Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Ainun Najib

NIM : M3516034

HERBAL ADULTERATION

Adulterasi adalah praktek mengganti obat mentah asli, sebagian atau seluruhnya dengan
yang lain, substansi yang tampak serupa tetapi yang terakhir baik bebas dari atau inferior
dalam kimia dan sifat terapeutik. Pemakan daging biasanya merupakan varietas substandar
dari obat mentah atau obat inferior atau komoditas yang dibuat secara artifisial
(Sreelekshmi et al, 2017).

Jenis pemalsuan herbal dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu disengaja dan
tidak disengaja. Pemalsuan secara sengaja (disengaja) yaitu pemalsuan sengaja terutama
didorong oleh pedagang yang enggan membayar harga premium untuk jamu kualitas
unggul dan karenanya cenderung hanya membeli produk yang lebih murah. Hal ini
mendorong produsen dan pedagang untuk menjual jamu yang lebih rendah kualitasnya.
Sedangkan penyalahgunaan yang tidak sengaja (tidak disengaja) yaitu terjadi tanpa niat
buruk dari produsen atau pemasok. Terjadi beberapa kali tanpa adanya sarana evaluasi yang
tepat, misalnya obat asli sebagian atau sepenuhnya tanpa bahan aktif dapat masuk ke pasar
(Sreelekshmi et al, 2017).

Contoh herbal adulteration (Sreelekshmi et al, 2017) :


a. Inferiority : penggantian dengan obat
di bawah standar. Pencemar
menyerupai obat mentah asli secara
morfologis, secara kimia, terapeutik
tetapi di bawah standar di alam dan
lebih murah dalam biaya.

b. Pembusukan (serangan mikroba) :


kondisi di bawah standar diproduksi
oleh mikroba atau serangan hama
lainnya yang membuat obat tidak
layak untuk persiapan obat.
c. Deteriorasi : ekstraksi yang disengaja
dari konstituen dan penjualan residu
sebagai obat asli. Terutama yang
mengandung minyak atsiri seperti
Adas, Cengkeh, dan Ketumbar
dicemari oleh metode ini.

d. Sophistication : penambahan bahan


palsu, obat-obatan dalam bentuk
bubuk sering dipalsukan dengan
metode ini. Contoh : penambahan
tepung terigu menjadi bubuk jahe,
dengan capsicum yang cukup untuk
mengembalikan kepedasan dan
curcuma untuk mempertahankan
warna.

e. Sangat mirip namun inferior narkoba :


inferior narkoba mungkin atau tidak
mungkin memiliki nilai kimia atau
terapeutik. Misalnya: Piper nigrum
yang dipalsukan dengan Carica
papaya.

f. Pencampuran berbahaya : kadang-


kadang limbah dari pasar
dikumpulkan dan dicampur dengan
obat asli. Misalnya: Mentanil Yellow
dalam bubuk Turmeric.

g. Kebingungan dalam nama-nama


vernakular : karena kebingungan
dalam nama vernakular, terjadi
pemalsuan dengan obat lain.
Misalnya: tanaman hias Lantana
camera & Pergularia daemia
(Yugmaphala), keduanya memiliki
nama yang sama dengan Veliparuthy
di malayalam.
h. Kurangnya pengetahuan tentang
sumber asli : tanaman asli tersedia di
banyak di Western Ghats & Himalaya,
pemasok tidak menyadarinya.
Nagakesara (Mesua ferrea), sampel
pasar dipalsukan dengan bunga
Calophyllum inophyllum (Punnaga).

i. Kesamaan dalam morfologi : Mucuna


pruriens dengan biji papilonaceae
serupa lainnya seperti Mucuna utilis
(varietas putih) & Mucuna
deeringiana (varietas lebih besar).

j. Kurangnya tanaman asli : literatur


Veda Kuno mengungkapkan deskripsi
dari Somalatha (Sarcostemma
acidum), tetapi identifikasi tanaman
dan morfologinya, habitat dan
distribusi masih belum jelas. Begitu
sumber botani yang berbeda seperti
Ephedra gerardiana, Spesies
Ceropegia digunakan.

k. Koleksi yang tidak ilmiah : koleksi


herbal yang ceroboh oleh pemasok.
Misalnya : Saileyam atau
Shilapushpam (Parmelia perlata),
lumut biasanya dicampur dengan
Parmelia perforata & Parmelia
cirrhata.

Daftar Pustaka

Sreelekshmi, M., Vimala, K.S., Raiby, P. P., Nidhin, C., Priyanka, A.S., dan Nazneen, A. S.
2017. Drug Adulteration: A Threat to Efficacy of Ayurveda Medicine. Journal of
Medicinal Plants Studies. 5 (4) : 1-6.

Anda mungkin juga menyukai