Klasifikasi DM
• Destruksi sel beta pankreas
Diabetes Tipe 1: • Defisiensi absolut insulin
DM tipe 1
DM tipe 2
Etiologi
• DM tipe 1 sebagian besar disebabkan oleh
proses autoimun: • Hubungan kuat dengan
1. Sel beta pankreas (Islet cell autoantibodies – Human Leucocyte
ICAs) Antigen(HLA)
2. Glutamic acid decarboxylase (GAD65A)
3. Insulin autoantibodies (IAA)
– Risiko tinggi (faktor
4. Transmembrane tyrosine phosphatase
predisposisi genetik):
(ICA512A) DQA1*0301/DQB1*0302
Salah satu ditemukan pada 85-98% pasien baru atau
• 5 years risk of DM type 1: DQA1*0501/DQB1*0201
– 20%-25% pada individu dengan 1 jenis – Faktor protektif:
autoantibodi DQB1*0602
– 50%-60% dengan 2 autoantibodi
– 70% dengan 3 autoantibodi
– 80% dengan 4 autoantibodi
Perjalanan Alamiah DMT-1
Pemicu –
Lingkungan
%
Reaksi autoimun seluler
Reaksi autoimun humoral
80
FPIR hilang
Predisposisi
60 Genetik
Massa sel b
OGTT (+)
40 Insulitis –
“Honeymoon”
Kerusakan sel b pancreas
Gejala
20 Pra Diabetes Klinis
Diabetes
WAKTU
FPIR : First Phase Insulin Response
OGTT : Oral Glucose Tolerance Test
Manifestasi Klinis
Sering haus
Gejala khas:
Sering bak poliuria, polifagia,
Sering lapar atau lelah polidipsi, dan BB
BB turun turun
Luka sulit sembuh
Kulit kering dan gatal
Kebal rasa di kaki atau
kesemutan
Pandangan kabur
Diagnosis
Gejala klasik DM dengan Gula darah sewaktu >= 200 mg/dL atau
Gula darah puasa (minimal 8 jam) >= 126 mg/dL atau
Gula darah 2 jam setelah pemberian glukosa >=200 mg/dL dalam
uji toleransi glukosa oral (OGTT=Oral Glucose Tolerance Test)
OGTT:
• setelah 3 hari konsumsi KH adekuat (>= 150 g/1.73 m2)
• 1,75 g/ kg BB glukosa dilarutkan dalam air bila BB =< 43
kg, max 75 g
Diagnosis Laboratorium
• Gula darah:
– Dengan gejala: GD sewaktu > 200 mg/dL
– Tanpa gejala: 2 kali GD plasma puasa > 125 mg/dL
• HbA1c
• C-peptide: < 0.85 ng/mL (Katz et.al, Pediatric
diabetes,2007)
• Petanda Imunologis: ICAs, GAD, IA
• Keton darah
• Urinalisis – reduksi, keton, protein.
• Cadangan insulin
Tatalaksana DM tipe 1
insulin
– Insulin
– Nutrisi/ Diet
– Olah Raga/ Aktivitas Fisis
Kontrol
– Edukasi pasien dan Olah raga makanan
Metabolik
keluarga
– Assessment &
Monitoring glycemic
control edukasi
Pelatihan DM tipe 1
dan KAD
Tatalaksana DM tipe 1
– Insulin
– Nutrisi
– Exercises
– Edukasi pasien dan keluarga
– Assessment & Monitoring glycemic control
Insulin
• Konsekuensi bila tidak
• Pada DM tipe 1 terjadi
memakai insulin:
destruksi sel beta pankreas
– Gangguan pertumbuhan.
karena proses autoimun.
– Pubertas terlambat .
• Progresif. – Kontrol metabolik kurang.
• Berakibat defisiensi insulin – Komplikasi mikrovaskular.
semua anak dengan DM tipe – Komplikasi makrovaskular.
1 membutuhkan insulin – Harapan hidup pendek.
seumur hidupnya. – Kualitas hidup menurun.
Fungsi Insulin
Hormon pankreas: Insulin &Glukagon
mengatur metabolisme gula tubuh
21
Insulin Analog
Menengah
NPH (Human: Insulatard ®, Humulin N ®) 1-4 jam 4-12 jam 16-24 jam
Lente 1-4 jam 4-12 jam 12-24 jam
Panjang
Analog: Detemir (Levemir ®) 4-6 jam - 24-30 jam
Human: Ultralente ® 4-6 jam 8-20 jam 24-36 jam
Analog: Glargine: Lantus ® 1-2 jam - 24-30 jam
Insulin campuran
Campuran
Novomix 70/30 ®. 30 menit 2-12 jam 18-24 jam
Humulin 70/30®.
Penggunaan :
Mengatasi keadaan akut :
Ketoasidosis
Penderita baru
Tindakan bedah
Kombinasi dengan insulin kerja menengah.
Insulin Kerja Menengah
Insulin basal
Tidak dapat diberikan secara drip iv.
Jika diberikan pada pagi hari
akan bekerja sepanjang hari s/d sore hari.
Jika diberikan pada sore hari
akan bertahan sepanjang malam hari.
Sediaan: Keruh
Preparat:
Isophane NPH
Crystalline zinc acetat insulin (IZS atau lente)
Insulin Kerja Panjang
• Insulin basal
• Tidak dapat diberikan secara drip iv
• Diberikan pada pagi hari atau sebelum tidur,
1x/hari.
• Sediaan: keruh (Levemir® : jernih)
Insulin kerja panjang
– Insulin
– Nutrisi
– Exercises
– Edukasi pasien dan keluarga
– Assessment & Monitoring glycemic control
Nutrisi
• Kalori terdiri dari:
– 50-55% KH
– 15-20% protein
– 30% lemak.
• Kebutuhan kalori:
– 1000 + (Usia (tahun) x 100) kal.
– Berdasarkan BB ideal
• Dibagi menjadi:
– 20% sarapan.
– 10% snack pagi.
– 25% makan siang.
– 10% snack siang.
– 25% makan malam.
– 10% snack Malam.
• Konsultasi dengan nutrisionis.
Tatalaksana DM tipe 1
– Insulin
– Nutrisi
– Exercises
– Edukasi pasien dan keluarga
– Assessment & Monitoring glycemic control
Exercises
• Boleh OR apa saja:
– Tidak ada komplikasi.
– Kontrol glikemik baik.
• Petunjuk umum:
– Sebelum OR:
• GD>250 mg/dL + Ketonemia/uria : Jangan OR.
• GD >300 mg/dL tanpa ketonemia/uria : Hati-hati.
• GD < 100 mg/dL : Tambah KH
– Monitor GD sebelum dan setelah OR:
• Tentukan perlukah perubahan insulin dan asupan makan.
• Pelajari respons glikemik setelah berbagai OR berbeda .
– Asupan makan:
• Makan KH untuk menghindari hipoglikemia .
• Makan mengandung KH harus siap selama dan setelah OR.
Olah Raga penting bagi penderita DM
Keuntungan
Menurunkan kadar HbA1C
Menurunkan risiko penyakit kardiovaskular (KV), hipertensi,
kanker kolon, obesitas, dan osteoporosis
Meningkatkan harapan hidup
Meningkatkan kerja KV, otot, dan fleksibilitas
Meningkatkan sensitivitas terhadap insulin
Meningkatkan percaya diri
Keuntungan Risiko
Menurunkan kadar HbA1C Hiperglikemia
Menurunkan risiko penyakit kardiovaskular Hipoglikemia
(KV), hipertensi, kanker kolon, obesitas, Cedera otot
dan osteoporosis KV: angina, infark miokard,
Meningkatkan harapan hidup disritmia, sudden death
Meningkatkan kerja KV, otot, dan fleksibilitas Perburukan retinopati dan
Meningkatkan sensitivitas terhadap insulin nefropati
Meningkatkan percaya diri.
50 g KH:
4 biskuit beras dengan 4 sdt selai atau madu
Sandwich pisang
1 kaleng minuman ringan
3 gelas minuman olah raga
500 ml jus buah
Jakarta, 11-13 Mei 2008 Pelatihan DM tipe 1 dan KAD
Tatalaksana DM tipe 1
– Insulin
– Nutrisi
– Exercises
– Edukasi pasien dan keluarga
– Assessment & Monitoring glycemic control
EDUKASI
– Insulin
– Nutrisi
– Exercises
– Edukasi pasien dan keluarga
– Assessment & Monitoring glycemic control
Penilaian & monitor kontrol glukosa
• Monitor glukosa
berkesinambungan:
– SMBG Self monitoring Blood
Glucose monitor GD intermiten
umumnya 2 – 6 x/hr.
– CGMS Continuous Glucose
Monitoring System sekarang
sudah dilakukan.
– Mengukur kadar glukosa pada
cairan interstisial setiap 5 menit.
(288 x pengukuran / 24 jam).
– GD dengan alat ini dapat dinilai
kembali sebagai grafik kontinyu.
Monitoring Metabolik
• Gula darah.
• HbA1c: parameter terbaik.
target
Usia
sekolah 90-180 100-180 <8%
(6-11 yrs)
Remaja
(12-19 yrs) 90-130 90-150 <7.5%
Frekuensi pemeriksaan HbA1c
• Minimal sekali setahun.
• Ideal:
– Anak kecil: 4-6 x/tahun
– Anak besar: 3-4 x/tahun
• Target:
– <7,5% untuk semua usia (guidelines).
– Harus dibuat per individual.
HbA1c(%)
< 6.05 < 7.5 7.5 – 9.0 > 9.0
(DCCT)
Honey moon period
54
KOMPLIKASI DM-1
Gangguan pertumbuhan,
perkembangan, dan pubertas
Ketoasidosis Diabetik Makrovaskuler :
(KAD) aterosklerosis Hipotiroid dan hipertiroid
Peny.Jantung / pembuluh
Lipodistrofi
darah.
Gastropati
Hipoglikemia
Vitiligo
Retinopati, Nefropati,
Neuropati Necrobiosis lipoidica Diabetikorum
Hiperglikemi
Gangguan gerakan sendi
Komplikasi DM
• Mikrovaskular
– Retinopati & mikroalbuminuria (dilakukan setiap tahun) :
• Pada remaja penyandang DM > 2 thn, dan
• Pada anak prapubertas yang menyandang DM > 5 thn.
• Gangguan lipid:
– Dalam 6-12 bulan setelah diagnosis, bila normal:
• @ 5 thn pada anak prapubertas.
• @ 2 thn pada anak pubertas.
NEFROPATI DIABETES
Definisi
• Nefropati diabetik
– Gejala albuminuria persisten (>300 mg/hari atau >200 mcg/mnt) yang
dikonfirmasi dengan 2 x pemeriksaan berjarak 3 bulan.
– Penurunan fungsi ginjal
– Peningkatan tekanan darah
– Penyebab utama gagal ginjal DM adalah sebab utama (30-40%)
gagal ginjal terminal
• Faktor risiko
– Kontrol metabolik yang tidak baik
– Lama sakit
– Obesitas
– Lelaki
– Apabila sudah bermanifestasi klinis: hipertensi, merokok dan
hiperkolesterol meningkatkan risiko gagal ginjal terminal.
Perjalanan Alamiah Nefropati Diabetes
• DM tipe-1
– Perjalanan klinis jelas
– Mikroalbuminuria (rasio albumin-kreatinin= 30 - 300 µg/mg
atau ekskresi albumin urin 30-300 mg/hari)
• Angka kejadian
– Jarang ditemukan saat diagnosis
– 5 tahun pasca diagnosis DM : 14%
– 30 tahun pasca diagnosis DM : 40%
• Dalam jangka waktu 6 tahun
– 6 dari 10 kasus sembuh
– 1 dari 10 kasus menetap
– 2 dari 10 kasus berlanjut menjadi proteinuria.
http://www.patient.co.uk/health/Diabetic-Kidney-Disease.htm
Insidens
• Penderita usia < 10 tahun risiko minimal menderita
kelainan mata ringan
• Klein et al
– N= 996 ; DMT1 sebelum usia 30 tahun
– RD ringan=1 (usia <10 thn)
RD sedang = 1 (usia 10-14 thn)
– Keduanya tidak perlu terapi
– Penderita DMT1 yang terdiagnosis < 10 tahun dalam
waktu 10 thn berikut tidak ada yang berkembang
menjadi RD proliferatif.
Retinopati Proliferatif
SKRINING KOMPLIKASI
1. Setiap 3 bulan atau setiap kunjungan
BB,TB,BMI
HbA1c
Tempat suntikan
2. Setiap tahun
Pemeriksaan fisis
Tekanan darah (sejak usia 12 tahun)
Pemeriksaan retina (sejak usia 12 tahun)
Pemeriksaan kaki (terutama untuk edukasi)
Pemeriksaan penunjang
Fungsi Tiroid (TSH dan bilamana perlu antibodi)
Profil Lipid (sejak usia 12 tahun)
Mikroalbuminuria
3. Komplikasi lainnya
Katarak
Nekrobiosis lipodika
Penyakit Addison
Limited Joint mobility
Autonomi perifer
Merokok
Skrining
Skrining Metodologi Faktor Risiko Intervensi
Potensial
Retinopati Tiap tahun, bila: Foto fundus dan Hiperglikemia, Perbaikan kontrol
• usia > 11 tahun dan oftalmoskopi hipertensi, metabolik, terapi laser
menderita DM sudah midriatik dislipidemia, BMI
2 tahun tinggi
• usia > 9 tahun dan
menderita DM selama
5 tahun
Kelainan Setelah usia 12 tahun Profil lipid setiap 5 Hiperglikemia, Perbaikan kontrol
makrovaskular tahun hipertensi, metabolik, anti-
TD tiap tahun dislipidemia, BMI hipertensi, statin
tinggi, merokok
Cek: TSH; bila
Saat diagnosis, abnormal:
selanjutnya: • Cek fT4, T3 total (bila
terindikasi)
• Tiap 2 tahun: bila
asimptomatis, non goiter, Terapi:
autoantibodi tiroid negatif
• Lebih sering: pada kondisi • TSH meningkat: terapi
berlawanan dari keadaan di hormon pengganti
atas; misal: • Bila TSH tertekan dan
• ada gangguan T3/T4 tinggi: terapi
pertumbuhan atau hipertiroid
• autoantibodi anti tiroid
positif/ anti tiroglobulin
dan anti tiroid peroksidase
positif)
Tiroid
Definisi KAD
Glukagon
Uptake glukosa Glukagon
Glukoneogenesis
Hiperglikemia Glukoneogenesis
Lipolisis
Glukosuria Katabolisme protein
Asam Lemak bebas
Poliuris Sintesis protein
Ketogenesis
Hiperosmolalitas Asam amino
Ketonemia
Diuresis osmotik
Ketonuria BUN
Poliuria
Natrium Nitrogen urin
Imbalans elektrolit
Mual Na. Kalium, Fosfat,
Balans Nitrogen negatif
Muntah Bikarbonat
Dehidrasi
Hiperosmolalitas
Hemokonsentrasi
pH serum Hipotensi
Asidosis Perfusi Renal
Perfusi jaringan
Kussmaul Hipoksia jaringan
Ekskresi aseton Asam laktat
Asidosis Metabolik
Thelan’s Critical Care Nursing:
Asidosis Metabolik, Syok, Koma, Kematian Diagnosis and Management. 5th ed.
Dehidrasi
Menyerupai
Tidak khas
Klinis KAD
Napas cepat dalam
penyakit lain:
Mual, Muntah, nyeri
perut akut abdomen • Gastroenteritis
Penurunan kesadaran • Akut abdomen
progressif • Keracunan
Lekositosis, shift to the • Gangguan SSP
left !! Pikirkan•KAD
Sindrom uremik
• dll aseton
Khas: 3P, bau
Peningkatan amilase
non spesifik
Demam (hanya bila ada
infeksi)
75
Tindakan suportif awal
Bebaskan
jalan napas
• NGT
Puasa IV line
Dengan:
Koreksi asidosis dan
menghilangkan ketosis Insulin
GD kembali ke kadar Kalium
hampir normal
Cegah komplikasi terapi
Bikarbonat?
Mengidentifikasi dan
menatalaksana pencetus
KAD
Penentuan Derajat Dehidrasi
Bayi Anak
80
Bikarbonat
Asidosis berat dapat
Penelitian: tidak ada
teratasi dengan
keuntungan klinis
pemberian cairan dan
pemberian bikarbonat
insulin
Hipovolemia diatasi
perbaikan perfusi jaringan dan
fungsi ginjal ekskresi asam
organik
Pemberian bikarbonat
Indikasi : Dosis: