Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN KASUS

KEPERAWATAN KLINIK DEPARTEMEN


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN


SISTEM PERKEMIHAN : ....................
DI RUANG RAWAT INAP KELAS III BEDAH (DEWASA)
RSUD KOTA ................

OLEH :

NAMA : ..........................
NIM : 2014....................

PEMBIMBING : TANDA TANGAN :

1. Hj. Eriyani, S. Kep, Ners, M. Kep ………………………..


2. Ns. Juwi Athia Rahmini, M. Kp, Sp. Kep, MB ……………………….

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES BINALITA SUDAMA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus keperawtan

medikal bedah ( KMB ) ini dengan baik dan tepat waktu.

Adapun judul laporan kasus ini adalah “Asuhan keperawatan pada pasien

dengan gangguan sistem perkemihan: Urolithiasis (BSK) diruang rawat inap kelas

III Bedah (dewasa) RSUD.................”.

Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk memenuhi tugas klinik profesi
Ners Keperawatan Departemen KMB.
Dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing, baik pembimbing lapangan maupun

pembimbing akademik yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan laporan kasus ini, antara lain:

1. Ibu Hj. Eriyani, S. Kep, Ners, M. Kep

2. Ibu Ns. Juwi Athia Rhmaini, M. Kep, Sp. Kep, MB

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan kasus ini

masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,

dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun untuk kesempurnaan laporan kasus ini.

Penulis,
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………ii

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN……………………………………..1


I. KONSEPDASAR…………………………………………………1
A. Defenisi………………………………………………………....1
B. Anatomi fisiologi……………………………………………….2
C. Etiologi………………………………………………………...11
D. Patofisiologi…………………………………………………...12
E. Manifestasi klinis…………………………………………...…13
F. Pemeriksan diagnostik………………………………………...14
G. Penatalaksanaan……………………………………………….16

II. KONSEP KEPERAWATAN………………………………….....18


1. Pengkajian………………………………………………….….18
2. Diagnosa keperawatan………………………………………...22
3. Intervensi……………………………............………………...23
4. Implementasi…………………………………………………..26
5. Evaluasi………………………………………………………..26
6. Pathway………………………………………………………..27

BAB II LAPORAN KASUS……………………………………….............…28


I. Biodata……………………………………………………………..28
II. Keluhan utama……………………………………………………..29
III. Riwayat kesehatan sekarang……………………………………….29
IV. Riwayat kesehatan masa lalu………………………………………29
V. Riwayat kesehatan keluarga…………………………………...…..30
VI. Riwayat keadaan psikososial……………………………………...31
VII. Pemeriksaan fisik…………………………………………………..32
VIII. Pola kebiasaan sahari-hari………………………………………….36
IX. Hasil pemeriksaan penunjang……………………………………...38
X. Penatalaksanaan medis……………………………………………..39
XI. Ringkasan riwayat keperawatan…………………………………...39
XII. Masalah keperawatan……………………………………………....39
XIII. Diagnosa keperawatan………………..…………………………....40
XIV. Analisa data…………………………………………….............….40
XV. Intervensi keperawatan………………………………………….…42

CATATAN PERKEMBANGAN……………………………………………....45
MIND MAPPING PASIEN BSK ……………………………………………...57
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR KONSUL
LAMPIRAN
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR

1. DEFENISI

Batu saluran kemih adalah terbentuknya batu yang disebabkan oleh

pengendapan substansi yang terdapat dalam air kemih yang jumlahnya

berlebihan atau karena faktor lain yang mempengaruhi daya larut substansi

(Chang, 2009 dalam Wardani, 2014).

2. ANATOMI FISIOLOGI

Sistem perkemihan adalah suatu sistem yang didalamnya terjadi

penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat yang tidak digunakan oleh

tubuh. Zat ini akan larut dalam air dan akan dikeluarkan berupa urine. Zat

yang dibutuhkan tubuh akan beredar kembali dalam tubuh melalui pembuluh

darah kapiler ginjal, masuk ke dalam pembuluh darah dan beredar keseluruh

tubuh. Sistem perkemihan merupakan sistem rangkaian organ yang terdiri

atas ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra (Syaifuddin, 2009)


Gambar 2.1 Anatomi ginjal

Setiap nefron merupakan saluran yang tipis (dengan diameter 20-

50 ) dan memiliki bentuk yang memanjang/elongasi (dengan panjang 50

mm). Nefron terdiri dari saluran berujung buntu (blind end) yang melebar.

Kapsul bowman yang diikuti oleh tubulus kontotus proksimal, ansa Henle

serta tubulus kontortus distal (Marya, 2013)

Gambar 2.2 Struktur ginjal nefron


 Pembuluh darah ginjal

Setiap arteri renalis berasal langsung dari aorta. Arteri ini

memasuki ginjal dan bercabang secara progresif menjadi pembuluh

arteri yang lebih kecil yaitu arteri interlobaris, arteri arkuata dan arteri

interlobularis. (Marya, 2013).

 Pengosongan kandung kemih

Kontraksi otot muskulus detrusor bertanggung jawab

pada pengosongan kandung kemih selama berkemih (miksturasi)

berkas otot tersebut berjalan pada sisi uretra, serabut ini

dinamakan sfingter uretra interna. Sepanjang uretra terdpat

sfingter otot rangka yaitu sfingter uretra membrannosa (sfingter

uretra eksterna). Epitel kemih dibentuk dari lapisan superfisialis

sel kuboid.

1) Uretra

Menurut Saputra dan Dwisang Evi (2014) uretra adalah suatu

saluran sambungan yang membawa urine dari kandung kemih ke arah

luar. Uretra pada perempuan berukuran pendek dengan panjang 3,8

cm.

3. ETIOLOGI

Menurut Wijayaningsih (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi

batu saluran kemih diantaranya sebagai berikut :

 Faktor intrinsik
Herediter (keturunan), umur 30-50 tahun, jenis kelamin lai-laki lebih

besar dari pada perempuan.

 Faktor ekstrinsik

Geografis, iklim dan temperature, asupan air, diet (banyak purin,

oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu).

Menurut Purnomo (2011) dalam Wardani (2014),

Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya gangguan

aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan

keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik).

4. PATOFISIOLOGI

Berdasaran tipe batu, proses pembentukan batu melalui kristalisasi.

3 faktor yang mendukung proses ini yaitu saturasi urin, difisiensi inhibitor

dan produksi matriks protein. Pada umumnya Kristal tumbuh melalui

adanya supersaturasi urin. Proses pembentukan dari agregasi menjadi

partikel yang lebih besar, di antaranya partikel ini ada yang bergerak

kebawah melalui saluran kencing hingga pada lumen yang sempit dan

berkembang membentuk batu. Renal kalkuli merupakan tipe Kristal dan

dapat merupakan gabungan dari beberapa tipe. Sekitar 80% batu salurn

kemih mengandung kalsium fosfat dan kalsium oksalat (Suharyanto dan

Madjid, 2009).

5. MANIFESTASI KLINIS

Menurut Putri dan Wijaya (2013), tanda dan gejala penyakit batu

saluran kemih sangat ditentukan oleh letaknya, besarnya, dan


morfologinya. Walaupun demikian penyakit ini mempunyai tanda dan

gejala umum yaitu hematuria, dan bila disertai infeksi saluran kemih dapat

juga ditemukan kelainan endapan urin bahkan mungkin demam atau tanda

sistemik lainnya. Batu pada pelvis ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala

sampai dengan gejala berat, umumnya gejala batu saluran kemih

merupakan akibat obstruksi aliran kemih dan infeksi. Tanda dan gejala

yang ditemui antara lain :

a) Nyeri didaerah pinggang (sisi atau sudut kostevertebral), dapat

dalam bentuk pegal hingga kolik atau nyeri yang terus menerus dan

hebat karena adanya pionefrosis.

b) Pada pemeriksaan fisik mungkin kelainan sama sekali tidak ada,

sampai mungkin terabanya ginjal yang membesar akibat adanya

hidronefrosis.

.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Wijayaningsih (2013), pemeriksaan diagnostik untuk batu

saluran kemih diantaranya sebagai berikut :

a. Urinalisa

Warna mungkin kuning, cokelat gelap, berdarah, secara umum

menunjukkan Kristal (sistin, asam urat, kalsium oksalat), pH asam

(meningkatkan sistin dan batu asam urat), alkali (meningkatkan

magnesium, fosfat ammonium, atau batu kalsium fosfat), urin 24 jam :

(kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin


meningkat), kultur urin menunjukan Infeksi saluran kemih (ISK), Blood

ureum nitrogen (BUN /kreatinin serum dan urin) ; abnormal (tinggi

pada serum atau rendah pada urin).

7. PENATALAKSANAAN

Menurut Putri & Wijaya (2013), tujuan penatalaksanaan batu

saluran kemih adalah menghilangkan obstruksi, mengobati infeksi,

menghilangkan rasa nyeri, serta mencegah terjadinya gagal ginjal dan

mmengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi. Adapun mencapai tujuan

tersebut, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Diagnosis yang tepat mengenai adanya batu, lokasinya, dan besarnya

batu

2. Menentukan adanya akibat-akibat batu saluran kemih seperti : rasa

nyeri, obstruksi disertai perubahan-perubahan pada ginjal, infeksi

dan adanya gangguan fungsi ginjal.

8. KOMPLIKASI

Menurut Putri & Wijaya (2013), komplikasi untuk penyakit batu

saluran kemih adalah :

 Obstruksi ; menyebabkan hidronefrosis

 Infeksi

 Gangguan fungsi ginjal.

B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian

Pengkajian yang diambil menurut Ardiansyah dalam Rais (2015)

diantarannya sebagai berikut:

a) Pengumpulan data

Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan

membantu dalam menentukan status kesehatan dan pola pertahanan

penderita, mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita

yang dapat diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan fisik,

pemerikasaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya.

b) Anamnese

 Identitas penderita

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,

pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor

register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.

 Keluhan Utama

Biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri pada daerah

pinggang, urine lebih sedikit, hematuria, pernah mengeluarkan

batu saat berkemih, urine berwarana kuning keruh, sulit untuk

berkemih, dan nyeri saat berkemih.

 Riwayat Penyakit Sekarang

Penurunan haluaran urin atau BAK sedikit, kandung

kemih penuh dan rasa terbakar, dorongan berkemih,

mual/muntah, nyeri abdomen, nyeri panggul, kolik ginjal, kolik


uretra, nyeri waktu kencing dan demam.

 Riwayat Kesehatan Dahulu

Riwayat adanya ISK kronis, obstruksi sebelumnya,

riwayat kolik renal atau bladder tanpa batu yang keluar, riwayat

trauma saluran kemih.

 Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat adanya ISK kronik, dan penyakit atau kelainan

ginjal lainnya.

 Riwayat Kesehatan Lingkungan

Daerah atau tempat tinggal yang asupan airnya banyak

mengandung kapur, perlu dikaji juga daerah tempat tinggal

dekat dengan sumber polusi atau tidak.

 Pengkajian Kebutuhan Dasar

a. Kebutuhan Oksigenasi

Perkembangan dada dan frekuensi pernapasan pasien teratur

saat inspirasi dan ekspirasi dan tidak ada penggunaan otot

bantu pernapasan

b. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan

Kaji adanya mual, muntah, nyeri tekan abdomen, diet tinggi

purin, kalsium oksalat atau fosfat, atau ketidakcukupan

pemasukan cairan, tidak cukup minum, terjadi distensi

abdomen, penurunan bising usus.

c. Kebutuhan Eliminasi
Kaji adanya riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya

(kalkulus). Penurunan haluaran urin, kandung kemih penuh,

rasa terbakar saat buang air kecil. Keinginan dorongan ingin

berkemih terus, oliguria, hematuria, piuri atau perubahan pola

berkemih.

d. Kebutuhan Aktivitas dan Latihan

Kaji tentang pekerjaan yang monoton, lingkungan pekerjaan

apakah pasien terpapar suhu tinggi, keterbatasan aktivitas

misalnya karena penyakit yang kronis atau adanya cedera

pada medulla spinalis.

e. Kebutuhan Istirahat dan Tidur

Kesulitan tidur karena mungkin terdapat nyeri, cemas akan

hospitalisasi.

f. Kebutuhan Persepsi dan Sensori

Perkembangan kognitif klien dengan kejadian di luar

penampilan luar mereka.

g. Kebutuhan Kenyamanan

Kaji episode akut nyeri berat, nyeri kolik, lokasi tergantung

pada lokasi batu misalnya pada panggul di regio sudut

costovertebral dapat menyebar ke punggung, abdomen dan

turun ke lipat paha genetalia, nyeri dangkal konstan

menunjukkan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus ginjal,

nyeri yang khas adalah nyeri akut tidak hilang dengan posisi
atau tindakan lain, nyeri tekan pada area ginjal pada palpasi.

h. Kebutuhan Personal Hygiene

Kaji perubahan aktifitas perawatan diri sebelum dan selama

dirawat di rumah sakit.

i. Kebutuhan Informasi

Pengetahuan pasien dan keluarga tentang diet pada

vesikolitiasis serta proses penyakit dan penatalakasanaan.

j. Kebutuhan Konsep Diri

Konsep diri pasien mengenai kondisinnya

c) Pengkajian Fisik

 Status kesehatan umum

Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi

badan, berat badan dan tanda-tanda vital.

 Pemeriksaan Kepala

Bentuk kepala mesochepal.

 Pemeriksaan Mata

Pemeriksaan edema periorbital dan konjungtiva apakah anemis.

 Pemeriksaan Hidung

Adanya pernapasan cuping hidung jika klien sesak napas.

 Pemeriksaan Telinga

Fungsi pendengaran, kebersihan telinga, ada tidaknya keluaran.

 Pemeriksaan Gigi dan Mulut

Kebersihan gigi, pertumbuhan gigi, jumlah gigi yang tanggal,


mukosa bibir biasanya kering, pucat.

 Pemeriksaan Leher

Adanya distensi vena jugularis karena edema seluruh tubuh dan

peningkatann kerja jantung.

 Pemeriksaan Jantung

Mungkin ditemukan adanya bunyi jantung abnormal,

kardiomegali.

 Pemeriksaan Paru

pengembangan ekspansi paru sama atau tidak. Suara napas

abnormal

 Pemeriksaan Abdomen

Adanya nyeri kolik menyebabkan pasien terlihat mual dan

muntah. Palpasi ginjal dilakukan untuk mengidentifikasi massa,

pada beberapa kasus dapat teraba ginjal pada sisi sakit akibat

hidronefrosis.

 Pemeriksaan Genitalia

Pada pola eliminasiurine terjadi perubahan akibat adanya

hematuri, retensi urine, dan sering miksi

 Pemeriksaan Ekstremitas

Tidak ada hambatan pergerakan sendi pada saat jalan, duduk dan

bangkit dari posisi duduk, tidak ada deformitas dan fraktur.

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut Muttaqin dan Sari (2011), Putri dan Wijaya (2013) dan
Wijayaningsih (2013) diagnosa keperawatan yang muncul untuk penderita

batu saluran kemih adalah:

a) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi atau

dorongan kontraksi uroteral, trauma jaringan, pembentukan edema,

dan iskemia seluler.

b) Retensi urin berhubungan dengan stimluasi kandung kemih oleh

batu, iritasi ginjal atau uretra, inflamasi atau obstruksi mekanis.

c) Ansietas berhubungan dengan prognosis pembedahan, tindakan

infasi diagnostik.

d) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

tentang proses penyakit dan perawatan rutin pasca operasi.

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan pada penderita sindrom nefrotik menurut

Nurarif dan Kusuma (2013) dan Nurarif dan Kusuma (2015) adalah :

Tujuan dan Kriteria


Intervensi
Diagnosa Keperawatan Hasil
(NIC)
(NOC)
Definisi : pengalaman sensori NOC: NIC:
dan emosional yang tidak 1. Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
menyenangkan yang muncul Kriteria hasil: 1. Lakukan pengkajian
akibat kerusakan jaringan yang  Melaporkan bahwa nyeri secara
aktual atau potensia nyeri berkurang komperhensif
ataudigambarkan dalam hal dengan menggunakan termasuk lokasi,
kerusakan sedemikian rupa manajemen nyeri karakteristik, durasi
(international association for  Mampu mengenali frekuensi, kualitas dan
the study of pain) : awitan yang nyeri (skala, factor presipitasi.
tib-tiba atau lambat dari intensitas, frekuensi 2. Observasi reaksi
intensitas ringan hingga berat dan tanda nyeri) nonverbal dari
dengan akhir yang dpat ketidaknyamanan.
diantisipasi atau diprediksi dan 2. Pengendalian Nyeri 3. Gunakan teknik
berlangsung <6 bulan. Kriteria hasil: komunikasi terapeutik
Batasan karasteristik : Mampu mengontrol untuk mengetahui
 Perubahan selera makan nyeri (tahu penyebab pengalaman nyeri
 Perubahan tekanan darah nyeri, mampu pasien.
 Perubahan frekwensi jantung menggunakan tehnik 4. Evaluasi pengalaman
 Perubahan frekwensi nonfarmakologi untuk nyeri masa lampau.
pernapasan mengurangi nyeri, 5. Kontrol lingkungan
 Laporan isyarat. Perilaku mencari bantuan yang dapat
distraksi (mis, berjalan 3. Tingkat Kenyamanan mempengaruhi nyeri
mondar mandir mencari Kriteria hasil: seperti suhu ruangan,
orang lain dan atau Menyatakan rasa pencahayaan dan
aktifitas lain, yang nyaman setelah nyeri kebisingan berulang).
berulang). berkurang 6. Kaji tipe dan sumber
 Mengekspresikan nyeri untuk
perilaku (mis, mata menentukan
kurang bercahaya, tmpak intervensi.
kacau, gerakan mata 7. Ajarkan tentang
berpencar atau tetap pada tekniknon
satu focus meringis) farmakologi
 Sikap melindungi area 8. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
nyeri
 Focus menyempit
9. Tingkatkan istirhat.
 Perubahan posisi untuk
menghindari nyeri.
 Sikap tubuh melindungi
 Melaporkan nyeri secara
verbal.

1. Implementasi Keperawatan

Setelah melakukan intervensi keperawatan, tahap selanjutnya

adalah mencatat intervensi yang telah dilakukan dan evaluasi respons

klien. Hal ini dilakukan karena pencatatan akan lebih akurat bila dilakukan

saat intervensi masih segar dalam ingatan. Tulislah apa yang diobservasi

dan apa yang dilakukan (Deswani, 2009).

Implementasi yang merupakan kategori dari proses keperawatan

adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang

diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry, 2005).

2. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Namun,

evaluasi dapat dilakukan pada setiap tahap dari proses perawatan. Evaluasi

mengacu pada penilaian, tahapan dan perbaikan. Pada tahap ini, perawat

menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil

atau gagal (Alfaro-Lefevre, 1994 dalam Deswani, 2009).

Pada tahap evaluasi, perawat dapat menemukan reaksi klien

terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan

apakah sasaran dari rencana keperawatan dasar mendukung proses

evaluasi. Selain itu juga dapat menetapkan kembali informasi baru yang

ditunjukkan oleh klien untuk mengganti atau menghapus diagnosa

keperawatan, tujuan atau intervensi keperawatan (Yura dan Walsh, 1988

dalam Deswani, 2009).


PATHWAY BSK

Kelainan metabolik pemecah Pelepasan ADH Konsentrasi larutan dan PH Faktor


urin meningkat meningkat urin mobilitas rutin

Peningkatan absorpsi Pemekatan urine meningkat Lamanya kristal


diusus dan mobilisasi Paratiroid Hormone terbentuk dalam
tulang meningkat urin
Kalsitrol meningkat Proses kristalisasi

Hiperkalsemia Stagnasi urine


Hiperurisemia
Larutan Meta stabil Pengendapan batu

Peningkatan filtrasi dan Infeksi saluran


eksresi zat penghasil batu Pembentukan batu kemih
ginjal
Respon obstruksi Responedema :
Konsentrasi zat Pningkatan tekanan
Respon infeksi : hidrostatik &
pembentuk batu
distensi pialoginjal
meningkat Infeksi akibat iritasi
- Nyeri kolik serta ureter
batu
- Hematuria, piuria
- Sering BAK
- Nyeri kolik
Retensi urin
- Hematuria piuria
Nyri akut - Respon sistemik akibat
kolik(mual, muntah,
anorexias) Pemeriksaan
diagnosis prognosis
pembedahan Respom
Defisiensi Kurang informasi psikologis
pengetahuan

Ansietas
BAB II

LAPORAN KASUS
I. BIODATA

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 54 Tahun

Status perkawinan : Kawin

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam

Alamat : Desa Lae Motong, Penanggalan

Tanggal masuk RS : 04 Agustus 2020

No. Rekam Medis : 56 58 18

Ruangan : Kelas (Dewasa)

Golongan Darah : -

Tgl pengkajian : 04 Agustus 2020

Tgl Operasi : -

DX Medis : Batu Saluran Kemih (BSK)

2. PENANGGUNG JAWAB

Nama : Ny. M

Hub. Dengan pasien : Istri

Pekerjaan : IRT

Alamat : Desa Lae Motong, penanggalan.


II. KELUHAN UTAMA

Nyeri pinggang sampai dengan nyeri perut bagian bawah

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

Klien masuk RSUD Kota Subulussalam dengan keluhan nyeri pinggang dan

nyeri perut bagian bawah. Hal ini dialami klien ± 1 hari sebelum masuk

RS,urine klien berwarna keruh sejak 1 bulan yang lalu.

1. PROVOKATIF / PALIATIVE

Apa penyebabnya : Klien mengatakan nyeri semakin hebat saat klien BAK

2. QUANTITY/QUALITY

Bagaimana : Klien mengatakan nyeri nya seperti tertusuk-tusuk

3. REGION

a) Dimana lokasinya : pinggang dan perut bagian bawah

b) Apakah menyebar : klien mengatakan nyerinya menyebar sampai ke

punggung bagian

4. SEVERITI (MENGGANGGU AKTIVITAS)

Klien mengatakan nyeri yang dialami nya saat ini sangat menganggu

aktivitasnya.

5. TIME (KAPAN MULAI TIMBUL DAN BAGAIMANA TERJADINYA)

Klien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

a) Penyakit yang pernah dialami

Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit seperti yang dialami

nya saat ini.Klien hanya pernah mengalami demam, batuk, flu ringan.
b) Pengobatan / tindakan yang dilakukan

Klien mengatakn kadang hanya membeli obat diapotik dan jika keluhan

belum kurang klien berobat ke prakter dokter.

c) Pernah dirawat / operasi

Klien mengatakan tidak pernah dirawat sebelumnya dan klien tidak

pernah operasi.

d) Alergi

Klien tidak mempunyai riwayat alergi

e) Imunisasi

Klien mengatakan tidak pernah diimunisasi.

V. RIWAYAT KELUARGA

GENOGRAM

57 54 50 44 ? 50 ? ?

27 22 18 13
Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Garis keturunan

: Pasien

: Meninggal dunia

? : Umur tidak diketahui

------- : Tinggal serumah

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

a) Bahasa yang digunakan : Bahasa daerah (jawa)

b) Persepsi klien tentang penyakitnya

Klien mengatakan bahwa dia tidak mengetahui apa dan bagaimana

penyakit yang dialaminya saat ini.

c) Konsep diri

Body image : Klien mengatakan dirinya adalah kepala keluarga dengan

pekerjaan yang tidak tetap.

Ideal diri : Klien berharap bisa segera sembuh dari penyekitnya dan

kembali kerumah berkumpul bersama keluarga dan bisa

bekerja untuk mencari nafkah untuk keluarga.

Harga diri : klien merasa sangat dihargai oleh istri dan anak-anak nya.

d) Peran diri : Klien berperan sebagai kepala rumah tangga yang

mempunyaki kewajiban menafkahi, membimbing, menjaga keluarga.

e) Keadaan emosi : stabil


f)Perhatian terhadap orang lain

Perhatian klien pada orang lain baik, klien selalu mengucapkan terima

kasih setiap perawat memberikan tindakan.

g)Hubungan dengan keluarga

Hubungan klien dan keluarga baik, terlihat dari istri dan anak-anak klien

yang selalu bergantian untuk menjaga klien di RS.

h)Hubungan klien dengan saudara

Hubungan klien dengan saudara baik, karena terlihat saudara klien

bergantian mengunjungi klien selama dirawat di RS.

i)Hubungan dengan orang lain

Hubungan klien dengan oarang lain baik, klien berinteraksi baik dengan

dokter, perawat dan nakes lainnya dan juga mahasiswa. Klien sangat

kooperatif bila dilakukan tindakan pada dirinya.

VII. PEMERIKSAAN FISIK

a)Keadaan umum : nyeri pinggang dan perut bagian bawah.

b)Tanda-tanda Vital

 TD : 140/80 mmHg

 RR : 24 x/i

 Nadi : 89 x/i

 Temp : 36, 8 ⁰c

 BB/TB : 66 kg / 16

c) Pemeriksaan head to toe

Kepala dan rambut : Bentuk kepala simetris, pertumbuhan rambut merata


keadaan rambut bersih tidak tampak ketombe, wajah tampak pucat.

1. Mata

 Bentuk : Bentuk mata simetris kiri dan kanan

Palpebra : simetris kiri dan kanan, dapat membuka dan menutup secara

sempurna.

Pupil : isokor

Konjungtiva : tidak anemis

Kornea :

Tekanan bola mata : tidak ada nyeri tekan

2.Hidung : bentuk hidung simetris, penciuman baik, tidak ada nyeri tekan

dan tidak tampak ada secret.

3.Telinga : Bentuk dan ukuran telinga kiri dan kanan simetris, daun telinga

bersih, tidak ada nyeri tekan, pendengaran baik.

4.Mulut dan faring : mucosa mulut lembab, bibir agak pucat, epiglotis

simetris, tonsil tidak ada peradangan. Tidak ada

perubahan warna pada email gigi dan tidak ada

retraksi pada gusi.

5.Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, tidak

ada nyeri tekan dan pembesaran vena jugularis.

6.Thoraks

 Inspeksi thoraks:

Bentuk : dada kiri dan kanan simetris, tidak ada luka,

pengembangan dada kanan dan kri sama.


Penafasan : Normal, klien tidak menggunakan alat bantu

pernafasan.

Tanda kesulitan bernafas : klien tidak menggunakan otot bantu

nafas.

 Pemeriksaan thoraks :

 Palpasi gerakan suara : vocal premitus teraba kanan dan kiri

 Perkusi : Suara sonor

 Auskultasi : Bunyi napas vesicular pada perifer paru, bunyi

napas bronchial diatas trachea, bunyi broncovesiculer (+) dan

tidak ada bunyi napas tambahan {crackles (-), whezing (-),

mengi (-)}.

 Pemeriksaan jantung

 Inspeksi : tidak terlihat ictus cordis di RIC V midclavikula

sinistra

 Palpasi : teraba denyut ictus cordis di TIC V midclavikula

sinistra, frekuensi 88 x/i.

 Perkusi : Pekak pada batas jantung

- Atas : RIC II midclavikula sinistra

- Bawah : RIC V midclavikula sinistra

- Kiri : linea axsila anterior

- Kanan : 1x midclavikula dextra

 Auskultasi : irama jantung normal, bunyi jantung S1 S2

7. Pemeriksaan abdomen
 Inspeksi

 Bentuk abdomen : bentuk simetris.

 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan massa, tidak

terdapat tanda-tanda asites, tidak terdapat perubahan ukuran hati.

 Perkusi : terdengar suara thympani, pada saat perut terisi makanan

hanya sedikit.

 Auskultasi : soepel, perstaltik usus normal.

8. Pemeriksaan neurologi

 Tingkat kesadaran : compos mentis

 Meningeal sign : tidak terdapat kaku kuduk

 Status mental :

 Kondisi emosi : stabil

 Orientasi : baik, klien dapat menyebutkan nama istri, anak, hari

dan tempat.

 Motivasi : baik, klien sangat termotivasi untuk sembuh dan

selalu menjalankan apa yg dianjurkan oleh dokter dan perawat,

klien minum obat dengan teratur.

 Bahasa : bahasa yang digunakan klien bahasa daerah dan

bahasa indonesia,bisa dipahami dengan baik oleh orang lain.

 Nervus cranialis :

- Nervus olfaktorius : normal, klien dapat mencium bau

- Nervus okulomotorius : normal, kelopak mata bisa membuka

dengan baik, pupil membesar dan mengecil dengan baik.


-Nervus trigeminus : normal, klien dapat merasakan rangsangan

pada wajah, klien dapat mengunyah dengan baik.

-Nervus facialis : normal, klien bisa mengerutkan dahi, tidak ada

bell’s palsy, kelopak mata dapat menutup sempurna.

-Nervus vestibulocochlearis : normal, klien dapat mendengar

dengan baik.

-Nervus glassopharingeus : normal, klien dapat mencicipi rasa

makan dan menelan dengan baik.

-Nervus vagus : normal, suara klien tidak serak, tidak ada

msalah dengan menelan dan bicara.

-Nervus asesoris : Normal, klien dapat menggerakkan kepala

kekiri dan ke kanan, ke atas dan juga ke bawah.

-Nervus hipoglosus : normal, klien bisa menggerakkan lidah

dengan baik.

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

a) Pola tidur

 Waktu tidur

Sebelum masuk RS klien tidur 6-7 jam / hari dan setelah masuk

RS klien tidur 4-5 jam / hari.

 Masalah tidur : klien terganggu tidurnya karena nyeri yang dialami

klien.

 Hal-hal yang mempermudah tidur : suasana yang tenang, sepi,

nyaman.
 Hal yang mempermudah bangun : suara ribut / bising.

b) Pola eliminasi

 BAB

-Pola BAB : Sebelum masuk RS frekwensi BAB klien 1 x sehari

setiap pagi, dan sejak masuk klien belum BAB.

-Karakteristik feces : Warna kuning kecoklatan, konsistensi padat

lunak.

-Penggunaan obat : klien mengatakan tidak pernah menggunakan

obat pencahar baik sebelum atau setelah masuk RS.

 BAK

-Pola BAK : Sebelum masuk RS frekwensi BAK klien 4-5 x

sehari, dan setelah masuk RS 2-3 x sehari.

-Karakter urine : warna urine keruh dengan bau yang khas.

-Nyeri : klien merasa nyeri pada saat BAK, ada nyeri tekan pada

daerah pinggang dan perut bagian bawah

-Inkontinensia : klien tidak pernah mengalami inkontinensia

urin.

c) Pola makan

Diet : nasi, sayur, ikan, tahu, tempe, telur, mie instan

 Pola diet : sebelum masuk RS klien makan 2-3 x dalam sehari,

setelah masuk RS 3x sehari tapi porsi yang disediakan RS tidak

habis.
Jumlah dan jenis diet : sebelum masuk RS klien bisa menghabiskan

1 porsi makanan (nasi putih, ikan dan sayur), stelah masuk RS

klien tidak mampu menghabiskan porsi makanan yang disediakan

RS dengan jenis atau menu makanan yang disediakan RS.

d) Pola minum

Jenis minuman : air putih, jus, teh, kopi, minuman botol

Pola minum : klien minumair putih setiap hari ± 1,5-2 liter , dan

minuman seperti kopi diminum setiap pagi, sedangkan minuman

botol, jus hanya sekali-sekali.

Kesulitan minum : klien tidak pernah ada masalah ksulitan minum

e) Kebersihan : sebelum masuk RS klien mandi 2 x sehari dan kemudian

mengganti pakaian dan setelah masuk RS klien tidak mandi hanya

diseka dan diganti pakaian oleh keluarga dibantu oleh perawat.

IX. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG

a) Laboratorium

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai Unit


Normal
WBC 9,2 4.00-10.0 103/µL
RBC 4,60 4.00-6.00 106/ml
HGB 14,5 12.00-16.00 g/dl
HCT 42,4 37.0-48.0 %
MCV 90,7 80-97.0 fL
MCH 30,9 26-33.5 pg
MCHC 34,1 31.5-35.0 pg
PLT 26,2 150-400 103/µL
Creatinine 0,9 0.7-1.2 mg/dL
Glukosa 94 70-180 mg/dL
SGOT 40 <45 U/L
SGPT 38 <41 gr/dL
Ureum 23 19-44 mg/dL
b)Ultrasonografi

Kesan :

 Nefrolitis Dextra

 Kista Ginjal Bilateral

X. PENATALAKSANAAN MEDIS

No. Nama Obat Dosis Efek

1. Menggantikan cairan tubuh yang


hilang saat mengalami luka,
IVFD RL 20 tts/i
cidera atau operasi dan juga
sebagai pemeliharaan ketika
sedang menjalani perawatan diRS
2. Inj. Omeprazole 1 amp/12 jam Mengurangi kadar asam lambung

3. Inj. keterolac 1 amp/8 jam Meredakan nyeri

4. Nucral Syr 3xCI Menetralisir asam lambung

XI. RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN

Klien masuk RS pada Tanggal 04 Agustus 2020, dngan keluhan nyri

pinggang dan nyeri perut pada bagian bawah. Kondisi ini dialami klien sejak

1 hari sebelum masuk RS, nyeri dirasakan klien semakin berat apabila klien

akan BAK, nyeri dirasakan klien hilang timbul.

Klien mengalami gangguan pola eliminasi BAK, frekwensi BAK klien sering

tetapi sedikit dan tidak puas. Selain itu klien juga merasakan mual tapi tidak

sampai muntah. Klien merasa cemas dengan dengan keadaannya saat ini,

klien tampak gelisah.


X. MASALAH KEPERAWATAN

Nyeri akut

Gangguan pola eliminasi

Ansietas

XI.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan respon obstruksi batu pada ginjal

2. Gangguan Eliminasi Urin berhubungan dengan pembentukan batu

saluran kemih

3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

XII. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS : Faktor Ekstrinsik Nyeri akut


 Klien mengeluh (Asupan air
nyeri pada mengandung kapur)
pinggang dan ↓
perut bagian Proses kristalisasi dan
bawah tembus agresi substansi
hingga belakang ↓
DO : Pengendapan
 Tekanan darah : batu
140/80 mmHg ↓
 RR : 24 x/i Pembentukan
 Nadi : 88 x/i Batu Saluran
 Skala nyeri 6 Kemih
(sedang) ↓
 Klien nampak Respon Obstruksi
meringis Penekanan pada saraf
memegang perut ↓
bagian bawah dan Penekanan pada
pinggang. saraf
 Ada nyeri tekan ↓
pada perut bagian Mengaktifkan mediator
bawah dan pada kimia
area pinggang. (Histamin dan
Ada nyeri ketok bradikinin)
pada pinggang ↓
bagian belakang Menstimulasi
pelepasan
prostaglandin di
hipotalamus

Nyeri
dipersepsikan(nyeri
kolik)

Nyeri Akut

2. DS : : Faktor Ekstrinsik Gangguan


 Klien mengatakan (Asupan air eliminasi urine
sering bolak balik mengandung kapur)
ke kamar mandi ↓
untuk BAK Proses kristalisasi dan
 Klien mengatakan agresi substansi
stiap kali BAK ↓
Pengendapan
urinenya keluar
batu
sdikit-sedikit dan

berwarna kuning Pembentukan
keruh tetapi tuntas Batu Saluran
walau terasa sakit Kemih

DO : Hambatan aliran urine
 Urine tampak ↓
kuning keruh Gangguan eliminasi urine
 Kandung kemih
tidak teraba

3. DS : Faktor Ekstrinsik Ansietas


Klien mengatakan (Asupan air
sudah mengetahui mengandung kapur)
informasi tentang ↓
penyakitnnya Proses kristalisasi dan
Klien mengatakan agresi substansi
sangat cemas ↓
dengan kondisinya Pengendapan
saat ini batu
Klien sering bertanya ↓
pada perawat Pembentukan
tentang kondisinya Batu Saluran
Klien mengatakan Kemih
susah untuk ↓
memulai tidur Perubahan status ksehatan
karena memikirkan ↓
penyakit yang Ansietas
dialaminya

DO :
TD : 140/80 mmHg
RR : 24x/i
Nadi : 88x/i
Klien sering
menanyakan
apakah penyakit
yang dialaminya
bisa disembuhkan
Klien tampak gelisah

XIII. INTERVENSI KEPERAWTAN

Diagnosa Tujuan/ Kriteria Hasil Intervensi


No
Keperawatan (NOC) (NIC)
1. Nyeri akut NOC: NIC:
berhubungan Tingkat nyeri Manajemen Nyeri
dengan respon Kriteria :
obstruksi batu pada Berat 1, cukup berat 2,  Lakukan pengkajian nyeri
ginjal ditandai sedang 3, ringan 4, secara komperhensif
dengan: tidak ada nyeri 5 termasuk lokasi,
DS : karakteristik,durasi
 Klien mengeluh 1. Nyeri dilaporkan (4) frekuensi, kualitas dan
nyeri pada 2. Mengerang factor presipitasi.
pinggang dan dan meringis (4)  Observasi adanya
perut bagian 3. Ekspresi nyeri petunjuk nonverbal
bawah wajah (4) mengenai
Data Obyektif : 4. Tidak bisa ketidaknyamanan
 Tekanan darah : istrirahat (5)  Kendalikan faktor
140/80 mmHg lingkungan yang dapat
 Skala nyeri 6 mempengaruhi respon
(sedang) pasien terhadap
 Klien nampak ketidaknyamanan
meringis (misalnya suhu ruangan,
memegang pencahayaan, suara
perut bagian bising)
bawah dan  Ajarkan tentang teknik
non farmakologi (teknik
pinggang. relaksasi nafas dalam)
 Ada nyeri tekan  Dukung istirahat/tidur
pada perut yang adekuat untuk
bagian bawah membantu penurunan
dan pada area nyeri
pinggang.
 Ada nyeri ketok Pemberian analgesik
pada pinggang  Identifikasi adanya
bagian belakang riwayat alergi obat.
 Identifikasiperintah
pengobatan meliputi
obat, dosis,dan frekuensi

Monitor tanda-tanda vital


 Monitor tekanan darah,
nadi, suhu dan status
pernapasan dengan tepat

2. Gangguan Eliminasi NOC: NIC:


Urin berhubungan Eliminasi urine Manajemen Eliminasi
dengan Kriteria Hasil : Perkemihan
pembentukan batu sangat terganggu/berat (1),  Monitor eliminasi
saluran kemih banyak terganggu/cukup urine termasuk
ditandai dengan berat (2), cukup terganggu frekuensi, konsistensi,
/sedang (3), sedikit bau, volume, dan
batu saluran kemih terganggu/ringan (4), warna
ditandai dengan : tidak terganggu/ tidak  Ajarkan pasien untuk
DS : ada (5) minum 8 gelas per
 Klien hari pada saat makan,
mengatakan 1. Pola eliminasi (5) di antara waktu
sering bolak- 2. Bau urine (5) makan, dan di awal
balik WC (> 7 3. Warna urine (5) petang
kali/24 jam) 4. Kejernihan urine (5)  Ajarkan pasien
untuk buang air 5. Nyeri saat kencing (5) mengenai tanda dan
kecil 6.Frekuensi berkemih (5) gejala infeksi saluran
 Klien kemih
mengatakan Bantuan Berkemih
setiap kali  Berikan privasi untuk
BAK eliminasi
kencingnya Berikan cukup waktu
keluar sedikit- untuk pengosongan
sedikit dan kandung kemih (10
berwarna menit)
kuning keruh
tetapi tuntas
meskipun
terasa sakit.
DO:
 Urine tampak
kuning keruh
 Kandung kemih
tidak teraba

3. Ansietas NOC : NIC :


berhubungan dengan Tingkat Kecemasan Pengurangan Kecemasan
perubahan dalam : Kriteria hasil:  Dorong keluarga
status kesehatan berat (1), cukup berat untuk menemani
ditandai dengan : (2), sedang (3), pasien
DS : ringan (4), tidak ada (5)  Dengarkan dengan
 Klien penuh perhatian.
mengatakan 1. Distres (5) Instruksikan pasien
sudah 2. Wajah tegang (5) menggunakan teknik
mengetahui 3. Peningkatan tekanan relaksasi.
informasi darah, frekuensi  Atur penggunaan
tentang nadi, dan pernapasan obat-obatan untuk
penyakitnnya (5) mengurangi
4. Gangguan tidur (5) kecemasan secara
 Klien
mengatakan tepat.
sangat cemas  Identifikasi tingkat
dengan kondisi kecemasan
kesehatannya  Dorong pasien untuk
saat ini mengungkapan
perasaan,
 Klien sering
ketakutan, persepsi
bertanya pada
perawat tentang
kondisinya.
 Klien
mengatakan
susah untuk
memulai tidur
dikarenakan
memikirkan
penyakityang
dialaminnya.
DO :
 Tekanan
darah : 140/80
mmHg
RR : 24x/i
Nadi : 88x/i
 Klien sering
menanyakan
apakah
penyakit yang
dideritanyabisa
disembuhkan.
 Klien nampak
gelisah
 Klien berulang
kali
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN

Nama Pasien : Tn. S Diagnosa Medis : Batu Saluran Kemih (BSK)


Nama Ibu : Ny. R No. RM : 06 10 79
Ruangan : Kelas III Bedah (Dewasa)

N Hari Jam
Dx Implementasi Evaluasi Paraf
o / Tgl
1 Rabu 1 S:
. 05/08/20 14.30 WIB  .Memonitor tanda tanda Klien mengatakan
vital Hasil : perutnya masih
TD : 140/80 mmHg sakit tembus
Nadi : 88 x/menit hingga belakang
Suhu : 36,7 o
C terutama saat ia
Pernapasan: 24 x/menit BAK, nyerinya
hilang timbul dan
14.40 WIB  Melakukan pengkajian rasanya seperti
nyeri secara tertusuk-tusuk
komperhensif termasuk O :
lokasi, karakteristik,  Tekanan darah:
durasi frekuensi, kualitas 130/80 mmHg
dan faktor presipitasi.  RR : 22x/i
Hasil :
 Nadi : 84 x/i
Klien mengeluh nyeri
 Skala nyeri 5
pada pinggang dan
perut bagian bawah  Klien nampak
tembus hingga meringis
belakang. Nyeri memegang perut
bertambah parah ketika bagian bawah dan
buang air kecil, nyei pinggang.
seperti tertusuk-tusuk A :
dan sering menjalar  Masalah nyeri
hingga genitalia. belum teratasi
Dengan skala nyeri 6 P :
14.50 WIB dan nyerila hilang Intervensi
timbu dilanjutkan
 Lakukan
 Mengobservasi reaksi pengkajian nyeri
nonverbal dari secara
ketidaknyamanan. komperhensif
Hasil : termasuk lokasi,
14.55 WIB Klien nampak karakteristik,
meringis memegang durasi frekuensi,
perut bagian bawah kualitas dan factor
dan pinggang. presipitasi.
 Observasi reaksi
 Mengajarkan tentang nonverbal dari
teknik non ketidaknyamanan
farmakologi (Teknik  Observasi tanda-
nafas dalam) tanda vital.
15.00 WIB Hasil :  Kontrol
Klien Nampak lingkungan yang
mengikuti apa yang dapat
diajarkan (teknik mempengaruhi
relaksasi nafas dalam nyeri seperti suhu
dan distraksi) ruangan,
pencahayaan dan
 Menganjurkan klien kebisingan
untuk meningkatkan berulang).
istirahat.  Kaji tipe dan
Hasil : sumber nyeri
Klien nampak mengerti untuk
dengan menentukan
apa yang dianjurkan intervensi.
dan akan  Ajarkan tentang
melakukannya. teknik non
farmakologi
(teknik relaksasi
nafas dalam)
 Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
 Tingkatkan
istirahat

2 Rabu 2 15.05 WIB  Mengajarkan pasien S:


05/08/20 untuk minum200 ml  Klien
cairan pada saat mengatakan
makan, di antara BAK masih
waktu makan dan di terasa sakit,
awal petang masih butuh
Hasil : waktu cukup
Klien mengerti dan lama untuk
bersedia mengikuti menuntaskan
instruksi yang BAK-nya dan
diberikan urine masih
15.15 WIB berwarna kuning
 Mengajarkan pasien keruh
tentang tanda dan O:
gejala infeksi  Klien nampak
15.20 WIB saluran cukup lama saat
kemih yang
harus dilaporkan masuk WC,
(misalnya demam, warna urine
menggigil, nyeri kuning keruh
pinggang,
A:
hematuria,  Masalah
serta gangguan
konsistensi dan bau eliminasi urin
urine) Hasil : klien belum teratasi
mengerti dengan P : Intervensi tetap
15.30 WIB tanda dan gejala dilanjutkan
infeksi yang  Pantau eliminasi
dijelaskan perawat urine, meliputi
frekuensi,
 Memberikan cukup konsistensi, bau,
16.00 WIB waktu untuk volume, dan
pengosongan warna jika perlu
kandung kemih (10  Ajarkan pasien
menit) untuk minum
200 ml cairan
Hasil :
pada saat
klien mengatakan
makan, di antara
butuh waktu agak
waktu makan,
lama bila BAK
dan di awal
sampai tuntas
petang
 Memberikan privasi  Berikan privasi
untuk eliminasi untuk eliminasi
Hasil :  Berikan cukup
menutup pintu WC waktu untuk
saat klien BAK pengosongan
kandung kemih
 Memantau eliminasi (10 menit)
urine, meliputi  Ajarkan pasien
frekuensi, konsistensi tentang tanda
Hasil : dan gejala
Klien mengatakan infeksi saluran
BAK sudah 2 kali sejak kemih yang
pagi tadi, warna urine harus dilaporkan
kuning keruh (misalnya
demam,
menggigil, nyeri
pinggang,
hematuria, serta
perubahan
konsistensi dan
bau urine)
3 Rabu 14.30 WIB  Memonitor tanda-tanda S:
. 05/08/20 vital  Klien
Hasil : mengatakan
TD:130/80 mmHg Nadi masih sangat
: 88 x/menit cemas dengan
Temp: 36,7 ⁰C  kondisinya, klien
RR : 22 x/i juga mengatakan
16.15 WIB
 Mendorong klien untuk kawatir bila harus
mengungkapkan
perasaan, ketakutan dan
persepsi pasien untuk susah untuk
mengungkapkan memulai tidur
perasaan, ketakutan, karena selalu
persepsi. mimikirkan
Hasil : kondisinya
klien mengatakan O:
sangat cemas dengan  Klien masih
penyakitnya, klien juga nampak cemas
mengatakan takut bila  Klien sering
harus dioperasi. bertanya
16.25 WIB
mengenai
 Mendengarkan dengan
kondisinya
penuh perhatian
 Tekanan darah:
Hasil :
130/90 mmHg
Klien menceritakan
 RR : 22x/i
segala keluhan yang ia
16.40 WIB  Nadi : 84x/i
rasakan selama sakit.
 Klien
 Mengidentifikasi
tingkat kecemasan masuk
Hasil : dalam tingkat
klien masuk dalam kecemasan sedang.
tingkat kecemasan A :
17.00 WIB sedang.  Masalah ansietas
belum teratasi
 Mendorong keluarga
untuk menemani pasien P : Intervensi
Hasil : dilanjutkan
keluarga selalu  Dorong keluarga
menemani pasien saat untuk menemani
16.00 WIB di rumah sakit. pasien
 Dengarkan
 Mengontrol lingkungan dengan dengan
yang dapat penuh
mempengaruhi nyeri perhatian
seperti suhu ruangan,  Identifikasi tingkat
pencahayaan dan kecemasan
kebisingan berulang)  Dorong pasien
Hasil : untuk
Membatasi pengunjung mengungkapan
dan mengontrol perasaan,
kebisingan. ketakutan,
persepsi
 Instruksikan pasien
menggunakan
teknik relaksasi.

.
1 Kamis,  Memonitor tanda tanda
06/08/20 vital
Hasil :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5 o
C
Pernapasan: 22 x/menit

 Melakukan pengkajian
nyeri secara
komperhensif termasuk
lokasi, karakteristik, S :
durasi frekuensi, kualitas  Klien
dan faktor presipitasi. mengatakan
Hasil :
perutnya masih
Klien mengeluh nyeri
pada pinggang dan sakit tembus
perut bagian bawah hingga belakang
tembus hingga terutama saat ia
belakang. Nyeri BAK, nyerinya
bertambah parah ketika seperti tertusuk-
buang air kecil, nyei tusuk dan
seperti tertusuk-tusuk
dan sering menjalar
hingga genitalia. hingga
Dengan skala nyeri 6 kemaluannya
dan nyerila hilang
timbu O:
 TD:120/80
 Observasi reaksi mmHg
nonverbal dari  RR : 20x/i
ketidaknyamanan.  Nadi : 80x/i
Hasil :
Klien nampak  skala nyeri 5
meringis memegang  Klien nampak
perut bagian bawah meringis
dan pinggang. memegang perut
bagian bawah
 Mengajarkan tentang dan pinggang
teknik non
farmakologi (Teknik A:
nafas dalam)  Masalah nyeri
Hasil : belum teratasi
Klien Nampak
mengikuti apa yang P : Intervensi
diajarkan (teknik dilanjutkan
relaksasi nafas dalam  Lakukan
dan distraksi)
pengkajian nyeri
 Menganjurkan klien
untuk meningkatkan secara
istirahat. komperhensif
Hasil : termasuk lokasi,
Klien nampak mengerti karakteristik,
dengan durasi frekuensi,
apa yang dianjurkan kualitas dan
dan akan factor presipitasi.
melakukannya.
 Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
 Observasi tanda-
tanda vital.
 Kontrol
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
berulang).

 Kaji tipe dan


sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi.
 Anjurkan tentang
teknik non
farmakologi
(teknik relaksasi
nafas dalam)
 Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
 Tingkatkan
istirahat

2 Kamis,  Ajarkan pasien untuk


06/08/20 minum200 ml cairan
pada saat makan, di  Klien mengatakan
antara waktu makan saat BAK masih
dan di awal petang terasa sakit
Hasil : sehingga butuh
Klien mengerti dan waktu lumayan
bersedia mengikuti
lama untuk
instruksi yang
diberikan menuntaskan

 Ajarkan pasien O:
tentang tanda dan  Klien nampak
gejala infeksi cukup lama saat
saluranmasuk WC, warna
kemih yang urine kuning keruh
harus dilaporkan
(misalnya demam, A:
menggigil, nyeri  Masalah gangguan
pinggang,
eliminasi urin
hematuria,
belum teratasi
serta
konsistensi dan bau P :Intervensi tetap
urine) Hasil : klien dilanjutkan
mengerti dengan  Pantau eliminasi
tanda dan gejala urine, meliputi
infeksi yang frekuensi,
dijelaskan perawat konsistensi, bau,
volume, dan warna
 Berikan cukup waktu
untuk pengosongan jika perlu
kandung kemih (10  Ajarkan pasien
menit) untuk minum 200
ml cairan pada saat
Hasil : makan, di antara
klien mengatakan
waktu makan, dan
butuh waktu agak
lama bila BAK di awal petang
sampai tuntas  Berikan privasi
untuk eliminasi
 Berikan privasi untuk  Berikan cukup
eliminasi waktu untuk
Hasil :
pengosongan
menutup pintu WC
saat klien BAK kandung kemih (10
 Memantau eliminasi menit)
urine, meliputi  Ajarkan pasien
frekuensi, konsistensi tentang tanda dan
Hasil : gejala infeksi
Klien mengatakan
saluran kemih yang
BAK sudah 2 kali sejak
pagi tadi, warna urine harus dilaporkan
kuning keruh (misalnya demam,
menggigil, nyeri
pinggang,
hematuria, serta
perubahan
konsistensi dan bau
urine)

3 Kamis,  Monitor tanda-tanda


. 06/08/20 vital
Hasil :
TD:130/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Temp: 36,5 ⁰C
RR : 22 x/i

 Mendorong klien untuk


mengungkapka
perasaan, ketakutan dan
persepsi
Hasil :
klien mengatakan
sangat cemas dengan S :
penyakitnya, klien juga  Klien
mengatakan takut bila mengatakan
harus dioperasi. masih sangat
cemas dengan
 Mendengarkan dengan kondisinya, klien
penuh perhatian juga mengatakan
Hasil : kawatir bila
Klien menceritakan harus
segala keluhan yang ia
rasakan selama sakit.
susah untuk
 Identifikasi tingkat memulai tidur
kecemasan karena selalu
Hasil : mimikirkan
klien masuk dalam kondisinya
tingkat kecemasan
sedang. O:
 Klien masih
 Mendorong keluarga nampak cemas
untuk menemani pasien
 Klien sering
Hasil :
keluarga selalu bertanya
menemani pasien saat mengenai
di rumah sakit. kondisinya
 TD : 120/80
 Mengontrol lingkungan mmHg
yang dapat  RR : 20x/i
mempengaruhi nyeri  Nadi : 80x/i
seperti suhu ruangan,
 Temp : 36,5⁰C
pencahayaan dan
kebisingan berulang) A:
Hasil :
 Masalah ansietas
Membatasi pengunjung
belum teratasi
dan mengontrol
kebisingan. P : Intervensi
dilanjutkan
 Dorong keluarga
untuk menemani
pasien
 Dengarkan dengan
dengan penuh
perhatian
 Identifikasi tingkat
kecemasan
 Dorong pasien
untuk
mengungkapan
perasaan,
ketakutan, persepsi
Instruksikan pasien
menggunakan
teknik relaksasi

N Hari/
Dx Jam Implementasi Evaluasi Paraf
o Tgl
1 Jum’at,  Monitor tanda tanda vital S :
07/08/20 Hasil :
TD : 120/80 mmHg  Klien mengatakan
Nadi : 80 x/menit perutnya masih
Suhu : 36,5 o
C sakit terutama saat
Pernapasan:20 x/menit ia BAK, tetapi
nyerinya sudah
 Lakukan pengkajian nyeri sangat jauh
secara komperhensif berkurang
termasuk lokasi, dibandingkan
karakteristik, durasi dengan awal ia
frekuensi, kualitas dan masuk RS
faktor presipitasi.
Hasil : O:
Klien mengeluh nyeri  Tekanan darah:
pada pinggang dan perut 110/80 mmHg
bagian bawah tembus  Nadi : 78 x/i
hingga belakang. Nyeri  RR : 20x/i
bertambah parah ketika
buang air kecil, nyei  Skala nyeri 3
seperti tertusuk-tusuk  Klien nampak
dan sering menjalar menunjuk area
hingga genitalia. yang nyeri saat
Dengan skala nyeri 4 BAK
dan nyeri hilang timbul
A:
 Observasi reaksi  Masalah nyeri
nonverbal dari teratasi
ketidaknyamanan.
Hasil : P:
Klien nampak meringis  Intervensi
memegang perut bagian dihentikan ( klien
bawah dan pinggang. PBJ)
 Mengajarkan tentang
teknik non farmakologi
(Teknik nafas dalam)
Hasil :
Klien Nampak
mengikuti apa yang
diajarkan (teknik
relaksasi nafas dalam
dan distraksi)
 Menganjurkan klien untuk
meningkatkan istirahat.
Hasil :
Klien nampak mengerti
dengan
apa yang dianjurkan dan
akan
melakukannya.

2 Jum’at,   Ajarkan pasien untuk S:


07/08/20 minum200 ml cairan  Klien
pada saat makan, di mengatakan
antara waktu makan
pagi ini BAK
dan di awal petang
Hasil : baru 1 kali,
Klien mengerti dan warna urine
bersedia mengikuti kuning, klien
instruksi yang mengatakan
diberikan saat BAK
masih terasa
 Ajarkan pasien tentang
tanda dan gejala sedikit nyeri
infeksi
O:
 warna urine
saluran
kuning
kemih
A:
yang  Masalah
gangguan
harus dilaporkan eliminasi urine
(misalnya demam,
teratasi
menggigil, nyeri
P:
pinggang, Intervensi dihentikan
( klien PBJ)
hematuria,

serta perubahan
konsistensi dan bau
urine) Hasil : klien
mengerti dengan tanda
dan gejala infeksi yang
dijelaskan perawat

 Berikan cukup waktu


untuk pengosongan
kandung kemih (10
menit)
Hasil :
klien mengatakan
tidak butuh waktu lama
lagi bila BAK sampai
tuntas

 Berikan privasi untuk


eliminasi
Hasil :
menutup pintu WC
saat klien BAK

 Memantau eliminasi
urine, meliputi frekuensi,
konsistensi
Hasil :
Klien mengatakan BAK
sudah 2 kali sejak pagi
tadi, warna urine kuning
keruh
MIND MAPPING PASIEN BSK PADA Tn. S DIRUANG RAWAT INAP
KELAS III BEDAH (DEWASA) RSUD KOTA SUBULUSSALAM

KU : nyeri pinggang dan Nama : Tn. S DEFENISI : Batu Saluran Kemih


nyeri perut bagian bawah Tgl lahir : 15 Mei 1966 adalah penyakit dimana didapatkan
No. RM : 06 10 79 material keras seperti batu yang
Tgl pengkajian : 04 Agst 2020 terbentuk di sepanjang saluran
kemih baik saluran kemih atas
(ginjal dan ureter) dan saluran
RKS : Klien masuk RSUD Kota kemih bawah yang dapat
Subulussalam dengan keluhan menyebabkan nyeri, perdarahan,
nyeri pinggang dan nyeri perut BATU SALURAN penyumbatan aliran kemih dan
bagian bawah menjalar sampai ke
belakang, hal ini dialami klien KEMIH infeksi. Batu ini bisa terbentuk di
dalam ginjal (batu ginjal). Batu ini
sejak 1 hr sebelum masuk RS.
terbentuk dari pengendapan garam
Warna urine klien kuning keruh
kalsium, magnesium, asam urat
sejak 1 bulan yang lalu, klien
dan sistein (Chang, 2009 dalam
merasa nyeri pada saat BAK,
Wardani, 2014).
mual(+), muntah(-), demam (_-)

Airway Breathing Exposure Pemeriksaan 12 syaraf HR : 88x/i GI


I: Hidung I: Pasien bernafas I: Kesadaran (CM) cranial I: Makana scara
pasien deengan spontan, GCS : 15, N. 1 (olfactorius) : dbn oral, Nafsu
bernafas tidak ada
Konjungtiva pucat N. 2 (opticus) : dbn Folley makan (+), nyri
spontan hambatan, RR :
P: - 24x/i (-/-), sklera ikterik N. 3 (oculomotoris) : dbn uluhati (-), mual
Catheter
P: Bunyi P: Taktil fremitus (+/+), tingkat N. 4 (troklearis) :dbn (+), muntah (-)
ketergantungan N. 5 (trigeminus) :dbn pasien tidak P: -
nafas ka/ki normal
Vesikuler P: Rongga thorax (pertial care), N. 6 (abduscen) :dbn terpasang P: Bunyi soepel
A: - sonor Temp: 36,7⁰C, N. 7 (Facialis) : dbn A: Peristaltik
A: bunyi paru Pupil bulat dan N. 8 usus (+)
Circulation Vesikuler
isokor (vestibulocochlearis) : dbn
I: Capillary P: - N. 9 (glossopharingeal) :
refill < 2 dbn
Disability P: -
detik, mukosa
I: Lemah, ADL A: - N. 10 (Vagus) : dbn
bibir merah,
TD : dibantu N. 11 (accesorius) : dbn
140/90mmHg P: - N. 12 (hipoglamus) : dbn
P:akral P: -
hangat A: -
P: -
A: -
DAFTAR PUSTAKA

Judith, M. W. (2016). Diagnosa Keperawatan, Diagnosa Nanda 1, Intervensi


NIC, Hasil NOC edisi 10, Jakarta : EGC

Nur Arif Amin Huda. ( 2016). Asuhan Keperawatan Praktis, Nanda, NIC, NOC
Edisi revisi jilid 1, Jakarta : Media Action.

Yuniarti, Y. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Tn. J Dengan Gangguan Sistm


Perkemihan (Vesikolitiasis) Diruang Lambu Barakati RSU
Bahteramas Kendari. Repository.poltekkes-kdi.ac.id ( 05 Agustus
2020)
LEMBAR KONSUL

HARI/TGL MATERI SARAN PARAF


Sabtu,  Cover
15/08/2020  Kata pengantar
 Daftar isi
 Laporan pendahuluan
 Laporan Kasus
 Daftar pustaka

Rabu,  Laporan pendahuluan


19/08/2020  Laporan Kasus
 Daftar pustaka

Sabtu,  Laporan pendahuluan


22/08/2020  Laporan Kasus

Sabtu,  Cover
29/08/2020  Kata pengantar
 Daftar isi
 Laporan pendahuluan
 Laporan Kasus
 Daftar pustaka
NAMA MAHASISWA :

TEMPAT PRAKTEK : RSUD KOTA SUBULUSSALAM

HARI / TANGGAL : SENIN – SABTU

03-08 AGUSTUS 2020

RUANG : RAWATAN BEDAH KELAS III

JUDUL KASUS : ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN GANGGUAN

SISTEM PEKEMIHAN : BATU

SALURAN KEMIH

Anda mungkin juga menyukai