UROLITHIASIS
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KMB I (Askep Sistem Perkemihan)
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Urolithiasis” dapat diselesaikan tepat waktu
guna memenuhi tugas mata kuliah KMB (Keperawatan Medikal Bedah) Perkemihan yang
diampu oleh bapak Damon Wicaksi SST, M.Kes
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini
sehingga kami memohon maaf apabila terdapat kekurangan dan tulisan yang kurang tepat.
Oleh karena itu, kami bersedia menerima saran dan kritik yang dapat membangun dari
pembaca.
Akhir kata semoga laporan observasi ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................2
1.2 Definisi................................................................................................6
1.3 Etiologi................................................................................................7
1.5 Patofisiologi.........................................................................................9
1.8 Komplikasi.........................................................................................16
1.9 Klasifikasi..........................................................................................17
1.10 WOC...............................................................................................20
A. Anamnesa.......................................................................................21
B. Pemeriksaan Fisik...........................................................................23
2
BAB III Penutup.......................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................38
LAMPIRAN..............................................................................................39
3
BAB I
LANDASAN TEORI UROLITHIASIS
1.1 Anatomi Fisiologi
A.Ginjal
tulang rusuk bagian belakang . Ginjal kanan sedikit lebih rendah di banding ginjal
kiri. Mempunyai panjang 7 cm dan tebal 3 cm. terbungkus dalam kapsul yang
terbuka ke bawah. Di antara ginjal dan kapsul terdapat jaringan lemak yang
satu unit. Ukuran ginjal di tentukan oleh sejumlah nefron yang di milikinya.
Dua ginjal terletak diluar rongga peritonium dan dikedua sisi kolumna vertebrae
seringgi T12 hingga L3. Organ berbentuk kacang yang kaya akan pembukuh darah ini
mempunyai panjang sekitar 11,4 cm dan lebar 6,4 cm. permukaan lateral ginjal berbentuk
yang disebut hilum. Ureter, arteri renalis, vena renalis, pembuluh darah limfatik, dan saraf
yaitu korteks, medula, dan pelvis. Bagian eksternal atau korteks renal, berwarna
terang dan tampak berkanula. Bagian ginjal ini berisi glomerulus, kumpulan kecil
4
Fungsi ginjal :
6. Hemostasis ginjal, mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air
dalam darah.
b. Ureter
Ureter merupakan dua saluran dengan panjang sekitar 25-30 cm, terbentang
dari ginjal sampai vesika urinaria. Fungsi satu- satunya adalah menyalurkan urin
ke vesika urinaria.
Gambar Anatomi Ginjal (Sumber: fisiologi ginjal dan Cairan Tubuh, 200
5
c. Vesika Erinaria
Vesika Erinaria adalah kantong berotot yang dapat mengempis, terletak 3-4 cm di
belakang simpisis pubis (tulang kemaluan). Vesika urinaria mempunyai 2 fungsi yaitu :
b) Dibantu uretra, vesika urinaria berfungsi mendorong urin keluar tubuh (Roger watson,
2002). Di dalam vesika urinaria mampu menampung urin antara 170 sampai 230 ml.
c. Uretra
Uretra adalah saluran kecil dan dapat mengembang, berjalan dari kandung kemih
sampai ke luar tubuh. Pada wanita uretra terpendek dan terletak di dekat vagina. Pada
1.2 Definisi
Urolithiasis adalah suatu kondisi dimana dalam saluran kemih individu terbentuk
batu berupa kristal yang mengendap dari urin (Mehmed & Ender, 2015). Pembentukan
batu dapat terjadi ketika tingginya konsentrasi kristal urin yang membentuk batu seperti
zat kalsium, oksalat, asam urat dan/atau zat yang menghambat pembentukan batu (sitrat)
yang rendah.
Urolithiasis merupakan obstruksi benda padat pada saluran kencing yang terbentuk
Urolithiasis merupakan kumpulan batu saluran kemih, namun secara rinci ada
6
penyakit batu bedasarkan letak batu antara lain: (Prabawa & Pranata, 2014):
1. Genetik (Bawaan)
Ada orang-orang tertentu memiliki kelainan atau gangguan organginjal sejak dilahirkan, meskipun
kasusnya relatif sedikit anak yang sejak kecil mengalami gangguan metabolisme khususnya di bagian
ginjal yaitu air seni nya memiliki kecendrungan mudah mengendapkan garam membuat mudah
terbentuknya batu karna fungsi ginjal tidak dapat bekerja normal maka kelancaran proses pengeluaran
air kemih nya mengalami gangguan, misalnya banyak zat kapur di air kemih sehingga mudah
mengendapkan batu.
2. Makanan
Sebagian besar penyakit batu ginjal disebabkan oleh faktor makanan dan minuman. Makanan-
makanan tertentu memang mengandung bahan kimia yang berefek pada pengendapan air kemih,
misalnya makanan yang mengandung kalsium tinggi, seperti oksolat dan fosfat.
3. Aktivitas
Faktor pekerjaan dan olah raga dapat mempengaruhi penyakit batu ginjal. Resiko terkena penyakit
ini pada orang yang pekerjaannya banyak duduk lebih tinggi dari pada orang yang banyak berdiri
atau bergerak dan orang yang kurang berolahraga karena tubuh kurang bergerak (baik olah raga
7
maupun aktivitas bekerja) menyebabkan peredaran darah maupun aliran air seni menjadikurang
lancar. Bahkan tidak hanya penyakit batu ginjal yag diderita, penyakit lain bisa dengan gampang
menyerang.
frekuensi dan memaksa kontraksi ureter secara otomatis. Rasa sakit yang dimulai dari pinggang
bawah menuju ke pinggul, kemudian ke alat kelamin luar. Intensitas rasa sakit berfluktuasi dan rasak
Sakit pinggang terjadi bila batu yang mengadakan obstruksi berada didalam ginjal. Sedangkan
rasa sakit yang parah terjadi bila batu telah pindah ke bagian ureter. Mual dan muntah selalu
mengikuti rasa sakit yang berat. Penderita batu ginjal kadang-kadang juga mengalami panas,
kedinginan, adanya darah di dalam urin bila batu melukai urin, distensi perut, nanah dalam urin.
Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam kandung kemih bisa
menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun
tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik
renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan
tulangpinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam. Gejala lainnya
adalah mual dan muntah, perut menggelembung, demam, menggigil dan darah di dalam air kemih.
Penderita mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter. Batu bisa
menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat alirankemih, bakteri akan terperangkap di
dalam air kemih yang terkumpuldiatas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan
ini berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan
penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi
kerusakan ginjal.
8
1.5 Patofisiologi
Substansi kristal yang normalnya larut dan di ekskresikan ke dalam urine membentuk endapan.
Batu renal tersusun dari kalsium fosfat, oksalat atau asam urat. Komponen yang lebih jarang
membentuk batu adalah struvit atau magnesium, amonium, asam urat, atau kombinasi bahan-bahan
ini. Batu ginjal dapat disebabkan oleh peningkatan pH urine (misalnya batu kalsium bikarbonat) atau
penurunan pH urine (misalnya batu asam urat). Konsentrasi bahan- bahan pembentuk batu yang
tinggi di dalam darah dan urine serta kebiasaan makan atau obat tertentu, juga dapat merangsang
pembentukan batu. Segala sesuatu yang menghambat aliran urine dan menyebabkan stasis (tidak ada
pergerakan) urine di bagian mana saja di saluran kemih, meningkatkan kemungkinan pembentukan
batu. Batu kalsium, yang biasanya terbentuk bersama oksalat atau fosfat, sering menyertai keadaan-
keadaan yang menyebabkan resorpsi tulang, termasuk imobilisasi dan penyakit ginjal. Batu asam
urat sering menyertai gout, suatu penyakit peningkatan pembentukanatau penurunan ekskresi asam
urat.
Asuhan Keperawatan Kegemukan dan kenaikan berat badan meningkatkan risiko batu ginjal
akibat peningkatan ekskresi kalsium, oksalat, dan asam urat yang berlebihan. Pengenceran urine
apabila terjadi obstruksi aliran, karena kemampuan ginjal memekatkan urine terganggu oleh
pembengkakan yang terjadi di sekitar kapiler peritubulus. Komplikasinya Obstruksi urine dapat
terjadi di sebelah hulu dari batu di bagian mana saja di saluran kemih. Obstruksi diatas kandung
kemih dapat menyebabkan hidroureter, yaitu ureter membengkak oleh urine. Hidroureter yang tidak
diatasi, atau obstruksi pada atau di atas tempat ureter keluar dari ginjal dapat menyebabkan
hidronefrosis yaitu pembengkakan pelvis ginjal dan sistem duktus pengumpul. Hidronefrosis dapat
menyebabkan ginjal tidak dapat memekatkan urine sehingga terjadi ketidakseimbangan elektrolit dan
cairan. Obstruksi yang tidak diatasi dapat menyebabkan kolapsnya nefron dan kapiler sehingga
terjadi iskemia nefron karena suplai darah terganggu. Akhirnya dapat terjadi gagal ginjal jika kedua
9
ginjal terserang. Setiap kali terjadi obstruksi aliran urine (stasis), kemungkinan infeksi bakteri
meningkat sehingga Dapat terbentuk kanker ginjal akibat peradangan dan cedera berulang.
Adapun pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien batusaluran kemih adalah :
1. Urinalisa
Warna kuning, coklat atau gelap. : warna : normal kekuning- kuningan, abnormal merah
: normal 4,6 – 6,8 (rata-rata 6,0), asam (meningkatkansistin dan batu asam urat), alkali (meningkatkan
magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat), Urine 24 jam : Kreatinin, asam urat, kalsium,
fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat), kultur urine menunjukkan Infeksi Saluran Kencing ,
BUN hasil normal 5 – 20 mg/dl tujuan untuk memperlihatkan kemampuan ginjal untuk mengekskresi
BUN menjelaskan secara kasar perkiraan Glomerular Filtration Rate. BUN dapat dipengaruhi
oleh diet tinggi protein, darah dalam saluran pencernaan status katabolik (cedera, infeksi). Kreatinin
serum hasil normal laki-laki 0,85 sampai 15mg/dl perempuan 0,70 sampai 1,25 mg/dl tujuannya
untuk memperlihatkan kemampuan ginjal untuk mengekskresi sisa yang bemitrogen. Abnormal
(tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal
menyebabkan iskemia/nekrosis.
2. Laboratorium
a. Darah lengkap : Hb, Ht, abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia.
b. Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal(PTH merangsang reabsorbsi kalsium
kemih.
3. Endoskopi ginjal
4. USG Ginjal
5. EKG (Elektrokardiografi)
6. Foto Rontgen
Menunjukan adanya batu didalam kandung kemih yang abnormal, menunjukkan adanya calculi atau
kemih divertikuli kandung kemih dan penebalan abnormal otot kandung kemih dan memberikan
konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri abdominal atau panggul. Menunjukkan
8. Pielogram retrograd
Menunjukan abnormalitas pelvis saluran ureter dan kandung kemih. Diagnosis ditegakan dengan
studi ginjal, ureter, kandung kemih, urografi intravena atau pielografi retrograde. Uji kimia darah
dengan urine dalam 24 jam untuk mengukur kalsium, asamurat, kreatinin, natrium, dan volume total
merupakan upaya dari diagnostik. Riwayat diet dan medikasi serta adanya riwayat batu ginjal, ureter,
dan kandung kemih dalam keluarga di dapatkan untuk mengidentifikasi faktor yang mencetuskan
11
1.7 Tatalaksna Pencegahan
a. Keperawatan
1) Pengurangan nyeri
Morfin atau meperiden untuk mencegah syok dan sinkop akibat nyeri yang luar biasa, mandi air
panas atau hangat di area panggul, pembarian cairan kecuali untuk pasien muntah atau menderita
gagal jantung kongestif. Pemberian cairan dibutuhkan mengurangi konsentrasi kristoid urin,
mengecerkan urin, dan menjamin haluaran yang besar serta meningkatkan tekanan hidrostatik pada
2) Pengakatan batu
Pemeriksaan sitoskopik dan passase ureter kecil untuk menghilangkan batu yang obstruktif. Jika
Tujuan terapi adalah membuat pengeceran dimana batu sering terbentuk dan membatasi makanan
yang memberikan kontribusi pada pembentukan batu serta anjurkan klien untuk bergerak agar
mengurangi pelepasan kalsium dari tulang. Tujuan pemberian terapi diit rendah protein, rendah garam
adalah pembatu memperlambat pertumbuhan batu ginjal atau membatu mencengah pembentukan
batu ginjal.
b. Medis
Merupakan salah satu tindakan minimal invasif di bidang urologi yang bertujuan mengangkat batu
ginjal dengan menggunakan akses perkutan untuk mencapai sistem pelviokalises. Prosedur ini sudah
diterima secara luassebagai suatu prosedur untuk mengangkat batu ginjal karena relatif aman, efektif,
murah, nyaman, dan memiliki morbiditas yang rendah, terutama bila dibandingkan dengan operasi
terbuka.
12
Keuntungan prosedur PCNL adalah angka bebas batu yang lebih besar dari pada ESWL, dapat
digunakan untuk terapi batu gunjal berukuran besar (>20 mm), dapat digunakan padabatu kalik
inferior yang sulit di terapi dengan ESWL, dan morbiditasnya yang lebih rendah di bandingkan
dengan operasi terbuka baik dalam respon sistemik tubuh maupun preservasi terhadap fungsi ginjal
pasca operasi. Kelemahan PCNL adalah dibutuhkan keahlian kusus dalam pengalaman untuk
melakukan prosedurnya. Saat ini operasi terbuka batu ginjal sudah banyak di ganti oleh prosedur
PCNL dan ESWL baik dalam bentuk monoterapi maupun kombinasi, hal ini disebabkan morbiditas
a. Batu pilium simpel dengan ukuran > 2 cm, dengan angka bebas batu sebesar 89%, lebih tinggi dari
b. Batu kalik ginjal, terutama batu kalik inferior denganukuran 2 cm dengan angkan bebas batu 90%
dibandingkan dengan ESWL 28,8 %. Batu kalik superior biasanya dapat diambil dari akses kalik
inferior sedangkan untuk batu kalik media seringkali sulit bila akses berasal dari kalik inferior
c. Batu multipel, pernah dilaporkan kasus multipel padaginjal tapal kuda dan berhasil di ekstraksi
batu sebanyak 36 buah dengan hanya menyisakan 1 fragmen kecil pada kalik media posterior.
Batu pada tempat ini seringkali infacted dan menimbulkan kesulitan saat pengambilannya. Untuk
batu ureter proksimal yang letaknya sampai 6 cm proksimal masih dapat di jangkau dengan
nefroskop, namun harus diperhatikan bahaya terjadinya preforasidan kerusakan ureter, sehungga
e. Batu ginjal besar. PCNL pada batu besar terutama staghorn membutuhkan waktu operasi yang
lebih lama, mungkin juga membutuhkan beberapa sesi operasi, dan harus diantisipasi kemungkinan
13
adanya batu sisa, keberhasilan sangat berkaitan dengan pengalaman operator.
f. Batu pada solitari kidney lebih aman dilakukan terapi dengan PCNL dibandingkan dengan bedah
terbuka.
2) Terapi konservatif
Sebagian besar batu ureter mempunyai diameter kurang dari 5 mm. Batu ureter yang besarnya kurang
dari 5 mm bisa keluar spontan. Untuk mengeluarkan batu kecil tersebut terdapat pilihan terapi
konservatif berupa :
α - blocker
NSAID
Batas lama terapi konservatif adalah 6 minggu. Di samping ukuran batu syarat lain untuk terapi
konservatif adalah berat ringannya keluhan pasien, ada tidaknya infeksi dan obstruksi. Adanya kolik
berulang atau ISK menyebabkan konservatif bukan merupakan pilihan. Begitu juga dengan adanya
obstruksi, apalagi pada pasien-pasien tertentu (misalnya ginjal tunggal, ginjal trasplan dan penurunan
fungsi ginjal ) tidak ada toleransi terhadap obstruksi. Pasien seperti ini harus segera dilakukan
intervensi
ESWL banyak digunakan dalam penanganan batu saluran kemih. Badlani menyebutkan prinsip dari
ESWL adalah memecah batu saluran kemih dengan menggunakan gelombang kejut yang dihasilkan
oleh mesin dari luar tubuh. Gelombang kejut yang dihasilkan oleh mesin di luar tubuh dapat
difokuskan ke arah batu dengan berbagai cara. Sesampainya di batu, gelombang kejut tadi akan
melepas energinya. Diperlukan beberapa ribu kali gelombang kejut untuk memecah batu hingga
menjadi pecahan-pecahan kecil, selanjutnya keluar bersama kencing tanpa menimbulkan sakit.
14
Al-Ansari menyebutkan komplikasi ESWL untuk terapi batu ureter hampir tidak ada. Keterbatasan
ESWL antara lain sulit memecah batu keras (misalnya kalsium oksalat monohidrat), perlu beberapa
kali tindakan, dan sulit pada orang bertubuh gemuk. Penggunaan ESWL untuk terapi batu ureter
harus dipertimbangkan dengan serius karena ada kemungkinan terjadi kerusakan pada ovarium.
4) Ureterorenoskopic (URS)
Pengembangan ureteroskopi sejak tahun 1980 an telah mengubah secara dramatis terapi batu ureter.
Kombinasi ureteroskopi dengan pemecah batu ultrasound, EHL, laser dan pneumatik telah sukses
dalam memecah batu ureter. Keterbatasan URS adalah tidak bisa untuk ekstraksi langsung batu ureter
yang besar, sehingga diperlukan alat pemecah batu seperti yang disebutkan di atas. Pilihan untuk
menggunakan jenis pemecah batu tertentu, tergantung pada pengalaman masing-masing operator dan
5) Operasi Terbuka
Fillingham dan Douglass menyebutkan bahwa beberapa variasi operasi terbuka untuk batu ureter
mungkin masih dilakukan. Hal tersebut tergantung pada anatomi dan posisi batu, ureterolitotomi bisa
dilakukan lewat insisi pada flank, dorsal atau anterior. Saat ini operasi terbuka pada batu ureter kurang
lebih tinggal 1 -2 persen saja, terutama pada penderita-penderita dengan kelainan anatomi atau ukuran
1.8 Komplikasi
1. Gagal ginjal
Terjadi kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah yang disebut kompresi batu pada
membran ginjal oleh karena suplai oksigen terhambat. Hal ini menyebabkan iskemik ginjal dan jika
15
dibiarkan menyebabkan gagal ginjal.
2. Infeksi
Dalam aliran urine yang statis menupakan tempatyang baik untuk perkembangbiakan
3. Hydronefrosis
Oleh karena aliran urine terhambat menyebabkan urine tertahan dan menumpuk diginjal dan lama
4. Vaskuler iskemia
Terjadi karena aliran darah kedalam jaringan berkurang sehingga terjadikematian jaringan.
1.9 Klasifikasi
Batu ginjal mempunyai banyak jenis nama dan kandungan yang berbeda-beda. Ada 4 jenis
utama pada batu ginjal yang masing- masing cenderung memiliki penyebab berbeda, yaitu : (Ahmad
Anang, 2016)
1. Batu kalsium
Batu jenis ini adalah jenis batu yang paling banyak ditemukan, yaitu 70-80% jumlah pasien yang
mengalami batu ginjal. Ditemukan banyak pada laki-laki, rasio pasien laki-laki dibanding wanita
adalah 3:1, dan paling sering ditemui pada usia 20-50 tahun. Kandungan batu ini terdiri atas kalsium
oksolat, kalsium fosfat atau campuran dari keduanya. Kelebihan kalsium dalam darah secara normal
akan dikeluarkan oleh ginjal melalui urine. Penyebab tingginya kalsium dalam urine antara lain
peningkatan penyerapan kalsium oleh usus, gangguan kemampuan penyerapan kalsiu oleh ginjal dan
Batuk struvit disebut juga batu infeksi, karena terbentuknya batu ini disebabkan oleh adanya infeksi
16
saluran kemih. Adanya infeksi saluran kemih dapat menimbulkan gangguan keseimbangan bahan
kimia dalam urine. Bakteri dalam saluran kemih mengeluarkan bahan yang dapat menetralisir asam
dalam urine sehingga bakteri berkembang biak lebih cepat dan mengubah urine menjadi bersuasana
basa. Suasana basa memudahkan garam-garam magnesium, ammonium, fosfat dan karbonat
membentuk batu. Magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit. Terdapat pada sekitar 10-
15 % dari jumlah pasien yang menderita penyakit ini. Lebih banyak pada wanita, dengan rasio laki-
laki dibanding wanita yaitu 1:5. Batu struvit biasanya menjadi batu yang besar dengan bentuk seperti
tanduk (staghorn).
Ditemukan 5-10% pada penderita batu ginjal. Rasio laki-laki dibandingkan wanita adalah 3:1.
Sebagian dari pasien jenis batu ini menderita Gout, yaitu suatu kumpulan penyakit yang berhungan
dengan meningginya atau menumpuknyaasam urat(sludge) dapat menyebabkan keluhan berupa nyeri
hebat(kolik),karena ada endapan tersebut menyumbat saluran kencing. Batu asam urat bentuknya
halus dan bulat sehingga sering kali keluar spontan. Batu asam urat tidak tampak pada foto polos.
4. Batu sistin
Batu sistin jarang ditemukan, terdapat pada sekitar 1-3 % pasien BSK. Penyakit batu jenis ini adalah
suatu penyakit yang diturunkan. Batu ini berwarna kuning jeruk dan berkilau. Rasio laki-laki
dibanding wanita adalah 1:1. Batu lain juga jarang yaitu batu Silica dan batu Xanthine.
17
1.10 WOC
Urolithiasis
Suatu endapan kecil dank eras yang terbentuk di
ginjal dan sering menyakitkan saat buang air kecil.
HCL meningkat
Lesi dan Inflamasi Regangan otot detrusor
meningkat
Nausea Vomiting
MK : Nyeri Akut
Sensitifitas meningkat
MK : Defisit Nutrisi
18
BAB II
TEORI ASKEP UROLITHIASIS
2.1 Pengkajian
A. Anamnesa
i. Data demografi
Terdiri dari nama, usia, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, diagnosa medis, agama, suku
a. Keluhan utama
Keluhan dari klien bergantung pada posisi atau letak batu, ukuran batu, dan penyulit yang ada. Nyeri
akibat adanya peningkatan tekanan hidrostatik di daerah abdomen bagian bawah yakni berawal dari area
renal meluas secara anterior dan pada wanita ke bawah mendekati kandung kemih sedangkan pada pria
mendekati testis. Nyeri yang dirasakan bisa berupa nyeri kolik atupun non kolik. Nyeri kolik hilang timbul
akibat spasme otot polos ureter karena peningkatan aktivitas untuk mengeluarkan batu. Sedangkan nyeri
non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ureter karena hidronefrosis atau infeksi pada ureter. Apabila
urolithiasis disertai dengan adanya infeksi maka demam juga akan dikeluhkan. Keluhan kencing seperti
disuria, retensi urin atau gangguan miksi lainnya dikeluhkan klien saat pertama datang ketenaga
kesehatan.
Klien awalnya mengeluhkan perubahan gangguan eliminasi urin yang dialami (oliguria, disuria,
hematuria). Biasanya seiring berjalannya waktu dan tingkat keparahan penyakit maka nyeri mulai
dirasakan dan nyeri ini bersifat progresif. Respon dari nyeri itu sendiri yakni munculnya gangguan
gastrointestinal, seperti keluhan anoreksia, mual, dan muntah yang menimbulkan manfestasi penurunan
19
asupan nutrisi umum. Mengkaji berapa lama dan berapa kali keluhan tersebut dirasakan, apa yang
dilakukan, kapan keluhan tersebut muncul adalah penting untuk mengetahui riwayat perjalanan
penyakit.
Adanya riwayat batu ginjal sebelumnya, riwayat mengalami gangguan haluaran urin sebelumnya,
penyakit kanker (berhubungan dengan adanya malignansi), dan riwayat hipertensi yang bisa menjadi
faktor penyulit pada kasus urolithiasis, penderita osteoporosis yang menggunakan obat dengan kadar
Keluarga pernah menderita urolithiasis, adanya riwayat ISK, riwayat hipertensi, riwayat kalkulus
dalam keluarga, penyakit ginjal, gout, riwayat penyakit usus halus, riwayat bedah abdomen
sebelumnya, hiperparatiroidisme.
Adanya riwayat pengunaan obat-obatan tinggi kalsium, antibiotik, opioda, antihipertensi, natrium
B. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala dan leher: Kepala normal dan bentuk simetris, tidak adapembesaran kelenjar tiroid, tidak
cuping hidung.
20
4) Telinga: Fungsi pendengaran kien baik.
5) Mulut dan gigi: mukosa bibir kering atau lembab, tidak ada peradanganpada mulut, mulut dan
lidah bersih.
6) Dada
Perkusi: Tidak ditemukan adanya penumpukan sekret, cairan ataudarah di daerah paru.
Perkusi: -
8) Genetalia: Hasil pengkajian keadaan umum dan fungsi genetalia tidak ditemukan adanya
11) Pola eliminasi: Riwayat adanya ISK Kronis atau obstruksi sebelumnya (kalkulus). Terjadi
penurunan haluaran urin yang ditandai dengan adanya rasa seperti terbakar, oliguria, hematuria,
12) Pola intake makanan dan cairan: Klien mual dan muntah, nyeri tekan pada abdomen. Diet
21
rendah purin, kalsium oksalat, dan fosfat. Ketidakcukupan pemasukan cairan, tidak minum air
dengan cukup yang ditandai dengan distensi abdomen, penurunan suara bising usus.
13) Nyeri: Terjadi secara akut atau bisa juga terjadi nyeri kronik. Lokasi nyeri tergantung pada
lokasi batu, contoh pada panggul di region sudut kostovetebral (CVA) dan dapat menyebar ke
seluruh punggung, abdomen, dan turun ke lipat paha serta genitalia. Nyeri dangkal konstan
menunjukan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus ginjal. Nyeri dapat digambarkan sebagai akut,
hebat tidak hilang dengan posisi atau tindakan lain yangditandai dengan prilaku distraksi, terjadi demam
dan menggigil.
a. B1 (breathing)
Pola napas cepat dan dalam pada kussmaul menunjukkan adanya asidosis metabolik. Jika
memberat, edema paru bisa ditemukan menjadi penyakit paru uremik (edema paru
nonkardiogenik). Ronkhi terdengar karena beban volume berlebihan pada paru sebagai akibat
dari retensi natrium dan air. Klien sering mengalami infeksi karena imunosupresi pada gagal
ginjal terminal.
Gagal ginjal kronik bisa memicu gagal jantung kongestif. Sedangkan gagal ginjal terminal dapat
menimbulkan manifestasi anemia karena eritopoiesis. Keadaan hidrasi klien penting diperiksa
pada semua klien dengan masalah kesehatan yang berhubungan dengan sistem perkemihan.
b. B3 (brain)
Periksa adanya anemia dan ikterus (jarang ditemukan) sebagai akibat dari retensi nitrogen
yang menyebabkan hemolisis. Fetor uremikum (bau amoniak hasil pemecahan urea di dalam
saliva). Stomatitis dan ulkus dapat dijumpai karena ada penurunan aliran saliva sehingga
22
memunculkan risiko infeksi. Pada sistem persarafan sendiri, pada klien kronis berat adalah
c. B4 (bladder)
a. Inspeksi
1) Amati pembesaran pada daerah pinggang dan abdomen yang mungkin terlihat karena adanya
hidronefrosis.
Perubahan yang terjadi biasanya adalah perubahan pancaran miksi akibat dari obstruksi pada saluran
Mencakup genitalia eksternal dan cincin. Melalui inspeksi, perhatikan adanya kelainan pada penis dan
uretra, misalnya mikropenis, makropenis, hipospadia, kordae, epispadia, stenosis pada meatus eksterna,
4) Maturitas seksual
Mengkaji kematangan seksual klien, dari ukuran dan bentuk penis dan testis, warm dan tekstur kulit
skrotum dengan karakternya, dan distribusi rambut pubis. Inspeksi juga kulit yang menutup genitalia
5) Penis
Inspeksi struktur penis, termasuk batang, korona, prepusium, glans, dan meatus uretra untuk mengkaji
adanya lesi. Vena dorsalis harus terlihat saat inspeksi. Lakukan palpasi untuk mengkaji adanya nyeri
6) Skrotum
23
Inspeksi bentuk, ukuran dan kesimetrisan juga adanya lesi dan edema.
a. Auskultasi
Kaji adanya bruit renal dan paling terdengar tepat di atas umbilikus sekitar 2cm dari sisi kanan
b. Perkusi
Memberikan ketokan pada sudut kostovertebra (CVA). Pada klien dengan pielonefritis, batu
c. Palpasi
bilateral
asimetris)
diabetika
25
2.3 Intervensi Keperawatan
Defisit nutrisi Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam nutrisi SIKI (I.03119)
Kekuatan otot menelan meningkat (5) -Lakukan oral hygiene sebelum makan,
Edukasi :
Kolaborasi :
-Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan.
Kadar sel darah putih membaik (5) -Berikan asupan cairan oral
Edukasi :
cairan oral.
-Anjurkan menghindari perubahan
posisi mendadak
Kolaborasi :
isotonis.
hipotonis.
Risiko perdarahan Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam resiko SIKI (1.02067)
perdarahan.
Edukasi :
perdarahan.
Kolaborasi :
Risiko perfusi renal tidak efektif Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam SIKI ( 1.02068)
Tekanan arteri rata-rata membaik (5) -Monitor status cairan (masukan dan
pupil.
Terapeutik :
-Berikan oksigenuntuk
mempertahankan saturasi oksigen >
90%.
reaksi alergi.
Edukasi :
Kolaborasi :
,jika perlu.
,jika perlu .
Nyeri akut Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam nyeri SIKI (I.08238)
Terapeutik :
pencahayaan, kebisingan).
Edukasi :
pemicu nyeri.
berkala.
Kolaborasi :
perlu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
merujuk pada penyakit batu ginjal. Urolithiasis merujuk pada adanya batu dalam
system perkemihan.
aliran urin, gangguan metabolic, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-
keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Manifestasi klinis adanya batu
dalam traktus urinarius bergantung pada adanya obsrtuksi, infeksi, dan edema
mulai dari pendekatan head to toe hingga pendekatan per system. Perawat dapat
Resiko infeksi (D.0142), Risiko perdarahan (D.0012), Risiko perfusi renal tidak efektif
3.2 Saran
urolithiasis . Sehingga perawat tepat dalam membuat asuhan keperawatan pada klien
35
DAFTAR PUSTAKA
Medizinische Wochenschrift.
doi:10.1016/b978-343741510-4.50023-7.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018) Standar Intevensi Keperawatan Indonesia:Definisi
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019) Standar Luaran Keperawatan Indonesia:Definisi
36
LAMPIRAN
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51