Anda di halaman 1dari 11

Laporan Ichtiologi Sistem Pencernaan Ikan Bandeng dan Cakalang

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pencernaan merupakan proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme secara fisik yang
terjadi di rongga mulut dan lambung dan kimiawi yang terjadi di lambung dan usus dengan tujuan agar
makanan dapat di serab oleh tubuh dan dapat di edarkan melalui peredaran darah.

Alat pencernaan pada ikan berbeda antar spesies hal ini disebabkan karena pola adaptasi serta
perbedaan terhadap makanannya. Sebagian alat pencernaan sering terjadi modifikasi antara lain adalah
gigi,mulut,dan saluran pencernaan.

Saluran pencernaan adalah organ-organ yang bekerja langsung dalam prosesc pencernaan dan
penyerapan makanan. Organ pencernaan berperan pula dalam proses osmoregulasi dan
penggelembungan tubuh alat pencernaan terbagi atas dua yaitu saluran pencernaan yang meliputi
mulut rongga mulut, faring, esophagus, lambung, pilorus, rectum dan anus dan kelenjar pencernaan
yang meliputi hati,empedu dan pankreas. Setiap alat pencernaan memiliki tugas masing masingsalah
satu contohnya adalah mulut, fungsi dari mulut adalah untuk menangkap atau mengambil makanan.
Adaptasi dari mulut menyebabkan bervariasi dari bentuk mulut.

Berdasarkan uraian diatas, maka dianggap perlu dilakukan praktikum iktiologi khususnya tentang
saluran pencernaan ikan agar kita dapat mengetahui lebih dalam lagi tentang sistem pencernaan ikan
ini.

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bentuk dan letak bagian alat pencernaan makanan
pada beberapa golongan organism ikan serta melihat ada atau tidaknya modifikasi alat pencernaan yag
terjadi pada ikan tersebut. Sedangkan manfaat dari praktikum ini yaitu sebagai bahan masukan bagi
mahasiswa dan untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai sistem pencernaan pada ikan dan dapat
menjadi referensi bagi mahasiswa.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi

1. Ikan Bandeng (C. chanos)

Klasifikasi dari ikan Bandeng (C. chanos) menurut Sudrajat (2008) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Osteichthyes

Ordo : Gonorynchiformes

Famili : Chanidae
Genus : Chanos

Spesies : C. chanos

Gambar 1. Ikan Bandeng (C. chanos)

(Sumber Dok. Pribadi 2015)

2. Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)

Klasifikasi dari Cakalang (K. pelamis) menurut Nadia (2009) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Osteichtyes

Ordo : Perciformes

Famili: Scombridae

Genus : Katsuwonus

Species : K. Pelamis
Gambar 2. Ikan Cakalang (K. Pelamis)

(Sumber Dok. Pribadi 2015)

B. Morfologi dan Anatomi

Secara eksternal ikan bandeng mempunyai bentuk kepala mengecil dibandingkan lebar dan panjang
badannya, matanya tertutup oleh selaput lendir (adipose). Sisik ikan banding yang masih hidup
berwarna perak, mengkilap pada seluruh tubuhnya. Pada bagian punggungnya berwarna kehitaman
atau hijau kekuningan atau kadang-kadang albino, dan bagian perutnya berwarna perak serta
mempunyai sisik lateral dari bagian depan sampai sirip ekor. Pada ikan bandeng ukuran juvenil dan
dewasa jumlah sirip dorsal II :12-14, anal II: 8 atau 9, sirip dada I: 15-16, sirip bawah I:10 atau 11 dan
mempunyai sisik lateral dari bagian depan sampai caudal antara 75-85, dan tulang belakang berjumlah
44 ruas. Pada anatomi yang terdapat pada ikan bandeng (Chanos-chanos) kita dapat melihat bahwa ikan
bandeng (Chanos-chanos) juga merupakan ikan yang memilikin anatomi yang hampir seperti ikan
lainnya. Pada umumnya antomi ikan bandeng hanya dikenal beberapa saja, antomi ikan tersebut
semakin dikembangkan. Secara garis besar organ yang berukuran relatif besar dan mudah di amati
adalah otak, alat pencernaan, limpa, gonad, ginjal pilorik kaeka, gelembung renang, jantung, hati,
kantong empedu (Sutoyo, 2007).

C. Habitat dan penyebaran

Habitat ikan bandeng adalah diperairan pantai, muara sungai, hamparan hutan bakau, lagoon, daerah
genangan pasang surut dan sungai. Ikan bandeng dewasa biasanya berada diperairan littoral. Pada
musim pemijaham induk ikan bandeng sering dijumpai berkelompok pada jarak tidak terlalu jauh dari
pantai dengan karakteristik habitat perairan jernih, dasar perairan berpasir dan berkarang dengan
kedalaman antara 10-30 m. Kemudian ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut untuk 2 - 3
minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau, daerah payau, dan kadangkala danau-danau. Bandeng baru
kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak

Daerah penyebaran ikan Bandeng yaitu di laut tropik Indo Pasifik dan dominan didaerah Asia. Di Asia
Tenggara ikan bandeng berada didaerah perairan pantai Burma, Thailand, Vietnam, Philipina, Malalysia
dan Indonesia. Secara umum penyebaran ikan bandeng tercatat berada di sebagian besar laut Hindia
dan laut Pasifik kira-kira dari 40 BT-100 BB dan antara 40 LU - 40 LS. Penyebarannya sangat dipengaruhi
oleh faktor lingkungan seperti phase bulan, pasang surut, arus air dan kelimpahan plankton(Anonim
2011).

D. Fisiologi dan reproduksi

Pembuahan pada ikan bandeng (Chanos-chanos) terjadi diluar tubuh pada ikan ini mempunyai alat
kelamin yang terpisah dimana ikan jantan memiliki sepasang testis yang membesar pada masa
perkawinan melalui vas deferens sperma dikeluarkan melalui papilla urogenital sedangkan pada hewan
betina telur akan dikeluarkan melalui oviduct yang selanjutnya keluar melalui papilla urogenitalis
E. Nilai ekonomis

Ikan bandeng memiliki rasa daging yang enak dan harga yang terjangkau. Khusus di daerah Jawa dan
Sulawesi Selatan, ikan bandeng memiliki tingkat preferensi konsumsi yang tinggi. Selain sebagai ikan
konsumsi, ikan bandeng pada banyak diminta sebagai umpan hidup bagi usaha penangkapan ikan tuna
(Thunnus spp.) dan cakalang (Katsuwonus pelamis). Bandeng juga banyak diminta untuk keperluan
induk. Komposisi gizi per 100 gram daging bandeng adalah energi 129 kkal, protein 20 g, lemak 4,8 g,
kalsium 20 mg, fosfor 150 mg, besi 2 mg, vitamin A 150 SI, dan vitamin B1 0,05 mg. Protein bandeng
cukup tinggi. Kondisi ini menjadikan bandeng sangat mudah dicerna dan baik dikonsumsi oleh semua
usia untuk mencukupi kebutuhan protein tubuh, menjaga dan memelihara kesehatan serta mencegah
penyakit akibat kekurangan zat gizi mikro

F. Sistem pencernaan

Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui dua cara yakni cara fisik dan cara kimiawi,
sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap oleh tubuh terutama di dalam usus kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh melalui system peredaran darah. Secara anatomi alat pencernaan ikan
berhubungan erat dengan kebiasaan makan dan kebiasaan makanan serta stadia umur selain itu, ikan
struktur alat pencernaan dapat juga membedakan spesies satu dengan spesies lainnya (Nadia, 2012).

Ikan bandeng (Chanos chanos), Di dalam rongga badannya terdapat organ-organ, yaitu ginjal,
gelembung renang yang berfungsi sebagai alat pendeteksi ikan pada posisi kedalaman air , yang terletak
disebelah ventral, gelembung renang, disampuing itu terdapat limfa (lien), organ ini sukar terlihat
karena kadang kadang terbungkus oleh lemak dan hati di antara usus. Dan terdapat saluran pencernaan,
hati dan kantong empedu. Pada organ dalam ikan bandeng (Chanos chanos) terdapat organ yang
tampak memanjang yang berfungsi untuk mengatur daya apung di dalam air selain itu organ ini juga
disebut alat hidrostatik karena dapat menyerap atau mengeluarkan gas yang dipengaruhi oleh urat
syaraf. Penelitian terhadap anatomi dalam pada ikan ditujukan juga untuk dunia pengetahuan
khususnya pada ikan yang nantinya berguna dalam rangka (Omar, 2011).

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 27 Desember 2015 pukul 13.00-15.00 WITA dan
bertempat di Laboratorium Produksi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo
Kendari.

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum beserta kegunaannya :

No.

Alat dan Bahan

Kegunaan

A.

Alat

- Baki

Wadah objek yang diamati

- Pisau bedah

- Gunting bedah

- Pinset bedah

Membedah objek yang diamati

Membedah objek yang diamati

Memindahkan objek yang diamati

- Kain lap (lap kasar dan halus)

Membersihkan wadah pengamatan

- Mistar

- Alat tulis

Mengukur objek pengamatan


Menulis laporan sementara

B.

Bahan

- Ikan Cakalang (K. Pelamis)

Objek yang diamati

- Ikan Bandeng (C.chanos)

Objek yang diamati

C. Prosedur Kerja

- Menusukkan gunting bedah dengan bagian yang tumpul kebagian anus, kemudian tubuh ikan ke arah
rongga perut bagian atas.

- Setelah mencapai bagian ujung rongga perut atas terdapat (belakang kepala), gunting di arahkan
kebagian bawah sampai kedasar perut kemudian membuka daging yang telah terbuka tersebut sehingga
organ-organ tubuh bagian dalam dapat terlihat, dan alat pencernaan dapat dikeluarkan dari dalam
tubuh.

- Menggunting bagian kepala hingga terbelah dua, memotong bagian terdepan esopagus dan menarik
usus keluar kemudan memotong ujung akhir anus.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Adapun hasil dari pengamatan yang kami lakukan adalah sebagai berikut:

1. Sistem pencernaan pada ikan Bandeng (C. Chanos)

Keterangan :

Usus ikan Bandeng (C.Chanos)

Gambar 3. Sistem pencernaan (usus) ikan Bandeng (C. Chanos)

2. Ikan Cakalang (K. pelamis)

Keterangan :
Usus ikan Cakalang (K. pelamis)

Gambar 4. Sistem pencernaan ikan Cakalang (K. pelamis)

Tabel 3. Hasil Pengamatan sistem pencernaan ikan ikan Bandeng (C. Chanos)

Dan ikan cakalang (K. pelamis) sebagai berikut

No

Jenis Pengamatan

Jenis Ikan

Ikan Bandeng (c.chanos)

Ikan Cakalang (k. Pelamis)

Panjang usus

Panjang lambung

94 cm

2 cm

9 cm

1 cm
B. Pembahasan

Ikan memiliki organ pencernaan utama dan organ pencernaan tambahan, organ pencernaan pertama
meliputi salurn pencernaan yang dimulai dari mulut , rongga mulut, faring, esophagus, lambung ,
pilorus, usus,rektum, dan anus sedangkan organ pernapasan tambahan meliputi kelenjar-kelenjar yang
berhubungan dengan sistem pencernaan seperti hati dan pankreas.

Berdasarkan kebiasaan makannya ikan dibagi menjadi empat yaitu ikan herbivora, karnivora dan
omnivora. Ikan herbivora merupakan jenis ikan yang sebagian makananya terdiri dari nabati dan
fitoplankton, jenis ikan kedua yakni karnivora merupakan jenis ikan yang sebagian besar makananya
terdiri dari hewan-hewan sedangkan jenis ikan ketiga adalah ikan omnivora merupakan jenis ikan yang
makanannya merupakan komponen dari tumbuhan dan hewan. Adapula jenis ikan pemakan detritus
ikan ini memanfaatkan sisa-sisa hancuran bahan organik yang ada di dalam perairan baik itu dari hewan
maupun tumbuhan.

Pada pengamatan sistem pencernaan kali ini dilakukan dengan menggunakan dua jenis ikan yang
berbeda yaitu jenis ikan bandeng(Chanos chanos) mewakili ikan jenis herbivora dan ikan
cakalang(Katsuwonus pelamis). Adapun hasil pengamatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut
panjang usus ikan bandeng adalah 94cm lebih panjang bila dibandingkan dengan ikan cakalang yang
memiliki panjang usus hanya 9cm, hal ini disebabkan karena ikan bandeng merupakan jenis ikan
herbivora seperti yang telah diketahui jenis ikan ini memiliki panjang usus yang lebih panjang beberapa
kali panjang tubuhnya hal ini disebabkan oleh proses pencernaan dari jenis makanan ikan itu sendiri
yakni placton feeder yang memakan waktu yang cukup alot maka dari itulah panjang usus ikan herbivora
jauh lebih panjang bila dibandingkan dengan ikan karnivora.

Bila dilihat dari segi insangnya ikan bandeng juga memiliki tapis insang yang panjang, banyak dan sangat
rapat, ronggamulut ikan ini juga sering tidak bergigi beda halnya dengan jenis ikan karnivora yang meiliki
tapis insang yang sedikit, pendek, juga kaku dilihat dari lambungnya ikan karnivora memiliki lambung
yang berbentuk tabung sedangkan ikan herbivora memiliki lambung palsu.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Nadia (2009) dimana ikan herbivore memiliki panjang usus beberapa
kali lipat panjang tubuhnya sehingga kedudukan atau posisi usus dalam perutnya menjdi berlingkar-
lingkar. Pada ikan karnivora memiliki ukuran usus yang pendek dikarenakan makanannya yang mudah
dicerna daripada tumbuhan. Pada jenis ikan seperti Lamprey, Elasmobranchii, dan beberapa
Osteychtyes yang usussnya pendek untuk memperluas permukaan absorbsi di dalam ususnya terdapat
serangkaian klep spiral yang disebut tylosol.
V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum iktiologi tentang system
pencernaan ikan maka dapat disimpulkan bahwa bentuk alat pencernaan pada ikan herbivora (Bandeng)
lebih panjang dan melingkar-lingkar dic dalam tubuh sedangkan ikan karnivora (Cakalang) memiliki usus
yang pendek yang dikarenakan makanan yang mudah dicerna oleh usus dari ikan tersebut.

Saran

adapun saran saya adalah agar pada praktikum selanjutnya jenis ikan yang digunakan lebih beragam
agar dapat menambah pengetahuan yang lebih luas lagi.

Anda mungkin juga menyukai