Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FITOTERAPI

BATU GINJAL

DISUSUN OLEH :

1. Eka Taufik Hidayat 33178K19044


2. Fajar Firmansyah 33178K19045
3. Gina Maryatus Sholihah 33178K19029
4. Herlina 33178K19019
5. Ira Nurani 33178K19013
6. Meilinda Nurul Rosdianti 33178K19032

KELOMPOK 2
KELAS : V-A / D-III FARMASI

STIKES MUHAMMADIYAH KUNINGAN


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji
dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta sholawat dan salam kami sampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa
kita dari kegelapan kedimensi terang yang memberi nikmat dan yang paling bermanfaat bagi
seluruh umat manusia, sehingga oleh karnanya kami dapat menyelesaikan tugas Fitoterapi
yang berjudul “Batu Ginjal” ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusun makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas yang di berikan oleh dosen pada mata kuliah Fitoterapi. Segala sesuatu yang salah
datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar datangnya hanya dari agama berkat
adanya nikmat iman dari Allah SWT, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karna itu segala saran dan keritik yang membangun dari semua pihak
sangat kami harap kan demi perbaikan dari tugas selanjutnya. Harapan kami semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kami secara khususnya dan bagi pembaca secara umumnya.

Kuningan, Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................2

1.3 Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3

2.1 Definisi Batu Ginjal.....................................................................................................3

2.2 Jenis-jenis Batu Ginjal.................................................................................................3

2.3 Faktor Penyebab Batu Ginjal.......................................................................................5

2.4 Gejala Batu Ginjal........................................................................................................6

2.5 Pengobatan Batu Ginjal Secara Konvensional.............................................................7

2.6 Pengobatan Batu Ginjal Secara Fitoterapi....................................................................7

BAB III PENUTUP.........................................................................................................11

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Batu ginjal (renal lithiasis) adalah penyakit yang berasal dari gumpalan kecil

dan keras yang terbentuk di dalam ginjal. Batu ginjal dapat disebabkan oleh

berbagai hal. Pada skenario yang umum, batu ginjal terbentuk ketika urin

berkonsentrasi, mineral mengkristal dan menggumpal. Sakit batu ginjal biasanya

dimulai pada sisi tubuh atau punggung, dibawah pinggul serta bergerak ke perut

bagian bawah dan pangkal paha. Rasa nyeri sering berubah seiring pergerakan

batu ginjal pada saluran urin. Batu ginjal dapat ataupun tidak menyebabkan tanda

dan gejala sampai batu tersebut bergerak didalam ureter pipa yang

menghubungkan ginjal dan kandung kemih. Batu ginjal terbentuk ketika

komponen urin cairan dan berbagai mineral dan asam hilang keseimbangan.

Ketika hal ini terjadi, urin terdapat lebih banyak zat yang mengkristal, seperti

kalsium, oxalate dan uric acid, daripada cairan. (Russari, 2016)

Pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara garis besar

pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

Faktor intrinsik antara lain umur, jenis kelamin dan keturunan. Faktor ekstrinsik

antara lain kondisi geografis, iklim, kebiasaan makan, zat atau bahan kimia yang

terkandung dalam air dan lain sebagainya (Eric, 2005).

Pengobatan batu ginjal ini dapat dilakukan dengan pengobatan secara

konvesional, serta dapat juga menggunakan fitoterapi secara tradisional dengan

memanfaatkan tanaman di lingkungan sekitar yang memiliki khasiat sebagai batu

ginjal. Oleh karena itu, pada makalah ini akan menjelaskan mengenai fitoterapi

serta tumbuhan apa saja yang memiliki khasiat sebagai batu empedu.

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan batu ginjal ?

2. Berapa jenis batu ginjal?

3. Faktor apa saja yang menyebabkan seseorang terkena batu ginjal ?

4. Bagaimana gejala seseorang yang terkena batu ginjal ?

5. Obat konvesional apa saja yang dapat digunakan untuk mengobati batu ginjal

6. Bagaimana fitoterapi dari penyakit batu ginjal tersebut ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah fitoterapi

2. Menjelaskan definisi dari batu ginjal

3. Menjelaskan jenis-jenis batu ginjal

4. Menjelaskan faktor penyebab batu ginjal

5. Menjelaskan gejala dari batu ginjal

6. Menjelaskan obat konvesional yang dapat digunakan pada penyakit batu ginjal

7. Serta fitoterapi yang digunakan pada penyakit batu ginjal

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Batu Ginjal

Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang berfungsi mengatur sistem sekresi

dan melakukan penyaringan pada darah. Ginjal manusia ada dua, ginjal kiri dan

kanan. Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di

kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh

kaliks ginjal dan merupakan batu saluran kemih yang paling sering terjadi. Penyebab

terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine,

gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaankeadaan lain yang

masih belum terungkap (idiopatik). (Purnomo, 2000)

Batu ginjal atau kalkulus adalah batu yang terdapat di saluran kemih, batu

yang sering dijumpai tersusun dari kristal-kristal kalsium. Batu ginjal atau kalkulus

adalah bentuk deposit mineral, paling umum oksalat Ca2+ dan fosfat Ca2+, namun

asam urat dan kristal juga pembentuk batu dalam saluran kemih, batu ini umumnya

ditemukan pada pelvis dan kaliks ginjal.(Hasanah, 2016).

2.2 Jenis-jenis Batu Ginjal

Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur kalsium oksalat,

kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin.

Pengetahuan tentang komposisi batu yang ditemukan penting dalam usaha

pencegahan kemungkinan timbulnya batu residif. Batu ginjal dapat dibedakan atas

empat jenis, yaitu : (Hasanah, 2016)

a. Batu Kalsium

Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak ditemukan

yaitu sekitar 75-80% dari seluh batu saluran kemih. Faktor terjadinya batu kalsium

adalah:

3
1. Hiperkasiuria yaitu Kadar kalsium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat

terjadi karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria

absorbtif), gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal

(hiperkalsiuria renal) dan adanya peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria

resoptif) seperti pada hiperparatiridisme primer atau tumor paratiroid.

2. Hipoksia yaitu Ekskresi oksalat urien melebihi 45 gram/24 jam, banyak

dijumpai pada pasien pasca pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan

kaya oksalat seperti teh, kopi instan, soft drink kakao, arbei, jeruk sitrun dan

sayuran hijau terutama bayam.

3. Hiperurikosuria yaitu Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam

urat dalam urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah

terbentuknya batu kalsium oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber

dari konsumsi makanan kaya purin atau berasal dari metabolisme endogen.

4. Hipositraturia yaitu Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk

kalsium sitrat sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau

fosfat. Keadaan hipositraturia dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli

ginjal, sindrom malabsorbsi atau pemakaian diuretik golongan thiazide dalam

jangka waktu lama.

5. Hipomagnesiuria yaitu Seperti halnya dengan sitrat, magnesium bertindak

sebagai penghambat timbulnya batu kalsium karena dalam urine magnesium

akan bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah

ikatan dengan kalsium dengan oksalat.

b. Batu Struvit

Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini dipicu

oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan

4
pemecah urea (uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia,

Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim

urease dan mengubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak.

Suasana basa ini memudahkan garamgaram magnesium, amonium, fosfat dan

karbonat membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit.

c. Batu Asam Urat

Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami

oleh penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan

urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet

tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor

yang mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH <

6, volume urine < 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.

d. Batu Cystin

Batu ginjal jenis ini memiliki kasus yang sedikit. Batu ini terbentuk pada mereka

yang memiliki kelainan secara turun temurun yang menyebabkan ginjal

menghasilkan asam amino (cystinuria) tertentu dalam jumlah banyak.

2.3 Faktor Penyebab Batu Ginjal

Penyakit batu ginjal dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : (Soenanto, 2005)

1. Genetik (bawaan)

Ada orang-orang tertentu memiliki kelainan atau gangguan organ ginjal sejak

dilahirkan, meskipun kasusnya relatif sedikcit. Anak yang sejak kecil mengalami

ganggua metabolisme khususnya dibagian ginjal yaitu air seninya memiliki

kecenderungan mudah mengendapkan garam membuat mudah terbentuk batu.

Karena fungsi ginjalnya tidak dapat bekerja secara normal maka kelancaran

5
proses pengeluaran air juga mudah mengalami gangguan, misalnya banyak zat

kapur dalan air kemih sehingga mudah mengendapkan batu

2. Makanan
Sebagian besar kasus penyakit batu ginjal discbabkan oleh faktor makanan dan
minuman Makanan-makanan tertentu memang mengandung bahan kimia yang
berefek pada pengendapan air kemih, misalnya kalsium tinggi, seperti oksalat dan
fosfat. Kedua bahan tersebut mudah mengkristal di ginjal. Demikian juga pada
makanan yang kadar asam uratnya tinggi. Orang yang mengkonsumsi air
(khususnya air putih) dalam jumlah yang sedikit sangat beresiko terkena penyakit
batu ginjal. Ini dikarenakan terjadi kekurangan cairan diginjal sehingga air seni
menjadi pekat, lalu mudah membentuk batu. Selain faktor makan dan minum,
suplemen vitamin ikut berperan dalam pembenrtukan batu ginjal, misalnya
kekurangan vitamin A atau terlalu banyak mengkonsumsi vitamin D.
3. Aktivitas
Faktor pekerjaan dan olahraga dapat mempengaruhi penyakit batu ginjal. Resiko
terkena penyakit ini pada orang yang pekerjaannya banyak duduk lebih tinggi
dari pad orang yang banyak berdiri atau bergerak dan orang yang kurang berolah
raga. Karena tubuh kurang bergerak (baik olahraga mupun aktifitas bekerja)
menyebabkan peredaran darah maupun aliran seni menjadi kurang lancar. Bahkan
tidak hanya penyakit ginjal yang diderita, penyakit lain bisa dengan gampang
menyerang.

2.4 Gejala Batu Ginjal


Gejala yang muncul bervariasi tergantung ukuran pembentukan batu pada ginjal.
Gejala umum yang muncul di antaranya: (Soenanto, 2005)
1. Adanya nyeri pada punggung atau nyeri kolik yang hebat. Nyeri kolik ditandai
dengan rasa sakit yang hilang timbul di sekitar tulang rusuk dan pinggang
kemudian menjalar ke bagian perut dan daerah paha sebelah dalam.
2. Adanya nyeri hebat biasa diikuti demam dan menggigil.
3. Kemungkinan adanya rasa mual dan terjadinya muntah dan gangguan perut.
4. Adanya darah di dalam urin dan adanya gangguan buang air kecil, penderita juga
sering BAK atau malah terjadinya penyumbatan pada saluran kemih. Jika ini
terjadi maka resiko terjadinya infeksi saluran kemih menjadi lebih besar.

6
Itulah beberapa tanda dan gejala penyakit batu ginjal. Tetapi Sebagian kasus
malah tidak memperlihatkan gejala apapun, terutama pada batu yang masih kecil,
begitu juga sebaliknya adanya gangguan berkemih belum tentu ada batu ginjal,
karena bisa saja disebabkan pembesaran prostat atau penyempitan saluran kemih.
Diagnosa pasti ada atau tidaknya batu ginjal bisa diketahui melalui pemeriksaan
analisis air kemih rutin (urinalis) dan dengan pemeriksaan rontgen daerah perut dan
abdomen (Santosa, 2005).

2.5 Pengobatan Konvensional Batu Ginjal


Obat kimia menjadi pilihan utama untuk mengobati batu ginjal karena biaya
pengobatan terjangkau dan akses dalam mendapatkan obat kimia tersebut juga cukup
mudah. Sebagai terapi utama obat kimia yang sering digunakan ialah obat golongan
diuretik, kalium sitrat, dan juga Xanthine Oksidase Inhibitor (Allopurinol).
(Soenanto, 2005).
Tujuan dari pengobatan kimia yaitu untuk batu yang kurang dari 5 mm, karena
diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan bertujuan untuk
mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin dengan pemberian diuretikum, dan
minum banyak supaya mendorong batu keluar dari saluran kemih. (Soenanto, 2005)
Obat golongan diuretik yang sering digunakan ialah diuretik thiazid, obat ini
digunakan untuk terapi batu kalsium dengan kadar kalsium yang tinggi di dalam
tubuh. Kalium sitrat digunakan untuk terapi batu kalsium dengan kadar kalsium
normal. Sedangkan allopurinol digunakan untuk terapi batu asam urat. (Soenanto,
2005)
2.6 Fitoterapi Batu Ginjal

1. Kejibeling

7
Merupakan salah satu tanaman yang dapat meluruhkan batu ginjal
maupun batu di kandung kemih. Kandungan dari keji beling adalah alkaloid,
saponin, flavonoid, kalium dan polifenol. Kalium yang ada di dalam tanaman
kejibeling bersifat sebagai diuretik yang kuat serta dapat melarutkan batu dari
garam kalsium, sehingga kejibeling dapat digunakan sebagai peluruh batu
(Mursito, 2005).

Hasil analisa yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya telah dilihat


pengaruh ekstrak daun kejibeling terhadap kelarutan batu ginjal kalsium yang
dilakukan secara invitro, di mana dari 100 mg batu ginjal kalsium yang
direndam dengan ekstrak daun kejibeling dosis 3,2 g selama 21 hari dengan
pembawa aquadest dapat melarutkan batu ginjal kalsium 315,58 µg/mg. Batu
ginjal yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah batu ginjal jenis
kalsium oksalat dengan bentuk yang tidak teratur dan berwarna coklat tua
yang diperoleh dari RS Urologi Yogyakarta (Fanny, 2008)

Cara mengkonsumsi :

Siapkan 30 gr segar daun keji beling, rebus dalam 1 liter air. Setelah air
tinggal separonya, angkat dan saring. Minum tiga kali sehari. Sekali minum
150 ml. (Soenanto, 2005)

2. Tempuyung

Kandungan kimia yang terdapat dalam daun tempuyung berupa ion-ion


mineral, seperti silika; kalium, magnesium, natrium dan senyawa organik,
seperti flavonoid (kaempferol, luteolin-7-0-glukosida, dan apigenin-7-0-
glukosida), kumarin (skepoletin), taraksasterol, inositol, serta asam fenolat
(sinamat, kumarat, dan vanilat). Kandungan flavonoid total dalam daun
tempuyung sekitar 0,1044%. Sementara itu, kandungan senyawa flavonoid

8
total dalam akar sekitar 0,5%. Flavonoid terbesar yang terkandung dalam akar
adalah apigenin-7-0-glukosida.(Ir. W.P. Winarto, 2004)

Tanaman tempuyung mengandung asam fenolat. Asam fenolat dalam


daun tempuyang terikat sebagai glikosida dan ester. Kandungan kalium dalam
daun tempuyung cukup tinggi. Kalium inilah yang membuat batu ginjal
berupa kalsium karbonat tercerai berai. Kalium akan menyingkirkan kalsium
untuk bergabung dengan senyawa karbonat, oksalat, atau urat yang merupakan
pembentuk batu ginjal. Endapan batu ginjal itu akhirnya larut dan keluar
bersama urine.(Ir. W.P. Winarto, 2004)

Cara mengkonsumsi :

Siapkan 30 gr segar daun tempuyung, rebus dalam 1 liter air. Setelah air
tinggal separonya, angkat dan saring. Minum tiga kali sehari. Sekali minum
150 ml. (Soenanto, 2005)

3. Meniran

Di dalam ekstrak daun meniran baik pada fraksi air maupun etil asetat
terdapat kandungan flavonoid yang diduga kuat sangat berperan dalam
melarutkan batu ginjal.Ekstrak daun meniran (Phyllanthus niruri E) baik
dalam fraksi air maupun etil asetat ternyata mampu melarutkan kalsium dalam
sampel batu ginjal dengan kadar kalsium yang terlarut tertinggi terdapat pada
fraksi. air 20% dan fraksi etil asetat 12,5%.(Apnc dkk, 2005)

9
Cara mengkonsumsi :

Siapkan 10 gr segar herba meniran, rebus dalam 1 liter air. Setelah air tinggal
separonya, angkat dan saring. Minum tiga kali sehari. Sekali minum 150 ml.
(Soenanto, 2005)

4. Kumis Kucing

Tanaman kumis kucing atau Orthosiphon aristatus BL Miq adalah obat


yang memperlancarkan pengeluaran air kemih (diuretic) dan mempunyai
kandungan senyawa flavonoid. Flavonoid adalah senyawa yang mudah
melarutkan dan sifatnya menghambat pertumbuhan virus, bakteri dan jamur
(Anarkie, 2020)

Cara mengkonsumsi :

Siapkan 15 gr segar daun kumis kucing, rebus dalam 1 liter air. Setelah air
tinggal separonya, angkat dan saring. Minum tiga kali sehari. Sekali minum
150 ml.(Soenanto, 2005)

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Batu ginjal (renal lithiasis) adalah penyakit yang berasal dari gumpalan kecil
dan keras yang terbentuk di dalam ginjal. Batu ginjal dapat disebabkan oleh
berbagai hal. Pada skenario yang umum, batu ginjal terbentuk ketika urin
berkonsentrasi, mineral mengkristal dan menggumpal. Sakit batu ginjal biasanya
dimulai pada sisi tubuh atau punggung, dibawah pinggul serta bergerak ke perut
bagian bawah dan pangkal paha. Rasa nyeri sering berubah seiring pergerakan
batu ginjal pada saluran urin. Batu ginjal dapat ataupun tidak menyebabkan tanda
dan gejala sampai batu tersebut bergerak didalam ureter pipa yang
menghubungkan ginjal dan kandung kemih. Batu ginjal terbentuk ketika
komponen urin cairan dan berbagai mineral dan asam hilang keseimbangan.
Ketika hal ini terjadi, urin terdapat lebih banyak zat yang mengkristal, seperti
kalsium, oxalate dan uric acid, daripada cairan.
Pengobatan batu ginjal ini dapat dilakukan dengan pengobatan secara
konvesional, serta dapat juga menggunakan fitoterapi secara tradisional dengan
memanfaatkan tanaman di lingkungan sekitar yang memiliki khasiat sebagai batu
ginjal. Oleh karena itu, pada makalah ini akan menjelaskan mengenai fitoterapi
serta tumbuhan apa saja yang memiliki khasiat sebagai batu empedu.

11
DAFTAR PUSTAKA

Apnc, L. M., Yazid, M., & Kamal, Z. (2005). Analisis hasil uji in-vitro kelarutan batu ginjal
dalam ekstrak daun meniran. 7, 257–261.

Eric N. 2005. Obesity, Weight Gain and the risk of Kidney Stones. JAMA, 293 (4): 455-462

Fanny, 2008. Uji Efek Ekstrak Daun Keji Beling (Strobilanthes crispa (L) Blume.) Secara
InVitro Terhadap Kelarutan Batu Ginjal Kalsium Oksalat. Skripsi; STIFI Perintis.
Padang.
Hasanah, U. (2016). Mengenal Penyakit Batu Ginjal. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera,
14(28), 76–85. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jkss/article/view/4698/4129

Ir. W.P. Winarto, T. K. (2004). Tempuyung; Tanaman Penghancur Batu Ginjal. Agro
Medika.

Russari, I. (2016). Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Batu Ginjal Menggunakan Teorema
Bayes. Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), 3, 18–22.

Soenanto, H. (2005). Hancurkan Batu Ginjal Dengan Ramuan Herbal. Niaga Swadya.

Santosa, B. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan. Definisi dan Klasifikasi.Jakarta: Prima


Medika.

12

Anda mungkin juga menyukai