terdapat pada ikan fosil dan ikan primitif.
Dari luar sisik ini terdiri dari beberapa lapis, yaitu :
Vitrodentine (dilapisi semacam enamel)
Cosmine (lapisan kuat dan non-seluler)
Isopedine.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk sisik seperti ini antara lain:
Latimeria chalumnae.
c. Sisik ganoid
Dari luar sisik ini juga terdiri dari beberapa lapis, yaitu :
Ganoine (Terdiri dari garan-garam an-organik)
Lapisan yang seperti lapisan cosmoine
Isopedine
Bentuk tubuh seperti belah ketupat. Banyak terdapat pada ikan dari golongan Actinopterygii.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Polypterus,
Lepisostidae,
Acipencoridae,
Polyodontidae
d. Sisik cycloid
Disebut juga sisik lingkar, karena mempunyai bentuk bulat, tipis, transparan, dan lingkaran
pada bagian belakang bergigi. Umumnya terdapat pada ikan yang berjari-jari sirip lemah
(Malacopterygii).
e. Sisik ctenoid
Sisik cikloid dan sisik ctenoid kepipihannya tereduksi menjadi sangat tipis, fleksibel,
transparan, dan tidak mengandung dentine atau enamel. Bagian sisik yang menempel pada
tubuh hanya sebagian. Berbentuk seperti sisir, ditemukan pada ikan yang berjari-jari sirip
keras (Acanthopterygii)
D. Anggota Gerak
Anggota gerak pada ikan berupa sirip-sirip. Ikan dapat bergerak dan berada pada posisi yang
diinginkannya karena adanya sirip-sirip tersebut.
Sirip ikan terdiri dari tiga jenis jari-jari sirip yang hanya sebagian atau seluruhnya dimiliki
oleh spesies ikan, yaitu :
1. Jari-jari sirip keras
Merupakan jari jari sirip yang tidak berbuku-buku dan keras.
2. Jari jari sirip lemah
Merupakan jari jari sirip yang dapat ditekuk, lemah, dan berbukubuku.
3. Jari jari sirip lemah mengeras
Merupakan jari jari sirip yang keras tetapi berbuku-buku.
Pada beberapa jenis ikan, ada sirip yang mengalami modifikasi menjadi semacam alat peraba,
penyalur sperma, penyalur cairan beracun, dan lain-lain, misalnya:
Ikan gurami (Osphronemus gouramy) mempunyai sirip perut yang bermodifikasi menjadi alat
peraba.
Sirip punggung pertama pada ikan remora (Remora remora) berubah fungsinya menjadi alat
penempel.
Jari-jari mengeras sirip dada ikan lele (Clarias batrachus) berfungsi sebagai alat penyalur
cairan beracun.
Ikan terbang (Hyrundichthys oxycephalus) memiliki sirip dada yang sangat panjang sehingga
ikan ini dapat terbang di atas permukaan air.
Setiap sirip disusun oleh “membrana”, yaitu suatu selaput yang terdiri dari jaringan lunak,
dan “radialia” atau “jari-jari sirip” yang terdiri dari jaringan tulang atau tulang rawan.
Radialia ini ada yang bercabang dan ada pula yang tidak, tergantung pada jenisnya.
Pada bagian tengah badan ikan, sebelah kanan dan kiri, mulai dari kepala sampai ke pangkal
ekor, terdapat suatu bangunan yang kelihatannya seperti garis gelap yang memanjang, yang
disebut garis rusuk atau gurat sisi (linea lateralis). Garis rusuk dapat ditemukan baik pada
ikan yang mempunyai sisik maupun tidak bersisik. Pada ikan yang bersisik, garis rusuk ini
dibentuk oleh sisik yang memiliki pori-pori. Garis rusuk berfungsi untuk mengetahui
perubahan tekanan air yang terjadi sehubungan dengan aliran arus air, dan untuk
mengidentifikasi lingkungan sekitarnya.
Ada dua tindakan pengamatan yang dilakukan untuk mengamati anatomis ikan yaitu:
Inspectio = mengamati dengan tidak mempergunakan alat bantu.
Sectio = membuka dinding badan untuk mengamati bagian dalam tubuh ikan.
A. Jantung
Jantung ikan berfungsi sebagai alat transportasi enzim, nutrisi, oksigen, karbondioksida,
garam-garam, antibodi (kekebalan) dan senyawa N dari tempat asal ke seluruh bagian tubuh
ikan. Jantung ikan terletak di perikardial disebelah posterior insang. Kontraksi otot jantung
ikan yang ditimbulkan sebagai sarana nengkonversi energi kimiawi menjadi energi mekanik
dalam bentuk dan aliran darah.
B. Gelembung Renang
Ikan bisa mengapung di air dengan mudah karena memiliki organ yang disebut gelembung
renang. Gelembung renang berisi gas (oksigen dan nitrogen), yang bisa menetralkan berat
ikan sehingga sama dengan berat jenis air sekitarnya. Udara masuk dan keluar melalui mulut
dan esophagus ikan, sehingga gelembung renang bisa mengembang dan mengempis. Tetapi
beberapa ikan mengisi udara pada gelembung renangnya melalui pembuluh darah. Pada jenis
ikan tertentu gelembung renang juga berpungsi sebagai alat pendengaran, karena gelembung
renangnya berhubungan dengan sistim pendengaran melalui rangkaian tulang kecil yang
disebut tulang weber.
C. Telinga Ikan
Telinga ikan terletak didalam tengkorak dan tak terlihat dari luar. Tidak hanya berpungsi
sebagai alat pendengar, tetapi juga bisa membantu merasakan perubahan arah dan kecepatan
saat berenang. Telinga dalam ikan meliputi 3 saluran melingkar yang peka terhadap
perubahan tekanan. Dipangkal saluran terdapat otolit, yaitu tulang padat yang terapung dalam
cairan. Otolit akan tenggelam dalam cairan saat tubuh ikan terkena gelombang bunyi. Ketika
tenggelam oyolit menyentuh sel rambut indra yang selanjut nya mengirimkan implus ke
dalam otak.
D. Mata Ikan
Ikan mempunyai mata dikedua sisi kepalanya yang bisa mengawasi keadaan sekitarnya. Hal
itu memberikan perlindungan lebih pada ikan dari pemangsa. Ikan memiliki pandangan 3
dimensi yang sempit, ikan memfokuskan pandangan pada benda yang ada didepan nya
dengan menggerakkan lensanya maju dan mundur. Gerakan ini dilakukan oleh otot yang
bernama tetraktor lentis. Untuk melihat benda jauh, tetraktor lentis berkontraksi sehingga
lensa tertarik ke belakang. Untuk melihat benda dekat , tetraktor lentis akan melakukan
relaksasi sehingga lensa maju mendekati moncong.
E. Insang
Ikan bernapas dengan menggunakan insang, terdiri atas tulang yang menopang filamen-
filamen. Tiap filamen terdapat lamela-lamela yang mengandung ratusan pembuluh darah
kapiler. Air yang mengalir melalui insang langsung dihisap oksigennya oleh arteri menuju ke
jantung. Darah yang mengandung karbon dioksida di alirkan ke lamela oleh vena keluar
tubuh.
Ada hubungan yg sangat erat antara ke-10 sistem anatomi tersebut, misalnya :
menentukan cara bergeraknya mempengaruhi bentuk tubuh
sistem urat daging dan sistem rangka
O2 dari perairan ditangkap oleh sistem pernafasan dan peredaran darah dibawa ke seluruh
tubuh melalui darah, darah dipertukarkan dg CO2
2. Kelenjar Lendir
Kelenjar lendir berfungsi untuk mengeluarkan lendir
Fungsi lendir yaitu:
1. mencegah gesekan badan dengan air, mempercepat gerakan
2. mencegah keluar-masuk air melalui kulit
3. mencegah infeksi
4. menutup luka
5. mencegah kekeringan (pada ikan paru-paru)
membuat sarang (pada spesies ikan tertentu)
3. Kelenjar Racun
Kelenjar racun yaitu kelenjar modifikasi dari kelenjar lender. Pada spesies-spesies tertentu
letaknya berbeda-beda. Ada yang letaknya di sirip-sirip atau ditempat-tempat lain. Fungsi
kelenjar racun yaitu untuk pertahanan diri, menyerang, dan mencari makan.
Fungsi otot pada ikan yaitu untuk menggerakkan tubuh, sirip, rongga mulut, dan organ-organ
lainnya.
Pada ikan ada modifikasi urat daging, menjadi organ listrik pada ± 250 spesies ikan terutama
ikan-ikan laut, di daerah tropis dan sub-tropis. Fungsinya untuk pertahanan diri (voltase
listrik yg dihasilkan tinggi) dan untuk mencari makan (voltase rendah).
D. SISTEM PENCERNAAN
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui cara fisik dan kimia, sehingga
menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke
seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah.
Saluran pencernaan terdiri dari banyak organ, antara lain:
hati,
empedu,
pankreas
lambung
esofagus
mulut/rongga mulut,
usus
Juga terdiri dari beberapa organ tambahan, seperti:
kelenjar hati,
kelenjar empedu, dan
kelenjar pancreas
Terdiri juga dari beberapa organ pelengkap, seperti:
sungut,
gigi, dan
tapis insang.
Menurut jenis makanannya, ikan digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Karnivora (pemakan daging seperti ikan-ikan kecil),
2. Herbivora (pemakan tumbuhan seperti plankton, tanaman air, dsb), dan
3. Omnivora (pemakan daging dan tumbuhan (campuran)).
Jenis makanan ikan dan cara makannya dapat diduga dari :
bentuk mulut dan posisi mulut
tipe gigi (canin, incisor, dsb)
tulang-tulang tapis insang (rapat, panjang, halus, dsb)
perbandingan antara panjang usus dengan panjang tubuhnya.
Untuk efektivitas sistem pencernaan, terdapat modifikasi-modifikasi pada lambung (misalkan
belanak) dan pada usus (misal pada ikan hiu). Dengan mengetahui jenis makanan alami dan
cara makannya, maka dapat diterapkan pada usaha budidaya ikan.
E. SISTEM SIRKULASI (PEREDARAN DARAH)
Sistem sirkulasi pada ikan berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 dari perairan ke
sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat-zat nutrisi, garam-garam,
hormon, dan anti bodi serta mengangkut CO2 dari dalam usus, kelenjar-kelenjar, insang, dan
sebagainya, keluar tubuh.
Sistem sirkulasi terdiri dari beberapa organ, yaitu:
jantung,
pembuluh nadi (aorta, arteri) dan pembuluh balik (vena), dan
kapiler-kapiler darah.
Jantung ikan berfungsi sebagai pemompa/pengedar darah (plasma darah dan butir-butir
darah) ke seluruh bagian tubuh.
Adapun bagian-bagian dari jantung ikan adalah:
Atrium – berdinding tipis
Ventrikal – berdinding tebal, sebagai pemompa darah
Bulbus arteriosus
Sebelum atrium, terdapat sinus venosus (SV) yang mengumpulkan darah berkadar CO2
tinggi, berasal dari organ-organ tertentu. Darah dari SV masuk ke dalam atrium melalui katup
sinuautrial, dari atrium darah masuk ke dalam ventricle melalui katup atrioventricular. Dari
ventrikel darah ditekan dengan daya pompa padanya, menuju ke arah aorta ventralis, menuju
ke insang. Di insang terjadi pertukaran O2 dengan CO2 (pada sistem pernafasan) dan
seterusnya darah dengan kandungan O2 tinggi diedarkan ke daerah kepala, ke bagian dorsal,
ke ventral, dan ekor kembali ke jantung setelah mengedarkan nutrisi dsb, dan kemudian
kembali ke jantung.
F. SISTEM PERNAFASAN
Sistem pernafasan pada ikan berfungsi untuk pertukaran CO2 (sisa-sisa proses metabolisme
tubuh yg harus dibuang) dengan O2 (berasal dari perairan, dibutuhkan tubuh untuk proses
metabolisme dsb).
Mekanisme pernafasan pada ikan dimulai dengan pertukaran gas CO2 dan O2 yang terjadi
secara difusi ketika air dari habitat yang masuk melalui mulut terdorong ke arah daerah
insang. O2 yang banyak dikandung di dalam air akan diikat oleh hemoglobin darah,
sedangkan CO2 yang dikandung di dalam darah akan dikeluarkan ke perairan. Darah yang
sudah banyak mengandung O2 kemudian diedarkan kembali ke seluruh organ tubuh dan
seterusnya.
2. Aktivitas ikan
Ikan-ikan yang aktif berenang membutuhkan lebih banyak O2 dari pada ikan-ikan yang tidak
aktif berenang.
3. Jenis kelamin
Ikan betina membutuhkan lebih banyak O2 dari pada ikan jantan.
4. Stadia reproduksi.
Hormon dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar hormon, antara lain hormon pertumbuhan, hormon
reproduksi, hormon ekskresi & osmoregulasi.
Sistem Osmoregulasi pada ikan yaitu sistem pengaturan keseimbangan tekanan osmotik
cairan tubuh (air dan darah) ikan dengan tekanan osmotik habitat (perairan).
Organ-organ dalam sistem osmoregulasi antara lain:
Kulit,
Insang,
Lapisan tipis mulut, dan
Ginjal
Ginjal teletak di atas rongga perut, di luar peritonium, di bawah tulang punggung dan aorta
dorsalis, sebanyak satu pasang, berwarna merah, memanjang.
Fungsi Ginjal, antara lain:
1. Menyaring sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang. Zat-zat yang diperlukan tubuh
diedarkan lagi melalui darah.
2. Mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik
cairan tubuh. Ikan-ikan yang hidup di laut memiliki tekanan osmotic yang berbeda dengan
ikan-ikan yang hidup di perairan tawar. Sehingga struktur dan jumlah ginjalnya juga berbeda,
demikian juga dengan sistem osmoregulasinya.
Organ-organ reproduksi yaitu organ kelamin (gonad) yang menghasilkan sel-sel kelamin
(gamet).
Gonad jantan (testes) ada sepasang (kiri dan kanan) dan menghasilkan spermatozoa,
sedangkan gonad betina (ovarium) menghasilkan telur.
Tipe reproduksi :
Berdasarkan organ kelamin, tipe reproduksi ada 2 macam, yaitu:
1. Biseksual (individu betina terpisah dari individu jantan)
2. Hermafrodit (sel kelamin jantan dan betina terdapat pada satu individu)
Berdasarkan proses pembuahan sel telur oleh spermatozoa, reproduksi ada 2
macam, reproduksi ada 2 macam, yaitu:
1. Eksternal (ovivar)
Ovipar yaitu pembuahan perkembangan embrio terjadi di luar tubuh betina. Jumlah telur
ratusan/ribuan.
2. Internal
Reproduksi internal terbagi 2, yaitu:
a. Vivipar yaitu pembuahan terjadi di dalam tubuh betina. Embrio mendapatkan sari makanan
dari induk sampai menetas
b. Ovovivipar yaitu pembuahan yang memerlukan spermatozoa dan embrio mendapat sari
makanan dari kuning telur. Contohnya ikan seribu (gonopodium) dan ikan cucut (clasper).
2. Membuat sarang
Sarang ikan golongan ini terbuat dari daun-daunan, kayu ataupun pasir. Biasanya ikan yang
menetas di sarang tidak ditunggu oleh induknya.
2. Jenis Ikan Mesopelagic, yaitu Jenis Ikan yg hidup di Zona Mesopelagic. Zona mesopelagic
merupakan suatu Zona kedalaman air yg dihitung mulai dari kedalaman 200 mtr hingga
mencapai kedalaman 1000 mtr.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara lain:
Ikan Lanternfish,
Ikan Opah,
Ikan Longnose Lancetfish,
Ikan Barreleye,
Ikan Sabretooth,
Ikan Hatchetfish, dll..
3. Jenis Ikan Bathypelagic, yaitu Jenis Ikan yg hidup di Zona Bathypelagic. Zona Bathypelagic
merupakan suatu Zona kedalaman air yg dihitung mulai dari kedalaman 1000 mtr hingga
mencapai kedalaman 4000 mtr.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara lain:
Ikan Bristlemouth,
Ikan Viperfish,
Ikan Daggertooth,
Ikan Barracudina, dll..
4. Jenis Ikan Benthopelagic yaitu Jenis Ikan yg hidup di Zona Benthopelagic. Zona
Benthopelagic merupakan suatu Zona kedalaman air yg dihitung mulai dari kedalaman 4000
mtr hingga mencapai beberapa meter diatas Lantai Samudera. Contoh Ikan yang termasuk
kedalam jenis ini antara lain:
Rattail,
Brotula, dll..
5. Jenis Ikan Benthic yaitu Jenis Ikan yg hidup di Zona Benthic atau umumnya disebut jg Ikan
Demersal. Zona benthic merupakan suatu Zona didasar laut atau dgn kata lain Zona di Lantai
Samudera dan Ikan di Zona ini tidak termasuk kedalam Jenis Pelagis.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara lain:
Ikan Pari,
Ikan Flathead,
Ikan Hagfish,
Ikan Lumpfish, dll..
2. Anadrom merupakan suatu proses pemijahan yang dilakukan oleh ikan di air tawar kemudian
dilanjutkan ke perairan laut.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara lain:
Ikan Salmon
BAB III
3.1. Kesimpulan
Biologi perikanan adalah suatu ilmu yang mempelajari keadaan ikan sejak individu ikan
tersebut menetas (hadir ke alam) kemudian makan, tumbuh, bermain, bereproduksi, dan
akhirnya mengalami kematian, baik kematian secara alami ataupun dikarenakan faktor-faktor
lain.
Biologi perikanan ini juga mempelajari tentang morfologi, anatomi, fisiologi, dan lingkungan
hidup ikan. Sehingga biologi perikanan ini merupakan pengetahuan dasar ketika mendalami
pengetahuan dinamika populasi ikan, pengembangan spesies ikan untuk dikelola menjadi
ikan budidaya dan upaya pelestarian spesies ikan yang akan mengalami kepunahan di
perairan alaminya.
Ikan adalah binatang bertulang belakang (vertebrata) yang hidup dalam air, berdarah dingin
(poikilotherm), umumnya bernapas dengan insang, mempunyai sirip untuk bergerak dan
mempunyai gurat sisi untuk mengatur keseimbangan badannya di saat ikan tersebut bergerak.
Ikan-ikan tersebut dimanfaatkan manusia bukan hanya untuk keperluan konsumsi saja, tetapi juga
cukup banyak ikan air tawar yang dijadikan sebagai binatang peliharaan dan dijadikan ikan hias baik
untuk dipelihara di kolam maupun dipelihara didalam akuarium.
Beberapa nama ikan air tawar yang biasa dijadikan ikan konsumsi diantaranya adalah ikan
baung, belida, gabus, gurame, hampala, lele, mas dan ikan sepat.
Sedangkan nama-nama ikan air tawar yang sering dijadikan sebagai ikan hias diantaranya
adalah arwana, cupang, guppy, koi, louhan, pelangi dan ikan sumatra.
Daftar nama-nama ikan air tawar yang lebih lengkap bisa anda lihat dibawah ini yang
disusun berdasarkan alfabet mulai dari A sampai Z dan disertai dengan gambarnya masing-
masing agar anda bisa mengenali ikan tersebut lebih baik.
Ikan air laut
1. Ikan Bandeng
2. Ikan Barakuda
Smber Gambar
fishesofaustralia.net.au
Nama Latin Ikan Baronang lada atau Nama Ilmiah: Siganus stellatus
Ikan Belanak
Ikan Julung-julung
Nama Latin Ikan Kakap Ekor kuning atau Nama Ilmiah: Ocyurus chrysurus
Nama Ikan Kakap Ekor kuning Dalam Bahasa Inggris: Yellowtail Snapper
sycloid
Sycloid (sisik lingkaran), umumnya terdapat
pada ikan yang berjari-jari lemah dan
berenang lambat (Malacopterygii), misalnya
pada ikan mas, tawes, gurami.
b. Ctenoid
Sisik ctenoid (sisik sisir), mempunyai kteni
(duri) pada bagian posterior, umumnya
terdapat pada ikan-ikan berjari-jari keras
(Acanthopterygii), misalnya terdapat pada
ikan nila, tambakan, sepat, belanak.
c. Ganoid
Ganoid berlapis-lapis (garam-garam
organik), merupaklan sisik yang padat dan
ukurannya besar. Sisik ini tersusun rapi
dengan pola miring. Biasanya ditemukan
pada Actinopterigji. polypterus,
lepisostidae, poliodontidae, acipenceridae.
d. Plakoid
Sisik plakoid merupakan sisik yang
berbentuk seperti duri, terdapat pada ikan
golongan Chondrichtyes (bertulang rawan),
misalnya pada ikan pari.
e. Cosmoid
Sisik kosmoid merupakan sisik yang
dimiliki oleh ikan ikan pada zaman
purba dan sekarang telah menjadi fosil.
Ikan labirin
Anabantoidei
Ikan labirinatau Anabantoidei adalah ikan yang memiliki organ labirin dalam tubuhnya
sehingga membuatnya dapat mengambil oksigen langsung dari udara di atas permukaan air.[2]
Labirin pada organ tubuh ikan ini merupakan sebuah alat pernapasan tambahan pada ikan
berupa lipatan-lipatan epithelium pernapasan. alat tambahan ini merupakan turunan dari
lembar insang pertama.[3] Labirin terletak pada suatu rongga di belakan atau di atas insang.[3]
Dengan adanya alat tambahan ini, ikan mampu hidup dan bertahan di perairan yang miskin
oksigen terlarut, asalkan permukaan perairan terdapat udara bebas.[3][4] Hal ini terjadi karena
pada habitat alamnya suatu waktu bisa terjadi kondisi di mana kandungan oksigen dalam air
berkurang atau sedikit.[2] Sehingga ikan-ikan yang memiliki labirin ini mudah beradaptasi
dengan berbagi kondisi air dan lingkungan dan memiliki daya tahan yang baik.[2] Misalkan
ikan guramih, ikan lele dan ikan gabus.[2][4] Ikan yang hidup di tempat berlumbur memiliki
labirin yang merupakan perluasan insang, berbentuk lipatan berongga yang tidak teratur.[4]
Labirin memiliki pembuluh darah kapiler yang mampu mengambil oksigen langsung dari
udara.[3] Udara ditampung di rongga labirin saat akan muncul di permukaan air.[3] Kalau ikan
labirin tidak punya kesempatan mengambil okesigen langsung dari udara bebas karena
permukaan air tertutup sama sekali maka ikan akan mati.[3]
MODUL MEMANEN HASIL BUDIDAYA
IKAN
Panen adalah akhir dari proses kegiatan usaha budidaya ikan. Para pembudidaya ikan akan tersenyum kala
proses panen tiba apalagi penjualan ikan harga menjadi bagus. Dalam proses kegiatan usaha budidaya yang
dilakukan oleh petani dan pelaku usaha yang bergerak pada perikanan budidaya yakni pembenihan dan
pembesaran ikan.
Pemanenan pada usaha pembenihan juga dibagi dalam beberapa tingkatan berdasarkan stadia ukuran benih
ikan yang akan dijual. Misalkan pemanenen benih pada ukuran 3-5 cm, 5-7 cm, 8-10 cm dan 10-12 cm.
Sedangkan pemanenan pada pembesaran dilakukan setelah ikan mencapai ukuran kosumsi, yakni 5-8
ekor/kg atau 1-4/kg. Pada proses memanen hasil budidaya ikan yang harus diperhatikan adalah pemanenan
dan penanganan pascapanen.
A. PEMANENAN
Pemanenan hasil budidaya ikan baik pada pembenihan maupun pembesaran pada prinsipnya hampir sama,
tetapi khusus untuk pembenihan harus dilakukan dengan cara ekstra hati-hati karena ikan berukurannya
masih kecil.Pada pemanenan hal yang harus diperhatikan adalah :
1.CaraPanen
2. Waktu Panen
3.Umurpanen
Umur ikan pada waktu dipanen tergantung keinginan yang membudidayakan. Biasanya pembudidaya
memanen ikan setelah memperhatikan permintaan pasar. Jenis usaha yang banyak dilakukan oleh petani
atau pelaku usaha kebanyakan adalah pembenihan karena waktu pemeliharaannya dibanding pembesaran,
karenarata2petaniterbenturdenganmodal.
Umur ikan pada waktu dipanen tergantung dari hal-hal sebagai berikut :
1. Jenis Ikan ; Jenis ikan yang memiliki pertumbuhan tubuh cepat besar tentu umur panennya juga
akan berbeda dengan jenis ikan yang memiliki pertumbuhan relatif lama.
2. Ukuran Ikan ; Ikan ukuran benih yang akan dipanen memiliki umur yang lebih muda daripada ikan
ukuran konsumsi.
Beberapa contoh jenis ikan kosumsi yang dipanen adalah sebagai berikut :
1. Gurame berat awal dibudidayakan 100 gr, umur panen 6 - 18 bulan, dengan berat akhir 300 - 700
gr
2. Lele dumbo berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 5 - 8 bulan, dengan berat akhir 100 - 200
gr
3. Patin berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 4 - 6 bulan, dengan berat akhir 700 - 800 gr
4. Belut berat awal dibudidayakan 10-20 gr, umur panen 4 bulan, dengan berat akhir 40 - 100 gr
5. Mujair berat awal dibudidayakan 20 gr, umur panen 3-4 bulan, dengan berat akhir 200 - 250 gr
6. Bawal berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 3-4 bulan, dengan berat akhir 200 - 300 gr
7. Nila berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 4 - 12 bulan, dengan berat akhir 150 - 800 gr
B. PENANGANAN PASCAPANEN
Setelah selesai melalui proses pemanenan langkah selanjutnya yang dilakukan adalah penanganan
pascapanen terhadap benih maupun ikan kosumsi yang dihasilkan. Penanganan pascapanen merupakan
penanganan ikan setelah diambil dari media hidupnya mulai dari pengemasan hingga pengikirimannya.
Dua penanganan pascapanen ikan yang dilakukan yakni untuk ikan dalam kondisi mati dan ikan dalam
kondisi hidup. Penanganan pada kondisi ikan mati harus dapat mempertahankan mutu kesegarannya supaya
ikan tidak rusak atau menurun mutunya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran
antara lain :
Untuk itu para pembudidaya ikan biasanya menggunakan es, garam atau freezer. Es yang
digunakan bisa berbentuk bongkahan, pecahan, atau curah. Dalam penggunaan es sebagai
pendingin minimal perbandingan yang paling ideal antara es dan ikan adalah 1 : 1. Dasar kotak
dilapisi es setenal 4-5 cm dan diatasnya disusun ikan setebal 5-10 cm, lalu diberi es lagi dan
seterusnya. Antara dinding kota dan ikan diberi es dan begitu juga antar ikan dengan penutup
kotak. Kondisi tersebut harus selalu dijaga. Sementara penambahan garam pada upaya
mempertahankan mutu ikan segar adalah dengan ukuran berkisar 2,5 - 10 % dari berat es.
Penambahan garam tidak boleh sedikit atau banyak katena bila terlalu sedikit akan menumbuhkan
bakteri pada ikan, sedangkan bila terlalu banyak akan menyebabkan ikan mejadi masin.
Penggunaan Frezeer dalam penanganan ikan pascapanen sebenarnya sangat dianjurkan tetapi
biaya yang dikeluarkan oleh petani ikan terlalu mahal dibandingkan dengan penggunaan es.
Sementara itu, penanganan untuk ikan yang dipanen dalam kondisi hidup biasanya berupa ikan
berukuran benih dan ikan kosumsi. Keuntungan dari penanganan ikan dalam kondisi hidup antara
lain lebih mudah dan biayanya cenderung murah karena tidak membutuhkan perlakuan tambahan
untuk mempertahankan mutu ikan.
Sebelum dipasarkan, sebaiknya para pembudidaya dan pelaku usaha perikanan melakukan proses
sortasi terhadap benih atau ikan kosumsi yang dipanen, baik dalam keadaan mati segar atau
hidup. Hal ini karena pedagang yang membeli lebihn menyukai bila ikan yang dibelinya telah seragam
ukuranya.
Keuntungan dari proses sortasi antara lain adalah sebagai berikut :
1. Pengemasan
Pengemasan adalah suatu cara untuk membuat ikan dalam kondisi nyaman, tidak rusak, mudah,praktis dan
tidak mengganggu kondisi sekitarnya, yakni selama pengangkutan atau pengiriman. Kegiatan pengamasan
harus dilakukan hati-hati terutama untuk mengangkut ikan dalam kondisi hidup karena ikan ini harus
mampu hidup dan kondisi fisiknya bagus sampai ke pembeli.
Pada proses pengemasan ikan hidup memerlukan keahlian dan perhitungan yang matang, terutama pada
pengamasan ikan hidup dengan sistem tertutup. Cara pengamasan ikan hidup mempunyai dua cara yakni
sistem terbuka dan sistem tertutup.
A. Sistem terbuka
Sistem terbuka yaitu ikan yang diangkut dengan wadah atau tempat yang media airnyaa masih
berhubungan dengan udara bebas. pengangkutan sistem ini biasanya digunakan untuk jarak dekat dan
membutuhkan waktu tidak lama. Pada sistem pengamasan ini mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan ; difusi oksigen melalui udara ke media air masih dapat berlangsung ; dapat dilakukan
penambahan oksigen melalui aerator ; dapat dilakukan pengantian air sebagian selama di
perjalanan.
Kelemahan ; Guncangan air yang terlalu keras selama diperjalanan dapat membahayakan ikan ;
tidak bisa dilakukan pengiriman lewat pesawat
B. Sistem Tetutup
Sistem tertutup yaitu pengemasan ikan hidup yang dilakukan mengunakan wadah tertutup,
udara dari luar tidak bisa masuk kedalam media tersebut. Pengemasan dengan cara ini dapat
dilakukan pada jarak yang jauh. Pada sistem pengemasan tertutup harus cermat dalam
perhitungan kebutuhan oksigen dengan lama waktu perjalanan, dan juga penambahan bahan
dalam media sistem ini juga diperhatikan. Penambahan bahan pada media pengemasan
tergantung pada jenis ikan tertentu yang akan dikemas. Pada sistem ini juga mempunyai
kelemahan dan kelebihan.
Kelebihan ; Media air tahan terhadap goncangan selama pengangkutan ; dapat dikirim
melalui pesawat terbang ; mudah penataan dalam pemanfaatan tempat selama
pengangkutan
Kelemahan ; Media air tidak dapat bersentuhan dengan udara luar secara langsung
sehingga tidak ada tambahan oksigen ; tidak dapat dilakukan pengantian air
Catatan : cara pengemasan ikan baik sistem tertutup maupun terbuka terutama pada
benih harus ekstra hati-hati dan perlakuan sangaat khusus. Dan cara pengemasannya,
bahan dan peralatan yang dibutuhkan tergantung pada ikan/udang tertentu yang akan
dikemas. Ini ada pada LKS
2. Pengangkutan
Pengangkutan ikan baik benih maupun kosumsi dalam keadaan hidup, mati segar dapat
dilakukan pengangkutan melalui jalur darat, laut dan udara. Pengangkutan jarak jauh lebih
baik mengunakan pesawat terbang saja karena waktu tempuh lebih cepat. Tujuannya agar
ikan cepat sampai tujuan dan tidak mengalami stress.
Dalam pengangkutan ikan hidup, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,yakni :
1. Jenis ikan, Jenis ikan gurame akan berbeda dengan labster dalam pengemasan
2. Ukuran ikan, Ukuran ikan akan menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan dan
kepadatan yang dibutuhkan dalam pengemasan
3. Kepadatan ikan yang akan mempengaruhi sarana pengangkutan
4. Sistem kemasan, kemasanya bisa mengunakan sistem tertutup atau terbuka
5. Jarak tempuh, jarak yang jauh perlu mempertimbangkan sarana transportasi dan
sistem kemasan
6. Suhu harus dapat dipertahankan mendekati suhu normal. Untuk mepertahankan suhu
sebaiknya diberi pecahan es batu disekitar media kemasan dengan perkiraan 10% dari
banyaknya air media dalam kemasan.
1. Ikan Nila, ukuran 3-5 cm kepadatan 1000 ekor, ukuran 5-8 cm kepadatan 600 ekor
dan ukuran 8-12 cm kepadatan 300 ekor, sistem pengemasan tertutup serta wadah
yang digunakan kantong plastik.
2. Ikan Lele, ukuran 8-12 cm kepadatan 250-350 ekor, sistem pengemasan tertutup dan
wadah yang digunakan kantong plastik. Sedangkan ukuran yang sama tetapi sistem
pengemasan terbuka, wadah yang dipakai jirigen.
3. Ikan Patin, ukuran 2-3 cm kepadatan 2000 ekor, sistem pengemasan tertutup serta
wadah yang digunakan kantong plastik. Sedang ukuran yang sama tetapi sistem
pengemasannya terbuka mengunakan drum 200 liter dilengkapi oksigen dengan
kepadatan 15.000 - 20.000 ekor
4. Ikan Belut, semua ukuran, kepadatan 2/3-3/4 volume jirigen ataau kantong plastik,
sistem pengemasan tebuka serta wadah yang digunakan kantong plastik/jirigen.
5. Ikan Lobster, ukuran 1-2 cm kepadatan 500-1000 ekor, sistem pengemasan tertutup
serta wadah yang digunakan kantong plastik.
BIOLOGI PERIKANAN
1.Biologi ikan
Tujuan utama untuk kemajuan ilmu pengetahuan mengenai ikan.
Merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan
d a r i s e g i m u r n i , misalnya dari segi morfologi, anatomi,
fisiologi, taksonomi, genetika, evolusi, danekologinya.
2 .Bio log i perikan an
Memiliki tujuan untuk melindungi sumberdaya perikanan
sehingga manusiadapat memanfaatkannya secara optimal,
berkelanjutan, dan selalu memperhatikanaspek kelestariannya.
Merup ak an ilmu yang men dasarkan diri p ad a b iologi ik an
d an ilmu -ilmu lain n ya k emu d ian dip ad u d an diterap kan
un tuk p eman f aatan d an p eng elolaan perikanan.
3.Overfishing
Gejala-gejala overfishing:
Produktivitas hasil tangkapan menurun
Terjadi booming spesies tertentu
Penurunan ukuran hasil penangkapan
Grafik penangkapan dalam satuan waktu berbentuk
f l u k t u a s i a t a u t i d a k menentu
Penurunan produksi secara nyata
4.Perikanan
Mempunyai beberapa batasan:
Segi ekonomi, perikanan sebagai suatu usaha manusia dalam
memanfaatkan perairan, baik hewani maupun nabati, dengan
tujuan mendapat keuntungansebesar-besarnya.
Segi perikanan:- Undang-undang RI Nomor 9 Tahun 1985- Undang-
undang RI Nomor 31 Tahun 2004
5 .Jen is Ik an (Berdasar UU)
Pisces (ikan bersirip)
Crustacea (udang, rajungan, kepiting, dan sebangsanya)
Mollusca (kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, dan sebangsanya)
Coelenterata (ubur-ubur dan sebangsanya)
Echinodermata (bintang laut, teripang, bulu babi, dan sebangsanya)
Amphibia (kodok dan sebangsanya)
Reptilia (buaya, penyu, kura-kura, biawak, dan sebangsanya)
Mamalia (paus, lumba-lumba, pesut, duyung, dan sebangsanya)
Algae (rumput laut dan tumbuh-tumbuhan lain yang hidup di dalam air)
Biota perairan lainnya yang ada kaitannya dengan jenis-jenis tersebut
di atas
6 .Su mb erd aya Perairan
Sumberdaya perairan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam
dengan berdasar salinitas, ukuran kedalaman, kecepatan aliran airnya,
dan lain-lain.
a . P e r a i r a n T a w a r
Air diam (leutic): danau, waduk, rawa, kolam, reservoir.
Air mengalir (lotic): sungai
b . A i r P a y a u
Pencampuran antara air tawar dari hulu dengan air asin dari lautan
Salinitas perairan sangat bervariasi
Daerah payau yang sudah dekat dengan laut disebut daerah estuari atau
kuala
Menampung berbagai nutrien
Habitat yang baik untuk ikan
c . P e r a i r a n A s i n ( L a u t )
Habitat pantai