Disusun Oleh:
Nor Atia
NIM: 11194692110114
Banjarmasin, …………………….
Menyetujui,
RSUD Ulin Banjarmasin Program Studi Profesi Ners
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)
………………………………… ………………………………
NIK. NIK.
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL KASUS : Penyakit Open Neprolithotomy
NAMA MAHASISWA : Nor Atia
NIM : 11194692110114
Banjarmasin, …………………….
Menyetujui,
RSUD Ulin Banjarmasin Program Studi Profesi Ners
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)
………………………………… ………………………………
NIK. NIK.
Mengetahui,
Ketua Jurusan Program Studi Profesi Ners
penyaringan darah dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zatzat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat- zat yang
tidak di pergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa
(sepasang ginjal dan ureter), dan saluran kemih bawah (satu saluran
1) Ginjal
ureter, yang mengalirkan air kemih dari pelvis renalis (bagian ginjal
kemih. Setiap ginjal terdiri atas 1-4 juta nefron.21 Selama 24 jam
2) Ureter
di tiga tempat yaitu di titik asal ureter pada pelvis ginjal, di titik saat
bisa lewat menuju ke dalam saluran kemih. Air kemih yang secara
1) Saluran Kemih
menuju uretra.
2) Uretra
sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan uretra disini
B. Pengertian
Nefrolitotomi yaitu salah satu teknik bedah urologi dengan melakukan
insisi pada ginjal untuk mengangkat batu”. (Smeltzer, S.C.,dan Bare,
B.G., alih bahasa : Kuncara H.Y., dkk, 2016:1466)
Nefrolitotomi adalah pembedahan terbuka untuk mengambil batu pada
saluran ginjal”. (Purnomo, Basuki.B., 2017 : 65)
Dua pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Nefrolitotomi
adalah tindakan bedah urologi dengan melakukan insisi pada ginjal untuk
mengeluarkan batu pada saluran ginjal.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas bahwa gagal ginjal kronik
ec nefrolithiasis bilateral dan post nefrolitotomi kiri adalah suatu kondisi
dimana terjadi penurunan fungsi ginjal diakibatkan oleh batu yang
terbentuk pada tubuli ginjal atau berada di kaliks, infundibulum, pelvis
ginjal dan bahkan bisa mengisi seluruh pelvis serta kaliks ginjal yang
menyebabkan obstruksi pada saluran kemih. Tindakan untuk mengatasi
hal tersebut dilakukan nefrolitotomi yaitu mengangkat batu yang berada
pada saluran ginjal.
C. Etiologi
Menurut Purnomo, Basuki.B., 2017 : 57, terbentuknya batu ginjal
diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urine, gangguan
metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain
yang masih belum terungkap. Secara epidemiologis terdapat beberapa
faktor yang mempermudah terjadinya batu ginjal (nefrolithiasis) pada
seseorang, yaitu :
1) Faktor Intrinsik :
a) Herediter
Penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya
b) Umur
Penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
c) Jenis kelamin
Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan
pasien perempuan
2) Faktor Ekstrinsik :
a) Geografi
Pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu ginjal
lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai
daerah stone belt (sabuk batu), sedangkan daerah Bantu di Afrika
selatan hampir tidak dijumpai.
b) Iklim dan temperatur
c) Asupan air
Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air
yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu ginjal.
d) Diet
Diet banyak purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya
batu ginjal
e) Pekerjaan
Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak
duduk atau kurang aktifitas atausedentary life.
D. Klasifikasi
Komposisi kimia yang tersaluran dalam batu ginjal dan saluran
kemih dapat diketahui dengan menggunakan analisis kimia khusus untuk
mengetahui adanya kalsium, magnesium, amonium, karbonat, fosfat,
asam urat oksalat, dan sistin.
a. Batu kalsium
Terdiri dari batu kalsium okslat dan kalsium fosfat (merupakan jenis
batu ginjal yang paling umum). Disebabkan karena terlalu banyaknya
okslat dalam urin atau disebut hiperkalsuria. Urin memiliki berbagai
limbah di dalamnya, jika terlalu banyak limbah dalam cairan yang
terlalu sedikit, kristal dapat mulai terbentuk. Kristal-kristal ini dapat
mulai menempel ke kalsium ketika urin di produksi oleh ginjal dan
membentuk massa padar yaitu batu ginjal.
b. Batu asam urat
Tidak berkaitan dengan hiperurokosuria tetapi karena
penurunan kelarutan asam urat karena pH urin yang rendah. Batu
urat terbentuk dengan mekanisme kelebihan produksi, peningkatan
sekresi tubular, atau penurunan reabsorbsi tubular. Hasil asam urat
sebagai produk akhir yang relatif tidak larut adari metabolisme purin.
Konsentrasi asam urat dalam plasma tergantung pada konsumsi
makanan, sintetis de novo purin, dan eliminasi asam urat oleh ginjal
dan usus.
c. Batu struvit
Campuran magnesium, amonium fosfat dan apatit karbonat yang
terbentuk ketika saluran kemih terinfeksi mikroorganisme yang
memiliki enzim urease seperti golongan proteus, providencia,
klebsiella, psuedommas, dan enterococci.
d. Batu sistin
Ditemukan pada pasien dengan kelainan bawaan pada
transfortasi asam amino pada ginjal dan usus yang menyebabkan
peningkatan ekskresi lisin, ornithin, sistin, dan arginin karena
gangguan reabsorbsi di nefron. Batu terbentuk karena terbatasnya
kelarutan sistin. Kelarutan sistin lebih tinggi dalam urin alkali, berkisar
175-360 mg/L di urin pada pH lebih dari 7.0. tujuan menjaga
konsentrasi sistin dibawah 240 mg/L pada pH urin 7.0 untuk menjaga
kelarutan.
E. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala yang dapat ditemukan dan dirasakan pada
pasien Nefrolitotomi yaitu :
a. Nyeri
Nyeri mungkin bisa berupa nyeri kolik ataupun bukan
kolik. Nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltic otot polos
sistem kalises ataupunn ureter meningkat dalam usaha
untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih.
b. Batu di ginjal dapat menimbulkan obstruksi dan infeksi.
c. Hematuria yang disebabkan akibat trauma mukosa saluran
kemih karena batu.
d. Demam
e. Perubahan dalam Buang air kecil dan warna urin
Apabila ginjal manusia mengalami gangguan maka akan
terjadi gangguan pada pembentukan urin,baik dari
warna,bau dan karakterisitiknya.
f. Tubuh mengalami pembengkakan
Ketika ginjal gagal untuk melakukan fungsinya, yakni
mengeluarkan cairan atau toksin dalam tubuh , maka tubuh
akan dipenuhi cairan yang mengakibatkan pembengkakan
terhadap beberapa bagian tubuh, diantaranya di bagian
kaki, pergelangan kaki, wajah dan atau tangan.
g. Tubuh cepat lelah / kelelahan
h. Bau Mulut / ammonia breath
i. Gangguan gastrointestinal: Rasa Mual dan Ingin Muntah .
F. Patofisiologi
Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi
dan infeksi saluran kemih. Batu yang dibiarkan di dalam saluran kemih
dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal, poineprosis, urosepsis, dan
kerusakan ginjal permanen (gagal ginjal). 75% dari batu ginjal adalah
batu kalsum. 60% tersusun dari kalsium okslat, 20% dari campuran
kalsium okslat dan hydroxyapatie, 10% dari asam urat dan struvite
(magnesium ammonium fosfat) dan 2% adalah batu brushite.
Mekanisme pembentukan batu ginjal atau saluran kemih tidak
diketahui secara pasti, akan tetapi beberapa buku menyebutkan
proses terjadinya batu dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
a. Adanya presipitasi garam-garam yang larut dalam air seni,
dimana apabila air seni jenuh akan terjadi pengendapan.
b. Adanya inti (nidus). Misalnya adanya infeksi kemudian terjadi
tukak, dimana tukak ini menjadi pembentukan batu, sebagai
tempat menempelnya partikel-partikel batu pada inti tersebut.
c. Perubahan pH atau adanya koloid lain di dalam air seni akan
menetralkan muatan dan menyebabkan terjadinya
pengendapan.
Terbentuknya batu bisa disebabkan ileh berbagai macam
mekanisme. Supersaturasi yang berlebihan adalah penyebab
terbentuknya batu asam urat atau batu sistin, sementara batu infeksi
disebabkan oleh metabolism bakteri. Sementara batu yang paling
sering, yaitu batu yang mengandung kalsium, masih belum
sepenuhnya dimengerti penyebabnya.
Terbentuk atau tidaknya batu juga ditentukan oleh adanya
keseimbangan antra zat pembentukan batu dan inhibitor. Beberapa
inhibitor batu antara lain ion magnesium yang dapat menghambat
pembentukan batu karena jika berikatan dengan okslat, membentuk
garam magnesium okslat sehingga jumlah okslat yang akan berikatan
dengan kalsium akan menurun.
PATHWAY
Nefrolithotomi
Pendarahan
Syok hipovolemik
H. Penatalaksanaan Medis
a. Medikamentosa
Ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5
mm, karna diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi
yang diberikan bertujuan untuk mengurangi nyeri,
memperlancar aliran urine dengan pemberian diuretikum,
dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar
dari saluran kemih.
b. ESWL ( Extracorporeal Shockwae Lithotripsy)
Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan
pertama kali oleh Caussy pada tahun 1980. Alat ini dapat
memecah batu ginjal, batu ureter proksimal, atau batu buli-
buli tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa pembiusan.
Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga
mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. Tidak jarang
pecahan batu yang sedang keluar menimbulkan perasaan
nyeri kolik dan hematuria.
c. Endourologi
Tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu
saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan
kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat
yang dimasukkan langsung kedalam saluran kemih. Alat itu
dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit
(perkutan). Proses pemecahan batu dapat dilakukan secara
mekanik, dengan memakai energi hidraulik, energi
gelombang suara, atau dengan energi laser. Beberapa
tindakan endourologi yaitu :
1) PNL ( Percutaneous Nephro Litholapaxy)
Usaha mengeluarkan batu yang berada di dalam saluran
ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke
sistem kalises melalui insisi pada kulit. Batu kemudian
dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi
fragmen-fragmen kecil.
2) Litotripsi
Memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan
memasukkan alat pemecah batu ke dalam buli-buli.
Pecahan batu dikeluarkan dengan evakuator Ellik.
3) Ureteroskopi atau ureto-renoskopi
Memasukkan alat utereskopi per-uretram guna melihat
keadaan ureter atau sistem pielokaliks ginjal. Dengan
memakai energi tertentu, batu yang berada di dalam
ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui
tuntutan uteroskopi/uterorenoskopi ini.
4) Ektraksi dormia
Mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui
alat keranjang Dormia.
d. Bedah Laparoskopi
Pembedahan laparoskopi untuk mengambil batu
saluran kemih saat ini sedang berkembang. Cara ini banyak
dipakai untuk mengambil batu ureter.
e. Bedah terbuka
Pembedahan terbuka itu antara lain adalah
pielolitotomi atau nefrolitotomi unutk mengambil batu pada
saluran ginjal, dan ureterolitotomi untuk batu di ureter. Tidak
jarang pasien harus menjalani tindakan nefrektomi atau
pengambilan ginjal karena ginjalnya sudah tidak berfungsi
dan berisi nanah (pionefrosis), korteks sudah sangat tipis,
atau mengalami pengkerutan akibat batu saluran kemih
yang menimbulkan obstruksi dan infeksi yang menahun.
i. Penatalaksanaan Persiapan Operasi
1. Pre Operatif
Penatalaksanaan keperawatan pre operasi adalah lebih
kepada bagaimana menjelaskan kepada pasien dan
keluarga mengenai prosedur operasi, bagaimana mengatasi
cemas sebelum operasi.
2. Post Operatif
Penatalaksanaan pos operasi adalah mengajarkan pasien
bagaimana melatih pernafasan dan batuk yang baik dan
benar untuk mengurangi rasa nyeri. Berkolaborasi dengan
tenaga medis dalam pemberian antemetik untuk mencegah
terjadinya muntah yang berhubungan dengan mengurangi
sakit yang ditimbulkan oleh tegangnya otot-otot perut.
Melakukan perawatan luka post operasi untuk mencegah
terjadinya
I. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Keluhhan utama
Biasanya keluhan utama klien merasakan nyeri,
akut/kronik dan kolik yang menyebar ke paha dan
genetelia. Yang dimana keluhan yang paling dirasakan
oleh oasien itu sendiri adalah terjadi penurunan produksi
miksi
2) Riwayat kesehatan lalu
Biasanya klien yang menderita penyakit batu ginjal,
pernah menderita penyakit infeksi saluran kemih. Riwayat
terpapar toksin, obat nefrotik dengan penggunaan
berulang, riwayat tes diagnostik dengan kontras
radiografik.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Tidak adanya anggota keluarga yang memiliki riwayat
ginjal.
4) Riwayat kesehatan sekarang
Tidak bisa BAK (produksi sedikit), sering BAK pada
malam hari, kelemahan otot atau tanpa keluhan lainnya.
b. Pengkajian fisik
1) Keadaan umum : klien tampak sakit sedang, nyeri
dibagian punggung bawah hingga pangkal paha dan
gangguan dalam berkomunikasi.
2) Kesadaran : apatis
Eye : 3
Verbal : 4
Motorik : 5
3) Tanda-tanda vital :
Nadi : 60-100 x/menit
Respirasi : 16-2 0x/menit
Suhu tubuh : 37 derajat c
Tekanan darah : 100-120 / 10-80 mmHg
4) Pemeriksaan fisik head to toe
a) Kepala
Inspeksi : bentuk bulat, tidak ada lesi, distribusi
rambut baik, warna rambut hitam
b) Mata
Inspeksi : strabismus, konjungtiva tidak anemis
c) Telinga
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, terlihat sedikit
serumen, tidak ada lesi.
d) Hidung
Inspeksi : tidak ada polip ataupun lesi.
e) Mulut
Inspeksi : bau mulut (ammonia breath), tidak ada
lesi, terkadang timbul stomatitis.
f) Leher
Inspeksi dan palpasi : tidak ada pembesaran kelenjat
tiroid dan vena jugularis.
g) Dada
Ispeksi : bentuk dada normal, pergerakan dada
simetris.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, ekspansi paru
simetris saat inspirasi dan ekspirasi.
Perkusi : suara resonan.
Auskultasi : tidak ada bunyi wheezing
h) Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi
Auskultasi : terdengar bising usus
Perkusi : tidak terdapat massa abdomen, bunyi
timpani.
Palpasi : sedikit mengertas dan adanya nyeri tekan
pada perut bagian bawah
i) Ekstremitas atas
Inspeksi : pergerakan tangan kanan dan kiri baik,
ROM baik.
j) Ekstremitas bawah
Inspeksi : pergerakan tangan kanan dan kiri baik,
ROM aktif.
k) Genetalia
Inspeksi : penyebaran rambut pubis merata,
kebersihan baik.