Anda di halaman 1dari 34

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ichtyologi ditinjau dari akar katnanya berasla dari kata Yunani yaitu
ikhtyos yang artinya ikan, dan logos yang berarti ilmu. Dengan demikian,
ichtyologi adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan segala aspek kehidupan ikan.
Ikan dapat didefinisikan sebagai binatang vertebrata berdarah dingin, yang
pergerakan dan keseimbangan tubuhnya terutama menggunakan sirip dan
umumnya bernapas dengan insang serta hidup dalam lingkugan air. Pada
klasifikasi taksonomik, ikan disatukan dalam kelas pisces.
Ichtyologi adalah suatu ilmu yang khusus mempelajari tentang ikan dan
segala aspek kehidupan ikan yang meliputi taksonomi, biologi (morfologi,
anatomi, fisiologi, genetika, reproduksi, dan lain lain) dan ekologi (struktur
komunitas, populasi, habitat, predator, dan persaingan serta penyakitnya). Kata
ichtyologi berasal dari pengertian ichtio yaitu ikan dan logos yaitu ilmu, jadi di
dalam ichtyologi ini dicakup beberapa aspek baik mengenai aspek biologi maupun
ekologi ikan. Dalam mempelajari ichtyologi ini tidak terlepas dari ilmu - ilmu
yang lain karena saling berkaitan. Beberapa cabang ilmu pengetahuan yang sangat
terkait dengan ichtyologi ini antara lain taksonomi vertebrata, morfologi dan
anatomi hewan, fisiologi, genetika, dan evolusi.
Pengetahuan ikan terus berkembang seiring berjalanya waktu. Dilihat dari
perkembanganya, pengetahuan tentang ikan merupakan hasil dari keingintahuan
yang selalu ada pada diri manusia tentang alam dan dari kebutuhan manusia akan
keterangan yang berkaitan dengan jenis ikan yang dimanfaatkan. Ikan dalam

fungsinya sebagai sumber protein yang besar bagi kebutuhan dan kelengkapan
gizi manusia, sehingga mengharuskan manusia untuk mempelajari lebih lanjut
tentang ikan.
Ada beragam jenis ikan yang hidup dan pernah hidup di dunia ini. Untuk
memudahkan mengenali dan mempelajari ikan tersebut, terutama bagi ikan - ikan
yang baru dikenal, orang membuat kunci identifikasi sehingga dapat membantu
orang lain yang juga ingin mengenali / mempelajari ikan bersangkutan. Bagi jenis
- jenis ikan yang ada di Indonesia, buku taksonomi dan kunci identifikasi ikan
karya Hasanuddin Saanin adalah salah satu contoh kunci identifikasi ikan.
Identifikasi atau tingkat analisis berguna untuk mengelompokan yang
begitu beraneka ragam dalam alam ke dalam berbagai kelompok yang mudah
dikenal, untuk menetapkan ciri - ciri penting dari kelompok ini dan untuk
senantiasa mencari perbedaan yang tetap antara kelompok itu. Di samping itu
harus memberikan nama ilmiah kepada kelompok itu untuk memungkinkan
pemberian pengakuan kepadanya oleh para ahli di seluruh dunia. Ahli biologi
telah menyadari pentingnya identifikasi yang tepat, banyak sekali generasi yang
mempunyai species yang secara morfologi tidak berbeda, perbedaannya terletak
dalam sifat fisiologisnya.
Fakta menunjukkan terdapat banyak atau beragam ikan. Untuk
memudahkan mempelajari, mengenali dan mengingat ikan yang banyak dan
beragam dilakukan pengelompokan - pengelompokan yang selanjutnya disusun
secara sistematis menurut jauh dekatnya hubungan kekerabatan atau banyak
sedikitnya persamaan sifat - sifat atau ciri - ciri ikan, sehingga membentuk suatu
hierarki klasifikasi takson : Kelas (class), famili (familia), marga (genus) dan jenis

(spesies). Masing - masing takson (kelas, ordo, famili, marga dan jenis) tersebut
diberi nama ilmiah.
Bentuk luar atau morfologi tubuh ikan akan beradaptasi dengan cara
tingkah laku dan kebiasaan hidup di dalam suatu habitat hidup ikan. Dengan kata
lain, habitat atau lingkungan di mana ikan itu hidup berpengaruh pada bentuk
tubuh, macam - macam organ tubuh dan pergerakan serta tingkah lakunya.
Morfologi ikan yang terlihat antara lain: bentuk tubuh, sisik, ekor, sirip, mulut dan
warna tubuh dimana antara ikan yang satu dengan yang lain berbeda menurut
jenisnya. Habitat atau lingkungan di mana ikan hidup sangat berpengaruh
terhadap bentuk tubuh dan macam - macam ikan. Hal itu juga sangat
mempengaruhi perbedaan cara hidup dan tingkah laku ikan dari satu habitat ke
habitat yang lainnya
Tiap spesies ikan mempunyai ukuran mutlak yang berdeda - beda.
Perbedaan ini di sebabkan oleh umur, jenis kelamin dan lingkungan hidup. Karena
adanya berbagai jenis ikan yang hidup dan pernah hidup. Untuk memudahkan
mengetahui dan mengenali ikan tersebut, terutama bagi ikan - ikan yang belum
tahu atau belum kenal, orang membuat kunci identifikasi sehingga dapat
membantu orang lain yang ingin mengenali atau mempelajari ikan yang
bersangkutan. Pada praktikum ini bertujuan untuk mengamati dan memahami cirri
- ciri atau sifat bagian luar tubuh ikan yang secara langsung dan mengikuti arahan
khusus.
Praktikum Ichtyologi ini dilaksanakan untuk menerapkan semua materi
yang ada dalam perkuliahan. Praktikum ini mempelajari tentang ciri morfologi
ikan yaitu agar praktikan bisa mengetahui ciri - ciri spesies dan kelebihan khusus
dari ikan dengan ciri - ciri berbeda.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengamati dan memahami ciri - ciri atau sifat - sifat bagian luar tubuh
ikan bersangkutan secara kualitatif dan kuantitif.
2. Untuk mengetahui dan memahami cara pengidentifikasian ikan menggunakan
buku petunjuk identifikasi ikan.
3. Untuk mengetahui dan memahami cara klasifikasi ikan yang telah
diidentifikasi.
4. Melakukan pengklasifikasi dan penyebutan nama ikan sesuai identifikasi yang
telah dilakukan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Indonesia sebagai negara kepulauan terletak diantara samudra pasifik dan


samudra hindia dan mempunyai tatanan geografis yang rumit dilihat dari topografi
dasar lautnya. Dasar perairan Indonesia di berbagai tempat, terutama di kawasan
barat, menunjukkan bentuk yang sederhana atau rata dan hampir seragam, tetapi
di tempat lain, terutama dikawasan timur, menunujukkan bentuk - bentuk yang
lebih majemuk tidak teratur dan rumit (Feliatra, 2003).
Ichtyologi merupakan cabang dari ilmu biologi tepatnya merupakan
cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang binatang (zoology). Ichtyologi
dengan arti singkatnya merupakan suatu ilmu yang khusus mempelajari ikan
(Lukystiowati, 2005).
Taksonomi ialah suatu ilmu mengenai klasifikasi jasad. Istilah taksonomi
berasal dari perkataan Yunani taxis yang berarti susunan atau pengaturan, dan
nomos berarti hukum. Istilah ini diusulkan oleh Candolle pada tahun 1813 untuk
teori mengklasifikasikan tumbuh - tumbuhan. Taksonomi disusun dengan
mempergunakan dasar morfologi, fisiologi, ekologi dan genetika. Sebagaimana
halnya dengan ilmu pengtahuannya, taksonomi merupakan suatu sintesi dari
bermacam-macam pengetahuan, teori dan metode, dan dalam hal ini dipergunakan
khusus untuk tujuan dan bidang klasifikasi (Saanin, 1968).
Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya adalah mempunyai tulang
belakang, insang dan sirip, dan terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai
medium dimana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan di dalam air
untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan

tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan
oleh arah angin (Burhanuddin, 2008).
Ikan adalah organisme air yang bernapas dengan insang dan dapat
bergerak atau berenang dengan menggunakan sirip (fin). Ikan memiliki gurat sisi
untuk menyeimbangkan tubuh, serta gelembung udara untuk mengapung,
melayang, dan membenamkan diri. Ikan tersebar di berbagai jenis perairan baik
tawar, asin maupun payau (Barus, 2004).
Ikan merupakan makhluk hidup didalam air yang berdarah dingin dengan
artian penas badan ikan mengikuti panas air dimana ikan itu berada. Ikan pada
umumnya bernafas dengan insang menghisap hawa dari air, sewaktu waktu pada
keadaan darurat ikan akan muncul kepermukaan ketika hawa didalam air
berkurang (Achjar, 2002).
Ada tiga bagian utama tubuh ikan, yaitu : kepala, badan dan ekor. Pada ke
tiga tersebut ada yang ditutupi sisik dan ada yang tidak, serta ada pula ikan yang
sama sekali tidak bersisik. Bagian kepala dimulai dari bagian depan ujung mulut
hingga tutup insang. Bagian badan dimulai dari ujung tutup insang sampai ujung
sirip belakang. Sementara itu, bagian ekor dimulai dari ujung sirip belakang
sampai dengan ujung ekornya. Sirip ikan ada bermacam - macam, yaitu : sirip
perut (ventral), sirip punggung (dorsal), sirip dada (pektoral), sirip belakang
(anal), dan sirip ekor (caudal). Disamping sirip ada jenis - jenis ikan yang
memiliki sungut. Seluruh badan ikan tertutup oleh kulit, kadang - kadang
dilengkapi dengan sisik (berupa lempengan - lempengan tulang yang tersusun rapi
di permukaan badan ikan). Di dalam rongga badan terdapat organ - organ tubuh

ikan, yang berupa alat - alat pencernaan, pernapasan, peredaran darah, jaringan
otot dan alat reproduksi ikan (Tim Dosen Ichtyologi, 2014).
Tiap - tiap spesies ikan mempunyai ukuran mutlak yang berbeda - beda.
Perbedaan yang ada ini disebabkan oleh adanya perbedaan umur, jenis kelamin,
dan lingkungannya dimana ikan itu tinggal atau tempat tingalnya. Ikan juga
mempunyai ciri - ciri khusus diantaranya adalah pinlet. Di dalam tubuh ikan
terdapat alat - alat yang mempunyai peranan dalam metabolisme ikan, pencernaan
ikan dalam kelangsungan hidupnya yang diumaksud adalah suatu proses dalam
tubuh ikan untuk memecah atau menyederhanakan bahan-bahan makanan yang
telah diperoleh dan sistem pencernaan yang meliputi organ-organ yang
berhubungan melalui alat pengambilan makanan dan mekanismenya seperti pada
penyediaan bahan kimia, misalnya dikeluarkannya ampas makanan yang dicerna
(Ridwan, 2012).
Ikan seperti makhluk lain yang membutuhkan oksigen untuk proses
metabolism dan membuang gas CO2 sebagai hasil sisa metabolism di dalam sel.
Alat pernapasan utama ikan adalah insang. Insang merupakan alat pernapasan
yang terdapat pada banyak organisme air, yang berfungsi untuk mengeksrtak
oksigen yang larut dalam air dan mengeluarkan karbon dioksida. Insang pada
beberapa spesies seperti kelomang, telah beradaptasi untuk memungkinkan
respirasi di darat asalkan mereka tetap lembab. Tiap lembaran insang terdiri dari
sepasang filamen yang banyak mengandung lamela (lapisan tipis). Pada filamen
terdapat pembuluh darah yang mengandung kapiler sehingga memungkinkan
terjadinya pertukaran gas O2 dan CO2 (Poetra, 2000).

Bawal putih berbentuk seperti rombus dan sedikit cembung. Bawal putih
dewasa kelihatan lebih lebar dan cembung. Mata terletak di baagian kepala yang
kelihatan seakan bersambung terus dengan badan. Meskipun badan bawal cermin
kelihatan lebar tetapi mulut dan matanya agak kecil dan berhimpun di sudut
hujung bahagian kepala. Rahang atas dan bawah juga tidak dapat membuka
dengan luas. Bawal putih disebut juga bawal cermin karena dari pantulan cahaya
dari badannya yang berkilat dan berwarna perak (Anonim, 2014).
Bawal putih juga dikenal dengan panggilan bawal cermin, kilat, dueh putih
atau dueh bujang. Ia juga dipanggil silver pomfret. Bawal cermin berbentuk
seperti rombus dan sedikit cembung. Bawal cermin dewasa kelihatan lebih lebar
dan cembung. Mata terletak di bagian kepala yang kelihatan seakan bersambung
terus dengan badan. (Anonim, 2013).

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum Ichtyologi ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 4 April
2015 pada pukul 14.00 16.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Ichtyologi
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut :
Tabel 1. Alat Yang Digunakan Dalam Praktikum
No
Alat
Kegunaan
1
Jarum pentul
Untuk menopang ikan
2
Tissue gulung
Untuk kebersihan
3
Styrofom
Untuk menaruh ikan
4
Alat tulis
Untuk mencatat hasil
5
Sandal jepit
Dipakai praktikan saat praktikum
6
Penggaris
Untuk mengukur ikan
7
Buku saanin
Panduan klasifikasi ikan
8
Jas lab
Syarat masuk lab

Tabel 2. Bahan Yang Digunakan Dalam Praktikum


No.
Bahan
1.

Ikan Bawal Putih (Pampus

Kegunaan

Untuk bahan percobaan

argenteus)
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Pengamatan Ciri Morfologi (Anatomi Luar) Kualitatif Tubuh Ikan

10

a. Menyiapkan ikan untuk di amati, menyiapkan wadah penempatan ikan,


jarum pentul, dan peralatan lainnya.
b. Mengambil ikan dan meletakkannya pada wadah penempatan ikan.
c. Menggambar ikan secara utuh serta ukurannya.
d. Memberi keterangan bagian - bagian tubuh ikan di atas kertas gambar.
e. Membuat deskripsi ikan bersangkutan dengan mengikuti arahan khusus
(terlampir).
2. Pengamatan Ciri Morfologi (Anatomi Luar) Kuantitatif Tubuh Ikan
a. Menyiapkan ikan untuk di amati, menyiapkan wadah penempatan ikan,
jarum pentul, dan peralatan lainnya.
b. Mengambil ikan dan meletakkannya pada wadah penempatan ikan.
c. Menggambar ikan secara utuh serta ukurannya.
d. Memberi keterangan bagian - bagian tubuh ikan di atas kertas gambar.
e. Membuat deskripsi ikan bersangkutan dengan mengikuti arahan khusus
(terlampir).
3. Identifikasi / Determinasi Ikan
a. Menyiapkan buku saanin.
b. Membaca informasi dan kunci identifikasi.
c. Membaca atau mengamati data ciri morfologi.
d. Membandingkan dengan kunci.
e. Memilih dan menetapkan nomor pilihan.
f. Menetapkan pilihan utama ikan pilihan.
4. Klasifikasi dan Penyebutan Nama Ikan
a. Menyiapkan buku saanin.
b. Membaca informasi dan kunci identifikasi.

10

11

c. Memilih dan menetapkan nomor pilihan disertai dengan pencatatan namanama sesuai dengan tingkatan klasifikasi.
d. Menetapkan pilihan sesuai dengan urutan klasifikasi ikan bersangkutan.
e. Membuat urutan klasifikasi dari kelas sampai jenis dari contoh ikan
bersangkutan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengamatan Sifat Morfologi Kualitatif dan Kuantitatif Tubuh Ikan

11

12

1. Hasil
Hasil yang didapatkan dalam praktikum pengamatan sifat morfologi
kualitatif dan kuantitatif tubuh ikan bawal putih (Pampus argenteus) ini adalah:

Gambar 1. Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus) Secara Utuh


Keterangan :
1. Mulut
2. Hidung
3. Mata
4. Sirip dada
5. Sirip perut
6. Sirip dubur
7. Anus
8. Sirip ekor
9. Linea lateralis
10. Sirip punggung

12

13

Gambar 2. Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus) dan Bagian - Bagiannya


Keterangan :
1.
Mulut
2. Operculum
3. Sirip punggung
4. Sirip dada
5. Sirip perut
6. Sirip dubur
7. Sirip ekor
8. Insang

Gambar 3. Sirip Punggung Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus)


Keterangan :

13

14

1. Jari - jari keras


2. Jari - jari lemah

Gambar 4. Sirip Dada Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus)


Keterangan :
1. Jari - jari lemah

14

15

Gambar 5. Sirip Perut Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus)


Keterangan :
1. Jari - jari keras
2. Jari - jari lemah

Gambar 6. Sirip Dubur Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus)

15

16

Keterangan :
1. Jari - jari keras
2. Jari - jari lemah

Gambar 7. Sirip Ekor Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus)


Keterangan :
1. Jari - jari keras
2. Jari - jari lemah

16

17

Gambar 8. Insang Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus)


Keterangan :
1. Tutup insang
2. Tapis insang

Gambar 9. Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus) Beserta Ukurannya


Keterangan :
1. Panjang badan total
2. Tinggi badan

: 19 cm
: 9 cm

17

18

3.
4.
5.
6.

Lebar badan
Panjang kepala
Panjang ekor
Panjang linea lateralis

: 1 cm
: 3 cm
: 6,5cm
: 9 cm

Gambar 10. Kepala Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus) Beserta Ukurannya
Keterangan :
1. Panjang kepala

: 3 cm

18

19

Tabel 3. Ciri Morfologi Kualitatif Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus)


No
Bagian tubuh
Keterangan
.
1.
Bentuk / bangun tubuh
Pipih tegak (compressed)
2.

Warna ikan

Belakang hitam, perut putih

3.

Rangka ikan terdiri atas

Tulang rawan

4.

Bangun kepala

Simetris

5.

Letak mata

Pada kiri - kanan kepala

Bernapas dengan

Insang

7.

Celah insang

Pada sisi kiri - kanan kepala

8.

Alat labirin

Tidak ada

9.

Sirip perut

Ada

10.

Sirip punggung

Ada

11.

Alat penempel, pelekat, dan pengisap

Tidak ada

12.

Kulit badan

Tidak bersisik

13.

Linea lateralis

Ada

14.

Letak linea lateralis

Diatas sirip dada

15.

Bentuk linea lateralis

Garis lengkung kebawah

16.

Sirip punggung (dorsal)

Berjari - jari keras dan lemah

17.

Sirip dada (pektoral)

Berjari - jari keras dan lemah

18.

Sirip perut (ventral)

Berjari - jari keras dan lemah

19.

Sirip anal

Berjari - jari keras dan lemah

20.

Bentuk ekor

Bercagak

21.

Rusuk / jari - jari sirip ekor

Keras

22.

Sisik

Tidak bersisik (licin)

19

20

23.

Sungut

Tidak ada

24.

Tulang rangka badan

Tulang keras

25.

Habitat ikan

Air laut

Tabel 4. Ciri Morfologi Kuantitatif Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus)


No Morfologi kuantitatif

Keterangan

1.
2.
3.

Panjang badan total


Tinggi badan
Lebar badan

19 cm
9 cm
1 cm

4.

Panjang kepala

3 cm

5.

Panjang ekor

6.

Jarak antara kepala dengan sirip punggung (dorsal)

7.

Jarak antara sirip punggung (dorsal) dengan sirip ekor

8,5 cm

8.

Jarak antara sirip dada dengan sirip anal

3,5 cm

9.

Jarak antara sirip dubur dengan sirip ekor

13 cm

6,5 cm

10. Panjang linea lateralis

5 cm

9 cm

11. Jumlah sisik pada linea lateralis

12. Jumlah tutup insang

1 keping

13. Jumlah lapis insang

2 helai

14. Jumlah sirip punggung (dorsal) keras

4 helai

15. Jumlah sirip punggung (dorsal) lemah

6 helai

18. Jumlah sirip dada (pectoral) keras

5 Helai

19. Jumlah sirip dada (pectoral) lemah

18 helai

20. Jumlah sirip perut (ventral) keras

1 helai

21. Jumlsh sirip perut (ventral) lemah

4 helai

22. Jumlah sirip dubur (anal) keras

10 helai

23. Jumlah sirip dubur (anal) lemah

12 helai

24. Jumlah sirip ekor (caudal) lemah

40 helai

25. Jumlah gigi atas

63 buah

20

21

26. Jumlah gigi bawah

52 buah

2. Pembahasan
Pada praktikum ini praktikan mengamati ciri - ciri atau sifat - sifat bagian
luar tubuh ikan yang secara langsung ditampilkan dalam bentuk angka. Ikan
adalah hewan air atau aqualitik, suhu badan tetap dan tidak berubah - rubah
tergantung dari suatu keadaan suhu luar. Hewan yang mempunyai suhu badan
yang demikian disebut hewan berdarah atau poikiloterm. Ikan juga disebut hewan
peredaran darah tunggal dan pada peredaran ini beredar hanya satu kali untuk
melalui jantung. Dalam percobaan ini praktikan hanya mengamati satu jenis ikan
yaitu : Ikan bawal putih (Pampus argenteus).
Ikan bawal putih (Pampus argenteus) adalah ikan yang mendiami ekologi
perairan laut yaitu dengan bentuk tubuhnya pipih dengan badan yang tinggi yang
menyerupai bentuk belah ketupat. Ciri - ciri ikan bawal putih adalah tidak
memiliki sisik dan memiliki susunan linea lateralis yang lengkap dan sempurna,
bentuk linea lateralis hampir menyerupai garis lurus dengan jumlah linea
lateralis satu baris.
Bawal putih (Pampus argenteus) memiliki bentuk tubuh pipih (compresed)
dengan perbandingan antara tinggi dan lebar tubuh 4 : 1. Bentuk tubuh seperti ini
menandakan gerakan ikan bawal putih (Pampus argenteus) tidak cepat seperti
ikan lele atau grass carp, tetapi lambat seperti ikan gurame dan tambakan.
Sisiknya kecil berbentuk ctenoid, dimana setengah bagian sisik belakang
menutupi sisik bagian depan. Warna tubuh bagian atas abu - abu gelap, sedangkan

21

22

bagian bawah berwarna putih. Pada bawal putih (Pampus argenteus) dewasa, ,
sirip anus, dan bagian bawah sirip ekor berwarna hitam.
Secara fisik ikan bawal putih (Pampus argenteus) memiliki warna hitam
pada punggung dan warna hitam pada bagian perut. Ikan bawal putih (Pampus
argenteus) memiliki sirip punggung, sirip dubur, dan sirip perut yang terdiri dari
sirip keras dan lemah dengan jumlah yang berbeda - beda tergantung umur dan
jenis kelamin, tidak memiiki alat penempel dan tidak memiliki sisik.
Bawal putih (Pampus argenteus) juga dikenal dengan panggilan bawal
cermin, kilat, dueh putih atau dueh bujang. Ia juga dipanggil Silver Pomfret.
Bawal cermin berbentuk seperti rombus dan sedikit cembung. Bawal putih
(Pampus argenteus) dewasa kelihatan lebih lebar dan cembung. Mata terletak di
bagian kepala yang kelihatan seakan bersambung terus dengan badan.
Meskipun badan bawal putih (Pampus argenteus) kelihatan lebar tetapi
mulut dan matanya agak kecil dan berhimpun di sudut ujung bagian kepala.
Rahang atas dan bawah juga tidak dapat membuka dengan luas. Mungkin juga
bawal cermin mendapat namanya dari pantulan cahaya dari badannya yang
berkilat dan berwarna perak. Garis linea lateralis di badannya bermula dari insang
hingga ekor.
Warna badan bawal putih (Pampus argenteus) berwarna putih beralun
perak dan bagian sirip memancarkan warna kelabu. Setengah bagian badannya
diliputi bintik hitam halus.

22

23

Ikan bawal putih (Pampus argenteus) memiliki panjang badan total 19 cm,
tinggi badan adalah 9 cm, panjang kepala 3 cm, panjang ekor 6.5 cm dan lebar
badan 1 cm. Ikan bawal putih (Pampus argenteus) mempunyai letak linea
lateralis sirip dada yang berbentuk garis lengkung kebawah. Bentuk badan pipih
dengan badannya yang tinggi sehingga hampir menyerupai bentuk belah ketupat.
Sedangkan sirip punggung, sirip dada, sirip perut, dan sirip belakang
semua berjari - jari lemah dan keras, dengan jumlah sirip punggung (dorsal) keras
berjumlah 4 helai. Sirip punggung (dorsal) lemah berjumlah 6 helai. Sirip dada
(pectoral) keras berjumlah 5 helai. Sirip dada (pectoral) lemah berjumlah 18
helai. Sirip perut (ventral) keras berjumlah 1 helai. Sirip perut (ventral) lemah
berjumlah 4 helai. Sirip dubur (anal) keras berjumlah 10 helai. Sirip dubur (anal)
lemah berjumlah 12 helai. Sirip ekor (caudal) lemah berjumlah 40 helai dan
jumlah gigi atas 63 buah dan jumlah gigi bawah 52 buah.
Bentuk ekornya bercagak, rusuk / jari - jari ekor keras dan tidak memiliki
sisik (licin). Ikan bawal putih (Pampus argenteus) tidak memiliki sungut, tulang
rangka badan adalah tulang rawan dan habitat ikan ini adalah diperairan laut.
Jumlah gigi atas ikan bawal putih (Pampus argenteus).
Ikan bawal putih (Pampus argenteus) merupakan jenis ikan yang
habitatnya dari air laut. Pada umumnya ikan bawal putih memiliki bobot 500
gram, namun ada juga yang mencapai bobot 1,5 hingga 2 kg per ekor.
Jarak antara kepala dengan sirip punggung adalah 5 cm, jarak antara sirip
punggung dengan sirip ekor adalah 8,5 cm, jarak antara sirip dada dengan sirip
ekor adalah 13 cm. Ikan bawal putih (Pampus argenteus) memiliki panjang linea

23

24

lateralis 9 cm dan tidak memiliki sisik pada linea lateralis tersebut, linea lateralis
ini terdapat pada ikan yang bersisik maupun tidak bersisik.
Bentuk linea lateralis umumnya bervariasi demikian juga jumlah sisik
yang membentuk linea lateralis. Data pengukuran bagian - bagian dari tubuh
suatu spesies ikan penting artinya untuk keperluan determinasi hubungan
morphometrik dan analisa pertumbuhan. Linea lateralis pada ikan adalah suatu
garis yang dibentuk oleh pori, dapat ditemukan pada ikan bersisik dan tidak
bersisik. Bentuk linea lateralis pada umumnya bervariasi demikian juga dengan
jumlah sisik yang membentuk linea lateralis.
Penelitian menunjukkan, bahwa bawal putih (Pampus argenteus) tergolong
omnivora. Meskipun tergolong omnivora, ternyata pada masa kecilnya (larva),
ikan bawal putih (Pampus argenteus) lebih bersifat karnivora. Jenis hewan yang
paling disukai adalah crustacea, cladocera, copepoda, dan ostracoda. Apabila
diamati kebiasaan makannya, bawal putih (Pampus argenteus) tergolong ikan
yang lebih suka makan di bagian tengah perairan. Dengan kata lain, bawal
bukanlah ikan yang biasa makan di dasar perairan (bottom feeder) atau di
permukaan perairan (surface feeder).
Ikan bawal putih (Pampus argenteus) banyak terdapat di Lautan Hindi
selain Afrika, Malaysia dan Jepang. Ikan bawal putih (Pampus argenteus) hidup
dan berenang secara berkumpulan. Biasanya pada musim tertentu bawal putih
(Pampus argenteus) didapati dengan banyak. Ia juga dikatakan sering didapati
beriringan dengan udang di dasar laut.

24

25

Ikan bawal putih (Pampus argenteus) ini merupakan ikan herbivor yang
cenderung bersifat omnivora. Selain suka melalap tumbuhan air juga suka
memakan udang ataupun ikan ikan kecil dan hewan air lainnya.
Dilihat asal usulnya, ikan bawal putih (Pampus argenteus) ini bukanlah
asli Indonesia, tetapi berasal dari negeri Samba, Brazil. Ikan ini dibawa ke
Indonesia oleh para importis ikan hias dari Singapura dan Brazil pada tahun 1980.
Selain ke Indonesia, ikan bawal putih (Pampus argenteus) ini pun sudah tersebar
hampir ke seluruh penjuru dunia.
Ikan bawal putih (Pampus argenteus) melimpah pada musim barat dan
puncak musim ikan bawal putih (Pampus argenteus) bertepatan dengan puncak
musim hujan atau mangsa ke 5 7. Ikan bawal putih (Pampus argenteus)
ditangkap dengan jaring insang dasar. Musim panen bawal putih (Pampus
argenteus) sering kali terkendala tingginya gelombang laut di samudera Indonesia
pada bulan Oktober - Desember yang rata rata mencapai tiga meter. Ikan bawal
putih (Pampus argenteus) hidup bergerombol di dasar perairan atau kolom air
perairan dekat pantai sampai kedalaman 100 m, makanan ikan ini berupa ikan
ikan kecil. Munculnya jenis ikan ini juga berkaitan dengan adanya penyuburan
daerah pantai seiring datangnya musim hujan.

25

26

C. Pengamatan Identifikasi Ikan


1. Hasil
Penamaan dan pengklasifiksian ikan bawal putih (Pampus argenteus) kali
ini diperoleh dari buku identifikasi karya Hasanudin Saanin yaitu :
1.
3
4.
6.

Rangka terdiri dari tulang benar; bertutup insang.


Subclassis TELEOSTEI
Kepala simetris.
Badan tidak seperti ular
Badan bersisik atau tidak, kadang - kadang seluruhnya atau sebagian
tertutup oleh kelopak - kelopak tebal.

3
4
6
7

Garis rusuk jika ada, di atas sirip dada.

9.

Tidak demikian

10

10.

Lebih dari 2 jari - jari sirip punggung keras

12

12.

Hanya satu sirip punggung, atau dua sirip punggung yang


bersambungan atau berdekatan.

16

16.

Hanya satu sirip punggung, sirip perut tidak bersatu

17

17.

Jari - jari di belakang sirip puggung dan dubur merupakan


sirip yang terpisah - pisah

92

92.

Ordo PERCOMORPHI

26

94

27

94.

Bersisik lingkaran

95

95.

Satu sirip punggung

96

96.

Sisik sedang atau kecil dan biasanya mudah tanggal, kepala kurang
lebih bersisik, mulut sedang atau kecil, sirip punggung yang
berjari - jari keras yang kadang - kadang terpisah dari bagian yang
bejari - jari lemah, atau bagian yang berjari jari keras terdiri dari
jari - jari yang kurang sempurna (rudimenter) yang terpendam
di bah kulit; sirip perut berjari - jari keras 1 dan 5 jari-jari lemah,
sirip dubur 3 jari-jari keras, sirip dada runcing.
Subordo STROMATOIDEA
149

149.

Permulaan sirip dubur dibawah atau sedikit di belakang permulaan


sirip dada; tutup insang tipis; ruas tulang punggung 24-26; Tulang
tambahan tutup insang 5-7
Familia STROMATEIDAE

2427

2427. Tidak bersirip perut


Genus PAMPUS
2431
2431. Bagian depan dari sirip punggung dan sirip dubur berlekuk
dalam, sebelah belakangnya berjari-jari lemah yang sama panjang
Pampus argentius (Euphr)
Nama Indonesia: Bawal

27

28

2. Pembahasan
Penamaan dan pengklasifikasian Ikan bawal putih (Pampus argenteus) kali
ini diperoleh dari buku identifikasi karya Hasanudin Saanin.
Nama lain dari ikan bawal putih (Pampus argenteus) ialah betik (bahasa
Jawa), Patung (bahasa Banjar), climbing perch (bahasa Inggris). Ikan bawal putih
berasal dari ordo yang sama yaitu Perciformes.
Identifikasi dimulai dengan nomor 1. Sifat dan tanda ikan yang akan
diidentifikasi disesuaikan dengan bagian - bagian dari nomor ini dan dilanjutkan
pada nomor yang tercantum dibelakang bagian - bagian yang sesuai dengan sifat
atau tanda - tanda ikan itu dan begitulah selanjutnya. Dengan jalan ini akan
ditemukan berturut - turut subclassis, ordo, subordo, divisio, familia, subfamilia,
genus, subgenus dan spesies ikan itu (urutan ini ialah urutan yang paling lengkap).
Kebanyakan dari ordo tidak mempunyai subordo, divisio, subfamilia dan
subgenus, sehingga urutan yang akan didapat ialah subclassis, ordo, familia,
genus dan spesies). Nyata disini untuk identifikasi harus diperhatikan sifat, tanda
bentuk ikan atau bagian - bagian ikan. Sifat ikan yang penting bagi identifikasi
adalah sebagai berikut :
1. Rumus sirip, yaitu suatu rumus yang menggambarkan bentuk dan jumlah jarijari sirip dan bentuk sirip.

28

29

2. Perbandingan antara panjang, lebar dan tinggi bagian-bagian tertentu atau


antara bagian bagian itu sendiri.
3. Bentuk garis rusuk dan jumlah sisik yang membentuk garis rusuk itu.
4. Jumlah sisik pada garis pertengahan sisi atau garis sisi.
5. Bentuk sisik dan gigi beserta susunan dan tempatnya.
6. Tulang - tulang insang.
Jari - jari sirip terbagi dalam dua macam, yaitu :
1. Jari - jari keras. Jari - jari keras tidak berbuku - buku, pejal (tidak berlubang),
keras dan tidak dapat dibengkokkan.
2. Jari - jari lemah kurang lebih cerah, seperti tulang rawan, mudah
dibengkokkan dan berbuku - buku atau beruas - ruas. Bentuknya berbeda beda bergantung kepada jenis ikannya.
Pengunaan identifikasi sangat diperlihatkan untuk melakukan identifikasi
ikan. Sehubungan dengan pentingnya buku tersebut banyak pakar yang menyusun
buku kunci identifikasi baik untuk ikan - ikan diwilayah terbatas maupun yang
ada diwilayah luas.

29

30

D. Klasifikasi Ikan
1. Hasil
Urutan mengidentifikasikan dari ikan bawal putih (Pampus argenteus)
yaitu sebagai berikut:
Kelas Pisces 1
3 (subclassis Teleostei) 4
16

17

Stromatoidea)

92 (Ordo Percomorphi)

94

2427 (familia Stromateidae)

7
95

9
96

10

12

149 (subordo

2431 (genus Pampus)

1205.D. XVI-XIX. 7-10; IX-XI. 8-11; P. 14-16; V.I. 5. Sisik garis rusuk 26-31.
Pampus argenteus
Nama Indonesia : Bawal putih
Dari identifikasi yang dilakukan di peroleh klasifikasi ikan bawal putih
(Pampus argenteus) yaitu:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Acetinopterygii

Subkelas

: Teleostei

Ordo

: Perciformes

Sub ordo

: Anabantoidei

Famili

: Bramidae

30

31

Genus

: Pampus

Species

: Pampus argenteus

2. Pembahasan
Pada hakikatnya metode untuk menyusun suatu klasifikasi ialah
menetapkan definisi dari kelompok atau kategori menurut skala hirarki. Tiap - tiap
kategori ini meliputi satu atau beberapa kelompok atau lebih rendah yang terdekat
yang merupakan kategori lebih rendah berikutnya. Hasilnya ialah bahwa semua
binatang dapat diklasifikasikan ke dalam suatu hirarki taksonomis yang terdiri
dari satu rentetan kategori yang meningkat dari spesies hingga kingdom. Fungsi
kategori taksonomis ialah mengurangi keanekaragaman alam ke dalam suatu
sistem yang dapat dipahami.
Spesies adalah kategori taksonomi yang paling penting. Semula perkataan
spesies berarti jenis. Definisi spesies sebenarnya ialah pengemukaan konsepsi
spesies dengan kata - kata. Konsepsi spesies dihasilkan oleh pengamatan spesies
di alam. Subspesies adalah satu - satunya kategori taksonomis infraspesifik.
Subspesies ialah bagian secara geografis dari populasi lokal yang secara
taksonomis berbeda dari bagian lain dari spesies.
Berdasarkan pengamatan ikan bawal putih (Pampus argenteus) dikenal
oleh masyarakat dengan nama yang berbeda - beda satu sama lain seperti di
Kalimantan Selatan dinamakan patung, di Jawa dengan nama betik. Ikan bawal

31

32

putih (Pampus argenteus) termasuk famili Bramidae dengan tanda-tanda khusus


sebagai berikut D. XVI-XIX. 7-10; IX-XI. 8-11; P. 14-16; V.I. 5. Tubuhnya
gepeng dan agak panjang, dilindungi oleh lendir - lendir yang kecil, mulut kecil
posisinya terminal. Rahangnya dilengkapi dengan gigi - gigi kecil.
V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah
sebagai berikut :
1. Sifat morfologi kualitatif tubuh ikan bawal putih (Pampus argenteus ) seperti:
bentuk tubuh layangan pipih panjang, warna ikan belakang hitam perut putih.
2. Mengetahui sifat morfologi kuantitatif tubuh ikan bawal putih (Pampus
argenteus ) seperti : panjang badan total = 19 cm, tinggi badan = 9 cm ,dan
lebar badan = 1 cm.
3. Klasifikasi merupakan penyusunan sistematis menurut jauh dekatnya
hubungan kekerabatan atau banyak sedikitnya persamaam sifat dan ciri ciri
ikan.
4. Untuk membuat klasifikasi dari pengidentifikasian yang didapat sebelumnya.
B. Saran
Tingkatkan ketelitian dalam mengamati ikan agar kita dapat mendapatkan
hasil yang memuaskan, karena ketelitian adalah faktor yang paling penting
dalam penelitian kalau tidak hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

32

33

Perlunya bahan praktikum yang ukurannya lebih besar untuk memudahkan


praktikan dalam melakukan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Moch. 2002. Perikanan Darat. MV. Massa Biro: Bandung

Anonim. 2013. Ikan Bawal Putih. http://ms.wikipedia.org/wiki/Ikan_Bawal_Putih


(Diakses 8 April 2015 pukul 01.40 WITA)

Anonim. 2014. Mengenal Teknik Budidaya Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus)
http://bibitbawal.com/mengenal-budidaya-ikan-bawal-putih/ (Diakses 8
April 2015 pukul 01.20 WITA)

Barus. 2004. Dunia Ikan. PT Intermasa: Jakarta


Burhanuddin, 2008. Laporan Modul Pembelajaran Program Transformasi Dari
Teaching Ke Learning . Universitas Hasanuddin Makassar
Feliatra, dkk. 2003. Pengantar Perikanan dan Ilmu Kelautan II. Faperikan Press.
Universitas Riau. Pekanbaru.
Lukystiowati, Manda, 2005. Penuntun Praktikum Ichtiologi. Fakultas perikanan
dan Kelautan. Riau.
Poetra, Ridhio. 2000. Zoologi. Erlangga: Jakarta
Ridwan, dkk. 2006. Kehidupan Dalam Air. Tira Pustaka: Jakarta
Saanin. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta: Bogor.

33

34

Tim Dosen Ichtyologi. 2014. Penuntun Praktikum Ichthyologi. Fakultas Perikanan


dan Ilmu Kelautan Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru

34

Anda mungkin juga menyukai