Efek Samping
Ephedrine
Denyut jantung
Kehilangan napsu makan Sistem pencernaan terganggu Gangguan tidur cepat
Kontraindikasi
Ephedrine
Asmasolon Asthma-
Asmadex Asmano Bronchitin
Soho
Jika diberikan dalam bentuk obat tetes hidung untuk mengatasi hidung tersumbat
Anak Lansia
Dewasa berusia
>12 tahun
Diberikan dengan sediaan larutan
Sama dengan dewasa Sama dengan dewasa
1%, sebanyak 1-2 tetes di
masing-masing lubang hidung.
Dapat diberikan hingga 4 kali
sehari sesuai kebutuhan.
Jika diberikan secara oral untuk mengatasi bronkospasme akut
Anak 1-5 Anak 6-12
Dewasa tahun Lansia
tahun
Diberikan sebagai efedrin HCL sebanyak Diberikan sebagai Setengah dari dosis
15-60 mg 3 kali sehari. Jika diberikan Diberikan sebagai efedrin HCL dewasa, dengan
sebagai efedrin sulfat, sebanyak 12,5-25 efedrin HCL sebanyak sebanyak 30 mg 3 interval konsumsi
mg setiap 4 jam. Dosis maksimal 15 mg 3 kali sehari kali sehari sama dengan dosis
pemberian 150 mg per hari dewasa.
Lanjutan… Dosis Ephedrine
Jika diberikan dalam bentuk injeksi spinal atau bius epidural untuk menurunkan tekanan darah
Ephedrine diabsorpsi hampir seluruhnya melalui jalur gastrointestinal. Waktu paruh berkisar
Absorpsi
antara 2,5-3,6 jam, dengan durasi kerja 3-6 jam.Onset obat sangat cepat jika diberikan secara
intravena, dan berkisar 10-20 menit setelah pemberian intramuscular.
Ephedrine diekskresikan secara ekstensif ke seluruh tubuh, termasuk ke air susu ibu.
Distribusi Ephedrine dapat berakumulasi di hepar, paru, ginjal, limpa dan otak.
Ekskresi Ephedrine diekskresikan melalui urin sebanyak 95% dalam 24 jam. Tetapi, ekskresi
efedrin tergantung pada pH urin dikarenakan adanya grup yang terionisasi pada kondisi
asam. Pada kondisi basa, ekskresi urin dapat berkurang hingga 20-30% dosis
Farmakodinamik
ephedrine
Seperti halnya Epinefrin, efedrin bekerja pada reseptor α, β1, β2
Efek pada α1 di perifer adalah dengan jalan Efek kardiovaskuler efedrin menyerupai efek
menghambat aktivasi adenil siklase. Epinefrin tetapi berlangsung kira-kira 10 kali
lebih lama. Tekanan sistolik meningkat juga
Efek β1 berupa takikardi tidak nyata karena terjadi biasanya tekanan diastolic, sehingga tekanan
penekanan pada baroreseptor karena efek nadi membesar. Peningkatan tekanan darah ini
peningkatan TD sebagian disebabkan oleh vasokontriksi, tetapi
terutama oleh stimulasi jantung yang
meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan
Efek efedrin terhadap hemodinamik lebih rendah
curah jantung.
dibanding epinefrin karena efek efedrin pada α1 di vena
lebih dominan dibanding diarteri, sehingga respon
peningkatan TD lebih lemah 250 kali dibanding Efedrin dapat menurunkan renal blood
adrenalin flow (RBF), dan efek metabolik berupa
peningkatan gula darah, namun
Efek efedrin terhadap uterus akan mengurangi aktivitas otot
peningkatan gula darah ini tidak sebesar
uterus, dan pada bronkus akan menyebabkan relaksasi otot
akibat epinefrin
polos bronkus, sehingga dapat dipakai untuk pengobatan
asthma bronchial
Pengawasan Ephedrine
Efek Samping
pseudoephedrine
Sakit Kepala
Mual Muntah
Anak usia
Dewasa
4-5 tahun
Dosis awal: 30–60 mg, tiap 4–6 jam Dosis awal: 15 mg, tiap 4–6 jam
Dosis maksimal: 240 mg per hari Dosis maksimal: 60 mg per hari
Anak
berusia
Anak usia 6-
>12 tahun
12 tahun
Dosis awal: 30 mg, tiap 4–6 jam Dosis awal: 30–60 mg, tiap 4–6 jam
Dosis maksimal: 120 mg per hari Dosis maksimal: 240 mg per hari
Farmakokinetik
pseudoephedrine
Absorpsi Pseudoephedrine mudah dan hampir sepenuhnya diserap dari saluran GI dan tidak ada bukti
metabolism first-pass. Obat ini dala 30 menit dosis oral 60 mg tablet atau larutan oral efek bertahan 8
jam hingga 12 jam setelah 120 mg dosis bentuk rilis yang diperpanjang.
Distribusi Kadar maksimum pseudoephedrine dalam plasma sebesar 206 mg/mL, dicapai dalam waktu 6 jam
setelah pemberian oral. Tampak memasuki cairan serebrospinal dan kemungkinan menembus
plasenta dan masuk dalam ASI
Metabolisme Dekongestan sistemik denagn cepat dimetabolisme oleh monoamine oxidase dan katekol-O-
methyltransferase di gastrointestinal (GI) mukosa, hati, dan jaringan lain. Sepenuhnya
dimetabolisme di hati oleh N-demetilasi menjadi senyawa tidak aktif. Pseudoephedrine
dimetabolisme secara tidak lengkap (kurang dari 1%). Waktu paruh eliminasi pseudoephedrine
adalah 4-6 jam tergantung dari pH urin. Waktu paruh eliminasi akan menurun pada pH urin <6 dan
dapat meningkat pada pH urin >8.
55% hinga 75% dari dosis tunggal pseudoephedrine HCL akan diekskresikan di dalam
Ekskresi urin dalam bentuk utuh, sedangkan sisanya dimetabolisme di dalam hati.
Farmakodinamik
pseudoephedrine
Pseudoephedrine mempunyai aktivitas simpatomimetik langsung dan tidak langsung dan efektif
dekongestan di saluran pernapasan bagian atas. Obat ini adalah streoisomer efedrin dan memiliki aksi
yang sama, tetapi ditemukan memiliki aktivitas pressor yang lebih sedikit dan system saraf pusat yang
lebih sedikit (CNS) efek
Peningkatan risiko terjadinya kirisis hipertansi dan efek Penurunan efek obat-obatan penurun tekanan
samping yang fatal jika digunakan bersama obat golongan darah, misalnya penghambat beta, antagonis
inhibitor monoamine oksidase (MAOIs), seperti kalsium, atau metildopa
ixocarboxazid, atau seleginil
Peningkatan risiko terjadinya hipertensi,
Efektivitas dan penyerapan obat jika digunakan bersama jika digunakan bersama obat
kaolin dihydroergotamine, ergotamine,
ergonovine, amitriptilin, atau doxepin
Phenylpropanolamine
Indikasi Phenylpropanolamine
Efek Samping
Phenylpropanolamine
Sakit Kepala
Mual Muntah
Insomnia Berkeringat
Kontraindikasi
Phenylpropanolamine
Flutamol
Decolgen Dextrosin Alpara Ultraflu
Dosis
Phenylpropanolamine
Dewasa dan
Anak usia
anak >12 tahun
2-12 tahun
Setiap 4 jam, dosis maksimal 150 mg Anak-anak usia 2-6 tahun: 6,25 mg setiap
per hari. 4 jam, dosis maksimal 37,5 mg per hari.
Anak usia 6-
12 tahun
Absorpsi Pada pemberian oral obat ini cepat dari traktus gastrointestinal, konsentrasi plasma dicapai sekitar 1
sampai 2 jam setelah dosis oral
Ekskresi 80%-90% diekskresi tidak dalam bentuk lain (tidak berubah) di urin dalam waktu 24 jam
Farmakodinamik
Phenylpropanolamine
Efektif bila diberikan secara oral masa kerja panjang, tetapi efek pada perangsangan di SSP kurang.
Phenylpropanolamine bekerja pada reseptor α, β1, dan β2. Efek perifer melalui kerrja langsung dan
melalui pelepasan NE endogen. Efek kardiovaskular sama pada efek epinefrin. Tekanan sistolik
meningkat dan biasanya juga tekanan diastolic juga meningkat.
Anestesi
Pengertian Anestesi
Menurut analisis kata “anestesi” (an = tidak, aestesi = rasa),
maka anestesi merupakan upaya menghilangkan rasa nyeri
atau sakit. Nyeri adalah bentuk pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan
dengan adanya kerusakan jaringan atau akan terjadi
kerusakan jaringan atau suatu keadaan yang menunjukkan
kerusakan jaringan.
Pengaruh obat anestetikum dapat menimbulkan efek ”trias anestesia”, yaitu hipnotik
(tidak sadarkan diri=”mati ingatan”), analgesia (bebas nyeri=”mati rasa”), dan relaksasi
otot rangka (”mati gerak”). Untuk mencapai ketiga target tersebut dapat
mempergunakan satu jenis obat, misal eter, atau dengan memberikan beberapa
kombinasi obat
Tujuan Pemberia Anestesi
Tujuan pemberian anestesi ialah untuk mencapai tekanan parsial yang adekuat dari obat
anestesi tersebut di dalam otak, sehingga didapatkan efek yang diinginkan. Efek ini
bervariasi tergantung dari daya kelarutan dan tekanan parsial obat anestesi tersebut
dalam jaringan, sedangkan daya kelarutan untuk obat anestesi tertentu dianggap
konstan
Anestesi inhalasi Anatestik inhalasi bisa berupa gas atau cairan volatil (mudah menguap). Kelompok obat
ini dapat digunakan untuk induksi dan pemeliharaan anestesia dan mungkin dapat juga
digunakan setelah induksi dengan anestetik intravena
Karakteristik : N2O merupakan gas yang tidak berwarna tidak mudah terbakar
namun dapat membantu proses kebakaran akibat zat lain.
penggunaan klinis : dalam praktek anestesia, N2O digunakan sebagai obat dasar
dari anestesia umum inhalasi dan selalu dikombinasikan dengan oksigen dengan
Nitrous oxide (N2O) perbandingan antara n2o : O2 = 70 : 30 (untuk pasien normal), 60 : 40 (untuk
pasien yang memerlukan perjuangan Oksigen yang lebih banyak) atau 50 : 50
( untuk pasien yang berisiko tinggi). Oleh karena N2O hanya berhasiat analgesia
lemah, maka Dalam penggunaannya selalu di kombinasikan dengan obat lain
yang berkhasiat sesuai dengan target “trias anestesia” yang ingin dicapai.
Halotan Karakteristik : Halotan berbentuk cairan tidak berwarna, berbau Enak, tidak mudah terbakar, dan
tidak mudah meledak meski dicampur dengan oksigen.
Penggunaan klinis : halotan digunakan terutama sebagai komponen hipnotik dalam pemeliharaan
anestesia umum titik di samping efek hipnotik halotan juga mempunyai efek analgetik ringan dan
relaksasi otot ringan. pada bayi dan anak yang tidak kooperatif, halo tan digunakan untuk induksi
bersama-sama dengan n2o secara inhalasi.
Karakteristik : Enflurane merupakan anestesi inhalasi yang termasuk turunan eter, berbentuk cair,
Enflurane tidak berwarna, tidak irritative, berbau agak harum, tidak eksplosif, lebih stabil dibandingkan
halotan, dan induksi lebih cepat dibandingkan dengan halotan.
Penggunaan klinis : Enflurane terutama digunakan sebagai komponen hipnotik dalam
pemeliharaan anestesi umum. di samping efek hipnotik,Enflurane juga mempunyai efek analgetik
ringan dan relaksasi otot ringan
Karakteristik : isoflurane merupakan halogenasi eter, dikemas dalam bentuk cairan, tidak
isoflurane berwarna, tidak eksplosif. isofluran bersifat iritatif terhadap Jalan napas sehingga pada saat induksi
inhalasi sering menimbulkan batuk dan menahan napas.
Penggunaan klinis : digunakan terutama sebagai komponen hipnotik dalam pemeliharaan anestesi
umum titik di samping efek hipnotik, isoflurane juga mempunyai efek analgetik dan relaksasi otot
ringan. isofluran harus dikombinasikan dengan obat lain untuk mendapatkan efek analgetik dan
relaksasi otot yang optimal.
Karakteristik : merupakan halogenasi eter yang rumus bangun dan efek klinisnya isofluran.
Desflurane Desflurane sangat mudah menguap dibandingkan dengan agen Salatin lain. memerlukan alat
penguat khusus.
Penggunaan klinis : Desflurane digunakan terutama sebagai komponen hipnotik dalam
pemeliharaan anestesi umum. juga memiliki efek analgetik dan relaksasi otot ringan. Desflurane
bersifat iritatif sehingga menimbulkan batuk, sesak nafas, atau bahkan spasme laring sehingga
biasanya tidak digunakan untuk induksi.
Sevoflurane Karakteristik : merupakan halogenasi eter yang rumus bangun dan efek klinisnya isofluran.
Desflurane sangat mudah menguap dibandingkan dengan agen Salatin lain. memerlukan alat
penguat khusus.
Penggunaan klinis : Desflurane digunakan terutama sebagai komponen hipnotik dalam
pemeliharaan anestesi umum. juga memiliki efek analgetik dan relaksasi otot ringan. Desflurane
bersifat iritatif sehingga menimbulkan batuk, sesak nafas, atau bahkan spasme laring sehingga
biasanya tidak digunakan untuk induksi.
Anestesi intravena
Kebanyakan obat anestetik intravena digunakan untuk induksi, tetapi kini anestetik intravena digunakan untuk
pemeliharaan anestesi atau dikombinasi dengan anestesi inhalasi yang lebih kecil dan efek anastetik lebih mudah
menghasilkan potensiasi atau salah satu obat dapat mengurangi efek buruk obat lainnya.
dampak buruknya Mudah dihilangkan oleh antagonisnya tidak atau sedikit mendepresi fungsi
respirasi dan kardiovaskular
Beberapa jenis obat anestesi intravena yang sering digunakan
Thiopental termasuk dalam golongan barbiturat. tiopental hanya boleh digunakan untuk intravena
Thiopental dengan dosis 3-7 mg/kgBB dan disuntikkan secara perlahan-lahan (habis dalam 30-60 detik).
Efek samping : aritmia, depresi miokard, spasme laring, batu, bersin, reaksi hipersensitivitas ruang
reaksi pada tempat penyuntikan; dosis berlebihan dikaitkan dengan hipotermia dan cenderung
menyebabkan gangguan fungsi serebral
Propofol Propofol dikemas dalam cairan emulsi lemak berwarna putih susu. suntikan intravena sering
menyebabkan nyeri sehingga beberapa detik sebelumnya dapat diberikan lidokain 1 mg/kgBB
secara intravena. kelebihan propofol adalah bekerja lebih cepat daripada tiopental, konfusi pasca
bedah minimal, mual- muntah pasca bedah minimal.
Dosis : induksi : injeksi intravena 1,5-2,5 mg/kgBB dengan kecepatan 20-40 Setiap 10 Detik.
Pemeliharaan : infus intravena 4-12 mg/kgBB/jam Atau injeksi intravena, 25-50 mg diulang
menurut respon.
efek samping : hipotensi, apnea sementara selama induksi.
catatan : pada manula dosis harus dikurangi. propofol tidak dianjurkan pada anak < 3 tahun dan
pada wanita hamil.
sediaan dan contoh merek dagang : Ampul 1% DIPRIVAN, FERSOFOL MCT/LCT 1%
PROANES 1% MCT/LCT, RECOFOL, SAFOL, TRIVAM.
ketamine ketamini memiliki sifat analgesik,dan kataleptik dengan kerja singkat.katamine kurang disukai
untuk induksi anestesia,karena sering menimbulkan takikardi ,hipertensi ,hipersalitasi,nyeri pada
kepala,pasca anetasia dapat menimbulkan mual-muntahpandangan kabur dan mimpi kalau
ketamine harus di berikan ,ebainya sebelumnya diberikan sedasi midazolam atau diazepam dengan
dosis 0,1 mg/kg bb intravena dan untuk mengurangi salivasi diberikan atropin sulfat 0,01mg
dosis;bolus untuk induksi intravena adalah 1-2mg/kgBB KONTRAINDIKASI ; hipersentivitas,
hipertensi. Sediaan : vial 100mg /ml : aneject, ivanes, katalar
pelumpuh otot yang digunakan dalam anestesi dikenal juga sebagai obat penghambat
neuromuskular. dengan blokade spesifik taut neuromuskular (neuromuscular
Junction),pelumpuh otot memungkinkan anesthesia yang ringan memberikan relaksasi otot
abdomen dan diafragma yang memadai. pelemas otot juga melemaskan pita suara dan
memudahkan lewatnya pipa trakea
prinsip kerja titik-titik pelumpuh otot depolarisasi bekerja seperti asetilkolin namun di celah saraf otot
tidak dirusak oleh kolinesterase sehingga cukup lama berada di sinaptik dan menyebabkan yang
ditandai oleh fasikulasi lalu kemudian disusul oleh relaksasi otot lurik
penggunaan klinik pelumpuh otot depolarisasi :
• Untuk fasilitas intubasi endotrakea
• relaksasi otot pada reposisi fraktur tertutup atau dislokasi sendi
• menghilang spasme laring
• relaksasi lapangan operasi terutama pada operasi yang berlangsung singkat
Suksinilkolin
Merupakan obat pelumpuh otot depolarisasi yang masa kerjanya singkat. mulai kerjanya 1-2 menit setelah
pemberian intravena, dan berlangsung selama 3-5 menit, selanjutnya tonus otot akan berangsur-angsur
pulih seperti semula.
dosis suksinilkolin untuk intubasi: 1-1,5 mg/kgBB diberikan secara intravena.
pelumpuh otot
non depolarisasi
prinsip kerja : depolarisasi berikatan dengan reseptor nikotinik kolinergik tetapi tidak menyebabkan
depolarisasi. belum pelumpuh otot non polar repolarisasi menghalangi asetilkolin berikatan dengan
reseptor Nya sehingga Asetilkolin tidak dapat bekerja
Penggunaan klinik pelumpuh otot non depolarisasi:
• fasilitas intubasi endotrakea
• membuat relaksasi lapangan operasi
• menghilangkan spasme laring dan reflek jalan nafas
• memudahkan nafas kendali
• mencegah fasikulasi Otot akibat suksinilkoli
beberapa jenis pelumpuh otot non depolarisasi
Atracurium atracurium merupakan pelemas otot dengan lama kerja menengah 20 sampai 45
besylate menit. atracurium mengalami metabolisme non enzimatik yang tidak bergantung pada
fungsi hati dan ginjal, sehingga dapat digunakan pada pasien dengan gangguan hati
atau ginjal.
efek kardiovaskular akibat penggunaan atracurium jarang terjadi kecuali bila dosis
melebihi 0,5 MG per kg BB.atracurium dapat meningkatkan pelepasan histamin.
atracurium sebaiknya dihindari pada pasien dengan asma karena dapat menyebabkan
bronkospasme berat. pemulihan fungsi saraf otot dapat terjadi secara spontan sesudah
masa kerja nya berakhir, atau apabila diperlukan bisa diberikan obat antikolinergik.
sediaan: ampul 10 mg per ml: notrixum tramus; ampul 25 mg per 2,5 mili: tracrium
pancuronium bromide pancuronium memiliki masa kerja berkisar antara 30 sampai 60 menit. Pancuran
mempunyai efek kumulasi pada pemberian berulang, Oleh karena itu pemberian dosis
ulangan harus dikurangi Mi dan waktu antar pemberian harus diperpanjang. tidak
menyebabkan efek pelepasan histamin, namun efek inotropik dan kronotropik positif
dapat menyebabkan takikardi dan hipertensi Pancuran mengalami metabolism di
hepar dan diekskresikan sebagian besar di ginjal. efek samping: hipertensi dan
takikardi yang disebabkan oleh blokade Pagal dan stimulasi simpatis, dapat
menyebabkan aritmia. sediaan: ampul 2 mg per ML atau pakulon
vecuronium bromide memiliki lama kerja menengah Yaitu 25 sampai 45 menit.
obat ini biasanya tidak menyebabkan pelepasan histamin dan
efek kardiovaskular titik dimetabolisme di hepar titik
deskripsi di saluran empedu dan Renald titik aman
digunakan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.
sediaan dan merek dagang: ampul 4 MG per mili;
Anestetik lokal bekerja dengan cara menyebabkan blokade yang reversible atas produktif
sepanjang serat saraf. obat-obat yang dipakai berbeda dalam hal potensi, toksisitas, lama
kerja, stabilitas, kelarutan dalam air, dan kemampuannya menembus membran mukosa.
anestetik lokal yang ideal:
• Paten dan bersifat sementara
• tidak menimbulkan reaksi lokal sistemik atau alergi
• mula kerja cepat dengan durasi panjang
• stabil , dapat disterilkan.
• harga terjangkau
Alerson
Farmakokinetik: Betamethasone dimetabolisme di dalam hepar. Dalam bentuk steroid adrenokortikal aktif,
sintetik kortikosteroid akan diubah menjadi ikatan ganda di posisi 4,5 dan membentuk kelompok keton pada C3.
Penambahan atom oksigen dan hidrogen aoleh proses konjugasi akan mengubah kortikostreoid menjadi larut air,
betamethasone memiliki waktu paruh sekiar 5 hingga 6 jam. Betamethasone yang telah melalui proses enzimatik
di dalam hepar akan diubah dalam bentuk larut air sehingga dapat dibuang melalui urin dan sekresi empedu.
Peringatan: Topikal kortikosteroid yang digunakan jangka panjang akan diabsorpsi secara sistemik akan
menyebabkan supresi hipotalamik-pituitari-adrenal axis. Hal tersebut dapat menyebakan sindroma seperti
hiperglikemia dan glikosuria.
Efek Samping: Efek smaping lokal yaitu, kulit menjadi kering, kulit menjadi lebh tipis, hipertrikosis, gangguan
pigmen kulit, proses penyembuhan luka menjadi lebih lama, eksaserbasi infeksi kulit, terutama jamur.
Beprosone
Farmakokinetik: Betamethasone dimetabolisme di dalam hepar. Dalam bentuk steroid adrenokortikal aktif, sintetik
kortikosteroid akan diubah menjadi ikatan ganda di posisi 4,5 dan membentuk kelompok keton pada C3. Penambahan
atom oksigen dan hidrogen aoleh proses konjugasi akan mengubah kortikostreoid menjadi larut air, betamethasone
memiliki waktu paruh sekiar 5 hingga 6 jam. Betamethasone yang telah melalui proses enzimatik di dalam hepar akan
diubah dalam bentuk larut air sehingga dapat dibuang melalui urin dan sekresi empedu.
Lanjutan…
Kontra indikasi: betamethasone dikontarindikasikan pada keadaan-keadaan berikut, yaitu: hipersensitifitas
pada kortikosteroid lainnya dan bahan campuran. Lesi kulit oleh virus, bakteri, jamur, dan infeksi parasit.
Tidak boleh diberikan pada lesi kulit akibat reaksi vaksin, biasanya vaksin tuberkulosis.
Peringatan: Topikal kortikosteroid yang digunakan jangka panjang akan diabsorpsi secara sistemik akan
menyebabkan supresi hipotalamik-pituitari-adrenal axis. Hal tersebut dapat menyebakan sindroma seperti
hiperglikemia dan glikosuria.
Efek Samping: Efek smaping lokal yaitu, kulit menjadi kering, kulit menjadi lebh tipis, hipertrikosis,
gangguan pigmen kulit, proses penyembuhan luka menjadi lebih lama, eksaserbasi infeksi kulit, terutama
jamur.
Efek samping sistemik yaitu, supresi HPA Axis, hiperglikemik dan biabetes melitus, gangguan pada
mineralkortikotiroid (hipokalsemia dan edema), dan glaukoma.
Betam-Opthal
Golongan: Kortikosteroid topikal Kandungan Obat: Betametason dihidrogen fosfat dinatrium 1 mg/mL.
Indikasi: Alergi kronik dan akut berat, inflamasi pada mata dan adneksanya yang
respondif terhadap steroid.
Dosis: Dosis awal, teteskan 1-2 tetes pada mata yang sakit setiap jam pada siang haridan setiap 2 jam pada malam hari,
bila ada perbaikan, dosis diturunkan menjadi 1 tetes setiap 4 jam, selanjutnya sehari 3-4 kali satu tetes.
Farmakodinamik: Betamhetason topikal mengurangi inflamasi dangan cara menstabilisasi membran liposomal
leukosit, mencegah pelepasan asam hidrolase dari leukosit, menghambat akumulasi makrofag pada area yang
radang, mengurangi adhesi leukosit pada endotel kapiler, mengurnagi permeabilitas dinding kapiler dna edema,
menurunkan komponen komplemen, antagonis terhadap aktivitas histamin dna pelepasan kinin dari substrat,
dan mengurangi poliferasi fibroblas, deposisi kolagen, dan pemebntukan jaringan pelarut.
Farmakokinetik: Betamethasone dimetabolisme di dalam hepar. Dalam bentuk steroid adrenokortikal aktif,
sintetik kortikosteroid akan diubah menjadi ikatan ganda di posisi 4,5 dan membentuk kelompok keton pada
C3. Penambahan atom oksigen dan hidrogen aoleh proses konjugasi akan mengubah kortikostreoid menjadi
larut air, betamethasone memiliki waktu paruh sekiar 5 hingga 6 jam. Betamethasone yang telah melalui proses
enzimatik di dalam hepar akan diubah dalam bentuk larut air sehingga dapat dibuang melalui urin dan sekresi
empedu
Lanjutan…
Kontra indikasi: Hipersensitif, kondisi-kondisi bakteri, virus, jamur, tuberkulosa atau purulen pada
mata, glaukoma atau herpetik kreatitis.
Efek Samping: Reaksi hipersensitif, penggunaan steroid topikal dapat menaikkan tekanan intra okuler
sampai pada kerusakan syaraf mata, pengelihatan kabur dan lapang pandang pengelihatan terganggu,
penggunaan jangka panjang, steroid topikal dapat menyebabkan pembentukan katarak subkapar
posterior.
Bufalam Emulgel
Kandungan: Diklofenak dietilamun 11,6 mg setara dengan Indikasi: Inflamasi trauma pada tendon, ligamen, otot dan
10 mg diclofenac sodium/ g emulgel. persendian yang disebabkan oleh salah urat, terkilir, dan
memar. Reumatik jaringan lunak yang terlokalisir seperti
Farmakodinamik: Mekanisme utama yang bertanggung tendovagintis, bursitis, shoulder hand syndrome dan
jawab atas tindakan anti-inflamasi dianggap sebagai periartropati. Penyakit reumatik yang terlokalisir, seperti
pengahmabatan sistem prostaglanding-endoperoxide osteo-artrosis pada sendi-sendi perifer dan kolumna
synthase 2 (PGES-2) yang diekspresika secara sementara vertebrata.
juga dikenal juga sebagai cycloxygenase-2 (COX-2) Dosis: Oleskan sesuai kebutuhan pada kulit yang sakit sehari
menunjukkan aktivitas bakteriostatik dengan menghambat 3-4 kali dan gosokkan secara perlahan sejumlah krim yang
sistesis DNA bakteri. Mekanisme kerja diklofenak diperlukan tergantung dari luasnya tempat yang nyeri.
menunjukkan bahwa aksinya sama seperti semua NSAID Setelah pemberian tangan haruslah dicuci. Dianjurkan untuk
dengan meghambat sistesis prostaglandin. Diklofenka juga menilai ulang pengobatan setelah 2 minggu. Tidak
menghambat jalur lipooksigenase sehingga mengurangi dianjurkan untuk anak-anak.
pembentukan leukotrien.
Farmakokinetik: Tindakan dari suatu dosis tunggal jauh lebih lama (6-8 jam) dari waktup aruh
obat yang sangat pendek 1,2-2 jam. Ini bisa jadi sebagian karena bertahan selama lebih dari 11
jam dalam cairan sinovial.
Kontra indikasi: Hipersensitifitas terhadap diklofenak, asam salisilat, dan obat AINS lainnya,
demikian juga terhadap isopropanol atau propilenglikol. Bufaflam emulgel juga
dikontraindikasikan pada pasien dengan serangan asma, urtikaria atau rhinitis aku yang
dicetuskan oleh asam asetilsalisilat atau obat-obatan anti inflamasi non-steroid lainnya.
Efek samping: Gatal dan kemerahan pada kulit, ruam pustular. Gangguan sistem kekebalan
tubuh: hipersensitivitas, oedema angioneurotik. Gangguan pernapasan, toraks dan mediastinum:
asma. Gangguan kulit dan jaringan subkutan: ruam, eksim, eritema, dermatitis.
Crom-opthal
Farmakodinamik : Farmakokinetik obat natrium diklofenak diabsorpsi baik setelah konsumsi per oral. Obat selanjutnya
akan mengikuti siklus enterohepatik, berakhir di urine dan feses.
Absorpsi : Penyerapan natrium diklofenak adalah 100% setelah konsumsi per oral, dan konsentrasi puncak obat tercapai
dalam waktu 2 jam. Makanan tidak memengaruhi proses absorpsi obat. Meski demikian, makanan dapat memperlambat
absorpsi obat, yaitu sekitar 1‒4,5 jam, dan juga terjadi penurunan kadar puncak obat dalam plasma darah, yaitu sekitar
30%. Obat sediaan lepas lambat dan salut selaput memerlukan waktu sekitar 2‒5 jam untuk mencapai konsentrasi
puncak. [1-3,10]
Distribusi: Sekitar lebih dari 99% obat natrium diklofenak ini terikat pada protein serum, terutama albumin. Volume
distribusi obat adalah 1,4 L/kg. Distribusi obat yang masuk ke dalam cairan sinovial adalah dengan cara berdifusi, dan
dapat dideteksi dua jam setelah obat masuk ke dalam tubuh. Namun, konsentrasi obat tersebut lebih rendah daripada
konsentrasinya dalam plasma darah. [11]
Metabolisme: Natrium diklofenak dimetabolisme di hepar menjadi beberapa metabolit, dengan metabolit utamanya
adalah 4-hydroxydiclofenac. Obat dan metabolitnya akan menjalani proses glukuronidasi dan sulfasi, kemudian
disalurkan ke cairan empedu.[4,11]
Eliminasi: Waktu paruh terminal obat dalam bentuk tidak berubah adalah sekitar 2 jam. Sekitar 65% dari dosis obat yang
masuk ke dalam tubuh diekskresikan ke urine dan sekitar 35% ke feses melalui sistem bilier.
Systane