Anda di halaman 1dari 23

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Ikhtiologi adalah ilmu yang khusus mempelajari tentsng ikan dan segala aspek

kehidupan ikan yang meliputi taksonomi biologi ( morfologi,anotomi,fisiologi

genetika,reproduksi dan lain-lain).

Ikan merupakan hewan vertebrata aquatik berdarah dingin dan bernafas

dengan insang. Ikan didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata)

yang hidup di air dan secara sistematik ditempatkan pada Filum Chordata dengan

karakteristik memiliki insang yang berfungsi untuk mengambil oksigen terlarut

dari air dan sirip digunakan untuk berenang. Ciri-ciri umum dari golongan ikan

adalah mempunyai rangka bertulang sejati dan bertulang rawan, mempunyai sirip

tunggal atau berpasangan dan mempunyai operkulum, tubuh ditutupi oleh sisik

dan berlendir serta mempunyai bagian tubuh yang jelas antara kepala, badan, dan

ekor. Ukuran ikan bervariasi mulai dari yang kecil sampai yang besar.

Kebanyakan ikan berbentuk torpedo, pipih, dan ada yang berbentuk tidak teratur

(Thaib Rizwan, 2016).

Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu organisme.

Bentuk luar dari organisme ini merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan

diingat dalam mempelajari organisme. Adapun yang dimaksud dengan bentuk luar

organisme ini adalah bentuk tubuh, termasuk di dalamnya warna tubuh yang

kelihatan dari luar. Pada dasarnya bentuk luar dari ikan dan berbagai jenis hewan

air lainnya mulai dari lahir hingga ikan tersebut tua dapat berubah-ubah, terutama

pada ikan dan hewan air lainnya yang mengalami metamorfosis dan mengalami
2

proses adaptasi terhadap lingkungan (habitat). Namun demikian pada sebagian

besar ikan bentuk tubuhnya relatif tetap, sehingga kalaupun terjadi perubahan,

perubahan bentuk tubuhnya relatif sangat sedikit (Sudarmanto, 2003).

Morfologi adalah bentuk tubuh (termasuk warna) yang kelihatan dari luar.

Bentuk tubuh pada mahluk hidup, termasuk pada hewan air erat kaitannya dengan

anatomi. Pada dasarnya morfologi dari setiap jenis hewan air yang masih dekat

kekerabatanya mempunyai kemiripan-kemiripan, seperti anatomi dan morfologi

udang, kepiting dan lobster hampir mirip. Hal yang sama juga akan kita dapati

pada berbagai jenis ikan serta pada berbagai jenis hewan lainya (Djuanda, 1981).

1.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui penggolongan

jenis ikan ,bentuk tubuh dan bagian luar tubuh ikan dan sebagai informasi

mengenai pembagian bentuk tubuh ikan juga untuk memenuhi tugas laporan hasil

praktikum Ikhtiologi.

Adapun manfaat dari penulisan laporan ini adalah kita dapat mengetahui

berbagai bentuk tubuh bagian luar dari tubuh ikan. Kita juga dapat membedakan

perbedaan antara ikan yang memiliki rahang dengan ikan yang tidak memiliki

rahang.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ikhtiologi

Ilmu pengetahuan tentang ikan dimunculkan oleh rasa ingin tahu manusia dan

kebutuhan akan data base ikan bagi kepentingan perdagangan, industri maupun

pariwisata. Ikan telah mampu bertahan hidup seiring dengan perkembangan

variasi dari tempat hidupnya. Mereka hidup di air tawar yang bersih sampai pada

air yang bersalinitas lebih tinggi pada air laut.. Bagi ikan, air adalah media

komunikasi mereka, tempat beranak dan bertelur, tempat tidur, tempat bermain,

toilet, panggung kehidupan dan kuburan bagi mereka (Rajabnadia, 2009).

Secara garis besar ikan-ikan yang terdapat dialam terbagi atas dua grup

yaitu aganatha (ikan yang tidak berahang) dan gnathostomata (ikan yang

memiliki rahang). Grup ikan tersebut dibagi kedalam tiga kelas, yakni kelas

cephalospidomophi, kelas condrichthyes dan kelas osteichthyes ( Manda, 2018).

Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar

ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari

jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut

di perairan (Wahyuningsih dan barus, 2006).

Semua ukuran yang digunakan merupakan pengukuran yang diambil dari satu

titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Panjang total (TL) diukur mulai

dari bagian terdepan ujung mulut hingga ujung ekor. Panjang standar (SL) diukur

mulai dari bagian terdepan ujung mulut hingga pertengan pangkal sirip ekor

(pangkal sirip ekor bukan berarti sisik terakhir karena sisik-sisik tersebut biasanya

memanjang sampai ke sirip ekor. Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian
4

terdepan ujung mulut hingga bagian terbelakang operculum atau membran

operculum (Jeffri, 2010).

Rangka ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau atau

menyokong organ-organ tubuh. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk

tubuh ikan yang beraneka ragam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

tulang-tulang yang membentuk sistem rangka berkaitan dengan terhadap

lingkungannya secara terus menerus (Rahardjo.dkk, 2011).

Sehubungan dengan bervariasinya integumen pada vertebrata khusunya ikan,

maka fungsinya pun bermacam-macam pula, antara lain: pelindung terhadap

gangguan mekanis, fisis, organis atau penyesuaian diri terhadap faktor-faktor

yang mempengaruhi kehidupannya, termasuk pelindung terhadap hewan lain yang

merupakan musuhnya; kulit juga digunakan sebagai alat ekskresi dan

osmoregulasi dan sebagai alat pernapasan pada beberapa jenis ikan tertentu

(Burhanuddin, 2008).

2.2. Ikan dan Morfologinya

Ikan adalah hewan vertebrata (bertulang belakang)rangka vertebrata

merupakan rangka endoskeleton (rangka dalam). Berfungsi sebagai : pelindung

organ dalam, penunjang tubuh, tempat melekatnya otot rangka,alat gerak pasif,

dan tempat pembentukan sel-sel darah (Tenzer, .Dkk,2014). ikan berdarah dingin

(poikiloterm), hidup di air, bergerak, dan keseimbangan badannya menggunakan

sirip dan umumnya bernafas dengan insang serta memiliki linea lateralis. Untuk

memudahkan geraknya, tubuh ikan diselimuti oleh sisik yang berlendir. Sirip

terdiri atas sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip belakang, dan sirip ekor.

Selain itu, ikan juga mempunyai gurat sisi yang berfungsi untuk mengetahui
5

tekanan air. Insang ikan dilindungi oleh tutup insang yang disebut operculum.

Secara pengetahuan, ikan merupakan bahan makanan yang memiliki protein

tinggi dan mudah diolah. Selain rasanya gurih, ikan juga bisa diolah dengan

berbagai macam bumbu dan jenis masakan.

Dalam kelompok hewan bertulang belakang, maka ikan (pisces) merupakan

kelompok yang jumlahnya sangat besar mencapa (48,1%) yang memiliki 20.000-

40.000 spesies. Dengan jumlah yang begitu besar maka bervariasi dalam bentuk

dan ukuran, serta hidup pada berbagai habitat, mulai dari 5 km di atas permukaan

laut sampai 11 km dibawah permukaan laut. Beberapa penelitian identifikasi

spesies ikan-ikan di perairan tawar dan laut di Indonesia juga dilakukan dengan

menggunakan DNA Barcoding seperti yang dilakukan oleh Muchlisin et.al.

(2013) di Danau Laut Tawar Aceh, Bulu Babi di Teluk Cendrawasih (Toha, et.al,

2015).

Berikut adalah penjelasan Morfologi ikan secara menyeluruh :

2.2.1. Bagian-Bagian Tubuh Ikan

Menurut Sharifuddin (2012) secara umum, tubuh ikan bertulang sejati

(Osteichthyes) maupun ikan bertulang rawan (Chondrichtyes) terdiri atas 3

bagian, yaitu:

1. Bagian kepala (Caput), yaitu mulai dari ujung moncong terdepan sampai

dengan ujung penutup insang paling belakang. Pada bagian kepala terdapat

mulut, rahang atas, rahang bawah gigi, sungut, hidung, mata, insang, tutup

insang, otak, jantung, dan lainnya.

2. Bagian badan (Truncus), yaitu mulai dari ujung tutup insang bagian

belakang sampai dengan permulaan sirip dubur. Pada bagian badan


6

terdapat sirip punggung, sirip dada, sirip perut, serta organ-organ dalam

seperti hati, empedu, lambung, usus, gonad, gelembung renang, ginjal,

limpa dan sebagainya.

3. Bagian ekor (Caudal), yaitu mulai dari permulaan sirip dubur sampai

dengan ujung sirip ekor pada bagian paling belakang. Pada bagian ekor

terdapat anus, sirip dubur, sirip ekor, klasper (pada sebagian ikan), finlet,

dan sisik duri.

Bagian-bagian tubuh ikan dapat diukur. Ukuran standar yang digunakan

merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui

lengkungan badan. Bagian-bagian yang diukur adalah :

1. Panjang total (TL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir

(premaxillae) hingga ujung ekor.

2. Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir

(premaxillae) hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor

bukan berarti sisik terakhir karena sisik-sisik tersebut biasanya memanjang

sampai ke sirip ekor.

3. Panjang kepala (HDL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir

(premaxilla) hingga bagian terbelakang operculum atau membran

operculum.

4. Tinggi badan (BDH) diukur mulai dari bagian awal dorsal sampai

kebagian bawah badan.

2.2.2. Bentuk-Bentuk Tubuh Ikan

Bentuk tubuh ikan biasanya berkaitan erat dengan tempat dan cara mereka

hidup. Secara umum, tubuh ikan berbentuk setangkup atau simetris bilateral, yang
7

berarti jika ikan tersebut dibelah pada bagian tengah-tengah tubuhnya akan terbagi

menjadi dua bagian yang sama antar sisi kanan dan sisi kiri. Selain itu, ada

beberapa jenis ikan yang mempunya bentuk yang nonsimetris bilateral, sehingga

jika tubuh ikan tersebut dibelah secara melintang maka terdapat perbedaan antara

sisi kanan dan sisi kiri tubuh, misalnya pada ikan langkau (Psettodes erumei) dan

ikan lidah (Cynoglossus bilineatus).

Bentuk tubuh simetris dapat dibedakan atas:

1. Depressed (bentuk picak), yaitu bentuk tubuh yang gepeng kebawah.

Tinggi badan jauh lebih kecil dibandingkan dengan lebar tubuh. Contoh

ikan yang memiliki bentuk tubuh picak adalah ikan pare kekeh

(Rhynchoobatus djiddenis), ikan pare totol (Himantura uarnak).

2. Fusiform (bentuk torpedo), yaitu suatu bentuk yang sangat ramping untuk

bergerak dalam suatu medium tanpa mengalami banyak hambatan. Tinggi

tubuh hampir sama dengan lebar tubuh, sedangkan panjang tubuh

beberapa kali tinggi tubuh. Bentuk tubuh meruncing pada kedua bagian

ujung. Contoh ikan yang memiliki bentuk tubuh torpedo adalah ikan

kembung lelaki (Rastrellinger kanagurta), ikan tongkol (Euthynnus

affins), dan ikan cakalang (Katsuwono pelamis).

3. Taeniform atau Flateted-form (bentuk pita), yaitu bentuk tubuh

memanjang dan tipis menyerupai pita. Contih ikan dengan bentuk tubuh

ini adalah ikan layur (Trichiurus lepturus).

4. Anguilliform (bentuk ular/sidat), yaitu bentuk tubuh ikan yang memanjang

dengan penampang lintang yang agak silindris dan kecil serta pada bagian

ujung meruncing atau tipis. Contoh ikan dengan bentuk ini adalah ikan
8

sidat (Anguilla marmorata), ikan belut (Monopterus albus), ikan

sembilang (Plotus canius).

5. Globiform (bentuk bola), yaitu bentuk tubuh ikan yang menyerupai bola.

Contohnya ikan buntal landak (Diodon histrix).

6. Compressed (bentuk pipih), yaitu bentuk tubuh yang gepeng kesamping.

Tinggi badan jauh lebih besar bila dibandingkan dengan tebal kesamping

(lebar tubuh). Lebar tubuh juga lebih kecil daripada panjang tubuh. Contoh

ikan yang memilik bentuk tubuh pipih adalah ikan kapas-kapas (Gerres

filamentous), ikan peperek bondolan (Gazza minuta), ikan bawal hitam

(Parastromus niger).

7. Sagittiform (bentuk panah), yaitu bentuk tubuh yang menyerupai anak

panah. Contohnya adalah Sphyraena jello.

8. Filiform (bentuk tali), yaitu bentuk tubuh yang menyerupai tali. Contoh

ikan dengan bentuk ini adalah Snipe eel dan pipefish.

9. Ostraciform (bentuk kotak), yaitu bentuk tubuh ikan yang menyerupai

kotak. Contohnya adalah Tylerius spinosissmus.

2.2.3. Bagian-Bagian Kepala Ikan

Kepala ikan umumnya tidak bersisik, tetapi ada juga yang bersisik. Ada

yang memiliki ujung kepala yang berbentu tumpul maupun lancil. Bagian-bagian

ikan yang penting adalah:

1. Tulang-tulang tambahan tutup insang.

Tulang tambahan tutup insnag terdiri atas : tulang tutup insang, merupakan

tulang yang paling besar dan letaknya paling dorsal; Tulang tutup insang

depan, merupakan tulang sempit yang melengkung seperti sabit dan


9

terletak di depan sekali; Tulang tutup insang antara, merupakan tulang

yang sempit dan terletak antara tulang tutup insang depan; Tulang tutup

insang bawah, merupakan bagian tulang yang terletak paling bawah sekali.

Pada bagian bawah tulang-tulang tambahan tutup insnag terdapat selaput

tipis yang menutupi tulang-tulang diatasnya yang disebut selaput tutup

insang (membrana branchiostega).

2. Bentuk mulut

Ada berbagai macam bentuk mulut ikan dan hal tersebut berkaitan erat

dengan jenis makanan yang dimakannya. Bentuk mulut ikan dapat

dibedakan menjadi bentuk tabung, bentuk paruh, bentuk gergaji, bentuk

terompet.

Berdasarkan dapat tidaknya mulut ikan tersebut disembulkan, maka bentuk

mulut ikan dapat dibedakan menjadi mulut yang dapat disembulkan

(protactile) dan mulut yang tidak dapat disembulkan (non protactile)

3. Ukuran mulut

Adapun ukuran mulut ikan yaitu: Sempit, apabila tidak dapat dimasuki jari

kelingking tangan; Sedang apabila mulut ikan lebih besar dari mulut ikan

bermulut sembit; Lebar, apabila mulut ikan dibuka maka celah mulut

semakin lebar.

4. Letak mulut

Letak atau posisi mulut ikan dapat dibedakan menjadi: Inferior, yaitu

mulut terletak dibawah hidung, misalnya pada ikan pare kembang

(Neotrygon kuhlii); Subterminal, yaitu mulut yang terletak dekat uung

hidung agak kebawah, misalnya ikan kuro (Eleutheronema tetradactylum);


10

Terminal, yaitu mulut yang terletak di ujung hidung, misalnya pada ikan

mas (Cyprinus carpio); Superior, yaitu mulut yang terletak di atas hidung,

misalnya pada ikan kacang-kacang (Hemirhampus far).

5. Bentuk bibir atas dan moncong

Bibir atas pada ikan ada yang bergerigi dan tidak bergerigi. Mocong ikan

ada yang ukurannya pendek panjang, lancip atau tumpul, dan diujung

moncong terdapat tonjolan duri atau tidak.

6. Posisi sudut mulut dengan bola mata

Adapun posisi mulut dengan bola mata diantaranya adalah: Satu garis

dengan sisi bawa bola mata; Tegak lurus atau sedikit di belakang bola

mata; Tegak lurus dengan sisi depan bola mata

7. Mata

Mata ikan terletak disisi atas atau disisi kanan kiri daerah kepala, biasanya

berada diatas atau dibawah sudut mulut. Bola mata ikan biasanya dijumpai

pada kedua sisi kepalan, namun ada beberapa jenis ikan yang matanya

hanya pada satu sisi kepala.

8. Sungut

Sungut berfungsi sebagai alat peraba dalam mencari makanan dan

umumnya terdapat pada ikan ikan yang aktif mencari makan pada malam

hari atau ikan yang aktif mencari makan didasar perairan.

Letak, bentuk, dan jumlah sungut antara masing-masing jenis ikan

berbeda-beda sehingga dapat digunakan untuk identifikasi. Ada yang

terletak pada hidung, bibir, dagu, sudut mulut dan lainnya. Bentuk sungut

dapat berupa rambut, pecut, bulu dan yang lainnya. Ada ikan yang
11

memiliki satu lembar sungut, satu pasang, dua pasang atau beberapa

pasang.

9. Lubang hidung

Hidung ikan terletak didaerah kepala, diatas mulut. Pada golongan ikan

yang tidak berahang terdapat sepasang lubang hidung (monorhinous),

sedangkan pada ikan ynag memiliki rahang terdapar dua psang lubang

hidung (dirhinous).

2.2.4. Sirip pada ikan

Ikan bergerak dengan menggunakan sirip. Sirip ikan terdiri dari (Penuntun

praktikum iktiologi, 2017) :

1. Sirip punggung (D)

Sirip punggung pda ikan berbeda-beda. Ada ikan yang tidak memiliki sirip

punggung karena menghilang atau bermodifikasi menjadi alat penghisap.

Bentuk sirip pada ikan yang memiliki sirip punggung juga ada yang

sempurna dan berbentuk rudimeter. Jumlah sirip punggung pada ikan juga

berbeda beda, ada yang memiliki satu, dua, tiga, bahkan lebih dari 3.letak

sirip punggung pada ikan juga bervariasi, ada yang di bagian anterior

badan, di pertengahan, jauh kebelang.

2. Sirip Dada (P)

Sirip dada terletak dibagian anterior badan di belakang tutup insang

(operculum).
12

3. Sirip perut (V)

Sirip perut terletak disisi ventral badan didepan anus. Ada ikan yang tidak

memiliki sirip perut karena menghilang atau bermodfikasi menjadi alat

penghisap. Posisi sirip perut dibandingkan dengan sirip dada yaitu :

- Abdominal : Sirip perut terletak jauh dibelakang sirip dada.

- Sub abdominal : Sirip perut terletak di belakang sirip dada.

- Thoric : Sirip perut terletak di bawah sirip dada.

- Jugular : Sirip perut terletak di depan sirip dada.

4. Sirip anus (A)

Sirip anus terletak disisi ventral badan persis di belakang anus. Pada

beberapa ikan ada yang sirip anus menyatu dengan sirip ekor, ada yang

terpisah. Kondisi sirip anus pada ikan ada yang bagian pangkal sirip

diliputi sisik ada yang tidak diliputi sisik.

5. Sirip ekor (C)

Sirip ekor terletak di bagian paling anterior dari tubuh ikan, dengan bentuk

yang bervariasi. Bentuk-bentuk sirip ekor diantaranya bercagak (forked),

berpinggiran tegak, rounded (bundar), bulan sabit (lunate), belah ketupat,

meruncing, berlekuk tunggal, berlekuk kembar, epicercal, hypocerceal,

cambuk
III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ikhtiologi yang dilaksanakan berjudul “Pengenalan Morfologi

Spesies Ikan Berbeda pada ikan betook (Anabas testudineus) dan ikan lele lokal

(Clarias bathracus) yang dilaksanakan pada Rabu, 13 Maret 2019 pukul 13:00

WIB bertempat di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan

Kelautan Universitas Riau.

3.2. Alat dan Bahan

Tabel 1. Alat yang digunakan


No Nama Alat Fungsi
1 Penggaris Mengukur Tubuh Ikan
2 Nampan Wadah Ikan
3 Buku Penuntun Praktikum Sebagai Petunjuk Tata Cara Praktikum
4 Buku Praktikum Menggambarkan dan Mendeskripsikan ikan
yang akan diamati

5 alat tulis dan serbet untuk menggambar dan membersihkan

Tabel 2. Bahan yang digunakan


No Nama Lokal Nama Ilmiah Ikan
1 Ikan betook Anabas testudineus
2 Ikan lele local Clarias bathracus

3.3. Metode Praktikum

Metode yang digunakan adalah metode pengamatan langsung atau observasi

yakni sampel sudah ada didalam laboratorium biologi perairan fakultas perikanan

dan kelautan berupa sampel atau bahan yang sudah disediakan oleh asisten

praktikum.
14

3.4. Prosedur Praktikum

Pilihlah ikan yang ingin dideskripsikan pada nampan yang berisi ikan-ikan.

setiap ikan ditempatkan dibawah meja kaca beralas kain kuning untuk difoto

menggunakan kamera Hp dan gunakan lampu untuk menerangi ikan agar foto

yang ditampilkan lebih terlihat jelas ,foto digunakan sebagai bukti laporan.

Selanjutnya Letakkan ikan diatas nampan lalu Ukurlah ikan pada bagian TL,

SL, BDH, HDL,amati dan catat klasifikasi ikan dan morfologinya secara

lengkap di buku praktikum ichtiology untuk klasifikasi, tulis dibagian kolom

yang tersedia di pojok kiri atas didalam buku praktikum. Kemudian gambarlah

ikan didalam buku dengan skala tertentu didalam kolom yang terrsedia.Tulis

deskripsi ikan di bagian bawah atau samping gambar. Adapun yang

dideskripsikan adalah: Bentuk tubuh ikan; Posisi dan bentuk mulut; Ukuran

rostum (moncong); Kondisi bibir; Letak, ukuran dan jumlah sungut; Posisi

mata; Keberadaan sisik pada tubuh; Bentuk linea lateralis; Sirip-sirip dimiliki;

Modifikasi sirip atau jari sirip (kalau ada), Memiliki adipose fin, finlet, Scute,

keel.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Dari praktikum yang telah dilaksanakan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Ikan betok (Anabas testudineus) dan Klasifikasinya

Nama Lokal Ikan : Betok

Ordo : Peruformes

Famili : Anabantidae

Genus : Anabas

Spesies : Anabas testudineus

Habitat : Air Tawar

TL : 15 cm SL : 12 cm HDL : 4,7 cm BDH : 5 cm


16

2. Ikan lele lokal (Clarias bathracus) dan Klasifikasinya

Nama Lokal Ikan : Lele lokal

Ordo : Siluniformes

Famili : Claridae

Genus : Clarias

Spesies : Clarias bathracus

Habitat : Air Tawar

TL : 23,3 cm SL : 21 cm HDL : 6 cm BDH : 3,2 cm


17

4.2. Pembahasan

1. Ikan betok (Anabas testudineus )

Ikan betok (Anabas testudineus ) adalah ikan yang termasuk ikan

gnathostomata yakni ikan yang memiliki rahang dengan kelas osteichtyes yang

mana kelas ini memiliki ciri-ciri yaitu memiliki rahang,dirhinous,serta rangka

tubuh yang terdiri dari tulang sejati. Ikan betok (Anabas testudineus ) ini memiliki

tubuh bilateral simetris yaitu apabila tubuh di belah dua secara

membujur/memanjang tubuh mulai dari pertengahan ujung kepala sampai ke

ujung ekor maka akan menghasilkan dua belahan yang serupa dengan bentuk

tubuh pipih compressed,dimana lebar tubuh lebih pendek dari tingginya.

Ikan betok (Anabas testudineus ) kepalanya itu berbentuk tumpul dengan

kepala tidak bersisik,mulutnya terletak di bagian suterminal yaitu mulut berada di

dekat ujung hidung sedikit agak ke bawah dengan mulut bisa di sembulkan ke

depan dan dapat di kembalikan lagi atai disebut dengan protractile dengan ukuran

mulut sedang dan sedikit tebal . Ikan betok (Anabas testudineus ) merupakan ikan

yang berahang sehingga memiliki 2 pasang hidung,kemudian Ikan betok (Anabas

testudineus ) memiliki mata yang terletak satu garis lurus dengan sisi bawah mata

serta memiliki tutup insang yang berada di daerah kepala belakang mata. Sisik

Ikan betok (Anabas testudineus ) hanya terdapat dibagian tubuh saja dan ekor

yang termasuk jenis aklaid.

Ikan betok (Anabas testudineus ) mempunyai sirip punggung ( dorsal )yang

agak memanjang bagian di belakang, jari-jari sirip punggung nya keras dan bagian

akhir jari-jari tersebut menjadi sedikit bergigi, sirip perut ( ventralis ) Ikan betok

(Anabas testudineus ) ini terletak dibawah sirip dada,kemudian sirip dadanya


18

terletak di bagian interior badan dibelakang tutup insang dengan posisi dasar sirip

dada di ablique,mempunyai sirip anus yang terpisah dengan sirip ekor yang mana

sirip ekor Ikan betok (Anabas testudineus ) ini beebentuk rounded yang terletak

pada bagian anterior dari tubuh ikan.

2. Ikan lele lokal ( Clarias )

Ikan lele lokal ( Clarias )adalah ikan yang termasuk ikan gnathostomata yakni

ikan yang memiliki rahang dengan kelas osteichtyes yang mana kelas ini memiliki

ciri-ciri yaitu memiliki rahang,dirhinous,serta rangka tubuh yang terdiri dari

tulang sejati. Ikan lele lokal ( Clarias )ini memiliki tubuh bilateral simetris yaitu

apabila tubuh di belah dua secara membujur/memanjang tubuh mulai dari

pertengahan ujung kepala sampai ke ujung ekor maka akan menghasilkan dua

belahan yang serupa dengan bentuk kepala pipih dan berwarna kehitaman.

Mulutnya memiliki lingkar mulut yang kumayan lebar yakni ¼ dari panjang

totalnya dan bukaan mulutnya tidak selebar mulutnya. Ikan lele lokal ( Clarias )

mempunya 4 pasang sungut dengan ukuran panjang dan sampai ke operculum,4

pasang itu yakni nya sepasang sungut berada di dekat hidung,sepasang berada di

rahang atas.sepasang berada di bawah (mandibular) luar,dam sepasang sungut

berada di bawah (mandibular) dalam kemudian Ikan lele lokal ( Clarias )

memilliki lubang hidung dirhinous yakni memiliki 2 lubang hidung. Ikan lele

lokal ( Clarias ) ini tidak memiliki sirip dan gurat sisik tetapi memiliki sirip dada

yang terletak di belakang tutup insang,sirip punggung yang berada di depan sirip

perut,sirip perut abdominal yang mana terletak jauh dibelakang sirip dada,sirip

anus yang tidak menyatu dengan sirip ekor dan sirip ekor yang berbentuk bundar.
19

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari praktikum pengenalan Morfologi Spesies

Ikan Berbeda adalah bahwa ikan yang terdapat di alam mempunyai persamaan

dan perbedaan antara satu dengan yang lainnya, hal itu dapat dilihat dari segi

mulut, sirip, hidung, mata, bentuk tubuh, habitat maupun jenis makanannya. Hal

ini akan sangat mempengaruhi terhadap aktivitas atau kebiasaan dari pergerakan

ikan itu sendiri. Bentuk tubuh setiap individu ikan sangat dipengaruhi oleh sistem

rangka, sistem otot dan satuan habitat dimana ikan-ikan itu hidup.

5.2. Saran

Selaku manusia biasa tentu tidak luput dari kekurangan dan

kelemahan. Sebagai praktikan yang baru memulai bangku perkuliahan,

penulis menyadari masih memiliki banyak kekurangan dan banyak kendala dalam

mengerjakan laporan praktikum ini, Jadi, penulis mengharapkan kritikan dan

saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini dimasa yang akan

datang.
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, A. Iqbal. 2008. Ikhtiologi Ikan dan Aspek Kehidupannya.Yayasan


Citra Emulsi. Makassar.

Putra, Ridwan Manda, dkk. 2018. Penuntun Praktikum Ikhtiologi. Universitas


Riau. Pekanbaru

Rizky, Sally. 2015. Aspek biologi Reproduksi Ikan Motan. Riau.

Shariffudin, B. A. O. 2012. Dunia Ikan. Yogyakarta: UGM Press.


Saanin, H.1984. Taksonomi dan kunci identifikasi ikan. Penerbit Binacipta.
jakarta

Sumantadinata, K. 2015. Program Penelitian Genetika Ikan. INFIGRAD. Jakarta.

Rajabnadia, L. Abdul. Buku Ajar Ichtyology. Fakultas Perikanan dan


Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo. Kendari.

Sulistiyono.2005. Morfologi Dasar Ikan. Mandala Pratama: Jogjakarta.


LAMPIRAN
22

Lampiran 1. Alat yang digunakan pada saat Praktikum

Alat tulis penggaris

Buku penutun praktikum Nampan

Serbet
23

Lampiran 2. Bahan yang digunakan pada saat Praktikum

1. Ikan betok (Anabas testudineus)

2. Ikan lele lokal (Clarias bathracus)

Anda mungkin juga menyukai