Anda di halaman 1dari 4

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan adalah hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah


dingin (poikilothermal) dimana hidupnya dilingkungan air, pergerakan dan
keseimbangan dengan menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan
insang. (Raharjo, 2011). Sistem integumen atau kulit pada hewan vertebrata
secara umum hampir sama yaitu terdiri dari epidermis turunan dari ektoderm dan
dermis turunan dari mesoderm. Dua pola warna pada ikan tersebut disebabkan
oleh tiga hal, salah satunya yaitu karena konfigurasi fisik. Sistem integumen
merupakan bagian terluar dari ikan sebagai sistem pembalut tubuh yang terdiri
dari kulit dan derivate-derivatenya, seperti sisik, jari-jari sirip, lendir, scute, keel
dan kelenjar racun. (Yusnaini et al., 2013). Sistem integumen atau kulit pada
hewan vertebrata secara umum hampir sama yaitu terdiri dari epidermis turunan
dari ektoderm dan dermis turunan dari mesoderm. Dua pola warna pada ikan
tersebut disebabkan oleh tiga hal, salah satunya yaitu karena konfigurasi fisik
(Raharjo, 2011). Bentuk-bentuk sisik yang menutupi permukaan tubuh ikan
umumya ada lima macam yaitu: sisik cycloid, sisik ctenoid, sisik ganoid, sisik
placoid dan sisik cosmoid. Diantara kelima jenis sisik tersebut mempunyai bentuk
dan tipe beranekaragam (Manda et al., 2005). Sistem otot disebut juga dengan
sistem urat daging yang berfungsi sebagai pembentuk tubuh dan penghasil daya
gerak terhadap ikan. Otot pada ikan adalah urat daging yang membentuk daging
ikan terdiri dari tiga jenis urat daging yaitu urat daging licin, urat daging
bergaris/rangka, urat daging jantung. (buku praktikum ikthiologi UR 2015).

Secara fungsional urat daging dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang
dibawah rangsangan otak (voluntary), ialah urat daging bergaris dan yang tidak di
bawah rangsangan otak (involuntary), ialah urat daging licin dan urat daging
jantung (Raharjo, 2011).Sistem rangka merupakan suatu sistem yang dibangun
oleh struktur-struktur keras dari tubuh yang sifatnya menyokong dan melindungi.
Sistem ini melindungi eksoskeleton dan endoskeleton. Endoskeleton secara
embriologis berasal dari epidermis saja, dermis saja atau keduanya. Endoskeleton
umumnya dijumpai pada hewan invertebrata. Pada vertebrata lebih dikenal
dengan dermal skeleton (Adnan, 2010). Sistem rangka pada ikan berfungsi untuk
menegakkan tubuh, menunjang atau menyokong tubuh, melindungi organ-organ
tubuh dan pembentukan butir-butir darah. Bahkan pada jenis ikan tertentu terdapat
modifikasi tulang penyokong sirip yang berfungsi sebagai penyalur sperma ke
dalam saluran reproduksi induk ikan betina. Rangka penegak tubuh ikan terdiri
dari tulang sejati dan tulang rawan. (Burhanuddin, 2008). Integumen merupakan
sistem pembalut tubuh ikan yang terdiri dari kulit dan derivat-derivatnya. Kulit
selain berfungsi sebagai pembalut tubuh juga berguna sebagai alat pertahanan
pertama terhadap penyaklit, perlindungan dan penyesuaian diri terhadap faktorfaktor lingkungan, alat ekskresi dan osmoregulasi dan alat pernafasan tambahan
pada beberapa jenis ikan. Sistem integumen merupakan bagian terluar dari ikan
sebagai sistem pembalut tubuh yang terdiri dari kulit dan derivate-derivatenya,
seperti sisik, jari-jari sirip, lendir, scute, keel dan kelenjar racun. (Yusnaini, dkk
2013). Kulit sebagai pembungkus pada ikan terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan
luar yang disebut dengan epidermis dan lapisan dalam yang disebut dengan
dermis atau corium.

Lapisan dalam dari epidermis merupakan pertumbuhan sel yang aktif.


Lapisan dermis berisi saluran darah, urat saraf, organ peraba dan jaringan
penghubung. Lapisan dermis berperan dalam pembentukan sisik dan erat
kaitannya dalam pembentukan struktur integumen (MANDA et al., 2005).
Lapisan dermis dari epidermis merupakan pertumbuhan sel yang aktif. Lapisan
dermis biasanya berisi saluran darah, urat syaraf, organ peraba dan jaringan
penghubung. Lapisan dermis berperan sekali dalam pembentukan sisik dan
berkaitan erat dalam pembentukan struktur integumen (buku praktikum ikthiologi
UR 2012). Meskipun ikan memiliki bentuk tubuh yang bervariasi namun ikan
mempunyai pola dasar yang sama, yaitu kepala-badan-ekor. Otot rangka lateral
yang terdapat di bawah kulit ikan menurut tipe arsitekturalnya dapat digolongkan
kedalam bentuk piscine dan cyclostomine. Dimana letak dari otot tersebut berada
pada bagian atas septum horizontal (musculus epaxiales) dan pada bagian bawah
dari septum horizontal (musculus hypaxiales).
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan yang berasal dari
sungai nila dan danau-danau yang menghubungkan sungai tersebut. Ikan nila
didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar
pada tahun 1969, bibit ikan nila yang ada di Indonesia berasal dari Taiwan adapun
dengan ciri berwarna gelap dengan garis-garis vertikal seanyak 6-8 buah dan
Filipina yang berwarna merah (Suyanto 1998). Ikan nila pada umumnya
mempunyai bentuk tubuh panjang dan ramping, perbandingan antara panjang dan
tinggi badan rata-rata 3 : 1. Sisik-sisik ikan nila berukuran besar dan kasar. Ikan
nila berjari sirip keras, sirip perut torasik, letak mulut subterminal dan berbentuk
meruncing. Selain itu, tanda lainnya yang dapat dilihat adalah dari ikan nila

adalah warna tubuhnya yang hitam dan agak keputihan. Bagian bawah tutup
insang berwarna putih, sedangkan pada nila lokal putih agak kehitaman bahkan
ada yang kuning. Sisik ikan nila besar, kasar, dan tersusun rapi. Sepertiga sisik
belakang menutupi sisi bagian depan. Tubuhnya memiliki garis linea lateralis
yang terputus antara bagian atas dan bawahnya. Linea lateralis bagian atas
memanjang mulai dari tutup insang hingga belakang sirip punggung sampai
pangkal sirip ekor. Ukuran kepalanya relatif kecil dengan mulut berada di ujung
kepala serta mempunyai mata yang besar (Merantica 2007). Ikan nila memiliki
karakteristik sebagai ikan parental care yang merawat anaknya dengan
menggunakan mulut (mouth breeder) (Effendie 1997 dalam Prasetiyo 2009). Ikan
ini dicirikan dengan garis vertikal yang berwarna gelap pada sirip ekornya
sebanyak 6 buah. Selain pada sirip ekor, garis tersebut juga terdapat pada sirip
punggung dan sirip anal (Suyanto 1994 dalam Saputra 2007 dalam Prasetiyo
2009).

Anda mungkin juga menyukai