Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Untuk membelajarkan peserta didik memiliki keterampilan abad 21, pembelajaran yang harus dilakukan
guru pun harus berorientasi pada pembelajaran abad 21, yang memiliki karakteristik atau prinsip-prinsip:
1) pendekatan pembelajaran berpusat pada peserta didik; 2) peserta dibelajarkan untuk mampu
berkolaborasi; 3) materi pembelajaran dikaitkan dengan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari, pembelajaran harus memungkinkan peserta didik terhubung dengan kehidupan sehari-hari
mereka; dan 4) dalam upaya mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang bertanggung
jawab.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat mengakomodir karakteristik pembelajaran abad 21
tersebut adalah pendekatan Science, Technology, Engineering, and Mathematics atau disingkat dengan
STEM. STEM merupakan suatu pendekatan dimana Sains, Teknologi, Enjiniiring, dan Matematika
diintegrasikan dengan fokus pada proses pembelajaran pemecahan masalah dalam kehidupan nyata,
pembelajaran STEM memperlihatkan kepada peserta didik bagaimana konsep-konsep, prinsip-prinsip
sains, teknologi, Enjiniring, dan matematika digunakan secara integrasi untuk mengembangkan produk,
proses, dan sistem yang memberikan manfaat untuk kehidupan manusia.
Untuk menyiapkan peserta didik Indonesia memperoleh keterampilan abad 21, yaitu keterampilan cara
berpikir melalui berpikir kritis, kreatif, mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan serta cara
bekerja sama melalui kolaborasi dan komunikasi, maka pendekatan STEM diadopsi untuk menguatkan
impelementasi Kurikulum Nasional (Kurikulum 2013). Pendekatan STEM diyakini sejalan dengan ruh
Kurikulum 2013 yang dapat diimplementasikan melalui penggunaan model pembelajaran berbasis proyek
(PJBL) dengan menggunakan scientific dan engineering practices. SEAMEO Center for Qitep in Science dan
PPPPTK IPA sebagai atau UPT yang memiliki tugas dan fungsi meningkatkan kompetensi pendidik dan
tenaga pendidikan di bidang sains mendukung upaya pemerintah dalam optimalisasi implementasi
Kurikulum 2013 melalui integrasi STEM dalam pemelajaran sains. Salah satu bentuk dukungan tersebut
adalah dengan melatih guru sains untuk memahami dan menguasai pembelajaran sains berbasis STEM dan
mengembangkan bahan ajar sains sesuai kurikulum 2013 berbasis STEM.
Pengembangan bahan ajar sains berbasis STEM, dilakukan secara bertahap dan disesuaikan Kurikulum
2013. Bahan ajar yang disusun dinamai UNIT PEMBELAJARAN STEM, pada tahun 2018 telah
dikembangkan enam (7) judul Unit Pembelajaran STEM yang dapat digunakan oleh guru SD, IPA SMP,
Fisika SMA, Biologi SMA, Kimia SMA, dan IPA di SMK. Judul masing-masing Unit adalah sebagai berikut:
7. Unit Pembelajaran STEM Kimia SMK : Senyawa Organik - Pembuatan Sabun
Besar harapan kami, Unit Pembelajaran tersebut dapat digunakan sebagaii bahan ajar dan alternatif
buku sumber bagi guru-guru yang mengajar IPA dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis STEM.
Dengan tersusunnya Unit Pembelajaran ini, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada
Ibu/Bapak Tim Penyusun, Ibu/Bapak Guru pengujicoba Unit di sekolah, Ibu/Bapak Dosen selaku penelaah
dari Universitas Pendidikan Indonesia. Proses Pengembangan Unit Pembelajaran ini meskipun sudah
dilakukan melalui tahapan telaahan pakar dan uji keterbacaan oleh guru, namun bila masih ditemukan

DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi iii
I Pendahuluan
A. Penjelasan Umum 1
B. Pembelajaran STEM pada topik Kompor Mini Praktis dan Ekonomis 2
C. Deskripsi Unit Pembelajaran Kompor Mini Praktis dan Ekonomis 3
II. Pembelajaran dengan Pendekatan STEM
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi 3
B. Tujuan Pembelajaran 4
C. Analisis Materi Pembelajaran STEM (S, T, E, M) 4
D. Tahapan Pembelajaran 5
E. Kemampuan Prasyarat 5
F. Pengembangan Keterampilan Abad 21 6
G. Pengembangan Penguatan Pendidikan Karakter 6
H. Skenario Pembelajaran 6
I. Sumber Belajar 10
J. Alat dan Bahan 10
III Penilaian Pembelajaran 10
A. Teknik dan Bentuk Penilaian 10
B. Instrumen Penilaian 11
IV Daftar Pustaka 18
V Lampiran 19
Unit Pembelajaran STEM
Suhu dan Kalor : Purwarupa Kompor Mini Praktis dan Ekonomis
I. Pendahuluan
A. Penjelasan Umum
Penguasaan ilmu eksakta, terutama di bidang sains, teknologi, enjiniring, dan matematika (STEM),
memiliki peran penting di dunia pendidikan. Integrasi bidang-bidang keilmuwan tersebut diharapkan
menjadi kunci sukses bagi pembangunan suatu negara, terutama dalam rangka persaingan
pengembangan karir pekerjaan/ketrampilan abad 21 di tataran global. Istilah STEM diluncurkan oleh
National Science Foundation Amerika Serikat pada tahun 1990-an sebagai tema gerakan reformasi
pendidikan dalam keempat bidang disiplin tersebut untuk meningkatkan jumlah sumber daya manusia
yang menguasai bidang-bidang STEM, mengembangkan warga negara yang melek STEM, serta
meningkatkan daya saing global AS dalam inovasi iptek (Hanover Research, 2011). Pendekatan STEM
tentu saja melibatkan ilmu lainnya sebagai penunjang, seperti Ilmu Pengetahuan Sosial, Bahasa, Seni,
dll (Bybee, 2010; Sanders, 2009).
Beberapa negara di Benua Asia kemudian mulai mengembangkan STEM di negaranya untuk mulai
mengejar ketertinggalan, seperti Jepang, Korea, India, Thailand, Malaysia, Filipina, termasuk
Indonesia. Pendidikan STEM sebagai suatu pendekatan interdisiplin pada pembelajaran memberikan
peluang kepada guru untuk memberi gambaran kepada peserta didik pentingnya konsep, prinsip,
dan teknik dari sains, teknologi, enjiniring, dan matematika digunakan dalam konteks nyata secara
terintegrasi dalam pengembangan produk, proses, dan sistem yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Melalui pendekatan STEM diharapkan bisa membentuk sumber daya manusia (SDM) yang
mampu bernalar dan berpikir kritis, logis, dan sistematis, serta meningkatkan kemanpuan komunikatif,
Kolaboratif atau pemecahan masalah, sehingga mampu menghadapi tantangan global serta mampu
meningkatkan perekonomian Negara, sekaligus untuk mewujudkan proyeksi Indonesia sebagai negara
perekonomian terbesar ketujuh di dunia pada 2030.
Unit pembelajaran Magnet dan Induksi Elektromagnetik ini berisi pedoman untuk guru dalam
menyajikan Pembelajaran menggunakan pendekatan STEM pada materi suhu dan Kalor menggunakan
pendekatan STEM yang terintegrasi dengan kurikulum 2013. Adapun unit yang dirancang untuk
peserta didik SMK kelas X pada semester 2. Fokus Kompetensi dasar yang harus dicapai melalui
pembelajaran pada STEM ini yaitu pada kompetensi dasar 4 yang meliputi KD 4.8 Bidang Keahlian
Teknologi dan Rekayasa : Menyajikan, menggunakan alat sederhana dalam percobaan yang
berhubungan dengan kalor.
Asumsi pada unit pembelajaran menggunakan pendekatan STEM ini yaitu siswa dianggap paham
mengenai konsep suhu dan kalor. Pembelajaran dan penilaian pada topik Suhu dan Kalor memerlukan
waktu 9 jam pelajaran (JP) dengan asumsi 3 JP/minggu diorganisasikan menjadi tiga kali (Tatap
Muka) TM, yakni masing-masing 3+3+3 JP. Pembelajaran menggunakan model Project Based
Learning dengan pendekatan STEM.
B. Pembelajaran STEM pada topik Pembuatan Purwarupa Kompor Mini Praktis dan Ekonomis
Pembelajaran STEM pada topik Suhu dan Kalor mengangkat topik proses pembuatan purwarupa
kompor mini praktis dan ekonomis.
Perkembangan teknologi membawa berbagai kemudahan bagi manusia dalam menjalankan
berbagai aktivitasya. Teknologi diraih dengan adanya proses karyacipta manusia melalui berbagai
ilmu pengetahuan hasil yang diterapkan untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam
kehidupan.
Dalam kehidupan manusia yang selalu menjadikan kalor sebagai alat untuk menjaga kestabilan
manusia dalam menjalankan kehidupannya di muka bumi ini tentunya tidak luput dengan penggunaan
alat-alat yang mudah dan praktis. Salah satunya adalah dengan membuat kompor mini praktis dan
ekonomis dengan bahan dasar kaleng minuman ringan yang begitu banyak tersedia di berbagai
tempat.
Teknologi pembuatannya melalui internet sebagai salah satu pusat informasi dan juga potensi peserta
didik dalam menggali berbagai informasi yang diperlukan, yang mana untuk membelajarkan peserta
didik memiliki keterampilan abad 21 yang meliputi sifat kritis, kreatif, mampu memecahkan masalah
dan mencari solusi serta dapat bekerja sama dan mengkomunikasikan hasil dari pembuatan kompor
mini praktis dan ekonomis.
Konsep suhu dan kalor ini diambil adalah sebagai salah satu perwujudan pembelajaran STEM yang
nantinya di implementasikan ke peserta didik dalam pembelajaran di sekolah.
Dengan melihat karakteristik Kompetensi dasar pada topik Suhu dan Kalor di SMK serta melihat
bahwa limbah kaleng minuman ringan yang banyak berserakan saat ini, , maka dirasa tepat untuk
menyusun unit berdasarkan topik kompor mini praktis dan ekonomis.
Pada pembelajaran ini integrasi antara bidang sains, Teknologi, Enjiniring dan Matematika adalah
sebagai berikut
Sains: Pengetahuan sains yang diperoleh peserta didik terdiri dari suhu dan kalor.
Teknologi: Tujuan teknologi adalah membuat modifikasi pada dunia untuk memenuhi kebutuhan
manusia. (National Science Education Standard, NRC 1996). Teknologi yang dilatihkan pada peserta
didik berkaitan dengan membuat Purwarupa Kompor Mini Praktis dan Ekonomis yang sesuai dengan
kebutuhan pemecahan masalah.
Enjiniring: Enjiniring atau kegiatan merekayasa pada pembelajaran ini melatihkan peserta didik
merekayasa komponen purwarupa Kompor Mini Praktis dan Ekonomis dengan prinsip Suhu dan Kalor.
Matematika: matematika pada pembelajaran ini digunakan dalam menghitung volume bahan bakar,
menghitung hubungan volume bahan bakar dengan lama kompor menyala, serta menghitung efisiensi
harga bahan bakar yang digunakan.
Pembelajaran STEM pada topik Suhu dan Kalor ini diawali dengan Apersepsi konsep suhu dan kalor,
selanjutnya menggunakan model Project Based Learning dengan pendekatan STEM oleh Diana Laboy-
Rush. Pada pertemuan pertama dilakukan tahapan Reflection, Research, Discovery dilanjutkan dengan
pertemua kedua dengan tahapan Application dan Communication.

C. Deskripsi Unit Pembelajaran Pembuatan Purwarupa Kompor Mini Praktis dan Ekonomis
Unit pembelajaran STEM ini disusun sebagai pedoman bagi guru Fisika SMK dalam mengembangkan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, dan penilaian. Paket pedoman guru memuat deskripsi
umum kegiatan pembelajaran dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Komponen RPP
terdiri dari desain pembelajaran dengan pendekatan STEM, Kompetensi dasar, Indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, kemampuan prasyarat, pengembangan penguatan Pendidikan
karakter, analisis materi, scenario pembelajaran (Pendekatan, model, metode, serta deskripsi
kegiatan), sumber belajar, alat dan bahan, serta penilaian. Lampiran RPP berupa lembar kerja siswa
serta Intrumen penilaian. Deskripsi Unit Pembelajaran Pembuatan Purwarupa Kompor Mini Praktis
dan Ekonomis.
Unit pembelajaran STEM ini disusun sebagai pedoman bagi guru Fisika SMK dalam mengembangkan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, dan penilaian. Paket pedoman guru memuat deskripsi
umum kegiatan pembelajaran dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Komponen RPP
terdiri dari desain pembelajaran dengan pendekatan STEM, Kompetensi dasar, Indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, kemampuan prasyarat, pengembangan penguatan Pendidikan
karakter, analisis materi, scenario pembelajaran (Pendekatan, model, metode, serta deskripsi
kegiatan), sumber belajar, alat dan bahan, serta penilaian. Lampiran RPP berupa lembar kerja siswa
serta Intrumen penilaian.

II. Pembelajaran dengan Pendekatan STEM


A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Kompetensi Dasar
1. Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa
3.8 Menerapkan konsep suhu dan kalor dalam proses pemuaian, perubahan wujud zat
dan perpindahan kalor
4.8 Menyajikan, menggunakan alat sederhana dalam percobaan yang berhubungan
dengan kalor.
2. Indikator Pencapaian Kompetensi
1) Siswa dapat merancang kompor mini praktis dan ekonomis dari korek api gas.
2) Siswa dapat mendesain kompor mini praktis dan ekonomis dari korek api gas.
3) Siswa dapat membuat kompor mini praktis dan ekonomis dari korek api gas
4) Siswa dapat merancang kompor mini praktis dan ekonomis dari korek api gas
5) Siswa dapat menguji coba kompor mini praktis dan ekonomis dari korek api gas
6) Siswa dapat merevisi kompor mini praktis dan ekonomis dari korek api gas
7) Siswa dapat mengkomunikasi kompor mini praktis dan ekonomis dari korek api gas

B. Tujuan Pembelajaran
1) Melalui kegiatan diskusi dan pemberian masalah siswa dapat merancang kompor mini praktis
dan ekonomis pada proses suhu dan kalor dengan benar
2) Melalui kegiatan diskusi siswa dapat mendesain kompor mini praktis dan ekonomis pada
rancangan suhu dan kalor dengan benar
3) Melalui kegiatan rancang bangun siswa dapat membuat kompor mini praktis dan ekonomis
dengan menerapkan prinsip konsep suhu dan kalor dengan benar.
4) Melalui kegiatan rancang bangun siswa dapat merangkai purwarupa kompor mini praktis dan
ekonomis sesuai rancangan
5) Siswa dapat menguji coba purwarupa kompor mini praktis dan ekonomis sesuai dengan masalah
yang diberikan melalui kegiatan penugasan di sekolah.
6) Siswa dapat memperbaiki rancangan purwarupa kompor mini praktis dan ekonomis sesuai
dengan masalah yang diberikan setelah melakukan uji coba dan evaluasi hasil uji coba.
7) Melalaui kegiatan presentasi kelompok siswa dapat mengkomunikasikan teknologi purwarupa
kompor mini praktis dan ekonomis dengan baik dan persuasif
C. Analisis Materi Pembelajaran STEM (S, T, E, M)
Sains :
1) Faktual :
- banyaknya kaleng bekas yang tidak terpakai
2) Konseptual :
- memanfaatkan bahan bekas (kaleng minuman ringan)
yang ada
3) Prosedural :
- cara membuat kompor mini dari korek api gas
4) Metakognitif
- membuat kompor mini dari korek api gas yang tahan
lama
Teknologi :
1. Menggunakan komputer /internet untuk
mencari informasi
2. Gunting, cutter, paku, palu, spiritus,
penyangga, korek api gas, selang, jarum spet
Enjiniiring
1. Merancang kompor mini dari korek api gas
2. Mendesain kompor mini dari korek api gas
3. Membuat kompor mini dari korek api gas
4. Menguji coba kompor mini dari korek api gas
5. Merevisi kompor mini dari korek api gas
6. Mengkomunikasikan kompor mini dari korek api gas
Matematika
1. Menghitung volume bahan bakar
2. Menghitung hubungan volume bahan bakar dengan
lama kompor menyala
3. Menghitung efisiensi harga bahan bakar
D. Tahapan Pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan dalam unit ini adalah pembelajaran berbasis projek
dengan pendekatan (STEM Project Based Learning) dengan tahapan sebagai berikut.
Refleksi
(Reflection)
Riset (Research)
Penemuan
(Discovery)
Penerapan
(Application)
Komunikasi
(Communication)
E. Kemampuan Prasyarat:
Guru
• Siswa memformulasikan masalah dengan pengetahuan
yang sudah diketahui siswa dan mencari tahu apa yang
belum dan yang harus diketahui untuk memecahkan
masalah pembuatan solusi produk.
• Menggali konsep-konsep, teori, hukum (proses inquiri) yang
dapat dijadikan acuan untuk memecahkan masalah atau
membangun konsep yang belum diketahui untuk bahan
merancang dan pembuatan purwarupa kompor mini praktis
dan ekonomis dari korek api gas.
Penemuan
(Discovery)
Penerapan
(Application)
Komunikasi
(Communication)
E. Kemampuan Prasyarat:
Guru
• Siswa memformulasikan masalah dengan pengetahuan
yang sudah diketahui siswa dan mencari tahu apa yang
belum dan yang harus diketahui untuk memecahkan
masalah pembuatan solusi produk.
• Menggali konsep-konsep, teori, hukum (proses inquiri) yang
dapat dijadikan acuan untuk memecahkan masalah atau
membangun konsep yang belum diketahui untuk bahan
merancang dan pembuatan purwarupa kompor mini praktis
dan ekonomis dari korek api gas.
• Penentuan pemilihan solusi purwarupa kompor mini
praktis dan ekonomis dari korek api gas sesuai
persyaratan yang didasarkan pada hasil diskusi
kelompok siswa.
• Menguji purwarupa kompor mini praktis dan ekonomis dari
korek api gas dengan persyaratan yang telah ditentukan
atau merevisi ulang persyaratan atau memilih solusi
terbaik
• Mempresentasikan hasil akhir purwarupa kompor mini
praktis dan ekonomis dari korek api gas yang telah
direvisi.
E. Kemampuan Prasyarat:
Guru
• Siswa memformulasikan masalah dengan pengetahuan
yang sudah diketahui siswa dan mencari tahu apa yang
belum dan yang harus diketahui untuk memecahkan
masalah pembuatan solusi produk.
• Menggali konsep-konsep, teori, hukum (proses inquiri) yang
dapat dijadikan acuan untuk memecahkan masalah atau
membangun konsep yang belum diketahui untuk bahan
merancang dan pembuatan purwarupa kompor mini praktis
dan ekonomis dari korek api gas.
• Penentuan pemilihan solusi purwarupa kompor mini
praktis dan ekonomis dari korek api gas sesuai
persyaratan yang didasarkan pada hasil diskusi
kelompok siswa.
• Menguji purwarupa kompor mini praktis dan ekonomis dari
korek api gas dengan persyaratan yang telah ditentukan
atau merevisi ulang persyaratan atau memilih solusi
terbaik
• Mempresentasikan hasil akhir purwarupa kompor mini
praktis dan ekonomis dari korek api gas yang telah
direvisi.
- Guru memahami konsep Suhu dan Kalor.
- Guru mampu melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik mengenai konsep Suhu
dan Kalor.
Siswa
- Siswa memahami konsep Suhu dan Kalor.
- Siswa dapat menggunakan aplikasi Suhu dan Kalor dalam kehidupan sehari-hari

F. Pengembangan Keterampilan Abad 21


Keterampilan abad 21 yang dikembangkan melalui pembelajaran dengan pendekatan STEM
meliputi berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif. Contoh berpikir kritis, berpikir kreatif,
komunikatif dan kolaboratif dirinci sebagai berikut.
Berpikir kritis: Memahami interkoneksi antara konsep suhu dan kalor. Memecahkan masalah pada
perancangan dan uji coba purwarupa kompor mini praktis dan ekonomis.
Berpikir kreatif: kemampuan dalam mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasangagasan
pada saat merancang prosedur dan pembuatan purwarupa kompor mini praktis dan
ekonomis, mengemukakan ide-ide kreatif secara konseptual dan praktikal dalam merancang prosedur
dan pembuatan purwarupa kompor mini praktis dan ekonomis.
Komunikatif: kemampuan untuk mengutarakan ide-ide pada saat diskusi perancangan, pembuatan,
dan uji coba purwarupa kompor mini praktis dan ekonomis serta mengomunikasikan hasil uji coba
rancangan baik secara lisan maupun tulisan.
Kolaboratif: kemampuan dalam kerjasama dalam kelompok pada saat berdiskusi dan pembuatan
purwarupa kompor mini praktis dan ekonomis dan bekerja secara produktif dengan temannya satu
kelompok.
G. Pengembangan Penguatan Pendidikan Karakter
1) Menunjukan rasa syukur terhadap kebesaran Tuhan YME atas adanya keteraturan dan
keseimbangan sehingga terciptanya berbagai produk untuk kehidupan sehari-hari.
2) Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, disiplin, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif,
komunikatif dalam merancang dan membuat purwarupa kompor mini praktis dan ekonomis
3) Bekerjasama dalam melakukan proyek dan diskusi.
4) Toleransi terhadap berbagai pendapat yang muncul saat berdiskusi.
5) Proaktif dalam kegiatan diskusi untuk memecahkan masalah dalam pembuatan purwarupa
kompor mini praktis dan ekonomis.
6) Menggunakan alat dan bahan secukupnya.
H. Skenario Pembelajaran
a. Pendekatan
: STEM Education
b. Model
: Project Based Learning
c. Metode
: Diskusi, proyek, pemberian tugas
Pertemuan ke 1 (2 JP x 45 Menit)
Langkah Sintak Model Alokasi
waktu
Pembelajaran Pembelajaran Deskripsi Kegiatan
(Menit)
Guru memberi salam dilanjutkan dengan
Pendahuluan menanyakan kabar siswa dan kesiapan belajar
Guru memeriksa kehadiran siswa 10
Guru memberikan apersepsi dan motivasi
Guru mereview materi pertemuan sebelumnya
o Seberapa penting konsep Suhu
dan kalor dalam kehidupan kita?
o Sebutkan penerapan konsep Suhu
o Guru menampilkan gambar/video tentang
beberapa teknologi yang menggunakan
konsep Suhu Dan kalor (dapat
ditambah gambar/video yang menampilkan
Proses memasak air
(salah satu sumber rujukan penayanga video:

Kegiatan Inti Fase 1: Reflection Guru membagi siswa menjadi beberapa 15


kelompok
Guru memberikan pertanyaan ill-define problem:
o Bagaimana solusi dari mengatasi
Membawa kompor yang besar saat dimanapun
kita berada?
o Apakah konsep Suhu dan kalor dapat
diterapkan dalam solusi tersebut?
o Bagaimana Suhu dan kalor
diterapkan dalam solusi tersebut?
Guru menyampaikan masalah terkait proyek
pembuatan kompor mini praktis dan
ekomomis dari korek api?
Guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa)
Fase 2: Research Peserta didik mengumpulkan informasi mengenai 15
pembuatan kompor mini praktis dan ekonomis dari
korek api?
Guru membimbing siswa untuk dapat
menerapkan konsep Suhu dan kalor
dalam penyelesaian proyek dengan bantuan video
youtube
Guru mengiring siswa menemukan pemecahan
masalah tentang pembuatan kompor mini praktis
dan ekonomis dari korek api
Guru memberikan peer assessment untuk melihat
keaktifan masing-masing siswa dalam kelompok
Fase 3: Discovery Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat 15
rancangan kompor mini praktis dan ekonomis dari
korek api
Guru memberikan pilihan alat dan bahan yang
akan digunakan dalam pembuatan proyek.
Guru menekankan kembali proses desain
rekayasa (Engineering Design Process) dalam
proyek yang akan dibuat siswa
Guru meminta siswa untuk menuliskan semua
rencana/ide dari setiap anggota yang muncul
Peserta didik menentukan rancangan model
Kompor mini praktis dan ekonomis terbaik
hasil diskusi kelompok dan menggambarkan
rancangannya sesuai dengan panduan yang
terdapat dalam LKS yang telah dibagikanFase 4: Application Mengarahkan siswa untuk dapat membuat
dan 30
menguji coba rancangan model kompor mini
Yang praktis dan ekonomis yang sudah disepakati
oleh anggota kelompok.
Mengarahkan siswa untuk memahami aplikasi
Suhu dan kalor yang akan dilakukan pada
kegiatan proyek lanjutan.

Penutup
Guru merefleksi hasil kegiatan pembelajaran. 5
Menginformasikan kegiatan pembelajaran
berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai