Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PATOFISIOLOGI BATU GINJAL

Disusun oleh :
KELOMPOK 3

1. SOPIAH (241911007)
2. WILDA PUTRI ANGGRAENI (241911008)
3. WITA YULIANTI BARGES (241911009)

MAYAPADA NURSING ACADEMY


JAKARTA 2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “ Patofisiologi Batu Ginjal” dengan baik. Saya juga berterima kasih kepada
Ibu Onna Monteiro.,M.Kep.,selaku Dosen mata kuliah Fatofisiologi yang telah
memberikan penugasan dan bimbingan kepada kami.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi pencapaian pemahaman


kelompok mengenai salah satu topik bahasan mata kuliah Patofisiologi yakni
konsep keperawatan tentang “ Fatofisiologi Batu ginjal”. Kami berharap makalah
ini dapat berguna serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan kami
mengenai penyakit Batu Ginjal . Semoga makalah yang sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya.

kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritikan atau masukan yang membangun guna keutuhan
informasi topik bahasan makalah ini.

Jakarta 09 November 2020

2
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................1

KATA PENGANTAR....................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................4

1.1 Latar Belakang............................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................5
1.3 Tujuan Pembahasan....................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6

2.1 Definisi Batu Ginjal..................................................................................6

2.2 Etiologi batu Ginjal...................................................................................7

2.3 Manifestasi klinis Batu Ginjal...................................................................8

2.4 Patofisiologi Batu Ginjal...........................................................................9

2.5 Komplikasi Batu Ginjal..............................................................................10

2.6 Penatalaksanaan Batu ginjal......................................................................

2.7 Pencegahan Batu Ginjal..............................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................

3.1 Kesimpulan...........................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Batu ginjal atau nefrolitiasis merupakan suatu keadaan terdapatnya batu
(kalkuli) didalam ginjal (Muttaqin & Sari, 2011:110). Nefrolitiasis atau batu
ginjal adalah adanya kalkuli yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan
antara kelarutan dan pengendapan garam di saluran kemih dan ginjal. Batu
ginjal terbentuk saat air kemih menjadi jenuh dengan senyawa tak larut yang
mengandung kalsium, oksalat dan fosfat akibat dehidrasi atau kekurangan
cairan (Han, et al. 2015). Batu ginjal atau nefrolitiasis terbentuk saat mineral
dalam ginjal tidak bisa diekskresikan sehingga akhirnya menjadi butiran-
butiran yang menyerupai pasir. Sekitar 70-80% batu ginjal yang terjadi di
beberapa negara maupun di Indonesia adalah batu kalsium oksalat. Dampak
atau akibat dari batu ginjal jika dibiarkan terlalu lama dan tidak segera
ditangani, bukan tak mungkin akan berlanjut ke kondisi yang lebih parah,
yaitu Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK).
PGK merupakan kondisi ginjal yang kehilangan fungsinya (Rasyida, 2013).
Ginjal merupakan organ vital karena mempunyai fungsi multiple yang tidak
dapat digantikan oleh organ lain. Fungsi ginjal antaralain; pengaturan
keseimbangan cairan dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan
konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri dan pengaturan
keseimbangan asam dan satbasa, selain itu ginjal memiliki fungsi untuk
membersihkan tubuh dari racun melalui cairan urin (Wahyuni, et al. 2013).

Salah satu bentuk respon tubuh mendapatkan asupan cairan yang cukup
adalah urin dapat keluar dengan bebas dan berwarna cerah, dan sebaliknya
ketika tubuh tidak mendapatkan asupan air yang cukup, urin akan berwarna
gelap dan berbau. Minum air putih yang cukup akan membantu ginjal untuk
bekerja secara normal. Aktivitas tersebut juga dapat mencegah pembentukan
batu ginjal (Rosalina, 2014:10).

Dalam kehidupan sehari-sehari manusia memerlukan sumber tenaga yaitu


makan dan minum. Salah satunya adalah kebutuhan akan air minum,
diketahui bahwa 70% bagian yang ada di dalam tubuh manusia berbentuk
cairan. Manusia membutuhkan air yang cukup untuk menjaga kesegaran dan
kebugaran jasmani. Air minum merupakan unsur gizi yang sama pentingnya
dengan karbohidrat, protein, lemak dan vitamin. Tubuh membutuhkan air
mineral untuk dikonsumsi sebanyak 1 sampai 2,5 liter atau setara dengan 6-8
gelas setiap harinya, mengkonsumsi air mineral yang baik dan cukup bagi

4
tubuh dapat membantu proses pencernaan, mengatur metabolisme, mengatur
zat-zat makan dalam tubuh dan mengatur keseimbangan tubuh, Asmadi
(2011, dalam Sari, 2014).
Kebiasaan mengkonsumsi air yang kurang, dapat menjadi salah satu factor
risiko terjadinya batu, selain itu aktivitas yang berlebihan menyebabkan
ekskresi cairan akan terjadi melalui keringat sehingga urin akan menjadi lebih
pekat dan risiko terjadinya batu akan menjadi lebih besar. Masalah
kekurangan air bukan hanya di Indonesia tetapi sudah masalah mengelobal.
Indonesia sendiri dengan jumlah penduduk yang telah mencapai lebih dari
200 juta jiwa, kebutuhan air minum untuk dikonsumsi menjadi semakin
berkurang (Putra, 2014). Selain itu kebiasaan yang salah sering dilakukan
adalah hanya mengonsumsi air minum saat dirasa haus, padahal rasa haus
merupakan ciri seseorang mengalami dehidrasi. Dampak dehidrasi jika
dibiarkan akan meningkatkan risiko penyakit batu ginjal, infeksi saluran
kencing, kanker usus besar, konstipasi, obesitas, stroke pembuluh darah otak
dan gangguan yang lainnya
(Sumarmi & Ernovitania, 2017).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit Batu Ginjal?
2. Bagaimana Etiologi dari Batu ginjal?
3. Bagaimana Manifestasi klinis dari Batu Ginjal?
4. Bagaimana patofisiologi Batu Ginjal?
5. Bagaimana komplikasi dari Batu Ginjal?
6. Bagaimana Penatalaksanaan Batu Ginjal?
7. Bagaimana Pencegahan Dari Batu Ginjal ?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Untuk mengetahui Definisi Batu Ginjal
2. Untuk mengetahui Etiologi penyakit Batu Ginjal
3. Untuk mengetahui Manifestasi klinik Penyakit Batu Ginjal
4. Untuk mengetahui patofisiologi Penyakit Batu Ginjal
5. Untuk Mengetahaui komplikasi penyakit Batu Ginjal
6. Untuk mengetahui cara penatalaksanaan penyakit Batu ginjal
7. Untuk mengetahui pencegahan dari Penyakit Batu Gizi

BAB II
PEMBAHASAN

5
2.1 Definisi
Batu ginjal atau nefrolitiasis merupakan suatu keadaan dimana terdapat
satu atau lebih batu di dalam pelvis atau kaliks dari ginjal. Secara garis besar
pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Faktor intrinsik yaitu umur, jenis kelamin, dan keturunan sedangkan faktor
ekstrinsik yaitu kondisi geografis, iklim, kebiasaan makan, zat yang
terkandung dalam urin, pekerjaan, dan sebagainya (Mochammad, 2014).

Komposisi utama dari batu ginjal adalah kalsium okslat yang mencapai
80% (Worcester et al., 2008). Nefrolitiasis berdasarkan komposisinya terbagi
menjadi batu kalsium, batu struvit, batu asam urat, batu sistin, batu xantin,
batu triamteren, dan batu silikat. Pembentukan batu ginjal umumnya
membutuhkan keadaan supesaturasi. Namun pada urin normal, ditemukan
adanya zat inhibitor pembentuk batu. Pada kondisi-kondisi tertentu, terdapat
zat reaktan yang dapat menginduksi pembentukan batu. Adanya hambatan
aliran urin, kelainan bawaan pada pelvikalises, hiperplasia prostat benigna,
striktura, dan buli buluneurogenik ikut berperan dalam proses pembentukan
batu (Mochammad, 2014).

2.2 Etiologi
Menurut (kartika S.W,2013) ada beberapa faktor yang menyebabkan
terbentuknya batu ginjal, yaitu :

a) Faktor dari dalam (Intrinsik)


1) Umur
penyakit batu ginjal umumnya terjadi pada mereka yang berusia antara 30-
60 tahun. penyebab pastinya belum diketahui, kemungkinan disebabkan
karena adanya perbedaan faktor sosial ekonomi, budaya, dan diet.
2) jenis kelamin
penyakit ini lebih sering diderita oleh kaum pria daripada wanita, dengan
perbandingan3:1. hal ini disebabkan oleh anatomis saluran kemih pada pria
lebih panjang daripada wanita,didalam urin pria kadar kalsium lebih tinggi
sedangkan pada wanita kadar sitrat lebih tinggi,hormone testosterone pada
pria dapat meningkatkan produksi eksalat endogen di hati, danhormone
esterogen pada wanita dapat mencegah agregasi garam kalsium.
3) Genetik
terdapat orang orang tertentu yang memiliki kelainan atau gangguan ginjal
sejak dilahirkan,meskipun kondisi ini jarang ditemui. menderita kelainan
ini, sejak usia anak-anak sudah memiliki kecenderungan yang mudah

6
mengendapkan garam dan memudahkan terbentuknya batu. olehkarena
fungsi ginjalnya yang tidak normal, maka proses pengeluaran urine pun
mengalami ganggguan karena urinenya banyak mengandung zat kapur,
sehingga mudah mengendapkan batu.
b) Faktor dari luar (ekstrinsik)
1) jumlah air yang diminum kurangnya asupan cairan dalam tubuh akan
memicu terjadinya batu ginjal. selain itu banyaknya mengonsumsi air yang
mengandung kadar kalsium tinggi akan memicu terjadinya batu ginjal.
kurang mengkonsumsi air putih menyebabkan system metabolism tubuh
tidak berjalan dengan optimal. ginjal memerlukan cairan dalam jumlah
yang cukup banyak untuk menguraikan zat-zat terurai dalam tubuh.
setidaknya minumlah 2 liter air dalam sehari agar volume urine bertambah
dan mengurangi konsentrasi mineral dan garam.
2) Iklim dan temperatureIklim panas dan temperatur yang tinggi akan memicu
terjadinya batu ginjal hal inidisebabkan karena paparan sinar ultra'iolet
tinggi yang akan memicu terjadinya dehidrasi dan peningkatan vitamin D3
yang memicu peningkatan ekskresi kalsium dan oksalat. Selain
itu,Temperatur yang tinggi akan meningkatkan jumlah keringat dan
meningkatkan konsentrasi air kemih. Konsentrasi air kemih yang meningkat
dapat menyebabkan pembentukan kristal air kemih.
3) Aktvitas
faktor pekerjaan dan olah raga dapat mempengaruhi terbentuknya batu
ginjal. risiko penyakit ini bertambah tinggi pada orang dengan aktivitas
yang jarang berolahraga atau tidak banyak bergerak, serta pada orang yang
pekerjaannya terlalu banyak duduk. hal ini dikarenakan aktivitas yang
kurang aktif menyebabkan kurang lancarnya peredaran darah maupun
urine,sehingga mudah terbentuk batu ginjal. selain itu, pola hidup yang aktif
dapat membantu pembentukan kalsium menjadi tulang. sebaliknya, gaya
hidup yang kurang bergerak dapat mendorong kalsium beredar dalam darah
dan berisiko menjadi kristal kalsium.
4) Berat badan
risiko penyakit batu ginjal juga lebih tinggi pada orang dengan berat badan
berlebih obesitas karena pada orang dengan berat badan berlebih dapat
menyebabkan kelainanmetabolism sehingga mudah mengendapkan garam-
garam kalsium.
5) Diet
Diet yang mengandung banyak purin, oksalat, dan kalsium akan memicu
terjadinya batu ginjal. Terutama rotein yang tinggi terutama protein
hewani dapat menurunkan kadar sitrat air kemih,akibatnya kadar asam urat
dalam darah akan naik.

7
2.3 Manifestasi Klinis
Menurut Buku Nanda Nic-Noc, 2013 adalah:
1. Nyeri pinggang
2. Retensi urine menurun
3. Jika terjadi infeksi bisa terjadi demam / menggigil.
4. Nausea dan vomiting
5. Hematuria kalau batu tersebut menimbulkan abrasi ureter
6. Distensi abdomen
7. Anuria akibat obstruksi bilateral atau obstruksi pada ginjal yang tinggal
satu-satunya dimilki oleh pasien (Kowalak. 2012).

Menurut Smeltzer (2011) menjelaskan Keluhan yang disampaikan


pasien tergantung pada letak batu, besar batu dan penyulit yang telah terjadi.
Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan nyeri ketok di daerah kosto-
vertebra, teraba ginjal pada sisi yang sakit akibat hidronefrosis, ditemukan
tandatanda gagal ginjal, retensi urine dan jika disertai infeksi didaptkan
demam/menggigil. beberapa gambaran klinis nefrolitiasis. Batu, terutama
yang kecil (ureter), bisa tidak menimbulkan gejala.Batu di dalam kandung
kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat
ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri
punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai
dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk
dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha
sebelah dalam. Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut
menggelembung, demam, menggigil dan darah di dalam air kemih. Penderita
mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter. Batu
bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih,
bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas
penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung
lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan
penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada
akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal.
(Corwin, 2011).

2.4 Fatofisiologi
Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal dengan
urolitiasis belumdiketahui secara pasti. Damun ada beberapa faktor
predisposisi dan teori tentang terjadinya batu antara lain :

8
1. Teori pembentukan Inti
Teori ini mengatakan bahwa pembentukan batu berasal dari krista latau
benda asing yang berada dalam urin yang pekat. teori ini ditentang oleh
beberapa argumen,dimana dikatakan bahwa batu tidak selalu terbentuk
pada pasien dengan hiperekresi atau merekadengan resiko dehidrasi.
tambahan, banyak penderita batu dimana koleksi urin 24 jam secara
komplit normal. teori inti matrik: pembentukan batu saluran kemih
membutuhkan adanya substansi organic sebagai pembentuk inti. substansi
organic terutama muko protein A mukopolisakarida yang akan
mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentuk batu.
2. Teori Supersaturasi
peningkatan dan kejenuhan substansi pembentukan batu dalam urin
sepertisistin, Eastin, asam urat, kalsium oksalat mempermudah
terbentuknya batu. kejenuhan ini juga sangat dipengaruhi oleh pH dan
kekuatan ion.
3. Teori persiptasi-kristalisasi
Perubahan pH urin akan mempengaruhi solubilitas substansi dalam urin.
dalam urin yang asam akan mengendap sistin, Eastin, asam urat, sedang
didalamurin yang basa akan mengendap garam -garam fosfat.
4. Teori berkurangnya factor penghambat
Mengatakan bahwa tidak adanya atau berkurangnya substansi penghambat
pembentukan batu seperti fosfopeptida, pirofosfat, polifosfat, asam
mukopolisakarida dalam urin akan mempermudah pembentukan batu
urin. teori ini tidaklah benar secara absolut karena banyak orang yang
kekurangan zat penghambat tak pernah menderita batu, dan sebalinya
mereka yang memiliki faktor pengahmbat berlimpah membentuk batu
5. Teori Lain
Berkurangnya volume urin : kekurangan cairan akan menyebabkan
peningkatan kosentrasi zat terlarut (missal : kalsium, natrium, oksalat dan
protein) yang mana ini dapat menimbulkan pembentukan kristal diurin.

2.5 Komplikasi
Komplikasi batu ginjal dapat terjadi menurut Guyton 1990 :
1. Gagal Ginjal
Terjadinya kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah yang
disebut kompresi batu pada membrane ginjal oleh karena suplai oksigen
terhambat. Hal ini menyebabkan iskemik ginjal dan jika dibiarkan
menyebabkan gagal ginjal.
2. Infeksi

9
Dalam Aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk
perkembangbiakan mikroorganisme, sehingga akan menyebabkan infeksi
pada peritoneal.
3. Hidrinefrosis
Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan
menumpuk diginjal dan lama-kelamaan ginjal akan membesar Karena
penumpukan urin.
4. Avaskuler iskemia
Terjadi karena aliran darah kedalam jaringan berkurang sehingga terjadi
kematian jaringan.

2.6 Penatalaksanaan
2.7 Pencegahan

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

11
DAFTAR ISI

(Arifatin Nasihah penyakit Batu Ginjal)

http://ilmunyakesehatan.blogspot.com/2016/06/laporan-
pendahuluan-batu-ginjal-sistem.html

(Eprints UMM 2011) http://eprints.umm.ac.id/47830/3/BAB


%20II.pdf

Nanda Nic-Noc Tahun 2013


http://ilmunyakesehatan.blogspot.com/2016/06/laporan-
pendahuluan-batu-ginjal-sistem.html

12

Anda mungkin juga menyukai