Oleh :
Dosen Pengampu :
Dr. apt. Suhatri, MS
Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
1. Adila Fitri, S.Farm (2130122121)
2. Arifah Nasir, S.Farm (2130122124)
3. Darma Fadri, S. Farm (2130122127)
4. Dhea Fabiani, S.Farm (2130122129)
5. Dinda Asysyifa Meisy, S.Farm (2130122131)
6. Fanti Nof Etika, S.Farm (2130122133)
7. Gracia Asri Ulhusna, S. Farm (2130122135)
8. Robhi Arenre, S. Farm (2130122145)
9. Tika Apriyani, S.Farm (2130122151)
10. Viora Lusiana Satri, S. Farm (2130122154)
11. Widya Nadia Herru, S. Farm (2130122158)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Fitoterapi yang berjudul “Fitoterapi Batu
Ginjal”. Makalah tersebut disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Fototerapi di
Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Perintis Indonesia.
Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih sebesar besarnya kepada Ibu Dr.
apt. Suhatri, MS yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan serta kelemahan dalam
menyusun makalah ini.
Demikian akhir kata, bukan pujian yang kami harapkan melainkan kritik dan
saran guna memperbaiki makalah ini. Akhirnya kami ucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................................1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................................2
2.1 Definisi Batu Ginjal...............................................................................................2
2.2 Anatomi Batu Ginjal..............................................................................................2
2.3 Komposisi Batu Ginjal..........................................................................................2
2.4 Etiologi Batu Ginjal...............................................................................................3
2.5 Faktor dan Penyebab Terjadinya Batu Ginjal........................................................3
2.6 Gejala Batu Ginjal.................................................................................................4
2.7 Patofisiologi Batu Ginjal.......................................................................................4
2.8 Jenis Batu Ginjal....................................................................................................5
2.9 Diagnosa Batu Ginjal.............................................................................................6
2.10 Tatalaksana Batu Ginjal.........................................................................................6
2.11 Fitoterapi Batu Ginjal............................................................................................9
BAB III. PENUTUP.............................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................15
3.2 Saran....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
e. asam urat,
f. sistin
g. batu dengan komposisi lain (misalnya ksantin dan silikat).
Walaupun batu kalsium fosfat monohidrat sangat jarang ditemukan, batubatu
lain yang mengandung kalsium merupakan penyebab (66%) dari keseluruhan
kasus batu ginjal. Batu berikutnya yang sering dijumpai adalah batu yang tersusun
dari magnesium amonium fosfat (15%), selanjutnya batu asam urat serta batu
sistin (10%) dan akhirnya batu yang digolongkan lain-lain (9%). Sedangkan
bentuk batu ginjal ada yang licin, kasar, bulat dan ada yang bercabang-cabang
sepeti tanduk rusa. Permukaannya ada yang tajam sehingga dapat menimbulkan
luka pada dinding saluran kencing.
2.4 ETIOLOGI
a. Pengeluaran yang relatif berlebihan dari bahan tak terlarut kedalam
urine.
• Tingginya kadar kalsium dalam urine (hipercalsinuria).
• Tingginya kadar oksalat dalam urine (hiteroxaluria).
• Tingginya kadar asam urat dalam urine.
• Tingginya kadar sistin dalam urine (hipersistinurial).
b. Peninggian konsentrasi senyawa yang terdapat dalam urine.
• Pengaruh pH, keasaman urine normal sekitar PH 5,5-6,0, ini dapat
berubah menjadi asam atau basa karena pengaruh makanan atau
kelainan-kelainan yang terjadi pada ginjal.
• Zat-zat koloidal dalam urine dapat menahan garam-garam pada
keadaan lewat jenuh (supersaturasi) sehingga memperbesar
kemungkinan pembentukan batu.
2.5 FAKTOR PENYEBAB TERJADI BATU GINJAL
Urin manusia relatif mengandung sejumlah besar senyawa-senyawa kalsium,
asam urat, fosfat dan oksalat. Pembentukan batu adalah satu hal yang umum,
diperkirakan 20% dari pria berusia 70 tahun mengalami gejala batu ginjal. Faktor-
faktor yang ikut berperan pada pembentukan batu dibagi atas dua golongan.
• Faktor endogen, misalnya faktor genetik familial pada hipersistinauria,
hiperkalsiuria primer dan hiperoksalo-uria primer.
3
• Faktor eksogen, misalnya faktor lingkungan pekerjaan, makanan,
infeksi dan kejenuhan mineral di dalam air minum. Lebih dari 80%
batu ini mengandung kalsium dan karenanya penyakit batu dalam
ginjal adalah fokus utama dalam kelainan ginjal
Kemudian Faktor lain penyebab Batu Ginjal adalah:
• Sering menahan kencing terlalu lama sehingga urin menjadi pekat.
• Kurang minum air putih sehingga jumlah urin yang dikeluarkan
sedikit.
• Pekatnya kadar garam dalam urin sehingga berpotensi terjadinya
endapan batu dalam saluran kemih.
• Terlalu banyak zat kimia yang terdapat dalam urin, seperti kapur dan
garam oksalat.
• Kelebihan vitamin D, kadar asam urat, atau terlalu banyak
mengonsumsi kalsium yang sepenuhnya tidak larut.
2.6 GEJALA
Berikut ini adalah gejala umum batu ginjal :
1. Kesulitan buang air kecil
2. Sering buang air kecil tapi tidak tuntas.
3. Mengalami rasa nyeri pada bagaian atas kemaluan saat buang air kencing
4. Rasa sakit pada bagian belakang atau sisi tubuh.
5. Urin mengandung darah dan protein dan terlihat pekat (tidak jernih)
6. Dalam kondisi tertentu dapat menimbulakn demam dan sering muntah
2.7 PATOFISIOLOGI
4
Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi
saluran kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah adalah
retensi urine atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu saluran kemih
bagian atas dapat menyebabkan hidroureter atau hidrinefrosis. Batu yang
dibiarkan di dalam saluran kemih dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal,
pionefrosis, urosepsis dan kerusakan ginjal permanen (gagal ginjal). (Price &
Wilson , 1995).
2.8 Jenis - Jenis Batu Ginjal Dan Proses Pembentukannya Dalam Tubuh
Manusia
1. Batu oksalat/kalsium oksalat
• Asam oksalat yang terbentuk di dalam tubuh manusia berasal dari
metabolisme asam amino dan asam askorbat yakni vitamin C. Asam
askorbat merupakan penyumbang terbesar dari prekursor okalat hingga
30 %.
• Kalsium oksalat terbentuk hingga 50 % yang dikeluarkan oksalat
urine. Manusia tidak mampu melakukan metabolisme oksalat,
sehingga harus dikeluarkan melalui ginjal. Jika fungsi kerja organ
ginjal mengandung asupan oksalat berlebih akan mengakibatkan
peningkatan oksalat yang mendorong terbentuknya batu oksalat di
ginjal / kandung kemih.
2. Batu struvit
Penyakit batu ginjal jenis ini banyak diderita oleh kaum wanita. Penyakit batu
ginjal ini akibat dari adanya infeksi bakteri dalam saluran kencing dan
menghasilkan sebuah anzim spesifik yang dapat meningkatkan jumlah ammonia
dalam urine. Jumlah ammonia yang tinggi dapat menyebabkan terbentuknya
Kristal dalam bentul batu dan ini disebut sebagai batu stuvit. Ukuran batu ini
dapat membesar dan menyebabkan kerusakan ginjal.
3. Batu urat
Batu urat umumnya terjadi pada penderita gout atau sejenis penyakit rematik,
pengguna urikosurik misalnya probenesid atau aspirin dan penderita diare kronis
karena kehilangan cairan dan peningkatan konsentarsi urine serta asidosis yakni
pH urine menjadi asam sehingga terjadi penimbunan yang membentuk asam urat.
5
4. Batu sistina
Sistin merupakan bagian dari asam amino yang memiliki tingkat kelarutan
paling kecil. Kelarutan semakin kecl apabila pH urine menurun atau menjadi
asam. Bila kadar sistin ini tidak dapat larut dan kemudian mengendap serta
membentuk kristal yang kemudian tumbuh di dalam sel ginjal atau saluran
kandung kemih akan membentuk batu ginjal.
2.9 DIAGNOSA
Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak
sengaja pada pemeriksaan analisis air kemih rutin (urinalisis). Batu yang
menyebabkan nyeri biasanya didiagnosis berdasarkan gejala kolik renalis, disertai
dengan adanya nyeri tekan di punggung dan selangkangan atau nyeri di daerah
kemaluan tanpa penyebab yang jelas. Analisa air kemih mikroskopik bisa
menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal batu yang kecil. Biasanya tidak
perlu dilakukan pemeriksaan lainnya, kecuali jika nyeri menetap lebih dari
beberapa jam atau diagnosisnya belum pasti. Pemeriksaan tambahan yang bisa
membantu menegakkan diagnosis adalah pengumpulan air kemih 24 jam dan
pengambilan contoh darah untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat dan
bahan lainnya yang bisa menyebabkan terjadinya batu. Rontgen perut bisa
menunjukkan adanya batu kalsium dan batu struvit.
2.10 TATALAKSANA BATU GINJAL
1. Kolik Renal
a. Yang pertama dilakukan adalah pemasangan akses intravena untuk hidrasi
dan obat-obatan IV. Bila tidak ada obstruksi atau infeksi, dapat diberikan:
• Analgesik
• Antiemetik
• Antidiuretik
2. Medical Expulsive Therapy (MET)
Medical expulsive therapy (MET) dapat diberikan karena dapat menurunkan
nyeri karena perjalanan batu, meningkatkan kemungkinan untuk batu keluar
6
spontan dan menurunkan jumlah pembedahan. Indikasi untuk pemberian MET
adalah batu dengan besar 3 – 10 mm. Regimen yang umum digunakan adalah:
• Alfa-blocker : Tamulosin 0.4 mg satu kali sehari selama 1-2 minggu
• Ca- channel blocker : Nifedipine extended release 1 x 30 mg selama 7
hari, PO
• Kortikosteroid : Prednisone 2 x 20 mg selama 5 hari. Penggunaan
biasanya digabung dengan alfa-blocker
MET mungkin berguna pada batu distal dengan diameter > 5mm, namun
memiliki efek samping sehingga harus digunakan secara hati-hati. Penggunaan
MET harus disertai observasi.
3.Batu Non-Kalsium
Pada pasien dengan batu non-kalsium, dapat dilakukan terapi untuk membuat
urin menjadi lebih basa, pilihan obatnya adalah natrium bikarbonat dan kalium
sitrat.
4.Extracorporeal shockwave lithotripsy (ESWL)
Extracorporeal shockwave lithotripsy (ESWL). Menggunakan energi
gelombang suara yang tinggi untuk memecah batu sehingga menjadi fragmen-
fragmen yang lebih kecil agar dapat keluar. Indikasinya adalah batu yang lebih
kecil dari 2 cm dan terdapat di kaliks atas dan tengah. Kontraindikasi pada
kehamilan, gangguan perdarahan, batu yang tersangkut secara ketat, dan obstruksi
ureter yang jauh dari batu. ESWL menurun efektivitasnya pada batu yang keras
(dapat terlihat dari densitas saat CT-scan), batu sistin dan pasien berbadan besar.
5.Pembedahan
Pembedahan dapat dilakukan dengan indikasi dimana batu tidak dapat keluar
dengan sendirinya. Batu dengan ukuran di bawah 4 mm biasanya dapat keluar
dengan spontan, sedangkan di atas 8 mm tidak bisa keluar tanpa intervensi bedah.
6.Indikasi pembedahan antara lain:
• Batu ureter > 10 mm
• Batu ureter distal tanpa komplikasi <= 10 mm yang tidak keluar
dengan spontan setelah 4 – 6 minggu,
• Batu ginjal yang menimbulkan obstruksi
• Gejala simtomatik batu ginjal dengan penyebab lain telah disingkirkan
7
• Pasien anak-anak dengan batu ureter yang gagal terapi sebelumnya
• Pasien kehamilan dengan batu ureter atau ginjal yang gagal sembuh
setelah observasi
Pilihan teknik operasi pembedahan:
• Pemasangan stent
• Nefrostomi perkutan
• Nefrolitotomi perkutan
• Nefrolitotomi anatrofik
• Nefrostomi terbuka
7.Indikasi Rawat
Indikasi dari rawat inap karena nefrolitiasis adalah:
• Obat analgesik tidak bisa mengurangi nyerinya
• Obstruksi ureter dari batu pada ginjal yang hanya ada satu atau
transplantasi
• Obstruksi ureter dari batu pada ginjal dimana terdapat infeksi saluran
kemih (ISK), sepsis, atau pionefrosis.
• Hidronefrosis terinfeksi dibutuhkan untuk antibiotik dan drainase.
2.11 FITOTERAPI BATU GINJAL
1. Obat Modern
a. Batugin Elixir (Kimia Farma).
• Extract Sonchus arvensis folia (ekstrak daun tempuyung).
• Extract strobilanthus crispus folia (ekstrak daun kejibeling).
b. Kejibeling Capsul (Dupa)
• Orthosiphonis folium (daun kumis kucing).
• Strobilanthus folium (daun kejibeling).
• Phyllanthi herba (herba meniran).
• Imperata rhizome (rimpang lalang).
c. Nephrolit (Bintang Toedjoe)
• Hexamine
• Sodium salicylate
• Benzoid acid
• Strobilanthus crispus (kejibeling)
8
• Sonchus arvensis (tempuyung)
• Ortosiphon stamineus (kumis kusing)
• Phyllanthus niruri (meniran)
2. Obat Tradisional
a.Jamu Gempur Batu (Air Mancur)
• Sonchi fol (daun tempuyung).
• Strobilanthi fol (daun kejibeling).
• Orthosiphonis fol (daun kumis kucing).
• Phyllanthi herba (herba meniran).
• Imperata rad (akar alang-alang).
• Pinnatae rad (akar aren).
b. Jamu Sirna Karang (Cap Jago)
• Strobilanthus crispus (kejibeling)
• Ortosiphon stamineus (kumis kusing)
• Phyllanthus niruri (meniran)
• Hidrocotyle asitica (kaki kuda)
• Foeniculum vulgare (adas)
• Curcuma xanthorrhiza (temulawak)
• Alyxia stellata (pula sari)
• Palantago major (daun urat).
3. Tanaman Yang Berkhasiat Untuk Pengobatan Sakit Batu Ginjal
a. Tempuyung (Sonchus arvensis L.)
• Klasifikasi Tempuyung
Divisi : Spermatophytas
Anak divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae (Compositae)
Marga : Sonchus
Jenis : Sonchus arvensis L.
9
Nama daerah : di Jawa disebut dengan ga-ling; Sunda : rayana, jombang,
jombang lalakina, lempung, lampenas; Jawa Tengah : tempuyung;
China : Niu she tou; Perancis : laiton des champs; Inggris : sow
thistle
• Khasiat Tempuyung
Khasiat yang terkandung dalam tempuyung adalah sebagai batu saluran
kencing, batu empedu, disentri, wasir, rematik goat, radang usus buntu
(apendisitis), radang payudara (mastitis), bisul, beser mani (spermatorea), darah
tinggi (hipertensi), luka bakar, Pendengaran kurang (tuli), memar.
• Kandungan Kimia
Kandungan kimia yang terdapat di dalam daun tempuyung adalah ion-ion
mineral antara lain, silika, kalium, magnesium, natrium, dan senyawa organik
macam flavonoid (kaempferol, luteolin-7-O-glukosida dan apigenin-7-O-
glukosida), kumarin (skepoletin), taraksasterol, inositol, serta asam fenolat
(sinamat, kumarat dan vanilat). Dilaporkan, kandungan flavonoid total di dalam
daun tempuyung 0,1044 %. Dari penelitian yang di lakukan, diketahui akar
tempuyung mengandung senyawa flavonid total kira-kira 0,5 % dan flavonoid
yang terbesar adalah apigenin-7-O-glukosida. Menurut Paul Cos, flavonoid
apigenin-7-O-glukosida adalah salah satu golongan flavonoid yang mempunyai
potensi cukup baik untuk menghambat kerja enzim kantin oksidase dan
superoksidase. Kandungan kalium dalam daun tempuyung cukup tinggi, kalium
inilah yang membuat batu ginjal berupa kalsium karbonat tercerai berai. Kalium
10
akan menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa oksalat, karbonat,
atau urat yang merupakan pembentuk batu ginjal. Endapan batu ginjal itu
akhirnya larut dan keluar Bersama urine
11
• Kandungan Kimia
Kandungan kimia : Orthosiphon glikosida, zat samak, minyak atsiri, minyak
lemak, saponin, sapofonin, garam kalium, myoinositol.
• Khasiat
Kumis kucing (Orthosiphon stamineus) memiliki peran dalam menurunkan ukuran
batu saluran kemih melalui mekanisme diuretik. Penggunaan kumis kucing dalam
mencegah agregasi kristal kalsium oksalat dengan aktivitas diuertik. Efek antilithogenik
dari kumis kucing yang kemungkinan berhubungan dengan kandungan methoxiflavonoid
yang mempunyai potensi sebagai antagonis reseptor Adenosin A1 dimana reseptor
tersebut bekerja dalam mekanisme diuretik dan retensi natrium.
c.Keji Beling
Tanaman keji beling (Strobilanthes crispus) adalah tanaman terna yang biasa
ditanam masyarakat sebagai tanaman pagar, bisa tumbuh di seluruh wilayah
Indonesia. Dalam bahasa lokal keji beling dikenal dengan sebutan ngikilo, enyah
kilo, keci beling, picah beling
• Klasifikasi ilmiah keji beling
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Familia : Acanthaceae
Genus : Strobilanthes
Spesies : Strobilanthes Crispus
12
• Kandungan Kimia dan Khasiat
Daun Keji Beling Menghancurkan Batu Ginjal
Penyakit batu ginjal berasal dari batu oksalat dan karbonat, yang disebabkan oleh
ion kalsium yang bereaksi dengan senyawa oksalat dan karbonat, kemudian membentuk
kristal (Price dan Wilson, 1994). Batu ginjal ini dapat diobati dengan mineral yang
terkandung dalam daun keji beling. Mineral yang dapat menghancurkan batu ginjal ini
dibagi menjadi dua, yaitu:
Kalium
Berdasarkan penelitian yang telah ada, daun keji beling mengandung kalium
sebasar 51% dari bobot daun kering (Fadzelly et al., 2006). Batu ginjal terdiri atas
ikatan ion kalsium dengan senyawa oksalat dan karbonat. Ikatan tersebut dapat
terputus oleh kalium yang terkandung dalam daun keji beling karena kalium akan
bergabung dengan senyawa tersebut.
Setelah terbentuk ikatan antara kalium dengan senyawa oksalat dan karbonat,
efek diuretik kuat pada keji beling menyebabkan ikatan K2C2O4 atau K2CO3
bersama Ca2⁺ keluar melalui urin. Hal ini menyebabkan urin bersifat alkalis
13
(basa), yang merupakan kondisi yang tidak kondusif bagi pembentukkan batu
ginjal. Akibatnya, selain mengobati batu ginjal, daun keji beling juga dapat
menghambat pembentukan batu ginjal.
Natrium
Kandungan natrium dalam daun keji beling sebesar 24 % dari total mineralnya
(Fadzelly et al., 2006). Walaupun kandungan natrium pada daun keji beling tidak
sebesar kandungan kalium, natrium dapat menyumbangkan efek terapi bagi
pengobatan batu ginjal. Natrium akan memutuskan ikatan ion kalsium dengan
senyawa oksalat dan karbonat serta menyingkirkan kalsium.
Kemudian efek diuretik pada daun keji beling menyebabkan ikatan Na2C2O4
atau Na2CO3 bersama Ca⁺⁺ keluar bersama urin, sehingga urin bersifat alkalis
(basa).
Daun keji beling memiliki efek diuretik kuat. Efek diuretik kuat tersebut
bekerja pada bagian epitel lengkung henle (ansa Henle) dengan cara menghambat
penyerapan kembali (reabsorpsi) elektrolit pada lengkung henle dan
meningkatkan aliran darah ginjal tanpa disertai peningkatan filtrasi glomerulus.
Hal ini mengkibatkan menurunnya reabsorpsi cairan dan elektrolit tubulus
proksimal serta meningkatnya efek awal diuretik. (Ganong, 1994).
14
menghambat enzim karbonik anhidrase. Karbonik anhidrase adalah enzim yang
mengkatalisis reaksi CO2 + H2O ↔ H2CO3. H2CO3 berada dalam
keseimbangan dengan ion H⁺ dan HCO3⁻ yang sangat penting sebagai buffer
darah pada tubuh manusia. Ion ini juga penting pada proses reabsorpsi ion dalam
tubuli ginjal, sekresi asam lambung, dan lain-lain. Dengan adanya penghambatan
enzim karbonik anhidrase, maka sekresi H⁺ oleh sel tubuli berkurang karena
pembentukan H⁺ dan HCO3⁻ yang berkurang dalam sel tubuli, sehingga
pertukaran Na⁺ dan H⁺ terhambat. Hal ini mengakibatkan peningkatan eksresi
bikarbonat, kalium, dan natrium dalam urin sehingga urin bersifat basa.
Peningkatan ekskresi kalium disebabkan pertukaran Na⁺ dengan K⁺ menjadi
lebih aktif yang menggantikan pertukaran dengan H+⁺. Adanya peningkatan
eksresi elektrolit ini menyebabkan bertambahnya ekskresi air. (Ganong, 1994).
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit batu ginjal merupakan suatu penyakit dimana terdapatnya endapan
yang mengeras (membatu) didalam ginjal. Disebut juga penyakit kencing batu dan
dalam istilah asing disebut renal stone, urolithiasis atau calculus urinaria. Contoh
pengobatan herbal yang digunkan masyarakat untuk penyakit batu ginjal adalah
Tempuyung, kumis kucing, dan Keji Beling
3.2 Saran
Diharapkan untuk pembaca bisa menambah wawasan terhadap pengobatan
tanaman herbal yang bisa digunakan untuk pengobatan Batu Ginjal selain
pengobatan secara Medis.
16
DAFTAR PUSTAKA
[3 Maret 2009]
http://batuginjal.net/
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2122610-
beberapa-contoh-sediaan-obat-untuk/#ixzz2lCHCAp9I
http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_ginjal
http://obatkencingbatu.com/
17