Anda di halaman 1dari 12

FARMASI KESEHATAN MASYARAKAT

Dosen Pengampu :
Apt. Juni Fitrah, S.Si., M.Farm

EDUCATION AND SERVING PHARMACIST IN PUBLIC HEALTH


(PELAYANAN DAN PENDIDIKAN DALAM PENINGKATAN
KESEHATAN MASYARAKAT)

Kelompok 1

Fadillatul zikri ( 2130122132 )


Nofri yy kurnia ( 2130122141)
Sri Gustini ( 2130122150 )
Tri Lestari ( 2130122152 )
Widya Febrina ( 2130122157 )

PRODI PROFESI APOTEKER


UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
PADANG
Latar
Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu
unsur yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia

Mengingat pembangunan kesehatan merupakan


investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi, pelayanan
kesehatan perlu ditingkatkan lagi mutunya

Untuk itu dibutuhkan tenaga kesehatan, termasuk


diantaranya adalah apoteker yang mampu melakukan
pelayanan kefarmasian secara profesional serta mampu
menjawab perkembangan kebutuhan masyarakat
Untuk menghasilkan apoteker yang bermutu dibutuhkan proses pendidikan yang memenuhi standar

Standar pendidikan apoteker diperlukan agar semua institusi pendidikan tinggi farmasi dapat
menyelenggarakan pendidikan apoteker yang terstandar sehingga mutu lulusannya dapt dijamin

Kompetensi dalam bentuk ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang diperoleh
selama pendidikan akan menjadi landasan dan modal utama bagi apoteker untuk melakukan praktik
kefarmasian secara profesional dan etis
PRAKTIK
KEFARMASIAN
DI INDONESIA
Praktik kefarmasian di Indonesia meliputi pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpangan dan pendistribusian obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat dan obat tradisional

Tenaga kefarmasian
juga memiliki peran
Tenaga kefarmasian di Indonesia memiliki peranan penting
penting dalam upaya
kepada masyarakat karena terkait langsung dengan
promosi kesehatan
penyediaan sediaan farmasi dan pemberian pelayanan
maupun pencegahan
kefarmasian. Geseran paradigma pelayanan kefarmasian dari
penyakit di masyarakat.
“product oriented” menjadi “patient oriented” menuntut
tenaga kefarmasian untuk terus meningkatkan ilmunya.
Pendidikan
Farmasi di
Indonesia
Jenis dan jenjang pendidikan apoteker di Standar pendidikan farmasi di Indonesia yang
Indonesia saat ini meliputi ditetapkan meliputi 13 aspek yaitu
1. Program pendidikan akademik: 1. visi,
◦ Pendidikan Sarjana S-1yaitu program pendidikan 2. misi,
Sarjana Farmasi
3. tujuan,
◦ Pendidikan Magister S-2
4. penyelenggara pendidikan,
◦ Pendidikan Doktor S-3
5. kurikulum,
2. Program pendidikan profesi:
6. mahasiswa,
◦ Pendidikan profesi yaitu pendidikan profesi
7. sumber daya manusia,
apoteker
8. manajemen proses pendidikan,
◦ Pendidikan spesialis yaitu program pendidikan
spesialis farmasi klinik 9. alokasi sumber daya dan anggaran,
3. Program pendidikan vokasi: 10. sarana dan prasana,
Pendidikan diploma III (D-3) yaitu program 11. teknologi informasi,
pendidikan ahli madya farmasi dan program 12. dana penyelenggaraan pendidikan,
pendidikan analisis farmasi dan makanan
13. penyelenggaraan dan evaluasi, penjaminan
mutu dan pembaharuan berkesinambungan.
Fungsi dan
peran apoteker
FUNGSI PERAN

Peran apoteker di masyarakat berdampingan dengan tenaga kesehatan lainnya


Fungsi apoteker dalam pelayanan kesehatan meliputi:
• Memberikan perhatian dan tindakan nyata bagi pasien atau masyarakat
adalah memberikan pelayanan kepada tentang penggunaan obat yang benar da baik (care giver),
masyarakat sebagai profesi yang • Membuat keputusan profesi dalam menjalankan praktik kefarmasian yang
dapat dirasakan manfaatnya secara langsung dan/atau tidak langsung oleh
bertanggung jawab dalam menjamin pasien atau masyarakat (decision maker),
keamanan, kemanfaatan dan mutu sediaan • Berkomunikasi dengan pasien atau masyarakat serta tenaga kesehatan
dalam upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatana masyarakat
farmasi, alat kesehatan dan makanan yang (communicator),
beredar, ketersediaan, pemerataan dan • Memimpin tim/kelompok dengan komitmen tinggi dan dapat dipercaya
(leader),
keterjangkauan obat, terutama obat • Merencanakan dan mengelola fasilitas pelayanan kefarmasian dibawah
esensial, perlindungan masyarakat dari tanggung jawabnya sesuai pedoman yang berlaku (manager),
• Memiliki komitmen pembelajar sepanjang hayat (life long learner),
penggunaan yang salah dan • Memliki komitmen untuk berperan dalam pendidikan farmasi sebagai
penyalahgunaan obat untuk tercapainya preseptor (praktisi pendidik) maupun dalam edukasi pasien dan masyarakat
(teacher),
tujuan terapi secara optimal • Memiliki kompetensi dan komitmen untuk melakukan pnelitian yang
relevan dengan masalah kefarmasian (researcher)
Kesimpulan
◦ Dalam rangka menjamin lulusan pendidikan apoteker sesuai dengan standar kompetensi
maka pada akhir program pendidikan apoteker dilakukan uji kompetensi apoteker
Indonesia
◦ Strategi dan mekanisme yang mengatur peran pemerintah, organisasi profesi dan
stakeholder lainnya dalam penyediaan fasilitas pembelajaran, tenga praktisi pendidik
yang dibutuhkan dalam pendidikan apoteker, perlu dirumuskan dalam rencana strategis
yang jelas
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai