Kelenjar tiroid
tepat di
bawah laring sebelah kanan dan
kiri depan trakea, menyekresi
tiroksin,
triyodotironin
yang
memiliki kecepatan metabolisme
yang nyata pada kecepatan
metabolisme tubuh. Kelenjar ini
berfungsi
untuk
mengatur
kecepatan
tubuh
membakar
energi,
membuatprotein, dan
mengatur
sensitivitasendokrin
tubuh lainnya, penyakit
Seperti penyakit
terhadaphormon
lainnya.
kelenjar tiroid
dapat berupa:
1.
2.
Pembentukan
hormon
tiroid
berlebihan
(hipertiroidisme
hipertiroid)
Defisiensi produksi hormon
(hipotiroidisme atau hipotiroid)
yang
atau
HIPOTIROID DAN
HIPERTIROID
Hipotiroidsme adalah kelainan yang disebabkan
berkurangnya fungsi kelenjar tiroid.
ETIOLOGI
Hipotiroid:
Kekurangan
dunia)
Keturunan,
resesif.
Hipertiroid:
Disebabkan
iodin
(tersering
di
kadang-kadang
seluruh
autosomal
Akibat
disfungsi
hipofisis/hipotalamus.
kelenjar
tiroid,
PATOFISIOL
OGI
HIPO
kegagalan kelenjar
tiroid (hipotiroidisme
primer)
Kegagalan pituitari
(hipotiroidisme
sekunder)
HIPER Tirotoksikosis
Tumor pituitari
penyakit grave
Nodul tiroid
autonomous (adenoma
toksik)
Pada multinodul
gondok (penyakit
Plummer)
Tiroiditis subakut
Tirotoksikosis faktitia
Amiodaron
VIDEO
Hipertiroi
d
Lebih banyak pada
wanita dari pada lakilaki
Usia < 50 tahun
Post trauma emosional
Peningkatan stress
jiwa dengan
koma, mual,
tirotoksikosis
muntah dan
perkembangan
normal.
Anak
yang
menderita
DIAGNOSIS PENYAKIT
Beberapa pemeriksaan diagnosis yang dapat
dilakukan :
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan laboratorium
Tes
normal
hipotiroidisme
hipertiriodisme
Ambilan RAI
25-35 %
Menurun
Meningkat
Tiroksin serum
4-11mcg/100ml
Menurun
meningkat
Ambilan T3 dan
T4
86-110%
Menurun
meningkat
Serum TSH
0,5-5,0mcu/ml
meningkat
Menurun
Palpasi
berarti
meraba
adanya tonjolan nodul di
leher yang menandakan
adanya toxic adenoma atau
multinodular, kalo Graves
disease gak ada nodul yang
bisa diraba karena emang gak
ada
KARBIMAZOL (hipertiroid)
PROPILTIOURASIL (hipertiroid)
KALIUM IODIDA (Hipertiroid)
GARAM TIROKSIN (hipotiroid)
LEVOTIROKSIN(Hipotiroid)
PENGHAMBAT ADRENERGIK
IODIN RADIOAKTIF
Karbimazol
Mekanisme kerja
Menghambat secara langsung hormon
tiroid
dengan
jalan
mencegah
pengikatan iod pada tirosin atau
penggandengan mono- dan diotirosin
menjadi T3/T4. Mengubah T4 menjadi
T3 di jaringan perifer dihambat.
Dosis
Dewasa 30-60 mg/hari sampai dicapai
eutiroid lalu dosis diturunkan 5-20
mg/hari terapi berlangsung 18 bulan.
Untukanak-anak 15 mg/hari.
Propiltiourasil (PTU)
Mekanisme Kerja
Menghambat sintesis hormon tiroid
dengan menghambat oksidasi dari iodin
dan menghambat sintesis tiroksin dan
triodothyronin
Dosis
Dewasa 3000mg/hari, dosis terbagi 8 jam
Untuk anak-anak 5-7 mg/kg/hari atau 150200 mg/m2/hari, dosis terbagi setiap 8 jam
KaliumIodida (Antagonis
adrenergicbeta)
Mekanisme Kerja
Menghalangi pelepasan hormon tiroid,
inhibit biosintesis hormon tiroid dengan
menghalangi penggunaan iodida intratiroid,
dan menurunkan ukuran dan vaskularitas
kelenjar.
Dosis
Dewasa : 2 tablet potassium iodida dosis
tunggal
Anak-anak : 1 tablet potassium iodida dosis
tunggal
Infant : tablet dihancurkan
Levotiroksin
Mekanisme kerja
Meningkatkan tingkat metabolisme,
curah jantung, sintesa protein dan
pemakaian glikogen.
Dosis
50-300 g/hari selama 6-7 hari
Penghambat
adrenergik
Mekanisme kerja
Propanolol
secara
parsial
menghalangi
perubahan
T4
menjadi T3
Dosis
Dosis awal 20-40 mg 4x sehari.
Pasien lebih muda atau dalam
kondisi toksik bisa membutuhkan
sampai 240-480 mg/hari
Iodin Radioaktif
Untuk diagosa digunakan I-123. Paling
sering digunakan I-131 memancarkan
sinar dan
Mekanisme kerja
Radioisotop
I
ikut
terpakai
dalam
biosintesis hormon tiroid dan terkumpul
dalam koloid. Sinar yang dipancarkan
mempengaruhi
jaringan
parenkim
sekeliling folikel. Pada gamaran histologi
tampak piknosis dan nekrosis sel folikel
diikuti oleh hilangnya koloid dan terjadinya
fibrosis kelenjar.
Dosis
tunggal
4000-8000
Garam tiroksin
LANJUTAN Eso : Aritmia, gelisah, tremor, sakit kepala, berkeringat, muka merah
berat badan turun, insomnia, nyeri angina, otot lemah
KI : Tirotoksikosis
P : hipertirodisme, penyakit miksedema berat
Levotiroksin
Eso : kegelisahan, sukar tidur, tremor, nyeri kepala, hilangnya
semangat dan berat badan, demam, diare muntah, gangguan rime
jantung, kelemahan otot
KI : Hipertensi arterial berat, gangguan ritme jantung, PJK, diabetes
berat, hipofungsi kelenjar korteks adrenal.
P: Hindari produk makanan berikut susu formula bayi, tepung biji
kapas, makanan tinggi serat
Penghambat Adrenergik
Eso : Mual, muntah, cemas, insomnia, bradikardi, dan gangguan
hematologi
KI : Penyakit gagal jantung kongestirf dan pada pasien yang
mengemangkan cardiomyopati.
Iodin radioaktif
Eso : Rasa nyeri setelah pengobatann dan pembengkakan kelenjar
ludah
KI : wanita hamil dan ibu menyusui, dan tidak diberikan pada
penderita hipertiroid dengan keluhan pada mata (oftalmopati)
P : Hentikan obat antitiroid, obat batuk,vitamin dan jamu yang
megandung iodium
STUDI KASUS
Pada wanita 28 tahun, dengan benjolan di leher sejak 5 tahun lalu, dengan gejala
produki keringat yang banyak dan suka hawa dingin, dan ditemukan exoftalmus.
Hasil lab menunjukkan adanya penurunan kadar TSHs dan kenaikan T4 dan T3. Dari
sini dapat ditegakkan diagnosa menuju Graves disease.
Manifestasi klinis di atas timbul sebagai akibat thyrotoxicosis pada pasien yang
memicu peningkatan Basal Metabolisme Rate dan aktivitas saraf simpatis. Pasien juga
sering merasa lemas sebagai akibat pembakaran kalori yang lebih cepat daripada
kecepatan normal.
Terapi terhadap pasien
dilakukan dengan pemberian propil tiourasil untuk
mengurangi efek thyrotoxicosis dan propanolol untuk mengurangi tacikardi dan
mencegah payah jantung.
Dosis propil tiourasil 3x 200 mg/hari pada awal terapi hingga dicapai euthyroidisme
kemudian diberi dosis pemeliharaan 50-200 mg/hari. Dosis propanolol adalah 310mg
diberikan hingga dicapai euthyroidisme. Euthyroidisme biasanya dapat dicapai setelah
6-8 minggu sejak pemberian propiltiurasil pertama kali.
STUDI KASUS
Thyroidectomy
dapat
dilakukan
setelah
dicapai
euthyroidisme agar tidak terjadi krisis thyroid. Krisis
thyroid merupakan keadaan thyrotoxicosis akut yang
terjadi sesaat setelah pembedahan atau setelah
pembedahan. Keadaan ini timbul karena pada saat
pembedahan atau saat dilakukan manipulasi bedah, ada
hormon thyroid yang disimpan di dalam folikel, tercurah
ke dalam aliran darah.
Setelah dilakukan thyroidectomy, juga dapat timbul
keadaan hypoparathyroid dan Hypothyroid timbul jika
kelenjar thyroid yang disisakan terlalu kecil. Sedang
hypoparathyroid terjadi jika pada saat pembedahan
kelenjar parathyroid yang ada di belakang kelenjar
thyroid ikut terangkat.
Thyroidectomy sangat bergantung pada keterampilan
dokter bedah. Namun, jika thyroidectomy berhasil
dilakukan, pasien dapat sembuh dari hyperthyroidisme.
STUDI KASUS
Kesimpulan kasus:
Pada kasus tersebut, wanita 28 tahun, kemungkinan besar
menderita Graves disease. Untuk memastikan graves disease
diperlukan test darah untuk mengetahui adanya TSAb(thirois
stimulating antybodies)
Penatalaksanaan
dengan
menggunakan
propiltiourasil
dan
propanolol diatas sudah tepat.
Penderita Graves disease tersebut tidak perlu melakukan
tiroidektomi karena belum ada indikasinya.
Untuk penegakan diagnosa lebih lanjut perlu dilakukan tes TSAb
(thyroid stimulating antibodies)
Pada pemerikasaan laboratorium,seperti scan,test darah untuk
mengetahui TSAb dan lain-lain, dibutuhkan dana yang cukup
banyak. Pada sebagian orang yang ekonominya menengah
kebawah,penegakan diagnosis bisa dilakukan dengan melihat
gejala-gejala graves disease seperti pembesaran kelenjar
thyroid,adanya exopthalmus,adanya pretibial myxerema(pada
beberapa kasus hanya ditemukan exopthalus saja atau pretibial
myxedema saja) serta riwayat keluarga yang mengalami graves
disease.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA